Pembelajaran Kooperatif Tinjauan Pustaka

bidang studi desain komunikasi visual tidak lepas dari bidang studi desain grafis, dan kedua bidang studi ini mempunyai porsi masing-masing dalam setiap masanya dari sejarah kebutuhan manusia. Secara fisik bentuk katalog adalah cetakan yang terdiri dari beberapa halaman yang dijilid sehingga menyerupai buku. Jadi yang dimaksud katalog tumbuhan adalah media pembelajaran yang menyerupai buku, didalamnya terdapat informasi tumbuhan di SMA N 7 Semarang yang jumlahnya mencapai ratusan, isi katalog meliputi: nama daerah, nama ilmiah, gambar tumbuhan, klasifikasi, diskripsi, kandungan kimia, dan khasiatnya bagi kehidupan dilengkapi desain grafis dengan layout yang menarik.

2.1.2 Pembelajaran Kooperatif

Menurut Doymus et.al 2009 pembelajaran kooperatif yaitu metode pembelajaran alternatif yang menempatkan siswa pada kelompok kecil untuk bekerja sama dalam mempelajari materi pelajaran. Menurut teori dan pengalaman agar kelompok dalam pembelajaran kooperatif kohesif kompak-partisipasif, tiap anggota kelompok terdiri dari 4-5 orang, siswa bersifat heterogen kemampuan, gender, karakter, ada kontrol dan fasilitasi dan meminta tanggung jawab hasil kelompok berupa laporan atau presentasi Suyatno 2009. Menurut Suyatno 2009 langkah-langkah dalam menerapkan pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut. a. Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa b. Menyampaikan informasi c. Mengorganisasi siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar d. Membimbing kelompok belajar dan bekerja e. Evaluasi f. Memberikan penghargaan Menurut Yusuf dan Natalina 2005 model pembelajaran kooperatif merupakan model yang dapat meningkatkan aktifitas, interaksi, motovasi dan penguasaan materi pembelajaran. Terdapat berbagai macam tipe dari model pembelajaran kooperatif diantaranya yaitu STAD student team achievement division, TGT team Games Tournament, jigsaw, dan lain-lain. Salah satu dari model-model pembelajaran kooperatif tersebut ialah investigasi kelompok. Model pembelajaran investigasi kelompok merupakan model pembelajaran yang menciptakan lingkungan sosial dalam belajar yang ditandai dengan adanya siswa yang melakukan proses inkuiri dalam menyelesaiakan tugas Doymus et al, 2009. Dalam model pembelajaran investigasi kelompok, siswa diposisikan pada kelompok kecil untuk melakukan perencaan, penyelidikan, membuat laporan hasil penyelidikan dan melakukan evaluasi dari hasil kegiatannya. Empat komponen penting yang harus ada dalam model pembelajaran investigasi kelompok meliputi investigasi, interaksi, interpretasi dan motivasi intrinsik Zingaro 2008. Investigasi mengacu pada kenyataan bahwa kelompok fokus pada proses inkuiri tentang topik yang dipilih. Interaksi merupakan ciri dari semua metode pembelajaran kooperatif, yang diperlukan bagi siswa untuk mengeksplorasi ide-ide dan saling membantu dalam belajar. Interpretasi terjadi ketika kelompok mensintesis dan menguraikan tentang ide dari setiap anggota dalam rangka meningkatkan pemahaman dan kejelasan ide. Akhirnya, motivasi intrinsik muncul pada siswa dengan memberikan mereka otonomi dalam proses investigasi. Menurut Santyasa 2007 kelebihan dari penerapan model pembelajaran investigasi kelompok adalah pandangan kontruktivisme tentang pengetahuan, penelitian yang berdisiplin, proses pembelajaran yang efektif, pemahaman yang mendalam, penumbuhan aspek sosial, interpersonal dan intrapersonal. Siswa dituntut memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi dan bekerja kelompok Agustina 2011. Dalam model pembelajaran investigasi kelompok, siswa dalam melakukan investigasi akan menggunakan langkah-langkah ilmiah. Dalam pembelajaran tersebut siswa harus melakukan perencanaan, pelaksanaan kegiatan investigasi dan pembuatan laporan kegiatan investigasi. Dengan melakukan kegiatan tersebut maka siswa dapat mengembangkan kompetensi metodologi.

2.1.3 Materi Plantae