test rumpang ini adalah dapat mengetahui kelayakan sebuah wacana dalam pemakaian kepada siswa. Test rumpang terdapat pada Lampiran 4.
3.5.2.2 Test Uraian
Dalam penelitian ini, test uraian dilakukan untuk mengetahui perubahan tingkat berpikir kritis sebelum dan sesudah diberi perlakuan. Test uraian disusun
berdasarkan indikator-indikator kemampuan berpikir kritis, yaitu: 1 memberikan argument, 2 melakukan deduksi, 3 melakukan induksi, 4 melakukan evaluasi,
5 mengambil keputusan dan menentukan tindakan. Test uraian terdapat pada Lampiran 15.
3.5.3 Metode Angket
Angket yang digunakan berupa angket uji kelayakan. Angket uji kelayakan digunakan untuk mengetahui tingkat kelayakan bahan ajar fisika berbasis
Discovery Learning kelas X SMA sehingga didapatkan informasi bahwa layak atau tidak digunakan sebagai bahan ajar. Angket kelayakan terdapat pada
Lampiran 1.
3.6 Instrumen Penelitian
3.6.1 Analisis Uji Coba Instrumen
3.6.1.1 Analisis Instrumen Tes Rumpang
3.6.1.1.1 Validitas
Pengujian validitas konstruk dilakukan dengan cara konsultasi dengan dosen pembimbing selaku ahli. Horison sebagaimana dikutip oleh Widodo 1993:
142-143 menyatakan bahwa tes rumpang memiliki beberapa karakteristik yang salah satunya adalah tidak perlu adanya analisis butir.
3.6.1.1.2 Reliabilitas
Horison sebagaimana dikutip oleh Widodo 1993: 142-143 menyatakan bahwa tes rumpang memiliki karakteristik antara lain bentuk tes rumpang adalah
sama, tes ini tidak memerlukan analisis butir tes, dan tes rumpang memiliki reliabilitas tinggi.
3.6.1.2 Analisis Instrumen Angket
Angket dalam penelitian ini digunakan untuk uji kelayakan bahan ajar berbasis Discovery Learning yang dikembangkan. Responden dalam penelitian ini
adalah empat orang yang berprofesi sebagai guru di SMA Negeri 1 Juwana. Angket uji kelayakan dalam penelitian ini mempunyai kisi-kisi yang
ditinjau dari dimensi tampilan, bahasa, dan materi. Skor angket uji kelayakan ini terdapat dalam Tabel 3.1 sebagai berikut:
Tabel 3.1. Skor Angket Uji Kelayakan Bahan Ajar
Pilihan Skor
Sangat Baik 4
Baik 3
Cukup 2
Tidak Baik 1
3.6.1.3 Analisis Instrumen Tes Uraian
Untuk mengetahui tingkat kemampuan berpikir kritis siswa digunakan tes uraian. Soal uji coba untuk tes uraian terdiri dari 15 soal terdapat pada Lampiran 8
yang analisisnya sebagai berikut.
3.6.1.3.1 Validitas
Pengujian validitas butir soal digunakan rumus korelasi product moment.
} }{
{
2 2
2 2
Y Y
N X
X N
Y X
XY N
r
XY
dengan
xy
r
: koefisien korelasi variabel X dan Y X : skor tiap butir soal
Y : skor total yang benar dari tiap subjek N
: jumlah subjek Hasil perhitungan dengan rumus diatas dibandingkan dengan r
tabel
korelasi product moment dengan taraf signifikansi 5. Jika r
xy
r
tabel
, butir soal valid. Dari 15 soal yang diujicobakan, 7 soal dinyatakan valid yaitu nomor 1, 3, 4,
5, 6, 7, dan 8. Analisis validitas soal ada pada Lampiran 10.
3.6.1.3.2 Reliabilitas
Reliabilitas soal uraian dapat dihitung dengan rumus:
dengan r
11
: reliabilitas instrumen ∑σ
i 2
: jumlah varians skor tiap item k
: banyaknya soal σ
i 2
: varians total Menurut Arikunto 2002: 196, setelah r
11
diketahui, kemudian dibandingkan dengan harga r
tabel
. Apabila r
11
r
tabel
maka dikatakan instrumen tersebut reliabel. Dari 15 soal yang diujikan, semua soal dinyatakan reliabel.
Analisis reabilitas soal terdapat pada Lampiran 10.
3.6.1.3.3 Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran untuk soal bentuk uraian, dihitung dengan menggunakan rumus:
dengan P : tingkat kesukaran Kriteria tingkat kesukaran dapat dijelaskan sebagai berikut:
Tabel 3.2 Klasifikasi Tingkat Kesukaran
Tingkat Kesukaran Kategori
0,00 P ≤ 0,30
Soal Sukar 0,30
P ≤ 0,70
Soal Sedang 0,70
P ≤ 1,00
Soal Mudah Arikunto, 2002:210
Analisis yang dilakukan menunjukkan soal nomor 2 dan 4 tergolong soal mudah, soal nomor 1, 3, 5, 6, dan 8 tergolong soal sedang, kemudian soal nomor
7, 9, 10, 11, 12, 13, 14, dan 15 tergolong soal sukar. Analisis tingkat kesukaran ada pada Lampiran 10.
3.6.1.3.4 Daya Pembeda
Untuk mengetahui daya pembeda soal bentuk uraian adalah dengan menggunakan rumus berikut ini:
Surapranata, 2009
dengan P : daya pembeda Hasil perhitungan dengan menggunakan rumus di atas dapat
menggambarkan tingkat kemampuan soal dalam membedakan antar peserta didik yang sudah memahami materi yang diujikan dengan peserta didik yang belum
memahami materi. Tingkat daya pembeda soal dapat dijelaskan sebagai berikut: Tabel 3.3 Klasifikasi Daya Pembeda
Daya Pembeda Klasifikasi
0,00 P ≤ 0,20
Jelek poor 0,20 P
≤ 0,40 Cukup satisfactory
0,40 P ≤ 0,70
Baik good 0,70 P
≤ 1,00
Baik Sekali excellent Arikunto 2002: 213
Penggunaan persamaan di atas menunjukkan bahwa soal nomor 10, 11, 12, 13, 14, 15 memiliki daya pembeda jelek, soal nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 9 memiliki daya
pembeda cukup, soal nomor 7 dan 8 memiliki daya pembeda baik sekali. Analisis daya pembeda soal ada pada Lampiran 10.
3.6.2 Metode Analisis Data