Komunitas Anak dan Pengaruh Lingkungan

Kanal yang airnya kotor dan dapat menyebabkan penyakit terutama penyakit kulit.

b. Komunitas Anak dan Pengaruh Lingkungan

Lingkungan tempat tinggal keluarga dan sekitar anak bergaul termasuk teman-teman anak dapat menjadi alasan anak itu turun ke jalan. Teman dapat mempengaruhi pikiran, perkembangan dan kelakuan anak. Dalam hal ini anak harus pintar memilih teman bergaulnya. Jika anak berada dalam pergaulan yang benar, kemungkinan besar anak akan tumbuh dan menjadi anak yang benar. Jika anak salah memilih teman bergaul, kemungkinan besar anak dapat terperosok ke dalam pergaulan yang salah apalagi tidak ada kontrol dari orang tua. Selain itu, anak akan lebih merasa nyaman dengan temannya daripada dengan orang tuanya ketika orang tua melalaikan tanggung jawabnya. Apabila teman-taman anak adalah lingkungan anak jalanan, secara tidak langsung anak bisa ikut-ikutan menjadi anak jalanan. Anak merasa nyaman dan bebas bergaul dengan anak jalanan karena kehidupan anak jalanan yang pada umumnya bebas, santai dan liar. Mula-mula anak meninggalkan rumah dan keluarganya untuk bergaul dan bermain di terminal atau di jalanan, lama-kelamaan anak akan ikut-ikutan mengemis. Biasanya anak akan merasa senang dengan kegiatan barunya mengemis karena dengan mengemis mereka bisa mendapatkan uang. Seperti penegasan Istad yang mengatakan bahwa: “Selain ibu saya yang menyuruh mengemis, teman-teman saya juga banyak yang mengemis mbak. Tempat tinggal saya kan juga dekat dengan tempat kumpulnya anak-anak jalanan yang disuruh oleh mas Bowo, jadi saya pengen ikut mengemis juga mbak, selain itu ibu saya juga tidak pernah melarang mbak” wawancara 26 April 2011. Begitu juga Rama yang mengatakan bahwa “Saya ngemis banyak temanya mbak, dari SD Salomo Gedung Batu tampat saya sekolah itu banyak juga, awalnya saya diajak mereka kemudian saya mgomong ke bapak dan ibu saya, mereka malah senang kalau saya mau mengemis dan sering menyuruh saya ngemis mbak. Lama-kelamaan malahan orang tua saya memarahi saya kalau libur ngemisnya” wawancara 28 April 2011. Selain Istad dan Rama bekerja menjadi pengemis karena orang tuanya, teman-teman bergaul mereka baik di lingkungan tempat tinggal atau sekolah mereka banyak yang menjadi anak jalanan. Tampat tinggal Istad yang tidak jauh dari tempat mangkal kumpul anak-anak jalanan yang di koordinir oleh Bowo yaitu di pasar Bulu, membuat Istad memberanikan diri untuk ikut serta menjadi anak jalanan. Selain Istad yang turun kejalan menjadi anak jalanan akibat teman bergaul, Rama juga mengalami hal yang sama. Teman sekolah Rama lumayan banyak yang menjadi anak jalanan pengemis. Awalnya Rama ikut-ikutan mengemis bersama teman-temanya satu sekolah di traffic light Gedung Batu Semarang kemudian Rama berbagi pengalaman dengan teman- temanya tentang suasana mengemis di wilayah lain. Sampai pada akhirnya, Rama memutuskan menjadi anak jalanan pengemis di kawasan Simpang Lima Semarang. Keputusan Rama yang ingin ikut teman- temanya mengemis ini di dukung oleh ibunya yang bernama Endang.

c. Keretakan dan Kekerasan Kehidupan Rumah Tangga Orang Tua