Tekanan Ekonomi, Strategi Nafkah, Dan Kesejahteraan Keluarga Di Daerah Aliran Sungai Cimanuk

TEKANAN EKONOMI, STRATEGI NAFKAH, DAN
KESEJAHTERAAN KELUARGA DI DAERAH ALIRAN
SUNGAI CIMANUK

HAMIRA SABANIA

DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Tekanan Ekonomi,
Strategi Nafkah, dan Kesejahteraan Keluarga di Daerah Aliran Sungai Cimanuk
adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum
diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Agustus 2015
Hamira Sabania
NIM I24110026

ABSTRAK
HAMIRA SABANIA. Tekanan Ekonomi, Strategi Nafkah, dan Kesejahteraan
Keluarga di Daerah Aliran Sungai Cimanuk. Dibimbing oleh HARTOYO.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tekanan ekonomi, strategi
nafkah, dan kesejahteraan keluarga yang berada di Daerah Aliran Sungai
Cimanuk. Sebanyak 72 keluarga dari kalangan menengah ke bawah (ditentukan
berdasarkan Garis Kemiskinan BPS 2013) yang mempunyai anak balita dan anak
usia sekolah dipilih secara sengaja sebagai contoh penelitian. Penelitian dilakukan
di Kabupaten Garut dan Indramayu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
meskipun dalam keadaan miskin, hanya satu dari tiga keluarga yang merasa
tekanan ekonominya tinggi, dan satu dari sepuluh keluarga yang merasa
kesejahteraannya rendah. Tekanan ekonomi keluarga dipengaruhi oleh perbedaan
wilayah, pendidikan kepala keluarga, dan kepemilikan modal finansial. Sementara
itu, kesejahteraan keluarga dipengaruhi oleh pendidikan kepala keluarga, modal

finansial, modal sosial, akses terhadap lingkungan, tekanan ekonomi, dan pola
nafkah ganda. Pola nafkah ganda merupakan strategi nafkah yang paling banyak
dilakukan keluarga miskin di DAS Cimanuk. Pola nafkah ganda yang dilakukan
keluarga dipengaruhi oleh usia istri, pengeluaran per kapita, modal sosial, dan
akses terhadap lingkungan.
Kata kunci: daerah aliran sungai, kesejahteraan, strategi nafkah, tekanan ekonomi

ABSTRACT
HAMIRA SABANIA. Economic Pressure, Livelihood Strategies, dan Family
Well-being in Cimanuk Watershed. Supervised by HARTOYO.
The objective of this study is to analyze economic pressure, livelihood
strategies, and well-being of families in Cimanuk Watershed. This study used a
cross-sectional study design. The study involved 72 sample of lower middle class
families (determined base on Poverty Line of BPS 2013) who have toddler and
school age children. This study was conducted in Garut and Indramayu District.
The results showed that only one of the three families feel highly economic
pressure, and one of the ten families perceive poorly welfare. The state of family
economic pressure is influenced by regional differences, the education level, and
the ownership of financial capital. Meanwhile, the well-being of families affected
by education level, financial capital, social capital, access to the environment,

economic pressure, and livelihood diversification. Livelihood diversification is a
strategy that most poor families do in the Cimanuk Watershed. Livelihood
diversification of families affected by the age of the wife, expenditure per capita,
social capital, and access to the environment.
Keywords: watershed, well-being, livelihoods strategies, economic pressure

TEKANAN EKONOMI, STRATEGI NAFKAH, DAN
KESEJAHTERAAN KELUARGA DI DAERAH ALIRAN
SUNGAI CIMANUK

HAMIRA SABANIA

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains
pada
Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen

DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

Judul Skripsi
Nama
NIM

: Tekanan Ekonomi, Strategi Nafkah, dan Kesejahteraan
Keluarga di Daerah Aliran Sungai Cimanuk.
: Hamira Sabania
: I24110026

Disetujui oleh

Dr Ir Hartoyo, MSc
Dosen Pembimbing

Diketahui oleh,


Prof Dr Ir Ujang Sumarwan, MSc
Ketua Departemen

Tanggal Pengesahan:

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah swt atas karunia dan
nikmat-Nya yang telah memberikan kesehatan dan kekuatan kepada penulis
sehingga penulis dapat menyusun tugas akhir ini. Adapun judul dalam penelitian
ini yaitu Tekanan Ekonomi, Strategi Nafkah, dan Kesejahteraan Keluarga di
Daerah Aliran Sungai Cimanuk. Proses penulisan tugas akhir ini dilaksanakan
pada bulan Februari sampai Juni 2015 di DAS Cimanuk. Penulis menyadari dalam
penyusunan tugas akhir ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai
pihak, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Dr Ir Hartoyo, MSc selaku dosen pembimbing skripsi penulis yang telah
memberi nasihat, saran, bimbingan, dan motivasi kepada penulis sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini
2. Dr Ir Istiqlaliyah Muflikhati, MSi dan Dr Ir Diah K. Pranadji, MS selaku
dosen penguji yang telah memberi banyak masukan kepada Penulis

3. Para responden di Garut dan Indramayu, beserta aparatur pemerintahan
setempat yang telah memberikan informasi kepada Penulis
4. Ir MD Djamaludin, MSc Selaku pembimbing akademik dan dosen
pemandu seminar yang telah membimbing penulis selama menempuh
pendidikan di Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen
5. Seluruh dosen Ilmu Keluarga dan Konsumen yang telah memberikan
banyak ilmu dan pemahamannya kepada Penulis
6. Orang tua (Eri Mansur dan Emi Mariam) dan adik (M. Syahril Miladi) atas
doa, dorongan, motivasi, dan semangat selama Penulis menempuh dan
menyelesaikan studi di IPB
7. Teman-teman IKK 48, UKM Merpati Putih, Bina Desa BEM KM dan
HIMAIKO atas kebersamaan, semangat, dan dukungannya selama 4 tahun
di IPB
8. Teman- teman satu bimbingan Ajat, Mulvi, Windy dan Kak Maya yang
telah berjuang bersama-sama
9. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini.
Kesempurnaan hanya milik Allah swt. Penulis menyadari masih banyak
kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa. Masukan, saran, dan arahan
sangat Penulis harapkan untuk menjadi lebih baik. Penulis berharap semoga
penelitian ini bermanfaat.


Bogor, Agustus 2015

Hamira Sabania

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

vi

DAFTAR GAMBAR

vi

DAFTAR LAMPIRAN

vi

PENDAHULUAN


1

Latar Belakang

1

Perumusan Masalah

2

Tujuan Penelitian

4

Manfaat Penelitian

4

KERANGKA PEMIKIRAN


4

METODE

6

Desain, Lokasi dan Waktu Penelitian

6

Contoh dan Metode Penarikan Contoh

6

Jenis dan Teknik Pengumpulan Data

7

Pengolahan dan Analisis Data


8

Definisi Operasional
HASIL

11
12

Karakteristik Keluarga

12

Kondisi Lingkungan

14

Modal Aset Keluarga

15


Tekanan Ekonomi

20

Strategi Nafkah

21

Kesejahteraan Keluarga

23

Faktor-faktor yang Memengaruhi

24

Tekanan Ekonomi, Strategi Nafkah, dan Kesejahteraan Keluarga

24

PEMBAHASAN

26

SIMPULAN DAN SARAN

31

Simpulan

31

Saran

32

DAFTAR PUSTAKA

32

LAMPIRAN

37

RIWAYAT HIDUP

40

DAFTAR TABEL
1. Keluarga berdasarkan karakteristik sosio demografi dan wilayah
2. Keluarga berdasarkan karakteristik sosio ekonomi dan wilayah
3. Suami berdasarkan pekerjaan dan wilayah
4. Istri berdasarkan pekerjaan dan wilayah
5. Keluarga berdasarkan kepemilikan modal alam dan wilayah
6. Keluarga berdasarkan modal sosial dan wilayah
7. Keluarga berdasarkan jenis kepemilikan modal finansial dan wilayah
8. Keluarga berdasarkan sumber dana darurat wilayah
9. Keluarga berdasarkan kepemilikan rumah dan wilayah
10. Keluarga berdasarkan karakteristik rumah dan wilayah
11. Keluarga berdasarkan jenis kepemilikan modal fisik dan wilayah
12. Keluarga berdasarkan tekanan ekonomi dan wilayah
13. Keluarga berdasarkan jenis strategi nafkah dan wilayah
14. Keluarga berdasarkan kesejahteraan dan wilayah
15. Hasil uji regresi linear berganda mengenai faktor-faktor yang
memengaruhi tekanan ekonomi
16. Hasil uji regresi linear berganda mengenai faktor-faktor yang
memengaruhi strategi nafkah
17. Hasil uji regresi linear berganda mengenai faktor-faktor yang
memengaruhi kesejahteraan

12
13
13
14
16
17
17
18
19
19
20
21
22
23
24
25
26

DAFTAR LAMPIRAN
1. Persentase sebaran jawaban tekanan ekonomi keluarga
2. Persentase sebaran jawaban strategi nafkah keluarga
3. Persentase sebaran jawaban kesejahteraan keluarga

37
38
39

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kemiskinan merupakan salah satu masalah yang paling sering dialami oleh
negara berkembang, tak tercuali Indonesia. Indonesia merupakan negara yang
subur dan kekayaan alamnya melimpah, namun sebagian besar rakyatnya
tergolong miskin (Wahyudi dan Sismudjito 2007). Provinsi Jawa Barat
merupakan salah satu provinsi yang tidak luput dari permasalahan tersebut.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Jawa Barat 2014 jumlah penduduk
miskin di Jawa Barat pada bulan September 2013 sebanyak 4 382 648 orang (9.61
%). Jumlah ini mengalami kenaikan sebesar 85 610 orang (0.09 %) dibandingkan
kondisi pada bulan Maret 2013 yang berjumlah 4 297 038 orang (9.52 %).
Sebanyak 40.08 persen dari penduduk miskin bertempat tinggal di wilayah
perdesaan. Di daerah perdesaan masalah kemiskinan yang terjadi disebabkan oleh
beberapa faktor, antara lain: pertumbuhan penduduk, rendahnya kualitas sumber
daya manusia, dan rendahnya produktivitas (Ihsannudin dan Wijayanti 2013).
Merujuk pada hal tersebut, masih banyak keluarga di Indonesia yang hidup dalam
kondisi kemiskinan yang menyebabkan kurangnya keberfungsian keluarga.
Setiap keluarga mempunyai cara tersendiri dalam menghadapi himpitan
ekonomi dan mencapai kesejahteraannya. Namun, tingginya tekanan ekonomi
yang dirasakan akan memperbesar resiko ketidak-tahanan pada suatu keluarga
(Hartoyo 2009). Scoones (1998) menyebutkan bahwa keluarga yang tidak mampu
untuk mengatasi berbagai masalah dan melakukan adaptasi terhadap perubahan
lingkungan akan sulit untuk mencapai keberlanjutan strategi nafkah (sustainable
livelihood).
Kesejahteraan suatu wilayah dapat dilihat dari nilai Indeks Pembangunan
Manusia (IPM) di wilayah tersebut. Rusli (2013) menyebutkan bahwa aspekaspek yang menjadi prioritas dalam pencapaian Indeks Pembangunan Manusia
(IPM) yaitu: pendidikan, kesehatan, dan daya beli. Kemiskinan merupakan
masalah kompleks yang dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berkaitan,
antara lain: tingkat pendapatan, pendidikan, akses tehadap barang dan jasa, lokasi
geografis, gender, dan kondisi lingkungan (Afandi 2011). Oleh karena itu, untuk
menganalis mengenai kemiskinan diperlukan pendekatan yang komprehensif dan
holistik. Menurut Widiyanto, Setyowati dan Suwarto (2010) salah satu
pendekatan untuk memahami kemiskinan adalah sustainable livelihood.
Pendekatan ini tidak hanya membahas pendapatan (income poverty) dan pekerjaan
(jobs) tetapi lebih holistik. Strategi nafkah atau livelihood strategy merupakan
upaya yang dilakukan oleh keluarga dalam rangka memenuhi kebutuhan
hidupnya. Strategi nafkah yang dilakukan oleh keluarga untuk dapat bertahan
hidup dapat berupa rekayasa sumber nafkah, pola nafkah ganda, dan spasial
(Scoones 1998).
Keberhasilan strategi nafkah yang dilakukan keluarga akan dipengaruhi
oleh livelihood asset atau modal keluarga yang dimiliki keluarga. Livelihood asset
atau modal keluarga tersebut terdiri dari lima aspek, diantaranya: modal finansial,
modal manusia, modal fisik, modal sosial, dan modal sumber daya alam (FAO
dan ILO 2009; Ellis 2000; dan Frankenberger et al. 2002). Kondisi sumber daya

2

alam dan sumber daya manusia akan memengaruhi cara keluarga dalam
melakukan strategi nafkahnya. Setiap keluarga mempunyai akses yang berbeda
terhadap sumber daya sehingga memiliki strategi penghidupan (livelihood
strategy) yang berbeda pula (Saragih et al. 2007).
Kajian dan penelitian mengenai variabel tekanan ekonomi, strategi nafkah
dan kesejahteraan keluarga sebenarnya telah banyak dilakukan di Indonesia
bahkan di dunia. Untuk tekanan ekonomi penelitian banyak dilakukan oleh
Sunarti (2005;2009) dan Elder et al. (1992;1994;1995). Sementara itu, penelitian
terkait strategi nafkah banyak dilakukan oleh Dharmawan (2007), Scoones
(1998;2009), Farrington et al. (2002) dan kesejahteraan oleh Dienner
(1999;2005). Meskipun telah banyak penelitian terkait ketiga permasalahan
tersebut, kajian secara khusus di daerah aliran sungai masih jarang dilakukan.
Menurut Kementerian Lingkungan Hidup DAS Cimanuk sebagai salah satu modal
alam merupakan penopang utama bagi sumber daya air di Jawa Barat. Sebagai
wilayah yang sebagian besar penduduknya bergantung pada pertanian, DAS
Cimanuk mempunyai peranan penting sebagai sumber irigasi. Namun sayangnya,
fluktuasi debit pada musim kemarau dan hujan membuat daerah sekitar aliran
sungai menjadi rawan banjir ketika musim penghujan dan mengalami kekeringan
ketika musim kemarau. Kondisi ini sejalan dengan penelitian Sulaksana et al.
(2013) yang menyebutkan bahwa DAS Cimanuk terutama pada bagian hulu
merupakan wilayah yang rawan terhadap erosi. Kondisi lingkungan yang tidak
mendukung akan memengaruhi tekanan ekonomi yang dirasakan keluarga dan
strategi mata pencahariannya yang pada akhirnya berdampak pula pada
kesejahteraan keluarga.
Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis tekanan ekonomi, strategi nafkah, dan kesejahteraan keluarga di dua
wilayah yang berbeda. Dengan demikian dapat terlihat pengaruh perbedaan
karakteristik wilayah terhadap tekanan ekonomi, strategi nafkah, dan
kesejahteraan keluarga.
Perumusan Masalah
Wilayah Sungai Cimanuk adalah wilayah sungai lintas provinsi yang
berada di Provinsi Jawa Barat dan Jawa Tengah. Di Provinsi Jawa Barat daerah
yang dilintasi sungai meliputi Kabupaten Cirebon, Indramayu, Kuningan,
Majalengka, Sumedang dan Garut sedangkan di Provinsi Jawa Tengah meliputi
Kabupaten Brebes. Sungai Cimanuk berhulu di kaki Gunung Papandayan yang
terletak di daerah Kabupaten Garut pada ketinggian +1 200 meter di atas
permukaan laut, mengalir ke arah utara sepanjang 180 km dan bermuara di Laut
Jawa di daerah Indramayu dan Balongan, Kabupaten Indramayu (Bapedda Kab.
Garut 2012). Penggunaan lahan di Daerah Aliran Sungai (DAS) Cimanuk
sebagian besar merupakan lahan pertanian yang mencakup kawasan seluas 2 736
km2 atau meliputi 66 persen, yang terdiri dari luas persawahan (41 %),
perkebunan (8 %), dan ladang (17 %). Luasan hutan/semak 1 044 km2 atau 29
persen dari luas DAS. Sisanya 180 km2 atau 5 persen dari luas waduk sungai (ws)
berupa pemukiman, kawasan perdagangan, dan industri (Kementerian Pekerjaan
Umum 2010).

3

Kabupaten Garut merupakan hulu dari Sungai Cimanuk. Di kabupaten ini
terdapat 22 kecamatan dan 263 desa yang dilalui oleh Sungai Cimanuk
(Kabupaten/Kota dalam Angka 2006 dalam Kementerian Pekerjaan Umum 2010).
Sebagai kabupaten yang mayoritas penduduknya bekerja disektor pertanian
Sungai Cimanuk sebagai salah satu sumber irigasi mempunyai peranan yang
sangat penting bagi keberlanjutan hidup masyarakat sekitar (Lestari 2012). Sungai
Cimanuk diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi perekonomian masyarakat
Kabupaten Garut sehingga dapat meningkatkan kemampuan ekonomi masyarakat
mengingat jumlah keluarga fakir miskin pada tahun 2013 masih cukup banyak
dengan jumlah 266 515 (BPS Kab. Garut 2014). Dengan jumlah penduduk 2 502
410 jiwa pada tahun 2013 (BPS Kab. Garut 2014), Indeks Pembangunan Manusia
(IPM) di kabupaten ini menempati peringkat ke 19 dari 27 kota dan kabupaten
lainnya di Provinsi Jawa Barat dengan skor 72.43 (BPS Jawa Barat 2014b).
Selain Kabupaten Garut, Kabupaten Indramayu juga merupakan salah satu
kabupaten yang dilalui Sungai Cimanuk. Kabupaten Indramayu merupakan hilir
dari Sungai Cimanuk. Di Kabupaten Indramayu terdapat 18 kecamatan dan 203
desa yang dilalui sungai ini. Namun berbeda dengan Kabupaten Garut, di
Kabupaten Indramayu terdapat 13 lokasi rawan banjir seluas 8 834 ha yang perlu
mendapat perhatian dan penanganan lebih lanjut. Lokasi kritis sungai-sungai di
wilayah Indramayu mencapai 30 tempat. Wilayah yang terkena dampak banjir di
Kabupaten Indramayu meliputi wilayah kecamatan-kecamatan yang berada di
daerah pesisir terutama wilayah yang dialiri sungai, seperti Kecamatan
Indramayu, Balongan, Losarang, Kandanghaur, Sukra, dan Patrol. Banjir yang
terjadi di Kabupaten Indramayu berdampak terhadap gagal panennya lahan
pertanian dan perikanan tambak. Selain itu dampak lainnya adalah munculnya
berbagai macam penyakit kulit dan demam berdarah (Kementerian Pekerjaan
Umum 2010).
Menurut data dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Kabupaten Indramayu 2011-2015 tingkat kesejahteraan masyarakat
Kabupaten Indramayu saat ini baru mencapai 38.6 persen sedangkan sisanya 61.4
persen merupakan masih berada pada taraf belum sejahtera. Hal ini dapat terlihat
pada indikator Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Kabupaten Indramayu
yang menempati posisi terakhir (27) pada tahun 2013 dengan skor 69.52 (BPS
Jawa Barat 2014b). Jika dibandingkan dengan kota dan kabupaten lainnya, ratarata lama sekolah dan angka melek huruf di Kabupaten Indramayu menempati
peringkat terendah pada tahun 2012-2013. Meskipun demikian, jika dibandingkan
dengan Kabupaten Garut Angka Harapan Hidup di Kabupaten Indramayu masih
lebih tinggi pada tahun 2012-2013. Dalam hal ini, ada beberapa faktor penyebab
yang perlu diteliti lebih lanjut.
Berdasarkan fakta-fakta tersebut, terdapat perbedaan kondisi wilayah pada
hulu dan hilir sungai yang diduga berpengaruh dengan kesejahtreraan keluarga di
daerah tersebut. Hasil penelitian Iskandar et al. (2006) mengungkapkan bahwa
kesejahteraan keluarga dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal. Salah satu
faktor internal yang memengaruhi tingkat kesejahteraan keluarga adalah tingkat
pendapatan dan kepemilikan aset. Selanjutnya, hasil penelitian juga menemukan
bahwa tempat tinggal dan keadaan ekonomi keluarga juga memengaruhi
kesejahteraan keluarga. Dalam hal ini, keluarga akan melakukan strategi nafkah
untuk mempertahankan keberlanjutan kehidupan keluarganya. Strategi nafkah

4

merupakan upaya yang dilakukan oleh keluarga untuk terus bertahan hidup yang
terdiri dari kemampuan, aset, dan aktivitas (Chambers dan Conway 1991). Tujuan
keluarga melakukan strategi nafkah adalah untuk memperoleh keamanan nafkah
(livelihood security), yaitu suatu keadaan yang menunjukkan keberlanjutan dan
kecukupan keluarga terhadap akses untuk memenuhi kebutuhan dasar
(Frankenberger 1996 dalam Frankenberger et al. 2002). Dengan terciptanya
livelihood security diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga secara
luas.
Berdasarkan pemaparan rumusan permasalahan di atas, penelitian ini
dijabarkan dalam beberapa poin pertanyaan sebagai berikut:
1. Bagaimana tekanan ekonomi yang dirasakan oleh keluarga miskin di wilayah
yang berbeda?
2. Bagaimana keluarga melakukan strategi nafkah dengan memanfaatkan modal
aset yang dimiliki pada wilayah yang berbeda?
3. Bagaimana kesejahteraan keluarga miskin pada wilayah yang berbeda?
4. Apa sajakah faktor-faktor yang memengaruhi tekanan ekonomi, strategi nafkah,
dan kesejahteraan keluarga di DAS Cimanuk?
Tujuan Penelitian
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk menganalisis tekanan
ekonomi, strategi nafkah, dan kesejahteraan keluarga di Daerah Aliran Sungai
Cimanuk. Secara khusus tujuan dari penelitian ini diantaranya:
1. Mengidentifikasi tekanan ekonomi yang dirasakan oleh keluarga miskin di
wilayah yang berbeda.
2. Mengidentifikasi strategi nafkah yang dilakukan keluarga miskin dengan
memanfaatkan modal aset yang dimiliki pada wilayah yang berbeda.
3. Mengidentifikasi kesejahteraan keluarga miskin pada wilayah yang berbeda.
4. Menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi tekanan ekonomi, strategi
nafkah, dan kesejahteraan keluarga di DAS Cimanuk.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi berupa informasi di
bidang pengembangan keilmuan keluarga mengenai tekanan ekonomi dan strategi
nafkah keluarga di daerah hulu dan hilir Sungai Cimanuk. Selanjutnya, informasi
tersebut juga diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi
pemerintah setempat dalam menanggulangi kemiskinan dan membuat kebijakan
terkait kehidupan keluarga secara luas sehingga kesejahteraan keluarga dapat
terwujud.

KERANGKA PEMIKIRAN
Keluarga sebagai unit sosial terkecil dalam masyarakat mempunyai cara
tersendiri dalam menyelesaikan setiap permasalahan yang dihadapi. Salah satu
masalah yang dihadapi keluarga dapat berupa tekanan ekonomi. Tekanan ekonomi

5

yang dialami suatu keluarga dipengaruhi oleh karakteristik keluarga tersebut
terutama usia, pendidikan, pekerjaan, pengeluaran per kapita, dan besar keluarga.
Selain karakteristik keluarga kondisi dan kualitas lingkungan yang juga akan
memengaruhi tekanan ekonomi yang dirasakan oleh keluarga. Hal ini berkaitan
dengan modal fisik dan modal alam yang dimanfaatkan oleh keluarga untuk
bertahan hidup. Selanjutnya, tekanan ekonomi yang dirasakan keluarga akan
membentuk persepsi keluarga terhadap aspek-aspek yang terkait dengan kualitas
hidup keluarga dan kesejahteraannya. Keluarga yang merasakan tekanan ekonomi
akan melakukan mekanisme tertentu dengan memanfaatkan sumber daya yang ada
untuk mengurangi tekanan tersebut hingga dapat terwujudnya kualitas hidup yang
lebih baik (kesejahteraan keluarga).
Upaya yang dilakukan keluarga untuk mengatasi tekanan ekonomi demi
memperoleh keberlanjutan hidup yang lebih baik disebut juga strategi nafkah.
Pada strategi nafkah, karakteristik keluarga di dua kabupaten yang berbeda namun
sama-sama dilewati oleh Sungai Cimanuk akan memengaruhi tipe modal yang
digunakan keluarga untuk melakukan strategi nafkah. Terdapat lima tipe modal
keluarga yang biasa dimanfaatkan oleh keluarga, yaitu: 1) modal finansial, 2)
modal manusia, 3) modal fisik, 4) modal sosial, dan 5) modal alam. Strategi
nafkah yang sesuai dengan sumber daya yang dimiliki keluarga akan
mempermudah keluarga dalam mencapai tujuannya yaitu keberlanjutan strategi
nafkah. Selanjutnya kelima modal keluarga tersebut diduga akan memengaruhi
tipe strategi nafkah yang dilakukan oleh keluarga. Strategi nafkah yang dilakukan
oleh keluarga dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu: 1) rekayasa sumber
nafkah, 2) pola nafkah ganda, dan 3) spasial.
Terciptanya kesejahteraan keluarga merupakan tujuan dari semua
keluarga. Untuk sampai pada tahap sejahtera, keluarga harus dapat mengelola
sumber daya yang dimiliki untuk mengatasi tekanan ekonomi yang dihadapi dan
mewujudkan keberlanjutan strategi nafkahnya. Selain faktor ekonomi (faktor
internal), kondisi lingkungan tempat keluarga tinggal sebagai faktor eksternal
juga diduga dapat memberikan pengaruh terhadap kesejahteraan keluarga.
Keberadaan sungai merupakan salah satu aset yang dapat dimanfaatkan oleh
keluarga untuk memenuhi kebutuhan hidup. Namun, disisi lain ketika kondisi
lingkungan tidak stabil keberadaan sungai dapat memberikan dampak negatif
terhadap mata pencaharian keluarga dan kehidupan keluarga.
Berdasarkan landasan pemikiran tersebut, penelitian ini ingin
membuktikan secara ilmiah apakah perbedaan karakteristik keluarga dan kondisi
lingkungan tempat tinggal akan memengaruhi modal/aset yang dimiliki oleh
keluarga yang diduga akan memengaruhi tingkat tekanan ekonomi keluarga,
strategi nafkah, dan kesejahteraan keluarga. Kerangka berpikir dalam penelitian
ini disajikan dalam gambar 1.

6

Karakteristik Keluarga
Sosio Demografi
- Usia
- Besar Keluarga
Sosial Ekonomi
- Pendidikan ayah ibu
- Pekerjaan ayah ibu
- Pengeluaran perkapita

Tekanan Ekonomi yang
Dirasakan Keluarga

Kondisi Lingkungan
Keluarga
- Daerah Hulu Sungai
- Daerah Hilir Sungai
Tipe Modal Keluarga
- Modal Finansial
- Modal Manusia
- Modal Alam
- Modal Fisik
- Modal Sosial

Kesejahreraan
Keluarga
Tipe Strategi Nafkah
- Rekayasa nafkah
- Pola nafkah ganda
- Spasial

Gambar 1 Kerangka pemikiran tekanan ekonomi, strategi nafkah, kesejahteraan
keluarga di DAS Cimanuk

METODE
Desain, Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross-sectional study. Lokasi
penelitian berada di Daerah Aliran Sungai (DAS) Cimanuk. DAS Cimanuk
merupakan salah satu penopang utama sumber daya air di Jawa Barat. Selain itu,
Sungai Cimanuk merupakan sungai terpanjang kedua di Jawa Barat (Kementerian
Lingkungan Hidup 2013). Penelitian ini dikhususkan pada wilayah hulu dan hilir
sungai yang terletak di Kabupaten Garut dan Indramayu. Selanjutnya untuk
pemilihan kecamatan dan desa akan dipilih secara purposive dengan pertimbangan
kecamatan dan desa tersebut dilalui oleh Sungai Cimanuk, dan sebagian besar
masyarakatnya memanfaatkan sungai untuk kehidupan sehari-hari. Proses
pengambilan data dilaksanakan tanggal 5 April sampai 2 Mei 2015.
Contoh dan Metode Penarikan Contoh
Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian payung dengan tema
“Strategi Nafkah dan Dinamika Kemiskinan antargenerasi pada Keluarga di DAS
Cimanuk”. Populasi penelitian ini adalah keluarga yang memiliki anak balita dan

7

anak usia sekolah yang tinggal di sekitar daerah aliran Sungai Cimanuk, baik hulu
maupun hilir, yaitu di Kabupaten Garut dan Indramayu. Data terkait contoh
diperoleh melalui pendekatan tempat tinggal dan wawancara mendalam. Secara
rinci, proses pengambilan contoh adalah sebagai berikut:
1. Dari setiap wilayah terpilih dua sampai tiga kecamatan secara purposive
dengan pertimbangan jarak terdekat dengan Sungai Cimanuk dan
pemanfaatan sungai sebagai modal alam. Kecamatan Cikajang dan
Cisurupan dipilih mewakili wilayah hulu, sedangkan Kecamatan
Jatibarang, Sindang, dan Indramayu dipilih mewakili wilayah hilir.
2. Dari lima kecamatan terpilih masing-masing satu desa. Lima desa dipilih
secara purposive dengan pertimbangan jarak terdekat dengan Sungai
Cimanuk dan pemanfaatan sungai sebagai modal alam. Kelima desa
tersebut diantaranya: Desa Simpang (Kec. Cikajang), Sukatani (Kec.
Cisurupan), Pilangsari (Kec. Jatibarang), Kenanga (Kec. Sindang), dan
Dukuh (Kec. Indramayu).
3. Pengambilan contoh dari setiap desa dilakukan secara purposive dengan
pertimbangan mempunyai anak balita dan anak usia sekolah. Dari masingmasing desa diperoleh 17 – 45 keluarga sehingga dari kelima desa
diperoleh contoh sejumlah 142 keluarga. Khusus untuk penelitian ini
contoh yang akan dianalisis lebih lanjut berjumlah 72 keluarga (hulu=40
dan hilir=32) yang berasal dari kalangan menengah ke bawah berdasarkan
kriteria Garis Kemiskinan BPS 2013 dengan pengeluaran pangan dan non
pangan sebagai tolak ukur.
Jenis dan Teknik Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data primer. Data
primer dalam penelitian ini meliputi karakteristik keluarga yang terdiri dari usia,
pekerjaan, pengeluaran per kapita (pengeluaran pangan dan non pangan keluarga
per bulan menurut Susenas 2011), besar keluarga, dan pendidikan; kepemilikan
modal keluarga; tekanan ekonomi; strategi nafkah; dan kesejahteraan. Data primer
diperoleh dari hasil wawancara secara langsung kepada ibu rumah tangga dengan
menggunakan kuesioner terstruktur, meliputi: 1) modal keluarga yang terdiri dari
modal manusia dan modal alam mengacu pada konsep Farrington, Ramasut, dan
Walker (2002), modal sosial menggunakan instrumen dari Grootaert et al. (2003)
yang telah dimodifikasi, modal finansial mengacu pada (Moser 2005; Farrington,
Ramasut, dan Walker 2002; Belcher et al. 2012; dan Kamarrudin dan Samsudin
2014), modal fisik mengacu pada Su dan Shang (2012), 2) tekanan ekonomi
keluarga diukur dengan melihat persepsi keluarga mengenai kesulitan ekonomi
yang dialami keluarga dengan item pertanyaan mengacu pada konsep Elder et al.
(1992) dan Elder et al. (1995) dengan total 10 pertanyaan valid dan reliabilitas
0.792, 3) jenis strategi nafkah mengacu pada konsep Scoones (1998) dan Carswell
(1997) dengan total 12 pertanyaan valid dan reliabilitas 0.638, dan 4) persepsi
terhadap kesejahteraannya keluarga (diwakili oleh ibu rumah tangga) digunakan
instrumen yang dikembangkan oleh Puspitawati dan Herawati (2008) yang diacu
dalam Puspitawati (2012) yang telah dimodifikasi dengan total 21 pertanyaan
valid dan reliabilitas 0.826. Sementara itu, gambaran umum lokasi penelitian dan

8

data kependudukan yang didapatkan dari dokumen yang dimiliki pemerintah
setempat digunakan sebagai referensi.
Pengolahan dan Analisis Data
Data yang diperoleh diolah melalui proses editing, coding, scoring, entry
data ke komputer, dan analisis data. Semua data diolah menggunakan Microsoft
Excel for Windows dan analisis data dilakukan dengan menggunakan program
SPSS 22.0 for Windows. Pertanyaan dari setiap dimensi variabel dikuantitatifkan
lalu dijumlahkan dan dikonversi dalam bentuk indeks sehingga diperoleh nilai
minimum 0 dan nilai maksimum 100. Indeks dihitung dengan rumus:
Indeks
Keterangan:
Indeks
Nilai aktual
Nilai maksimal
Nilai minimal



=

× 100

= skala nilai 0-100
= nilai yang diperoleh responden
= nilai tertinggi yang seharusnya dapat diperoleh responden
= nilai terendah yang seharusnya dapat diperoleh responden

Setelah itu, skor indeks yang dicapai dimasukkan ke dalam kategori kelas.
Skor dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu rendah, sedang, dan tinggi.
Selanjutnya, dibutuhkan interval kelas untuk menentukan cut off variabel. Rumus
interval kelas adalah sebagai berikut (Puspitawati dan Herawati 2013):
Interval Kelas =

= 33.33

Cut off yang diperoleh untuk pengkategorian adalah sebagai berikut:
1. Rendah: 0.00 - 33.33
2. Sedang: 33.34 - 66.67
3. Tinggi: 66.68 – 100
Secara rinci analisis data yang digunakan untuk menjawab masing-masig
tujuan adalah sebagai berikut:
1. Tekanan ekonomi keluarga diukur dengan cara mengumpulkan data terkait
persepsi istri terhadap kondisi ekonomi keluarga. Skoring dilakukan terhadap
semua pertanyaan sehingga diperoleh skor total. Jawaban “tidak tidak pernah”
diberikan skor 1, jawaban “kadang-kadang” diberikan skor 2, jawaban
“sering” diberikan skor 3, dan jawaban “sangat sering” diberikan skor 4.
Dengan demikian akan diperoreh skor berkisar 10 – 40. Skor tersebut
kemudian diubah dalam bentuk indeks dan dikategorikan menjadi tiga
kategori yaitu rendah, sedang, dan tinggi berdasarkan cut off.
2. Strategi nafkah keluarga diukur dengan cara mengumpulkan data terkait
aktivitas strategi nafkah keluarga. Skoring dilakukan terhadap semua
pertanyaan sehingga diperoleh skor total. Jawaban “tidak tidak pernah”
diberikan skor 1, jawaban “kadang-kadang” diberikan skor 2, jawaban
“sering” diberikan skor 3, dan jawaban “sangat sering” diberikan skor 4.

9

Variabel strategi nafkah terdiri dari tiga sub variabel yaitu rekayasa nafkah (5
pertanyaan), pola nafkah ganda (3 pertanyaan), dan spasial (4 pertanyaan).
Masing-masing sub variabel tersebut dijumlahkan dan diubah dalam bentuk
indeks dan dikategorikan menjadi tiga kategori yaitu rendah, sedang, dan
tinggi berdasarkan cut off.
3. Kesejahteraan keluarga diukur dengan cara mengumpulkan data terkait
persepsi istri terhadap kondisi ekonomi, psikologis, sosial, dan fisik keluarga.
Skoring dilakukan terhadap semua pertanyaan sehingga diperoleh skor total.
Jawaban “tidak puas” diberikan skor 1, jawaban “kurang puas” diberikan skor
2, jawaban “puas” diberikan skor 3, dan jawaban “sangat puas” diberikan skor
4. Dengan demikian akan diperoreh skor berkisar 21 – 84. Skor tersebut
kemudian diubah dalam bentuk indeks dan dikategorikan menjadi tiga
kategori yaitu rendah, sedang, dan tinggi berdasarkan cut off.
4. Karateristik keluarga, modal keluarga, tekanan ekonomi, dan strategi nafkah,
dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif. Data karateristik keluarga
mencakup usia, pendidikan, pekerjaan, pengeluaran rata-rata keluarga per
kapita, dan besar keluarga. Analisis deskriptif yang digunakan meliputi uji
crosstab, nilai minimal – maksimal, frekuensi, nilai rata-rata, dan standar
deviasi.
5. Menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi tekanan ekonomi digunakan uji
regresi linier berganda dengan model sebagai berikut:
Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4 + b5 X5 + b6 X6 + b7 X7 + b8 X8 + b9 X9 +
b10 X10 + b11 X11 + d12 X12 + e
Keterangan:
Y = tekanan ekonomi (skor)
a = konstanta
b = koefisien regresi
d = koefisien dummy
e = penyimpangan
X1= usia suami (tahun)
X2= usia istri (tahun)
X3= besar keluarga (orang)
X4= pengeluaran per kapita (Rp/bulan)
X5= pendidikan suami (tahun)
X6= pendidikan istri (tahun)
X7= modal alam (skor)
X8= lingkungan (skor)
X9= modal sosial (skor)
X10= modal fisik (skor)
X11= modal finansial (skor)
X12= wilayah (0=hilir, 1=hulu)
6. Menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi strategi nafkah digunakan uji
regresi linier berganda dengan model sebagai berikut:
Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4 + b5 X5 + b6 X6 + b7 X7 + b8 X8 + b9 X9 +
b10 X10 + b11 X11 + d12 X12 + b13 X13 + e

10

Keterangan:
Y = strategi nafkah (skor)
a = konstanta
b = koefisien regresi
e = penyimpangan
d = koefisien dummy
X1= usia suami (tahun)
X2= usia istri (tahun)
X3= besar keluarga (orang)
X4= pengeluaran per kapita (Rp/bulan)
X5= pendidikan suami (tahun)
X6= pendidikan istri (tahun)
X7= modal alam (skor)
X8= lingkungan (skor)
X9= modal sosial (skor)
X10= modal fisik (skor)
X11= modal finansial (skor)
X12= wilayah (0=hilir, 1=hulu)
X13= tekanan ekonomi (skor)
7. Menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi kesejahteraan digunakan uji
regresi linier berganda dengan model sebagai berikut:
Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4 + b5 X5 + b6 X6 + b7 X7 + b8 X8 + b9 X9 +
b10 X10 + b11 X11 + d12 X12 + b13 X13 + b14 X14 + b15 X15 + b16 X16 + e
Keterangan:
Y = kesejahteraan keluarga (skor)
a = konstanta
b = koefisien regresi
e = penyimpangan
d = koefisien dummy
X1= usia suami (tahun)
X2= usia istri (tahun)
X3= besar keluarga (orang)
X4= pengeluaran per kapita (Rp/bulan)
X5= pendidikan suami (tahun)
X6= pendidikan istri (tahun)
X7= modal alam (skor)
X8= lingkungan (skor)
X9= modal sosial (skor)
X10= modal fisik (skor)
X11= modal finansial (skor)
X12= wilayah (0=hilir, 1=hulu)
X13= rekayasa nafkah (skor)
X14= nafkah ganda (skor)
X15= spasial (skor)
X16= tekanan ekonomi (skor)

11

8. Uji beda Independent Samples T-Test digunakan untuk melihat perbedaan
karateristik keluarga, modal aset, strategi nafkah, tekanan ekonomi, dan
kesejahteraan keluarga menurut wilayah yang berbeda (hulu dan hilir Sungai
Cimanuk).
Definisi Operasional
Responden merupakan suami dan istri keluarga yang tinggal di wilayah hulu dan
hilir Daerah Aliran Sungai (DAS) Cimanuk, Provinsi Jawa Barat.
Karakteristik keluarga merupakan semua informasi yang terkait dengan
identitas contoh meliputi usia (suami, istri, dan anak), lama pendidikan
(suami dan istri), pekerjaan (suami dan istri), besar keluarga, pengeluaran
keluarga per kapita, dan kepemilikan aset.
Besar keluarga merupakan banyaknya anggota keluarga inti baik yang tinggal
dalam satu rumah maupun tidak yang masih menjadi tanggungan keluarga.
Jenis pekerjaan merupakan usaha tertentu yang dilakukan oleh anggota keluarga
dalam rangka memperoleh penghasilan berupa uang.
Lama pendidikan merupakan jenjang pendidikan formal yang pernah ditempuh
oleh contoh semasa hidupnya dalam hitungan tahun.
Usia merupakan lama hidup contoh terhitung sejak lahir hingga tahun 2015 yang
dinyatakan dalam tahun, dengan pengkategorian: [1] dewasa awal: 22 – 40
tahun, [2] dewasa madya: 41 – 60 tahun, dan [3] dewasa akhir: ≥61.
Pengeluaran per kapita keluarga merupakan jumlah pengeluaran pangan dan
non pangan keluarga dinilai dalam bentuk rupiah dalam kurun waktu satu
bulan terakhir.
Pengeluaran rata-rata per kapita keluarga banyaknya biaya yang dikeluarkan
untuk kebutuhan konsumsi keluarga dalam kurun waktu satu bulan dibagi
besar keluarga.
Tekanan ekonomi merupakan suatu keadaan yang memengaruhi kestabilan
keuangan keluarga yang diukur berdasarkan persepsi keluarga terhadap
kesulitan ekonomi yang dihadapi.
Kepemilikan aset Banyaknya kekayaan yang dimiliki oleh keluarga contoh
berupa kepemilikan modal sumber daya alam, modal finansial, modal
sosial, modal fisik, dan modal manusia.
Modal alam merupakan sumber daya yang terdapat di alam dan dimanfaatkan
oleh keluarga untuk kelangsungan hidup, dalam penelitian ini berupa
Sungai Cimanuk atau hutan.
Modal finansial merupakan modal yang dimiliki oleh keluarga contoh yang
diukur berdasarkan kepemilikan uang tunai, kepemilikan tabungan, arisan,
kepemilikan kredit/hutang, kepemilikan sumber dana darurat, dan
kepemilikan asuransi (hasil berupa skor) dan pendapatan keluarga (dilihat
dari pengeluaran per kapita).
Modal fisik merupakan modal yang dimiliki oleh keluarga contoh yang diukur
berdasarkan kepemilikan dan kualitas rumah (dilihat dari dinding, lantai,
atap, rasio luas rumah dan besar keluarga, kepemilikan kamar mandi, dan
kepemilikan WC), kepemilikan kendaraan roda dua, kepemilikan alat
elektronik, kepemilikan emas, dan kepemilikan perlengkapan usaha.

12

Modal manusia merupakan modal yang dimiliki oleh keluarga contoh yang
dilihat dari aspek usia dan pendidikan suami dan istri sebagai pencari
nafkah juga jumlah anggota keluarga.
Modal sosial merupakan modal yang dimiliki oleh keluarga contoh yang diukur
berdasarkan adanya bantuan yang diberikan oleh pihak luar, keterlibatan
dalam aktivitas sosial di masyarakat, dan adanya manfaat setelah
bergabung dengan kelompok sosial tertentu.
Strategi nafkah upaya yang dilakukan individu untuk mencari nafkah dalam
rangka bertahan hidup yang terdiri dari rekayasa nafkah, pola nafkah
ganda, dan spasial.
Rekayasa nafkah merupakan usaha keluarga untuk bertahan hidup dengan cara
meragamkan nafkah, meminjam modal, menggunakan teknologi modern,
memperluas usaha, menambah jam kerja/pekerja.
Pola nafkah ganda merupakan usaha keluarga untuk bertahan hidup dengan cara
mempekerjakan seluruh anggota keluarga atau memiliki banyak pekerjaan.
Spasial merupakan usaha yang dilakukan keluarga untuk bertahan hidup dengan
cara pindah ke daerah lain baik permanen maupun sementara.
Kesejahteraan merupakan kondisi kualitas hidup keluarga yang dilihat dari aspek
ekonomi, sosial, fisik, dan psikologis.
Kondisi lingkungan merupakan persepsi keluarga dalam hal kemudahan akses
terhadap SDA dan fasilitas yang tersedia.

HASIL
Karakteristik Keluarga
Karakteristik keluarga pada penelitian ini dibedakan menjadi dua bagian,
yaitu karakteristik sosio demografi dan sosio ekonomi. Karakteristik sosio
demografi yang diteliti meliputi besar keluarga, usia suami, dan usia istri.
Selanjutnya untuk karakteristik sosio ekonomi yang diteliti meliputi pendidikan
suami dan istri, pekerjaan suami dan istri, dan pengeluaran rata-rata per kapita
keluarga (pengeluaran total dibagi besar keluarga). Hasil uji deskriptif mengenai
karakteristik sosio demografi dan sosio ekonomi keluarga tersaji pada Tabel 1 – 5.
Tabel 1 Keluarga berdasarkan karakteristik sosio demografi dan wilayah
Hulu

Hilir

Total

Rataan ± SD

Rataan ± SD

Rataan ± SD

P-value

Variabel
Besar keluarga (orang)
Usia suami (tahun)
Usia istri (tahun)

5.5±1.6
40.2±7.3
34.2±6.1

4.9±1
39.8±6.8
34.4±4.9

5.2 ± 1.4
40.1 ± 7.03
34.3 ± 5.55

0.050*
0.821
0.877

Ket: *signifikan pada p-value