Hubungan Antara Laba Bersih dan Arus Kas Operasi Dengan Dividen Kas Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI Tahun 2007-2009

(1)

SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA LABA BERSIH DAN ARUS KAS OPERASI DENGAN DIVIDEN KAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG

TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2007-2009

Oleh

EVI OCTAVIANA HRP 060503078

PROGRAM STUDI STRATA – 1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Hubungan Antara Laba Bersih dan Arus Kas Operasi Dengan Dividen Kas Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI Tahun 2007-2009” adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan, atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi untuk Program Reguler S-1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas dan benar adanya. Apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.

Medan, Juni 2011 Yang membuat pernyataan,

Evi Octaviana Hrp NIM: 060503078


(3)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin, dengan izin Allah SWT akhirnya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan baik dan tepat waktu. Skripsi ini berjudul “Hubungan Antara Laba Bersih dan Arus Kas Operasi Dengan Dividen Kas Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI Tahun 2007-2009”. Shalawat beriring salam juga penulis hanturkan kepada Rasulullah SAW yang syafa’atnya diharapkan di akhirat kelak.

Adapun tujuan disusunnya skripsi ini guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Departemen Akuntansi Universitas Sumatera Utara, dan lebih dari itu sesungguhnya penelitian ini merupakan rangkuman dari proses pembelajaran yang telah penulis tempuh selama masa perkuliahan.

Sepanjang proses penyusunan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak bantuan, dukungan, serta do’a dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara,

2. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak. selaku Ketua Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak. selaku Sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara,


(4)

3. Bapak Drs. Hotmal Djafar, MM, Ak selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan petunjuk, pengarahan, bimbingan, dan bantuan dari awal hingga selesainya skripsi ini,

4. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak selaku Dosen Pembanding / Penguji I dan Ibu Risanty, SE, M.Si, Ak selaku Dosen Pembanding / Penguji II yang telah banyak memberikan masukan dan arahan dalam penulisan skripsi ini,

5. Kedua orang tua saya, Ayahanda Drs. H. Abdullah Sani Hrp dan Ibunda Hj. Elmawati Srg, adik – adik tersayang terima kasih atas semua kasih sayang, do’a, dukungan, didikan, dan semangat yang sangat berarti. Semoga penulis dapat menjadi anak yang dapat dibanggakan. Serta terima kasih juga untuk teman – teman seperjuangan yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas semua dukungan dan bantuannya.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan penulis dalam pengetahuan dan pengulasan skripsi. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun sehingga dapat dijadikan acuan dalam penulisan karya – karya ilmiah selanjutnya. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembacanya.

Medan, Juni 2011 Penulis,

Evi Octaviana Hrp NIM: 060503078


(5)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah laba bersih dan arus kas operasi berhubungan dengan dividen kas baik secara simultan maupun parsial pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah laba bersih dan arus kas operasi serta variabel dependen dalam penelitian ini adalah dividen kas.

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2007-2009 dimana jumlah populasi yang digunakan adalah sebanyak 150 perusahaan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik purposive sampling dimana jumlah sampel yang diperoleh dalam penelitian ini adalah 29 sampel dengan 87 (3x29) data penelitian. Pengujian yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji asumsi klasik (normalitas, heteroskedastisitas, autokorelasi dan multikolineritas) dan uji hipotesis (uji t, uji F dan uji determinasi).

Berdasarkan hasil uji simultan diperoleh kesimpulan bahwa laba bersih dan arus kas operasi berpengaruh signifikan terhadap dividen kas. Berdasarkan hasil uji parsial diperoleh bahwa laba bersih berpengaruh signifikan terhadap dividen kas. Arus kas operasi berpengaruh signifikan terhadap dividen kas.


(6)

ABSTRACT

This studyaimsto determinewhether thenet incomeandoperating cashflow effect on cash dividends, both simultaneously and partially on manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange. Independent variablesusedinthis studyarenet income andoperating cashflow as well asthe dependentvariablein thisresearchiscashdividend.

The populationusedinthisstudyweremanufacturing companies listedon the Stock Exchangein2007-2009where thetotalpopulationwas usedas many as150 companies. The sampling technique used was purposive sampling technique in whichthe number ofsamplesobtainedinthis studywas 29sampleswith87(3x29)

research data. The tests used in this study is to test the classical assumption (normality, heteroscedasticity, autocorrelationand multicolinearity) andhypothesis testing(t test, F testand thetestof determination).

Based on the results of simultaneous tests can be concluded that the net income and operating cash flows have a significant effect on the cash dividend.

Based on thepartial testresultsshowed thatnet incomesignificant effect oncash dividends. Operating cash flowshave a significant effecton thecashdividend.


(7)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis ... 6

1.Laporan Keuangan ... 6

a. Defenisi Laporan Keuangan ... 6

b. Komponen Laporan Keuangan ... 7


(8)

d. Karakteristik Laporan Keuangan ... 13

2. Laba Bersih ... 13

a. Pengertian Laba Bersih ... 13

b. Kegunaan dan Kerugian Laba Bersih ... 15

3. Arus Kas Operasi ... 16

a. Pengertian Arus Kas Operasi ... 16

b. Contoh Arus Kas Operasi... 17

c. Kegunaan dan Kelemahan Arus Kas Operasi ... 20

4. Dividen Kas ... 21

B. Hasil Penelitian Terdahulu ... 23

C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian ... 25

1. Kerangka Konseptual ... 25

2. Hipotesis Penelitian ... 25

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 26

B. Jenis dan Sumber Data ... 26

C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 27

D. Metode Pengumpulan Data ... 29

E. Defenisi Operasional Variabel Penelitian ... 29

F. Metode Analisis Data ... 30

1. Pengujian Asumsi Klasik ... 30


(9)

3. Koefisien Determinasi ... 34

G. Jadwal dan Lokasi Penelitian ... 34

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Analisis Hasil Penelitian ... 35

1. Deskripsi Data Statistik ... 41

2. Pengujian Asumsi Klasik ... 42

a. Hasil Uji Normalitas ... 43

b. Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 48

c. Hasil Uji Autokorelasi ... 50

d. Hasil Uji Multikolinearitas ... 51

3. Hasil Pengujian Hipotesis ... 52

a. Hasil Uji Koefisien Determinasi ... 52

b. Hasil Uji Signifikan Simultan (Uji F) ... 53

c. Hasil Uji Signifikan Parsial (Uji t) ... 53

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 55

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 57

B. Keterbatasan ... 57

C. Saran ... 58

DAFTAR PUSTAKA ... 59


(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu ... 23

Tabel 3.1 Sampel Penelitian ... 27

Table 4.1 Data Laba Bersih Perusahaan ... 35

Tabel 4.2 Data Arus Kas Operasi Perusahaan ... 37

Tabel 4.3 Data Dividen Kas Perusahaan ... 38

Tabel 4.4 Deskripsi Data statistik ... 40

Tabel 4.5 One–Sample Kolmogorov–Smirnov Test ... 44

Tabel 4.6 One–Sample Kolmogorov–Smirnov Test (Setelah Transformasi) ... 47

Tabel 4.7 Hasil Uji Autokorelasi (Setelah Transformasi) ... 49

Tabel 4.8 Hasil Uji Multikolinearitas (Setelah Transformasi) ... 50

Tabel 4.9 Adjusted R2 ... 51

Tabel 4.10 Hasil Uji F ... 52


(11)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 25

Gambar 4.1 Grafik Histogram ... 42

Gambar 4.2 Grafik P-P Plot ... 43

Gambar 4.3 Grafik Histogram (Setelah Transformasi) ... 46

Gambar 4.4 Grafik P-P Plot (Setelah Transformasi) ... 46


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

Lampiran i Populasi dan Sampel Penelitian ... 61

Lampiran ii Data Penelitian ... 67

Lampiran iii Deskripsi Data Statistik ... 70

Lampiran iv Uji Normalitas ... 70

Lampiran v Data Penelitian Setelah Transformasi ... 72

Lampiran vi Uji Normalitas Setelah Transformasi ... 75

Lampiran vii Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 76

Lampiran viii Hasil Uji Autokorelasi... 77

Lampiran ix Hasil Uji Multikolinearitas ... 77

Lampiran x Uji Determinasi ... 77

Lampiran xi Uji Simultan... 78


(13)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah laba bersih dan arus kas operasi berhubungan dengan dividen kas baik secara simultan maupun parsial pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah laba bersih dan arus kas operasi serta variabel dependen dalam penelitian ini adalah dividen kas.

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2007-2009 dimana jumlah populasi yang digunakan adalah sebanyak 150 perusahaan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik purposive sampling dimana jumlah sampel yang diperoleh dalam penelitian ini adalah 29 sampel dengan 87 (3x29) data penelitian. Pengujian yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji asumsi klasik (normalitas, heteroskedastisitas, autokorelasi dan multikolineritas) dan uji hipotesis (uji t, uji F dan uji determinasi).

Berdasarkan hasil uji simultan diperoleh kesimpulan bahwa laba bersih dan arus kas operasi berpengaruh signifikan terhadap dividen kas. Berdasarkan hasil uji parsial diperoleh bahwa laba bersih berpengaruh signifikan terhadap dividen kas. Arus kas operasi berpengaruh signifikan terhadap dividen kas.


(14)

ABSTRACT

This studyaimsto determinewhether thenet incomeandoperating cashflow effect on cash dividends, both simultaneously and partially on manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange. Independent variablesusedinthis studyarenet income andoperating cashflow as well asthe dependentvariablein thisresearchiscashdividend.

The populationusedinthisstudyweremanufacturing companies listedon the Stock Exchangein2007-2009where thetotalpopulationwas usedas many as150 companies. The sampling technique used was purposive sampling technique in whichthe number ofsamplesobtainedinthis studywas 29sampleswith87(3x29)

research data. The tests used in this study is to test the classical assumption (normality, heteroscedasticity, autocorrelationand multicolinearity) andhypothesis testing(t test, F testand thetestof determination).

Based on the results of simultaneous tests can be concluded that the net income and operating cash flows have a significant effect on the cash dividend.

Based on thepartial testresultsshowed thatnet incomesignificant effect oncash dividends. Operating cash flowshave a significant effecton thecashdividend.


(15)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiap perusahaan publik yang terdaftar di bursa efek berkewajiban untuk menyampaikan laporan keuangan tahunan. Investor memerlukan informasi mengenai hasil kinerja investor sebagai bahan evaluasi atas keputusan ekonomi yang diambil. Laporan keuangan merupakan sumber berbagai macam informasi bagi investor dimana informasi itu bermanfaat sebagai salah satu dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi di pasar modal. Investor menginvestasikan dananya dengan tujuan untuk memeroleh return dalam bentuk dividen maupun capital gain. Dari sisi investor, dividen merupakan salah satu daya tarik untuk menanamkan dananya di pasar modal. Investor lebih menyukai dividen yang berupa kas dibandingkan dengan capital gain. Investor juga dapat mengevaluasi kinerja dan likuiditas investee dengan cara menilai besarnya dividen yang dibagikannya.

Besar kecilnya dividen yang dibayarkan kepada investor tergantung dari kebijakan dividen masing-masing investee. Dari sisi investee (emiten), kebijakan dalam hal pembagian dividen merupakan sesuatu yang sangat penting. Dalam penetapan kebijakan mengenai pembagian dividen, faktor utama yang menjadi perhatian manajemen adalah besarnya laba yang dihasilkan perusahaan. Kebijakan dividen menentukan penempatan laba perusahaan, yaitu antara membayar kepada pemegang saham dan menginvetasikan kembali dalam


(16)

perusahaan. Laba ditahan (retained earning) merupakan salah satu dari sumber dana yang paling penting untuk membiayai pertumbuhan perusahaan, sedangkan dividen merupakan arus kas yang disisihkan untuk pemegang saham. Definisi kebijakan dividen menurut Van Horne (1992) dalam Hery (2009) adalah sejumlah persentase dari laba yang dibayarkan secarn tunai kepada para pemegang saham. Pembayaran dividen ini akan mengurangi laba ditahan dan memengaruhi keputusan pembiayaan perusahaan secara keseluruhan.

Perusahaan hanya akan menaikkan dividen apabila manajemen berkeyakinan bahwa laba perusahaan akan naik. Laba bersih sering dinyatakan sebagai indikator kemampuan perusahaan dalam membayar dividen. Perusahaan cenderung memelihara kebijakan dividen yang teratur. Perusahaan tidak menyukai mengurangi dividen, dan mereka hanya mau menaikkan dividen jika merasa yakin bahwa perusahaan mampu memelihara atau menjaga kinerjanya di masa yang akan datang. Dividen juga dapat diperlakukan secara serupa sebagai suatu sinyal atau tanda apakah perusahaan termasuk dalam kategori baik atau buruk. Suatu perusahaan yang menaikkan pembayaran dividen tunai akan dipandang sebagai perusahaan yang mempunyai harapan yang baik di masa yang akan datang karena harapan arus kas yang makin meningkat yang dapat digunakan untuk membayar dividen. Dengan demikian, dividen dapat memberikan informasi mengenai arus kas perusahaan di masa yang akan datang.

Dividen harus dibayar dari laba, baik laba tahun berjalan ataupun laba tahun lalu yang berada dalam pos laba ditahan dalam neraca. Perusahaan yang sedang mengalami pertumbuhan walaupun dengan keuntungan yang besar biasanya


(17)

mempunyai kebutuhan dana yang cukup besar untuk membiayai investasinya, sehingga kemungkinan akan menjadi kurang likuid dan tidak dapat membayar dividen kas. Di lain pihak, semakin besar posisi kas dan likuiditas perusahaan secara keseluruhan akan semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayar dividen. Perusahaan dengan beban hutang yang besar untuk membiayai ekspansi usahanya harus menyisihkan sebagian labanya untuk pelunasan hutang pada saat jatuh tempo, maka umumnya membutuhkan penyimpanan laba dan hal ini akan memengaruhi kebijakan dividen perusahaan.

Fenomena yang terjadi saat ini di perusahaan manufaktur adalah tidak semua perusahaan manufaktur yang memberikan dividen kasnya secara berturut dari 2009. Dari jumlah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2007-2009 hanya 29 perusahaan yang membagikan dividennya secara berturut pada tahun tersebut. Hal tersebut yang menjadi motivasi penulis untuk meneliti mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap dividen kas. Pada penelitian ini penulis berfokus pada variabel laba bersih dan arus kas operasi sebagai variabel yang berpengaruh terhadap dividen kas. Hal ini didasarkan pada penelitian sejenis yang meneliti dengan variabel yang sama. Penelitian terdahulu mengenai laba bersih dan arus kas terhadap dividen kas pernah dilakukan oleh Hermi (2004), Zebua (2006), Hery (2009), Ariyanti (2007), Elisabeth (2000) dan Naibaho (2000). Hasil penelitian tersebut menyimpulkan bahwa baik masing-masing laba bersih dan arus kas berpengaruh terhadap deviden kas pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonnesia.


(18)

Berdasarkan fenomena dan hasil penelitian terdahulu diatas. Penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang sama mengenai dividen kas. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Hermi (2004) dimana judul penelitian yang digunakan penulis adalah “Hubungan antara Laba Bersih dan Arus Kas Operasi dengan Deviden Kas Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2007-2009”. Penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk melanjutkan penelitian sebelumnya melalui pengembangan objek perusahaan. Penelitian ini merupakan replikasi dari tulisan yang pernah dibuat oleh saudara Hermi, yang memilih perusahaan di sektor Perdagangan sebagai penelitiannya namun untuk membedakan dengan penelitian terdahulu peneliti memilih perusahaan disektor Manufaktur dengan objek Laba bersih dan Arus kas operasi.

B.Perumusan Masalah

Dari latar belakang masalah yang diuraikan di atas, penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut: “Apakah laba bersih dan arus kas operasi berpengaruh baik secara parsial maupun secara simultan terhadap dividen kas pada perusahan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?”

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis hubungan laba bersih dan arus kas operasi baik secara parsial maupun secara simultan


(19)

terhadap dividen kas pada perusahan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

D.Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. penulis, untuk menambah wawasan tentang prilaku pasar modal khususnya mengenai kebijakan dividen,

2. investor maupun calon investor, sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk membeli, menjual atau menahan saham bedasarkan harapan atas dividen kas yang dibagikan menggunakan informasi laba akuntansi dan laba tunai yang dilaporkan perusahaan,

3. emiten maupun calon emiten, sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan dividen agar memaksimumkan nilai perusahaan, 4. bagi perusahaan, sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk

menentukan besarnya dividen yang akan dibagikan dan yang akan ditahan sebagai return earning atau sebaliknya.


(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis 1. Laporan Keuangan

a. Defenisi Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah laporan yang berisikan informasi yang berguna bagi pihak internal dan eksternal perusahaan. Laporan keuangan merupakan pusat dari akuntansi keuangan yang terdiri atas laporan keuangan utama yaitu neraca, laporan laba – rugi, laporan ekuitas pemilik, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan (Stice dan Skousen: 2004, 12). Menurut PSAK No.1 paragraf 7 (IAI 2009), laporan keuangan adalah penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pengguna laporan.

Seluruh laporan keuangan harus diidentifikasi dengan nama perusahaan, jenis laporan, dan tanggal atau periode waktu laporan tersebut. Data yang terdapat dalam laporan laba rugi, laporan arus kas digunakan untuk periode waktu tertentu. Sementara itu, data yang disajikan dalam neraca adalah untuk tanggal tertentu. Laporan keuangan disusun dan disajikan sekurang-kurangnya satu tahun sekali untuk memenuhi kebutuhan sejumlah besar pemakai, khususnya bagi pemilik dan kreditor, bahkan juga bagi berbagai kalangan masyarakat yang lebih luas, misalnya para investor, pihak bank,


(21)

pemerintah terutama inspeksi pajak, departemen tenaga kerja, para pemasok dan lain-lain.

b. Komponen Laporan Keuangan

Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan oleh manajemen (Stewardship), atau sumber daya manajemen yang dipercayakan kepadanya. Keputusan ini mungkin mencakup, misalnya keputusan untuk menahan atau menjual investasi mereka dalam perusahaan atau keputusan untuk mengangkat kembali atau mengganti manajemen. Laporan keuangan utama terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan ekuitas pemilik, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.

1) Neraca

Neraca menggambarkan posisi aktiva, kewajiban, dan modal pada saat tertentu, laporan ini merupakan dasar sistem akuntansi.

Aktiva = Kewajiban + Ekuitas.

Neraca menyediakan informasi tentang sifat dan jumlah investasi dalam perusahaan, kewajiban kepada kreditur, dan sisa kepemilikkan dalam kekayaan bersih perusahaan (Santoso, 2007: 121). Neraca biasanya disajikan berdasarkan likuiditas perkiraannya.

Neraca dapat dibagi dalam tiga bentuk (Harahap, 2008: 216). a) Bentuk Neraca Staffel atau Report Form

Neraca ini dilaporkan satu halaman vertikal. Di sebelah atas dicantumkan total aktiva dan dibawahnya disajikan pos kewajiban dan pos modal.


(22)

b) Bentuk Neraca Skontro atau T-Account Form

Pada bentuk ini, aktiva disajikan di sebelah kiri dan kewajiban serta modal ditempatkan disebelah kanan sehingga penyajiannya sebelah menyebelah.

c) Bentuk Posisi Keuangan atau Financial Position Form

Dalam bentuk ini posisi keuangan tidak dilaporkan seperti dalam bentuk sebelumya yang berpedoman pada persamaan akuntansi. Dalam bentuk ini pertama dicantumkan aktiva lancar dikurangi utang lancar dan pengurangannya diketahui modal kerja. Modal kerja ditambah aktiva tetap dan aktiva lainnya kemudian dikurangi utang jangka panjang, maka akan diperoleh modal pemilik.

2) Laporan Laba Rugi

Laporan yang memuat informasi mengenai perolehan laba yang ditunjukkan dengan laba bersih, dilaporkan pada laporan laba rugi. Laporan laba rugi merupakan ringkasan pendapatan dan beban perusahaan selama periode tertentu, diakhiri dengan laba atau kerugian bersih untuk periode tersebut yang berpengaruh pada kenaikan atau penurunan ekuitas pemilik modal.

Bentuk laporan laba rugi yang biasa digunakan menurut Harahap (2004:116).

a) Bentuk Single Step, yaitu dengan menggabungkan semua pendapatan dalam satu kelompok dan beban dalam satu kelompok, sehingga untuk menghitung laba atau rugi hanya memerlukan satu langkah yaitu mengurangkan total pendapatan terhadap total beban. b) Bentuk Multiple Step, yaitu dengan pengelompokkan yang lebih

teliti sesuai dengan prinsip yang digunakan secara umum. Penjualan dikurangi return penjualan diperoleh penjualan bersih yang kemudian dikurangi dengan harga pokok penjualan, sehingga diperolah laba kotor. Lalu laba kotor dikurangi beban operasi dan diperolah laba usaha. Laba bersih sebelum pajak diperoleh dengan mengurangi laba usaha dengan selisih pendapatan lain-lain dan beban lain-lain.


(23)

Laporan laba rugi perusahaan penting karena informasi tersebut digunakan dalam pembuatan keputusan pengguna internal dan eksternal yang memperlihatkan seberapa baik kinerja manajemen dari periode ke periode.

3) Laporan Ekuitas Pemilik

Laporan ekuitas pemilik (statement of shareholders’ equity) menyajikan perubahan-perubahan pada pos-pos ekuitas. Laporan ini sangat bermanfaat untuk mengidentifikasi alasan perubahan klaim pemegang ekuitas atas aktiva perusahaan. Laporan ini merinci perubahan ekuitas pemegang saham yang disebabkan penerbitan, pembelian kembali saham, dan atau reinvestasi laba.

Laporan ekuitas pemilik melaporkan perubahan modal pemilik selama jangka waktu tertentu. Laporan ini dipersiapkan setelah laporan laba rugi, karena laba bersih atau rugi bersih periode berjalan harus dilaporkan dalam laporan ini. Oleh karena itu, laporan ekuitas pemilik seringkali dipandang sebagai penghubung antara laporan laba rugi dengan neraca.

4) Laporan Arus Kas

Laporan Arus Kas merupakan penerimaan kas dan pembayaran kas (pengeluaran kas). Laporan arus kas melaporkan penerimaan kas dan pengeluaran kas yang digolongkan sesuai dengan kegiatan utama entitas: operasi, investasi, dan pembelanjaan. Laporan tersebut melaporkan arus masuk kas bersih atau keluar kas bersih dari setiap kegiatan dan untuk semua kegiatan usaha.


(24)

Laporan arus kas menggambarkan arus kas yang terjadi pada perusahaan dalam periode tertentu. Di dalam PSAK No.2 Paragraf 9 dan 12 (IAI,2009) dinyatakan bahwa:

Laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu dan diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan apakah dari operasinya perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar dividen dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan sumber pendanaan dari luar. Manfaat Laporan Arus Kas adalah sebagai berikut:

a) Kemampuan entitas untuk menghasilkan arus kas di masa depan. b) Kemampuan entitas untuk membayar dividen dan memenuhi

kewajibannya.

c) Penyebab perbedaan antara laba bersih dan arus kas bersih dari kegiatan operasi.

d) Transaksi investasi dan pembiayaan yang melibatkan kas dan nonkas selama suatu periode.

Di dalam laporan arus kas menginformasikan beberapa aktivitas (Santoso, 2007:142) yaitu:

a) aktivitas operasi (operating activities), mencakup pengaruh kas atas transaksi masih ke dalam penentuan laba bersih,

b) aktivitas investasi (investing activities), mencakup penciptaan dan penagihan pinjaman dan perolehan atas disposisi investasi (baik


(25)

hutang maupun kepemilikan) dan property, bangunan dan peralatan,

c) aktivitas pembiayaan (Financing activities), mencakup item kewajiban dan kepemilikan dan mencakup (a) perolehan modal dari pemilik dan menyediakan mereka suatu pengembalian atas investasi dan (b) pinjaman uang dari kreditur dan pembayaran kembali jumlah yang dipinjam.

Ada dua bentuk (format) dalam menyajikan laporan arus kas (Santoso, 2007:142) yaitu:

a) metode tidak langsung (indirect method)

Metode ini dimulai dari laba bersih sebagaimana yang dilaporkan di dalam rugi - laba dan disesuaikan dengan disesuaikan dengan beberapa item yang tidak mempengaruhi arus kas.

b) metode langsung (direct Method)

metode ini tidak dimulai dari laba bersih,tetapi memerlukan analisis pembayaran dan penerimaan kas untuk setiap aktivitas utama. Karena pencatatan informasi akuntansi biasanya mencerminkan dasar akrual, konversi akun misalnya penjualan dari dasar akrual ke dasar kas biasanya dibutuhkan.

5) Catatan atas Laporan Keuangan

Menurut Wild, et. Al (2005:29) “Catatan atas laporan keuangan merupakan media untuk mengkomunikasikan informasi tambahan tentang pos-pos yang ada maupun tidak ada dalam laporan keuangan”. Catatan atas laporan keuangan bagian yang terpadu atau integral dari penyajian laporan keuangan formal. Catatan ini lazimnya digunakan untuk memberikan informasi tambahan mengenai pos-pos neraca, perhitungan rugi laba uang yang tak dapat ditunjukkan dengan jelas, dengan tanda kurung atau lainnya secara langsung pada laporan.

Seringkali catatan laporan keuangan dibuat untuk menjelaskan metode penilaian, eksistensi, dan jumlah dividen yang tertunggak, adanya pos-pos bersyarat, rencana pembalanjaan khusus, kebijaksanaan dan perubahan


(26)

kebijaksanaan akuntansi yang penting, atau kejadian atau pos-pos tidak lazim yang kiranya lebih dapat dimengerti dengan penjelasan tambahan. b. Tujuan Laporan Keuangan

Menurut PSAK N0. 1 Paragraf 7 (IAI, 2009) Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pengambilan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Untuk mencapai tujuan tersebut suatu laporan keuangan menyajikan informasi mengenai entitas yang meliputi aktiva, kewajiban, ekuitas, pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian, kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik serta arus kas.

c. Manfaat Laporan Keuangan

Di dalam Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No. 8 dinyatakan manfaat laporan keuangan, yaitu bahwa pelaporan keuangan harus menyajikan informasi yang:

1) dapat membantu investor, kreditor dan pengguna lain yang potensial dalam membuat keputusan lain yang sejenis secara rasional,

2) dapat membantu investor, kreditor dan pengguna lain yang potensial dan memperkirakan jumlah, waktu dan ketidakpastian penerimaan kas di masa yang akan datang yang berasal dari pembagian dividen ataupun pembayaran bunga dan pendapatan dari penjualan,


(27)

3) berisi tentang sumber daya perusahaan. Klaim atas sumber daya kepada perusahaan atau pemilik modal,

4) berisi tentang prestasi perusahaan selama satu periode investor dan kreditor sering menggunakan informasi masa lalu untuk membantu menaksir prospek perusahaan.

d. Karakteristik Laporan Keuangan

Agar informasi dalam laporan keuangan bermanfaat untuk pengambilan keputusan oleh pemakainya maka laporan keuangan harus memiliki karakter kualitatif. Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan (KDPPLK) menyebutkan empat karakteristik kualitatif laporan keuangan sebagai berikut:

1) Dapat dipahami, 2) Relevan, 3) Keandalan,

4) Dapat dibandingkan. 2. Laba Bersih

a. Pengertian Laba Bersih

Laba bersih (net income atau earning) dapat diartikan sebagai suatu ukuran kinerja perusahaan selama satu periode tertentu. Laba bersih adalah kelebihan seluruh pendapatan atas seluruh biaya untuk suatu periode tertentu setelah dikurangi pajak penghasilan yang disajikan dalam bentuk laporan laba rugi. Para akuntan menggunakan istilah “net income” untuk


(28)

menyatakan kelebihan pendapatan atas biaya dan istilah “net loss” untuk menyatakan kelebihan biaya atas pendapatan. Untuk menentukan keputusan investasinya, calon investor perlu menilai perusahaan dari segi kemampuan untuk memperoleh laba bersih sehingga diharapkan perusahaan dapat memberikan tingkat pengambalian yang tinggi. Laba bersih (net income) dapat dijadikan ukuran kinerja perusahaan selama satu periode tertentu. Earning merupakan suatu ukuran berupa besar harta yang masuk (pendapatan dan keuntungan) melebihi harta yang keluar (beban dan kerugian).

Menurut Soemarso SR (2004 : 227) angka terakhir dalam laporan laba rugi adalah Laba Bersih (net income). Jumlah ini merupakan kenaikan bersih terhadap modal. Sebaliknya, apabila perusahaan menderita rugi, angka terakhir dalam laporan laba rugi adalah rugi bersih (net loss) Sedangkan menurut Smith Skousen (2004:119) Laba Bersih merupakan perbedaan antara jumlah pendapatan yang diperoleh suatu satuan usaha selama periode tertentu dan jumlah biaya yang dapat diaplikasikan kepada pendapatan.

Menurut Horngren, et al. (2002:54) “Net income is famous ‘bottom line’ on an income statement-the reminder after all expenses have been deducted from revenues”. Laba bersih merupakan pendapatan operasi dikurang dengan beban-beban operasi. Laba ini disebut juga laba bersih sebelum bunga dan pajak.


(29)

b. Kegunaan dan Kerugian Laba Bersih

Menurut Belkaoui (2006:230), “Laba bersih diukur berdasarkan konsep akuntansi akrual”. Secara konseptual, akuntansi akrual mengkonversi arus kas menjadi suatu pengukuran yang secara prinsip mendekati konsep laba ekonomi. Akuntansi akrual berusaha untuk memperoleh pengukuran laba yang mempertimbangkan baik arus kas kini maupun implikasi transaksi terhadap arus kas masa depan.

Akuntansi akrual bertujuan untuk memberikan informasi kepada para pemakai mengenai konsekuensi aktivitas usaha terhadap arus kas perusahaan di masa depan secepat mungkin dengan aktivitas yang layak. Hal ini dapat dicapai dengan mengakui pendapatan dan beban saat terjadi, tanpa memperhatikan apakah terdapat arus kas pada saat bersamaan. Pemisahaan pengakuan pendapatan dan beban dengan arus kas difasilitasi dengan penyesuaian akrual, yang menyesuaikan arus kas masuk dan keluar untuk memperoleh pendapatan dan beban. Menurut Wild, et al (2005:105) bahwa:

Meskipun mempengaruhi neraca dan laporan arus kas, akuntansi akrual memiliki pengaruh khusus terhadap laporan laba rugi melalui:

1) pengakuan pendapatan.

Pendapatan diakui saat diperoleh dan saat direalisasi atau dapat direalisasi. Meskipun pendapatan biasanya diakui saat terjadi penjualan (saat penyerahan barang), pendapatan juga diakui saat barang atau jasa masih dalam produksi, selesai produksi, atau saat kas diterima, tergantung dari keadaan.


(30)

2) pengakuan beban

Beban yang berasal dari produksi suatu produk atau jasa disebut biaya produk (product costs), dan diakui saat produk atau jasa diserahkan. Seluruh biaya produk disajikan bersamaan pada biaya penjualan (cost of sales) tetapi akan berada pada akun persediaan hingga dapat dikatakan dengan pendapatan. Beban lainnya adalah, biaya periode (period cost) biasanya dikaitkan dengan pendapatan periode tertentu. Beberapa biaya periode terjadi sehubungan dengan pemasaran produk atau jasa dan dikaitkan dengan pendapatan.

Meskipun demikian, penggunaan laba bersih sebagai kebijakan dalam pembagian dividen memiliki kelemahan dalam beberapa hal dimana terdapat ketidakmampuan untuk melakukan matching yang tepat antara expense dan revenue, dan juga karena sifat yang arbitrer dari prosedur-prosedur alokasi. 3. Arus Kas Operasi

a. Pengertian Arus Kas

PSAK No. 2 paragraf 12 (IAI 2009) menyatakan bahwa jumlah arus kas dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan apakah perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar dividend dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan sumber pendanaan dari luar. Arus kas dari aktivitas operasi yang utama diperoleh dari aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan, karena itu arus kas biasanya berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi penetapan laba


(31)

dan rugi bersih. Keterkaitannya dengan laba merupakan alasan untuk mengklasifikasikan arus kas tersebut sebagai arus kas operasi (Dyckman, Dukes dan Davis, 2000: 554).

Penggunaan arus kas sebagai peramal mengenai dividen dikemudian hari bertujuan untuk menghindari kelemahan-kelemahan dari penggunaan laba bersih sebagai indikator dalam kebijakan pembagian dividen. Salah satu cara untuk mengatasi yang terjadi dalam proses alokasi adalah dengan penggunaan laba bersih yang ditekanan pada pelaporan mengenai cash flow atau arus kas, yang dilengkapi dengan informasi yang lain dan klasifikasi-klasifikasi yang tepat, sehingga memungkinkan pembaca melakukan prediksi mengenai masa yang akan datang.

b. Contoh Arus Kas Operasi

Contoh arus kas operasi dari aktivitas operasi menurut PSAK No. 2 (IAI 2009) adalah sebagai berikut:

1) penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa,

2) penerimaan kas dari royalty, komisi, dan pendapatan lain, 3) pembayaran kas kepada karyawan,

4) pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa,

5) penerimaan kas dan pembayaran kas oleh perusahaan asuransi sehubungan dengan premi, klaim anuitas dan manfaat asuransi lainnya,


(32)

6) pembayaran kas atau penerimaan kembali pajak penghasilan, kecuali jika dapat didentifikasi secara khusus sebagai bagian dari aktivitas pendanaan dan investasi,

7) penerimaan dan pembayaran dari kontrak yang diadakan untuk tujuan transaksi usaha dan perdagangan.

Stice dan Skousen (2004: 320) menjelaskan berbagai aktivitas yang masuk ke dalam aktivitas operasi adalah sebagai berikut:

1) kas masuk dari:

a) penjualan barang dan jasa,

b) penjualan efek yang diperdagangkan, c) pendapatan bunga,

d) pendapatan dividen, 2) kas keluar untuk:

a) pembelian persediaan, b) gaji dan upah,

c) pajak,

d) beban bunga, e) beban lainnya, f) pembelian efek.

Dalam mempelajari laporan keuangan penekanannya adalah pada laba bersih yang tercantum dalam laporan laba rugi. Laba Bersih perusahaan itu penting, akan tetapi arus kas lebih penting karena dividen harus dibayarkan dalam bentuk kas dan kas diperlukan untuk membeli aset yang diperlukan


(33)

untuk melanjutkan operasi. Walaupun demikian, arus kas dan laba bersih memiliki hubungan yang cukup erat. Arus kas bersih merupakan penjumlahan dari laba bersih perusahaan, pendapatan nonkas dan beban nonkas. Sehingga makin besar laba bersih yang dihasilkan perusahaan, semakin besar pula arus kas perusahaan.

Laba bersih yang dimaksud pada penelitian ini adalah laba yang telah disesuaikan dengan transaksi-transaksi nonkas, seperti beban penyusutan, beban amortisasi, penjualan kredit, beban gaji, beban pajak, beban bunga yang belum dibayar, serta pembelian kredit. Laba bersih ini merupakan arus kas dari aktivitas operasi perusahaan yang dapat dilihat pada laporan arus kas.

Menurut White, et. Al. (2003:258) “For accountants, depreciation is allocation process, not a valuation process. It is important, therefore, for analisity to differentiate between accounting depreciation and economic depreciation”. Menurut Kieso, et al (2004:520) “depreciation is defined as the accounting process of allocation the cost of tangible assets to benefit from the use of the asset”.

Amortisasi juga merupakan akun beban non kas. Amortisasi untuk menyesuaikan jumlah dari aktiva tak berwujud atau dengan kata lain untuk menyusutkan jumlah dari aktiva tak berwujud. Menurut Warren, et al (2002:371) “Amortization is the amount of cost to transfer expenses. Amortization result from the passage of time or a decline in the usefulness of intangible assets”.


(34)

Utang gaji adalah utang yang sudah menjadi beban tapi belum dibayarkan kerena belum tepat tanggal pembayarannya. Hal ini dikarenakan perusahaan tutup buku tetapi pembayaran gaji belum dilakukan. Begitu juga dengan utang bunga dan utang pajak dimana pada saat perusahaan tutup buku pembayaran belum dilakukan, tetapi sudah menjadi beban dan dicatat sebagai kewajiban perusahaan.

c. Kegunaan dan Kelemahan Arus Kas Operasi

Pengukuran laba bersih yang didasarkan pada laporan arus kas (cash flow) ke dalam dan ke luar perusahaan pada aktivitas operasi sangat penting karena hasil dari pengukuran dari aktivitas ini bersifat likuid, mudah sebagai alat pertukaran dan menunjukkan daya beli secara umum. Arus kas operasi juga mencakup arus kas dari kegiatan mengadakan, membeli, dan menagih pokok pinjaman yang dicatat sebesar nilai pasar dan dimiliki hanya untuk beberapa waktu dengan tujuan akan dijual kembali

Dalam PSAK Paragraf 12 (IAI:2009) dinyatakan bahwa jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan apakah dari operasinya perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar dividen dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar.

Tujuan utama laporan arus kas adalah untuk menyediakan informasi yang relevan tentang penerimaan dan pembayaran kas atas suatu perusahaan


(35)

selama suatu periode tertentu. Tujuannya untuk membantu investor, kreditor, dalam analisis mereka atas kas.

Kelemahan yang dihadapi dalam menggunakan arus kas yang historis untuk memprediksi dividen ialah bermacam-macam arus kas ke dalam perusahaan saling tergantung satu sama lain. Contoh, kas yang tersedia dapat dipakai untuk membeli mesin baru, untuk membayar dividen atau segera melunasi hutang.

4. Dividen Kas

Dividen adalah proporsi laba atau keuntungan yang dibagikan kepada para pemegang saham dalam jumlah yang sebanding dengan jumlah lembar saham yang dimilikinya (Baridwan, 2000:434). Semua keuntungan ataupun kerugian yang diperoleh perusahaan selama berusaha dalam satu periode tersebut dilaporkan oleh direksi kepada para pemegang saham dalam suatu rapat pemegang saham.

Dividen yang dibagikan oleh perusahaan bisa tetap (tidak mengalami perubahan) dan bisa mengalami perubahan (ada kenaikan atau penurunan) dari dividen yang dibagikan sebelumnya. Jenis dividen (Dyckman, 2001:439) adalah sebagai berikut.

a. Dividen kas, yaitu dividen yang diberikan oleh perusahaan kepada para pemegang sahamnya dalam bentuk uang tunai (cash). Perusahaan hanya berkewajiban membayar dividen setelah perusahaan tersebut akan membayar dividen.

b. Dividen likuidasi, yaitu pengembalian tambahan modal disetor dan bukan laba ditahan.

c. Dividen properti, yaitu dividen dalam bentuk aktiva non kas, berupa sekuritas perusahaan lain yang dimiliki perseroan, real estate, barang dagang, atau setiap aktiva non kas lainnya.


(36)

d. Dividen saham, yaitu distribusi proposional atas tambahan saham biasa atau saham preferen perseroan kepada para pemegang saham.

e. Dividen skrip/wesel, dividen yang diberikan dalam bentuk wesel promis, kepada pemegang saham dimana kondisi perseroan mengalami kekurangan kas.

Sebelum dibayarkan, dividen harus diumumkan oleh dewan direksi perseroan. Menurut Dyckman, et al (2001:440), terdapat empat tanggal penting dalam akuntansi untuk dividen.

a. Tanggal pengumuman

Pada tanggal ini, dewan direksi perseroan secara formal menyetujui dan mengeluarkan pengumuman dividen. Pada kasus dividen kas atau property, pengumuman dicatat pada tanggal ini sebagai debet ke laba ditahan kredit ke hutang dividen.

b. Tanggal pencatatan

Tanggal pencatatan yang dipilih oeh dewan direksi disebutkan pada pengumuman. Biasanya tanggal pencatatan dicata dua atau tga minggu setelah tanggal pengumuman.

c. Tanggal ex-dividen

Dalam teori, tanggal ex-dividen adalah tanggal setelah tanggal pencatatan, dimana pada saat itu saham diperdagangkan tanpa ada hak menerima dividen yang diumumkan. Namun, dalam praktik, pasar modal memajukan tanggal efektif ex-dividen sekitar tiga atau empat hari sebelum tanggal pencatatan untuk meberikan suatu pemindahan saham. d. Tanggal pembayaran

Tanggal ini juga ditetapkan oleh dewan direksi dan dinyatakan dalam tanggal pengumuman. Tanggal pembayaran biasanya jatuh tempo empat hingga enam minggu setelah tanggal pengumuman. Pada tanggal pembayaran dividend an akun aktiva yang bersangkutan dikredit. Distribusi dividen saham biasanya dicatat pada tanggal penerbitan.

Kebijakan pembagian dividen adalah suatu keputusan untuk menentukan berapa besar bagian laba akan dibagikan kepada para pemegang saham dan akan ditahan dalam perusahaan untuk selanjutnya diinvestasikan. Kebijakan pembagian dividen tergantung pada keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Kebijakan dividen penting bagi


(37)

perusahaan dengan dua alasan yaitu, pembayaran dividen mungkin akan mempengaruhi nilai perusahaan yang tercermin dari harga saham perusahaan tersebut dan laba ditahan yang biasanya merupakan sumber dana internal yang terbesar dan terpenting bagi pertumbuhan perusahaan.

Jadi, sebelum dividen diumumkan, manajemen harus mempertimbangkan ketersediaan dana untuk membayar dividen. Suatu dividen sebaiknya tidak dibayarkan kecuali bila posisi keuangan sekarang ataupun yang akan datang dapat menjamin pembagian dividen.

Sawir (2004:34) menyatakan ada tiga jenis kebijakan deviden yang bias dilakukan oleh perusahaan:

a. Stable amount per share

Dividen diberikan dalam nilai rupiah yang relative stabil atas sahamnya. b. Constan payout ratio

Dividen atas dasar persentase tetap dari laba bersih perusahaan. c. Low regular dividen plus ekstra.

B. Hasil Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai pembayaran deviden telah banyak dilakukan di Indonesia. Dalam melakukan penelitian ini, peneliti juga berpedoman dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Adapun penelitian-penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian-penelitian ini dapat dilihat pada tabel 2.1 berikut.


(38)

Tabel 2.1

Tinjauan Penelitian Terdahulu

Nama Judul Variabel yang

digunakan

Hasil penelitian

Hermi (2004)

Analisis hubungan laba bersih dan arus kas operasi terhadap dividen kas pada perusahaan

perdagangan di BEJ

Laba bersih dan arus kas operasi (independen)

Laba bersih dan Arus kas operasi berpengaruh cukup signifikan terhadap faktor-faktor penentu kebijakan dividen Hery (2009) Hubungan Laba Bersih dan Arus Kas Operasi

dengan Dividen Kas

Laba Bersih dan Arus Kas Operasi (independen)

Terdapat pengaruh yang signifikan antara laba bersih dengan dividen kas. Laba bersih berhubungan cukup kuat dan positif dengan dividen kas. Terdapat pengaruh yang signifikan antara arus kas operasi dengan dividen kas. Arus kas operasi berhubungan kuat dan positif dengan dividen kas Ariyanti

(2007)

Analisis Hubungan Antara Laba

Akuntansi Dan Laba Tunai Dengan Dividen Kas Pada Industri Barang Konsumsi Di Indonesia Laba Akuntansi Dan Laba Tunai (independen) Terdapat Hubungan yang signifikan antara laba akuntansi dan laba tunai an dividen kas.

Elizabeth (2000)

Akuntansi dan Laba Tunai dengan dividen Kas Akuntansi dan Laba Tunai (independen ) Ada Konsistensi Hubungan yang

signifikan dan positif antara laba akuntansi dengan dividen kas Nahibaho

(2000)

Pengaruh Laba dan Arus Kas Terhadap Pembagian Dividen Pada Perusahaan yang GO Publik di Indonesia

laba saat ini dan arus kas saat ini (independen)

laba saat ini ataupun arus kas saat ini bukan merupakan predictor bagi dividen saat ini


(39)

C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian 1. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan sintesis atau ekstrapolasi dari tinjauan teori yang mencerminkan keterkaitan antara variabel yang diteliti dan merupakan tuntunan untuk memecahkan masalah penelitian serta merumuskan hipotesis (Jurusan Akuntansi, 2004: 13). Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diambil kerangka konseptual dan hipotesis penelitian sebagai berikut

Gambar 2.1

Kerangka Konseptual Penelitian 2. Hipotesis Penelitian

Menurut Erlina (2007:41), “Hipotesis menyatakan hubungan yang diduga secara logis antara dua variabel atau lebih dalam rumusan preposisi yang dapat di uji secara empiris”. Hipotesis adalah dugaan atau jawaban sementara terhadap masalah yang akan diuji kebenarannya melalui analisis data yang relevan dan kebenarannya akan diketahui setelah dilakukan penelitian. Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:

H1 : Laba bersih dan arus kas operasi berpengaruh terhadap dividen kas, H2 : Laba bersih berpengaruh terhadap dividen kas,

H3 : Laba bersih berpengaruh terhadap dividen kas. Laba Bersih

Arus Kas Operasi


(40)

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif kausal. Menurut Umar (2003: 30) penelitian asosiatif kausal adalah “penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variable lainya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain”. Dengan kata lain desain kausal berguna untuk mengukur hubungan-hubungan antar variabel riset atau berguna untuk menganalisis bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel yang lain.

B.Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yaitu data yang diukur dalam bentuk skala numerik (Kuncoro, 2003; 124) dan

merupakan data sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung, yang berupa catatan maupun laporan historis yang telah tersimpan dalam arsip, baik yang dipublikasikan maupun yang tidak dipublikasikan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berupa laporan keuangan

perusahaan selama periode 2007 sampai dengan 2009. Data penelitian didapatkan dari situs Bursa Efek Indonesia,


(41)

C.Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari, kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2004:72). Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 150 perusahaan. Populasi penelitian ini dapat dilihat pada lampiran I (Pertama) halaman 59. Menurut Erlina dan Mulyani (2007: 74), “sampel adalah bagian populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi”. Metode pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Menurut Jogiyanto (2004:79),”Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan suatu kriteria tertentu.” Sampel Perusahaan dapat dilihat pada tabel 3.1 sebagai berikut:

Tabel 3.1 Sampel Penelitian

NO KODE PERUSAHAAN

1 AQUA PT. Aqua Golden Mississippi Tbk 2 ASII PT. Astra International Tbk 3 AUTO PT. Astra Otoparts Tbk 4 BATA PT. Sepatu Bata Tbk 5 BRAM PT. Indo Kordsa Tbk 6 BUDI PT. Budi Acid Jaya Tbk. 7 DLTA PT. Delta Djakarta Tbk

8 DVLA PT. Darya-Varia Laboratoria Tbk. 9 GDYR PT. Goodyear Indonesia Tbk 10 GGRM PT. Gudang Garam Tbk. 11 HMSP PT. HM Sampoerna Tbk

12 INDF PT. Indofood Sukses Makmur Tbk 13 INDS PT. Indospring Tbk.


(42)

Tabel 3.1 Sampel Penelitian

NO KODE Nama Perusahaan

14 INTP PT. Indocement Tunggal Prakasa Tbk 15 KLBF PT. Kalbe Farma Tbk

16 LION PT. Lion Metal Works Tbk 17 LMSH PT. Lionmesh Prima Tbk 18 MAIN PT. Malindo Feedmill Tbk 19 MERK PT. Merck Tbk.

20 MLBI PT. Multi Bintang Indonesia Tbk 21 MRAT PT. Mustika Ratu Tbk

22 SCCO PT. Sucaco Tbk

23 SMGR PT. Semen Gresik (Persero) Tbk 24 SMSM PT. Selamat Sempurna Tbk

25 SOBI PT. Sorini Agro Asia Corporinndo Tbk 26 TRST PT. Trias Sentosa Tbk

27 TSPC PT. Tempo Scan Pacific Tbk 28 UNIC PT. Unggul Indah Cahaya Tbk 29 UNVR PT. Unilever Indonesia Tbk Sumber: Data Diolah

Adapun Kriteria yang digunakan untuk pengambilan sampel penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2009

2. Tidak delisting pada periode pengamatan tersebut


(43)

D.Metode Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan dilakukan proses

pengumpulan data melalui dokumentasi. Untuk metode pengumpulan data yang dilakukan dengan membuat salinan dengan cara mengumpulkan arsip dan catatan-catatan perusahaan yang ada. Data yang dibutuhkan terdiri dari data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan perusahaan yang diperoleh dari sittus http:www.idx.co.id.

E. Defenisi Operasional Variabel Penelitian

Untuk pengujian hipotesis terdapat variabel laba bersih, arus kas operasi dan dividen kas. Operasionalisasi dari ketiga variabel tersebut secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Variabel Laba Bersih

Laba bersih yang diperoleh dari selisih antara pendapatan yang operatif maupun tidak dan seluruh biaya operatif maupun tidak. Penggunaan laba bersih sebagai variabel independen dikarenakan laba bersih adalah laba yang

menunjukan kinerja dan pertanggungjawaban manajemen. 2. Arus Kas Operasi

Arus kas operasi adalah arus kas yang diperoleh dari selisih penerimaan dan pengeluaran kas dari aktivitas operasi.

3. Variabel Dividen Kas

Dividen yang dimaksud dalam penelitian ini adalah dividen kas. Besarnya dividen kas dapat dilihat pada laporan keuangan tahunan pada bagian laporan perubahan ekuitas perusahan. Hal ini dikarenakan penelitian ini bertujuan untuk mencari keeratan hubungan antara laba bersih dan arus kas operasi periode ini dengan nilai dividen kas yang dibagikan perusahaan.

F. Metode Analisis Data

Untuk memperoleh nilai yang tidak bias dan efisien dari model persamaan linear, maka haruaslah memenuhi asumsi-asumsi klasik yang mendasari model linear (Ghozali, 2005), melalui uji asumsi klasik, setelah data memenuhi asumsi klasik, maka data layak dianalisis lebih lanjut utuk pengujian hipotesis dengan analsis pengujian linear.


(44)

1. Uji Asumsi Klasik

Karena data yang digunakan adalah data sekunder, maka untuk menentukan ketepatan model perlu dilakukan pengujian atas beberapa asumsi klasik yang mendasari model regresi. Pernyimpangan asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini meliputi uji normalitas, multikolinieritas, heteroskedastisitas dan autokorelasi. Adapun masing-masing pengujian tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut :

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Cara untuk melihat normalitas adalah dengan melihat histrogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Namun demikian dengan hanya melihat histogram hal ini dapat menyesatkan khususnya untuk sampel yang kecil jumlahnya. Metode yang lebih handal adalah dengan melihat normal probality plot yang

membandingkan distribusi kumulatif dari data sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dari distribusi normal.

Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan plooting data akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data adalah normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya (Ghozali, 2005 : 110).


(45)

b. Uji Multikolinieritas

Pengujian multikolinieritas ini berguna untuk mengetahui apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas dalam model regresi adalah dengan menganalisis matrik korelasi variabel-variabel bebas. Jika antar variabel bebas ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya di atas 0,90) maka hal ini mengindikasikan adanya multikolinieritas (Ghozali, 2005 : 57).

Multikolinieritas dapat juga dilihat dari nilai tolerance dan nilai variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel bebas manakah yang dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Nilai cutoff yang umum dipakai adalah nilai tolerance 0,10 atau sama dengan VIF di atas 10 (Ghozali, 2005 : 91).

c. Uji Heteroskedastisitas

Menurut Imam Ghozali (2005 : 105), uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terdapat ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Konsekuensinya adanya heteroskedastisitas dalam model regresi adalah penaksir yang diperoleh tidak efisien, baik dalam sampel kecil maupun besar. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk

mengetahui ada tidaknya gejala heteroskedastisitas adalah dengan melihat pada grafik scatter plot.

Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit) maka mengindikasikan


(46)

telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas maka tidak terjadi gejala heteroskedastisitas.

Untuk mengetahui ada tidaknya heteroskedastisitas juga dapat diketahui dengan melakuka uji gletser. Jika variabel bebas signifikan secara statistik mempengaruhi variabel terikat maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2001 : 69).

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pada periode t dengan periode t-1

(sebelumnya). Jika terjadi korelasi maka dinamakan ada problem autokorelasi (Ghozali, 2005: 95). Untuk menguji ada tidaknya gejala autokorelasi maka dapat dideteksi dengan uji Durbin-Waston (DW test).

2. Pengujian Hipotesis

Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda. Analisis ini digunakan untuk mengukur kekuatan dua variabel atau lebih dan juga menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel

independen. Adapun rumus dari regresi linier berganda (multiple liner regresion) adalah sebagai berikut :

Y = a + b1 X1 + b2 X2 Dimana :

Y = Dividen Kas X1 = Laba Bersih


(47)

X2 = Arus Kas Operasi

Adapun pengujian terhadap hipotesis yang diajukan dilakukan dengan cara sebagai berikut :

a. Uji Simultan (Uji F)

Uji F dilakukan untuk mengetahui adanya pengaruh secara bersama-sama variabel independen terhadap variabel dependen. Tingkat signifikansi yang digunakan adalah sebesar 5% dengan derajat kebebasan df = (n-k-1), dimana (n) adalah jumlah observasi dan (k) adalah jumlah variabel.

b. Uji Parsial (Uji t)

Uji t dilakukan untuk menguji koefisien regresi secara parsial dari variabel indipendennya. Tingkat signifikansi yang digunakan sebesar 5%, dengan derajat kebebasan df = (n-k-1), dimana (n) adalah jumlah observasi dan (k) adalah jumlah variabel.

3. Koefisien Determinasi

Koefisien determinas (R2) pada intinya mengukut seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Besarnya koefisien

determinasi ini adalah 0 sampai dengan 1 Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen

memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2005: 169).


(48)

G. Jadwal dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan oleh peneliti sejak Januari 2011. Peneliti mengambil data melalui Indonesia Capital Directory, www.idx.co.id.com dan www.bursa.co

Adapun jadwal penelitian sebagai berikut : Tahapan

penelitian Januari 2011

Februari 2011

Maret 2011

April 2011

Mei 2011

Juni 2011 Pengajuan

Proposal Skripsi

Bimbingan

Proposal

Seminar

proposal

Pengumpulan dan pengolahan data

Penyelesaian

skripsi


(49)

BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN

A.Analisis Hasil Penelitian

Pembahasan tentang hubungan antara laba bersih dan arus kas operasi dengan dividen kas harus terlebih dahulu memperhatikan data para emiten. Data para emiten perlu dianalisa terlebih dahulu sebelum melakukan pembahasan hubungan dari independen variable dan devendent variable. Jumlah sampel dan emiten yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang sesuai dengan kriteria – kriteria yang ditentukan ada 29 perusahaan. Informasi data sekunder dari masing-masing variabel yang diperoleh dari database laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2007 - 2009 dapat dilihat pada tabel berikut.

1. Data Laba Bersih Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Tabel 4.1

Data Laba Bersih Perusahaan (Jutaan)

NO KODE LABA BERSIH (JUTAAN)

2007 2008 2009

1 AQUA 65913 82337 95913

2 ASII 6519273 9191000 10040000

3 AUTO 454907 566025 768265

4 BATA 34578 157563 52981

5 BRAM 39149 94776 72106


(50)

7 DLTA 47331 83754 126504

8 DVLA 49918 70819 72272

9 GDYR 42399 812 121086

10 GGRM 1443585 1880492 3455702 11 HMSP 3624018 3895280 5087339

12 INDF 980357 1034389 2075861

13 INDS 9888 31827 58766

14 INTP 983688 1745501 2746654

15 KLBF 705694 706822 929004

16 LION 25298 3784 33613

17 LMSH 5942 9237 2401

18 MAIN 28151 421 7597

19 MERK 89485 9862 1467

20 MLBI 84385 222307 340458

21 MRAT 1113 2229 21017

22 SCCO 54209 11219 18467

23 SMGR 1775408 2523544 3326488

24 SMSM 80325 91472 132850

25 SOBI 94185 142496 157548

26 TRST 17747 58025 143882

27 TSPC 278358 320648 359964

28 UNIC 33204 40401 39293

29 UNVR 1964652 2407231 3044107 Sumber data: Capital Directory Market 2007-2009 dan www.idx.co.id Pada tahun 2007 dapat dilihat bahwa perusahaan yang memperoleh laba bersih paling besar adalah PT. Astra International Tbk sebesar Rp. 6.519.273.000.000, dan PT. Mustika Ratu Tbk memperoleh laba bersih paling kecil sebesar Rp. 1.113.000.000. pada tahun 2008 emiten yang memperoleh laba bersih terbesar juga adalah PT. Astra International Tbk sebesar Rp. 9.191.000.000, dan laba bersih terkecil diperoleh emiten PT. Malindo feedmill Tbk sebesar Rp. 421.000.000. Pada tahun 2009 perusahaan yang paling besar memperoleh laba


(51)

bersih juga adalah PT. Astra International Tbk sebesar Rp. 10.040.000.000, dan yang paling kecil adalah PT. Merck Tbk sebesar Rp. 1.467.000.000.

2. Data Jumlah Arus Kas Operasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Tabel 4.2

Data Arus Kas Operasi Perusahaan (Jutaan) NO KODE ARUS KAS OPERASI (JUTAAN)

2007 2008 2009

1 AQUA 115989 123763 322516

2 ASII 11244269 11355987 2907456

3 AUTO 268303 517079 595745

4 BATA -36673 80886 106334

5 BRAM 183001 168901 213251

6 BUDI 79992 239422 157306

7 DLTA 161946 162006 169345

8 DVLA 93490 116185 5688

9 GDYR 13776 37448 19523

10 GGRM 1449178 2260895 124365

11 HMSP 1786380 4745113 4305596 12 INDF 2502001 2684806 2314507

13 INDS -34930 196535 7369

14 INTP 1403488 1619202 3184421

15 KLBF 362898 807700 1363583

16 LION 28539 50456 32525

17 LMSH -312 4351 4064

18 MAIN 13254 90192 148915

19 MERK 69052 103733 81263

20 MLBI 227221 415213 526980

21 MRAT 30430 2437 4613

22 SCCO 226385 74244 132711

23 SMGR 2628307 4246497 3359368


(52)

25 SOBI 42964 392286 213557

26 TRST 129361 315372 135166

27 TSPC 294712 292296 476589

28 UNIC 333768 232436 310043

29 UNVR 2250013 2785785 3280710 Sumber Data: Capital Directory Market 2007-2009 dan www.idx.co.id

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa perusahaan memperoleh arus kas operasi paling besar pada tahun 2007 adalah PT. Astra International sebesar Rp. 11.244.269.000.000, dan perusahaan yang paling kecil adalah PT. Lionmesh Prima Tbk sebesar - Rp. 312.000.000. Pada tahun 2008 perusahaan yang memperoleh arus kas operasi paling besar adalah PT. Astra International Tbk sebesar Rp. 11.355.987.000.000, dan perusahaan paling kecil adalah PT. Mustika Ratu Tbk sebesar Rp. 2.437.000.000. Pada tahun 2009 perusahaan yang paling besar memperoleh arus kas operasi adalah PT. HM Sampoerna Tbk sebesar Rp. 4.305.596.000.000, dan perusahaan paling kecil adalah PT. Lionmesh Prima Tbk sebesar Rp. 4.064.000.000.

3. Data Jumlah Dividen Kas yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

Tabel 4.3

Data Dividen Kas Perusahaan (Jutaan)

NO KODE DIVIDEN KAS (JUTAAN)

2007 2008 2009

1 AQUA 8261 13116 16128

2 ASII 2266381 2675423 1778890

3 AUTO 88683 251205 235866


(53)

5 BRAM 18234 24875 56082

6 BUDI 33505 22186 35950

7 DLTA 22846 22906 56101

8 DVLA 25200 25200 25200

9 GDYR 24071 3608 2460

10 GGRM 481022 481022 481022

11 HMSP 1292985 3462570 2454480

12 INDF 264386 366730 412680

13 INDS 1813 1852 1818

14 INTP 110397 147211 551984

15 KLBF 25704 97707 117234

16 LION 5136 6405 6909

17 LMSH 271 393 580

18 MAIN 12882 8475 9445

19 MERK 44800 51520 119390

20 MLBI 84837 75582 343040

21 MRAT 1369 2225 5572

22 SCCO 14010 5963 4320

23 SMGR 647760 887771 1605792

24 SMSM 53313 28793 185808

25 SOBI 13011 50515 42763

26 TRST 103312 13973 27946

27 TSPC 122500 270000 180306

28 UNIC 9199 13800 14950

29 UNVR 1637785 1994516 2436028 Sumber Data: Capital Directory Market 2007-2009 dan www.idx.co.id

Pada tahun 2007 perusahaan yang membagikan dividen kas yang terbesar adalah PT. Astra International sebesar Rp. 2.266.381, dan perusahaan yang membagikan dividen kas terkecil adalah PT. Lionmesh Prima Tbk sebesar Rp. 271.000.000. Pada tahun 2008 perusahaan yang membagikan dividen kas terbesar juga adalah PT. HM Sampoerna Tbk sebesar Rp. 3.462.570.000, dan perusahaan yang paling kecil membagikan dividen kas adalah PT. Lionmesh Prima Tbk


(54)

sebesar Rp. 393.000.000. Pada tahun 2009 perusahaan yang paling besar membagikan dividen kas adalah PT. HM Sampoerna Tbk sebesar Rp. 2.454.480.000.000, dan paling kecil adalah PT. Lionmesh Prima Tbk sebesar Rp.580.000.000.

Maka dapat disimpulkan secara umum PT. Astra International Tbk rata – rata memiliki jumlah laba bersih, arus kas operasi dan dividen kas yang terbesar setelah PT. HM Sampoerna Tbk. Sedangkan terkecil didominasi oleh PT. Lionmesh Prima Tbk.

1. Deskripsi Data Statistik

Variabel Penelitian ini terdiri atas variabel laba bersih dan arus kas operasi sebagai variabel independen serta dividen kas sebagai variabel dependen. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2007-2009 dimana jumlah populasi penelitian ini berjumlah 150 perusahaan dimana metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode purposive random sampling. Jumlah sampel yang diperoleh dalam penelitian ini adalah 29 perusahaan dengan 87 data penelitian. Statistik data dari penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.4 sebagai berikut:


(55)

Tabel 4.4 Statistik Deskriptif Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std. Deviation LABA_BERSIH 87 421 10040000 902007.02 1835967.912 ARUS_KAS_OPER

ASI 87 -36673 11355987 883823.35 1950552.967 DIVIDEN_KAS 87 271 3462570 341858.03 709250.006 Valid N (listwise) 87

Sumber: Diolah dari SPSS,2011

Tabel diatas menunjukkan bahwa tidak semua variabel memiliki nilai minimum dan maksimum yang positif. Berikut ini perincian data deskriptif yang telah diolah:

a. variabel laba bersih ( ) memiliki jumlah sampel (N) sebanyak 87 dengan nilai minimum 421, nilai maksimum 10040000, nilai mean (rata - rata) 902007.02 dan standart deviation (simpangan baku) 1835967.912. b. variabel arus kas operasi ( ) memiliki jumlah sampel (N) sebanyak 87

dengan nilai minimum -36673, nilai maksimum 11355987, mean (rata – rata) 883823.35, dan standart deviation (simpangan baku) 1950552.967. c. variabel arus kas operasi (Y) memiliki jumlah sampel (N) 87 dengan nilai

minimum 271, nilai maksimum 3462570, mean (rata - rata) 341858.03 dan standart deviation (simpangan baku) 709250.006.

2. Pengujian Asumsi Klasik

Analisis dilakukan dengan metode analisis regresi berganda. Sebelum dilakukan uji hipotesis, peneliti akan melakukan uji asumsi klasik. Pengujian ini


(56)

perlu dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi data yang digunakan dalam penelitian sudah normal, serta bebas dari gejala multikolinearitas, heteroskesdastisitas serta autokorelasi. Menurut Ghozali (2005:123) asumsi klasik yang harus dipenuhi adalah berdistribusi normal, non-multikolinearitas, artinya antara variabel independen dalam model regresi tidak memiliki korelasi atau hubungan secara sempurna ataupun mendekati sempurna, non-Autokorelasi, artinya kesalahan pengganggu dalam model regresi tidak saling korelasi, homoskedasitas, artinya variance variabel independen dari satu pengamatan kepengamatan yang lain adalah konstan atau sama. Pengujian ini menggunakan analisis statistik dan analisis grafik.

a. Hasil Uji Normalitas

Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Adapun uji normalitas dapat dilakukan dengan dua cara yaitu analisis statistik dan grafik.

1. Analisis Statistik

Pengujian uji normalitas pada analisis statistik menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov (1 sample KS) dengan melihat data residualnya apakah berdistribusi normal atau tidak. Jika nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka data tersebut terdistribusi normal. Jika nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 maka distribusi data adalah tidak normal. Pengujian normalitas dengan metode statistik ini dapat dilihat pada tabel 4.5 sebagai berikut:


(57)

Tabel 4.5 Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 87

Normal Parametersa Mean -13590.9529709

Std. Deviation 362814.88858644 Most Extreme Differences Absolute .294

Positive .294

Negative -.264

Kolmogorov-Smirnov Z 2.747

Asymp. Sig. (2-tailed) .000

a. Test distribution is Normal. Sumber: Diolah dari SPSS,2011

Hasil uji Kolmogorov-Smirnov pada tabel diatas menujukkan nilai probabilitas = 0.00. Dengan demikian, data pada penelitian ini tidak berdistribusi normal dan tidak dapat digunakan untuk melakukan uji hipotesis karena 0.000 < 0,05.

Pada pengujian normalitas dengan analisis statistik dapat ketahui bahwa data yang digunakan oleh penulis tidak berdistribusi normal sehingga data ini tidak dapat digunakan untuk melakukan uji hipotesis. Pada penelitian ini penulis menggunakan metode transformasi data untuk menormalkan data penelitian. Menurut Gozali (2005:32), “data yang tidak terdistribusi secara normal dapat ditransformasi agar menjadi normal”. Salah satu trasformasi data yang dapat dilakukan adalah dengan mentransformasikan data ke LG10 atau logaritma 10


(58)

atau LN. Hasil transformasi data dapat dilihat pada lampiran v. Table berikut ini menunjukkan seluruh data variabel yang sudah dtransformasi:

Data Penelitian (Setelah Transformasi ke LN)

LN LABA BERSIH

LN ARUS KAS OPERASI

LN DIVIDEN TUNAI 1.109.609.096.962.440 11.661.250.638.005.800 9.019.300.924.562.500 15.690.273.424.618.400 16.235.369.134.592.800 14.633.694.844.124.000 13.027.848.281.437.000 12.499.872.217.864.400 11.392.823.492.657.300 10.450.972.920.664.700 11.062.128.206.863.900 10.575.130.158.308.500 12.117.246.896.289.500 9.811.043.262.144.840

1.074.023.711.761.070 11.289.681.908.655.600 1.041.944.996.040.720 10.764.920.750.925.500 11.995.018.225.313.200 10.036.531.326.293.800 10.818.136.938.138.100 1.144.560.975.768.530 10.134.599.273.499.500 1.065.488.005.603.620 9.530.683.226.667.510 10.088.763.075.406.400 14.182.640.161.006.800 14.186.507.057.098.400 13.083.668.286.087.600 1.510.309.391.302.000 14.395.701.783.744.500 1.407.246.405.675.860 13.795.672.070.025.100 7.824.845.691.026.850 1.248.516.543.548.210 9.199.077.179.697.470 7.502.738.210.754.850 13.799.064.052.585.300 14.154.471.124.694.000 11.611.838.238.542.800 13.466.936.994.756.300 12.801.877.082.025.800 10.154.401.900.795.600 10.138.480.620.207.400 10.259.026.851.874.500 8.544.029.845.369.790

8.689.801.056.022.550 5.602.118.820.879.700 1.024.533.815.691.550 9.492.054.672.648.170 9.463.586.267.106.830 11.401.826.292.451.500 11.142.615.122.936.400 10.709.963.418.403.000 11.343.144.939.670.500 12.333.678.391.135.200 1.134.848.704.737.440

7.014.814.351.275.540 10.323.184.242.891.000 7.221.835.825.288.440 10.900.602.225.303.200 5.422.237.089.717.140 9.547.526.639.331.050 14.389.540.813.633.000 14.781.850.470.637.500 13.381.275.536.359.900 11.293.836.183.984.000 11.780.621.643.333.400 10.883.935.482.853.500 11.453.016.212.216.300 10.668.117.834.717.900 9.473.550.432.503.470

9.783.971.766.534.560 11.770.362.224.585.900 11.545.508.814.866.200 1.253.666.333.399.260 12.593.753.887.272.400 11.715.866.308.966.900 10.410.425.629.574.900 12.718.201.419.826.500 9.126.850.061.477.150 14.490.825.688.364.900 1.462.644.655.194.160 14.308.855.277.148.800 11.318.575.860.363.300 11.726.123.725.418.500 948.158.813.796.454 16.033.735.302.340.200 1.624.525.565.180.500 14.799.618.056.652.000 13.246.393.525.821.100 13.155.950.946.459.200 12.434.024.617.836.600 11.967.580.657.269.100 11.300.796.034.919.100 9.991.361.057.786.360 11.459.271.491.634.500 1.203.706.802.344.140 10.121.618.562.026.700 10.403.686.917.060.800 12.385.982.964.291.400 10.007.216.738.298.600


(59)

11.335.639.209.740.800 11.995.388.650.565.700 10.039.154.163.957.600 11.167.882.605.261.200 11.662.939.027.287.700 10.134.599.273.499.500 6.699.500.340.161.670 10.530.708.582.979.900 8.190.908.881.182.510 14.447.044.002.695.700 1.463.127.131.055.320 13.083.668.286.087.600 15.175.276.121.737.800 15.372.625.804.284.200 15.057.521.645.879.800 13.849.321.472.199.100 7.895.063.498.091.570 12.812.381.161.457.500 1.036.807.026.512.730 1.218.859.581.147.880 7.524.021.415.206.120 1.437.255.217.842.880 14.297.443.993.252.300 11.899.622.210.745.700 13.468.534.145.145.800 13.601.945.981.430.300 11.489.728.483.366.000 8.238.536.930.171.760 10.828.856.948.343.400 8.764.834.214.330.830

913.097.243.659.261 837.816.098.272.068 5.973.809.611.869.260 6.042.632.833.682.380 11.409.696.010.321.300 9.044.875.932.248.650 9.196.444.266.784.070 11.549.575.569.245.400 10.849.725.360.778.200 12.311.814.588.435.300 12.936.546.920.555.600 11.232.973.438.580.300 7.709.308.333.385.860 7.798.523.053.625.200 7.707.512.194.600.340 9.325.364.048.544.960 1.121.511.224.531.890 8.693.328.989.123.100 14.741.174.820.711.100 15.261.604.965.737.800 13.696.469.105.833.900 11.423.788.193.503.700 12.499.003.419.417.600 10.267.887.581.025.600 11.867.069.208.121.400 12.879.746.444.586.500 10.830.025.600.861.800 10.968.629.231.142.600 12.661.508.173.412.900 9.544.882.175.080.440 12.678.099.227.227.100 12.585.522.266.435.000 12.506.177.237.980.500 10.606.609.816.118.100 1.235.637.019.729.890 9.532.423.871.145.290

1.469.398.768.224.760 14.840.040.258.771.800 14.505.911.972.356.000 11.471.196.809.557.100 1.268.390.802.639.040 9.688.312.170.871.090 16.122.087.672.227.800 14.882.789.029.984.400 14.391.500.132.246.100 13.551.890.004.696.300 13.297.568.002.143.500 1.237.101.912.614.000 10.877.688.637.695.100 11.574.340.362.671.600 1.024.498.286.663.960 11.185.892.537.563.700 12.270.225.154.674.700 10.934.570.184.410.600 11.894.200.334.277.100 11.965.948.231.993.400 10.489.884.363.149.100 11.748.029.207.203.100 12.039.693.333.156.900 10.934.908.916.663.800 11.188.192.057.894.300 8.646.113.971.483.070 10.134.599.273.499.500 1.170.425.631.592.170 9.879.348.536.682.800 7.807.916.628.926.400 15.055.536.178.336.400 11.730.976.069.218.400 13.083.668.286.087.600

1.544.226.546.204.050 1.527.542.612.993.160 14.713.425.484.148.000 14.545.886.565.342.200 7.746.732.907.753.620 12.930.427.753.214.300 10.981.318.735.354.000 8.905.037.290.767 7.505.492.274.737.420 14.825.894.001.556.400 14.973.781.040.823.700 13.221.274.339.331.800 13.741.868.323.491.700 14.125.626.352.169.000 11.671.927.216.442.500 10.422.668.175.884.800 10.389.764.303.380.700 8.840.580.188.488.790

7.783.640.596.221.250 8.309.922.989.258.310 6.363.028.103.540.460 8.935.508.711.503.220 11.911.130.952.349.100 915.324.077.993.561 72.909.747.781.429.800 1.130.544.608.739.330 11.690.150.724.339.400

1.273.804.704.894.600 13.174.917.876.139.200 1.274.560.233.742.450 9.953.086.913.027.410 843.663.368.355.782 8.625.509.334.899.690


(60)

9.823.740.634.445.870 11.795.929.110.630.000 8.371.010.681.238.150 15.017.427.650.762.400 15.027.263.419.009.100 14.289.127.650.779.800

1.179.697.595.118.790 11.927.033.118.459.700 12.132.469.161.485.500 1.196.748.545.272.210 12.271.659.054.941.000 1.066.342.852.170.500 11.876.748.798.185.500 11.814.258.931.674.800 10.238.029.355.640.300 12.793.759.305.431.900 10.770.356.921.076.500 12.102.410.686.507.900 10.578.801.664.944.200 1.264.446.627.651.940 9.612.466.578.818.830

1.492.871.814.846.280 15.003.570.420.350.100 1.470.587.940.199.870 Sumber: Diolah dari SPSS, 2011

Setelah data ditransformasi, dilakukan kembali uji normalitas dengan uji statistik yang menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Hasil pengujian terlihat pada tabel berikut:

Tabel 4.6 Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test (setelah transformasi)

Unstandardized Residual

N 84

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 1.04929152 Most Extreme Differences Absolute .060

Positive .060

Negative -.058

Kolmogorov-Smirnov Z .553

Asymp. Sig. (2-tailed) .920

a. Test distribution is Normal. Sumber: Diolah dari SPSS 2011

Dari tabel 4.6 dapat dilihat bahwa Kolmogorov-Smirnov (K-S) pada variabel laba bersih dan arus kas operasi sebesar 0,553 pada signifikansi sebesar 0,920 sehingga dapat disimpulkan bahwa data dalam model regresi telah terdistribusi secara normal, dimana nilai signifikansi masing-masing


(61)

variabel diatas 0,05. Dengan demikian, uji asumsi klasik selanjutnya dapat dilakukan dengan menggunakan data yang telah ditransformasi.

2. Analisis Grafik

Analisis grafik dapat digunakan dengan dua alat yaitu grafik histogram dan grafik P-P Plot. Data yang baik adalah data yang memiliki pola distribusi normal. Pada grafik histogram, data yang mengikuti atau mendekati distribusi normal adalah distribusi data dengan bentuk lonceng. Pada grafik P-P Plot, sebuah data dikatakan berdistribusi normal apabila titik-titik datanya tidak menceng ke kiri atau ke kanan, melainkan menyebar di sekitar garis diagonal. Berikut hasil uji normalitas dengan menggunakan analisis grafik.

Gambar 4.1

Uji Normalitas (setelah transformasi) Sumber: Lampiran vi


(62)

Dengan melihat tampilan grafik histogram pada gambar 4.1 diatas kita dapat melihat bahwa gambar grafik berbentuk lonceng tidak menceng ke kanan ataupun ke kiri. Hal ini menunjukkan bahwa data terdistribusi secara normal.

Gambar 4.2

Uji Normalitas (setelah transformasi) Sumber: Lampiran vi

Pada grafik P-P Plot pada gambar 4.2 diatas terlihat titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal dan penyebarannya mendekati garis diagonal sehingga dapat disimpulkan bahwa data dalam model regresi terdistribusi secara normal.

b. Uji Multikolinieritas

Pengujian bertujuan mengetahui ada tidaknya multikolinearitas antar variabel-variabel independen. Deteksi dilakukan dengan melihat nilai VIF (Variable Inflation Factor) dan toleransi. Jadi, nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi (karena VIF=1/tolerance). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance < 0.01


(1)

Lampiran iv (Lanjutan) LN LABA BERSIH

LN ARUS KAS

OPERASI LN DIVIDEN TUNAI 13.246.393.525.821.100 13.155.950.946.459.200 12.434.024.617.836.600 11.967.580.657.269.100 11.300.796.034.919.100 9.991.361.057.786.360 11.459.271.491.634.500 1.203.706.802.344.140 10.121.618.562.026.700 10.403.686.917.060.800 12.385.982.964.291.400 10.007.216.738.298.600 11.335.639.209.740.800 11.995.388.650.565.700 10.039.154.163.957.600 11.167.882.605.261.200 11.662.939.027.287.700 10.134.599.273.499.500 6.699.500.340.161.670 10.530.708.582.979.900 8.190.908.881.182.510 14.447.044.002.695.700 1.463.127.131.055.320 13.083.668.286.087.600 15.175.276.121.737.800 15.372.625.804.284.200 15.057.521.645.879.800 13.849.321.472.199.100 7.895.063.498.091.570 12.812.381.161.457.500 1.036.807.026.512.730 1.218.859.581.147.880 7.524.021.415.206.120 1.437.255.217.842.880 14.297.443.993.252.300 11.899.622.210.745.700 13.468.534.145.145.800 13.601.945.981.430.300 11.489.728.483.366.000 8.238.536.930.171.760 10.828.856.948.343.400 8.764.834.214.330.830

913.097.243.659.261 837.816.098.272.068 5.973.809.611.869.260 6.042.632.833.682.380 11.409.696.010.321.300 9.044.875.932.248.650 9.196.444.266.784.070 11.549.575.569.245.400 10.849.725.360.778.200 12.311.814.588.435.300 12.936.546.920.555.600 11.232.973.438.580.300 7.709.308.333.385.860 7.798.523.053.625.200 7.707.512.194.600.340 9.325.364.048.544.960 1.121.511.224.531.890 8.693.328.989.123.100 14.741.174.820.711.100 15.261.604.965.737.800 13.696.469.105.833.900 11.423.788.193.503.700 12.499.003.419.417.600 10.267.887.581.025.600 11.867.069.208.121.400 12.879.746.444.586.500 10.830.025.600.861.800 10.968.629.231.142.600 12.661.508.173.412.900 9.544.882.175.080.440 12.678.099.227.227.100 12.585.522.266.435.000 12.506.177.237.980.500 10.606.609.816.118.100 1.235.637.019.729.890 9.532.423.871.145.290

1.469.398.768.224.760 14.840.040.258.771.800 14.505.911.972.356.000 11.471.196.809.557.100 1.268.390.802.639.040 9.688.312.170.871.090 16.122.087.672.227.800 14.882.789.029.984.400 14.391.500.132.246.100 13.551.890.004.696.300 13.297.568.002.143.500 1.237.101.912.614.000 10.877.688.637.695.100 11.574.340.362.671.600 1.024.498.286.663.960 11.185.892.537.563.700 12.270.225.154.674.700 10.934.570.184.410.600 11.894.200.334.277.100 11.965.948.231.993.400 10.489.884.363.149.100 11.748.029.207.203.100 12.039.693.333.156.900 10.934.908.916.663.800


(2)

Lampiran iv (Lanjutan) LN LABA BERSIH

LN ARUS KAS

OPERASI LN DIVIDEN TUNAI 11.188.192.057.894.300 8.646.113.971.483.070 10.134.599.273.499.500

1.170.425.631.592.170 9.879.348.536.682.800 7.807.916.628.926.400 15.055.536.178.336.400 11.730.976.069.218.400 13.083.668.286.087.600

1.544.226.546.204.050 1.527.542.612.993.160 14.713.425.484.148.000 14.545.886.565.342.200 7.746.732.907.753.620 12.930.427.753.214.300 10.981.318.735.354.000 8.905.037.290.767 7.505.492.274.737.420 14.825.894.001.556.400 14.973.781.040.823.700 13.221.274.339.331.800 13.741.868.323.491.700 14.125.626.352.169.000 11.671.927.216.442.500 10.422.668.175.884.800 10.389.764.303.380.700 8.840.580.188.488.790

7.783.640.596.221.250 8.309.922.989.258.310 6.363.028.103.540.460 8.935.508.711.503.220 11.911.130.952.349.100 915.324.077.993.561 72.909.747.781.429.800 1.130.544.608.739.330 11.690.150.724.339.400

1.273.804.704.894.600 13.174.917.876.139.200 1.274.560.233.742.450 9.953.086.913.027.410 843.663.368.355.782 8.625.509.334.899.690 9.823.740.634.445.870 11.795.929.110.630.000 8.371.010.681.238.150 15.017.427.650.762.400 15.027.263.419.009.100 14.289.127.650.779.800

1.179.697.595.118.790 11.927.033.118.459.700 12.132.469.161.485.500 1.196.748.545.272.210 12.271.659.054.941.000 1.066.342.852.170.500 11.876.748.798.185.500 11.814.258.931.674.800 10.238.029.355.640.300 12.793.759.305.431.900 10.770.356.921.076.500 12.102.410.686.507.900 10.578.801.664.944.200 1.264.446.627.651.940 9.612.466.578.818.830


(3)

Lampiran v Uji Normalitas setelah Transformasi


(4)

Lampiran v (Lanjutan) One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 84

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 1.04929152 Most Extreme

Differences

Absolute .060

Positive .060

Negative -.058

Kolmogorov-Smirnov Z .553

Asymp. Sig. (2-tailed) .920

a. Test distribution is Normal.

Lampiran vi Uji Heteroskedastisitas Setelah Transformasi


(5)

Lampiran vii Uji Autokorelasi Setelah Transformasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .869a .755 .749 1.06217 1.068

a. Predictors: (Constant), LN_ARUS_KAS_OPERASI, LN_LABA_BERSIH

b. Dependent Variable: LN_DIVIDEN_KAS

Uji Autokorelasi

Hipotesis Regresi Du DW 4-du Kesimpulan Laba Besih dan

Arus Kas Operasi

1,6985 2,013 2,3015 Tidak ada auto korelasi +/-

Lampiran viii

Uji Multikolineritas Setelah Transformasi Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics B

Std.

Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) .296 .714 .415 .679

LN_LABA_BERSI

H .648 .064 .697 10.101 .000 .635 1.575 LN_ARUS_KAS_

OPERASI .244 .068 .247 3.570 .001 .635 1.575 a. Dependent Variable: LN_DIVIDEN_KAS


(6)

Lampiran ix Uji Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model R

R

Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .896a .802 .797 .95437 2.013

a.Predictors:(Constant),LN_ARUS_KAS_OPERASI,LN_LABA_BERSIH b. Dependent Variable: LN_DIVIDEN_KAS

Sumber: Diolah dari SPSS,2011

Lampiran x Uji Simultan

ANOVAb Model

Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 298.929 2 149.465 164.097 .000a Residual 73.777 81 .911

Total 372.706 83

a. Predictors: (Constant), LN_ARUS_KAS_OPERASI, LN_LABA_BERSIH

b. Dependent Variable: LN_DIVIDEN_KAS

Lampiran xi Uji Parsial Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

T Sig.

Collinearity Statistics B Std. Error Beta

Tolera

nce VIF

1 (Constant) -.892 .693 -.1287 .202

LN_LABA_BERSIH .420 .077 .452 5.450 .000 .356 2.813 N_ARUS_KAS_OPER

ASI .551 .093 .491 5.926 .000 .356 2.813 a. Dependent Variable: LN_DIVIDEN_KAS