Penanaman Perilaku Siswa LANDASAN TEORI

9

BAB II LANDASAN TEORI

A. Penanaman Perilaku Siswa

1. Siswaanak didik Anak didik adalah anak yang belum dewasa, yang memerlukan usaha, bantuan, bimbingan orang lain untuk menjadi dewasa, guna dapat melaksanakan tugasnya sebagai makhluk tuhan, sebagai umat manusia, sebagai warga negara, sebagai anggota masyarakat,dan sebagai suatu pribadi atau individu Ahmadi dkk, 1991:251. 2. Perilaku Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktifitas organisme makhluk hidup yang bersangkutan Marimbi, 2009:53.Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati luar Notoatmojo, 2003: 144. Faktor-faktor yang membedakan respon terhadap stimulus yang berbeda disebut determinan perilaku. Determinan perilaku ini dapat dibedakan menjadi dua yakni: a. Determinan atau faktor internal, yakni karakteristik orang yang bersangkutan yang bersifat given atau bawaan misalnya tingkat kecerdasan, tingkat emosional, jenis kelamin, dsb. b. Determinan atau faktor eksternal yaitu lingkungan baik lingkungan fisik, sosial, budaya ekonomi dan politik. Bloom 1908 seorang ahli psikologis 10 dalam Marimbi, 2009:71 membagi perilaku manusia itu kedalam 3 dominan yakni: 1 Kognitif; 2 Afektif; dan 3 Psikomotor 3. Kepala sekolah Kepala sekolah adalah salah satu komponen pendidikan yang paling berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan Mulyasa, 2004:24. Fungsi kepalasekolah adalah: a. Kepala sekolah sebagai educator pendidik Dalam melakukan fungsinya sebagai educator, kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan di sekolahnya. Menciptakan iklim sekolah yang kondusif, memberikan nasehat kepada warga sekolah, memberikan dorongan kepada seluruh tenaga kependidikan, serta melaksanakan model pembelajaran yang menarik, seperti team teaching, moving class, dan mengadakan program akselerasi acceleration bagi peserta didik yang cerdas di atas normal. b. Kepala sekolah sebagai manajer Dalam rangka melakukan peran dan fungsinya sebagai manajer, kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk memberdayakan tenaga kependidikan melalui kerja sama atau kooperatif, memberi kesempatan kepada para tenaga kependidikan untuk meningkatkan profesinya, dan mendorong keterlibatan seluruh tenaga kependidikan dalam berbagai kegiatan yang menunjang program sekolah. 1 Pertama, memberdayakan tenaga kependidikan melalui kerja sama atau kooperatif dimaksudkan bahwa dalam peningkatan 11 profesionalisme tenaga kependidikan di sekolah, kepala sekolah harus mementingkan kerja sama dengan tenaga kependidikan dan pihak lain yang terkait dalam melaksanakan setiap kegiatan. 2 Kedua, memberi kesempatan kepada para tenaga kependidikan untuk meningkatkan profesinya, sebagai manajer kepala sekolah harus meningkatkan profesi secara persuasif dan dari hati ke hati. 3 Ketiga, mendorong keterlibatan seluruh tenaga kependidikan, dimaksudkan bahwa kepala sekolah harus berusaha untuk mendorong keterlibatan semua tenaga kependidikan dalam setiap kegiatan di sekolah partisipatif. Dalam hal ini kepala sekolah bisa berpedoman pada asas tujuan, asas keunggulan, asas mupakat, asas kesatuan, asas persatuan, asas empirisme, asas keakraban, dan asas integritas. c. Kepala sekolah sebagai seorang administrator Kepala sekolah sebagai administrator memiliki hubungan yang sangat erat dengan berbagai aktivtas pengelolaan administrasi yang bersifat pencatatan, penyusunan dan pendokumenan seluruh program sekolah. Secara spesifik, kepala sekolah harus memiliki kemampuan untuk mengelola kurikulum, mengelola administrasi, peserta didik, mengelola administrasi personalia, mengelola adminstrasi sarana dan prasarana, mengelola administrasi kearsipan, dan mengelola adminstrasi keuangan. d. Kepala sekolah sebagai supervisor Kepala sekolah sebagai supervisor harus diwujudkan dalam kemampuan menyusun, dan melaksanakan program supervisi pendidikan, 12 serta memanfaatkan hasilnya. Kemampuan menyusun program supervisi kelas, pengembangan program supervisi kelas, pengembangan program supervisi untuk kegiatan ekstrakulikuler, pengembangan program supervisi perpustakaan, laboratorium, dan ujian. e. Kepala sekolah sebagai leader Kepala sekolah sebagi leader harus mampu memberikan petunjuk dan pengawasan, meningkatkan kemauan tenaga kependidikan, membuka komunikasi dua arah, dan mendelegasikan tugas. f. Kepala sekolah sebagai innovator Dalam rangka melakuakn peran dan fungsinya sebagai innovator, kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat yntuk menjalin hubungan yang harmonis dengan lingkungan, mencari gagasan baru, mengintegrasikan setiap kegiatan, memberikan teladan kepada seluruh tenaga kependidikan di sekolah, dan mengembangkan model-model pembelajaran yang inovatif. Kepala sekolah sebagai innovator akan tercermin dari cara-cara ia melakukan pekerjaanya secara konstruktif, kreatif, integratif, rasional dan objektif, pragmatis, keteladanan, disiplin, serta adaptabel dan fleksibel. g. Kepala sekolah sebagai motivator Sebagai motivator, kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk memberikan motivasi kepada para tenaga kependidikan dalam melakukan berbagai tugas dan fungsinya. Motivasi ini dapat ditumbuhkan melalui pengaturan lingkungan fisik, pengaturan suasana kerja, disiplin, 13 dorongan, penghargaan secara efektif, dan penyediaan berbagai sumber belajarmelalui pengembagan pusat sumber belajar PSB. 1 Pengaturan lingkungan fisik Lingkungan yang kondusif akan menumbuhkan motivasi tenaga kependidikan dalam melaksanakan tugasnya. Oleh karena itu kepala sekolah harus mampu membangkitkan motivasi tenaga kependidikan agar dapat melaksanakan tugas secara optimal. 2 Pengaturan suasana kerja Seperti halnya iklim fisik, suasana kerja yang tenang dan menyenangkan juga akan membangkitkan kinerja para tenaga kependidikan. 3 Disiplin Disiplin dimaksudkan bahwa dalam meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan di sekolah kepala sekolah harus berusaha menanamkan disiplin kepada semua bawahannya. Melalui disiplin ini diharapkan dapat tercapai tujuan secara efektif dan efisien, serta dapat meningkatkan produktifitas sekolah. 4 Dorongan Keberhasilan suatu organisasi atau lembaga dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor yang datang dari dalam maupun yang datang dari lingkungan. 14

B. Menjaga Kebersihan, Kesehatan