then untuk tiap kombinasi dinotasikan _ dari node-node dalam path do else untuk tiap a1 dalam header dari Tree do if Tree _ = _ 08: then panggil FP-growth Tree, _

besar sama dengan minimum support count akan dibangkitkan dengan Conditional FP-Tree 3. Tahap pencarian frequent itemset Apabila Conditional FP-Tree merupakan lintasan tunggal single path, maka didapatkan frequent itemset dengan melakukan kombinasi item untuk setiap Conditional FP-Tree . Gambar 2.2 Langkah-Langkah Algoritma FP-Growth Jika bukan lintasan tunggal, maka dilakukan pembangkitan FP-Growth secara rekursif. Pseuducode FP-Growth sebagai berikut: Pseudocode algoritma FP-Growth Erwin, 2009: Pseuducode dapat dijelaskan sebagai berikut: Input : FP-Tree Tree Output : Rt sekumpulan lengkap pola frequent Method : FP-growth Tree, null Procedure : FP-growth Tree, _

02: then untuk tiap kombinasi dinotasikan _ dari node-node dalam path do

03: bangkitkan pola _ _ dengan support dari node-node dalam _;

04: else untuk tiap a1 dalam header dari Tree do

{ 05: bangkitkan pola 06: bangun _ = a1 _ dengan support = a1. support

07: if Tree _ = _ 08: then panggil FP-growth Tree, _

} } 2.6 Metodologi Dasar Analisis Asosiasi Universitas Sumatera Utara 2.6.1 Analisis frekuensi tinggi Tahapan ini mencari kombinasi item yang memenuhi syarat minimum dari nilai support dalam database. Nilai support sebuah item diperoleh dengan rumus berikut: Suport A = x 100 Sedangkan nilai support dari 2 item diperoleh dari rumus 2 berikut: Suport A,B = x 100 2.6.2. Pembentukan aturan assosiatif Setelah semua pola frekuensi tinggi ditemukan, barulah dicari aturan assosiatif yang memenuhi syarat minimum untuk confidence dengan menghitung confidence aturan assosiatif A B. Nilai confidence dari aturan A B diperoleh dari rumus berikut: Confidence A,B = x 100 2.7 Penelitian Terdahulu Penelitian yang menggunakan algoritma apriori dan algoritma FP-Growth antara lain penelitian yang telah dilakukan Aritonang2012 melakukan penelitian mengenai pengambilan keputusan untuk menentukan korelasi pembelian produk yang menggunakan algoritma apriori untuk mengetahui data yang sering muncul dan mengetahui aturan tata letak produk dimana data yang diperoleh dari indomaret medan. Penelitian yang dilakukan Erwin2009 dengan menggunakan Algoritma Apriori dan Algoritma FP-Growth. Penggunaan FP-Tree yang digunakan bersamaan dengan algoritma FP-Growth untuk menentukan frequent itemset dari sebuah database , berbeda dengan paradigma algoritma yang memerlukan langkah candidate Universitas Sumatera Utara generation , yaitu dengan melakukan scanning database secara berulang-ulang unuk menentukan frequent itemset. Penelitian ini juga menyajikan pembahasan mengenai perbandingan kompleksitas waktu antara algoritma FP-Growth dan diperoleh bahwa waktu yang diperlukan algoritma FP-Growth untuk proses mining lebih cepat dibandingkan apriori. Selain itu juga Ahmad2012 dalam penelitiannya memanfaatkan data transaksi yang banyak tersimpan dengan menggunakan algoritma FP-Growth untuk membuat strategi dan kebijakan dalam berbisnis. Hasil dari penelitian itu yaitu diperoleh aturan asosiasi denan menggunakan menggunakan algoritma FP-Growth.

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

Sebelum dilakukan perancangan sistem, terlebih dahulu dilakukan analisis sistem. Analisis sistem yang akan dibangun meliputi analisis pengguna sistem, analisis kebutuhan. Selanjutnya melakukan tahap perancangan sistem untuk membangun aplikasi data mining. Pada tahap perancangan sistem, akan dibahas perancangan Data Flow Diagram DFD, perancangan alur kerja sistem flowchart, perancangan fungsi- fungsi program yang akan digunakan dan perancangan antarmuka pemakai user interface . 3.1 Analisis Kebutuhan Analisis kebutuhan adalah suatu proses yang sistematik dari pengembangan kebutuhan. Dalam analisis kebutuhan perlu dilakukan suatu perencanaan, pengumpulan data dan analisis data. Analisis kebutuhan dengan menggunakan diagram fishboneishikawa. Diagram ishikawa digunakan untuk menolong menemukan akar penyebab masalah atau untuk mengidentifikasi kemungkinan penyebab masalah. Pada diagram ini terdapat cause dan effect. Diagram fishbone dapat digambarkan pada gambar 3.1. Universitas Sumatera Utara