Kontaminasi Patogen Dalam Sumber Air

b. E.coli enterotoksigenik ETEC menyebabkan travelers diarrhea atau dapat disebut dengan diare turis dan juga penyebab diare pada bayi. Orang yang tinggal di daerah prevalensi tinggi ETEC misalnya seperti di Negara berkembang kemungkinan besar memiliki antibodi dan tidak mudah mengalami diare jika terpajan ulang E.coli penghasil eksotoksin labil-panas heat-labile exotoxin-LT. Perhatian dalam memilih dan mengonsumsi makanan yang berpotensi terkontaminasi ETEC sangat dianjurkan untuk membantu mencegah diare pada turis. c. E.coli penghasil toksin Shiga STEC dinamakan untuk toksin sitotoksik yang dihasilkan oleh E.coli tersebut. Terdapat 2 bentuk toksin antigenik yaitu toksin mirip Shiga 1 dan toksin mirip Shiga 2. STEC dapat dikaitkan dengan kolitis hemoragik, suatu bentuk diare yang berat dan dengan sindrom uremik hemolitik, suatu penyakit yang menyebabkan gagal ginjal akut, anemia hemolitik mikroangiopati, dan trombositopenia. d. E.coli enteroagregatif EAEC menyebabkan diare akut dan kronik berdurasi 14 hari pada masyarakat di Negara berkembang. 2. Infeksi Saluran Kemih ISK Selain diare, E.coli juga menjadi penyebab umum ISK dan menjadi penyebab sekitar 90 ISK pada perempuan muda. Gejala dan tanda meliputi sering berkemih, disuria, hematuria, dan piuria. 3. Sepsis Jika sistem pertahanan tubuh pada pejamu tidak adekuat maka E.coli dapat masuk ke aliran darah dan menyebabkan sepsis. Neonatus mungkin sangat rentan terhadap sepsis E.coli karena tidak mempunyai antibodi igM. Sepsis dapat terjadi sekunder akibat ISK. 4. Meningitis E.coli dan Streptococcus grup B menjadi penyebab utama meningitis pada janin. Sekitar 75 E.coli penyebab meningitis memiliki antigen K1. 5. Pneumonia Di Rumah Sakit E.coli menyebabkan kurang lebih 50 dari Primary Nosocomial Pneumonia Jawetz et al.,2013.

2.6 Uji Identifikasi E.coli

2.6.1 Uji Most Probable Number MPN

Metode yang digunakan untuk mengidentifikasi coliform pada air umumnya menggunakan uji Most Probable Number MPN. Metode MPN sendiri terdiri dari uji praduga presumtive test dan uji peneguhan confirmed test Standar Nasional Indonesia,2008. Uji MPN dapat menemukan keberadaan bakteri coliform, bakteri gram negatif, dan bakteri basil non-spora yang bersifat memfermentasi laktosa dengan inkubasi selama 24 jam dan suhu 37 o C Cappuccino,2012. Uji Praduga atau yang sering disebut presumtive test