Tahap Pengembangan Uji coba lapangan

Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang. Pada uji coba kelompok kecil ini menggunakan 10 siswa sebagai subjeknya. Pengambilan sampel menggunakan cluster sampling pengambilan secara sub – sub dengan acak 2 Uji coba lapangan Hasil analisis uji coba kelompok kecil serta revisi produk pertama, selanjutnya dilakukan uji coba lapangan. Uji coba lapangan ini dilakukan pada siswa kelas V SD Negeri Ngijo 1 sebanyak 30 siswa.

3.2.5 Revisi Produk Akhir

Revisi produk dilakukan untuk memperbaiki produk setelah hasil uji coba dan sebelum produk akhir digunakan. Revisi dilakukan berdasarkan kritik dan saran dari ahli Penjasorkes, ahli senam irama dan guru Penjasorkes sekolah dasar pada saat pelaksanaan uji coba produk. Berikut ini diagram prosedur pengembangan senam irama pembelajaran Penjasorkes di sekolah dasar.

3.2.6 Hasil Akhir

Hasil akhir produk pengembangan dari uji lapangan yang berupa model pembelajaran aktivitas ritmik melalui pembelajaran senam irama. 3.3 Uji Coba Produk 3.3.1 Desain Uji Coba Dalam penelitian ini desain uji coba yang digunakan yaitu desain eksperimental. Uji coba produk pengembangan melalui dua tahap, yaitu uji kelompok kecil, dan uji coba lapangan

3.3.2 Subjek Uji Coba

Subjek coba pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Evaluasi ahli yang terdiri dari satu ahli penjas dan dua ahli pembelajaran. 2. Uji coba kelompok kecil yang terdiri dari 10 siswa kelas V SD N Ngijo 01 dipilih sampel secara cluster sampling. 3. Uji coba lapangan yang terdiri dari 29 siswa kelas V SD N Ngijo 01, sampel yang dipilih adalah total sampling.

3.3.3 Jenis Data

Data yang diperoleh adalah data kuantitatif dan data kualitatif yang berupa alasan dalam memilih jawaban dan saran-saran.

3.3.4 Instrumen Pengumpul Data

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah Suharsimi Arikunto, 2006: 160. Instrumen yang digunakan dalam pengembangan produk menggunakan angket dan kuesioner. Angket digunakan untuk menjaring informasi dari ahli penjas dan pakar pembelajaran. Sedangkan kuesioner digunakan untuk mengetahui tingkat kelayakan produk. Alasan memilih kuesioner adalah jumlah subjek yang relatif banyak. . Kuesioner yang digunakan untuk ahli berupa sejumlah aspek yang harus dinilai kelayakannya. Faktor yang digunakan dalam kuesioner berupa kualitas