ANALISIS PERKEMBANGAN DESA TEMBUNG KECAMATAN PERCUT SEI TUAN KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2009 DAN 2014.

(1)

ANALISIS PERKEMBANGAN DESA TEMBUNG

KECAMATAN PERCUT SEI TUAN

KABUPATEN DELI SERDANG

TAHUN 2009 DAN 2014

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

AHMAD SAHBANDI NIM. 3112131002

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2015


(2)

(3)

(4)

ABSTRAK

Ahmad Sahbandi Nim. 3112131002. Analisis Perkembangan Desa

Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang. Skripsi Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan 2015.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan Desa Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009 dan 2014.

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Tembung pada tahun 2015, populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wilayah Desa Tembung yang mencakup XVI dusun dan sekaligus menjadi sampel penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi dokumentasi dengan alat pengumpul data berupa daftar isian sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 12 Tahun 2007 dan teknik pengolahan data dilakukan melalui metode deskriptif kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tahun 2009 Desa Tembung termasuk ke dalam klasifikasi tipe desa swasembada dengan total perolehan skor yang dicapai adalah 2157 atau 90,47%, dan tingkat perkembangannya termasuk pada desa cepat berkembang. Dari 10 aspek yang ada hanya pemerintahan desa yang memperoleh persentase capaian tertinggi mencapai 95,4% dan yang terendah adalah perkembangan penduduk yang hanya mencapai 30% dari total skor maksimal, sedangkan tahun 2014 Desa Tembung juga termasuk ke dalam klasifikasi tipe desa swasembada dengan total perolehan skor yang dicapai adalah 2302 atau 96,56%, dan tingkat perkembangannya juga termasuk pada desa cepat berkembang, Dari 10 aspek yang ada hanya peran serta masyarakat dalam pembangunan yang memperoleh persentasecapaian tertinggi mencapai 99% dan yang terendah adalah perkembangan penduduk yang hanya mencapai 30% dari total skor maksimal. Pertambahan perolehan skor yang dicapai dari tahun 2009 ketahun 2014 adalah 145 atau 6,09%. Dengan capaian tersebut dikarenakan oleh status Desa Tembung dekat dengan pusat pemerintahan Kecamatan Percut Sei Tuan sekaligus berbatasan dengan Kota Medan.


(5)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

judul “Analisis Perkembangan Desa Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan

Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009 dan 2014” sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan baik bahasa penyampaian, teknik penulisan karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan penulis. Oleh karena itu, besar harapan penulis agar para pembaca memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan penulis skripsi ini.

Dalam penulisan ini, banyak pihak yang membantu dan memberikan moril dan materil yang tak ternilai, untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Syawal Gultom, M.Pd, selaku Rektor Universitas Negeri Medan.

2. Bapak Dr. H. Restu, M.S, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

3. Bapak Drs. Ali Nurman, M.Si, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Geografi Universitas Negeri Medan.

4. Ibu Dra. Asnidar, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Geografi Universitas Negeri Medan.

5. Bapak Drs. Muhammad Arif, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah membimbing penulis selama menyelesaikan skripsi ini.


(6)

6. Bapak Drs. Nahor, M. Simanungkalit, M.Si, selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan motivasi selama penulis menjalani perkuliahan.

7. Bapak/Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Geografi yang telah membekali penulis dengan Ilmu Pengetahuan selama diperkuliahan.

8. Bapak Hayat Siagian selaku pegawai tata usaha jurusan Pendidikan Geografi. 9. Bapak Muhammad Kennedy, S.IP, selaku Pj. Kepala Desa Tembung.

10. Teristimewa kepada Ayahanda tercinta Ramlan Hasibuan dan Ibunda tersayang Nurmawati yang telah memberikan pengorbanan, kasih sayang, dan motivasi yang sangat luar biasa.

11. Keluarga yang tercinta (kakanda Evi Indriani beserta keluarga, kakanda Risayani Hasibuan beserta keluarga, kakanda Putri Riskiani beserta keluarga, kakanda Elidayani beserta keluarga) yang memberi motivasi dan membantu penulis baik moril maupun material sejak dulu hingga kini.

12. Rekan seperjuangan kuliah kelas B Reguler 2011 yang saya cintai.

13. Rekan Seperjuangan Penulis Canti Elida Lumbantoruan, Diyah Sari Anjarika. Kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu,semoga kebaikan yang mereka berikan mendapatkan ridha dari Allah SWT. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi dunia pendidikan.

Medan, 16 Juni 2015 Penulis

Ahmad Sahbandi Nim: 3112131002


(7)

(8)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN ... i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... v

ABSTRAK ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Rumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kerangka Teori ... 7

B. Penelitian Yang Relevan ... 25


(9)

BAB III METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian ... 32

B. Populasi dan Sampel ... 32

C. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional ... 32

D. Teknik Pengumpulan Data ... 35

E. Teknik Analisis Data ... 36

BAB IV DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN A. Kondisi Fisik Wilayah Penelitian ... 37

B. Kondisi Non Fisik Wilayah Penelitian ... 40

C. Kondisi Sarana dan Prasarana Wilayah Penelitian ... 47

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 52

B. Pembahasan ... 96

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 113

B. Saran ... 113

DAFTAR PUSTAKA ... 115

LAMPIRAN 1


(10)

DAFTAR TABEL

No. Uraian Hal

01. Skor Minimal dan Maksimal Pengukuran Tingkat Perkembangan

Desa ... 21

02. Klasifikasi Perkembangan Desa ... 24

03. Penggunaan Lahan di Desa Tembung Tahun 2014 ... 40

04. Komposisi Penduduk Desa Tembung Menurut Kelompok Umur Tahun 2014 ... 41

05. Komposisi Penduduk Desa Tembung Berdasarkan Suku Tahun 2014 .. 43

06. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Desa Tembung Tahun 2014 ... 44

07. Komposisi Penduduk Menurut Agama di Desa Tembung Tahun 2014 45

08. Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian di Desa Tembung Tahun 2014 ... 46

09. Sarana Pendidikan di Desa Tembung Tahun 2014 ... 48

10. Sarana Kesehatan di Desa Tembung Tahun 2014 ... 49

11. Sarana Ibadah di Desa Tembung Tahun 2014 ... 50

12. Kondisi Jalan Berdasarkan Jenis Jalan Desa Tembung Tahun 2014 ... 50

13. Pendapatan Perkapita Menurut Sektor Desa Tembung Tahun 2009 ... 60

14. Pendapatan Perkapita Menurut Sektor Desa Tembung Tahun 2014 ... 60

15. Komposisi Mata Pencaharian Penduduk Desa Tembung Tahun 2009 dan 2014 ... 62

16. Tingkat Pendidikan Penduduk Desa Tembung Tahun 2009 dan 2014 .. 64


(11)

18. Rasio Guru dan Murid di Desa Tembung Tahun 2014 ... 66

19. Kualitas Ibu Hamil di Desa Tembung Tahun 2009 dan 2014 ... 69

20. Cakupan Imunisasi di Desa Tembung Tahun 2009 ... 70

21. Cakupan Imunisasi di Desa Tembung Tahun 2014 ... 70

22. Cakupan Pemenuhan air bersih di Desa Tembung Tahun 2009 dan 2014 72 23. Perkembangan Sarana Prasarana Kesehatan Desa Tembung Tahun 2009 dan 2014 ... 73

24. Keamanan dan Ketertiban di Desa Tembung Tahun 2009 dan 2014 .... 75

25. Keamanan dan Ketertiban di Desa Tembung Tahun 2009 dan 2014 .... 76

26. Keadaan Politik Masyarakat Desa Tembung Tahun 2009 dan 2014 ... 78

27. Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa Tembung Tahun 2009 dan 2014 ... 82

28. Peran Serta Masyarakat Dalam Pelaksanaan dan Pelestarian Hasil Pembangunan Desa Tembung Tahun 2009 dan 2014 ... 83

29. Semangat Kegotongroyongan Penduduk Desa Tembung Tahun 2009 dan 2014 ... 85

30. Adat Istiadat Penduduk Desa Tembung Tahun 2009 dan 2014 ... 86

31. Sikap Mental Masyarakat Desa Tembung Tahun 2009 dan 2014 ... 87

32. Etos Kerja Penduduk Desa Tembung Tahun 2009 dan 2014 ... 88

33. Lembaga Kemasyarakatan Desa Tembung Tahun 2009 dan 2014 ... 90

34. Pemerintahan Desa di Desa Tembung Tahun 2009 dan 2014 ... 92

35. Pembinaan dan Pengawasan Terhadap Desa di Desa Tembung Tahun 2009 dan 2014 ... 93


(12)

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang, yang sedang melakukan pembangunan dalam segala bidang. Pembangunan ini dilaksanakan baik diperkotaan maupun diperdesaan. Pembangunan masyarakat pedesaan merupakan bagian dari pembangunan masyarakat yang diarahkan kepada pembangunan kelembagaan dan partisipasi serta pemberdayaan masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraan pada satuan wilayah pedesaan. Program dan kegiatan pembangunan pedesaan secara menyeluruh menyangkut bidang ekonomi, sektor-sektor pendidikan, kesehatan, kesempatan kerja, dan bidang sosial budaya dan lain-lain.

Perkembangan suatu daerah pedesaan menuju suatu perkotaan tidak mungkin terjadi secara drastis tetapi melalui suatu proses dimana daerah tersebut akan melewati suatu kondisi transisi. Kondisi transisi adalah dimana daerah tersebut dapat di katakan kota tetapi belum memenuhi ukuran yang ada, sedangkan untuk dapat di katakan sebuah desa sudah mulai menunjukkan kondisi kota. Daerah yang berada pada kondisi transisi desa dan kota memiliki potensi untuk memacu perkembangan daerah sekitarnya. Penentuan distribusi daerah transisi desa dan kota dapat di gunakan oleh pemerintah daerah untuk membuat kebijakan pengembangan wilayah yang lebih baik.

Pengembangan pedesaan harus selaras dengan pembangunan daerah maju sekitarnya, selain itu perlu diperhatikan sarana transportasi di desa tersebut, dengan demikian arus barang ataupun jasa, barang dan bahan makanan dapat dengan


(13)

mudah dan lancar keluar masuk (Bintarto, 1997). Perkembangan desa juga ditopang oleh masyarakat yang mendiami maupun yang datang, karena dipundak merekalah berdiri barisan-barisan perubahan laju perkembangan desa yang dapat menghambat maupun mendukung pembangunan desa yaitu dengan memanfaatkan potensi-potensi yang ada di desa tersebut. Secara umum berkembang tidaknya suatu desa dapat diukur dengan indikator perkembangan desa.

Desa diibaratkan sebuah sumber yang memercikkan segala potensi alam yang dikelola oleh masyarakat untuk memenuhi segala kebutuhannya. Petani berharap banyak dari alam, penambang berburu isi bumi dari alam,pelaut (nelayan) pergi berlayar mendapatkan hasil tangkapan dari alam. Warga kota mengharapkan hasil alam dari desa (dari sektor pertanian) berupa bahan makanan (food) dan bahan mentah (raw material), dan semua bermula dari wilayah desa dan pesisir (Hasid, 2010). Di luar dari segenap urgensi keberadaan dan potensi alam yang dimilikinya, desa masih identik dengan ketertinggalan, karena akses dasar masih begitu minim, sehingga membuat orang-orang tak berdaya untuk mengaktualisasikan segenap potensi yang dimilikinya (Sajogyo dan Pudjiwati,1983).

Perkembangan wilayah berkenaan dengan dimensi spasial (ruang) dari kegiatan pembangunan. Didasari pemikiran bahwa kegiatan ekonomi terdistribusi dalam ruang yang tidak homogen, oleh karena lokasi memiliki potensi dan nilai relatif terhadap lokasi lainnya, maka kegiatan yang bertujuan ekonomi maupun sosial akan tersebar sesuai dengan potensi dan relatif lokasi yang mendukungnya. Dalam pembangunan suatu wilayah, perencanaan adalah suatu hal yang utama sebab dengan perencanaan yang tepat akan menimbulkan dampak positif terhadap daerah itu sendiri. Perencanaan yang tepat adalah sebuah perencanaan yang dibuat


(14)

atas dasar potensi atau keunggulan yang dimiliki daerah tersebut. Perencanaan akan menjadi bahan dalam membuat sebuah kebijakan pembangunan yang mendukung perencanaan tersebut (Luthfi ,1994).

Sumatera Utara merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki kondisi wilayah perdesaan masih jauh tertinggal dari wilayah perkotaan baik dari kualitas infrastruktur, komunikasi dan informasi, ketersediaan fasilitas umum serta pelayanan publik. Selain itu terjadinya penyebaran fasilitas sarana dan prasarana umum yang tidak merata atau hanya tersedia di beberapa desa semakin memperburuk kondisi desa-desa yang tertinggal. Kondisi ini mengakibatkan lahirnya berbagai kesenjangan baik dari aspek kesejahteraan, pendidikan, wawasan, informasi dan lain sebagainya. Pada saat yang bersamaan seiring waktu masyarakat sangat membutuhkan adanya peningkatan kesejahteraan, peningkatan wawasan, kualitas pendidikan dan layanan lainnya yang tidak didapat secara layak di desanya, sehingga mendorong mereka untuk mendekati perkotaan atau berpindah ke wilayah perkotaan.

Kabupaten Deli Serdang merupakan salah satu Kabupaten yang terdapat di Sumatera Utara dengan luas wilayah 2.497,72 Km² (249,772 Ha) atau merupakan 3,34% dari luas Propinsi Sumatera Utara. Secara administratif terdiri dari 22 Kecamatan dengan jumlah 394 Desa/Kelurahan (380 desa dan 14 kelurahan). Dengan posisi strategis, sumber daya alam dan tenaga kerja yang dimiliki oleh Kabupaten Deli Serdang akan menjadi potensi yang dapat dikembangkan menjadi keunggulan yang kompetitif dalam menghadapi persaingan dalam menarik investor untuk mengembangkan usaha di daerah ini dan sasaran lainnya dalam memasarkan produk/jasa yang dihasilkan. Visi misi Pemerintah Kabupaten Deli Serdang


(15)

2004-2009 sektor pendidikan dan kesehatan serta sektor pembangunan infrastruktur merupakan prioritas pembangunan yang harus dilaksanakan tanpa mengabaikan pembangunan sektor lainnya.

http://deliserdangkab.go.id/statis-15-gambaranumum.html (diakses 04 April 2015 Jam 10.22 WIB).

Desa Tembung dengan luas 535 Ha berada di Kecamatan Percut Sei Tuan merupakan salah satu desa yang berkembang di kawasan pinggiran Kota Medan. Dengan melihat potensi pendukung seperti letak di pinggiran Kota Medan, Desa Tembung juga dekat dengan pusat pemerintahan, serta pusat-pusat pendidikan. Perkembangan yang tampak jelas adalah terkait dengan penggunaan lahan, yang dahulunya adalah lahan pertanian berubah menjadi pemukiman. Perubahan lahan pertanian menjadi pemukiman tersebut menjadikan lahan pertanian semakin berkurang, selain itu telah banyak berdiri bangunan perkantoran, mini market, showroom, dan tempat bimbingan belajar. Perkembangan yang terjadi akibat adanya pembangunan di desa Tembung merupakan pembangunan yang mengarah ke positif namun menimbulkan masalah yakni berkurangnya lahan pertanian yang memaksa masyarakat untuk beralih mata pencaharian ke sektor lain.

Bandara Internasional Kuala Namu yang beroperasi sejak 25 Juli 2013 menjadikan desa Tembung sebagai jalur lintasan utama transportasi dari Kota Medan menuju bandara via Batang Kuis, baik secara langsung maupun tidak langsung pada masa yang akan datang Desa Tembung akan terkena dampak perkembangan kota dan mengubah struktur sosial, ekonomi dan budaya masyarakat.


(16)

Mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 12 Tahun 2007 tentang pedoman penyusunan dan pendayagunaan data profil desa dan kelurahan untuk melihat perkembangan sebuah desa digunakan 10 indikator yaitu: (1) Perkembangan Penduduk (2) Ekonomi masyarakat (3) Pendidikan masyarakat (4) Kesehatan masyarakat (5) Keamanan dan ketertiban (6) Kedaulatan politik masyarakat (7) Peranserta masyarakat dalam pembangunan (8) Lembaga kemasyarakatan (9) Kinerja pemerintahan desa (10) Pembinaan dan pengawasan, dengan menggunakan sepuluh indikator tersebut dapat diketahui sejauh mana perkembangan sebuah desa apakah termasuk tipe desa tradisional(desa kurang berkembang), desa swadaya(desa lamban berkembang), desa swakarya(desa berkembang), atau desa swasembada(desa cepat berkembang).

B.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, yang menjadi identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah ; (1) perkembangan Desa Tembung Tahun 2009 dan 2014 berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 12 Tahun 2007 (2) potensi dan kendala yang di hadapi dalam perkembangan Desa Tembung (3) fungsi Desa Tembung sebagai hinterland Kota Medan.

C.Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, masalah dalam penelitian ini dibatasi pada perkembangan Desa Tembung Tahun 2009 dan 2014 berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 12 Tahun 2007.


(17)

D.Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah : Bagaimana tingkat perkembangan Desa Tembung Tahun 2009 dan 2014 berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 12 Tahun 2007 ?

E.Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat perkembangan Desa Tembung Tahun 2009 dan 2014 berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 12 Tahun 2007.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Memberikan sumbangan teoritis bagi ilmu pengetahuan khususnya dalam pengkajian Geografi Desa Kota.

2. Sebagai bahan masukan bagi pemerintah Desa Tembung dalam usaha mengambil keputusan untuk pengembangan Desa Tembung pada masa mendatang.

3. Sebagai studi pembanding bagi peneliti lain pada objek yang sama dengan tempat yang berbeda demi penyempurnaan selanjutnya.

4. Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.


(18)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian yang telah dikemukakan, maka dapat disimpulkan bahwa:

Tahun 2009 Desa Tembung termasuk ke dalam klasifikasi tipe desa swasembada dengan total perolehan skor yang dicapai adalah 2157 atau 90,47%, dan tingkat perkembangannya termasuk pada desa cepat berkembang. Dari 10 aspek yang ada hanya pemerintahan desa yang memperoleh persentase capaian tertinggi mencapai 95,4% dan yang terendah adalah perkembangan penduduk yang hanya mencapai 30% dari total skor maksimal, sedangkan tahun 2014 Desa Tembung juga termasuk ke dalam klasifikasi tipe desa swasembada dengan total perolehan skor yang dicapai adalah 2302 atau 96,56%, dan tingkat perkembangannya juga termasuk pada desa cepat berkembang, Dari 10 aspek yang ada hanya peran serta masyarakat dalam pembangunan yang memperoleh persentasecapaian tertinggi mencapai 99% dan yang terendah adalah perkembangan penduduk yang hanya mencapai 30% dari total skor maksimal. Pertambahan perolehan skor yang dicapai dari tahun 2009 ketahun 2014 adalah 145 atau 6,09%. Dengan capaian tersebut dikarenakan oleh status Desa Tembung dekat dengan pusat pemerintahan Kecamatan Percut Sei Tuan sekaligus berbatasan dengan Kota Medan.

B.Saran

1. Sebagai daerah yang terus akan berkembang diharapkan kepada setiap anggota masyarakat mempertahankan perkembangan yang telah dicapai sekaligus terus


(19)

membangun desa bersama-sama dengan menanamkan jiwa kebersamaan dan menjaga keamanan.

2. Diharapkan kepada pemerintah setempat lebih memperhatikan perkembangan tataguna lahan di Desa Tembung, terutama kepadatan pemukiman penduduk yang berdampak pada perubahan fungsi lahan.


(20)

DAFTAR PUSTAKA

Asyari, Sapari Imam. 1993. Sosiologi Kota dan Desa. Surabaya: Usaha Nasional. Bintarto, R. 1977. Suatu Pengantar Geografi Desa.Yogyakarta: U.P.Spring.

Bintarto, R. 1983. Interaksi Desa Kota dan Permasalahnnya. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Bintarto, R. 1997. Pemerintahan Desa. Jakarta: CV Rajawali. BKKBN, 1980. Pelayanan Kesehatan

Budi (2007) Studi Perkembangan Desa Kute Baru Kecamatan Linge Kabupaten Aceh Tengah. Skripsi. Medan: Fakultas Ilmu Sosial.

Daldjoeni, N.2003. Geografi Kota dan Desa. Bandung: PT.Alumni.

Daldjoeni, N.1990. Pokok-Pokok Geografi Manusia. Bandung: PT.Alumni.

Hagul, Peter. 1985. Pembangunan Desa dan Lembaga Swadaya Masyarakat. Jakarta : Rajawali Press.

Hardoyo. 1999. Perkembangan Tata Guna Lahan Pedesaan. Jakarta: Bumi Aksara.

Hasid, Zamruddin. 2010. “Desa Dan Pendekatan Pembangunan Yang Relevan”. Jurnal. Volume 17, No. 3: Universitas Mulawarman.

http://adevriko.blogspot.com/2010/07/makalah-geografi-desa-kota.html(diakses pada 18 Februari 2015 pukul 00:45 WIB).

http://arul06agustus1990.blogspot.com/2010/04/lembaga-kemasyarakatan.html (diakses pada 14 Juni 2015 pukul 13:05 WIB).

http://deliserdangkab.go.id/statis-15-gambaranumum.html (diakses 04 April 2015 Jam 10.22 WIB).

http://id.wikipedia.org/wiki/Pemerintahan_daerah_di_Indonesia. (diakses pada 14 Juni 2015 pukul 13:25 WIB).

Irmayani . 2004. studi Tentang Perkembangan Desa Kuala Indah di Kecamatan Sei Suka Kabupaten Asahan. Skjripsi Medan: Fakultas Ilmu Sosial. Universitas Negeri Medan.

Limbong,Benari Marudut. 2012. Faktor-faktor Pendorong Perkembangan Desa Pekan Sialang Buah di Bidang Ekonomi Kecamatan Teluk Mengkudu


(21)

Kabupaten Serdang Bedagai (1985-2011). Skripsi. Medan : Fakultas Ilmu Sosial. Universitas Negeri Medan.

Luthfi, Achmad. 2004. Pemanfaatan Kebijakan Desentralisasi Fiskal Berdasarkan UndangUndang Nomor 34 Tahun 2000 Oleh Pemerintah Daerah Untuk Menarik Pajak Daerah dan Retribusi Daerah : Studi Kasus di Kota Bogor. Tesis. Jakarta: Universitas Indonesia.

Mallingreau dan Rosalia 1981. Land use/Land Cover Classification in Indonesia, Yogyakarta: Fakultas Geografi. Universitas Gadjah Mada

Manurung, Dewi Ariska. 2015. Analisis Klasifikasi Tipologi Desa Di Kecamatan Buntu Pane Kabupaten Asahan. Skripsi Medan: Fakultas Ilmu Sosial. Universitas Negeri Medan.

Peraturan Menteri Dalam Negeri No.12 Tahun 2007 tentang Perkembangan Desa dan Kelurahan Tahunan.

Peraturan Menteri Dalam Negeri No.07 Tahun 2008 tentang Pedoman tata cara Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintahan Desa.

Purba. 1986. Perencanaan Pembangunan Wilayah. Jakarta: Bumi Aksara.

Ritohardoyo, Su. 2002. Bahan Kuliah Penggunaan dan Tata Guna Lahan. Yogyakarta: Fakultas Geografi UGM.

Sajogyo, Putjiwati Sajogyo.1983. Sosiologi Pedesaan Jilid 2.Yogyakarta :UGM Press. Yang ada tahun 1990

Sitio.2007.Studi Perkembangan Desa Tigaras Kecamatan Dolok Pardamean Kabupaten Simalungun. Skripsi Medan: Fakultas Imu Sosial. Universitas Negeri Medan.

Soekanto, Soerjono. 2013. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : RajaGrafindo Persada

Soerjani. 1987. Sosiologi Pedesaan. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.

Sugandhy. 1994. Tata Guna Tanah Dalam Perencanaan Pedesaan Perkotaan dan Wilayah. Bandung: ITB.

Undang-Undang No.05 Tahun 1979 tentang Pemerintahan Desa. Undang-Undang No.09 Tahun 1960 tentang Pokok-Pokok Kesehatan. Undang-Undang No.22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah.


(22)

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Yuliati, Y. dan Purnomo, M. 2003. Sosiologi Pedesaan. Lappera Pustaka Utama. Yogyakarta.


(1)

D.Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah : Bagaimana tingkat perkembangan Desa Tembung Tahun 2009 dan 2014 berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 12 Tahun 2007 ?

E.Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat perkembangan Desa Tembung Tahun 2009 dan 2014 berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 12 Tahun 2007.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Memberikan sumbangan teoritis bagi ilmu pengetahuan khususnya dalam pengkajian Geografi Desa Kota.

2. Sebagai bahan masukan bagi pemerintah Desa Tembung dalam usaha mengambil keputusan untuk pengembangan Desa Tembung pada masa mendatang.

3. Sebagai studi pembanding bagi peneliti lain pada objek yang sama dengan tempat yang berbeda demi penyempurnaan selanjutnya.

4. Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.


(2)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian yang telah dikemukakan, maka dapat disimpulkan bahwa:

Tahun 2009 Desa Tembung termasuk ke dalam klasifikasi tipe desa swasembada dengan total perolehan skor yang dicapai adalah 2157 atau 90,47%, dan tingkat perkembangannya termasuk pada desa cepat berkembang. Dari 10 aspek yang ada hanya pemerintahan desa yang memperoleh persentase capaian tertinggi mencapai 95,4% dan yang terendah adalah perkembangan penduduk yang hanya mencapai 30% dari total skor maksimal, sedangkan tahun 2014 Desa Tembung juga termasuk ke dalam klasifikasi tipe desa swasembada dengan total perolehan skor yang dicapai adalah 2302 atau 96,56%, dan tingkat perkembangannya juga termasuk pada desa cepat berkembang, Dari 10 aspek yang ada hanya peran serta masyarakat dalam pembangunan yang memperoleh persentasecapaian tertinggi mencapai 99% dan yang terendah adalah perkembangan penduduk yang hanya mencapai 30% dari total skor maksimal. Pertambahan perolehan skor yang dicapai dari tahun 2009 ketahun 2014 adalah 145 atau 6,09%. Dengan capaian tersebut dikarenakan oleh status Desa Tembung dekat dengan pusat pemerintahan Kecamatan Percut Sei Tuan sekaligus berbatasan dengan Kota Medan.

B.Saran

1. Sebagai daerah yang terus akan berkembang diharapkan kepada setiap anggota masyarakat mempertahankan perkembangan yang telah dicapai sekaligus terus


(3)

membangun desa bersama-sama dengan menanamkan jiwa kebersamaan dan menjaga keamanan.

2. Diharapkan kepada pemerintah setempat lebih memperhatikan perkembangan tataguna lahan di Desa Tembung, terutama kepadatan pemukiman penduduk yang berdampak pada perubahan fungsi lahan.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Asyari, Sapari Imam. 1993. Sosiologi Kota dan Desa. Surabaya: Usaha Nasional. Bintarto, R. 1977. Suatu Pengantar Geografi Desa.Yogyakarta: U.P.Spring.

Bintarto, R. 1983. Interaksi Desa Kota dan Permasalahnnya. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Bintarto, R. 1997. Pemerintahan Desa. Jakarta: CV Rajawali. BKKBN, 1980. Pelayanan Kesehatan

Budi (2007) Studi Perkembangan Desa Kute Baru Kecamatan Linge Kabupaten Aceh Tengah. Skripsi. Medan: Fakultas Ilmu Sosial.

Daldjoeni, N.2003. Geografi Kota dan Desa. Bandung: PT.Alumni.

Daldjoeni, N.1990. Pokok-Pokok Geografi Manusia. Bandung: PT.Alumni.

Hagul, Peter. 1985. Pembangunan Desa dan Lembaga Swadaya Masyarakat. Jakarta : Rajawali Press.

Hardoyo. 1999. Perkembangan Tata Guna Lahan Pedesaan. Jakarta: Bumi Aksara. Hasid, Zamruddin. 2010. “Desa Dan Pendekatan Pembangunan Yang Relevan”.

Jurnal. Volume 17, No. 3: Universitas Mulawarman.

http://adevriko.blogspot.com/2010/07/makalah-geografi-desa-kota.html(diakses pada 18 Februari 2015 pukul 00:45 WIB).

http://arul06agustus1990.blogspot.com/2010/04/lembaga-kemasyarakatan.html (diakses pada 14 Juni 2015 pukul 13:05 WIB).

http://deliserdangkab.go.id/statis-15-gambaranumum.html (diakses 04 April 2015 Jam 10.22 WIB).

http://id.wikipedia.org/wiki/Pemerintahan_daerah_di_Indonesia. (diakses pada 14 Juni 2015 pukul 13:25 WIB).

Irmayani . 2004. studi Tentang Perkembangan Desa Kuala Indah di Kecamatan Sei Suka Kabupaten Asahan. Skjripsi Medan: Fakultas Ilmu Sosial. Universitas Negeri Medan.

Limbong,Benari Marudut. 2012. Faktor-faktor Pendorong Perkembangan Desa Pekan Sialang Buah di Bidang Ekonomi Kecamatan Teluk Mengkudu


(5)

Kabupaten Serdang Bedagai (1985-2011). Skripsi. Medan : Fakultas Ilmu Sosial. Universitas Negeri Medan.

Luthfi, Achmad. 2004. Pemanfaatan Kebijakan Desentralisasi Fiskal Berdasarkan UndangUndang Nomor 34 Tahun 2000 Oleh Pemerintah Daerah Untuk Menarik Pajak Daerah dan Retribusi Daerah : Studi Kasus di Kota Bogor. Tesis. Jakarta: Universitas Indonesia.

Mallingreau dan Rosalia 1981. Land use/Land Cover Classification in Indonesia, Yogyakarta: Fakultas Geografi. Universitas Gadjah Mada

Manurung, Dewi Ariska. 2015. Analisis Klasifikasi Tipologi Desa Di Kecamatan Buntu Pane Kabupaten Asahan. Skripsi Medan: Fakultas Ilmu Sosial. Universitas Negeri Medan.

Peraturan Menteri Dalam Negeri No.12 Tahun 2007 tentang Perkembangan Desa dan Kelurahan Tahunan.

Peraturan Menteri Dalam Negeri No.07 Tahun 2008 tentang Pedoman tata cara Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintahan Desa.

Purba. 1986. Perencanaan Pembangunan Wilayah. Jakarta: Bumi Aksara.

Ritohardoyo, Su. 2002. Bahan Kuliah Penggunaan dan Tata Guna Lahan. Yogyakarta: Fakultas Geografi UGM.

Sajogyo, Putjiwati Sajogyo.1983. Sosiologi Pedesaan Jilid 2.Yogyakarta :UGM Press. Yang ada tahun 1990

Sitio.2007.Studi Perkembangan Desa Tigaras Kecamatan Dolok Pardamean Kabupaten Simalungun. Skripsi Medan: Fakultas Imu Sosial. Universitas Negeri Medan.

Soekanto, Soerjono. 2013. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : RajaGrafindo Persada

Soerjani. 1987. Sosiologi Pedesaan. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.

Sugandhy. 1994. Tata Guna Tanah Dalam Perencanaan Pedesaan Perkotaan dan Wilayah. Bandung: ITB.

Undang-Undang No.05 Tahun 1979 tentang Pemerintahan Desa. Undang-Undang No.09 Tahun 1960 tentang Pokok-Pokok Kesehatan. Undang-Undang No.22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah.


(6)

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Yuliati, Y. dan Purnomo, M. 2003. Sosiologi Pedesaan. Lappera Pustaka Utama. Yogyakarta.