5.1.3 Hubungan Antara Pengelolaan Air Minum Dan Makanan Dengan
Kejadian Diare Pada Balita
Hasil penelitian tentang hubungan Pengelolaan Air Minum Dan Makanan dengan kejadian diare pada balita di Wilayah Kerja Puskesmas Kepil 2 Kecamatan
Kepil Kabupaten Wonosobo tahun 2015 dengan sampel 62 responden, menunjukkan proporsi sampel yang menderita diare dengan Pengelolaan Air Minum Dan Makanan
buruk sebesar 75 dan sampel dengan Pengelolaan Air Minum Dan Makanan baik sebesar 32,8. Sedangkan sampel yang tidak menderita diare dengan Pengelolaan
Air Minum Dan Makanan buruk sebesar 25 dan sampel dengan Pengelolaan Air Minum Dan Makanan baik sebesar 67,2. Pada hasil analisis bivariate diperoleh p
value 0,124 0,1240,05 menunjukkan tidak ada hubungan antara Pengelolaan Air Minum Dan Makanan dengan kejadian diare pada balita di wilayah kerja Puskesmas
Kepil 2. Tidak adanya hubungan antara pengelolaan air minum dan makanan dengan
kejadian diare dapat dikarenakan penyakit diare merupakan salah satu penyakit yang penyebabnya multifactor. Responden yang pengelolaan air minum dan makanannya
sudah baiktapi masih memiliki balita yang menderita diare dapat disebabkan oleh beberapa hal. Salah satunya bisa disebabkan karena perilaku BAB responden yang
masih buruk sebanyak 38,7, perilaku CTPS yang masih buruk sebanyak 37, pengelolaan sampah buruk 29 dan pengelolaan limbah buruk sebanyak 27.
Berdasarkan hasil observasi sebagian besar responden sudah mengelola makanan dan minuman dengan baik yaitu sudah merebus air minum sebelum
dikonsumsi, meletakkan bahan makanan di tempat tertutup atau langsung memasak bahan makanan sesaat setelah dibeli, mengkonsumsi makanan yang masih segar dan
belum berjamur atau membusuk dan selalu menutup makanan yang disajikan dengan tudung saji. Sehingga kemungkinan vektor lalat atau vektor lain untuk hinggap di
makanan cukup kecil. Teori dari Kepmenkes 2008 yang menyebutkan bahwa kejadian diare dapat
menurun 39 dengan perilaku pengelolaan air minum yang aman di rumah tangga. Teori dari Wanzahun G et al 2013 menyebutkan bahwa anak dengan keluarga yang
menggunakan air minum dengan cara direbus, diolah menggunakan bahan kimia atau diolah dengan cara penyaringan diketahui memiliki peluang lebih rendah menderita
diare dibanding dengan anak yang keluarganya tidak melakukan pengolahan air. Air yang sudah ditampung bisa mengalami kontaminasi selama proses pengumpulan,
pengangkutan dan penyimpanan yang pada akhirnya dapat meningkatkan resiko terjadinya diare.
Makanan harus dikelola dengan baik dan benar agar tidak menyebabkan gangguan kesehatan dan bermanfaat bagi tubuh. Cara pengelolaan makanan yang
baik yaitu dengan menerapkan prinsip higiene dan sanitasi makanan. Pengelolaan makanan di rumah tangga, walaupun dalam jumlah kecil atau skala rumah tangga
juga harus menerapkan prinsip higiene sanitasi makanan. Prinsip hygiene sanitasi makanan yang baik yaitu meliputi pemilahan bahan makanan, penyimpanan bahan
makanan, pengolahan makanan, penyimpanan makanan matang, pengangkutan makanan, penyajian makanan Depkes RI, 2014.
5.1.4 Hubungan Antara Pengelolaan Sampah Dengan Kejadian Diare Pada