Aloksan memiliki afinitas yang tinggi terhadap gugus SH- sehingga glutathione, sistein, dan kelompok sulfhidril yang berikatan dengan protein
termasuk enzim yang memiliki gugus SH- berpeluang untuk terkena efeknya. Salah satu enzim yang mengandung gugus SH- adalah glukokinase yang berperan
penting dalam sekresi insulin oleh induksi glukosa. Aloksan menyebabkan glukokinase tidak aktif sehingga sekresi insulin terganggu Szkudelski 2001.
E. Radikal bebas
Radikal bebas sangat diperlukan bagi kelangsungan beberapa proses fisiologis dalam tubuh, terutama untuk transportasi elektron. Namun, radikal
bebas yang berlebihan dapat membahayakan tubuh karena dapat merusak makromolekul dalam sel seperti karbohidrat, protein, DNA dan sebagainya.
Kerusakan makromolekul selanjutnya dapat mengakibatkan kematian sel. Dalam upaya penstabilan diri atau pemulihan keganjilan elektronnya, elektron pada
radikal bebas tersebut secara cepat ditransfer atau menarik elektron makromolekul biologis sekitarnya seperti asam lemak tak jenuh, protein, polisakarida, asam
nukleat dan asam deoksiribonukleat. Makromolekul yang teroksidasi akan terdegradasi dan jika makromolekul tersebut merupakan bagian dari sel atau
organelnya maka akan berakibat pada kerusakan sel Halliwel dan Gutteridge 1999.
Radikal bebas dapat berasal dari dalam tubuh endogenus maupun luar tubuh eksogenus. Menurut Hwang et al. 2005 yang termasuk kedalam radikal
bebas endogenus adalah superoksida O
-
, hidroksil OH
-
, hidrogen peroksida H
2
O
2
dan peroksinitrit yang merupakan implikasi dari disfungsi endothelial. Sedangkan yang merupakan radikal bebas eksogenus adalah radiasi, asap rokok,
kabut asap, emisi kendaraan, NO
2
dan NO. Radikal bebas yang banyak dipelajari dan dikenal bersifat toksik bagi sel
hidup adalah radikal bebas oksigen superoksida dan derivatnya radikal hidroksil. Superoksida bersifat oksidan atau reduktan, dapat bereaksi dengan
berbagai substrat biologik dalam jarak yang relatif jauh dari tempat asalnya. Radikal hidroksil merupakan radikal bebas yang dapat bereaksi dengan hampir
semua substrat biologik, bersifat sangat reaktif dan tidak stabil. Efek radikal bebas
ini hanya berlangsung di daerah yang dekat dengan tempat terbentuknya dan dalam fisiologik yang normal tidak ditemukan dalam kadar yang besar. Radikal
bebas lain yang dapat ditemukan sebagai derivat oksigen adalah hidrogen peroksida. Radikal ini tidak sebahaya radikal superoksidase dan terbentuk akibat
penambahan satu elektron pada radikal superoksidase. Derivat oksigen ini bersifat oksidan kuat tetapi beraksi lambat dengan substrat organik Gitawati 1995.
Peningkatan radikal bebas akan menimbulkan stress oksidatif sehingga kejadian ini akan menyebabkan terjadinya penurunan antioksidan Larson dan
Ahren 1999. Wresdiyati et al. 2003 telah melaporkan bahwa kondisi diabetes
dapat mengakibatkan penurunan antioksidan-superoksida dismutase SOD dalam jaringan hati Macaca fascicularis akibat peningkatan radikal bebas dalam tubuh.
Kondisi stres oksidatif merupakan efek negatif yang terjadi jika jumlah radikal bebas melebihi kemampuan detoksifikasi oleh sistem pertahanan
antioksidan tubuh dan dapat diinduksi oleh berbagai faktor seperti kurangnya antioksidan dan lebihnya produksi radikal bebas dalam tubuh. Keadaan ini dapat
mempengaruhi proses-proses fisiologis maupun biokimia tubuh yang terganggu sehingga mengakibatkan terjadinya gangguan metabolisme dan kematian sel
sehingga mempercepat penuaan dan dapat menimbulkan penyakit seperti kanker, diabetes mellitus, dan lainnya Halliwel dan Gutteridge 1999.
Menurut Freisleben 2001 beberapa biomolekul yang dapat diserang radikal bebas adalah DNARNA, protein dan lipid membran dan lain-lain. Bila
perubahan DNA tidak terlalu parah, maka masih bisa diperbaiki. Namun, proses perbaikan DNA ini justru sering menimbulkan mutasi, dan mutasi tersebut dapat
menimbulkan kanker Aruoma 1998.
F. Superoksida dismutase SOD