terpadu siswa dapat memperoleh pengalaman langsung, sehingga dapat menambah kekuatan untuk menerima, menyimpan, dan memproduksi
kesan-kesan tentang hal-hal yang dipelajarinya. Dengan demikian, siswa terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai konsep yang dipelajari.
3. Pembelajaran Sejarah
Istilah pembelajaran digunakan untuk menunjukkan usaha pendidikan yang dilaksanakan secara sengaja, dengan tujuan yang ditetapkan terlebih
dahulu sebelum proses dilaksanakan, serta pelaksanaannya terkendali Miarso, 2007: 457. Pembelajaran dapat diartikan suatu kegiatan yang
dilakukan oleh guru sedemikian rupa sehingga tingkah laku siswa berubah ke arah yang lebih baik Darsono, 2001: 24. Sejarah merupakan studi
tentang masyarakat manusia dalam arti jamak, dengan titik berat pada perbedaan-perbedaan antar masyarakat dan perubahan-perubahan di
masyarakat dari waktu ke waktu Burke, 2003: 3. Menurut Widja 1989: 23 pembelajaran sejarah adalah perpaduan
antara aktivitas belajar dan mengajar yang di dalamnya mempelajari tentang peristiwa masa lampau yang erat hubungan dengan masa kini. Sejarah
adalah dasar bagi terbinanya identitas nasional yang merupakan salah satu modal utama dalam membangun bangsa, masa kini maupun di masa yang
akan datang. Melalui sejarah nilai-nilai masa lampau dapat dipetik dan dimanfaatkan untuk menghadapi masa kini. Pelajaran sejarah merupakan
salah satu unsur utama dalam pendidikan politik bangsa. Lebih jauh lagi,
pelajaran sejarah merupakan sumber inspirasi terhadap hubungan antar bangsa dan negara. Siswa hendaknya memahami bahwa ia merupakan
bagian dari masyarakat negara dan dunia Kasmadi, 1996: 133-134. Dalam pembelajaran sejarah selain mampu meningkatkan aspek
kognitif siswa, juga membentuk siswa yang demokratis, bijaksana, dan dipersiapkan menjadi warga negara yang baik. Untuk itu peran guru dalam
pembelajaran sejarah salah satunya meningkatkan motivasi siswa agar siswa tertarik dan aktif dalam pembelajaran sejarah. Guru harus
menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi agar siswa tertarik terhadap mata pelajaran sejarah, karena dalam proses belajar mengajar
sejarah yang materinya cenderung bersifat hafalan dan guru yang kurang bervariasi dalam menyampaikan materinya akan membuat siswa merasa
bosan. Menurut Kasmadi 1996: 8 untuk meningkatkan kemampuan siswa
dalam menerima pelajaran sejarah dengan baik diperlukan berbagai peralatan dan metode yang dapat dipilih oleh para guru sejarah sesuai
dengan bahan yang dikembangkan dari masa ke masa. Seorang guru sejarah diperlukan kemampuannya dalam memilih metode yang dapat digunakan
untuk melaksanakan metode yang dipilihnya. Guru sejarah hendaknya menyajikan materi dengan model dan metode yang bervariasi dengan
dibantu media yang tepat sehingga pembelajaran menjadi menarik dan tidak membosankan.
Pembelajaran pada tingkat sekolah menengah pertama SMP mengharapkan partisipasi anak yang besar. Pengajaran sejarah selalu tidak
mengharapkan anak pasif di kelas, tetapi akan selalu memberikan dorongan agar anak aktif dalam mengembangkan fakta, pendapat, waktu dan
sebagainya. Keterampilan-keterampilan dalam mengembangkan minat terhadap sejarah tidak saja terletak pada anak tetapi juga tergantung pada
kemampuan maksimal setiap pengajar sejarah Kasmadi, 2001: 155 Tujuan pengajaran sejarah di sekolah adalah agar siswa memperoleh
kemampuan berpikir historis dan pemahaman sejarah. Melalui pengajaran sejarah siswa mampu mengembangkan kompetensi untuk berpikir secara
kronologis dan memiliki pengetahun tentang masa lampau yang dapat digunakan untuk menjelaskan proses perkembangan dan perubahan
masyarkat serta keseragaman sosial budaya dalam rangka menemukan dan menumbuhkan jati diri bangsa di tengah-tengah kehidupan masyarakat.
Agar tujuan pengajaran sejarah tersebut dapat dicapai maka harus dapat melibatkan siswa untuk aktif dalam proses belajar mengajar. Dan itu
perlu adanya minat belajar yang tinggi, sehingga diharapkan siswa lebih mampu memahami hakekat belajar sejarah dan dapat menanamkan
kesadaran sejarah pada diri siswa sehingga siswa sadar untuk apa belajar sejarah.
Permasalahan yang dihadapi dalam pembalajaran sejarah sekarang adalah rendahnya kemampuan guru dalam menerapkan berbagai model dan
pendekatan dalam mengajarkan sejarah, selain itu telah berkembang kesan
dari pada guru, pemegang kebijakan di sekolah bahwa pembelajaran sejarah dalam mengajarkannya tidak begitu penting. Maka dalam pengajaran
sejarah diperlukan pendekatan serta model yang baik sebagai alat komunikasi yang baik antara pengajar dan siswa, sehingga setiap
pengajaran dan setiap uraian sejarah dapat disajikan dapat memberikan motivasi belajar Kasmadi, 2001: 19.
Dari pengertian sejarah dapat diketahui bahwa dalam sejarah terkandung aspek-aspek yang perlu dipelajari yaitu aspek pengetahuan,
aspek sikap, dan aspek keterampilan. Jadi dengan mempelajari beberapa aspek tersebut dalam proses belajar mengajar di sekolah diharapkan
menjadi modal yang bermanfaat bagi siswa dalam upaya memecahkan permasalahan yang dihadapi di dalam masyarkat yang akan datang.
4. Metode Pengajaran Diskusi