Perencanaan Lanskap Agrowisata Berkelanjutan di Desa Sukaharja dan Desa Tajurhalang Kecamatan Cijeruk Kabupaten Bogor

PERE
ENCANAA
AN LANSK
KAP AGRO
OWISATA
A BERKELANJUTAN
N
DI DESA
A SUKAHA
ARJA DAN
N DESA TA
AJURHALA
ANG
KECA
AMATAN CIJERUK
C
KABUPAT
K
TEN BOGO
OR
 

 
 
 
 
 
 

Oleh :
M
MEGA
AM
MALYA

DEP
PARTEME
EN ARSITEKTUR LANSKAP
FAKU
ULTAS PE
ERTANIAN
N

INSTITU
UT PERTA
ANIAN BOG
GOR
2010
0

RINGKASAN

MEGA AMALYA. Perencanaan Lanskap Agrowisata Berkelanjutan di Desa
Sukaharja dan Desa Tajurhalang Kecamatan Cijeruk Kabupaten Bogor.
Dibimbing oleh TATI BUDIARTI dan NIZAR NASRULLAH.
Kecamatan Cijeruk merupakan salah satu dari 36 kecamatan yang ada di
Kabupaten Bogor dengan potensi pertanian dan pemandangan alam yang belum
sepenuhnya dikembangkan untuk tujuan wisata. Kecamatan Cijeruk terbagi
menjadi 9 desa yaitu Desa Sukaharja, Tajurhalang, Cipelang, Cijeruk, Palasari,
Tanjungsari, Cipicung, Cibalung, dan Warung Menteng. Desa yang akan
dikembangkan ialah Desa Sukaharja yang memiliki potensi tanaman hortikultur,
khususnya sentra tanaman hias, buah-buahan semusim serta sayuran dan palawija,
dan Desa Tajurhalang sebagai desa yang turut dikembangkan dengan potensi

pertanian berupa tanaman hias dan peternakan. Selain potensi pertanian serta
pemandangan alam tersebut, desa ini juga memiliki potensi masyarakat yang
mengusahakan lahan pertanian di desanya dalam bentuk kelompok tani.
Penelitian ini dilakukan untuk menghasilkan rencana lanskap (landscape
plan) agrowisata berkelanjutan melalui penataan ruang, pengadaan fasilitas dan
utilitas yang mendukung aktivitas agrowisata maupun wisata umum di perdesaan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini bersifat deskriptif analitis melalui
kegiatan survey baik observasi maupun non-observasi lapang. Tahapan penelitian
meliputi mengidentifikasi dan merumuskan masalah, menyusun kerangka teoritis
dan konsultasi dengan ahli, mengumpulkan data, menganalisis data, mensintesis
data, dan perencanaan. Data persepsi atau preferensi masyarakat diambil dengan
wawancara dan penyebaran kuesioner kepada responden, pengambil kebijakan,
instansi dan masyarakat : petani, pedagang, pengusaha kecil/pengrajin, kelompok
wanita, pengunjung. Data keberlanjutan masyarakat dikaji dengan metode
Community Sustainability Assessment (CSA) atau Penilaian Keberlanjutan
Masyarakat (PKM). Penilaian berdasarkan kriteria tertentu dilakukan terhadap
tiga alternatif perencanaan untuk menentukan alternatif terpilih.
Lokasi penelitian berbatasan dengan Kotamadya Bogor, Desa Cipelang,
Gunung Salak, Desa Tanjungsari, dan Kecamatan Tamansari. Total luas kawasan
mencapai ± 925,2 Ha yang meliputi hutan (14,7%), kebun campuran (43,7%),

perkampungan (8,9%), sawah (32,4%), serta taman dan tegalan (0,3%). Kawasan
berada pada ketinggian ± 412,5 – 1737,5 mdpl dengan kondisi topografi berbukit
dan kemiringan lahan yang cukup bervariasi. Suhu rata-rata kawasan mencapai
22,9°C dengan curah hujan rata-rata bulanan 310,2 mm. Kelembaban rata-rata di
dalam kawasan cukup tinggi, yakni 83,4%, dengan rata-rata kecepatan angin
tahun 2008 adalah 2,5 km/jam yang tergolong angin sepoi-sepoi. Jenis tanah pada
kawasan terdiri dari Andosol, Podsolik merah kekuningan, Regosol, dan Asso
latosol clk regosol. Sumber air kawasan berasal dari curah hujan, mata air
Ciburial, sungai Cipinanggading, saluran isrigasi, dan PAM. Sejak tahun 2000
debit air sungai Cipinanggading mengalami penurunan, dan saluran irigasi banyak
mengalami kerusakan. Penilaian keberlanjutan di kawasan menunjukkan adanya
penurunan aspek ekologis dikarenakan sistem pembuangan limbah cair yang
masih langsung menuju saluran air yang digunakan untuk pengairan lahan.

Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh potensi dan kendala yang ada di
dalam kawasan yang menentukan dalam pembagian ruang kawasan yang sesuai
dengan tata guna dan daya dukung lahan serta rencana tata ruang kawasan.
Pembagian ruang yang dihasilkan meliputi ruang utama agrowisata seluas 231,3
ha (25%), ruang pendukung agrowisata seluas 341,9 ha (37%), serta ruang
penyangga 352 ha (38%). Masing-masing ruang terbagi ke dalam area-area yang

memegang fungsi penerimaan, pelayanan, budidaya, display, pasca panen,
pendidikan, rekreasi, evaluasi dan konservasi. Ruang utama agrowisata memiliki
pembagian area berdasarakan komoditi yakni, area tanaman hias, area sayuran
palawija dan padi, area tanaman buah, serta area peternakan. Ruang pendukung
agrowisata memiliki area penerimaan, area pelayanan, area transisi, dan area
masyarakat atau pemukiman. Sedangkan ruang penyangga memiliki area
konservasi.
Konsep dasar perencanaan lanskap agrowisata ini adalah menciptakan
kawasan agrowisata yang berkelanjutan dengan memanfaatkan ragam komoditas
pertanian sebagai obyek wisata dan peran aktif masyarakat setempat yang
diwujudkan dalam bentuk menyediakan fasilitas pelayanan, jasa pemandu dan
tenaga kerja serta mengelola aktivitas agrowisata bagi pengunjung. Konsep
berkelanjutan terletak pada potensi sumberdaya yang termanfaatkan tanpa
merusak lingkungan alami perdesaan yang menjadi daya tarik sehingga tetap
dapat lestari hingga waktu yang akan datang. 
Rencana ruang dan aktivitas yang dikembangkan adalah rencana
berdasarkan fungsi pelayanan serta fungsi agrowisata dan wisata umum. Aktivitas
pelayanan wisata yang direncanakan seperti penyambutan, parkir, registrasi,
memperoleh informasi, menyewa alat transportasi desa, berbelanja, makan,
bermalam, beribadah, dan MCK, sedangkan aktivitas agrowisata dan wisata

umum antara lain budidaya, pengolahan dan pengemasan hasil, pengolahan
limbah pertanian, jalan santai, memetik buah, memerah sapi, bersepeda,
menikmati pemandangan, piknik, photohunting, dan jalan santai. Fasilitas yang
dikembangkan meliputi fasilitas pelayanan wisata, fasilitas agrowisata dan
rekreasi umum, serta fasilitas penunjang wisata. Fasilitas agrowisata yang
umumnya ada di tiap obyek agrowisata ialah jalan setapak, papan penanda, papan
informasi, shelter, lahan pembibitan, dan lahan percobaan, tempat sampah, tempat
duduk, tempat pengemasan hasil dan pengolahan limbah pertanian. Fasilitas
penunjang wisata yang disediakan seperti utilitas air bersih, jaringan listrik oleh
PLN, jaringan telekomunikasi, pengelolaan limbah padat dan cair serta informasi
dan promosi.
Perencanaan ini dapat dilanjutkan dengan perencanaan yang lebih detail
terhadap ruang-ruang yang telah direncanakan. Perlu pengawasan dan pembinaan
dalam rangka memperbaiki lingkungan. Perlu adanya peran aktif masyarakat
dalam mengelola kawasan yang bekerjasama dengan pemerintah dan swasta, serta
bantuan penyediaan fasilitas dan utilitasdari pihak terkait.

PERENCANAAN LANSKAP AGROWISATA BERKELANJUTAN
DI DESA SUKAHARJA DAN DESA TAJURHALANG
KECAMATAN CIJERUK KABUPATEN BOGOR

 
 
 
 
 
 
 

MEGA AMALYA

Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian pada
Departemen Arsitektur Lanskap

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2010


LEMBAR PENGESAHAN

Judul Skripsi : Perencanaan Lanskap Agrowisata Berkelanjutan di Desa
Sukaharja dan Desa Tajurhalang Kecamatan Cijeruk
Kabupaten Bogor
Nama

: Mega Amalya

NRP

: A44050040

Mayor

: Arsitektur Lanskap

Disetujui,


Dosen Pembimbing I

Dosen Pembimbing II

Dr. Ir. Tati Budiarti, MS

Dr. Ir. Nizar Nasrullah, MAgr

NIP. 19610720 198403 2 002

NIP. 19620118 198601 1 001

Diketahui,

Ketua Departemen

Dr. Ir. Siti Nurisjah, MSLA
NIP. 19480912 197412 2 001

Tanggal disetujui :


PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala nikmat
sehat, rizki, waktu dan kesempatan yang telah diberikan sehingga tugas akhir
dengan judul Perencanaan Lanskap Agrowisata Berkelanjutan di Desa
Sukaharja dan Desa Tajurhalang Kecamatan Cijeruk Kabupaten Bogor
dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Departemen Arsitektur Lanskap,
Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini merupakan penelitian
KKP3T T.A 2009 yang dilaksanakan atas kerjasama LPPM IPB dengan Balitbang
Pertanian RI yang berjudul “Pengembangan Agrowisata Berbasis Komunitas
untuk Konservasi Lanskap Pertanian dan Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat
di Perdesaan”.
Terima kasih dan penghargaan tak terhingga penulis ucapkan kepada Papa
dan Mama serta keluarga yang telah memberikan cinta dan kasih sayang serta doa
dan dukungan baik berupa materi, moral maupun spiritual. Selain itu terima kasih
pula penulis sampaikan kepada:
1. Dr. Ir. Tati Budiarti, MS selaku dosen pembimbing skripsi I yang telah
banyak membantu serta memberikan bimbingan dan arahan kepada

penulis.
2. Dr. Ir. Nizar Nasrullah, MAgr selaku dosen pembimbing skripsi II yang
telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan
bimbingan selama proses penelitian dan penyusunan skripsi.
3. Dr. Ir. Afra D. N, MSc; Ir.Umi Haryati; dan Ir.Saptana, MSi yang telah
banyak membantu serta memberikan saran, Bapak Didi selaku staf
Departemen Arsitektur Lanskap yang penuh semangat menata tanamantanaman sehingga nyaman dipandang mata, segenap staf Tata Usaha dan
Komisi Pendidikan Departemen Arsitektur Lanskap, serta keluarga besar
IPB yang telah menggunakan perannya dengan sebaik mungkin.
4. Pihak Pemda Kabupaten Bogor, Bakosurtanal, Kecamatan Cijeruk,
UPTD Caringin, Kepala Desa, serta kelompok tani yang telah banyak
membantu dalam proses perolehan data.

5. Dr. Ir. Andi Gunawan, MSc selaku dosen pembimbing akademik yang
selalu mengingatkan dan memotivasi dalam bidang pendidikan.
6. Teman-teman ARL 42 yang setia menemani dan berbagi, serta teman
saya dari Taman kanak-kanak, SD, SMP, dan SMA yang telah
memberikan pengalaman penuh arti.
7. Adik-adik ARL angkatan 43, 44 dan 45 yang senantiasa memberi
semangat untuk pengerjaan skripsi.
8. Keluarga tercinta: Akang Idham, Teh Anne, Tasya dan saudara-saudara
yang tak mampu saya sebutkan satu persatu namanya, namun telah
memberi banyak arti dalam hidup saya.
9. Berbagai pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu karena begitu
banyaknya orang yang telah memberi arti dalam hidup saya sampai saat
ini, semoga kebaikan kalian mendapat balasan yang lebih baik dari Allah
SWT.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan, serta
kelanjutan penelitan yang akan datang. Segala kekurangan yang ada datangnya
dari saya semoga dapat diperbaiki, serta kelebihan yang ada datangnya dari Allah
SWT, semoga dapat kita syukuri.

Bogor, April 2010

Mega Amalya

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 2 Januari 1988 dari pasangan
Sjamsudin (ayah ) dan Schenny Noor (ibu). Penulis merupakan anak ketiga dari
empat bersaudara.
Tahun 2005 penulis lulus dari SMA Negeri 3 Bogor dan pada tahun yang
sama lulus seleksi masuk IPB melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI)
Strata 1. Setelah melalui masa Tahap Persiapan Bersama (TPB)-IPB selama dua
semester, penulis memilih jurusan Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas
Pertanian sebagai program mayor, serta Pengelolaan Wisata Alam dan Jasa
Lingkungan pada Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata,
Fakultas Kehutanan sebagai program minor.
Selama mengikuti perkuliahan penulis mendapat amanat menjadi bendahara
kelas Arsitektur Lanskap (ARL) angkatan 42. Penulis juga sering mengikuti
kepanitian di beberapa acara departemen, seperti menjadi anggota sie.konsumsi
untuk kepanitiaan Masa Perkenalan Departemen (MPD) ARL angkatan 43 dan
bendahara untuk kepanitiaan Fieldtrip angkatan 43 pada tahun 2007, serta
bendahara Hari Pelepasan Sarjana (HPS) ARL angkatan 39 dan bendahara Temu
Alumni Arsitektur Lanskap IPB pada tahun 2008.
 

DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xvii
PENDAHULUAN
Latar Belakang Penelitian ............................................................................. 1
Tujuan Penelitian ......................................................................................... 3
Manfaat Penelitian ....................................................................................... 3
KERANGKA PEMIKIRAN ................................................................................. 4
TINJAUAN PUSTAKA
Lanskap
Pengertian Lanskap ................................................................................. 5
Arsitektur Lanskap .................................................................................. 5
Agrowisata
Pengertian Agrowisata ............................................................................ 5
Ruang Lingkup dan Potensi Agrowisata ................................................. 6
Manfaat Agrowisata ................................................................................ 6
Aktivitas Agrowisata .............................................................................. 6
Sarana dan Prasarana Penunjang Agrowisata ......................................... 6
Perencanaan Agrowisata ......................................................................... 7
Pengembangan Agrowisata ..................................................................... 7
Keberlanjutan (sustainability) ..................................................................... 8
Perencanaan
Perencanaan Lanskap ........................................................................... .10
Perencanaan Kawasan Wisata .............................................................. .10
Wisata
Pengertian Wisata ................................................................................ .11
Aktivitas Wisata ................................................................................... .11
Produk Wisata ...................................................................................... .11
Obyek dan Atraksi Wisata ................................................................... .11

Pelayanan atau Jasa Wisata .................................................................. .12
Potensi Wisata ...................................................................................... .12
Aksesibilitas dan Sistem Transportasi ................................................. .12
Informasi dan Promosi Wisata ............................................................ .12
Pelaku wisata ....................................................................................... .13
Rekreasi
Pengertian Rekreasi ............................................................................. .14
Program dan Aktivitas Rekreasi .......................................................... .14
Perencanaan Kawasan Rekreasi ........................................................... .15
Perdesaan
Pengertian Perdesaan ........................................................................... .15
Potensi Desa ......................................................................................... .16
Lanskap Perdesaan ............................................................................... .16
Pertanian
Aktivitas Pertanian ............................................................................... .16
Pertanian Berkelanjutan ....................................................................... .17
Hasil Penelitian Sebelumnya .................................................................... .17
METODOLOGI
Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................................... .19
Batasan Penelitian ..................................................................................... .20
Metode Penelitian ..................................................................................... .20
DATA DAN ANALISIS
Aspek Fisik dan Bio-Fisik
Letak, Luas, dan Batas Kawasan ......................................................... .27
Ketinggian, Topografi dan Kemiringan Kawasan ............................... .28
Tata Guna Lahan .................................................................................. .30
Iklim dan Kenyamanan ........................................................................ .36
Jenis Tanah ........................................................................................... .39
Hidrologi .............................................................................................. .42
Vegetasi dan Satwa .............................................................................. .44
Aksesibilitas dan Sistem Transportasi ................................................. .45
Obyek dan Daya Tarik Agrowisata ...................................................... .51

Pariwisata Sekitar Kawasan ................................................................. .60
Sarana dan Fasilitas Pendukung Agrowisata ....................................... .64
Aspek Sosial dan Ekonomi
Penduduk .............................................................................................. .66
Kelembagaan ........................................................................................ .67
Obyek dan Atraksi Pendukung Agrowisata ......................................... .68
Pengunjung .......................................................................................... .69
Pengelolaan Kawasan Agrowisata ....................................................... .71
Rencana Tata Ruang Wilayah .............................................................. .74
Aspek Estetika
View atau Potensi Pemandangan .......................................................... .76
Penilaian Keberlanjutan Masyarakat ................................................... .80
SINTESIS
Pembagian Ruang ..................................................................................... .81
Karakteristik Ruang .................................................................................. .86
KONSEP PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN
Alternatif Perencanaan ............................................................................. .89
Pemilihan Alternatif ................................................................................. .90
Konsep Dasar ............................................................................................ .91
Konsep Pengembangan Lanskap .............................................................. .91
Konsep Ruang dan Aktivitas ............................................................... .91
Konsep Fasilitas dan Utilitas ............................................................... .92
Konsep Jalur Agrowisata ..................................................................... .93
Konsep Vegetasi .................................................................................. .94
Konsep Berkelanjutan .......................................................................... .95
Konsep Pengelolaan Pengunjung ......................................................... .96
PERENCANAAN LANSKAP
Rencana Ruang dan Aktivitas ................................................................... .97
Rencana Fasilitas dan Utilitas ................................................................... 109
Rencana Jalur Agrowisata ........................................................................ 111
Rencana Vegetasi ..................................................................................... 112
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan ............................................................................................... 114
Saran ......................................................................................................... 115
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 116
LAMPIRAN ....................................................................................................... 118

DAFTAR TABEL

No

Teks

Halaman

1

Jenis, sumber, cara pengambilan data, dan bentuk hasil data ...................... 24

2

Kriteria penilaian dalam PKM / CSA .......................................................... 26

3

Proporsi, fungsi, serta pengembangan pola pemanfaatan lahan pada
kawasan penelitian ....................................................................................... 34

4

Kriteria kesesuaian iklim untuk beberapa tanaman di kawasan .................. 37

5

Jenis tanah serta pola dan solusi pemanfaatan lahan .................................. 40

6

Kondisi jalan dan solusi pemanfaatannya di dalam kawasan ...................... 50

7

Potensi eksisting obyek dan daya tarik di kawasan ..................................... 58

8

Potensi obyek dan daya tarik wisata serta solusi pemanfaatannya .............. 59

9

Pengembangan aktivitas agrowisata di dalam ruang utama
agrowisata .................................................................................................... 61

10 Obyek wisata di sekitar kawasan ................................................................ 62
11 Fasilitas wisata berdasarkan aktivitas .......................................................... 65
12 Jumlah penduduk di kawasan ...................................................................... 66
13 Karakteristik pengunjung ............................................................................. 69
14 Data ekologi lanskap, estetika, potensi dan permasalahan serta
solusi yang ditawarkan ................................................................................. 82
15 Pembagian ruang, aktivitas serta fasilitas pendukungnya ............................ 88
16 Penilaian kriteria alternatif perencanaan ...................................................... 90
17 Rencana penggunaan ruang ......................................................................... 107
18 Rencana penggunaan ruang untuk aktivitas agrowisata .............................. 108
19 Rencana fasilitas dan utilitas ........................................................................ 110

DAFTAR GAMBAR

No

Teks

Halaman

1

Kerangka pikir perencanaan......................................................................... .4

2

Peta orientasi lokasi penelitian..................................................................... 19

3

Peta lokasi penelitian ................................................................................... 27

4

Peta topografi dan ketinggian kawasan ....................................................... 31

5

Peta kelas kemiringan kawasan.................................................................... 32

6

Peta tata guna lahan kawasan ....................................................................... 35

7

Peta jenis tanah kawasan .............................................................................. 41

8

Peta hidrologi kawasan ................................................................................ 43

9

Vegetasi di dalam kawasan .......................................................................... 44
(a) pohon pinus
(b) pohon, semak, dan penutup tanah

10 Satwa di dalam kawasan .............................................................................. 45
(a) berbagai jenis unggas
(b) mamalia
11 Peta aksesibilitas kawasan ........................................................................... 46
12 Kondisi jalan di dalam kawasan................................................................... 47
13 Jenis kendaraan di dalam kawasan............................................................... 48
14 Pejalan kaki sebagai pengguna jalan ............................................................ 48
15 Penggunaan elemen tanaman pada sisi jalan .............................................. 49
16 Peta potensi obyek agrowisata dan rekreasi di kawasan .............................. 52
17 Kondisi eksisting usaha tani tanaman hias .................................................. 53
(a) saung dalam kelompok usaha tani untuk budidaya tanaman hias
(b) halaman rumah sebagai display tanaman hias
18 Kondisi eksisting kebun sayuran palawija dan padi .................................... 55
19 Kondisi eksisting tempat pembibitan tanaman buah durian ........................ 56
(a) display bibit tabulampot durian
(b) jalan setapak di dalam kebun buah
20 Kondisi eksisting peternakan sapi ................................................................ 57
(a) kondisi ternak dalam kandang
(b) pengolahan kotoran sapi menjadi biogas
21 Kondisi eksisting Taman Gajah di Cijulang ................................................ 62
(a) gerbang di Taman Gajah
(b) view dari Taman Gajah
22 Peta pariwisata di sekitar kawasan ............................................................... 63

xv
 

23 Atraksi pendukung agrowisata ..................................................................... 68
(a) arak-arakan hasil pertanian
(b) kesenian bela diri
24 Papan penanda Bunga Desa ......................................................................... 72
25 Sarana informasi dan promosi dalam kawasan ............................................ 72
(a) leaflet kelompok tani Bunga Desa dari program KKP mahasiswa IPB
2009
(b)logo kelompok tani Bunga Desa dari program KKP mahasiswa IPB
2009
26 Peta Rencana Tata Ruang Kawasan tahun 2005-2025................................. 75
27 Peta potensi pemandangan di dalam kawasan ............................................. 77
28 Potensi pemandangan pendukung konsep agrowisata ................................. 78
(a) latar Gunung Salak di sawah
(b) pemandangan Kota Bogor
(c) bentangan sawah di perdesaan
(d) rangkaian perbukitan di kaki Gunung Salak
29 Permasalahan sampah di dalam kawasan..................................................... 79
30 Kondisi jalan yang kotor di dalam kawasan ................................................ 79
31 Pembagian ruang (BLOCK PLAN) .............................................................. 87
32 Ilustrasi area tanaman hias ........................................................................... 98
33 Ilustrasi area sayuran palawija dan padi ...................................................... 99
(a) komoditas sayuran
(b) komoditas palawija dan padi
34 Ilustrasi area tanaman buah .......................................................................... 101
(a) lahan budidaya durian
(b) lahan budidaya nanas
35 Ilustrasi area peternakan............................................................................... 102
(a) kandang ternak
(b) tempat penggembalaan
(c) tempat pembuatan biogas
36 Ilustrasi area penerimaan ............................................................................. 103
37 Ilustrasi area pelayanan ................................................................................ 104
(a) terminal angkot dan tempat parkir
(b) pasar desa
(c) penginapan
38 Ilustrasi area transisi.....................................................................................105
(a) Cijulang
(b) Tajurhalang atas
39 Ilustrasi area masyarakat ..............................................................................106
(a) gerbang kampung
(b) rumah penduduk

xvi
 

40 Ilustrasi area konservasi ...............................................................................106
(a)metode lahan teras
(b) menara pandang
(c)papan informasi
(d)rail jalan setapak
41 Contoh ilustrasi fasilitas dan utilitas ............................................................109
(a) fasilitas
(b) utilitas
42 Rencana jalur jalan dan track sepeda ........................................................... 112
(a) jalan primer
(b) jalan sekunder
(c) jalan tersier
(d) jalur track sepeda
 

DAFTAR LAMPIRAN

No

Teks

Halaman

1

Standar teknis kegiatan dan sarana prasarana yang boleh dibangun
di dalam kawasan konservasi .................................................................... .119

2

Data iklim kawasan (1999-2008) .............................................................. .120

3

Daftar kekuatan dan kecepatan angina (Skala Beaufort) .......................... .121

4

Syarat pertumbuhan nanas, durian, dan jambu biji ................................... .122

5

Hubungan antar ruang ............................................................................... .122

6

Standar perencanaan panjang jalur sepeda................................................ .122

7

Peta rencana lanskap agrowisata alternatif I ............................................ .123

8

Peta rencana lanskap agrowisata II .......................................................... .124

9

Peta rencana lanskap agrowisata III ......................................................... .125

10 Peta rencana lanskap agrowisata ............................................................... .126
11 Keunggulan alternatif terpilih berdasarkan kriteria .................................. .127
12 Peta rencana lanskap agrowisata Section 1 ............................................... .128
13 Peta rencana lanskap agrowisata Section 2 ............................................... .129
14 Peta rencana lanskap agrowisata Section 3 ............................................... .130
15 Peta rencana lanskap agrowisata Section 4 ............................................... .131
16 Kuesioner pengunjung ............................................................................. .132
 

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Indonesia dengan posisi geografis di khatulistiwa serta kondisi alam,
hayati, dan budaya yang beragam, merupakan negara agraris dengan
keanekaragaman hayati (biodiversity) nomor tiga terbesar di dunia. Kekayaan
alam yang melimpah tersebut merupakan potensi yang jika dikelola dengan tepat
mampu diandalkan menjadi andalan perekonomian nasional sehingga dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Masyarakat di Indonesia sangat
beragam, dan sebagian besar masih bekerja dalam sektor pertanian dan menetap
menjadi penduduk perdesaan. Walaupun saat ini kondisi pertanian di Indonesia
sudah cukup berkembang, namun banyak diantara penduduk perdesaan yang
belum

menikmati

hasil

kemerdekaan

dan

hasil

pembangunan,

karena

pertumbuhan sektor pertanian di Indonesia sangat lambat bila dibandingkan
dengan negara tetangga dan/atau negara berkembang lainnya. Diakui bahwa
potensi sumberdaya alam dan budaya tersebut banyak yang belum dimanfaatkan
dan objek yang sudah dikembangkan juga belum optimal. Hal ini menjadi
tantangan sekaligus peluang untuk meningkatkan nilai manfaat sumberdaya dalam
bentuk pariwisata nasional, terutama bagi daerah yang sekarang berupaya untuk
memacu perkembangan pariwisata dan pembagian hasilnya bagi masyarakat.
Pada dekade terakhir, pembangunan pariwisata di Indonesia maupun di
mancanegara menunjukkan kecenderungan terus meningkat. Komoditas pertanian
di daerah perdesaan (mencakup tanaman pangan, hortikultura, perkebunan,
kehutanan, peternakan dan perikanan) dengan keragaman dan keunikannya yang
bernilai tinggi serta diperkuat oleh kekayaan kultural yang sangat beragam
merupakan potensi besar untuk pengembangan pariwisata dengan bentuk
agrowisata yang diharapkan dapat menjadi alternatif pemanfaatan sumberdaya
sekaligus meningkatkan pendapatan masyarakat perdesaan tanpa merusak
lingkungan untuk kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan bagi generasi di
waktu yang akan datang. Untuk itu, peran serta masyarakat sangat dibutuhkan
demi terwujudnya suatu keberlanjutan, seperti dalam merencanakan, mengelola
dan melaksanakan kegiatan agrowisata itu sendiri.

2
 

Desa Sukaharja dan Desa Tajurhalang di Kecamatan Cijeruk, Kabupaten
Bogor, memiliki potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia yang dapat
dikembangkan menjadi objek agrowisata. Desa Sukaharja memiliki potensi objek
agrowisata berupa pembibitan tanaman hias (kelompok tani Bunga Desa), lahan
sayuran palawija dan padi, serta pembibitan tanaman buah (durian, jambu biji,
nanas), sedangkan Desa Tajurhalang memiliki potensi objek agrowisata berupa
peternakan dan tanaman hias (kelompok tani Violces). Desa Sukaharja memiliki
kelembagaan dalam bentuk beberapa kelompok tani yang masih didominasi oleh
kelompok tani pemula serta gabungan kelompok tani (Gapoktan) yang baru
dibentuk tahun 2009 lalu. Desa Tajurhalang memiliki beberapa kelembagaan
meliputi

kelompok

tani,

Badan

Permusyawaratan

Desa

(BPD)

serta

Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK). Beberapa Lembaga Swadaya
Masyarakat (LSM) dan lembaga pemerintah lainnya seperti Unit Penyuluhan
Pertanian Daerah (UPTD) juga memiliki kegiatan dalam pengembangan
sumberdaya di kedua desa ini. Potensi agrowisata berupa faktor-faktor alam dan
sosial ini belum sepenuhnya dikembangkan dan dimanfaatkan secara optimal.
Oleh karena itu, untuk mewujudkan suatu daerah perdesaan dengan objek
agrowisata yang menarik dan sekaligus mampu melestarikan sumber daya lahan
yang ada maka perlu dirumuskan langkah-langkah yang terukur dan rasional serta
kajian yang mendalam (Damanik 2006). Dalam hal ini perencanaan menjadi tahap
awal yang menentukan tercapainya keberhasilan pengembangan objek agrowisata
tersebut. Pengembangan objek agrowisata harus memperhatikan faktor-faktor
keserasian alam, sosial, ekonomi dan budaya, serta dibutuhkan kerjasama sinergis
diantara pelaku yang terlibat baik dalam perencanaan maupun pengelolaan
agrowisata, yaitu masyarakat, swasta dan pemerintah. Harapan dan keinginan
pengunjung juga sepenuhnya menjadi perhatian bagi pengembangan agrowisata.
Sehingga tidak hanya kegiatan pengembangan dan hasil yang diharapkan dapat
disusun secara sistematis, tetapi metode pemantauan terhadap perkembangan
agrowisata juga dapat dirancang sedemikian rupa, dan dapat menjamin apa yang
kita sebut dengan prinsip-prinsip pengembangan agrowisata berkelanjutan
(sustainable agrotourism development).

3
 

Tujuan Penelitian
1) Mengidentifikasi karakter lanskap perdesaan, potensi dan berbagai
permasalahan dalam perencanaan agrowisata di Desa Sukaharja dan
Desa Tajurhalang, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor
2) Mengidentifikasi kondisi sosial ekonomi dan kelembagaan masyarakat
yang mempunyai potensi untuk pengembangan agrowisata perdesaan
3) Membuat perencanaan lanskap agrowisata berkelanjutan di Desa
Sukaharja dan Desa Tajurhalang, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor.

Manfaat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dalam pengembangan
lanskap agrowisata yang memperhatikan aspek keberlanjutan sumber daya. Serta
menjadi alternatif yang dapat dipertimbangkan dan diterapkan oleh pemerintah
Kabupaten Bogor untuk memulai perencanaan dengan titik-tolak faktor potensi,
kekuatan, kelemahan, hambatan dan peluang pengembangan agrowisata yang
memperhatikan inspirasi dan aspirasi masyarakat demi keberlanjutan sumber
daya.

 

KERANGKA PEMIKIRAN

Desa Sukaharja dan Desa Tajurhalang memiliki faktor-faktor penyusun
lanskap perdesaan berupa lahan pertanian serta sosial budaya masyarakat yang
berpotensi untuk dikembangkan menjadi kawasan agrowisata. Analisis terhadap
beberapa faktor tersebut merupakan upaya untuk mendapatkan penilaian berupa
potensi dan kendala yang dikaji dari aspek ekologis, sosial, dan estetika yang
mencakup penilaian keberlanjutan masyarakat untuk selanjutnya diterjemahkan
dalam bentuk pembagian ruang. Konsep agrowisata berkelanjutan merupakan
upaya pengembangan kawasan dengan memanfaatkan ragam komoditas pertanian,
bentukan lanskap perdesaan dan peran aktif masyarakat untuk dapat menarik
pengunjung serta menyejahterakan masyarakat perdesaan tanpa merusak
lingkungan alami pedesaan sehingga tetap lestari hingga waktu yang akan datang.
Berdasarkan pembagian ruang dan konsep tersebut akan menghasilkan rencana
lanskap agrowisata. Kerangka pikir terdapat pada Gambar 1.

Lanskap Perdesaan

Karakteristik Lanskap Pertanian

Karakteristik Sosial, Ekonomi,

dan Perdesaan

Budaya Masyarakat

Analisis dan Penataan Bio-Fisik,

Analisis Keberlanjutan

SDA dan Lingkungan

Masyarakat

Penilaian dan Konsep
Pengembangan Agrowisata 

Perencanaan Lanskap Perdesaan untuk
Pengembangan Agrowisata Berkelanjutan 
Gambar 1 Kerangka pikir perencanaan

 

TINJAUAN PUSTAKA

Lanskap
Pengertian Lanskap
Menurut Rachman (1984) dalam lanskap adalah wajah dan karakter
lahan atau tapak bagian dari muka bumi ini dengan segala kehidupan dan
apa saja yang ada didalamnya, baik yang bersifat alami maupun buatan
manusia beserta makhluk hidup lainnya, sejauh mata memandang, sejauh
segenap indera kita dapat menjangkau dan membayangkan.
Arsitektur Lanskap
Pada hakikatnya Arsitektur Lanskap adalah ilmu dan seni perencanaan
(planning) dan perancangan (design) serta pengaturan daripada lahan,
penyusunan elemen-elemen alami dan buatan melalui aplikasi ilmu
pengetahuan dan budaya, dengan memperhatikan keseimbangan kebutuhan
pelayanan dan pemeliharaan sumber daya, hingga pada akhirnya dapat
tersajikan suatu lingkungan yang fungsional dan estetis (Hakim 2003).

Agrowisata
Pengertian Agrowisata
Agrotourism,

agrowisata,

wisata

agro

atau

wisata

pertanian

merupakan penggabungan antara aktivitas wisata dengan aktivitas pertanian
(Nurisjah 2001). Secara spesifik, wisata agro atau wisata pertanian adalah
rangkaian aktivitas perjalanan wisata yang memanfaatkan lokasi atau
kawasan dan sektor pertanian mulai dari awal sampai dengan produk
pertanian dalam berbagai sistem, skala dan bentuk dengan tujuan untuk
memperluas pengetahuan, pemahaman, pengalaman, dan rekreasi di bidang
pertanian ini. Sajian yang diberikan pada wisatawan tidak hanya
pemandangan kawasan pertanian yang panoramik dan kenyamanan di alam
pertanian, tetapi juga aktivitas petani beserta teknologi khas yang digunakan
dan dilakukan dalam lahan pertanian dimana wisatawan juga dapat
mengikuti aktivitas ini, ketersediaan produk segar pertanian yang dapat

 

6

dinikmati wisatawan, nilai historik lokasi, arsitektur, atau kegiatan tertentu,
budaya pertanian yang khas, dan kombinasi dari berbagai ciri tersebut.
Berdasarkan Surat Keputusan (SK) bersama Menteri Pariwisata No.
KM.47/PW.DOW/MPPT-89

dan

No.

204/KPTS/HK/050/4/1989,

agrowisata sebagai bagian dari obyek wisata diartikan sebagai suatu bentuk
kegiatan yang memanfaatkan usaha agro sebagai obyek wisata dengan
tujuan untuk memperluas pengetahuan, pengalaman rekreasi, dan hubungan
usaha di bidang pertanian (Tirtawinata 1996).
Ruang Lingkup dan Potensi Agrowisata
Ismaun (1990) mengungkapkan secara umum, lingkup dan potensi
agrowisata yang dapat dikembangkan adalah: 1) wisata di daerah
perkebunan, 2) wisata di daerah pertanian tanaman pangan, 3) wisata di
daerah peternakan, dan 4) wisata di daerah perikanan.
Manfaat Agrowisata
Beberapa manfaat agrowisata menurut Titawinata (1996) antara lain:
1) meningkatkan konservasi lingkungan, 2) meningkatkan nilai estetika dan
keindahan alam, 3) memberikan nilai rekreasi, 4) meningkatkan kegiatan
ilmiah dan pengembangan ilmu pengetahuan, dan 5) meningkatkan
keuntungan ekonomi.
Aktivitas Agrowisata
Nurisjah (2001) berpendapat bahwa dalam aktivitas agrowisata ini
wisatawan diajak berjalan-jalan untuk menikmati dan mengapresiasi
kegiatan pertanian dan kekhasan serta keindahan alam binaannya sehingga
daya apresiasi dan kesadaran untuk semakin mencintai budaya dan
melestarikan alam semakin meningkat. Dalam aktivitas agrowisata ini,
petani yang berada dalam kawasan wisata agro, dapat menjadi obyek atau
bagian dari sistem pertanian yang ditawarkan pada aktivitas wisata tetapi
juga dapat bertindak sebagai pemilik atau pengelola kawasan wisata ini.
Sarana dan Prasarana Penunjang Agrowisata
Tirtawinata (1996) menjelaskan bahwa agrowisata sebagai obyek
wisata selayaknya memberikan kemudahan bagi wisatawan dengan cara
melengkapi kebutuhan prasarana dan sarananya. Fasilitas pelayanan

 

7

didirikan di lokasi yang tepat dan strategis sehingga dapat berfungsi secara
maksimal. Dalam hal penyediaan fasilitas, hendaknya dilakukan dua
pendekatan. Pendekatan pertama dengan memanfaatkan semua obyek, baik
prasarana, sarana, dan fasilitas lingkungan yang masih berfungsi baik dan
melakukan perbaikan bila diperlukan. Langkah kedua yakni membangun
prasarana, sarana, dan fasilitas yang masih dianggap kurang. Sarana dan
fasilitas yang dibutuhkan ialah seperti berikut: a) jalan menuju lokasi, b)
pintu gerbang, c) tempat parkir, d) pusat informasi, e) papan informasi, f)
jalan dalam kawasan agrowisata, g) shelter, h) menara pandang, i)
pesanggrahan/pondok wisata/guest house, j) sarana penelitian, k) toilet, l)
tempat ibadah, m) tempat sampah.
Perencanaan Agrowisata
Berdasarkan Tirtawinata (1996) ada beberapa prinsip yang harus
dipegang dalam sebuah perencanaan agrowisata yaitu: 1) sesuai dengan
rencana pengembangan wilayah tempat agrowisata itu berada; 2) dibuat
secara lengkap, tetapi sesederhana mungkin; 3) mempertimbangkan tata
lingkungan dan kondisi sosial masyarakat di sekitarnya; 4) selaras dengan
sumber daya alam, sumber tenaga kerja, sumber dana, dan teknik-teknik
yang ada; 5) perlu evaluasi sesuai dengan perkembangan yang ada.
Pengembangan Agrowisata
Upaya pengembangan agrowisata secara garis besar mencakup aspek
pengembangan sumberdaya manusia, sumberdaya alam, promosi, dukungan
sarana dan kelembagaan (Deptan 2008). Menurut Nurisjah (2001), kawasan
agrowisata dapat ditata dan dikembangkan dengan menggunakan lima
konsep sebagai berikut: 1) mengakomodasi kepentingan dan keinginan serta
kepuasan wisatawan, 2) meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan
wilayah yang terkait dengan kegiatan agrowisata yang akan dikembangkan,
3) melestarikan budaya pertanian tradisional dan juga lingkungan alaminya,
4) diarahkan untuk suatu kegiatan rekonstruksi dan penataan suatu kawasan
sebagai suatu aset budaya pertanian wilayah, dan 5) sebagai sarana
introduksi dan pasar dari teknologi dan produk pertanian unggulan daerah.

 

8

Wilayah kawasan wisata agro awalnya adalah perdesaan karena secara
tradisional merupakan daerah produksi pertanian, tetapi saat ini dapat
berkembang kemana saja tergantung bentuk pertanian yang ditawarkan.
Berdasarkan pendapat E.Salim pada Nurisjah (2001) untuk pengembangan
wisata agro ini ada tiga hal yang harus diketahui dan diperhatikan yaitu: 1)
wisata agro merupakan suatu kegiatan yang didasarkan pada keaslian agroekosistem; 2) dalam mengembangkan aktivitas wisata agro harus bersendi
pada riset ilmiah; 3) wisata agro merupakan suatu pemandangan alamiah
yang bertumpu pada bentuk lanskap regional. Selanjutnya ada dua azas yang
harus diakomodasikan pada aktivitas dan pengembangannya, yaitu (1) azas
manfaat, dalam arti penyelenggaraan program wisata agro dapat
memberikan manfaat politik, ekonomi, sosial, budaya maupun lingkungan;
(2) azas pelestarian dalam arti penyelenggaraan program wisata agro
diarahkan berperan guna meningkatkan pelestarian plasma nutfah sebagai
sumberdaya utama bagi kelestarian alam dan lingkungan.

Keberlanjutan (sustainability)
Pembangunan berkelanjutan (sustainable development) dalam Laporan
Brutland tahun 1987 dijelaskan sebagai pembangunan yang memenuhi kebutuhan
saat ini tanpa harus berkompromi dengan kemampuan generasi selanjutnya dalam
memenuhi kebutuhannya. World Summit on Social Development tahun 1955
menjelaskan definisi pembangunan berkelanjutan adalah suatu kerangka kerja
dalam upaya memperoleh kualitas hidup seluruh umat manusia yang lebih tinggi,
dimana pembangunan ekonomi, pembangunan sosial dan perlindungan alam
saling ketergantungan sebagai komponen yang saling memperkuat satu sama lain.
Keberlanjutan merupakan upaya menyediakan keluaran atau hasil terbaik
bagi manusia maupun lingkungan pada masa sekarang dan masa yang akan datang
tanpa batas waktu yang ditentukan. Keberlanjutan berhubungan dengan
kontinuitas dari aspek sosial, ekonomi, institusi dan lingkungan dalam
masyarakat, demikian pula dengan lingkungan non-manusia. Keberlanjutan
bertujuan membentuk peradaban dan kegiatan manusia, dimana setiap anggota
masyarakatnya dapat memenuhi berbagai kebutuhannya dan menuangkan potensi

 

9

terbesarnya di masa sekarang sementara keragaman biota dan ekosistem alami
terlindungi. Masyarakat yang berkelanjutan merencanakan dan bertindak agar
mampu mencapai idealisme di atas dalam jangka panjang. Suatu keberlanjutan
dapat dijelaskan dari sisi kualitatif secara deskriptif dan kuantitatif yang berwujud
kenaikan secara eksponensial dari kehidupan seseorang atau organism dalam
suatu sistem (Wikimedia Foundation 2010).
Lanskap berkelanjutan (sustainable landscape) menurut Nurisjah (2008)
dimengerti sebagai suatu lanskap yang tidak hanya produktif, fungsional dan
dapat dimanfaatkan oleh penggunanya di saat ini tetapi juga tetap dijaga
produktifitas dan fungsinya sehingga terus dapat dimanfaatkan oleh para
penggunanya pada masa yang akan datang. Rencana perubahan dan pemanfaatan
yang dilakukan pada sumberdaya lanskap seharusnya tetap menjaga dan
mempertahankan keberlangsungan produksi dan fungsi lanskap ini sehingga
kesejahteraan yang potensial dimiliki oleh sumberdaya tersebut dapat tetap
dimiliki dan dikendalikan. Untuk mendukung konsep keberlanjutan ini maka pada
setiap rencana perubahan dan penataan lanskap, tidak hanya bentuk dan
karakternya tetapi juga key factors dan key elements pembentuk lanskap tersebut
(baik lanskap alami maupun binaan) perlu untuk diketahui sehingga
keberlanjutannya secara fisik dan konsepsional dapat diwujudkan.
Pengembangan

konsep

keberlanjutan

memiliki

faktor

kunci

berpengaruh (Wikimedia Foundation 2010) sebagai berikut :
1. Hak kepemilikan dan partisipasi
2. Kapasitas pembangunan dan pelatihan (capacity building & training)
3. Kebijakan pemerintah
4. Keuangan
5. Pengelolaan dan kelembagaan
6. Kebudayaan, karakter sosial dan gender
7. Teknologi
8. Lingkungan
9. Faktor politik dan ekonomi eksternal
10.Durasi pelaksanaan proyek keberlanjutan yang realistis

yang

 

10

Damanik (2006) mengungkapkan konsep pariwisata berkelanjutan adalah
pembangunan sumberdaya (atraksi, aksesibilitas, amenitas) pariwisata yang
bertujuan untuk memberikan keuntungan optimal bagi pemangku kepentingan
(stakeholders) dan nilai kepuasan optimal bagi wisatawan dalam jangka panjang.
Kepuasan tersebut terwujud dalam bentuk pengalaman yang lengkap (total
experience). Pariwisata hanya dapat berkelanjutan apabila komponen-komponen
subsistem pariwisata, terutama pelaku pariwisata, mendasarkan kegiatannya pada
pencarian hasil (keuntungan dan kepuasan) yang optimal dengan tetap menjaga
agar semua produk dan jasa wisata yang digunakan tersebut lestari dan
berkembang dengan baik.

Perencanaan
Perencanaan Lanskap
Perencanaan lanskap adalah salah satu bentuk produk utama dalam
kegiatan arsitektur lanskap. Perencanaan lanskap ini merupakan suatu
bentuk kegiatan penataan yang berbasis lahan (land based planning) melalui
kegiatan pemecahan masalah yang dijumpai dan merupakan proses untuk
pengambilan keputusan berjangka panjang guna mendapatkan suatu model
lanskap atau bentang alam yang fungsional, estetik dan lestari yang
mendukung berbagai kebutuhan dan keinginan manusia dalam upaya
meningkatkan kenyamanan dan kesejahteraan, termasuk kesehatannya
(Nurisjah 2008). Tirtawinata (1996) mengatakan bahwa dalam perencanaan
dikumpulkan sejumlah data-data yang berguna bagi persiapan dan
pengembangan suatu kawasan agrowisata.
Perencanaan Kawasan Wisata
Menurut Nurisjah (2008) merencanakan suatu kawasan wisata adalah
upaya untuk menata dan mengembangkan suatu areal atau jalur pergerakan
pendukung kegiatan wisata sehingga kerusakan lingkungan akibat
pembangunannya dapat diminimumkan tetapi pada saat yang bersamaan
kepuasan wisatawan dapat terwujudkan.

 

11

Wisata
Pengertian Wisata
Wisata merupakan rangkaian kegiatan yang terkait dengan pergerakan
manusia yang melakukan perjalanan dan persinggahan sementara dari
tempat tinggalnya ke satu atau beberapa tempat tujuan diluar dari
lingkungan tempat tinggalnya, yang didorong oleh berbagai keperluan dan
tanpa bermaksud untuk mencari nafkah tetap (Nurisjah 2008).
Aktivitas Wisata
Nurisjah (2001) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan aktvitas
wisata adalah kegiatan berjalan-jalan ke luar dari ruang dan lingkup
pekerjaannya sambil menikmati pemandangan atau hal-hal lain yang tidak
terkait dengan pekerjaan yang dimiliki wisatawan.
Produk Wisata
Menurut Freyer (1993) dalam Damanik (2006) produk wisata adalah
semua produk yang diperuntukkan bagi atau dikonsumsi oleh seseorang
selama melakukan kegiatan wisata.
Obyek dan Atraksi Wisata
Yoeti (1997) berpendapat bahwa atraksi wisata dibedakan dengan
obyek wisata, karena obyek wisata dapat dilihat atau disaksikan tanpa
membayar. Sedangkan atraksi wisata adalah sesuatu yang dapat dilihat atau
disaksikan melalui suatu pertunjukan (shows) yang khusus diselenggarakan
untuk

para

wisatawan.

Selain

itu,

dalam

atraksi

wisata

untuk

menyaksikannya harus dipersiapkan terlebih dahulu, sedangkan obyek
wisata dapat dilihat tanpa dipersiapkan terlebih dahulu.
Obyek wisata adalah sesuatu yang menjadi pusat daya tarik wisatawan
dan dapat memberikan kepuasan kepada wisatawan (Wardiyanta 2006).
Menurut Damanik (2006) atraksi dapat diartikan sebagai obyek wisata (baik
yang bersifat tangible maupun intangible) yang memberikan kenikmatan
kepada wisatawan. Atraksi dapat dibagi menjadi tiga, yakni alam, budaya,
dan buatan. Menurut Wardiyanta (2006) obyek wisata juga dapat berupa
kegiatan, misalnya kegiatan masyarakat keseharian, tarian, karnaval, dan
lain-lain. Obyek wisata bersifat statis, yakni penjualannya di tempat, tidak

 

12

bisa dibawa pergi. Oleh karena itu, supaya dapat menikmatinya, seseorang
perlu aktif mendekatinya. Seringkali wisatawan harus melakukan perjalanan
dari tempat tinggalnya menuju ke lokasi obyek wisata untuk dapat
menikmatinya.
Pelayanan atau Jasa Wisata
Jasa wisata tidak lain adalah layanan yang diterima wisatawan ketika
mereka memanfaatkan (mengonsumsi) produk wisata. Jasa ini biasanya
tidak tampak (intangible), bahkan seringkali tidak dirasakan. Ia merupakan
akumulasi waktu, ruang dan personal yang memungkinkan wisatawan dapat
menggunakan produk wisata. Menurut Burkart dan Medlik (1993), jasa
wisata adalah gabungan produk komposit yang terangkum dalam atra