Organ Ginjal Diabetes mellitus DM

TINJAUAN PUSTAKA

A. Organ Ginjal

Fungsi dasar dari ginjal adalah untuk mengatur volume dan komposisi dari cairan tubuh melalui proses penyeimbangan dan pengeleminasian. Ginjal mengeleminasi limbah metabolisme yang tidak berguna bagi tubuh seperti urea, asam urea, dan kreatinin dan juga bahan-bahan yang berlebihan dalam tubuh seperti air, elektrolit, gula, dan bahan lain. Disamping menjaga keseimbangan cairan tubuh dan pembuangan limbah, ginjal mengatur tekanan darah dan transportasi kalsium dan dapat bertindak sebagai organ sekresi dengan menghasilkan renin, prostaglandin, erithropoietin, dan bahan lain ke sirkulasi darah Samuelson 2007 . Secara anatomis ginjal terletak berpasangan di dalam rongga perut secara retroperitoneal dengan jaringan lemak perineal di sekitarnya, berwarna coklat, dibungkus oleh kapsula yang normalnya dapat bergerak bebas pada permukaan ginjal. Pada umumnya ginjal berbentuk seperti kacang merah dengan hillus renalis tempat masuknya pembuluh darah dan keluarnya ureter. Maronpot et al. 1999. Ginjal memiliki variasi bentuk dan ukuran. Ginjal diselubungi jaringan kapsul yang terbentuk dari serabut kolagen dan sedikit otot halus. Sayatan longitudinal dari ginjal menunjukan daerah parenkimatosa yang terbagi menjadi bagian luar dan bagian dalam. Bagian luar yang berwarna merah gelap yaitu cortex sedangkan bagian dalam yang berwarna lebih terang yaitu medulla. Unit fungsional ginjal nefron terdiri dari glomerulus, bagian konvulsi dan rekti dari tubulus proksimalis, desenden dan asenden jerat henle, straight segment, macula densa, dan bagian konvulsi dari tubulus distalis Maronpot et al. 1999

B. Diabetes mellitus DM

Diabetes melitus adalah suatu penyakit metabolik yang ditandai dengan meningkatnya kadar glukosa darah hiperglikemia akibat gangguan sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya. Hiperglikemia kronik berhubungan dengan kerusakan, disfungsi dan gangguan berbagai organ khususnya mata, ginjal, syaraf, jantung dan pembuluh darah . Sanusi 2004. Gejala umum yang sering dialami oleh penderita adalah poliuria, polidipsi, dan poliphagi. Secara umum diabetes mellitus diklasifikasikan menjadi dua macam tipe, yaitu tipe I Insulin Dependent Diabetes Mellitus IDDM dan tipe II Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus NIDDM. Diabetes mellitus tipe I Juvenile Onset Diabetes merupakan penyakit autoimun yang dipegaruhi oleh faktor keturunan, penderita DM tipe ini sangat tergantung pada pasokan insulin dari luar. Diabetes mellitus tipe II ditandai dengan adanya kelainan dalam sekresi maupun kerja insulin. Pada awalnya terdapat resistensi dari sel target terhadap kerja insulin di mana terjadi kelainan dalam pengikatan insulin dengan reseptor. Ini dapat disebabkan oleh berkurangnya jumlah reseptor yang responsif terhadap insulin pada membran Larsson dan Ahren 1999. Pada kondisi diabetes melitus tubuh tidak mampu memetabolisme glukosa sebagai sumber energi, sehingga tubuh mencari alternatif lain sebagai penyuplai energi. Tubuh akan melakukan pemecahan lipid melalui jalur oksidasi untuk mendapatkan energi. Pada kondisi normal pemecahan lipid melalui jalur oksidasi terjadi di mitokondria, namun pada kondisi diabetes melitus lipid oksidasi meningkat dan lebih tinggi di peroksisom dibandingkan pada mitokondria. Dalam proses tersebut akan dihasilkan produk sampingan yaitu radikal bebas Orelana et al. 1992. Jika proses ini berlangsung terus-menerus maka radikal bebas yang dihasilkan semakin banyak dan akan menyerang makromolekul. Makromolekul sel akan mengalami kerusakan dan secara perlahan akan menyebabkan kematian pada sel. Antioksidan dibutuhkan untuk mengatasi kondisi tersebut, sebagai akibatnya pada kondisi diabetes tubuh mengalami penurunan antioksidan intraselular Larsson dan Ahren 1999.

C. Virgin Coconut Oil VCO