Modal Sosial, Dukungan Sosial, Dan Kesejahteraan Keluarga Di Daerah Aliran Sungai Cimanuk

MODAL SOSIAL, DUKUNGAN SOSIAL, DAN
KESEJAHTERAAN KELUARGA DI DAERAH ALIRAN
SUNGAI CIMANUK

WINDY MELGIANA

DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Modal Sosial,
Dukungan Sosial, dan Kesejahteraan Keluarga Daerah Aliran Sungai Cimanuk
adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum
diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Agustus 2015

Windy Melgiana
NIM I24110034

ABSTRAK
WINDY MELGIANA. Modal Sosial, Dukungan Sosial, dan Kesejahteraan
Keluarga di Daerah Aliran Sungai Cimanuk. Dibimbing oleh HARTOYO.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis modal sosial, dukungan sosial,
dan kesejahteraan keluarga yang berada di Daerah Aliran Sungai Cimanuk dengan
desain studi cross-sectional dan metode purposive sampling. Lokasi penelitian
dipilih secara purposive di Daerah Aliran Sungai Cimanuk karena sebagai salah
satu penopang utama sumberdaya air di Provinsi Jawa Barat. Penelitian ini
berfokus pada dua daerah yaitu wilayah hulu (Kabupaten Garut) dan wilayah hilir
(Kabupaten Indramayu). Pengambilan data dilakukan melalui wawancara
menggunakan kuesioner. Penelitian ini melibatkan 72 keluarga yang memiliki
anak balita dan anak usia sekolah dari kalangan menengah ke bawah (ditentukan
berdasarkan Garis Kemiskinan BPS 2013). Hasil penelitian menunjukkan bahwa,

kesejahteraan keluarga dipengaruhi oleh pendidikan suami, kelompok dan
jaringan, serta pemberdayaan dan aksi politik. Kelompok dan jaringan merupakan
modal sosial yang paling banyak dimiliki oleh keluarga. Selanjutnya, dukungan
sosial yang paling sering diterima keluarga yaitu dukungan sosial yang berasal
dari pemerintah
Kata kunci: daerah aliran sungai, dukungan sosial, kesejahteraan, modal sosial

ABSTRACT
WINDY MELGIANA. Social Capital, Social Supports, and Family Well-being in
Watershed of Cimanuk River. Supervised by HARTOYO.
The objective of this study is to analyze social capital, social supports, and
family well-being in watershed of Cimanuk River with cross-sectional study
design and purposive sampling method. Locations were selected purposively in
Watershed of Cimanuk River as one of the main support of water resources in
West Java Province. This study focuses on two watersheds in the upstream
(Garut) and downstream (Indramayu) of Cimanuk River. The data was obtained
by using questionnaire interview. This study involved 72 families of lower middle
class (determined base on Poverty Line of BPS 2013) who have toddler and
school age children. The result showed that family well-being were influenced by
education level of main breadwinner, groups and netwoks, and empowerment and

political action. Groups and networks are the most belonging social capital hold
by families. Furthermore, the most social supports that always been received by
families is government social supports.
Keywords: watershed, social supports, well-being, social capital

MODAL SOSIAL, DUKUNGAN SOSIAL, DAN
KESEJAHTERAAN KELUARGA DI DAERAH ALIRAN
SUNGAI CIMANUK

WINDY MELGIANA

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains
pada
Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen

DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR
2015

Judul Skripsi
Nama
NIM

: Modal Sosial, Dukungan Sosial, dan Kesejahteraan Keluarga di
Daerah Aliran Sungai Cimanuk
: Windy Melgiana
: I24110034

Disetujui oleh

Dr Ir Hartoyo, MSc
Dosen Pembimbing

Diketahui oleh,

Prof Dr Ir Ujang Sumarwan, MSc

Ketua Departemen

Tanggal Pengesahan:

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas karunia dan
nikmat-Nya yang telah memberikan kesehatan dan kekuatan kepada penulis
sehingga penyusunan skripsi yang berjudul Modal Sosial, Dukungan Sosial, dan
Kesejahteraan Keluarga di Daerah Aliran Sungai Cimanuk dapat terselesaikan
dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah syarat untuk menyelesaikan
program sarjana (S1) di Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen, Fakultas
Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor. Penulis menyadari bahwa dalam
proses pembuatan skripsi ini tidak lepas dari dukungan dan dorongan berbagai
pihak, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Dr Ir Hartoyo, M.Sc. selaku dosen pembimbing yang senantiasa
membimbing, memberikan saran, dan arahan selama proses penyusunan
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
2. Ir Melly Latifah, M.Si selaku dosen pembimbing akademik yang telah
membimbing penulis selama menempuh pendidikan di Departemen Ilmu

Keluarga dan Konsumen.
3. Ir M D Djamaludin, M.Sc, Ir Retnaningsih, M.Si, dan Dr Megawati
Simanjuntak, SP M.Si selaku dosen pemandu seminar dan dosen penguji
yang telah memberi masukan kepada penulis.
4. Seluruh dosen Ilmu Keluarga dan Konsumen yang telah memberikan
banyak ilmu dan pemahamannya kepada penulis.
5. Orang tua (Saprudin dan Erni Sarini) dan adik (Willy Faizal) yang
senantiasa memberikan do’a, dorongan, dan dukungan kepada penulis
selama menempuh dan menyelesaikan studi di IPB.
6. Teman-teman seperjuangan penulis dalam penelitian payung S1 (Mulvia
Nurjuniasari, Hamira Sabania, Ajat Sudrajat, dan Hurriyyatun Kabbaro)
yang telah bekerja sama selama penyusunan skripsi ini.
7. Sahabat terbaik, Astari Febriani Setiawan, Laeli Nur Fitriani, Adelia Ratih
Indrawati, Fida Nurul Fajriyah, Mutiara Nur Ramadhan, Shabrina
Prayidyaningrum, dan Yunni Widyasari yang telah membantu dan
mendukung penulis selama penyusunan skripsi ini.
8. Seluruh keluarga IKK 48 yang telah memberikan dukungan dan semangat
selama penyusunan skripsi ini.
Kesempurnaan hanya milik Allah swt, karena itu penulis sangat menyadari
bahwa selama proses penyusunan skripsi ini masih terdapat kekurangan. Saran,

kritikan, dan arahan yang membangun sangat diharapkan oleh penulis agar dapat
menjadi lebih baik lagi. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi seluruh pihak
yang memerlukannya. Amin.
Bogor, Agustus 2015

Windy Melgiana

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
KERANGKA PEMIKIRAN
METODE
Desain, Lokasi dan Waktu Penelitian
Contoh dan Metode Penarikan Contoh

Jenis dan Teknik Pengumpulan Data
Pengolahan dan Analisis Data
Definisi Operasional
HASIL
Karakteristik Keluarga
Aksesibilitas Lingkungan
Modal Sosial
Dukungan Sosial
Kesejahteraan Keluarga
Faktor-faktor yang Memengaruhi Modal Sosial, Dukungan Sosial, dan
Kesejahteraan Keluarga
PEMBAHASAN
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP

vi

vi
vi
1
1
2
3
4
4
5
5
6
6
7
10
10
10
12
13
13
17

18
19
22
22
23
23
27
34

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10


Variabel, skala, dan kategori data
Karakteristik keluarga berdasarkan wilayah
Sebaran suami dan istri berdasarkan pekerjaan dan wilayah
Sebaran keluarga berdasarkan aksesibilitas lingkungan dan
wilayah
Sebaran keluarga berdasarkan modal sosial dan wilayah
Rataan skor modal sosial berdasarkan dimensi dan wilayah
Sebaran keluarga berdasarkan dukungan sosial dan wilayah
Rataan skor dukungan sosial berdasarkan wilayah
Sebaran keluarga berdasarkan tingkat kesejahteraan dan wilayah
Hasil uji regresi linear berganda karakteristik, modal sosial, dan
dukungan sosial terhadap kesejahteraan subjektif keluarga

7
11
12
13
13
14
16
17
18
19

DAFTAR GAMBAR
1

Kerangka pemikiran modal sosial, dukungan sosial, dan
kesejahteraan keluarga di daerah aliran Sungai Cimanuk

5

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5

Hasil uji korelasi pearson antar variabel
Persentase sebaran jawaban modal sosial
Persentase sebaran jawaban dukungan sosial
Persentase sebaran jawaban kesejahteraan keluarga
Persentase sebaran jawaban aksesibilitas lingkungan

27
28
30
32
33

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara berkembang di dunia dengan jumlah
penduduk miskin yang tidak sedikit, yaitu sebanyak 27.73 juta orang (10.96%)
(BPS 2014). Kemiskinan di Indonesia merupakan masalah yang kompleks
sehingga sering menjadi perhatian berbagai pihak, baik pemerintah maupun
masyarakat itu sendiri. Kemiskinan adalah ketidakmampuan suatu rumah tangga
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sesuai dengan standar yang berlaku. Jawa
Barat sebagai salah satu provinsi di Indonesia dengan jumlah penduduk miskin
terbanyak, memiliki persentase penduduk miskin perdesaan yang lebih tinggi
dibandingkan dengan persentase penduduk miskin di perkotaan yaitu sebesar
10.88 persen (BPS 2014). Faktor yang menyebabkan terjadinya masalah
kemiskinan di perdesaan yaitu, pertumbuhan penduduk, rendahnya kualitas
sumberdaya manusia, dan rendahnya produktivitas (Ihsannudin dan Wijayanti
2013).
Kemiskinan erat kaitannya dengan kesejahteraan. Menurut Hartoyo dan
Aniri (2010), kesejahteraan diartikan sebagai kemampuan keluarga untuk
memenuhi semua kebutuhan untuk bisa hidup layak, sehat dan produktif.
Kesejahteraan berkaitan juga dengan kualitas hidup manusia (quality of human
life) yaitu keadaan ketika terpenuhinya kebutuhan dasar serta terealisasikannya
nilai-nilai hidup (Bubolz dan Sontag 1993 dalam Sunarti 2006). Hal ini sejalan
dengan pendapat Ibrahim (2007), dimana kesejahteraan yang lebih tinggi
membuat keluarga mampu untuk menciptakan kondisi kehidupan yang lebih baik.
Terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan keluarga untuk menciptakan
kesejahteraan yang lebih baik, salah satunya dengan memanfaatkan modal sosial
secara optimal. Portes mendefinisikan modal sosial sebagai kemampuan untuk
mendapatkan manfaat dengan menjaga hubungan baik di dalam jaringan sosial
atau struktur sosial lainnya (Narayan dan Cassidy 2001). Menurut Grootaert dan
Bastelaer (2001), modal sosial merupakan alat yang penting untuk mengurangi
kemiskinan, karena modal sosial memiliki dampak terhadap pendapatan dan
kesejahteraan masyarakat miskin. Modal sosial juga dimanfaatkan untuk
mencapai efisiensi dari program pembangunan desa yang dilakukan dengan
meningkatkan produktivitas pertanian, meningkatkan manajemen sumberdaya,
menaikan keuntungan perdagangan di desa, serta memperkuat ikatan para petani
(Grootaert dan Bastelaer 2001).
Pemanfaatan modal sosial yang optimal akan sejalan dengan penerimaan
dukungan sosial di dalam keluarga. Dukungan sosial adalah kenyamanan,
perhatian, penghargaan atau bantuan yang diterima individu dari orang lain, baik
sebagai individu perorangan atau kelompok (Sarafino 1996 dalam Rachmawati
2010). Dukungan sosial dapat berasal dari berbagai pihak seperti keluarga luas,
tetangga dan pemerintah. Menurut Herawati, Krisnatuti, dan Rukmayanti (2012),
dukungan sosial yang diterima keluarga dapat menanggulangi permasalahan yang
dialami keluarga itu sendiri. Hal ini secara tidak langsung membuat dukungan
sosial dapat menunjang kesejahteraan keluarga agar menjadi lebih baik.

2
Penelitian mengenai modal sosial, dukungan sosial, dan kesejahteraan
keluarga telah banyak dilakukan. Penelitian Kabbaro (2014) pada perempuan
sebagai kepala keluarga menunjukkan bahwa jaringan sosial sebagai dimensi dari
modal sosial dapat mengidentifikasi keluarga menjadi lebih sejahtera secara
objektif. Hal ini sejalan dengan penelitian Grootaert (1999) di Indonesia yang
menunjukkan bahwa modal sosial memiliki hubungan yang positif dengan
kesejahteraan rumah tangga. Selanjutnya penelitian Mendieta, Martin, dan Jacinto
(2013) menunjukkan bahwa dukungan emosional sebagai bagian dari dukungan
sosial dapat meningkatkan kesejahteraan secara efektif. Kajian mengenai modal
sosial, dukungan sosial, dan kesejahteraan keluarga belum banyak diteliti untuk
wilayah hulu dan hilir aliran sungai. Sungai Cimanuk sebagai salah satu sungai
yang mengalir di Jawa Barat, memiliki potensi sumberdaya alam yang dapat
dimanfaatkan oleh masyarakat yang tinggal di daerah tersebut. Namun, keadaan
lingkungan di daerah aliran sungai tidak selalu memberi keuntungan bagi
masyarakat, karena semakin meningkatnya jumlah penduduk yang menyebabkan
semakin meluasnya lahan kritis (Hardjanto 2001). Daerah aliran sungai sebagai
salah satu lingkungan masyarakat perdesaan diduga dapat memberikan pengaruh
terhadap kesejahteraan keluarga karena lingkungan tempat tinggal menentukan
bagaimana akses yang dimiliki keluarga tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat
Iskandar et al. (2006), yang menyatakan bahwa tempat tinggal merupakan salah
satu faktor eksternal yang memengaruhi kesejahteraan menurut indikator BKKBN
Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis pengaruh karakteristik keluarga, aksesibilitas lingkungan, modal
sosial, dan dukungan sosial terhadap kesejahteraan keluarga di Daerah Aliran
Sungai Cimanuk.
Perumusan Masalah
Sungai memiliki peranan penting bagi kehidupan masyarakat yang tinggal
disekitarnya. Menurut Susetyaningsih (2012), Sungai Cimanuk merupakan salah
satu sungai besar yang mengalir di Provinsi Jawa Barat. Sebagai salah satu
penopang utama sumberdaya air, Sungai Cimanuk juga banyak dimanfaatkan
sebagai sumber irigasi lahan pertanian yaitu sebesar 66 persen atau 2 736 km2
(Kementerian Pekerjaan Umum 2010). Daerah Aliran Sungai Cimanuk Hulu
berada di Kabupaten Garut, yaitu di kaki Gunung Papandayan pada ketinggian
1200 meter di atas permukaan laut (dpl), mengalir ke arah timur laut dan
bermuara di Laut Jawa di Kabupaten Indramayu (Susetiyaningsih 2012).
Sungai Cimanuk sebagai salah satu lingkungan tempat tinggal di perdesaan
dapat menentukan akses yang dimiliki masyarakat dalam menggunakan sungai
sebagai sumberdaya alam untuk menunjang aktivitas sehari-hari. Namun,
mengingat semakin meluasnya lahan kritis di wilayah Sungai Cimanuk, membuat
kondisi Sungai Cimanuk diduga dapat memengaruhi kesejahteraan keluarga yang
tinggal disekitar daerah aliran sungai. Menurut Robertson (2010), setiap
masyarakat di daerah aliran sungai dihadapkan pada tantangan lingkungan yang
berasal dari berbagai pembangunan seperti perumahan, perdagangan, dan
infrastruktur.
Kabupaten Garut sebagai wilayah hulu dari Sungai Cimanuk termasuk ke
dalam sepuluh nilai Indeks Pembangunan Manusia (IPM) terendah di Provinsi

3
Jawa Barat dengan skor 72.43 (BPS Jawa Barat 2014). Selain itu, jumlah keluarga
pra sejahtera di Kabupaten Garut pada tahun 2009 cukup tinggi yaitu sebesar 183
375 jiwa (BPS Kabupaten Garut 2014). Selanjutnya, Kabupaten Indramayu
merupakan kabupaten lain yang dilalui Sungai Cimanuk pada wilayah hilir. Di
Kabupaten Indramayu terdapat 13 lokasi rawan banjir seluas 8 834 ha yang
meliputi kecamatan-kecamatan yang berada di daerah pesisir terutama wilayah
yang dialiri sungai, seperti Kecamatan Indramayu, Balongan, Losarang,
Kadanghaur, Sukra, dan Patrol. Banjir yang terjadi di Kabupaten Indramayu
berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat terutama dalam hal pertanian karena
mengakibatkan gagal panen pada lahan pertanian dan perikanan tambak
(Kementerian Pekerjaan Umum 2010). Berdasarkan BPS (2014), Kabupaten
Indramayu memiliki nilai IPM terendah di Provinsi Jawa Barat dengan skor 69.52.
Selain nilai IPM yang tergolong rendah, berdasarkan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD), Kabupaten Indramayu baru mencapai tingkat
kesejahteraan sebesar 38.6 persen dan sisanya sebanyak 61.4 persen masih berada
pada taraf belum sejahtera.
Berdasarkan hal tersebut, Kabupaten Garut dan Kabupaten Indramayu
sebagai wilayah hulu dan hilir Sungai Cimanuk memiliki karakteristik yang
berbeda yang dapat berpengaruh terhadap kesejahteraan keluarga. Selain
memanfaatkan sumberdaya alam, keluarga juga dapat memanfaatkan sumberdaya
non materi yaitu modal sosial untuk mencapai kesejahteraan yang lebih baik.
Coleman menyebutkan bahwa modal sosial merupakan sumberdaya yang dapat
memberikan kontribusi terhadap kesejahteraan individu dan masyarakat (Winter
2000). Modal sosial yang dimiliki keluarga berkaitan dengan dukungan sosial
yang diterima keluarga. Menurut Armstrong et al. (2005), dukungan sosial
merupakan integrasi sosial yang memiliki manfaat terhadap kesejahteraan.
Berdasarkan pemaparan permasalahan di atas, dapat dirumuskan beberapa
pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana modal sosial di daerah hulu dan hilir Sungai Cimanuk?
2. Bagaimana dukungan sosial di daerah hulu dan hilir Sungai Cimanuk?
3. Bagaimana kesejahteraan keluarga di daerah hulu dan hilir Sungai Cimanuk?
4. Bagaimana pengaruh karakteristik keluarga, aksesibilitas lingkungan, modal
sosial, dan dukungan sosial terhadap kesejahteraan keluarga di daerah hulu
dan hilir Sungai Cimanuk?
Tujuan Penelitian
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor
yang berpengaruh terhadap modal sosial, dukungan sosial, dan kesejahteraan
keluarga di daerah hulu Sungai Cimanuk (Kabupaten Garut) dan daerah hilir
Sungai Cimanuk (Kabupaten Indramayu). Secara khusus tujuan dari penelitian ini
diantaranya:
1. Menganalisis modal sosial di daerah hulu dan hilir Sungai Cimanuk.
2. Menganalisis dukungan sosial di daerah hulu dan hilir Sungai Cimanuk.
3. Menganalisis kesejahteraan keluarga di daerah hulu dan hilir Sungai Cimanuk.
4. Menganalisis pengaruh karakteristik keluarga, aksesibilitas lingkungan,
modal sosial, dan dukungan sosial terhadap kesejahteraan keluarga di daerah
hulu dan hilir Sungai Cimanuk.

4

Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi berupa informasi di
bidang pengembangan keilmuan keluarga mengenai modal sosial dan dukungan
sosial keluarga di daerah hulu dan hilir Sungai Cimanuk. Selanjutnya, informasi
tersebut juga diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi
pemerintah setempat dalam menanggulangi kemiskinan dan membuat kebijakan
terkait kehidupan keluarga secara luas sehingga kesejahteraan keluarga dapat
terwujud.

KERANGKA PEMIKIRAN
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1992, keluarga adalah unit
terkecil di dalam masyarakat yang terdiri dari suami, istri atau suami istri dan
anaknya atau ayah dan anaknya atau ibu dan anaknya. Keluarga berperan penting
dalam meningkatkan sumberdaya manusia dan mencapai kesejahteraan.
Kesejahteraan keluarga menurut Undang-Undang Nomor 52 tahun 2009 yaitu
kondisi keluarga yang memiliki keuletan dan ketangguhan serta mengandung
kemampuan fisik materil guna hidup mandiri dan mengembangkan diri dan
keluarganya untuk hidup harmonis dalam meningkatkan kesejahteraan
kebahagiaan lahir dan batin. Pendekatan untuk mengukur tingkat kesejahteraan
keluarga dapat dilihat berdasarkan pendekatan objektif dan subjektif. Pendekatan
subjektif diperoleh dari tingkat kebahagiaan dan kepuasan yang dirasakan oleh
masyarakat sendiri bukan orang lain. Ukuran kepuasan tersebut dapat berbeda
untuk setiap individu (Sunarti 2006).
Karakteristik keluarga seperti pendidikan, pekerjaan, pengeluaran per kapita,
dan besar keluarga diduga memiliki pengaruh terhadap kesejahteraan keluarga.
Terdapat kaitan antara pendidikan dan pekerjaan. Pendidikan yang ditempuh
seseorang, akan menentukan pekerjaannya. Hal ini sesuai dengan Hartoyo,
Djamaludin, dan Herawati (2013) yang menyatakan bahwa pendidikan yang
tinggi akan menentukan jenis pekerjaan yang dimiliki kepala keluarga. Seseorang
yang memiliki pekerjaan yang baik, akan memiliki pendapatan yang baik juga
sehingga dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dan akan berpengaruh terhadap
kepuasan hidup yang dirasakan. Selain itu, aksesibilitas lingkungan tempat tinggal
suatu keluarga dapat menjadi salah satu faktor penentu kesejahteraan keluarga.
Daerah aliran sungai merupakan salah satu lingkungan tempat tinggal masyarakat
perdesaan. Namun, semakin tingginya jumlah penduduk yang tinggal di daerah
aliran sungai, membuat lahan kritis pada wilayah di daerah aliran sungai pun
meluas. Hal ini dapat memberikan dampak terhadap kehidupan keluarga.
Setiap keluarga memiliki sumberdaya untuk menjaga keberlangsungan
hidupnya, baik sumberdaya materi maupun sumberdaya bukan materi. Modal
sosial merupakan salah satu sumberdaya non materi yang dapat memengaruhi
kesejahteraan keluarga. Modal sosial adalah sumberdaya penting dalam kehidupan
masyarakat karena modal ini merupakan jaringan/hubungan keluarga terhadap
masyarakat luas untuk memecahkan berbagai persoalan keluarga. Modal sosial
memiliki korelasi yang positif dengan kesejahteraan rumah tangga (Grootaert
1999).

5
Modal sosial yang dimiliki keluarga diduga dapat menunjang keluarga
untuk menerima dukungan sosial yang lebih baik, dimana semakin tinggi
kepercayaan dan solidaritas masyarakat yang merupakan komponen dari modal
sosial, maka dukungan sosial tetangga yang diperoleh oleh keluarga pun akan
semakin tinggi (Achmad 2014). Dukungan sosial yang diterima keluarga dari
lingkungan sekitarnya, akan membantu keluarga dalam menghadapi kesulitankesulitan yang dihadapi. Menurut Rahmawati (2010), dengan adanya dukungan
sosial maka akan mempermudah keluarga dalam meningkatkan kesejahteraan
subjektif keluarga. Berdasarkan landasan pemikiran tersebut, kerangka berpikir
dalam penelitian ini disajikan dalam Gambar 1.

Karakteristik keluarga

-

Sosio Demografi:
Usia suami dan istri
Besar Keluarga

Sosial Ekonomi:
- Pendidikan suami dan
istri
- Pengeluaran per kapita
keluarga

Aksesibilitas lingkungan

Modal Sosial:
1. Kelompok dan Jaringan
2. Kepercayaan dan
Solidaritas
3. Kerjasama dan Aksi
Bersama
4. Informasi dan Komunikasi
5. Kohesi Sosial dan Inklusi
6. Pemberdayaan dan Aksi
Politik
Kesejahteraan
keluarga
Dukungan Sosial:
 Dukungan sosial
keluarga luas
 Dukungan sosial
tetangga
 Dukungan sosial
pemerintah

Gambar 1 Kerangka pemikiran modal sosial, dukungan sosial, dan kesejahteraan keluarga di daerah
aliran Sungai Cimanuk

METODE
Desain, Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini mengunakan desain penelitian cross-sectional study, yaitu
penelitian yang dilakukan hanya pada satu waktu tertentu dan tidak berkelanjutan
(single period in time). Lokasi penelitian berada di Daerah Aliran Sungai (DAS)
Cimanuk yang merupakan salah satu penopang utama sumberdaya air di Provinsi
Jawa Barat. Penelitian ini mengambil fokus pada dua daerah yaitu wilayah hulu di
Kabupaten Garut dan wilayah hilir di Kabupaten Indramayu. Selanjutnya
kecamatan dan desa dipilih secara purposive dengan pertimbangan jarak terdekat
dengan Sungai Cimanuk dan pemanfaatan sungai untuk kehidupan masyarakat

6
sehari-hari. Proses pengambilan data dilaksanakan tanggal 5 April sampai 2 Mei
2015.
Contoh dan Metode Penarikan Contoh
Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian payung dengan tema
“Strategi Nafkah dan Dinamika Kemiskinan antargenerasi pada Keluarga di DAS
Cimanuk”. Populasi penelitian ini adalah keluarga yang memiliki anak balita,
anak sekolah, dan tinggal di sekitar daerah aliran Sungai Cimanuk, baik hulu
maupun hilir. Penarikan contoh menggunakan teknik non probability sampling
dengan metode purposive. Data terkait contoh diperoleh melalui pendekatan
tempat tinggal dan wawancara mendalam. Secara rinci, proses pengambilan
contoh adalah sebagai berikut:
1. Kecamatan dari setiap kabupaten dipilih secara purposive dengan
pertimbangan jarak terdekat dari Sungai Cimanuk. Kecamatan Cikajang
dan Cisurupan dipilih mewakili Kabupaten Garut, sedangkan Kecamatan
Jatibarang, Sindang, dan Indramayu dipilih mewakili Kabupaten
Indramayu.
2. Lima desa dari setiap kecamatan dipilih secara purposive dengan
pertimbangan jarak terdekat dengan Sungai Cimanuk. Kelima desa tersebut
diantaranya: Desa Simpang (Kecamatan Cikajang), Desa Sukatani
(Kecamatan Cisurupan), Desa Pilangsari (Kecamatan Jatibarang), Desa
Kenanga (Kecamatan Sindang), dan Desa Dukuh (Kecamatan Indramayu).
3. Pengambilan contoh dari setiap desa dilakukan secara purposive dengan
pertimbangan mempunyai anak balita dan anak usia sekolah. Selanjutnya,
diperoleh contoh sejumlah 142 keluarga dari lima desa. Contoh yang akan
dianalisis lebih lanjut berjumlah 72 keluarga (hulu=40 dan hilir=32) dari
kalangan menengah ke bawah berdasarkan kriteria Garis Kemiskinan BPS
2013 dengan pengeluaran pangan dan non pangan sebagai tolak ukur.
Jenis dan Teknik Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data primer. Data
primer diperoleh dari hasil wawancara secara langsung kepada istri yang
merupakan responden dalam penelitian dengan menggunakan kuesioner
terstruktur yang terlebih dahulu diuji validitas dan reabilitasnya. Karakteristik
keluarga meliputi usia istri, usia suami, pekerjaan istri, pekerjaan suami, lama
pendidikan istri, lama pendidikan suami, besar keluarga, dan pengeluaran per
kapita (pengeluaran pangan dan non pangan keluarga per bulan dibagi besar
keluarga). Modal sosial diukur dengan menggunakan kuesioner yang
dikembangkan oleh Grootaert et al. (2003) yang telah dimodifikasi dengan total
32 pertanyaan dan reliabilitas 0.837. Dukungan sosial mencakup dukungan sosial
keluarga luas, dukungan sosial tetangga, dan dukungan sosial pemerintah diukur
dengan menggunakan instrumen yang diacu dan dimodifikasi dari Puspasari
(2013) dengan total 21 pertanyaan dan reliabilitas 0.727. Kesejahteraan keluarga
diukur dengan menggunakan instrumen berdasarkan persepsi istri terhadap
kepuasan hidup yang dikembangkan oleh Puspitawati dan Herawati (2008) dan
diacu dalam Puspitawati (2012). Pertanyaan tersebut telah dimodifikasi dengan
total 21 pertanyaan dan reliabilitas 0.832. Selanjutnya, instrumen mengenai

7
aksesibilitas lingkungan yang terbagi menjadi wilayah hulu dan wilayah hilir
Sungai Cimanuk berisi persepsi mengenai kemudahan keluarga dalam mengakses
lingkungannya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dikembangkan dari konsep
Becker (1993) dan Moore (2001). Instrumen ini terdiri dari 22 pernyataan dengan
reliabilitas 0.787. Sedangkan data sekunder didapatkan melalui studi literatur dari
buku, jurnal, internet, dan dokumen-dokumen pemerintah setempat yang terkait
topik penelitian.
Tabel 1 Variabel, skala, dan kategori data
Variabel
Skala
Kategori Data
Karakteristik keluarga
Rasio
[1] Dewasa awal (23-40 tahun)
Usia suami dan istri
[2] Dewasa madya (41-60 orang
(Santrock 2011)
[3] Dewasa akhir (≥ 60 tahun)
Besar keluarga
Rasio
[1] Keluarga kecil (0-4 orang)
(BKKBN 1998)
[2] Keluarga sedang (5-7 orang
[3] Keluarga besar (≥ 8 orang)
Lama pendidikan suami dan
Rasio
istri
(Tahun)
Pengeluaran per kapita (BPS
2013)
Pekerjaan suami dan istri

Aksesibilitas lingkungan
Dikembangkan dari konsep Becker
(1993) dan Moore (2001)
Modal sosial
Diacu dan dimodifikasi dari
Grootaert et al. (2003)
Dukungan sosial
Diacu dan dimodifikasi dari
Puspasari (2013)
Kesejahteraan keluarga
Diacu dalam Puspitawati (2012)

Rasio
(Rupiah)
Nominal [0] Tidak bekerja
[1] PNS
[2] Buruh
[3] Petani
[4] Wiraswasta
[5] Karyawan swasta
[6] Lainnya
Rasio
[1] Rendah (0-33.33)
[2] Sedang (33.34-66.7)
[3] Tinggi (66.8-100)
Rasio
[1] Rendah (0-33.33)
[2] Sedang (33.34-66.7)
[3] Tinggi (66.8-100)
Rasio
[1] Rendah (0-33.33)
[2] Sedang (33.34-66.7)
[3] Tinggi (66.8-100)
Rasio
[1] Rendah (0-33.33)
[2] Sedang (33.34-66.7)
[3] Tinggi (66.8-100)

Pengolahan dan Analisis Data
Data primer yang diperoleh melalui pengisian kuesioner diinput dan diolah
melalui proses editing, coding, scoring, entry data ke komputer, cleaning data,
dan analisis data. Semua data diolah menggunakan Microsoft Excel for Windows

8
dan analisis data dilakukan dengan menggunakan SPSS 16.0 for Windows.
Tahapan editing yaitu pengecekan terhadap data-data yang yang telah
dikumpulkan melalui pengisian kuesioner. Coding yaitu pemberian kode tertentu
terhadap jawaban responden untuk memudahkan ketika proses analisis.
Selanjutnya, data discoring dan dientry untuk diolah. Sebelum melakukan
pengolahan data, data dicleaning terlebih dahulu agar tidak ada kesalahan.
Pertanyaan dari setiap dimensi variabel dikuantitatifkan lalu dijumlahkan
dan dikonversi dalam bentuk indeks sehingga diperoleh nilai minimum 0 dan nilai
maksimum 100. Konversi ini bertujuan untuk menyamaratakan satuan agar
perbandingan pengkategorian data setiap variabel seragam (Puspitawati dan
Herawati 2013). Indeks dihitung dengan rumus:
Indeks
Keterangan:
Indeks
Nilai aktual
Nilai maksimal
Nilai minimal



=

× 100

= skala nilai 0-100
= nilai yang diperoleh responden
= nilai tertinggi yang seharusnya dapat diperoleh responden
= nilai terendah yang seharusnya dapat diperoleh responden

Setelah itu, skor indeks yang dicapai dimasukkan ke dalam kategori kelas.
Skor dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu rendah, sedang, dan tinggi.
Selanjutnya, dibutuhkan interval kelas untuk menentukan cut off variabel. Rumus
interval kelas adalah sebagai berikut (Puspitawati dan Herawati 2013):
Interval Kelas

=

Interval kelas yang digunakan untuk variabel sesuai rumus interval kelas
adalah:
Interval Kelas =

( 00-0)
3

= 33.33

Cut off yang diperoleh untuk pengkategorian adalah sebagai berikut:
1. Rendah: 0.00 - 33.33
2. Sedang: 33.34 - 66.67
3. Tinggi: 66.68 – 100
Secara rinci analisis data yang digunakan untuk menjawab masing-masig
tujuan adalah sebagai berikut:
1. Analisis deskriptif (rata-rata, nilai minimal dan maksimal, frekuensi, standar
deviasi dan persentase) digunakan untuk mengidentifikasi karakteristik
keluarga, aksesibilitas lingkungan, modal sosial, dukungan sosial, dan
kesejahteraan keluarga.
2. Uji beda Independent Sample T-Test digunakan untuk melihat perbedaan
karakteristik keluarga, aksesibilitas lingkungan, modal sosial, dukungan

9
sosial, dan kesejahteraan pada keluarga yang tinggal di wilayah hulu dan hilir
Sungai Cimanuk.
3. Kesejahteraan keluarga diukur dengan cara mengumpulkan data terkait
persepsi istri terhadap kepuasan hidup keluarga. Skoring dilakukan terhadap
semua pertanyaan sehingga diperoleh skor total. Jawaban “tidak puas”
diberikan skor , jawaban “kurang puas” diberikan skor 2, jawaban “puas”
diberikan skor 3, dan jawaban “sangat puas” diberikan skor 4. Selanjutnya,
skor dijumlahkan, dirubah dalam bentuk indeks, dan dikategorikan menjadi
tiga kategori yaitu rendah, sedang, dan tinggi berdasarkan cut off.
4. Modal sosial diukur dengan cara mengumpulkan data terkait kepemilikan
modal sosial di dalam keluarga. Skoring dilakukan terhadap semua pernyataan
sehingga diperoleh skor total. Jawaban “tidak pernah” diberikan skor ,
jawaban “kadang-kadang” diberikan skor 2, jawaban “sering” diberikan skor
3, dan jawaban “sangat sering” diberikan skor 4. Variabel modal sosial terdiri
dari enam sub variabel yaitu kelompok dan jaringan (7 pernyataan),
kepercayaan dan solidaritas (3 pernyataan), aksi bersama dan kerjasama (3
pernyataan), informasi dan komunikasi (5 pernyataan), kohesi dan inklusi (9
pernyataan), dan pemberdayaan dan aksi politik (5 pernyataan). Masingmasing sub variabel tersebut dijumlahkan dan dirubah dalam bentuk indeks
dan dikategorikan menjadi tiga kategori yaitu rendah, sedang, dan tinggi
berdasarkan cut off.
5. Dukungan sosial diukur dengan cara mengumpulkan data terkait dukungan
sosial yang diterima keluarga. Skoring dilakukan terhadap semua pernyataan
sehingga diperoleh skor total. Jawaban “tidak pernah” diberikan skor ,
jawaban “kadang-kadang” diberikan skor 2, jawaban “sering” diberikan skor
3, dan jawaban “sangat sering” diberikan skor 4. Variabel dukungan sosial
terdiri dari tiga sub variabel yaitu dukungan sosial keluarga luas (8
pernyataan), dukungan sosial tetangga (10 pernyataan), dan dukungan sosial
pemerintah (3 pernyataan). Masing-masing sub variabel tersebut dijumlahkan
dan dirubah dalam bentuk indeks dan dikategorikan menjadi tiga kategori
yaitu rendah, sedang, dan tinggi berdasarkan cut off.
6. Menganalisis pengaruh karakteristik keluarga, aksesibilitas lingkungan, modal
sosial, dan dukungan sosial terhadap kesejahteraan keluarga digunakan uji
regresi linier berganda dengan model sebagai berikut:
Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4 + b5 X5 + b6 X6 + b7 X7 + b8 X8 + b9 X9 + b10
X10 + b11 X11 + b12X12 + e
Keterangan:
Y= kesejahteraan keluarga (skor)
a= konstanta
b= koefisien regresi
e= penyimpangan
X1= usia suami (tahun)
X2= usia istri (tahun)
X3= besar keluarga (orang)
X4= pengeluaran per kapita (Rp/bulan)
X5= pendidikan suami (tahun)
X6= pendidikan istri (tahun)
X7= aksesibilitas lingkungan (skor)

10
X8= modal sosial (skor)
X9= dukungan sosial keluarga luas (skor)
X10= dukungan sosial tetangga (skor)
X11= dukungan sosial pemerintah (skor)
X12 = wilayah (0=hulu; 1=hilir)
Definisi Operasional
Responden merupakan istri dari keluarga yang tinggal di wilayah hulu dan hilir
Daerah Aliran Sungai (DAS) Cimanuk, Provinsi Jawa Barat.
Karakteristik keluarga merupakan semua informasi yang terkait dengan
identitas keluarga meliputi usia (suami dan istri), lama pendidikan (suami
dan istri), pekerjaan (suami dan istri), besar keluarga, dan pengeluaran
keluarga per kapita.
Besar keluarga merupakan banyaknya anggota keluarga inti baik yang tinggal
dalam satu rumah maupun tidak yang masih menjadi tanggungan keluarga
dan dikategorikan menjadi keluarga kecil (0-4 orang), keluarga sedang (57 orang), dan keluarga besar (> 7 orang).
Jenis pekerjaan merupakan usaha tertentu yang dilakukan oleh anggota keluarga
dalam rangka memperoleh penghasilan berupa uang.
Lama pendidikan merupakan jenjang pendidikan formal yang pernah ditempuh
oleh suami dan istri semasa hidupnya dalam hitungan tahun.
Usia merupakan lama hidup suami dan istri terhitung sejak lahir hingga tahun
2015 yang dinyatakan dalam tahun, yang dikategorikan menjadi dewasa
awal (23-40 tahun), dewasa menengah (41-60 tahun), dan dewasa akhir
(>60 tahun).
Pengeluaran per kapita keluarga merupakan jumlah pengeluaran pangan dan
non pangan keluarga dinilai dalam bentuk rupiah dalam kurun waktu satu
bulan terakhir.
Modal sosial merupakan modal non materi yang dimiliki oleh keluarga yang
diukur berdasarkan kelompok dan jaringan, kepercayaan dan solidaritas,
kerjasama dan aksi bersama, informasi dan komunikasi, kohesi sosial dan
inklusi, serta pemberdayaan dan aksi politik.
Dukungan sosial adalah dukungan yang diperoleh keluarga baik dari keluarga
luas, tetangga, maupun pemerintah yang terdiri dari dukungan emosi,
dukungan instrumen dan dukungan informasi.
Kesejahteraan keluarga merupakan persepsi mengenai kondisi kualitas hidup
keluarga yang dilihat dari berbagai aspek, seperti kesehatan, spiritual,
sosial, dan ekonomi.
Aksesibilitas lingkungan merupakan persepsi keluarga dalam hal kemudahan
akses terhadap sumber daya alam dan fasilitas yang tersedia.

HASIL
Karakteristik Keluarga
Karakteristik keluarga pada penelitian ini terdiri dari karakteristik sosio
demografi dan sosio ekonomi. Karakteristik sosio demografi terdiri dari usia

11
suami, usia istri, dan besar keluarga. Selanjutnya karakteristik sosio ekonomi yang
diteliti meliputi pendidikan suami, pendidikan istri, pekerjaan suami, pekerjaan
istri, dan pengeluaran per kapita keluarga. Hasil uji deskriptif karakteristik
keluarga tersaji pada Tabel 2. Pada penelitian ini, usia suami dan usia istri
dikategorikan menjadi tiga menurut Santrock (2011), yaitu dewasa awal (23 – 40
tahun), dewasa madya (41 – 60 tahun), dan dewasa akhir (>60 tahun). Hasil
menunjukkan bahwa rata-rata usia suami dan istri di wilayah hulu dan wilayah
hilir berada pada tingkatan dewasa awal.
Besar keluarga pada penelitian ini merupakan banyaknya anggota keluarga
inti baik yang tinggal dalam satu rumah maupun tidak yang masih menjadi
tanggungan keluarga. Berdasarkan BKKBN (2008), besar keluarga dikategorikan
menjadi keluarga kecil (0-4 orang), keluarga sedang (5-7 orang), dan keluarga
besar (≥ 8 orang). Hasil uji deskriptif menunjukkan bahwa rata-rata besar keluarga
di kedua wilayah tergolong ke dalam kategori keluarga sedang dan terdapat
perbedaan antara besar keluarga di wilayah hulu dan wilayah hilir.
Hasil uji deskriptif menunjukkan bahwa rata-rata lama pendidikan suami
dan istri di wilayah hulu kurang dari 6 tahun atau setara dengan tidak tamat
Sekolah Dasar (SD), sedangkan rata-rata lama pendidikan suami dan istri pada
keluarga di wilayah hilir setara dengan tidak tamat Sekolah Menengah Pertama
(SMP). Hasil uji beda menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan
antara lama pendidikan yang ditempuh suami dan istri di wilayah hulu dan hilir.
Pengeluaran per kapita merupakan pengeluaran pangan dan non pangan
dibagi dengan jumlah seluruh anggota keluarga. Hasil penelitian menunjukkan
rata-rata pengeluaran per kapita keluarga di wilayah hulu dan wilayah hilir berada
di atas Garis Kemiskinan masing-masing kabupaten untuk setiap wilayah, yaitu
Rp 266 308,- untuk Kabupaten Garut dan Rp 350 455,- untuk Kabupaten
Indramayu (BPS 2013).
Tabel 2 Karakteristik keluarga berdasarkan wilayah
Karakteristik keluarga
Usia suami
Usia isteri
Besar keluarga
Lama pendidikan suami
Lama pendidikan istri
Pengeluaran per kapita

Hulu
Rataan±SD
40.22±7.301
34.20±6.111
5.50±1.633
5.90±2.098
5.72±1.320
273873.949±
80751.5135

Hilir
Rataan±SD
39.84±6.767
34.41±4.852
4.88±1.008
7.59±3.291
6.97±2.811
357734.900±
106549.228

Total
Rataan±SD
40.06±7.035
34.29±5.550
5.22±1.416
6.65±2.804
6.28±2.190
311145.549±
101486.895

P-value
0.821
0.877
0.050 *
0.015 **
0.026 **
0.001 ***

Ket: *signifikan pada p-value