Pengertian Tanah Alih Fungsi Tanah Pertanian Ke Non Pertanian

14 Menurut penulis Implementasi adalah aktivitas, aksi, tindakan, atau adanya mekanisme suatu sistem, yang memiliki tujuan pasti. Kegiatan yang terencana dan dilakukan secara sungguh-sungguh berdasarkan acuan norma tertentu untuk mencapai tujuan kegiatan. Dalam hal ini adalah pelaksanaan dari peraturan perundangan yang telah dirancang dan ditetapkan, harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang tertulis dan telah ditetapkan dalam peraturan perundangan tersebut, dengan tujuan pencapaian secara optimal dan pelaksanaan dilapangan yang sesuai dengan peraturan perundangan tersebut.

2.2 Alih Fungsi Tanah Pertanian Ke Non Pertanian

2.2.1 Pengertian Tanah

Menurut Boedi Harsono dalam buku Hukum Agraria Indonesia 2003:265, tanah adalah permukaan bumi yang dalam penggunaannya meliputi juga sebagian tubuh bumi yang ada dibawahnya dan sebagian dari ruang yang ada diatasnya, dengan pembatasan dalam pasal 4 UUPA, yaitu: ”sekedar diperlukan untuk kepentingan yang langsung berhubungan dengan penggunaan tanah yang bersangkutan, dalam batas-batas menurut UUPA dan peraturan-peraturan lain yang lebih tinggi.” Dalam pengertian tanah disini juga meliputi permukaan bumi yang berada di bawah air, termasuk air laut. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 1994, yang dimaksud dengan tanah adalah : 1. Permukaan bumi atau lapisan bumi yang ada di atas; 15 2. Keadaan bumi di suatu tempat; 3. Permukaan bumi yang diberi batas; 4. Bahan-bahan dari bumi, bumi sebagai bahan sesuatu pasir, cadas, napal dan sebagainya. Pengertian tanah memiliki arti yang sangat luas, maka dari itu dibutuhkan batasan-batasanya. Menurut Pasal 4 Ayat 1 Undang-Undang Pokok Agraria Nomor 5 Tahun 1960, batasan resmi mengenai tanah adalah sebagai berikut : “Atas dasar hak menguasai dari Negara sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 2 ditentukan adanya macam-macam hak atas permukaan bumi, yang disebut tanah yang dapat diberikan kepada dan dipunyai oleh orang-orang, baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama dengan orang lain serta badan hukum”. Berdasarkan Pasal 4 ayat 1 di atas, maka yang dimaksud dengan tanah adalah permukaan bumi. Sedangkan hak atas tanah adalah hak atas sebagian tertentu permukaan bumi yang berbatas, berdimensi dua dengan ukuran panjang dan lebar. Undang-Undang Nomor 5 tahun 1960 tentang peraturan-peraturan pokok-pokok Agraria, terutama pasal 14 yang berbunyi: 1. Dengan mengingat ketentuan-ketentuan dalam pasal 2 ayat 2 dan 3, pasal 9 ayat 2 serta pasal 10 ayat 1 dan 2 Pemerintah dalam rangka Sosialisasi Indonesia, membuat suatu rencana umum mengenai persediaan, peruntukan, dan penggunaan bumi, air, dan ruang angkasa serta kekayaan alam yang terkandung di dalamnya: 16 a. Untuk keperluan Negara b. Untuk keperluan peribadatan dan keperluan-keperluan sucilainnya, sesuai dengan dasar Ketuhanan Yang Maha Esa c. Untuk keperluan-keperluan pusat kehidupan masyarakat, sosial, kebudayaan, dan lain-lain kesejahteraan d. Untuk keperluan memperkembangkan produksi pertanian, peternakan dan perikanan serta sejalan dengan itu e. Untuk keperluan memperkembangkan industri, transmigrasi, dan pertambangan. 2. Berdasarkan rencana umum tersebut pada ayat 1 pasal ini dapat mengingat peraturan-peraturan yang bersangkutan, Pemerintah Daerah mengatur persediaan, peruntukan, penggunaan bumi, air serta ruang angkasa untuk daerahnya, sesuai dengan keadaan daerah masing- masing. 3. Peraturan Pemerintah Daerah yang dimaksud dalam ayat 2 pasal ini berlaku setelah mendapat pengesahan, mengenai Daerah Tingkat I dari Presiden, Daerah Tingkat II dari Gubernur Kepala Daerah yang bersangkutan dan Daerah Tingkat III dari Bupati Walikota Kepala Daerah yang bersangkutan.

2.2.2 Tanah Pertanian