ALEPROG pin 30
Address latch Enable adalah pulsa output untuk me-latch byte bawah dari alamat selama mengakses memori eksternal. Selain itu, sebagai pulsa input progam PROG selama
memprogram Flash.
PSEN pin 29
Program store enable digunakan untuk mengakses memori progam eksternal.
EA pin 31
Pada kondisi low, pin ini akan berfungsi sebagai EA yaitu mikrokontroler akan menjalankan progam yang ada pada memori eksternal setelah sistem direset. Jika kondisi
high, pin ini akan berfungsi untuk menjalankan progam yang ada pada memori internal. Pada saat flash programming, pin ini akan mendapat tegangan 12 Volt.
X
TAL
1 pin 19
Input untuk clock internal.
X
TAL
2.2 Komponen-Komponen Pendukung
2 pin 18
Output dari osilator.
2.2.1 Resistor
Resistor komponen pasif elektronika yang berfungsi untuk membatasi arus listrik yang mengalir. Berdasarkan kelasnya resistor dibagi menjadi 2 yaitu : Fixed Resistor dan
Variable R esistor Dan umumnya terbuat dari carbon film atau metal film, tetapi tidak menutup kemungkinan untuk dibuat dari material yang lain.
Universitas Sumatera Utara
Pada dasarnya semua bahan memiliki sifat resistif namun beberapa bahan tembaga perak emas dan bahan metal umumnya memiliki resistansi yang sangat kecil.
Bahan–bahan tersebut menghantar arus listrik dengan baik, sehingga dinamakan konduktor. Kebalikan dari bahan yang konduktif, bahan material seperti karet, gelas,
karbon memiliki resistansi yang lebih besar menahan aliran elektron dan disebut sebagai insulator.
Gambar 2.2. Resistor Karbon
2.2.2 Kapasitor
Kapasitor adalah komponen elektronika yang dapat menyimpan muatan listrik. Struktur sebuah kapasitor terbuat dari 2 buah plat metal yang dipisahkan oleh suatu bahan
dielektrik. Bahan-bahan dielektrik yang umum dikenal misalnya udara vakum, keramik, gelas dan lain-lain. Jika kedua ujung plat metal diberi tegangan listrik, maka muatan-
muatan positif akan mengumpul pada salah satu kaki elektroda metalnya dan pada saat yang sama muatan-muatan negatif terkumpul pada ujung metal yang satu lagi. Muatan
positif tidak dapat mengalir menuju ujung kutup negatif dan sebaliknya muatan negatif tidak bisa menuju ke ujung kutup positif karena terpisah oleh bahan elektrik yang non-
konduktif. Muatan elektrik ini “tersimpan” selama tidak ada konduktif pada ujung-ujung
Universitas Sumatera Utara
kakinya. Di alam bebas phenomena kapasitor terjadi pada saat terkumpulnya muatan- muatan positif dan negatif diawan.
dielektrik
Elektroda Elektroda
Gambar 2.3 Skema Kapasitor.
Kapasitor merupakan komponen pasif elektronika yang sering dipakai didalam merancang suatu sistem yang berfungsi untuk mengeblok arus DC, Filter, dan penyimpan
energi listrik. Didalamnya 2 buah pelat elektroda yang saling berhadapan dan dipisahkan oleh sebuah insulator. Sedangkan bahan yang digunakan sebagai insulator dinamakan
dielektrik. Ketika kapasitor diberikan tegangan DC maka energi listrik disimpan pada tiap elektrodanya. Selama kapasitor melakukan pengisian, arus mengalir. Aliran arus tersebut
akan berhenti bila kapasitor telah penuh. Yang membedakan tiap-tiap kapasitor adalah dielektriknya. Berikut ini adalah jenis– jenis kapasitor yang dipergunakan dalam
perancangan ini.
Gambar 2.4 Electrolytic Capacitor ELCO
Universitas Sumatera Utara
C
B E
C B
E NPN
PNP
Gambar 2.5 Ceramic Capacitor 2.2.3
Transistor
Transistor adalah komponen elektronika yang mempunyai tiga buah terminal. Terminal itu disebut emitor, basis, dan kolektor. Transistor seakan-akan dibentuk dari
penggabungan dua buah dioda. Dioda satu dengan yang lain saling digabungkan dengan cara menyambungkan salah satu sisi dioda yang senama. Dengan cara penggabungan
seperti dapat diperoleh dua buah dioda sehingga menghasilkan transistor NPN. Bahan mentah yang digunakan untuk menghasilkan bahan N dan bahan P adalah
silikon dan germanium. Oleh karena itu, dikatakan : 1.
Transistor germanium PNP. 2.
Transistor silikon NPN. 3.
Transistor silikon PNP. 4.
Transistor germanium NPN. .
Gambar 2.6 Simbol Tipe Transistor
Universitas Sumatera Utara
Keterangan : C = kolektor
E = emiter B = basis
Didalam pemakaiannya transistor dipakai sebagai komponen saklar switching dengan memanfaatkan daerah penjenuhan saturasi dan daerah penyumbatan cut off
yang ada pada karakteristik transistor.
Pada daerah penjenuhan nilai resistansi persambungan kolektor emiter secara ideal sama dengan nol atau kolektor dan emiter terhubung langsung short. Keadaan ini
menyebabkan tegangan kolektor emiter V
CE
= 0 Volt pada keadaan ideal, tetapi pada kenyataannya V
CE
Gambar 2.7. Transistor sebagai Saklar ON
Saturasi pada transistor terjadi apabila arus pada kolektor menjadi maksimum dan untuk mencari besar arus basis agar transistor saturi adalah :
bernilai 0 sampai 0,3 Volt. Dengan menganalogikan transistor sebagai saklar, transistor tersebut dalam keadaan on seperti pada gambar 2.13.
Rc Vcc
I
max
=
……………………………………………..…………….2.1
Saklar On Vcc
Vcc I
C
R R
B
V
B
I
B
V
BE
V
CE
Universitas Sumatera Utara
Rc Vcc
I .
hfe
B
=
………………………………………….…………….2.2
Rc .
hfe Vcc
I
B
= ………………………………………………………….2.3
Hubungan antara tegangan basis V
B
dan arus basis I
B
B BE
B B
R V
V I
− =
adalah : ……………………………………………………….2.4
V
B
= I
B
. R
B
+ V
BE BE
B B
V Rc
. hfe
R .
Vcc V
+ =
…………………………………………………..2.5 …………………………………………………2.5
Jika tegangan V
B BE
B B
V Rc
. hfe
R .
Vcc V
+ =
telah mencapai , maka transistor akan
saturasi, dengan Ic mencapai maksimum. Keadaan ini menyebabkan tegangan V
CB
sama dengan tegangan sumber Vcc. Tetapi pada kenyataannya Vcc pada saat ini kurang dari Vcc karena terdapat arus bocor
dari kolektor ke emiter. Dengan menganalogikan transistor sebagai saklar, transistor tersebut dalam keadaan off seperti gambar dibawah ini.
Gambar 2.8 Transistor Sebagai Saklar OFF
Saklar Off Vcc
Vcc I
C
R R
B
V
B
I
B
V
BE
V
CE
Universitas Sumatera Utara
Keadaan penyumbatan terjadi apabila besar tegangan habis V
B
sama dengan tegangan kerja transistor V
BE
sehingga arus basis I
B
hfe I
I
C B
=
= 0 maka : ……………………………………………………………2.6
I
C
= I
B
. hfe ….………………………………………………………2.7 I
C
= 0 . hfe ………..…………………………………………………2.8 I
C
= 0 ………………………………………………………………..2.9 Hal ini menyebabkan V
CE
sama dengan Vcc dapat dibuktikan dengan rumus : Vcc
= Vc + V
CE
…………..…………………………………………2.10 V
CE
= Vcc – Ic . Rc …..……………………………………………2.11 V
CE
Aplikasi penggunaan motor langkah dapat juga di jumpai dalam bidang industri atau untuk jenis motor langkah kecil dapat di gunakan dalam perancangan suatu alat
mekatronik atau robot. Motor langkah berukuran besar digunakan, misalnya, dalam proses pengeboran logam yang menghendaki ketepatan posisi pengeboran, dalam hal ini
= Vcc …..………………………………………………………2.12
2.3 Motor Langkah Motor Stepper
Motor langkah Motor Stepper banyak digunakan dalam berbagai aplikasi, dipergunakan apabila dikehendaki jumlah putaran yang tepat atau di perlukan sebagian
dari putaran motor. Suatu contoh dapat di jumpai pada disk drive, untuk proses pembacaan danatau penulisan data kedari cakramdisk, head baca-tulis ditempatkan
pada tempat yang tepat di atas jalur atau track pada cakram, untuk head tersebut di hubungkan dengan sebuah motor langkah.
Universitas Sumatera Utara
di lakukan oleh sebuah robot yang memerlukan ketepatan posisi dalam gerakan lengannya dan lain-lain.
Pada gambar di bawah ditunjukkan dasar susunan sebuah motor langkah stepper.
Gambar 2.9 Diagram Motor Stepper
Magnet permanen N-S berputar kearah medan magnet yang aktif. Apabila kumparan stator dialiri arus sedemikian rupa, maka akan timbul medan magnet dan rotor
akan berputar mengikuti medan magnet tersebut.setiap pengalihan arus ke kumparan berikutnya menyebabkan medan magnet berputar berputar menurut suatu sudut tertentu,
biasanya informasi besar sudut putar tertulis pada badan motor langkah yang bersangkutan. Jumlah keseluruhan pengalihan menentukan sudut perputaran motor.Jika
pengalihan arus di tentukan, maka rotor akan berhenti pada posisi terakhir. Jika kecepatan pengalihan tidak terlalu tinggi, maka slip akan dapat dihindari. Sehingga tidak
di perlukan umpan balik feedback pada pengendalian motor langkah.
A
D B
A C
B U
S
Universitas Sumatera Utara
Motor langkah yang akan di gunakan memiliki 4 fase pole atau kutub, pengiriman pulsa dari mikrokontroler ke rangkaian motor langkah dilakukan secara
bergantian, masing-masing 4 data sesuai dengan jumlah phase-nya, sebagian di tunjukkan pada gambar di bawah ini.
Gambar 2.10 Pemberian Data Pulsa pada Motor Stepper
Pada saat yang sama ,untuk tiap motor langkah, tidak boleh ada 2 dua masukan atau lebih yang mengandung pulsa sama dengan 1 high, atau dengan kata lain, pada
suatu saat hanya sebuah masukan yang bernilai 1 satu sedangkan lainnya bernilai 0 nol.
2.4 Motor DC