Pengelolaan Kesejahteraan Harimau Sumatera Dan Pemanfaatannya Sebagai Satwa Peraga Di Kebun Binatang Bandung, Jawa Barat

PENGELOLAAN KESEJAHTERAAN HARIMAU SUMATERA
DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI SATWA PERAGA DI
KEBUN BINATANG BANDUNG, JAWA BARAT

ILMA PAGIA FAUZIA

DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK
CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengelolaan
Kesejahteraan Harimau Sumatera dan Pemanfaatannya sebagai Satwa
Peraga di Kebun Binatang Bandung, Jawa Barat adalah benar karya saya
dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk
apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal
atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari

penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar
Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada
Institut Pertanian Bogor.

Bogor, September 2015

Ilma Pagia Fauzia
NIM E34110022

ABSTRAK
ILMA PAGIA FAUZIA. Pengelolaan Kesejahteraan Harimau Sumatera dan
Pemanfaatannya sebagai Satwa Peraga di Kebun Binatang Bandung, Jawa
Barat. Dibimbing oleh BURHANUDDIN MASY’UD dan RESTI
MEILANI.
Kebun binatang merupakan salah satu lembaga konservasi ex-situ
yang memperhatikan kesejahteraan satwa dengan memenuhi seluruh standar
minimum kesejahteraannya, salah satu fungsinya sebagai wahana rekreasi
dan pendidikan. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi pengelolaan
kesejahteraan harimau sumatera di Kebun Binatang Bandung dalam

kaitannya dengan prinsip kesejahteraan, mengukur tingkat kesejahteraan
harimau sumatera di Kebun Binatang Bandung, mengidentifikasi persepsi
pengunjung tentang kondisi harimau sumatera sebagai satwa peraga (obyek
wisata) di KBB, dan menyusun rekomendasi pengelolaan harimau sumatera
di KBB sebagai satwa peraga. Hasil yang diperoleh menunjukkan pengelolaan
harimau sumatera di KBB terdiri dari tiga kegiatan utama yaitu pengelolaan
aspek untuk berperilaku alami, pengeloaan kandang dan kesehatan.
Kesejahteraan harimau sumatera di KBB termasuk dalam kriteria cukup sampai
baik. Pengelolaan kesejahteraan, fasilitas pendukung satwa dan sarana
pendukung wisata di KBB masih perlu peningkatan dan penambahan.
Kata kunci: harimau sumatera, kebun binatang Bandung, wisata

ABSTRACT
ILMA PAGIA FAUZIA. Management of Sumatran Tiger Welfare and its
Benefit as One of Animals Attraction in Bandung Zoo, West Java.
Supervised by BURHANUDDIN MASY’UD and RESTI MEILANI.
Zoo is one of ex-situ conservation institutions that should pay
attention to the welfare of animals. Zoo also has a function as recreational
and educational. The purposes of this study were to identify the
management of the welfare of Sumatran tigers in Bandung Zoo in relation to

the principle of welfare, to measure the level of welfare of tigers in Bandung
Zoo, to identify visitor's perception of the condition of tigers as wildlife
exhibition (tourism) in Bandung Zoo, and to arrange management
recommendations for tiger as exhibit in Bandung zoo. The results showed
that the management of tiger at Bandung Zoo consisted of three main
activities, freedom of natural behavior, the cage and health management.
The welfare of tiger at Bandung Zoo were included in the sufficient to good
category. Management of welfare, animal support facilities, and tourism
support facilities at Bandung zoo are still need tape improved.
Keywords: Bandung zoo, tourism, sumatran tiger

PENGELOLAAN KESEJAHTERAAN HARIMAU SUMATERA
DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI SATWA PERAGA DI
KEBUN BINATANG BANDUNG, JAWA BARAT

ILMA PAGIA FAUZIA

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kehutanan

pada
Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata

DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala
rahmat dan karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan.
Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Maret
2015 ini ialah mengenai pengelolaan kesejahteraan harimau sumatera dan
pemanfaatannya sebagai satwa peraga di Kebun Binatang Bandung, Jawa
Barat.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr Ir Burhanuddin Masy’ud,
MS selaku ketua komisi pembimbing dan Resti Meilani, SHut, MSi selaku
anggota komisi pembimbing atas bimbingan dan pengarahannya kepada
penulis. Disamping itu penghargaan penulis sampaikan kepada Pak Dede,

Pak Usup, Pak Badur sebagai penjaga harimau sumatera; Bu Evi dan Pak
Dede Dani sebagai tenaga medis; serta Bu Nurul sebagai staf administrasi di
kantor Kebun Binatang Bandung yang telah membantu pengumpulan data
sekunder. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, serta
seluruh keluarga, atas segala doa, dukungannya dan kasih sayangnya.
Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat.
Bogor, September 2015
Ilma Pagia Fauzia

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

vii

DAFTAR GAMBAR

vii

DAFTAR LAMPIRAN


vii

PENDAHULUAN

1

Latar Belakang

1

Tujuan

2

Manfaat

2

METODE


2

Lokasi dan Waktu Penelitian

2

Alat dan Bahan

2

Jenis Data yang Dikumpulkan

3

Metode Pengumpulan Data

5

Analisis Data


6

HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Umum Lokasi Penelitian

8
8

Pengelolaan Kesejahteraan Harimau Sumatera di Kebun Binatang
Bandung

9

Tingkat Kesejahteraan Harimau Sumatera di Kebun Binatang
Bandung

20

Persepsi Pengunjung


21

Rekomendasi Pengelolaan Harimau Sumatera sebagai Satwa Peraga 27
SIMPULAN DAN SARAN

28

Simpulan

28

Saran

28

DAFTAR PUSTAKA

29

LAMPIRAN


32

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14

Jenis data yang dikumpulkan

3
Klasifikasi pengunjung
6
Skor penilaian kriteria kesejahteraan harimau sumatera di KBB
6
Bobot penentuan klasifikasi penilaian kesejahteraan satwa
7
Klasifikasi penilaian dan nilai terbobot kesejahteraan satwa
7
Ciri morfologi harimau sumatera di Kebun Binatang Bandung
10
Gambaran kondisi pengelolaan harimau sumatera di Kebun Binatang
Bandung untuk pengelolaan pakan
12
Gambaran kondisi pengelolaan harimau sumatera di KBB untuk
pengelolaan kandang agar satwa dapat bebas berperilaku alami
15
Gambaran kondisi pengelolaan harimau sumatera di KBB untuk
perlakuan terhadap satwa
19
Capaian kesejahteraan harimau sumatera di Kebun Binatang
Bandung
20
Karakteristik pengunjung
22
Pola kunjungan berdasarkan kebersamaan saat berkunjung, lama
kunjungan, frekuensi kunjungan, tujuan, dan manfaat
23
Persepsi pengunjung terhadap pengelolaan kesejahteraan harimau
sumatera
24
Pengetahuan pengunjung berdasarkan status harimau sumatera dan
informasi mengenai harimau sumatera
26

DAFTAR GAMBAR
1 Harimau sumatera: (a) betina (b) jantan
2 Pakan harimau sumatera: (a) daging sapi (b) daging ayam
3 Kandang peraga: (a) kandang peraga 1 (b) kandang peraga 2
(c) kandang peraga 3
4 Kandang malam: (a) kandang malam 1 (b) kandang malam 2
(c) kandang malam 3
5 Kondisi kandang 3 terkait kebersihan kandang dan kelengkapan
kandang: (a) kandang malam (b) kandang peraga
6 Kondisi pagar pembatas
7 Pengunjung: (a) hari libur (Sabtu dan Minggu) (b) hari jum'at
8 Kondisi papan informasi

9
11
14
14
16
17
17
27

DAFTAR LAMPIRAN
1 Sketsa kandang peraga dan kandang malam 1
2 Sketsa kandang peraga dan kandang malam 2
3 Sketsa kandang peraga dan kandang malam 3

32
33
34

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae Pocock 1929) salah satu dari
sembilan subspesies Panthera tigris di dunia (Linnaeus 1758) merupakan hewan
karnivora asli Indonesia yang memiliki habitat di Pulau Sumatera. Populasinya
saat ini diperkirakan 400 - 500 ekor tersebar di 18 kawasan konservasi di
Sumatera dan hutan lainnya, yaitu hutan lindung dan hutan produksi. Harimau
sumatera hidup di daerah dataran rendah dan hutan pegunungan, memiliki ukuran
tubuh yang kecil dibanding jenis harimau lainnya.
Status populasi harimau sumatera ini berada pada tingkat yang sangat
mengkhawatirkan baik tingkat nasional maupun internasional (Semiadi dan
Nugraha 2006), sehingga International Union for the Conservation of Nature
(IUCN) mengategorikannya sebagai satwa yang sangat kritis terancam punah atau
“critically endangered” (Dinata dan Sugardjito 2008). Selain itu, harimau
sumatera dilindungi berdasarkan Peraturan Pemerintah No 7 Tahun 1999 dan
termasuk dalam kategori Apendix I CITES (Convention on International Trade in
Endangered Species of Flora and Fauna) yang berarti jenis ini dilarang untuk
diperdagangkan dalam bentuk apapun (Soehartono dan Mardiastuti 2003).
Penurunan populasi harimau sumatera ini sebagian besar disebabkan oleh
perbuatan tangan manusia, selain faktor bencana alam yang terjadi di bumi. Upaya
yang telah dilakukan untuk mempertahankan populasi harimau, khususnya secara
eksitu antara lain mendirikan lembaga konservasi seperti kebun binatang, yang
berfungsi sebagai tempat koleksi satwa dan perkembangbiakan, pendidikan,
penelitian, dan rekreasi.
Kebun binatang merupakan salah satu lembaga konservasi ex-situ yang
harus memperhatikan kesejahteraan satwa dengan memenuhi seluruh standar
minimum kesejahteraannya. Peraturan Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan
Konservasi Alam (PHKA) nomor P.9/IV-SET/2011 pasal 1 ayat 2, menyatakan
bahwa kesejahteraan satwa merupakan keberlangsungan hidup satwa yang perlu
diperhatikan oleh pengelola agar pakan satwa cukup, dapat mengekspresikan
perilaku secara normal, hidup sehat, serta tumbuh dan berkembang biak dengan
baik dalam lingkungan yang nyaman dan aman. Adapun standar minimum
kesejahteraan satwa yang terdapat pada pasal 6 ayat 3 mencakup lima kriteria,
yaitu (1) bebas dari rasa lapar dan haus, (2) bebas dari ketidaknyamanan
lingkungan, (3) bebas dari rasa sakit, luka, dan penyakit, (4) bebas dari rasa takut
dan tertekan, dan (5) bebas untuk berperilaku alami. Berkaitan dengan
kesejahteraan satwa, maka penting diketahui praktik pengelolaan satwa oleh
Kebun Binatang Bandung dan tingkat kesejahteraan satwanya.
Salah satu fungsi kebun binatang adalah sebagai wahana rekreasi dan
pendidikan masyarakat. Harimau sumatera merupakan salah satu jenis satwa
koleksi yang dimanfaatkan sebagai satwa peraga untuk fungsi rekreasi dan
pendidikan. Satwa peraga merupakan satwa yang dimanfaatkan untuk kegiatan
memamerkan, baik dengan atraksi maupun tidak, di dalam maupun di luar areal
pengelolaan lembaga konservasi baik di dalam maupun di luar negeri dengan
tujuan untuk pendidikan, pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta

2

rekreasi sebagai sarana hiburan yang sehat dan mendukung usaha pelestarian
satwa liar (Permenhut No. P.52/Menhut-II/2006).
Keberadaan satwa peraga memberikan daya tarik bagi para pengunjung
Kebun Binatang Bandung. Salim (2007) menyatakan bahwa daya tarik satwa
berbanding lurus dengan tingkat kesejahteraan satwa, sehingga perlu dibuktikan
apakah tingkat kesejahteraan harimau sumatera di Kebun Binatang Bandung ini
sesuai dengan pernyataan tersebut. Terkait dengan hal tersebut, maka penting
dikaji mengenai persepsi pengunjung terhadap kesejahteraan harimau sumatera
sebagai satwa peraga serta fasilitas pendukung satwa, pelayanan, dan
pengelolaannya untuk memenuhi keinginan dan harapan pengunjung terhadap
kesejahteraan harimau sumatera di Kebun Binatang Bandung, sehingga dapat
memberikan daya tarik untuk para pengunjung.
Tujuan
1.
2.
3.
4.

Mengidentifikasi pengelolaan kesejahteraan harimau sumatera di Kebun
Binatang Bandung dalam kaitannya dengan prinsip kesejahteraan.
Mengukur tingkat kesejahteraan harimau sumatera di Kebun Binatang
Bandung.
Mengidentifikasi persepsi pengunjung tentang kondisi harimau sumatera
sebagai satwa peraga (obyek wisata) di Kebun Binatang Bandung.
Menyusun rekomendasi pengelolaan harimau sumatera di Kebun Binatang
Bandung sebagai satwa peraga.
Manfaat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam perbaikan
pengelolaan harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) dan dapat membantu
dalam mengembangkan pengelolaan wisata yang menjadikan satwa sebagai
obyeknya.
METODE

Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kebun Binatang Bandung, Bandung, Jawa Barat
pada bulan Maret - April 2015.
Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian yaitu tally sheet untuk
mencatat data di lapangan, kuesioner untuk mengetahui persepsi pengunjung
terkait harimau sumatera di Kebun Binatang Bandung, pH meter untuk mengukur
derajat keasaman air minum harimau sumatera, termometer dry wet untuk
mengukur suhu kandang harimau sumatera, meteran untuk mengukur panjang dan
tinggi kandang harimau sumatera, dan kamera untuk pengambilan foto di lapang.

3

Jenis Data yang Dikumpulkan
Jenis data yang dikumpulkan meliputi pengelolaan kesejahteraan harimau
sumatera dan persepsi pengunjung tentang harimau sumatera sebagai satwa peraga
di KBB (Tabel 1).
Tabel 1 Jenis data yang dikumpulkan
Jenis
data
Primer

Aspek

Kriteria

A. Kesejahteraan harimau sumatera1:

Sumber
data

Metode

1. Bebas
a. Kuantitas dan kualitas Pengelola Wawandari rasa
pakan dan minum2
cara
lapar dan b. Kebersihan pakan dan Dokter
Pengamahewan
haus
minum2
tan langc. Waktu pemberian dan
2
sung
kontrol pakan dan minum
d. Tempat
penyimpanan
3
Studi litepakan
ratur
e. Letak dan bentuk tempat
pakan dan minum dalam
kandang3
2. Bebas
a. Jenis kandang
dari
b. Kondisi suhu, ventilasi, dan
ketidakpenerangan3
nyaman- c. Kondisi shelter3
an lingd. Kebersihan kandang3
kungan
e. Kondisi
kandang
dan
saluran kandang3
3. Bebas
a. Kondisi
dan
riwayat
dari rasa
kesehatan satwa4
sakit,
b. Frekuensi
pemeriksaan
luka, dan
kesehatan satwa4
penyakit c. Kelengkapan dan kondisi
fasilitas peralatan medis4
d. Ketersediaan tenaga ahli
medis dan ruang/kandang
medis
e. Pengontrolan dan
pencegahan penyakit4
4. Bebas
a. Ketersediaan staf ahli2
dari rasa b. Perilaku satwa yang
takut
menunjukan stress atau
dan
sakit2
tertekan c. Penanganan satwa yang
baru datang2
d. Upaya pencegahan rasa
takut dan tertekan2

4

Tabel 1 Jenis data yang dikumpulkan (lanjutan)
Jenis
data

Primer

Aspek

5.

B.
1.

2.

Sekunder

1.

2.

Kriteria

Sumber
data

Metode

e. Perlakuan bagi satwa
Wawancara
bunting
Bebas
a. Kecukupan ruang dan
PengePengamatan
berperikelengkapan kandang bagi
lola
laku
satwa2
langsung
2
Dokter
alami
b. Keamanan kandang
hewan
Studi
c. Pengayaan kandang2
literatur
d. Pengaruh kehadiran
pengunjung
Persepsi pengunjung tentang kondisi harimau sumatera di KBB,
Karakte- a. Asal
Pengun- Wawanristik
b. Jenis kelamin
jung
cara
pengun- c. Pekerjaan
dengan
jung
d. Pendidikan
mengguna
e. Kebersamaan saat
kan
berkunjung ke kandang
kuesioner
f. Lama kunjungan kandang
g. Frekuensi kunjungan
kandang
h. Tujuan mengunjungi
kandang
i. Manfaat mengunjungi
kandang
j. Kegiatan yang dilakukan
saat di kandang
k. Informasi mengenai
harimau sumatera
Persepsi a. Kondisi harimau sumatera
Pengun- Wawancara
pengun- b. Status harimau sumatera
jung
dengan
jung
c. Kelayakan ukuran kandang
menggunak
d. Ketertarikan dari harimau
an
sumatera
kuesioner
e. Kegiatan yang dilakukan
saat mengunjungi kandang
Profil
a. Laporan
harimau b. Dokumen
sumatera
di KBB
Profil
KBB

Sumber: 1PHKA No. P6/IV-SET/2011
2
Baker (2006)
3
Ganesa dan Aunurohim (2012)
4
AAZV (2009)

5

Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan dalam penelitian ini meliputi studi pustaka,
observasi lapang serta wawancara kepada animal keeper dan pengunjung.
1.

Studi pustaka
Studi pustaka dilakukan untuk mengumpulkan data mengenai pengelolaan
kesejahteraan satwa pada harimau sumatera. Pustaka yang digunakan berupa
laporan-laporan penelitian atau dokumen lainnya mengenai pengelolaan dan
kesejahteraan satwa.

2.

Observasi lapang
Kegiatan yang dilakukan meliputi pengamatan langsung pada objek yang
diteliti berupa aspek kesejahteraan satwa, perilaku satwa dalam kandang dan
kesehatan satwa fisik. Pengamatan dilakukan dengan mengikuti secara
langsung pengelolaan harimau sumatera di Kebun Binatang Bandung mulai
dari pemberian pakan, pembersihan kandang, pemberian obat, dan kegiatan
lain yang berhubungan dengan kesejahteraan satwa. Semua kegiatan tersebut
didokumentasikan. Pengamatan lapang dilakukan pada pagi hari sampai sore
hari dimulai pukul 08.00—16.00 WIB. Pengukuran dilakukan terhadap
derajat keasaman air minum dengan menggunakan pH meter. Selain itu
dilakukan pula pengukuran suhu dan kelembaban kandang dengan
menggunakan termometer dry-wet pada ketinggian 1.5 m di atas permukaan
tanah (Suyanti et al. 2008) yang dilakukan pada pagi hari pukul 08.00 WIB,
siang hari pukul 13.00 WIB, dan sore hari pukul 16.00 WIB selama penelitian
berlangsung.

3.

Wawancara kepada animal keeper
Kegiatan wawancara dilakukan kepada animal keeper yang terdiri dari
manajer pelaksana, perawat satwa dan dokter hewan. Data yang dikumpulkan
berupa penilaian kesejahteraan satwa dan cara pengelolaan kesejahteraan
harimau sumatera di Kebun Binatang Bandung.

4.

Wawancara kepada pengunjung
Wawancara dengan pengunjung dilakukan untuk mendapatkan data persepsi
pengunjung terhadap pengelolaan kesejahteraan satwa, pelayanan, daya tarik
harimau sumatera, dan fasilitas. Wawancara dilakukan setiap hari dimulai
dari pukul 09.00—15.00 WIB. Metode wawancara yang dilakukan yaitu
menggunakan metode terstruktur dengan panduan kuesioner yang disajikan
dalam bentuk tertutup dan terbuka. Jumlah responden ditentukan dengan
metode Quota Sampling yaitu 30 responden tiap kelompok umur. Klasifikasi
pengunjung mengacu pada Depkes RI (2004) yaitu remaja (12—25) tahun,
dewasa muda (26—45) tahun, dewasa (46—65) tahun, dan tua (>65) tahun
(Tabel 2). Pemilihan responden yang diwawancara berdasarkan kesediaan
pengunjung.

6

Klasifikasi
Remaja
Dewasa Muda
Dewasa
Tua

Sumber: 1Depkes RI (2004)

Tabel 2 Klasifikasi pengunjung
Umur1 (Tahun)
Jumlah (orang)
12-25
30
26-45
30
46-65
30
>65
30
Analisis Data

Kesejahteraan satwa
Metode yang digunakan dalam pengolahan data kesejahteraan satwa di
Kebun Binatang Bandung adalah metode PKBSI (Persatuan Kebun Binatang
Seluruh Indonesia), yaitu dengan memberikan nilai pada setiap variabel yang
ditetapkan yaitu 1 (buruk), 2 (kurang), 3 (cukup), 4 (baik), dan 5 (sangat baik).
Penilaian mengacu pada lima parameter kesejahteraan satwa meliputi: 1) bebas
dari rasa lapar dan haus; 2) bebas dari ketidaknyamanan lingkungan; 3) bebas dari
rasa sakit, luka, dan penyakit; 4) bebas dari rasa takut dan tertekan; dan 5) bebas
berperilaku alami dengan berbagai kriteria penilaian kesejahteraan satwa.
Penilaian dilakukan oleh pengamat dan pengelola agar didapatkan hasil
penilaian yang objektif dengan cara menetapkan nilai terbobot berdasarkan jumlah
nilai pada setiap prinsip kesejahteraan satwa dengan skor penilaian dengan 1
(buruk) sampai 5 (sangat baik) (Tabel 3).
Tabel 3 Skor penilaian kriteria kesejahteran harimau sumatera di Kebun Binatang
Bandung
Skor
Keterangan
1
Buruk: apabila standar pengelolaan tidak ada
2
Kurang: apabila standar pengelolaan ada, tetapi tidak sesuai
3
Cukup: apabila standar pengelolaan ada, sesuai, tetapi tidak diterapkan
4
Baik: apabila standar pengelolaan ada, sesuai, tetapi hanya sebagian
diterapkan
5
Sangat baik: apabila standar pengelolaan ada, sesuai, dan diterapkan
Sumber: PHKA No P.6/IV-SET/2011

Nilai terbobot merupakan nilai yang dihasilkan dari perkalian antara bobot
dengan skoring. Nilai bobot merupakan nilai yang diperlukan untuk mencari skor
penilaian. Nilai terbobot menggunakan rumus:
Nilai terbobot = bobot x skoring
Penentuan bobot setiap komponen dilakukan berdasarkan tingkat
kepentingannya. Penetapan besar bobot untuk aspek bebas dari rasa lapar dan
haus sebanyak 40, aspek bebas dari ketidaknyamanan lingkungan dan bebas dari
rasa takut dan tertekan sebesar 20, aspek bebas dari rasa sakit, penyakit dan luka
dan bebas berperilaku alami sebesar 10 (Tabel 4). Total nilai skor penilaian
kesejahteraan dari setiap parameter dimasukkan kedalam kolom skor (Tabel 4).

7

No
1
2
3
4
5

Tabel 4 Bobot penentuan klasifikasi penilaian kesejahteraan satwa
Kesejahteraan satwa
Bobot
Skoring
Nilai
(total skor)
terbobot
Bebas dari rasa lapar dan haus
40
1-5
Bebas dari ketidaknyamanan
20
1-5
lingkungan
Bebas dari rasa takut dan tertekan
20
1-5
Bebas dari rasa sakit, penyakit
10
1-5
dan luka
Bebas berperilaku alami
10
1-5
Total
100

Sumber: PHKA No P.6/IV-SET/2011

Nilai kesejahteraan satwa dihitung menggunakan rumus:
Skor penilaian =

∑ nilai terbobot
5

Skor penilaian dimasukkan dalam klasifikasi penilaian kesejahteraan satwa
(Tabel 5) yang mengacu pada Peraturan Direktur Jenderal PHKA No. 6 Tahun
2011 tentang Pedoman Penilaian Lembaga Konservasi.
Tabel 5 Klasifikasi penilaian dan nilai terbobot kesejahteraan satwa
No
Bobot
Keterangan
1
2
3
4

Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang

80.00-100.00
70.00-79.99
60.00-69.99