Peralatan Pendukung Pembuatan Alat.

f Alat Las Dalam pembuatan mesin pendingin dibutuhkan peralatan las yang berguna untuk menyambung pipa kapiler dan sambungan pipa-pipa menuju komponen-komponen utama mesin pendingin. Gambar 3.14 memperlihatkan alat las gas yang digunakan untuk menyambung pipa kapiler dan komponen- komponen mesin pendingin. Gambar 3.14 Alat Las. g Bahan las Bahan las atau bahan tambah yang digunakan dalam penyambungan pipa kapiler menggunakan bahan tambah perak, kuningan, dan borak. Untuk bahan tambah borak digunakan jika penyambungan antara tembaga dan besi. Penggunaan bahan tambah dikarenakan pada proses pengelasan tembaga akan lebih merekat jika menggunakan borak sebagai pengikat. Gambar 3.15 memperlihatkan bahan las perak yang digunakan dalam proses pengelasan pipa kapiler untuk membuat sebuah sistem pendingin. Gambar 3.15 Perak Sebagai Bahan Tambah Las. Persiapan komponen harus dilakukan sebelum memulai tahap proses pembuatan mesin pendingin. Komponen yang harus dipersiapkan berupa komponen- komponen utama mesin pendingin dan alat bantu yang diperlukan dalam pembuatan mesin pendingin. Hal ini sangat perlu dilakukan karena akan mempercepat dan mempermudah proses selanjutnya dalam pembuatan mesin pendingin. Setelah semua komponen-komponen disiapkan, maka akan dilanjutkan pada proses penyambungan komponen-komponen mesin pendingin. Dalam proses ini pipa kapiler akan disambungkan ke kondensor, evaporator, filter dan kompresor. Pada proses penyambungan komponen-komponen menjadi sebuah sisitem pendingin, tidak boleh ada kebocoran pada saluran-saluranya. Proses penyambungan ini sendiri dilakukan dengan proses pengelasan. Selain penyambungan komponen-komponen utama, penyambungan alat ukur berupa dua buah manifold gauge juga dilakukan dengan teknik pengelasan. Gambar 3.16 memperlihatkan proses penyambungan komponen-komponen mesin pendingin dengan teknik pengelasan. Proses pengelasanya sendiri menggunakan bahan tambah berupa perak mengingat bahan yang akan disambung antara tembaga dan tembaga. Namun saat penyambungan antara pipa keluar evaporator ke arah kompresor, menggunakan bahan tambah borak dalam proses pengelasan karena bahan yang akan disambung antara tembaga dan besi. Gambar 3.16 Proses Pengelasan. Setelah proses penyambungan selesai, sebuah rangkaian sistem pendingin sudah terbentuk. Namun sebelum diisi refigeran, sebuah sistem pendingin harus divakumkan terlebih dahulu. Proses pemvakuman menggunakan pompa vakum yang sudah disiapkan sebelumnya. Pada proses pemvakuman dapat dilihat juga apakah sebuah rangkaian sistem pendingin yang dibuat mengalami kebocoran pada waktu proses penyambungan. Untuk mengetahui terjadinya kebocoran, busa sabun dioleskan pada pipa-pipa atau sambungan-sambungan dalam sistem tersebut. Apabila terdapat gelembung-gelembung udara, dapat dipastikan rangkaian sistem pendingin tersebut terdapat kebocoran dibagian yang diolesi busa sabun dan terdapat gelembung udara disekitarnya. Apabila terjadi kebocoran, harus di tambal ulang dengan cara di las dibagian yang mengalami kebocoran. Setelah sebuah rangkaian sistem tidak mengalami kebocoran, maka proses pemvakuman dapat dilakukan. Untuk menunjukkan rangkaian sistem pendingin tersebut benar-benar vakum dapat dilihat pada manifold gauge yang sudah terpasang. Apabila jarum pada manifold gauge menunjuk angka dibawah 0, dapat dipastikan rangkaian sistem tersebut sudah vakum dan siap diisi refiugeran. Gambar 3.17 memperlihatkan proses pemvakuman sebuah rangkaian sistem pendingin menggunakan pompa vakum. Gambar 3.17 Proses Pemvakuman Setelah rangkaian mesin pendingin dalam kondisi vakum, proses selanjutnya adalah pengisian refigeran. Jenis refigeran yang digunakan dalam mesin pendingin yang dibuat adalah R134a. Saat proses pengisian berlangsung tekanan pada manifold gauge warna biru tekanan rendah akan naik dan menunjuk angka 50 psi. Proses pengisian refigeran melalui selang yang dihubungkan ke dalam dob yang terhubung pada kompresor. Proses pengisian refigeran hampir sama dengan saat proses pemvakuman, tapi pada saat proses pengisian tidak menggunakan alat pompa vakum melainkan menggunakan tabung refigeran. Gambar 3.18 memperlihatkan proses pengisian refigeran. Gambar 3.18 Proses Pengisian Refigeran Setelah rangkaian pendingin diisi dengan refigeran, proses selanjutnya adalah proses uji coba. Proses uji coba ini sendiri sangat perlu dilakukan untuk mengetahui kinerja mesin pendingin. Saat proses uji coba perlu diperhatikan bagian-bagian penyambungan agar tidak terjadi kebocoran saat proses pengambilan data berlangsung. Selain itu, proses uji coba harus dilakukan menggunakan media yang didinginkan agar tercapai gambaran hasil pendinginan. Pada saat proses uji coba, diharapkan dapat menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi pada rangkaian sistem pendingin, sehingga saat proses pengambilan data tidak mengalami kendala.

3.4. Cara Pengambilan Data

Pengambilan data tekanan kerja kompresor beserta suhu keluar dan masuk kompresor, evaporator, kondensor dilakukan secara bersama-sama. Hal pertama yang dilakukan adalah mengecek posisi termokopel sesuai dengan tempat yang ditentukan. Selanjutnya untuk pengambilan data memerlukan proses sebagai berikut : 1. Pengecekan kebocoran Refrigeran pada mesin pendingin. 2. Mengisi air sebanyak 5 liter pada wadah yang disediakan ruang pendingin. 3. Memasang ujung kabel termometer pada dinding ruang pendingin dan menempelkannya pada air yang didinginkan. Gambar 3.19 memperlihatkan posisi kabel termometer yang digunakan untuk mengukur suhu air media yang didinginkan. Gambar 3.19 Pemasangan Kabel Termometer 4. Mengisolasi tempat air ruang pendingin agar tidak terjadi kontak langsung dengan udara luar. 5. Pemasangan termokopel pada pipa - pipa keluar dan masuk kompresor, kondensor dan evaporator. Seperti ditunjukan pada Gambar 3.20. Gambar 3.20 Pemasangan Termokopel 6. Pengecekan manifold gauge yang sudah terpasang sebelumnya pada mesin pendingin. 7. Setelah semua siap mesin pendingin siap untuk dihidupkan dan proses pengambilan data siap dilakukan. Dalam proses pengambilan data, ada beberapa hal yang perlu dicatat yaitu: T ruangan = suhu ruangan saat pengambilan data C. V air = volume air yang didinginkan C. T air = suhu air atau media yang didinginkan C. T1 = suhu refigeran saat keluar dari kompresor C. T2 = suhu refigeran saat masuk kondensor C. T3 = suhu refigeran saat keluar kondensor C. T4 = suhu refigeran saat masuk evaporator C. T5 = suhu refigeran saat keluar evaporator C. P1 = tekanan saat keluar kompresor psi. P2 = tekanan saat masuk kompresor psi. Proses pengambilan data diukur setiap 60 menit. Data tekanan diperoleh dari angka yang tertera pada manifold gauge yang telah dipasang pada mesin pendingin. Proses Pengambilan data dilakukan di dalam ruangan dengan suhu ruangan 29 °C. Aliran angin dan perubahan suhu akibat cuaca diabaikan dalam proses pengambilan data. Gambar 3.21 memperlihatkan saat proses pengambilan data. Gambar 3.21 Proses Pengambilan Data.

3.5 Cara Pengolahan Data

Dari data yang diperoleh dibuat tabel dan grafik agar mempermudah pemahaman tentang siklus mesin pendingin dengan pemanasan lanjut dan pendinginan lanjut. Data yang diperoleh juga digunakan untuk mendapatkan nilai entalpi dengan cara melihat grafik P-h diagram. Setelah nilai entalpi diketahui maka dapat digunakan untuk mengetahui karakterisitik mesin pendingin dengan cara menghitung besar kalor yang dilepas kondensor, kalor yang diserap evaporator, kerja kompresor dan COP dari mesin pendingin yang telah dibuat. BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Hasil Percobaan.

Hasil percobaan untuk nilai suhu dan tekanan pada titik-titik yang telah ditentukan Gambar 4.1 pada waktu tertentu disajikan pada Tabel 4.1. .Tabel 4.1 Hasil Percobaan Untuk Tekanan dan Suhu dari Waktu ke Waktu. Waktu o N menit P1 Psi P2 Psi T1 °C T2 °C T3 °C T4 °C T5 °C Tair °C 1 60 20 260 85,3 80,1 53,7 15,0 11,9 5,6 2 120 18 215 75,1 63,7 45,0 14,5 11,6 2,6 3 180 10 210 75,6 52,8 42,0 13,6 11,6 1,6 4 240 10 200 74,2 58,9 45,5 12,5 11 1,6 5 300 11 200 82, 4 65,0 45,5 10,8 7,7 0,6 6 360 9 180 71,3 53,1 40,1 9,2 5,3 -0,4 7 420 8 165 61,0 44, 4 36, 4 8,6 1,7 -1, 4 8 480 6 175 72,7 56,2 39,2 8,4 -1,5 -4, 4 9 510 5 170 67,1 51,2 37,5 8,1 -1,2 -6, 4 Keterangan : Pada saat pelaksanaan pengambil data, suhu ruangan sebesar 29 °C. Media yang didinginkan air, dengan volume 5 liter, dan suhu awal 28 °C. T air = suhu air atau media yang didinginkan °C. T1 = suhu refigeran saat keluar dari kompresor °C. T2 = suhu refigeran saat masuk kondensor °C. T3 = suhu refigeran saat keluar kondensor °C. T4 = suhu refigeran saat masuk evaporator °C. T5 = suhu refigeran saat keluar evaporator °C. P1 = tekanan saat keluar kompresor psi. P2 = tekanan saat masuk kompresor psi. Gambar 4.1 memperlihatkan titik-titik pemasangan alat ukur suhu dan tekanan pada saat proses pengambilan data. Gambar 4.1 Skema Pengukuran.