Manajemen Situ Sebagai Ruang Terbuka Biru Produktif Berbasis Masyarakat Dan Berbasis Pengembang Di Kabupaten Tangerang

MANAJEMEN SITU SEBAGAI RUANG TERBUKA BIRU
PRODUKTIF BERBASIS MASYARAKAT DAN BERBASIS
PENGEMBANG DI KABUPATEN TANGERANG

MOHAMMAD SAIFUL

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Manajemen Situ
Sebagai Ruang Terbuka Biru Produktif Berbasis Masyarakat dan Berbasis
Pengembang di Kabupaten Tangerang adalah benar karya saya dengan arahan dari
komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan
tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang
diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks
dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada

Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Agustus 2016
Mohammad Saiful
P052120291

RINGKASAN
MOHAMMAD SAIFUL. Manajemen Situ sebagai Ruang Terbuka Biru Produktif
Berbasis Masyarakat Dan Berbasis Pengembang Di Kabupaten Tangerang.
Dibimbing oleh HADI SUSILO ARIFIN dan KASWANTO.
Situ Legok dan Telaga Biru Cigaru merupakan situ yang terbentuk dari
bekas tambang galian C. Situ ini selain untuk penampungan air juga berpotensi
untuk dioptimalkan pemanfaatan lainnya. Menurunnya kawasan resapan air,
menuntut keberadaan RTB di wilayah ini harus dilestarikan dan dimanfaatkan
secara optimal melalui konservasi dan kegiatan perlindungan. Pengelolaan RTB
produktif merupakan salah satu bentuk upaya mempertahankan keberadaan serta
fungsi dan manfaat situ. Hal ini masih perlu dikembangkan, mengingat masih
sedikit RTB yang dikelola dengan baik.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kondisi lingkungan
biofisik perairan dan manajemen situ, serta merumuskan strategi yang sesuai
dalam manajemen situ RTB produktif. Metode penelitian yang digunakan pada

pengelolaan situ berbasis pengembang di Situ Legok, yaitu dengan pengamatan
langsung, pengukuran di lapangan dan uji laboratorium. Sedangkan pada
pengelolaan situ berbasis masyarakat di Telaga Biru Cigaru, identifikasi kondisi
biofisik perairan dan manajemen situ menggunakan penilaian tirta budaya situ.
Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) kombinasi dari ketiga pakar
dianalisis untuk menyusun strategi terbaik manajemen RTB produktif.
Hasil penelitian menunjukkan adanya beberapa parameter yang tergolong
jelek (kurang efektif). Parameter utama yang mempengaruhi kondisi fisik
lingkungan Situ Legok adalah pendangkalan dan penutupan eceng gondok
(Eichornia crassipes). Sedangkan di Telaga Biru Cigaru, luas area hijau dan
komposisi tutupan vegetasi di tepian situ (kemiringan) yang rendah (