PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP SITUS PENINGGALAN MEGALITIKUM DI KABUPATEN KERINCI, PROVINSI JAMBI.

(1)

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP SITUS

PENINGGALAN MEGALITIKUM DI KABUPATEN KERINCI,

PROVINSI JAMBI

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

RAFIKA ARTHAULI PAKPAHAN 3123121044

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(2)

(3)

(4)

(5)

i

ABSTRAK

Rafika Arthauli Pakpahan. NIM : 3123121044.Persepsi Masyarakat Terhadap Situs Peninggalan Megalitikum di Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi.Jurusan Pendidikan Sejarah .Fakultas Ilmu Sosial.Universitas Negeri Medan 2016.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa saja peninggalan Megalitikum yang ada di Kabupaten Kerinci, mengetahui persepsi masyarakat terhadap situs peninggalan Megalitikum dan upaya pelestarian terhadap peninggalan Megalitikum tersebut. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Penelitian Lapangan (field Research) dengan pendekatan deskriftif kualitatif dan studi pustaka (Library Research) .dengan teknik pengumpulan data menggunakan studi pustaka, observasi secara langsung di Kabupaten Kerinci, wawancara dengan tokoh-tokoh adat dan masyarakat.. Dari penelitian diperoleh hasil bahwa peningalan-peninggalan Megalitikum antara lain Situs Batu Meriam yang terletak di desa Lempur Mudik, Kecamatan Gunung Raya, Situs Batu Gong yang terletak di desa Pondok, Kecamatan Bukit Kerman, Situs Batu Lukis di desa Muak Kecamatan Bukit Kerman, Situs Batu Patah terletak di desa Muak Kecamatan Bukit Kerman, dan Situs Batu Rajo terletak di desa Pulau Tengah Kecamatan Keliling Danau. Persepsi masyarakat terhadap situs Megalitikum terbagi menjadi dua kategori pertama kategori generasi yang berumur 70-an persepsi mereka terhadap situs Megalitikum hanya berupa mitos-mitos, dongeng-dongeng yang diceritakan secara turun temurun, sedangkan tentang keberadaan akan situs Megalitikum mereka kurang mengetahuinya. Kategori kedua adalah generesi yang berumur 30-60an persepsi mereka terhadap situs Megalitikum lebih mengarah ke jawaban yang lebih ilmiah yaitu pendirian dari situs Megalitikum erat kaitannya dengan kepercayaan masyarakat yang hidup di zaman itu yaitu kepercayaan yang bersifat Animisme. dan upaya pelestarian pemerintah terhadap

situs peninggalan Megalitikum yakni dengan berusaha melakukan

registrasi,membangun pagar situs, memberikan himbauan /larangan, dan mengangkat juru pelihara situs.


(6)

ii KATA PENGANTAR

Dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan rasa syukur yang sebesar-besarnya kepada Allah SWT karena atas Rahmat dan hidayah-Nya merupakan anugerah tak terbayarkan bagi hambanya ini sehingga saat ini masih diizinkan untuk mempersembahkan karya kecil ini untuk menyelesaikan tugas akhir studi. Tujuan penulisan skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi oleh setiap mahasiswa guna menyelesaikan perkuliahan sehingga dapat menyandang gelar sarjana. Dan guna untuk memenuhi syarat tersebut , penulis membuat sebuah skripsi yang

berjudul “ PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP SITUS

PENINGGALAN MEGALITIKUM DI KABUPATEN KERINCI, PROVINSI JAMBI”.

Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari masih banyak kekurangan , baik dari segi tata bahasa, penulisan, dan bentuk penyajiannya. Hal ini disebabkan karena penulis masih berada di tahap pembelajaran. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari tangan pembaca agar menjadi lebih baik di karya-karya berikutnya . Disamping itu, penulis menyadari banyak rekan-rekan dan pihak-pihak yang membantu penulis mulai dari awal penelitian sampai penyusunan hasil penelitian sehingga dapat diselesaikan menjadi sebuah skripsi.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :


(7)

iii

1. Teristimewa kepada Papa dan Mama tercinta, Bapak Maskut Pakpahan

dan Ibu Agusnawati yang telah berjuang membesarkan ananda , dan selalu mengutamakan pendidikan anak-anaknya. Semoga Ananda kelak mampu mengukir senyum bangga di wajah Papa dan Mama.

2. Rektor Universitas Negeri Medan, Bapak Prof.Dr. Syawal Gultom, M.Pd

beserta stafnya.

3. Dekan Fakultas Ilmu Sosial, Ibu Dra.Nurmala Berutu beserta jajaran

pegawai fakultas.

4. Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah, Bapak Drs. Yushar Tanjung, M.Si dan

Sekretaris Jurusan Pendidikan Sejarah, Bapak Syahrul Nizar M.Hum,M.A yang telah memberikan kemudahan dan kelancaran dalam urusan akademik.

5. Dosen Pembimbing Skripsi, Bapak Dr. Phil Ichwan Azhari, MS. atas

segala kata-kata bijaknya, dan kesabaran beliau yang tidak pernah ada kata bosan dalam membimbing sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

6. Dosen Pembimbing Akademik, Ibu Dra. Hafnita Sari Dewi Lubis, M.Si

atas segala bimbingan nya selama ini sehingga penulis dapat menjalani studi akademiknya dengan baik.

7. Dosen Penguji , Ibu Dra. Hafnita Sari Dewi Lubis, M.Si , Bapak Drs.

Yushar Tanjung, M.Si serta Bapak Pristi Suhendro Lukitoyo, S.Hum, M.Si atas arahan dan kritikan yang turut serta dalam menyempurnakan penulisan skripsi ini.


(8)

iv

8. Kepala Dinas Pemuda Olahraga Pariwisata dan Kebudayaan beserta

stafnya yang telah membantu dan memberikan data selama meneliti.

9. Adik-adik tersayang Eygu Priatma Pakpahan, Bunga Gusasnami

Pakpahan, Riang Kurniawan Pakpahan, serta Zulmi Ikhwan Pakpahan.

10.Sahabat- Sahabat Penulis, Kartina, Peristiwani, Nur Fadilah, Bincar, Edi

yang telah banyak memberikan dukungan penuh kepada penulis selama di bangku perkuliahan.

11.Kelas Reguler B 2012 Pendidikan Sejarah, Ulfa, Siti, Rahmat, Metha

,Nensy, Ira, Rani dan lainnya yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terima kasih telah mewarnai penulis di bangku kuliah.

12.PPLT SMA Negeri 2 Kisaran , Mada, Daeng, Manti, Mei, Nindy, Isna,

Nirwani, Mila, Mastina, Relasi, Nisa, Icha ,Fida, Fika, Dewi , Riza, Kak Mely, Kak christin, bang Mike, bang Topik. terima kasih telah menjadi saudara dan sahabat yang saling mendukung.

Akhirnya, skripsi ini bisa diselesaikan dengan baik berkat doa, dukungan dan bantuan dari semua pihak termasuk yang tidak dapat dituliskan satu persatu .Mohon maaf apabila terdapat ketidaksempurnaan dalam skripsi ini.

Medan, Agustus 2016 Penulis

Rafika Arthauli Pakpahan NIM.3123121044


(9)

vi DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL... . ix

DAFTAR LAMPIRAN... ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah... 4

1.3 Pembatasan Masalah ... 4

1.4 Rumusan Masalah ... 5

1.5 Tujuan Penelitian ... 5

1.6 Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORITIS 2.1 Kajian Pustaka ... 7

2.2 Kajian Teori ... 9

2.2.1 Teori Persepsi ... 9

2.3 Kerangka Konseptual 2.3.1 Konsep Persepsi Masyarakat ... 11

2.3.2 Konsep Situs ... 13

2.3.4 Konsep Megalitikum ... 14

2.4 Kerangka Berfikir ... 16 BAB III METODOLOGI PENELITIAN


(10)

vii

3.1 Metode Penelitian ... 18

3.2 Lokasi Penelitian ... 19

3.3 Populasi dan Sampel ... 19

3.4 Sumber Data ... 20

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 20

3.6 Teknik Analisis Data ... 22

BAB VI PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum lokasi Penelitian ... 23

4.1.1 Keadaan Geografis... 23

4.1.2 Iklim ... 25

4.1.3 Keadaan Penduduk... 26

4.1.4 Agama... 28

4.2 Situs-Situs Megalitikun di Kabupaten Kerinci ... 29

4.2.1 Situs Batu Meriam ... 30

4.2.2 Situs Batu Gong ... 32

4.2.3 Situs Batu Berelief (Batu Berlukis) ... 35

4.2.4 Situs Batu Patah ... 38

4.2.5 Situs Batu Rajo ... 40

4.3 Persepsi Masyarakat terhadap Peninggalan Situs Megalitikum 4.3.1 Situs Batu Meriam ... 42

4.3.2 Situs Batu Gong ... 46

4.3.3 Situs Batu Berelief( Batu Lukis)... 50

4.3.4 Situs Batu Patah ... 52


(11)

viii

4.4 Upaya Pelestarian Peninggalan Megalitikum di Kabupaten Kerinci ... 58

4.4.1 Usaha- yang dilakukan oleh Pemerintah dalam melestarikan situs-situs megalitikum ... 62

4.4.2 Usaha- yang dilakukan oleh Masyarakat dalam melestarikan situs-situs megalitikum ... 65

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 69

5.2 Saran ... . 70

DAFTAR PUSTAKA... 71


(12)

ix DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Luas Wilayah berdasarkan Kecamatan di Kabupaten Kerinci ... 24

Tabel 4.2 Jarak antara Ibukota Kabupaten kerinci dengan ibukota kecamatan.... 25

Tabel 4.3 Kepadatan penduduk menurut Kecamatan di Kabupaten Kerinci tahun 2014... 27

Tabel 4.4 Jumlah tempat ibadah menurut Jenisnya dam Kecamatan di Kabupaten Kerinci tahun 2014 ...28


(13)

x DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Pedoman Wawancara... .... i

Lampiran 2 Daftar Informan... i

Lampiran 3 Dokumentasi Penelitan ... i

Lampiran 4 Peta Lokasi Penelitian... i


(14)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Wilayah Kerinci secara administratif merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jambi, wilayahnya mencakup daerah di sepanjang aliran sungai Batang Merangin, mulai dari daerah hulu di kaki Gunung Kerinci sampai ke muaranya daerah disekitar hulu Sungai Batang Tembesi. Wilayah ini merupakan daerah pegunungan Bukit Barisan yang permukaan wilayahnya bergelombang, bergunung dan berbukit, terdiri atas dataran tinggi dan dataran rendah.

Kondisi topografi alamiah tersebut menyebabkan Kerinci

dikelompokkan atas dua bagian wilayah, yang disebut dengan Kerinci Tinggi dan Kerinci Rendah. wilayah Kerinci Tinggi merupakan daerah-daerah yang berada pada bagian barat Bukit Barisan yang sekarang telah menjadi Kabupaten Kerinci , Kecamatan Muara Siau dan Jangkat. kedua Kecamatan yang disebutkan termasuk dalam wilayah Kabupaten Merangin. sedangkan Wilayah Kerinci Rendah adalah daerah-daerah yang letaknya lebih rendah dari wilayah barat dan berada pada bagian timur Bukit Barisan yang sekarang berada daerah Kabupaten Merangin yaitu Kecamatan Sungai Manau , Pemenang dan Tabir.

Dari sisi arkeologis dan historis , dataran tinggi Kerinci menyimpan jejak-jejak masa lalu yang menjadi sumber informasi penting terhadap


(15)

2 sejarah dan kebudayaan Kerinci pada khususnya dan nasional pada umumnya. jejak-jejak tersebut dapat dilihat dari temuan kepurbakalaan dari periode praaksara, masa islam dan ketika masuknya kolonialisasi. peninggalan masa praaksara dapat dilihat dari temuan batu-batu besar dari masa dan tradisi Megalitik.

Megalitik merupakan budaya yang universal karena jejaknya ditemukan di berbagai tempat di dunia seperti Eropa, Asia, Afrika bahkan hingga pulau-pulau kecil seperti Polinesia. Di Indonesia budaya megalitik tersebar dari Sabang sampai Merauke dengan berbagai jenis tinggalan, antara lain Punden Berundak, Menhir, Dolmen, Sarkofagus, Peti kubur batu,

Batu dakon, Lumpang batu . “Dari sebagian besar anak bangsa, yang lahir di

kepulauan yang diberi nama Indonesia ini jarang yang berminat pada fenomena budaya spesifik seperti megalitik. padahal, megalitik pernah menjadi fenomena yang universal dan global yang bisa menunjukkan bagaimana nenek moyang kita dahulu menyebar, berjaringan dan membangun kehidupan (Sonjaya, Jajang A 2008).

Peninggalan Megalitikum yang ditemukan di Kerinci umumnya sejenis menhir yang keadaan menhir ini cukup unik dan belum pernah ditemukan di daerah lain di Indonesia, biasanya disetiap survei ditemukan fenomena dimana disatu situs bisa terdapat beberapa Megalitikum tapi di Kerinci disetiap lokasi hanya ada satu . batu ini berbentuk silinder (silindrik) dengan posisi tidur atau posisi tergeletak menghadap kearah gunung berapi.


(16)

3 Dari beberapa daerah yang berada di Kabupaten Kerinci, tersebar peningalan-peningalan Megalitikum, hal ini menjadi petunjuk bahwa tradisi Megalitik pernah hidup di Kerinci. meskipun di Kerinci terdapat beberapa batu Megalitikum , aktivitas atau praktik-praktik kebudayaan yang terkait dengan pembuatan dan penggunaan Megalitikum sudah tidak ada lagi. Batu-batu Megalitikum di sekitar perkampungan sudah tidak digunakan lagi

untuk aktivitas keseharian ataupun religi. Sekarang batu –batu besar tersebut

hanya menjadi sebuah monumen tentang kehidupan masyarakat pada masa lampau.

Persepsi masyarakat terhadap situs peninggalan Megalitikum merupakan hal penting dalam upaya menanamkan kesadaran untuk ikut berpartisipasi secara aktif dalam menjaga kelestarian peninggalan Megalitikum. tetapi masyarakat terlihat cenderung tidak peduli pada peninggalan Megalitikum tersebut bahkan banyak masyarakat yang tidak mengetahui bahwa daerahnya merupakan salah satu tempat bersejarah. kurangnya pengetahuan masyarakat akan sejarah di daerahnya membuat

mereka cenderung mengaanggap bahwa peninggalan-peninggalan

Megalitikum bukanlah hal yang penting bahkan sebagian masyarakat menanggap peninggalan Megalitikum hanyalah batu-batu tua yang tidak berarti apa-apa.

Makna positif dari persepsi mereka tentang peninggalan Megalitikum akan memberikan motivasi untuk menyemarakkan upaya pelestarian peninggalan Megalitikum. Sebaliknya bila makna persepsi mereka tentang


(17)

4 peninggalan Megalitikum negatif maka upaya pelestarian akan menemui hambatan. Perbedaan pandangan ini berawal dari perbedaan persepsi dan

perbedaan faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi itu sendiri.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian yang akan dituangkan dalam bentuk tulisan dengan

judul “ Persepsi Masyarakat Terhadap Situs Peninggalan Megalitikum

di Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi”. 1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis dapat mengklasifikasi berbagai masalah sebagai berikut :

1. Mengidentifikasi situs –situs Megalitikum di Kabupaten Kerinci

2. Kondisi situs Megalitikum di Kabupaten Kerinci

3. Persepsi masyarakat terhadap situs peninggalan Megalitikum di

Kabupaten Kerinci

4. Upaya yang dilakukan masyarakat dan pemerintah dalam melestarikan

situs Megalitikum di Kabupaten Kerinci 1.3Pembatasan Masalah

Agar permasalahan yang dibahas tidak mengembang dan tepat

kesasaran untuk itu peneliti membahas masalah tentang “Persepsi

Masyarakat Terhadap Situs Peninggalan Megalitikum di Kabupaten


(18)

5 1.4Rumusan Masalah

Beradasarkan identifikasi masalah di atas yang menjadi rumusan masalah peneliti adalah :

1. Apa saja situs-situs Megalitikum yang berada di Kabupaten Kerinci ?

2. Bagaimana persepsi masyarakat terhadap situs peninggalan

Megalitikum di Kabupaten Kerinci?

3. Bagaimana upaya yang dilakukan masayarakat dan pemerintah dalam

melestarikan situs Megalitikum di Kabupaten Kerinci ? 1.5Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan peneliti adalah :

1. Untuk mengetahui situs-situs Megalitikum yang berada di Kabupaten

Kerinci .

2. Untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap situs peninggalan

Megalitikum di Kabupaten Kerinci .

3. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan masyarakat dan pemerintah

dalam melestarikan situs Megalitikum di Kabupaten Kerinci? 1.6Manfaat Penelitian

Berdasarkan adanya tujuan di atas, maka adapun manfaat yang ingin diperoleh sesudah melakukan penelitian ini adalah :

1. Untuk menambah dan memperluas pengetahuan peneliti tentang

situs-situs Megalitikum yang berada di Kabupaten Kerinci.

2. Untuk membuka kepedulian masyarakat dan pemerintah terhadap situs


(19)

6

3. Untuk memberi informasi bagi pembaca tentang persepsi masyarakat

terhadap situs peninggalan Megalitikum di Kabupaten Kerinci.

4. Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk referensi bahan

perbandingan terhadap hasil penelitian yang telah ada maupun digunakan bagi peneliti lain sebagai bahan rujukan

5. Sebagai bahan masukan bagi Lembaga Pendidikan khususnya jurusan


(20)

69 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1Kesimpulan

Setelah melakukan pengamatan maka dapat lah diambi kesimpulan

1. Situs-situs Megalitikum yang ada di Kabupaten Kerinci umumnya

berbentuk Menhir dan disetiap lokasi hanya ditemukan satu batu dengan posisi mendatar. adapun peninggalan Megalitikum yang ada di Kabupaten Kerinci yaitu Batu Meriam, Batu Gong, Batu Patah, Batu Lukis, dan Batu Rajo yang memiliki bentuk menyerupai dolmen( Meja Batu).

2. Situs-situs Megalitikum yang ada Kabupaten Kerinci umumnya

menghadap ke arah Gunung yang ada di Kerinci. Hal ini menandakan bahwa bangunan Megalitik didirikan sebagai tempat media pemujaan, lambang kekuasaan, dan merupakan simbolis bagi masyarakat pada masa itu.

3. Persepsi masyarakat terhadap situs Megalitikum terbagi menjadi dua

kategori pertama kategori generasi yang berumur 70-an persepsi mereka terhadap situs Megalitikum hanya berupa mitos-mitos, dongeng-dongeng yang diceritakan secara turun temurun, sedangkan tentang keberadaan akan situs Megalitikum mereka kurang mengetahuinya. Kategori kedua adalah generesi yang berumur 30-60an persepsi mereka terhadap situs Megalitikum lebih mengarah kejawaban yang lebih ilmiah yaitu pendirian dari situs Megalitikum erat kaitannya dengan kepercayaan masyarakat yang hidup di zaman itu yaitu kepercayaan yang bersifat Animisme.


(21)

70

4. Partisipasi masyarakat dalam pelestarian peningalan-peninggalan

Megalitikum masih kurang. Kendala yang ada lebih banyak dikarenakan masyarakat tidak mengerti arti penting dari suatu peninggalan sejarah adalah peninggalan warisan dan karya leluhur yang perlu dilestarikan keberadaannya, sehingga memberikan kesan bahwa masyarakat bersikap apatis terhadap benda dan peninggalan sejarah purbakala.

5. Usaha yang dilakukan pemerintah dalam melestarikan

peningalan-peninggalan situs Megalitikum diantaranya melakukan registrasi, membangun pagar situs, memberi Himbauan/ Larangan, dan mengangkat juru pelihara situs.

5.2Saran

1. Dengan adanya peninggalan –peningalan Megalitikum di Kabupaten

Kerinci hendaknya masyarakat kerinci dapat mengetahui dan memahami lebih lanjut mengenai sejarah kebudayaan Kerinci pada masa lampau.

2. Generasi saat ini sebagai ahli waris dari peninggalan-peninggalan

Megalitikum tersebut bertugas untuk menjaga dan melestarikan, hal ini dimaksud agar kedepannya anak cucu kita sebagai generasi yang akan datang masih menikmati peninggalan-peninggalan dari nenek moyang.

3. Perlu adanya koordinasi yang lebih baik antara BPCB, sebagai instansi

yang bertugas melakukan pengawasan dan pemindahan terhadap peninggalan sejarah dan purbakala dengan PEMDA maupun pihak kepolisian setempat, dalam upaya mengamankan benda-benda purbakala tersebut.


(22)

71

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi.2010, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta : Rineka Cipta

Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Jambi, 2011, Survey Tinggalan Purbakala di Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh. Jambi : BP3Jambi

Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Jambi, 2009,Laporan Kegiatan Studi Teknis Konservasi Situs-situs Megalitik di Kabupaten Kerinci. Jambi : BP3 Jambi

BPS Kerinci, 2015, Kerinci Dalam Anngka.

Bonatz, Dominik. 2015, 4000 Tahun Jejak Permukiman Manusia Sumatera, Medan : Unimed Press.

Depdikbud. 2008, Metode Penelitian Arkeologi, Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional.

Fakultas Ilmu Sosial, Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal Penelitian Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah, Medan : Unimed

Gottschalk,Louis. 2008,Mengerti Sejarah, Jakarta :Universitas Indonesia. Ismawati, Esti. 2012, Ilmu Sosial Budaya Dasar, Yogyakarta : Ombak. Koentjaraningrat. 2009, Pengantar Ilmu Antropologi, Jakarta: Rineka Cipta. Muhyadi. 2012, Dinamika Organisasi Konsep dan Aplikasinya Dalam Interaksi

Sosial, Yogyakarta : Ombak

Nuryahman,dkk. 2013, Situs Makam Selaparang di Lombok Timur, Yogyakarta : Ombak.

Prasetyo, dkk . 2004, Religi Pada Masyarakat Prasejarah di Indonesia, Jakarta: Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata.


(23)

72

Rorckelein, Jon E. Kamus Psikologi Teori, Hukum,dan Konsep, Jakarta : Kencana Sarwono, Sarlito Wirawan. 2002, Psikologi Sosial, Jakarta : Balai Pustaka

Sjamsudin, Helius. 2007.Metodologi Sejarah. Yogyakarta : Ombak.

Sonjaya, Jajang. 2008, Melacak Batu Menguak Mitos, Yogyakarta : Kanisius. Soekmono.1973,Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia 1, Yogyakarta :

Kanisius.

Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Provinsi Jambi, 1991, Laporan Peninjauan Situs-Situs Kepurbakalaan di Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi. Jambi : Suaka peninggalan sejarah dan Purbakala Jambi

Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Provinsi Jambi, 1994, Laporan Hasil Peninjauan Situs-Situs di Kabupaten Kerinci Jambi : Suaka peninggalan sejarah dan Purbakala Jambi

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya. Jakarta : Presiden Republik Indonesia.

Wiradnyana,Ketut. 2010, Legitimasi Kekuasaan Pada Budaya Nias. Yogyakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.


(1)

1.4Rumusan Masalah

Beradasarkan identifikasi masalah di atas yang menjadi rumusan masalah peneliti adalah :

1. Apa saja situs-situs Megalitikum yang berada di Kabupaten Kerinci ?

2. Bagaimana persepsi masyarakat terhadap situs peninggalan

Megalitikum di Kabupaten Kerinci?

3. Bagaimana upaya yang dilakukan masayarakat dan pemerintah dalam melestarikan situs Megalitikum di Kabupaten Kerinci ?

1.5Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan peneliti adalah :

1. Untuk mengetahui situs-situs Megalitikum yang berada di Kabupaten

Kerinci .

2. Untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap situs peninggalan Megalitikum di Kabupaten Kerinci .

3. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan masyarakat dan pemerintah dalam melestarikan situs Megalitikum di Kabupaten Kerinci?

1.6Manfaat Penelitian

Berdasarkan adanya tujuan di atas, maka adapun manfaat yang ingin diperoleh sesudah melakukan penelitian ini adalah :

1. Untuk menambah dan memperluas pengetahuan peneliti tentang

situs-situs Megalitikum yang berada di Kabupaten Kerinci.

2. Untuk membuka kepedulian masyarakat dan pemerintah terhadap situs


(2)

3. Untuk memberi informasi bagi pembaca tentang persepsi masyarakat terhadap situs peninggalan Megalitikum di Kabupaten Kerinci.

4. Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk referensi bahan perbandingan terhadap hasil penelitian yang telah ada maupun digunakan bagi peneliti lain sebagai bahan rujukan

5. Sebagai bahan masukan bagi Lembaga Pendidikan khususnya jurusan


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Setelah melakukan pengamatan maka dapat lah diambi kesimpulan

1. Situs-situs Megalitikum yang ada di Kabupaten Kerinci umumnya

berbentuk Menhir dan disetiap lokasi hanya ditemukan satu batu dengan posisi mendatar. adapun peninggalan Megalitikum yang ada di Kabupaten Kerinci yaitu Batu Meriam, Batu Gong, Batu Patah, Batu Lukis, dan Batu Rajo yang memiliki bentuk menyerupai dolmen( Meja Batu).

2. Situs-situs Megalitikum yang ada Kabupaten Kerinci umumnya

menghadap ke arah Gunung yang ada di Kerinci. Hal ini menandakan bahwa bangunan Megalitik didirikan sebagai tempat media pemujaan, lambang kekuasaan, dan merupakan simbolis bagi masyarakat pada masa itu.

3. Persepsi masyarakat terhadap situs Megalitikum terbagi menjadi dua kategori pertama kategori generasi yang berumur 70-an persepsi mereka terhadap situs Megalitikum hanya berupa mitos-mitos, dongeng-dongeng yang diceritakan secara turun temurun, sedangkan tentang keberadaan akan situs Megalitikum mereka kurang mengetahuinya. Kategori kedua adalah generesi yang berumur 30-60an persepsi mereka terhadap situs Megalitikum lebih mengarah kejawaban yang lebih ilmiah yaitu pendirian dari situs Megalitikum erat kaitannya dengan kepercayaan masyarakat yang hidup di zaman itu yaitu kepercayaan yang bersifat Animisme.


(4)

4. Partisipasi masyarakat dalam pelestarian peningalan-peninggalan Megalitikum masih kurang. Kendala yang ada lebih banyak dikarenakan masyarakat tidak mengerti arti penting dari suatu peninggalan sejarah adalah peninggalan warisan dan karya leluhur yang perlu dilestarikan keberadaannya, sehingga memberikan kesan bahwa masyarakat bersikap apatis terhadap benda dan peninggalan sejarah purbakala.

5. Usaha yang dilakukan pemerintah dalam melestarikan

peningalan-peninggalan situs Megalitikum diantaranya melakukan registrasi, membangun pagar situs, memberi Himbauan/ Larangan, dan mengangkat juru pelihara situs.

5.2Saran

1. Dengan adanya peninggalan –peningalan Megalitikum di Kabupaten

Kerinci hendaknya masyarakat kerinci dapat mengetahui dan memahami lebih lanjut mengenai sejarah kebudayaan Kerinci pada masa lampau. 2. Generasi saat ini sebagai ahli waris dari peninggalan-peninggalan

Megalitikum tersebut bertugas untuk menjaga dan melestarikan, hal ini dimaksud agar kedepannya anak cucu kita sebagai generasi yang akan datang masih menikmati peninggalan-peninggalan dari nenek moyang. 3. Perlu adanya koordinasi yang lebih baik antara BPCB, sebagai instansi

yang bertugas melakukan pengawasan dan pemindahan terhadap peninggalan sejarah dan purbakala dengan PEMDA maupun pihak kepolisian setempat, dalam upaya mengamankan benda-benda purbakala tersebut.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi.2010, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta : Rineka Cipta

Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Jambi, 2011, Survey Tinggalan Purbakala di Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh. Jambi : BP3Jambi

Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Jambi, 2009,Laporan Kegiatan Studi Teknis Konservasi Situs-situs Megalitik di Kabupaten Kerinci. Jambi : BP3 Jambi

BPS Kerinci, 2015, Kerinci Dalam Anngka.

Bonatz, Dominik. 2015, 4000 Tahun Jejak Permukiman Manusia Sumatera, Medan : Unimed Press.

Depdikbud. 2008, Metode Penelitian Arkeologi, Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional.

Fakultas Ilmu Sosial, Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal Penelitian Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah, Medan : Unimed

Gottschalk,Louis. 2008,Mengerti Sejarah, Jakarta :Universitas Indonesia. Ismawati, Esti. 2012, Ilmu Sosial Budaya Dasar, Yogyakarta : Ombak. Koentjaraningrat. 2009, Pengantar Ilmu Antropologi, Jakarta: Rineka Cipta. Muhyadi. 2012, Dinamika Organisasi Konsep dan Aplikasinya Dalam Interaksi

Sosial, Yogyakarta : Ombak

Nuryahman,dkk. 2013, Situs Makam Selaparang di Lombok Timur, Yogyakarta : Ombak.

Prasetyo, dkk . 2004, Religi Pada Masyarakat Prasejarah di Indonesia, Jakarta: Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata.


(6)

Rorckelein, Jon E. Kamus Psikologi Teori, Hukum,dan Konsep, Jakarta : Kencana Sarwono, Sarlito Wirawan. 2002, Psikologi Sosial, Jakarta : Balai Pustaka

Sjamsudin, Helius. 2007.Metodologi Sejarah. Yogyakarta : Ombak.

Sonjaya, Jajang. 2008, Melacak Batu Menguak Mitos, Yogyakarta : Kanisius. Soekmono.1973,Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia 1, Yogyakarta :

Kanisius.

Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Provinsi Jambi, 1991, Laporan Peninjauan Situs-Situs Kepurbakalaan di Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi. Jambi : Suaka peninggalan sejarah dan Purbakala Jambi

Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Provinsi Jambi, 1994, Laporan Hasil Peninjauan Situs-Situs di Kabupaten Kerinci Jambi : Suaka peninggalan sejarah dan Purbakala Jambi

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya. Jakarta : Presiden Republik Indonesia.

Wiradnyana,Ketut. 2010, Legitimasi Kekuasaan Pada Budaya Nias. Yogyakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.