Analisis Hubungan Antara Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Dengan Dividen Kas Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

MEDAN

SKRIPSI

ANALISIS HUBUNGAN ANTARA LABA BERSIH DAN ARUS KAS OPERASI DENGAN DIVIDEN KAS PADA PERUSAHAAN

PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA

EFEK INDONESIA (BEI)

OLEH:

NAMA : WENI ARTIKA SARI

NIM : 070503064

DEPARTEMEN : AKUNTANSI

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi


(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Hubungan antara Laba Bersih dan Arus Kas Operasi dengan Dividen Kas pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI” adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul ini belum pernah dimuat, dipublikasikan, atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penelitian skripsi untuk program S1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas, benar, apa adanya dan apabila di kemudian hari penyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.

Medan, 15 Januari 2011 Yang Membuat Pernyataan,

Nama : Weni Artika Sari NIM : 070503064


(3)

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya, saya dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan baik. Skripsi yang berjudul “Analisis Hubungan antara Laba Bersih dan Arus Kas Operasi dengan Dividen Kas pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI”, disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Program S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Selama proses penyusunan skripsi ini, saya telah memperoleh bimbingan, dorongan, semangat, nasehat, dan bantuan baik secara moril maupun materiil dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si., Ak selaku Ketua Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Hotmal Jafar, MM, Ak selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan petunjuk, pengarahan, bimbingan, dan bantuan dari awal hingga selesainya skripsi ini.


(4)

4. Bapak Drs. Arifin Lubis, MM, Ak selaku dosen penguji I dan Ibu Risanty, S.E., M.Si., Ak selaku dosen penguji II atas segala masukan dan saran yang telah diberikan.

5. Kedua orangtua saya, Syarif dan Rosdiana yang senantiasa memberikan cinta dan kasih sayangnya serta selalu mendoakan dan mendukung saya dalam penyelesaian skripsi ini.

Saya menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan pengetahuan dan pengulasan skripsi. Akhir kata, saya berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita.

Medan, 15 Januari 2011 Peneliti

Weni Artika Sari NIM 070503064


(5)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara laba bersih dan arus kas operasi dengan dividen kas pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui tolok ukur mana yang mempunyai hubungan paling signifikan dengan dividen kas.

Populasi dalam penelitian ini berjumlah 28 perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI pada periode 2007-2009 dan yang menjadi sampel penelitian berjumlah 10 perusahaan. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari website BEI yait laba bersih (X1) dan arus kas operasi (X2) sebagai variabel independen dan dividen kas (Y) sebagai variabel dependen. Analisis regresi linear berganda digunakan untuk analisis statistik dalam penelitian ini dan model regresi telah diuji terlebih dahulu dalam uju asumsi klasik.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial laba bersih memilki hubungan dengan dividen kas, sedangkan arus kas operasi tidak memiliki hubungan dengan dividen kas. pengujian secara simultan menunjukkan bahwa laba bersih dan arus kas operasi mempunyai hubungan dengan dividen kas.


(6)

ABSTRACT

This research aim to know a relationship among net income and cash flow from operation with cash dividend of banking companies listed in Indonesia Stock Exchange. This research was also intended to know which performance measures have the most significant relationship with cash dividend.

Population of this research are 28 banking companies listed in Indonesia Stock Exchange during the period of 2007-2009 and the sampel consist of 10 companies. Sampling method that used is purposive sampling. Data used in this research is secondary data obtained from this research are net income (X1) and operating cash flow (X2) as variable independent and cash dividend as variable dependent. Multilinear regression analysis used for statistical analysis in this research and the regression models have firstly been basted in the classical assumption test.

The partially test indicated that in parsial net income have relation with cash dividend, whereas operating cash flow don’t have relation with cash dividend. The simultaneously test indicated that net income and operating cash flow have relation with cash dividend.

Key word : net income, operating cash flow, cash dividend, multiple regression


(7)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN...i

KATA PENGANTAR...ii

ABSTRAK...iv

ABSTRACT...v

DAFTAR ISI...vi

DAFTAR TABEL...ix

DAFTAR GAMBAR...x

DAFTAR LAMPIRAN...xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...1

B. Perumusan Masalah...5

C. Tujuan Penelitian...6

D. Manfaat Penelitian...6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Dividen...7


(8)

3. Arus Kas dari Aktivitas Operasi...13

4. Laporan Keuangan...14

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu...16

C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis 1. Kerangka Konseptual ...20

2. Hipotesis...22

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian...23

B. Populasi dan Sampel Penelitian...23

C. Jenis Data...25

D. Teknik Pengumpulan Data...26

E. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel...27

F. Metode Analisis Data 1. Pengujian Asumsi Klasik...28

2. Pengujian Hipotesis...32

G. Jadwal Penelitian...33

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Penelitian...34

B. Hasil Penelitian 1. Analisis Statistik Deskriptif...35 2. Uji Asumsi Klasik


(9)

a. Uji Normalitas...37

b. Uji Multikolinearitas...39

c. Uji Heteroskedastisitas...40

d. Uji Autokorelasi...43

3. Analisis Regresi...44

4. Pengujian Hipotesis a. Uji t (t test)...47

b. Uji F (F test)...49

C. Pembahasan Hasil Penelitian...49

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN A. Kesimpulan...52

B. Keterbatasan...53

C. Saran...53

DAFTAR PUSTAKA...55


(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 2.1 Aktivitas Operasi...14

Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu...18

Tabel 3.1 Daftar Perusahaan Perbankan...24

Tabel 3.2 Jadwal Penelitian...33

Tabel 4.1 Daftar Sampel Perusahaan Perbankan...34

Tabel 4.2 Statistik Deskriptif...35

Tabel 4.3 Uji Kolmogorov-Smirnov...39

Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolinearitas...40

Tabel 4.5 Hasil Uji Durbin-Watson...43

Tabel 4.6 Koefisien Regresi...44

Tabel 4.7 Model Summary...46

Tabel 4.8 Uji Statistik t...47


(11)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual...20

Gambar 4.1 Histogram...37

Gambar 4.2 Grafik P-P Plot...38


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul Halaman

Lampiran 1 Daftar Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di BEI

(Populasi dan Sampel)...57

Lampiran 2 Data Penelitian 2007-2009...58

Lampiran 3 Hasil Output SPSS 18.0...61


(13)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara laba bersih dan arus kas operasi dengan dividen kas pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui tolok ukur mana yang mempunyai hubungan paling signifikan dengan dividen kas.

Populasi dalam penelitian ini berjumlah 28 perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI pada periode 2007-2009 dan yang menjadi sampel penelitian berjumlah 10 perusahaan. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari website BEI yait laba bersih (X1) dan arus kas operasi (X2) sebagai variabel independen dan dividen kas (Y) sebagai variabel dependen. Analisis regresi linear berganda digunakan untuk analisis statistik dalam penelitian ini dan model regresi telah diuji terlebih dahulu dalam uju asumsi klasik.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial laba bersih memilki hubungan dengan dividen kas, sedangkan arus kas operasi tidak memiliki hubungan dengan dividen kas. pengujian secara simultan menunjukkan bahwa laba bersih dan arus kas operasi mempunyai hubungan dengan dividen kas.


(14)

ABSTRACT

This research aim to know a relationship among net income and cash flow from operation with cash dividend of banking companies listed in Indonesia Stock Exchange. This research was also intended to know which performance measures have the most significant relationship with cash dividend.

Population of this research are 28 banking companies listed in Indonesia Stock Exchange during the period of 2007-2009 and the sampel consist of 10 companies. Sampling method that used is purposive sampling. Data used in this research is secondary data obtained from this research are net income (X1) and operating cash flow (X2) as variable independent and cash dividend as variable dependent. Multilinear regression analysis used for statistical analysis in this research and the regression models have firstly been basted in the classical assumption test.

The partially test indicated that in parsial net income have relation with cash dividend, whereas operating cash flow don’t have relation with cash dividend. The simultaneously test indicated that net income and operating cash flow have relation with cash dividend.

Key word : net income, operating cash flow, cash dividend, multiple regression


(15)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Setiap perusahaan membutuhkan modal untuk menjalankan kegiatan operasional perusahaannya. Modal tersebut berasal dari dalam perusahaan (internal financing), yaitu modal setoran pemilik dan juga yang berasal dari luar perusahaan (external financing), yaitu pinjaman. Perusahaan juga memerlukan modal lain yang didapatkan dengan cara mengeluarkan sahamnya. Perusahaan mengeluarkan saham tersebut kemudian menjualnya kepada masyarakat (go public) di pasar modal.

Dari sisi investor dividen merupakan salah satu motivator untuk menanamkan

dana di pasar modal. Tingkat keuntungan yang diharapkan para investor tentunya lebih besar daripada apabila mereka menanamkan dananya pada obligasi pemerintah atau tingkat bunga deposito. Rencana dividen yang dibayarkan perusahaan tergantung kepada kebijakan dividen masing-masing perusahaan. Parthington (1989) dalam penelitiannya menunjukkan beberapa variabel yang mempengaruhi penentuan dividen yaitu: (1) profitabilitas, (2) stabilitas dividen dan earning, (3) likuiditas dan cash flow, (4) investasi, dan (5) pembiayaan.

Kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba merupakan indikator utama dari kemampuan perusahaan untuk membayar dividen, sehingga profitabilitas sebagai faktor penentu terpenting terhadap dividen (Lintner, 1956). Laba bersih


(16)

yang dihasilkan perusahaan dalam kegiatan operasional perusahaannya tidak mencerminkan jumlah kas atau likuiditas perusahaan yang sebenarnya. Hal ini disebabkan pendapatan maupun penjualan tidak sepenuhnya diterima dalam bentuk kas tetapi masih berupa piutang yang akan diterima kemudian. Kondisi tersebut tentunya mempengaruhi perusahaan dalam hal pembagian dividen kepada pemegang saham.

Beberapa perusahaan membayarkan dividen dengan jumlah yang berbeda-beda setiap tahunnya. Fenomena yang terjadi adalah adakalanya saat laba yang diperoleh perusahaan menurun, dividen yang diberikan perusahaan justru lebih besar dari tahun sebelumnya. Berdasarkan fenomena tersebut laba yang dihasilkan bukanlah satu-satunya faktor yang dipertimbangkan pihak manajemen dalam menetapkan besarnya Dividend Payout Ratio (DPR).

Hermi (2004) menyatakan bahwa untuk membayar dividen suatu perusahaan harus menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi alokasi laba untuk dividen atau untuk laba ditahan. Ada faktor utama yang harus dipertimbangkan, misalnya ketersediaan kas, karena walaupun perusahaan memperoleh laba namun jika uang kas tidak mencukupi maka ada kemungkinan perusahaan memilih menahan laba tersebut untuk diinvestasikan kembali bukan diberikan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen.

Krisis ekonomi global yang terjadi di tahun 2008 menimbulkan dampak yang signifikan secara global. Krisis keuangan yang bermula dari krisis kredit perumahan (subprime mortgage crisis) di Amerika tersebut menimbulkan kemerosotan yang tajam pada bursa saham dunia sejak awal tahun 2008. Dampak


(17)

yang terjadi terhadap perekonomian Indonesia tidak hanya menyebabkan melemahnya nilai tukar rupiah saja, tetapi juga pada sektor-sektor lain.

Pada saat krisis global terjadi perbankan memberhentikan sementara pemberian kredit untuk beberapa sektor. Selain itu, tingkat suku bunga yang terjadi juga mengalami peningkatan. Tetapi pada kenyataannya selama 2008 krisis global tidak begitu memberikan efek negatif bagi perbankan kita. Hampir semua indikator perbankan pada tahun 2008 menunjukkan kenaikan pada tahun 2007. Perubahan laba bersih yang didapat setelah krisis global yaitu tahun 2009 juga mengalami peningkatan. Dan terbukti bahwa perbankan Indonesia berhasil melewati dampak krisis global yang sudah menghancurkan negara-negara besar.

Sebagian para ahli menyebutkan bahwa laporan arus kas mempunyai hubungan dengan jumlah pembayaran deviden yang terjadi dalam satu tahun setelah arus kas bermanfaat bagi pemegang saham. Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menetukan apakah kegiatan operasi perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar dividen, dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan sumber pendapatan.

Laba bersih yang diperoleh perusahaan pada dasarnya dimasukan dalam dua akun, yakni sebagai dividen kepada pemegang saham dan laba ditahan (return earning). Sebagai dividen, sudah tentu harus dibagikan kepada pemegang saham. Sedangkan untuk return earning, laba perusahaan tetap berada pada perusahaan yang tentu saja dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan ekspansi maupun


(18)

operasional perusahaan. Semakin besar return earning maka semakin kuat pundi-pundi perusahaan sehingga perusahaan memiliki ruang lebih lebar dalam merencanakan ekspansi usaha.

Return earning tentu berkaitan erat dengan arus kas perusahaan. Jika arus kas perusahaan dinilai kurang kuat, kurang memadai untuk langkah-langkah ekspansi yang akan dilakukan, maka perusahaan tentu membutuhkan tambahan likuiditas. Dari sini jelas jika perusahaan membutuhkan arus kas lebih kuat salah satu alternatifnya adalah meningkatkan laba ditahan. Jika perusahaan harus memperkuat arus kas dengan menambah nilai laba ditahan mau tidak mau sebagai konsekuensinya adalah mengurangi bagian laba yang akan dibagikan sebagai dividen.

Bagi perusahaan, arus kas adalah hal utama yang harus dipenuhi dan dijaga. Jangan sampai arus kas lemah, apalagi minus. Jangan sampai perusahaan di satu sisi memberikan DPR (Dividend Payout Ratio) dalam jumlah besar, tapi disisi lain menghadapi problem likuiditas di internal perusahaan. Kondisi inilah yang harus dijaga oleh manajemen. Makanya jangan heran jika ada perusahaan meskipun berhasil mencatat laba bersih cukup besar tapi enggan membagi dividen. Hal itu biasanya dilakukan demi menjaga arus kas supaya tetap sehat, dan perusahaan tetap bisa menjalankan ekspansi usaha sesuai rencana.

Oleh karena itu, arus kas perusahaan jangan sampai dikorbankan demi membayar DPR (Dividend Payout Ratio) yang besar. Kondisi arus kas cukup menentukan dalam penentuan kebijakan dividen. Semakin kuat arus kas


(19)

perusahaan, semakin besar kemungkinan untuk membayar DPR (Dividend Payout Ratio) dengan porsi tinggi, dan begitu juga sebaliknya semakin lemah kondisi arus kas perusahaan, semakin kecil DPR (Dividend Payout Ratio) yang akan dibagikan.

Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Analisis Hubungan antara Laba Bersih dan Arus Kas Operasi dengan Dividen Kas pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat dirumuskan masalah antara lain:

1. Apakah laba bersih perusahaan memiliki hubungan dengan dividen kas pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI),

2. Apakah arus kas operasi perusahaan memiliki hubungan dengan dividen kas pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), 3. Apakah laba bersih dan arus kas operasi perusahaan secara simultan memiliki

hubungan dengan dividen kas pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).


(20)

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk menguji secara empiris hubungan laba bersih dengan dividen kas pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI),

2. Untuk menguji secara empiris hubungan arus kas operasi dengan dividen kas pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain sebagai berikut:

1. bagi peneliti, sebagai bahan masukan apabila suatu saat diminta pendapat atau diminta masukan mengenai analisis hubungan antara laba bersih dan arus kas operasi terhadap dividen kas perusahaan. Dan agar dapat mengembangkan pengetahuan yang diperoleh di bangku kuliah dihubungkan dengan keadaan yang sebenarnya sehingga dapat mengetahui sejauh mana peran teori di dalam praktek,

2. bagi peneliti lainnya, sebagai bahan masukan dan sumber informasi dalam melakukan penelitian selanjutnya sehingga hasilnya dapat lebih baik dari penelitian terdahulu.


(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.Tinjauan Teoritis 1. Dividen

a. Pengertian

Menurut Dyckman et al (2001:439) “dividen merupakan distribusi laba kepada para pemegang saham dalam bentuk aktiva atau saham perusahaan penerbit, sedangkan Stice et al (2004:902) dividen adalah pembagian kepada pemegang saham dari suatu perusahaan secara proporsional sesuai dengan jumlah lembar saham yang dipegang oleh masing-masing pemilik.

Distribusi laba dalam bentuk kas oleh sebuah korporasi kepada pemegang sahamnya disebut dividen tunai (cash dividend). Biasanya sebuah korporasi harus memenuhi tiga kondisi terlebih dahulu agar dapat membayar dividen tunai:

1). Laba ditahan yang mencukupi, 2). Kas yang memadai,

3). Tindakan formal dari dewan komisaris.

b. Jenis Dividen

Dividen yang dibagikan perusahaan kepada para pemegang saham terbagi dalam beberapa jenis dividen. Dividen yang paling disukai oleh para pemegang


(22)

saham adalah dividen tunai atau dividen kas. Jenis dividen (Dyckman, 2001:439) adalah sebagai berikut:

1). Paling umum

a). dividen tunai, yaitu distrisbusi laba dalam bentuk kas oleh subuah korporasi kepada pemegang sahamnya,

b).dividen properti, yaitu dividen dalam bentuk aktiva non kas, berupa sekuritas perusahaan lain yang dimiliki perseroan, real estate, barang dagang, atau setiap aktiva non kas lainnya.

c). dividen saham, yaitu distribusi proporsional atas tambahan saham biasa atau saham preferen perseroan kepada pemegang saham.

2). Khusus

a). dividen likuidasi, yaitu pengembalian tambahan modal disetor dan bukan modal ditahan,

b). dividen skrip atau wesel, yaitu dividen yang diberikan dalam bentuk wesel promes kepada pemegang saham dimana kondisi perseroan mengalami kekurangan kas.


(23)

c. Prosedur Pembayaran Dividen

Tanggal yang berkaitan dengan dividen adalah declaration date, date of record, ex-dividend date, date of payement.

1). declaration date, tanggal dimana dewan direksi mengumumkan dividen. Pada tanggal ini, pembayaran dividen akan merupakan kewajiban yang legal dari korporasi.

2). date of record, tanggal dimana pemegang saham berhak untuk menerima dividen.

3). ex-dividend date, tanggal dimana hak atas dividen lepas dari saham. Hak atas dividen dari saham sampai 4 hari sebelum date of record. Pengertiannya, pada 4 hari sebelum date of record, hak atas dividen tidak lagi ada pada saham dan penjual bukan lagi pemilik saham tersebut, yang seharusnya orang yang akan menerima dividen. Harga pasar saham mempengaruhi kenyataan dan telah berlalu dan akan turun kira-kira sejumlah dividen tersebut.

4). date of payment, merupakan tanggal dimana korporasi akan membayarkan dengan membagikan cheque dividen kepada pemegang saham.

d. Kebijakan Dividen

Kebijakan dividen merupakan kebijakan yang berkaitan dengan keputusan untuk membagikan dividen atau menahan dividen yang berkaitan dengan pendanaan perusahaan. Penahanan laba dalam bentuk retained earnings tampak dalam dividend payout ratio.


(24)

e. Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen

Menurut Keown et al (2005:621) terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen yang meliputi hal-hal seperti di bawah ini:

1) Pembatasan Hukum

Pembatasan hukum merupakan salah satu faktor yang turut mempengaruhi kebijakan dividen suatu perusahaan. Pembatasan hukum dapat terbagi menjadi dua kategori. Pertama, pembatasan hukum menurut undang-undang dan kedua, pembatasan hukum karena kebijakan perusahaan itu sendiri untuk membatasi pembagian dividen saham biasa.

2) Posisi Likuiditas

Posisi likuiditas menggambarkan seberapa banyak aset lancar yang tersedia. Guna memenuhi pembagian dividen dalam berbagai jenis dividen salah satunya adalah ketersediaan kas yang digunakan untuk membayar dividen kas kepada para investor. Ketersediaan kas mempunyai pengaruh yang penting dalam kebijakan membagikan dividen dalam bentuk kas selain posisi laba ditahan yang cukup besar. Hal itu didasari karena laba ditahan yang cukup besar kurang menjamin ketersediaan perusahaan untuk membayar dividen dalam bentuk kas jika kas yang tersedia kurang memadai.

3) Tidak ada atau kurangnya sumber pendanaan lain

Perusahaan besar relatif mempunyai pendanaan eksternal guna melakukan pembayaran dividen kas sedangkan pada perusahaan kecil pendanaan perusahaan hanya berasal dari pihak internal sehingga jika ketersediaan dana internal kurang memadai maka akan berdampak pada kebijakan dividen yang diambil.

4) Kemampuan peramalan laba

Kemampuan peramalan laba menjadi salah satu faktor karena perusahaan yang mampu meramalkan pendapatnya pada masa yang akan datang relatif dapat meramalkan kebijakan dividen seperti apa yang akan diambil. Jika perusahaan mempunyai tren pendapatan yang stabil maka jumlah dividen dalam bentuk kas yang dibayarkan akan besar dan sebaliknya.

5) Kontrol kepemilikan

Kontrol kepemilikan berpengaruh terhadap kebijakan dividen yang diambil oleh suatu perusahaan. Hal itu didasari dengan ketersediaan dana yang digunakan dalam perluasan perusahaan. Perusahaan yang relatif kecil, kontrol kepemilikan merupakan skala prioritas. Hal ini berkaitan dengan perluasan perusahaan yang memerlukan dana yang besar. Jika perusahaan tidak mempunyai sumber pendanaan di luar perusahaan maka perusahaan akan menerbitkan utang guna mendanai perluasan tersebut. Selain itu dana juga didapat dari alokasi laba sehingga berdampak pada jumlah yang akan dibagikan dalam bentuk dividen.


(25)

6) Inflasi

Inflasi merupakan faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen suatu perusahaan. Idealnya jika suatu aset tetap rusak dan usang, dana yang dihasilkan dari depresiasi digunakan untuk mendanai penggantian. Karena dalam periode inflasi terjadi kenaikan harga maka untuk mengganti aset yang diperlukan dalam aktiva operasional perusahaan dibutuhkan pembatasan laba dan ini berarti pengurangan jumlah laba yang akan dibagi dalam bentuk dividen.

f. Indikator Kebijakan Dividen

Indikator untuk mengukur kebijakan dividen yang secara luas digunakan ada dua macam. Pertama, hasil dividen (dividend yield). Dividend yield adalah suatu rasio yang menghubungkan suatu dividen yang dibayar dengan harga saham biasa. Dividend yield secara matematis dapat diformulasikan sebagau berikut (Warsono,2003:275):

Dividend yield menyediakan suatu ukuran komponen pengembalian total yang dihasilkan dividen, dengan menambahkan apresiasi harga yang ada. Beberapa investor menggunakan dividend yield sebagai suatu ukuran risiko dan sebagai suatu penyaring investasi, yaitu mereka akan berusaha menginvestasikan dananya dalam saham yang menghasilkan dividend yield yang tinggi.

Indikator kedua yang digunakan unyuk mengukur kebijakan dividen adalah rasio pembayaran dividen (Dividend Payout Ratio atau DPR). DPR merupakan rasio hasil perbandingan antara dividen dengan laba yang tersedia bagi para pemegang saham biasa, dan secara sistematis dirumuskan sebagai berikut (Warsono,2003:275):


(26)

DPR lebih populer digunakan sebagai indikator kebijakan dividen dibandingkan dengan dividend yield.

2. Laba Bersih

Laba bersih (net income atau earning) dapat dijadikan sebagai suatu ukuran

kinerja perusahaan selama satu periode tertentu. Earning merupakan suatu ukuran berapa besar harta yang masuk (pendapatan dan keuntungan) melebihi harta yang keluar (beban dan kerugian).

Pengertian laba bersih menurut kamus akuntansi catatan kedua oleh Abdullah (1993:289):

Laba bersih adalah kelebihan seluruh pendapatan atas seluruh biaya untuk suatu periode tertentu setelah dikurangi pajak penghasilan yang disajikan

dalam laporan laba rugi. Para akuntan menggunakan istilah “net income” untuk menyatakan kelebihan pendapatan atas biaya dan istilah “net loss” untuk menyatakan kelebihan biaya atas pendapatan.

Untuk menentukan keputusan investasinya, calon investor perlu menilai perusahaan dari segi kemampuannya untuk memperoleh laba bersih sehingga diharapkan perusahaan dapat memberikan tingkat pengembalian yang tinggi. Baik pendapatan maupun beban dicatat ats dasar akrual, yaitu pada saat terjadinya, tidak peduli apakah sudah ada kas yang dihasilkan atau dikeluarkan oleh perusahaan.


(27)

Pada kenyataannya laba yang tinggi akibat penjualan yang baik belum menjamin penerimaan yang baik juga pada perusahaan. Piutang yang terjadi akibat penjualan kredit belum tentu dapat ditagih di kemudian hari, atau dapat juga ditagih tetapi tidak tepat pada waktu perusahaan membutuhkan dana untuk kegiatan usahanya akibatnya kegiatan perusahaan dapat terhambat dan justru memperburuk kinerja perusahaan untuk menghasilkan laba pada periode mendatang, maka diperlukan informasi yang lebih dapat menyajikan informasi tentang laba dan kondisi kas perusahaan. Ini ditemukan pada laporan arus kas.

3. Arus Kas dari Aktivitas Operasi

Dalam PSAK No. 2 paragraf 12 (IAI:2002) dinyatakan bahwa jumlah arus

kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan apakah dari operasinya perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar dividen dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar. Informasi mengenai unsur tertentu arus kas historis bersama dengan informasi lain, berguna dalam memprediksi arus kas operasi masa depan. Aktivitas operasi merupakan aktivitas perusahaan yang terkait laba. Aktivitas operasi meliputi arus kas masuk dan arus kas keluar bersih yang berasal dari aktivitas operasi terkait. Aktivitas operasi terkait dengan pos-pos laporan laba rugi (dengan beberapa pengecualian kecil) dan dengan pos-pos operasi dalam neraca, umumnya pos modal kerja seperti piutang, persediaan, pembayaran di muka, utang dan beban akrual. Aktivitas operasi juga meliputi transaksi dan peristiwa


(28)

yang tidak cocok untuk dikelompokkan ke dalam aktivitas investasi atau aktivitas pendanaan.

Stice dan Skousen (2004:320) menjelaskan berbagai aktivitas yang termasuk ke dalam aktivitas operasi adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1 Aktivitas Operasi

Kas diterima dari: Kas dikeluarkan untuk: 1. penjualan barang atau jasa, 1. pembelian persediaan, 2. penjualan efek yang diperdagangkan, 2. gaji dan upah,

3. pendapatan bunga, 3. pajak,

4. pendapatan dividen. 4. beban bunga, 5. beban lainnya, 6. pembelian efek. Sumber : Peneliti, 2010

4. Laporan Keuangan

a. Pengertian Laporan Keuangan

Menurut Kamus Akuntansi edisi kedua oleh Abdullah (1993:176), “laporan

keuangan adalah laporan-laporan yang berisi informasi tentang kondisi keuangan dari hasil operasi perusahaan pada periode tertentu”. Informasi laporan keuangan menjadi sebuah keputusan penting oleh para pemakai ataupun yang berkepentingan atau (stakeholders) dalam mengambil keputusan bisnis.

Tujuan laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu


(29)

perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi.

b. Elemen-Elemen Laporan Keuangan

1). Neraca

Neraca adalah suatu daftar aktiva, kewajiban, dan ekuitas pemilik pada tanggal tertentu, biasanya pada akhir bulan atau akhir tahun. Sisi sebelah kiri menunjukkan aktiva, sedangkan sisi sebelah kanan menunjukkan kewajiban dan ekuitas.

2). Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi adalah ikhtisar suatu pendapatan dan beban selama periode

waktu tertentu misalnya sebulan atau setahun. Penjualan bersih biasanya disajikan pada bagian atas dari setiap laporan, setelah berbagai biaya termasuk pajak, dikurangi untuk mendapatkan laba bersih yang tersedia bagi pemegang saham biasa.

3). Laporan Arus Kas

Laporan arus kas menjelaskan pada kas atau setara kas dalam periode tertentu. Setara kas adalah investasi jangka pendek yang sangat likuid yang bisa segera ditukar dengan kas.


(30)

Laporan ekuitas pemilik adalah suatu ikhtisar perubahan ekuitas pemilik yang terjadi selama periode tertentu, misalnya sebulan atau setahun. Laba ditahan menunjukkan klaim terhadap aktiva dan bukannya aktiva per ekuitas pemegang saham.

5). Catatan Atas Laporan Keuangan

Setiap pos dalam neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas harus saling berkaitan dengan informasi yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan. Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistematis.

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Berikut disajikan tinjauan hasil penelitian terdahulu untuk mendukung

kerangka konseptual penelitian. 1. Dede Nurasni (2008)

Judul penelitian adalah “Hubungan antara Laba Bersih dan Arus Kas Operasi dengan Dividen Kas pada Perusahaan Manufaktur yang terdapat di Bursa Efek Indonesia”.

Variabel dependen dalam penelitian adalah dividen kas. Variabel independen adalah laba bersih dan arus kas operasi. Perusahaan yang dijadikan sampel berjumlah 24 perusahaan.


(31)

Judul penelitian adalah “Pengaruh Laba Bersih dan Arus Kas Operasi terhadap Kebijakan Dividen pada Perusahaan Manufaktur yang Go Public”. Variabel dependen dalam penelitian adalah DPR (Dividend Payout Ratio). Variabel independen adalah laba bersih dan arus kas operasi. Perusahaan yang dijadikan sampel berjumlah 31 perusahaan yang dipilih berdasarkan purposive sampling. Hasil penelitian adalah Laba bersih dan arus kas operasi berpengaruh secara simultan terhadap dividend payout ratio.

3. Michell Suharli (2007)

Judul penelitian adalah “Pengaruh Laba Bersih dan Kesempatan Investasi Terhadap Kebijakan Dividen Tunai dengan Likuiditas Sebagai Variabel Penguat (Studi pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta Periode 2002-2003). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah DPR (Dividend Payout Ratio). Variabel independen adalah laba bersih dan kesempatan investasi. Selain itu juga terdapat variabel moderator yaitu likuiditas. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa likuiditas dapat digunakan sebagai variabel penguat (variabel moderator).

4. Ika Dahlia (2007)

Judul penelitian adalah “Hubungan Laba Bersih dan Arus Kas Operasi terhadap Deviden (Studi Kasus pada Industri Manufaktur yang Listing di BEJ)”. Variabel dependen dalam penelitian adalah dividen kas. Variabel independen adalah laba bersih dan arus kas operasi. Perusahaan yang dijadikan sampel adalah perusahaan manufaktur yang listing di BEJ yang dipilih berdasarkan purposive sampling.


(32)

5. Raymond Ronosulistyo (2008)

Judul penelitian adalah “Pengaruh Arus Kas Terhadap Pembagian Dividen Tunai. Studi pada enam perusahaan Indonesia terbaik versi The Forbes Global 2000 (terdaftar di Bursa Efek Indonesia). Variabel dependen adalah dividen tunai. Variabel independen adalah arus kas. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh kesimpulan bahwa pertama, arus kas secara keseluruhan tidak memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap pembagian dividen tunai. Kedua, arus kas dari masing-masing aktivitas tidak ada yang paling berpengaruh signifikan terhadap pembagian dividen tunai.

Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu

No. Nama Peneliti dan tahun Penelitian

Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian

1. Nurasni (2008) Hubungan antara Laba Bersih dan Arus Kas Operasi dengan Dividen Kas pada Perusahaan

Manufaktur yang terdapat di Bursa Efek Indonesia

- Laba Bersih

- Arus Kas

Operasi - Dividen Kas

- Laba bersih

berpengaruh positif terhadap dividen kas

- Arus kas operasi berpengaruh positif signifikan terhadap dividen kas

2. Manurung (2009)

Pengaruh Laba Bersih dan Arus Kas Operasi terhadap Kebijakan Dividen pada Perusahaan Manufaktur yang Go Public

- Laba Bersih

- Arus Kas

Operasi

- DPR

(Dividend Payout Ratio)

- Laba bersih tidak berpengaruh terhadap dividend payout ratio - Arus kas operasi

berpengaruh positif signifikan terhadap dividend payout ratio - Laba bersih dan

arus kas operasi berpengaruh

secara simultan terhadap dividend payout ratio


(33)

3. Suharli (2007) Pengaruh Laba

Bersih dan

Kesempatan Investasi Terhadap Kebijakan Dividen Tunai dengan Likuiditas Sebagai Variabel Penguat (Studi pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta Periode 2002-2003)

- Laba Bersih - Kesempatan Investasi - DPR (Dividend Payout Ratio) - Likuiditas

- Laba bersih

berpengaruh positif terhadap keputusan jumlah pembagian dividen - Kesempatan investasi berpengaruh negatif terhadap keputusan jumlah pembagian dividen - likuiditas menguatkan pengaruh profitabilitas dan kesempatan investasi terhadap keputusan jumlah pembagian dividen

4. Dahlia (2007) Hubungan Laba

Bersih dan Arus Kas Operasi terhadap Deviden (Studi Kasus pada Industri

Manufaktur yang Listing di BEJ)

- Laba Bersih

- Arus Kas

Operasi - Deviden

- Laba bersih

berpengaruh positif terhadap dividen

- Arus kas operasi berpengaruh positif signifikan terhadap dividen

5. Ronosulistyo (2008)

Pengaruh Arus Kas Terhadap Pembagian

Dividen Tunai. Studi pada enam perusahaan

Indonesia terbaik versi The Forbes Global 2000 (terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

- Arus Kas - Dividen

Tunai

- arus kas secara keseluruhan tidak memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap pembagian dividen tunai

- arus kas dari

masing-masing aktivitas tidak ada yang paling berpengaruh signifikan terhadap pembagian dividen tunai

Sumber : Peneliti, 2010


(34)

1. Kerangka Konseptual

Hubungan antara laba bersih dan arus kas operasi dengan dividen kas dapat digambarkan dalam kerangka konseptual sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Sumber : Peneliti, 2010

Besar kecilnya dividen yang dibagikan perusahaan tergantung dari kebijakan

dividen yang ditempuh oleh perusahaan. Dalam menentukan dividen kas yang akan diberikan kepada pemegang saham tentunya perusahaan akan memperhatikan laba bersih yang diperoleh perusahaan karena dividen yang dibagikan kepada pemegang saham merupakan bagian dari laba. Jika suatu perusahaan bisa memperoleh laba yang semakin besar, maka secara teoritis perusahaan akan mampu menetapkan dividen kas yang semakin besar. Sebaliknya, semakin kecil laba yang diperoleh perusahaan maka akan semakin kecil pula dividen kas yang akan ditetapkan manajemen untuk dibagikan kepada para pemegang saham.

Laba Bersih (X1)

Dividen kas (Y)

Arus Kas Operasi (X2)


(35)

Laba perusahaan biasanya dianggap sebagai determinan utama dari dividen, tetapi dalam kenyataannya dividen lebih bergantung pada arus kas yang mencerminkan kemampuan perusahaan untuk membayar dividen, dibanding pada laba, yang sangat dipengaruhi oleh praktek akuntansi serta hal-hal lain yang tidak mencerminkan kemampuan untuk membayar dividen (Eugene dan Joel, 2001:85). Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi perusahaan merupakan indikator yang menentukan apakah kegiatan operasi perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk membayar dividen yang telah ditetapkan dalam kebijakan dividen.

Semakin besar arus kas operasi perusahaan maka semakin besar dividen kas yang akan ditetapkan karena perusahaan memiliki kas untuk membayar dividen dan semakin kecil arus kas yang dihasilkan perusahaan dari aktivitas operasinya maka akan semakin kecil dividen kas yang akan ditetapkan manajemen karena kurangnya kemampuan perusahaan untuk menyediakan uang kas untuk membayar dividen. Arus kas operasi berpengaruh positif terhadap dividen kas yang akan dibagikan.


(36)

2. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dapat didefinisikan sebagai hubungan yang diperkirakan secara logis di antara dua atau lebih variabel yang diungkapakan dalam bentuk pernyataan yang dapat diuji (Sekaran, 2006 : 135). Berdasarkan kerangka konseptual yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut : Ho : Laba Bersih dan Arus Kas Operasi tidak memiliki hubungan signifikan

dengan dividen kas baik secara parsial maupun secara simultan.

Ha : Laba Bersih dan Arus Kas Operasi memiliki hubungan signifikan dengan dividen kas baik secara parsial maupun secara simultan.


(37)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih dengan bentuk hubungan kausal. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh laba bersih dan arus kas operasi terhadap dividen kas pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan rancangan penelitian yang dilihat dari aspek metode pengumpulan data, aspek kemampuan memanipulasi variabel, dan aspek tujuan penelitian (Sugihen, 2003:130)

B. Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono:2008:115). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2007 sampai dengan tahun 2009 yang terdiri atas 28 perusahaan.

Sampel adalah bagian populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi (Sumarni:2006:70). Metode pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel berdasarkan suatu kriteria tertentu dengan pertimbangan (judgement sampling) (Jogiyanto, 2004:79).


(38)

Adapun yang menjadi kriteria dalam pengambilan sampel adalah sebagai berikut : 1. perusahaan perbankan tersebut sudah terdaftar di BEI sebelum 1 Januari 2007, 2. perusahaan perbankan tersebut telah membayar dividen pada tahun 2007-2009, 3. perusahaan perbankan tersebut mempunyai laba bersih pada tahun 2007-2009, 4. perusahaan perbankan tersebut tidak keluar (delisitng) dari BEI selama periode penelitian (2007-2009).

Berdasarkan kriteria yang dikemukakan diatas, maka diperoleh 10 sampel yang diperlihatkan dalam tabel berikut ini

Tabel 3.1

Daftar Perusahaan Perbankan

No. Kode Nama Perusahaan

Kriteria

Sampel Keterangan 1 2 3 4

1 SDRA PT Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk √ X √ √

Bukan Sampel

2 PNBN PT Bank Pan Indonesia Tbk √ X √ √

Bukan Sampel

3 NISP PT Bank OCBC NISP Tbk √ X √ √

Bukan Sampel

4 MAYA PT Bank Mayapada Tbk √ √ √ √ Sampel 1

5 MEGA PT Bank Mega Tbk √ X √ √

Bukan Sampel

6 MCOR

PT Bank Windu Kentjana International

Tbk X X X √

Bukan Sampel 7 INPC PT Bank Artha Graha International Tbk √ X √ √

Bukan Sampel 8 BVIC PT Bank Victoria International Tbk √ X √ √

Bukan Sampel 9 BTPN

PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional

Tbk X X √ √

Bukan Sampel

10 BSWD PT Bank Swadesi Tbk √ X √ √

Bukan Sampel

11 BNLI PT Bank Permata Tbk √ X √ √

Bukan Sampel


(39)

12 BNII PT Bank Internasional Indonesia Tbk √ X X √

Bukan Sampel

13 BNGA PT Bank CIMB Niaga Tbk √ √ √ √ Sampel 2

14 BNBA PT Bank Bumi Arta Tbk √ √ √ √ Sampel 3

15 BMRI PT Bank Mandiri Tbk √ √ √ √ Sampel 4

16 BKSW PT Bank Kesawan Tbk √ X √ √

Bukan Sampel 17 BEKS PT Bank Eksekutif Internasional Tbk √ X X √

Bukan Sampel

18 BDMN PT Bank Danamon Tbk √ √ √ √ Sampel 5

19 BCIC PT Bank Mutiara Tbk √ X X √

Bukan Sampel 20 BBRI PT Bank Rakyat Indonesia Tbk √ √ √ √ Sampel 6 21 BBNP PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk √ X √ √

Bukan Sampel 22 BBNI PT Bank Negara Indonesia Tbk √ √ √ √ Sampel 7

23 BBKP PT Bank Bukopin Tbk √ √ √ √ Sampel 8

24 BBCA PT Bank Central Asia Tbk √ √ √ √ Sampel 9

25 BAEK PT Bank Ekonomi Raharja Tbk X X √ √

Bukan Sampel 26 BACA PT Bank Capital Indonesia Tbk X X √ √

Bukan Sampel 27 BABP PT Bank ICB Bumiputera Tbk √ √ √ √ Sampel 10

28 AGRO PT Bank Agroniaga Tbk √ X X √

Bukan Sampel Sumber : Peneliti, 2010

Dalam penelitian ini terdapat 28 perusahaan, tetapi yang memenuhi kriteria tersebut hanya 10 perusahaan dan tiap perusahaan memiliki laporan keuangan sehingga dari 10 perusahaan ini didapat 30 buah laporan keuangan selama tahun 2007-2009 yang akan digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini.

C. Jenis Data

Data dalam penelitian ini menggunakan data sekunder. Menurut Umar (2003:60), ”data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut, misalnya dalam bentuk tabel, grafik, diagram, gambar dan sebagainya sehingga


(40)

lebih informatif jika digunakan oleh pihak lain”. Data tersebut diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD) 2010 dan situs Data yang diambil adalah data laporan laba rugi, arus kas operasi, dan perubahan ekuitas perusahaan pada tahun 2007-2009.

Menurut sifatnya data dalam penelitian ini termasuk dalam data kuantitatif. Menurut Priyatno (2008:8), “data kuantitatif adalah data yang berupa angka atau besaran tertentu yang sifatnya pasti.”

D. Teknik Pengumpulan Data

Data yang digunakan adalah data eksternal. Data eksternal adalah data yang dicari secara manual dengan cara mendapatkannya dari luar perusahaan. Pada penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan dua tahap, tahap pertama dilakukan melalui studi pustaka, yakni jurnal akuntansi dan buku-buku yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Pada tahap kedua, pengumpulan data sekunder yang diperoleh dari media internet dengan mendownload melalui situs


(41)

E. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

1. Klasifikasi Variabel

a. Variabel Bebas ( Independent Variable )

Variabel bebas (Independent variable) adalah variabel yang mempengaruhi variabel lainnya. Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah laba bersih dan arus kas operasi.

b. Variabel terikat (Dependent Variable)

Variabel terikat ( Dependent variable ) adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lainnya. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah dividen kas.

2. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional memberikan pengertian terhadap konstruk atau memberikan variabel dengan menspesifikasikan kegiatan atau tindakan yang diperlukan peneliti untuk pengukuran.

a. Variabel Bebas (X) ( Independent variable ) 1). Laba Bersih

Laba bersih dihitung dari kelebihan pendapatan atas beban termasuk gains dan losses. Laba bersih diukur dengan satuan Rupiah per lembar saham.

2). Arus Kas Operasi

Arus kas operasi adalah selisih bersih antara penerimaan dan pengeluaran kas dan setara kas yang berasal dari aktivitas operasi selama satu tahun buku, sebagaimana tercantum dalam laporan arus kas (Pardhono, 2004).


(42)

b. Variabel Terikat ( Y) (Dependent Variable)

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah dividen kas. Dividend Payout Ratio (DPR) merupakan proporsi laba yang dibayarkan kepada pemegang saham dalam bentuk tunai selama tahun tertentu. DPR dapat dirumuskan sebagai berikut (Warsono, 2003:275):

Semua variabel dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan skala rasio.

F. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan analisis statistik yang menggunakan software statistik spss versi 18. Analisis data dilakukan dengan analisis regresi dengan terlebih dahulu malakukan pengujian asumsi klasik.

1. Pengujian Asumsi Klasik

Penggunaan analisis regresi dalam statistik harus bebas dari asumsi-asumsi klasik. Adapun pengujian asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas, uji multikolinearitas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi.

a. Uji Normalitas

Menurut Erlina (2008:102), ”tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi


(43)

normal. Kalau nilai residual tidak mengikuti distribusi normal, uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil (Ghozali, 2005:110). Menurut Ghozali (2005:110) ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis statistik dan analisis grafik.

1) Analisis Statistik

Uji statistik yang digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik Kolmogorov Smirnov (K-S). Pedoman pengambilan keputusan rentang data tersebut mendekati atau merupakan distribusi normal berdasarkan uji Kolmogorov Smirnov dapat dilihat dari:

a) nilai sig. atau signifikan atau probabilitas <0,05, maka distribusi data adalah tidak normal,

b) nilai sig. atau signifikan atau probabilitas > 0,05, maka distribusi data adalah normal (Ghozali:2005:115).

2) Analisis Grafik

Untuk melihat normalitas data dapat dilakukan dengan melihat histogram atau pola distribusi data. Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari nilai residualnya. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau garfik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.


(44)

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi diantara variabel independen. Jika terjadi korelasi, berarti terjadi masalah multikolinieritas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Untuk melihat ada atau tidaknya multikolinieritas dalam (VIF), serta dengan menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai tolerance < 0,10 atau sama dengan nilai VIF > 10 dan untuk matrik korelasi adanya indikasi multikolonieritas dapat dilihat jika antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi umumnya di atas 0,90.

c. Uji Heteroskedastisitas

Menurut Erlina (2008:106), “uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain.” Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap, maka disebut homoskedastisitas. Sebaliknya jika varians berbeda, maka disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas dilakukan karena kebanyakan data crosssection mengandung situasi heteroskedastisitas karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran.

Untuk melihat ada tidaknya heteroskedastisitas dilakukan dengan mengamati Grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel terikat dengan


(45)

residualnya. Deteksi ada tidaknya heterokedastisitas dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot dengan dasar analisis:

1) jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas,

2) jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2005:105).

d. Uji Autokorelasi

Menurut Priyatno (2008:47), “uji ini digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan autokorelasi, yaitu korelasi yang terjadi antar residual pada satu pengamatan dengan pengamatan yang lain pada model regresi.” Metode regresi yang baik tidak terdapat autokorelasi. Pengujian ini menggunakan uji Durbin Watson. Menurut Sunyoto (2009:91), Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut:

1) angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif

2) angka D-W diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi 3) angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.


(46)

2. Pengujian hipotesis

Hipotesis diuji dengan analisis regresi linear berganda untuk menganalisis pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Model regresi yang digunakan, yaitu:

Y = a + b1X1 + b2X2 + e Dimana:

Y = variabel dependen (dividen kas) a = konstanta

X1 = Variabel independen 1 (laba bersih) X2 = Variabel independen 2 (arus kas operasi) b1 = koefisien regresi laba bersih

b2 = koefisien regresi arus kas operasi e = error

Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan t-test dan F-test

a. Uji signifikansii parsial (t-test)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Uji ini dilakukan untuk melihat pengaruh laba bersih dan arus kas bersih secara parsial terhadap dividen kas. Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi t hitung dengan ketentuan sebagai berikut:


(47)

Ho diterima atau Ha ditolak jika thitung < ttabel untuk α = 5% Ha diterima atau Ho ditolak Jika thitung > ttabel untuk α = 5%

b. Uji signifikansi simultan (F-test)

Uji ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Uji F dimaksudkan untuk melihat kemampuan menyeluruh dari variabel bebas yaitu laba bersih dan arus kas operasi terhadap dividen kas. Uji ini dilakukan dengan membandingkan F hitung dengan F tabel dengan ketentuan:

Ho diterima atau Ha ditolak jika Fhitung < Ftabel untuk α = 5% Ha diterima atau Ho ditolak jika Fhitung > Ftabel untuk α = 5%

G. Jadwal Penelitian

Jadwal penelitian dilakukan sebagai berikut :

Tabel 3.2 Jadwal Penelitian

Tahapan Penelitian

Bulan

2010 2011

Juli Agustus September Oktober November Desember Januari Februari

Pencarian Data Awal Penyelesaian Proposal Bimbingan dan

Perbaikan Proposal Seminar Proposal Pengumpulan dan

Pengolahan Data Analisis Data Bimbingan Skripsi Penyelesaian Skripsi dan

Meja Hijau


(48)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data Penelitian

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik yang menggunakan persamaan regresi berganda. Analisis data dimulai dengan mengolah data dengan menggunakan Microsoft excel, selanjutnya dilakukan pengujian asumsi klasik dan pengujian menggunakan regresi berganda. Pengujian asumsi klasik dan regresi berganda dilakukan dengan menggunakan software SPSS versi 18. Prosedur dimulai dengan memasukkan variabel-variabel penelitian ke program SPSS tersebut dan menghasilkan output-output sesuai metode analisis data yang telah ditentukan. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, didapat 10 perusahaan yang memenuhi kriteria dan dijadikan sampel dalam penelitian ini dan diamati selama periode 2007-2009.

Tabel 4.1

Daftar Sampel Perusahaan Perbankan

No. Nama Perusahann Kode Tanggal Berdiri Tanggal Listing 1 PT Bank Mayapada Tbk MAYA 15 April 1969 17 April 2000 2 PT Bank CIMB Niaga Tbk BNGA 26 September

1955

29 November 1989

3 PT Bank Bumi Arta Tbk BNBA 03 Maret 1967 01 Juni 2006 4 PT Bank Mandiri Tbk BMRI 02 Oktober 1998 14 Juli 2003 5 PT Bank Danamon Tbk BDMN 16 Juli 1956 06 Desember 1989 6

PT Bank Rakyat Indonesia

Tbk BBRI

16 Desember 1895

10 November 2003


(49)

Tbk 1996

8 PT Bank Bukopin Tbk BBKP 10 Juli 1970 10 Juli 2006 9 PT Bank Central Asia Tbk BBCA 10 Agustus 1955 31 Mei 2000 10

PT Bank ICB Bumiputera

Tbk BABP 31 Juli 1989 15 Juli 2002

Sumber : Peneliti, 2010

B. Hasil Penelitian

1. Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif ini memberikan gambaran mengenai nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata serta standar deviasi data yang digunakan dalam penelitian.

Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

LB 30 1.93E9 7.31E12 2.2288E12 2.52378E12

AKO 30 -1.87E13 2.40E13 6.2427E10 7.69711E12

DK 30 2.00E9 3.91E12 8.8299E11 1.09311E12

Valid N (listwise) 30

Sumber: Data diolah Peneliti, 2010

Berdasarkan data dari tabel 4.2 dapat dijelaskan bahwa:

a. variabel dividen kas (Y) memiliki sampel (N) sebanyak 30, dengan nilai minimum (terkecil) 2,00E9, nilai maksimum (terbesar) 3,91E12, dan mean (nilai rata-rata) 8,8299E11. Standar deviation (simpangan baku) variabel ini adalah 1,09311E12.


(50)

b. variabel laba bersih (X1) memiliki sampel (N) sebanyak 30, dengan nilai minimum (terkecil) 1,93E9, nilai maksimum (terbesar) 7,31E12, dan mean (nilai rata-rata) 2,2288E12. Standar deviation (simpangan baku) variabel ini adalah 2,52378E12.

c. variabel arus kas operasi (X2) memiliki sampel (N) sebanyak 30, dengan nilai minimum (terkecil) -1.87E13, nilai maksimum (terbesar) 2.40E13, dan mean (nilai rata-rata) 6.2427E10. Standar deviation (simpangan baku) variabel ini adalah 1.09311E12.

d. Jumlah sampel yang ada sebanyak 30.

2. Uji Asumsi Klasik

Salah satu syarat yang menjadi dasar penggunaan modal regresi linear berganda dengan metode estimasi Ordinary Least Square (OLS) adalah dipenuhinya semua asumsi klasik, agar hasil pengujian bersifat tidak bias dan efisien (Best Linear Unbiased Estimator/ BLUE). Pengujian asumsi klasik dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan program statistik. Ghozali (2005:123) asumsi klasik yang harus dipenuhi adalah:

a. berdistribusi normal,

b. non-multikolineritas, artinya antara variabel independen dalam model regresi tidak memiliki korelasi atau hubungan secara sempurna ataupun mendekati sempurna,

c. non-autokorelasi, artinya kesalahan pengganggu dalam model regresi tidak saling berkorelasi,

d. homokedastisitas, artinya variance variabel independen dari satu pengamatan ke pengamatan lain adalah konstan atau sama.


(51)

a. Uji Normalitas

Uji data statistik dengan model Kolmogorov-Smirnov dilakukan untuk mengetahui apakah data sudah terdistribusi secara normal atau tidak, Santoso (2002:34) memberikan pedoman pengambilan keputusan untuk data-data yang mendekati atau telah terdistribusi secara normal.

1) apabila nilai signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05, maka distribusi data normal,

2) apabila nilai signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05, maka distribusi data tidak normal.

Hasil uji normalitas dengan menggunakan model Kolmogorov –Smirnov, grafik histogram dan normal probability plot adalah seperti yang ditampilkan berikut ini:

Gambar 4.1 Histogram


(52)

Pada grafik histogram terlihat bahwa variabel berdistribusi normal hal ini ditunjukkan oleh distribusi data tersebut tidak miring ke kiri atau miring ke kanan.

Gambar 4.2 Grafik P-P Plot

Sumber: Data diolah Peneliti, 2010

Hasil uji normalitas menggunakan grafik plot menunjukkan bahwa titik pada scatterplot mengikuti data di sepanjang garis diagonal. Hal ini berarti data berdistribusi normal.


(53)

Tabel 4.3

Uji Kolmogorov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 30

Normal Parametersa,b Mean -.0000473

Std. Deviation 5.15376452E11

Most Extreme Differences Absolute .245

Positive .245

Negative -.153

Kolmogorov-Smirnov Z 1.342

Asymp. Sig. (2-tailed) .054

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Sumber: Data diolah Peneliti,2010

Berdasarkan hasil uji statistik dengan model Kolmogorov-Smirnov seperti yang terdapat dalam tabel 4.3 dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi normal. Hal ini dapat dilihat dari nilai Asymp.Sig.(2 tailed) Kolmogorov-Smirnov adalah 0.054, karena 0,054 > 0,05.

b. Uji Multikolinieritas

Untuk melihat ada atau tidaknya multikolinearitas dalam model regresi dapat dilihat dari:

1) nilai tolerance dan lawannya, 2) variance Inflation Factor (VIF)

Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakan yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak


(54)

dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi (karena VIF = 1/ tolerance). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah dengan VIF >10 (Ghozali, 2005).

Tabel 4.4

Hasil Uji Multikolinearitas Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 3.038E10 1.312E11 .232 .819

LB .383 .039 .884 9.717 .000 .996 1.004

AKO -.006 .013 -.040 -.438 .665 .996 1.004

a. Dependent Variable: DK

Sumber: Data diolah Peneliti,2010

Berdasarkan tabel 4.4 dapat disimpulkan bahwa penelitian ini bebas dari adanya multikolinearitas. Hal ini membandingkan dengan nilai tolerance dan VIF. Masing-masing variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini memiliki nilai tolerance yang lebih besar dari 0,01 yaitu 0,996. Jika dilihat dari VIF-nya, bahwa masing-masing variabel bebas lebih kecil dari 10 yaitu sebesar 1,004. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala multikolinearitas dalam variabel bebasnya.

c. Uji Heteroskedastisitas

Ghozali (2005:105) menyatakan, “uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan kepengamatan yang lain. Jika variance dari satu pengamatan ke


(55)

pangamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas”. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas atau terjadi homokedastisitas.

Cara mendeteksi ada tidaknya gejala heterokedastisitas adalah dengan melihat grafik scatterplot yang dihasilkan dari pengolahan data menggunakan program SPSS. Dasar pengambilan keputusan menurut Ghozali (2005:105) adalah sebagai berikut:

1) jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengidikasikan telah terjadi heterokedastisitas,

2) jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas.

Berikut ini dilampirkan grafik scatterplot untuk menganalisis apakah terjadi gejala heterokedastisitas atau tidak dengan cara mengamati penyebaran titik-titik pada grafik.


(56)

Gambar 4.3 Scatterplot

Sumber: Data diolah peneliti,2010

Dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak dengan tidak adanya pola yang jelas serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas.


(57)

d. Autokorelasi

Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada perode t-1 (sebelumnya). Model regresi yang baik adalah yang bebas dari autokorelasi. Masalah autokorelasi umumnya terjadi pada regresi yang datanya time series. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi masalah dalam autokorelasi diantaranya adalah dengan uji Durbin-Watson. Menurut Sunyoto (2009:91), Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah:

1) Angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif,

2) Angka D-W diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi, 3) Angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.

Tabel 4.5 Uji Durbin-Watson

Model Summaryb

Model R R

Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson 1 .882a .778 .761 5.34124E11 1.639 a. Predictors: (Constant), AKO, LB

b. Dependent Variable: DK

Sumber: Data diolah peneliti,2010

Tabel 4.5 menunjukkan hasil autokorelasi variabel penelitian. Berdasarkan hasil pengujian diperoleh bahwa tidak terjadi autokorelasi antar kesalahan pengganggu antar periode. Hal ini dilihat dari nilai Durbin-Watson (D-W) sebesar 1,639. Angka tersebut berada diantara -2 dan +2, artinya bahwa angka


(58)

DW lebih besar dari -2 dan lebih kecil dari +2 (-2 < 1,639 <+2). Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada autokorelasi positif maupun negatif.

3. Analisis Regresi

Berdasarkan hasil uji asumsi klasik yang telah dilakukan di atas, dapat disimpulkan bahwa model regersi yang dipakai dalam penelitian ini telah memenuhi model estimasi yang Best Linear Unbiased Estimator (BLUE) dan layak untuk dilakukan analisis statistik selanjutnya, yaitu melakukan pengujian hipotesis. Untuk menguji hipotesis, peneliti menggunakan analisis berganda.

Adapun hasil pengolahan data dengan analisis regresi adalah sebagai berikut:

Tabel 4.6 Koefisien Regresi

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 3.038E10 1.312E11 .232 .819

LB .383 .039 .884 9.717 .000

AKO -.006 .013 -.040 -.438 .665

a. Dependent Variable: DK


(59)

Berdasarkan tabel koefisien regresi diatas, pada kolom unstandardized coefficients bagian B diperoleh model persamaan regresi linear berganda sebagai berikut:

Y = 3,038 + 0,383 (X1) – 0,006 (X2) + e

Dimana:

Y = Dividen Kas X1 = Laba Bersih X2 = Arus Kas Operasi

e = Tingkat kesalahan pengganggu

Pada unstandardized coefficients, diperoleh nilai a, b1, b2, sebagai berikut:

nilai B Constant (a) = 3,038 = konstanta

Nilai konstanta ini menunjukkan bahwa apabila tidak ada nilai variabel bebas yaitu laba bersih dan arus kas operasi, maka perubahan nilai dividen kas yang dilihat dari nilai Y tetap sebesar 3,038.

• nilai b1 = 0,383 = jumlah laba bersih

Koefisien regresi ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan laba bersih sebesar 1 satuan, maka perubahan dividen kas yang dilihat dari nilai Y akan bertambah sebesar 0,383 dengan asumsi variabel lain dianggap tetap.


(60)

• nilai b2 = -0,006 = jumlah arus kas operasi

Koefisien regresi ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan laba bersih sebesar 1 satuan, maka perubahan dividen kas yang dilihat dari nilai Y akan berkurang sebesar 0,006 dengan asumsi variabel lain dianggap tetap.

4. Pengujian Hipotesis

Untuk menguji hipotesis, peneliti menggunakan analisis regresi berganda. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan program statistik, maka diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.7 Model Summary

Model Summaryb

Model R R

Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson 1 .882a .778 .761 5.34124E11 1.639 a. Predictors: (Constant), AKO, LB

b. Dependent Variable: DK

Sumber : Data diolah peneliti,2010

Pada model summary di atas, dapat dilihat hasil analisis regresi secara keseluruhan menunjukkan nilai R sebesar 0,882 menunjukkan bahwa korelasi atau hubungan antara deviden kas (variabel dependen) dengan laba bersih dan arus kas operasi (variabel independen) mempunyai hubungan yang sangat erat yaitu sebesar 88,2 %. Jika angka R berada diantara 0,8 dan 0,99 maka hubungan antar variabel independen dengan variabel dependennya sangat erat.


(61)

Nilai adjusted R square sebesar 0,761 atau 76,1% mengindikasikan bahwa variasi dari kedua variabel independen mampu menjelaskan variasi variabel dependen sebesar 76,1% dan sisanya 23,9 % (100 % - 76,1%) dijelaskan oleh faktor-faktor lain. Standar Error of the Estimate (SEE) adalah 5,34124, yang mana semakin besar SEE akan membuat model regresi kurang tepat dalam memprediksi variabel dependen.

Pengujian hipotesis secara statistik dilakukan dengan menggunakan:

a. Uji t (t-test)

Uji t dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel-variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial (individu).

Tabel 4.8 Uji Statsitik t

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 3.038E10 1.312E11 .232 .819

LB .383 .039 .884 9.717 .000

AKO -.006 .013 -.040 -.438 .665

a. Dependent Variable: DK

Sumber: Data diolah peneliti, 2010

Berdasarkan hasil pengujian statistik t pada tabel 4.8 dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) hubungan laba bersih dengan deviden kas

• nilai signifikansi = 0,000 menunjukkan bahwa nilai Sig. untuk uji t individual (parsial) lebih kecil dari (<) 0,05. Hal ini sesuai dengan hasil


(62)

pengujian statistik yang membandingkan antara thitung dengan ttabel yaitu laba bersih secara parsial memiliki hubungan dengan dividen kas.

• variabel pengaruh laba bersih memiliki thitung 9,717 dengan nilai signifikansi 0,000 (< 0,05). Dengan menggunakan tabel t, diperoleh ttabel sebesar 1,701. Hal ini menunjukkan thitung > ttabel (9,717 < 1,701), yang berarti bahwa Ha diterima dan H0 ditolak artinya laba bersih secara parsial memiliki hubungan dengan dividen kas pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2) Hubungan arus kas operasi dengan dividen kas

• nilai signifikansi = 0,665 menunjukkan bahwa nilai Sig. untuk uji t individual (parsial) lebih besar dari (>) 0,05. Hal ini sesuai dengan hasil pengujian statistik yang membandingkan antara thitung dengan ttabel yaitu arus kas operasi secara parsial tidak memiliki hubungan dengan dividen kas pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

• variabel pengaruh investasi aktiva tetap memiliki thitung -0,438 dengan nilai signifikansi 0,665 (> 0,05). Dengan menggunakan tabel t , diperoleh ttabel sebesar 1,701 . Hal ini menunjukkan thitung < ttabel (-0,438 < 1,701), yang berarti bahwa H0 diterima dan Ha ditolak artinya arus kas operasi secara parsial tidak memiliki hubungan dengan dividen kas pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI.


(63)

b. Uji F (F test)

Uji F ini dilakukan untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen.

Tabel 4.9 Uji Statistik F

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 2.695E25 2 1.347E25 47.231 .000a

Residual 7.703E24 27 2.853E23

Total 3.465E25 29

a. Predictors: (Constant), AKO, LB b. Dependent Variable: DK

Sumber : Data diolah peneliti, 2010

Hasil uji F yang ditampilkan dalam tabel 4.9 menunjukkan bahwa nilai Fhitung adalah 47,231 dengan tingkat signifikansi 0,000 (< 0,05). Dengan mengunakan tabel F diperoleh nilai Ftabel sebesar 4,196 Hal ini menunjukkan bahwa nilai Fhitung > Ftabel yang berarti bahwa Ha diterima dan H0 ditolak, artinya variabel bebas laba bersih dan arus kas operasi secara simultan memiliki hubungan dengan dividen kas pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI.

C. Pembahasan Penelitian

Hasil penelitian dengan menggunakan data perusahaan perbankan mulai dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2009 menunjukkan bahwa secara parsial laba bersih memiliki hubungan yang signifikan dengan laba bersih. Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikansi dari dari laba bersih sebesar 0,000 < 0,05 setelah


(64)

dilakukan uji t. Hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian Indah Agustina Manurung (2009) yang menemukan bahwa laba bersih tidak berpengaruh berpengaruh terhadap Dividen Payout Ratio (DPR). Hal ini mungkin dikarenakan karena berbedanya variabel dependen yang digunakan dimana Indah Agustina menggunakan dividend payout ratio sedangkan pada penelitian ini digunakan dividen kas.

Arus kas operasi secara parsial tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan laba bersih. Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikansi dari arus kas operasi sebesar 0,665 > 0,05, yang menunjukkan bahwa variabel laba bersih tidak memiliki hubungan dengan dividen kas yang akan dibayarkan. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Raymond Ronosulistyo (2008) yang menunjukkan bahwa arus kas secara keseluruhan tidak memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap pembagian dividen tunai.

Hasil pengujian variabel secara simultan (uji F) menunjukkan bahwa variabel laba bersih dan arus kas operasi memiliki hubungan yang signifikan dengan dividen kas. hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,05. Laba bersih dan arus kas operasi secara bersama-sama memiliki hubungan dengan dividen kas, karena laba bersih yang diperoleh perusahaan pada dasarnya dimasukkan dalam dua akun, yakni sebagai dividen kepada pemegang saham dan juga laba ditahan yang berpengaruh terhadap arus kas operasi perusahaan. Nilai adjusted R square sebesar 0,761 menunjukkan bahwa 76,1% variabilitas dividen kas dapat dijelaskan oleh laba bersih dan dividen kas, sedangkan sisanya sebesar 23,9% dijelaskan oleh faktor-faktor lain di luar


(65)

penelitian. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa laba bersih dan arus kas operasi dapat digunakan secara simultan untuk melihat hubungannya dengan pembagian dividen kas perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2009. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian-penelitian terdahulu yang menunjukkan bahwa secara simultan variabel-variabel yang diteliti memiliki hubungan dengan dividen kas.


(66)

BAB V

KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan dalam bab empat, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah secara parsial laba bersih memiliki hubungan dengan dividen kas perusahaan perbankan yang go publik, yang ditunjukkan oleh nilai signifikansi dari laba bersih sebesar 0.000 < 0,05 setelah dilakukan uji t. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa informasi laba bersih merupakan hal utama yang perlu diperhatikan dan dijadikan tolok ukur yang baik oleh manajemen dalam menentukan dividen kas yang akan diberikan.

Secara parsial arus kas operasi memiliki hubungan yang negatif dan tidak signifikan dengan dividen kas, yang ditunjukkan oleh nilai signifikansinya sebesar 0.665 > 0,05 setelah dilakukan uji t. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa arus kas operasi bukanlah hal utama yang perlu diperhatikan dan dijadikan tolok ukur oleh manajemen dalam menentukan dividen kas yang akan diberikan

Laba bersih dan arus kas operasi secara simultan mempunyai hubungan yang signifikan dengan dividen kas, yang ditunjukkan dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,05 setelah dilakukan uji F. Nilai adjusted R square sebesar 0,761 menunjukkan bahwa 76,1% variabilitas dari dividen kas dapat dijelaskan oleh laba bersih dan arus kas operasi, sedangkan sisanya sebesar 23,9% dijelaskan faktor-faktor lain di luar penelitian.


(67)

B. Keterbatasan

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan. Keterbatasan-keterbatasan tersebut antara lain:

1. Penelitian ini hanya mengambil dua buah variabel yaitu laba bersih dan arus kas operasi sebagai variabel independen, namun sebenarnya masih banyak variabel lain yang memiliki hubungan dengan dividen kas.

2. Periode pengamatan dalam penelitian ini terbatas karena hanya mencakup tahun 2007-2009.

C. Saran

Beberapa saran yang dikemukakan peneliti berkaitan dengan hasil penelitian adalah:

1. Bagi Perusahaan

Untuk meningkatkan kepercayaan para pemegang saham terhadap perusahaan maka perusahaan harus mampu menunjukkan kinerja perusahaan yang baik dan menyampaikan informasi yang cukup kepada investor mengenai perkembangan perusahaan. Pengumuman mengenai dividen merupakan informasi penting yang harus disampaikan oleh perusahaan pada pemegang saham dan dalam menentukan besarnya dividen kas, pihak manajemen harus memperhatikan kinerja mereka yang dapat dilihat antara lain melalui laba bersih dan arus kas operasi secara bersama-sama.


(68)

2. Bagi Investor dan Calon Investor

Untuk mengetahui kinerja perusahaan sebelum melakukan investasi sebaiknya para investor maupun calon investor mencari tahu mengenai profil perusahaan. Profil perusahaan dapat diperoleh melalui Bursa Efek Indonesia dan Instansi Pemerintah yaitu Bapepam sebagai pihak yang menentukan kebijakan di Bursa Efek Indonesia dalam menjamin keakuratan data informasi keuangan dan memberikan informasi yang berkualitas dengan sarana teknologi yang canggih sehingga kualitas laporan keuangan perusahaan lebih akurat dan relevan.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Peneliti selanjutnya disarankan untuk menggunakan variabel independen seperti set kesempatan investasi, hutang perusahaan, umur perusahaan, inflasi, ukuran perusahaan, dan variabel lain yang berhubungan dengan pembayaran dividen kas. Peneliti selanjutnya juga diharapkan untuk menambah tahun pengamatan sehingga hasil yang diperoleh lebih dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan bagi manajemen dalam pembayaran dividen kas.


(69)

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Faisal M. 2005. Manajemen Perbankan: Teknik Analisis Kinerja Keuangan Bank, Cetakan Ketiga, UMM Press, Malang.

Brigham, Eugene F., Joel F. Houston, 2001. Fundamentals of Financial Management, Eight Edition, Alih Bahasa Herman Wibowo, Manajemen Keuangan, Edisi Kedelapan, Jilid II, Erlangga, Jakarta.

Dahlia, Ika, 2007. “Hubungan Laba Bersih dan Arus Kas Operasi terhadap Deviden (Studi Kasus pada Industri Manufaktur yang Listing di BEJ)“. Skripsi Akuntansi. Universitas Muhammadiyah Malang.

Dyckman, R.Thomas, Roland E.Dukes and Charles J.Davis, 2001. Intermediate Accounting, Alih Bahasa Herman Wibowo, Akuntansi Intermediate, Edisi

Ketiga, Jilid II, Erlangga, Jakarta.

Erlina dan Sri Mulyani, 2007. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen. USU Press, Medan.

Ghozali, Imam, 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Badan Penerbit Universtitas Diponegoro, Semarang.

Hermi, 2004. “Hubungan Laba Bersih dan Arus Kas Operasi terhadap dividen kas pada Perusahaan Perdagangan Besar Barang Produksi di Bursa Efek Jakarta pada Periode 1999-2002”, Media Riset Akuntansi, Auditing, dan Informasi Vol. 4 No. 3, hal 247-258.

Jogiyanto, 2004. Metodologi Penelitian Bisnis, Edisi Pertama, Cetakan Pertama, BPFE-Yogyakarta, Yogyakarta.

Keown, Arthur J., et al, 2000. Basic Financial Management, Alih Bahasa Chaerul D. Djakman dan Dwi Sulisyorini, Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Edisi ketujuh, Buku II, PT Selemba Empat, Jakarta.

Menurut Lintner dalam penelitian M. Hendrianto Jayadiningrat (2010). Menurut Parthington dalam penelitian M. Hendrianto Jayadiningrat (2010).

Manurung, Indah Agustina, 2009. “Pengaruh Laba Bersih dan Arus Kas Operasi terhadap Kebijakan Dividen pada Perusahaan Manufaktur yang Go Public”. Skripsi Akuntansi. USU.

Nurasni, Dede, 2008. “Hubungan antara Laba Bersih dan Arus Kas Operasi dengan Dividen Kas pada Perusahaan Manufaktur yang terdapat di Bursa Efek Indonesia”. Skripsi Akuntansi. Universitas Mercu Buana.


(70)

Pardhono dan Yulius Jogi Christiawan, 2004. “Pengaruh EVA, RI, Earnings, dan Arus Kas Operasi terhadap Return yang diterima oleh Pemegang Saham (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta)”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan, November, hal 140-165.

Ronosulistyo, Raymond, 2008. “Pengaruh Arus Kas Terhadap Pembagian Dividen Tunai. Studi pada enam perusahaan Indonesia terbaik versi The Forbes Global 2000 (terdaftar di Bursa Efek Indonesia)“. Skripsi Akuntansi. Universitas Widyatama.

Santoso, Singgih, 2002. Buku latihan SPSS Statistik Parametrik, edisi pertama, PT Elex Media Computindo, Jakarta.

Sekaran, Uma, 2006. Metodologi Penelitian untuk Bisnis, Edisi Keempat, Buku Satu, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Situmorang, Syafrizal Helmi, Dalimunthe, Doli M. Ja’far, Iskandar Muda, Muslich Lutfi, dan Syahsunan, 2008. Analisis Data Penelitian. USU Press, Medan.

Smith, Jay M., K.Fred Skousen, 1992. Intermediate Accounting, Alih Bahasa Tim Penerjemah Erlangga, Akuntansi Intermediate, Edisi Sembilan, Jilid II, Erlangga, Jakarta.

Stice, Earl K., James D, Stice Fred Skousen, 2005. Akuntansi Keuangan Menengah, Jilid I, PT Salemba Empat, Jakarta.

Sugihen, Syafruddin Ginting, 2003. Desertasi: Pengaruh Struktur Modal terhadap Produktivitas Aktiva dan Kinerja Keuangan serta Nilai Perusahaan Industri Manufaktur terbuka di Indonesia, Desertasi, Program Pasca Sarjana Universitas Erlangga, Yogyakarta.

Suharli, Michell, 2007. “Pengaruh Laba Bersih dan Kesempatan Investasi Terhadap Kebijakan Dividen Tunai dengan Likuiditas Sebagai Variabel Penguat (Studi pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta Periode 2002-2003)“. Skripsi Akuntansi. Universitas Kristen Petra.

Sunyoto, Danang, 2009. Analisis Regresi dan Uji Hipotesis, edisi pertama, Media Pressindo, Yogyakarta.

Warsono, 2003. Manajemen Keuangan Perusahaan, Edisi Ketiga, Jilid I, Bayumedia, Malang, hal 272-287.

Web site:


(1)

Lampiran 3

Hasil Output SPSS 18.0

Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

LB 30 1.93E9 7.31E12 2.2288E12 2.52378E12

AKO 30 -1.87E13 2.40E13 6.2427E10 7.69711E12

DK 30 2.00E9 3.91E12 8.8299E11 1.09311E12

Valid N (listwise) 30


(2)

Grafik P-P Plot

Uji Kolmogorov-Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 30

Normal Parametersa,b Mean -.0000473

Std. Deviation 5.15376452E11 Most Extreme Differences Absolute .245

Positive .245

Negative -.153

Kolmogorov-Smirnov Z 1.342

Asymp. Sig. (2-tailed) .054

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.


(3)

Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 3.038E10 1.312E11 .232 .819

LB .383 .039 .884 9.717 .000 .996 1.004

AKO -.006 .013 -.040 -.438 .665 .996 1.004

a. Dependent Variable: DK


(4)

Uji Durbin-Watson

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate Durbin-Watson

1 .882a .778 .761 5.34124E11 1.639 a. Predictors: (Constant), AKO, LB

b. Dependent Variable: DK

Analisis Regresi

Uji t

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 3.038E10 1.312E11 .232 .819

LB .383 .039 .884 9.717 .000

AKO -.006 .013 -.040 -.438 .665

a. Dependent Variable: DK

Uji F

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 2.695E25 2 1.347E25 47.231 .000a

Residual 7.703E24 27 2.853E23

Total 3.465E25 29

a. Predictors: (Constant), AKO, LB b. Dependent Variable: DK


(5)

Lampiran 4

Tabel t

(pada taraf signifikansi 0,05)

Signifikansi

Df 0,025 0,05

1 12.706 6.314

2 4.303 2.920

3 3.182 2.353

4 2.776 2.132

5 2.571 2.015

6 2.447 1.943

7 2.365 1.895

8 2.306 1.860

9 2.262 1.833

10 2.228 1.812

11 2.201 1.796

12 2.179 1.782

13 2.160 1.771

14 2.145 1.761

15 2.131 1.753

16 2.120 1.746

17 2.110 1.740

18 2.101 1.734

19 2.093 1.729

20 2.086 1.725

21 2.080 1.721

22 2.074 1.717

23 2.069 1.714

24 2.064 1.711

25 2.060 1.708

26 2.056 1.706

27 2.052 1.703

28 2.048 1.701

29 2.045 1.699


(6)

Tabel F

(Taraf Signifikansi 0,05)

Df2 Df1

1 2 3 4 5

1 161.448 199.50 215.71 224.58 230.16

2 18.513 19.000 19.164 19.247 19.296

3 10.128 9.552 9.277 9.117 9.013

4 7.709 6.944 6.591 6.388 6.256

5 6.608 5.786 5.409 5.192 5.050

6 5.987 5.143 4.757 4.534 4.387

7 5.591 4.737 4.347 4.120 3.972

8 5.318 4.459 4.066 3.838 3.687

9 5.117 4.256 3.863 3.633 3.482

10 4.965 4.103 3.708 3.478 3.326

11 4.844 3.982 3.587 3.357 3.204

12 4.747 3.885 3.490 3.259 3.106

13 4.667 3.806 3.411 3.179 3.025

14 4.600 3.739 3.344 3.112 2.958

15 4.543 3.682 3.287 3.056 2.901

16 4.494 3.634 3.239 3.007 2.852

17 4.451 3.592 3.197 2.965 2.810

18 4.414 3.555 3.160 2.928 2.773

19 4.381 3.522 3.127 2.895 2.740

20 4.351 3.493 3.098 2.866 2.711

21 4.325 3.467 3.072 2.840 2.685

22 4.301 3.443 3.049 2.817 2.661

23 4.279 3.422 3.028 2.796 2.640

24 4.260 3.403 3.009 2.776 2.621

25 4.242 3.385 2.991 2.759 2.603

26 4.225 3.369 2.975 2.743 2.587

27 4.210 3.354 2.960 2.728 2.572

28 4.196 3.340 2.947 2.714 2.558

29 4.183 3.328 2.934 2.701 2.545


Dokumen yang terkait

Hubungan Antara Laba Bersih dan Arus Kas Operasi Dengan Dividen Kas Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI Tahun 2007-2009

0 23 92

Pengaruh Laba Bersih dan Arus Kas Operasi terhadap Dividen Kas Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

23 155 93

Hubungan Antara Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Dengan Dividen Kas Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2007-2009

0 26 92

Laba Bersih dan Arus Kas Operasi Terhadap Dividen Tunai pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 37 92

PENGARUH LABA BERSIH DAN ARUS KAS OPERASI TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN TUNAI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 6 29

PENGARUH LABA BERSIH DAN ARUS KAS OPERASI TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN (STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA).

0 9 24

Pengaruh Laba Bersih dan Arus Kas Operasi terhadap Kebijakan Dividen pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

0 0 23

PENGARUH ARUS KAS OPERASI, ARUS KAS INVESTASI, ARUS KAS PENDANAAN DAN LABA BERSIH TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

2 4 12

ANALISIS PENGARUH LABA BERSIH DAN ARUS KAS OPERASI TERHADAP DIVIDEN KAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DAN JASA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA - Unika Repository

1 17 15

ANALISIS PENGARUH LABA BERSIH DAN ARUS KAS OPERASI TERHADAP DIVIDEN KAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA - Unika Repository

0 0 13