Perbandingan Bauran Pemasaran Pada Tiga Skala Industri Mebel Di Medan

(1)

PERBANDINGAN BAURAN PEMASARAN PADA TIGA SKALA INDUSTRI MEBEL DI MEDAN

SKRIPSI

OLEH :

Vera Sylvia Nainggolan 051203001/ Teknologi Hasil Hutan

DEPARTEMEN KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2010


(2)

ABSTRACT

Vera Sylvia Nainggolan. The Comporison of Marketing Mix at Three Level Furniture Industries in Medan Area. Under Supervised by Arif Nuryawan and Iskandarini.

This research aim to to compare of marketing mix at three furniture industries (small, middle, big). This research was focus on price, product, placement, and promotion ( 4P) recognized with the term of marketing mix. Marketing mix was the terminology of combination from marketing variable mastered by company and used to reach the target in target market. In this research take n 3 furniture industries namely big industries, small and middle, and every were this furniture industries ha ve the marketing hotchpo tch which different each. For the big industries the price of costliest is product sofa and set the room, its price can reach 50 million, while for the price of cheapest furniture is furniture of type of door cushion reach the Rp 900 thousand per setting, while its distribution channel is started from producer continued to agent, from agent continued to whole saler industrial distributor is later on accepted by industrial wearer consumer, for the promotion of this industrial defin its product to society use the way of marketing or look for the client. For the industries of midd le of Product yielded cover the fur niture groval, replica furniture, where this replica furniture is beautiful in the form of sofa, and set the kitchen. The price from this furniture groval can reach 16 juta-20 million, but because too costly price, this furniture groval seldom be sale able sold. While for the furniture of replica can reach 10 juta-13 million, while for the channe l of its own distribution use the distribution started from prod ucer continued to consumer without passing agent, and for the promotion of this company defin its product to society that is by making advertisement.

For the industries of small of price of teak Furniture start from of guest chair sold in this UD all kinds of, ranging from Rp400 thousand until Rp6 million, while for the channel of its distribution is started from prod ucer continued to industrial wearer or using distribution channel which is often referred as with the consumer, and for the promotion of its is this industries defin its prod uct to society that is by performing a exhibition which is performed in PRSU ( North Sumatra Fair). From ind ustrial third this yield the good furniture product and ready to marketed.


(3)

ABSTRAK

Vera Sylvia Nainggolan. Perbandinga n Bauran Pemas aran Pada Tiga Skala Industri Mebel di Medan. Dibawah bimbinga n Arif Nurya wan dan Iskandarini

Penelitian ini bertuj uan untuk memba ndingka n ba uran pemasaran dari tiga ska la industri mebel (kecil, menengah, besar) di kota Medan. Penelitian ini menitikberatkan pada product, price, placement, dan promotion (4P ) yang dike nal dengan istilah bauran pemasaran (marketing mix). Bauran pemasaran adalah: serangkaian dari variabel pemasaran yang dikuasai oleh perusahaan dan digunakan untuk mencapai tujuan dalam pasar sasaran. Dalam penelitian ini diambil tiga industri mebel yakni industri besar, menengah dan kecil, dan masing- masing dari ketiga industri mebel ini memiliki bauran pemasaran yang berbeda-beda. Untuk industri besar harga yang paling mahal adalah produk sofa dan set kamar, harganya bisa mencapai 50 juta per set, sedangkan untuk harga mebel yang paling murah adalah mebel jenis kusen pintu mencapai Rp 900 ribu per set nya, sedangkan saluran distribusinya dimulai dari produsen dilanjutkan ke agen, dari agen dilanjutkan ke pedagang besar (distributor industri yang selanjutnya diterima oleh konsumen pemakai industri), untuk promosi industri ini mengenalkan produknya kepada masyarakat menggunakan cara mencari nasaba h. Untuk industri menengah prod uk-produk yang dihasilkan meliputi mebel groval, mebel replika, dimana mebel replika ini didesain cantik berupa sofa, dan set dapur.Adapun harga dari mebel groval ini bisa mencapai 16 juta-20 juta, namun karena harga yang terlalu mahal, mebel groval ini jarang laku terjual. Sedangka n untuk mebel replika bisa mencapai 10 juta-13 juta, sedangkan untuk saluran distribusinya menggunakan distribusi yang dimulai dari produsen dilanjutkan ke konsumen tanpa melalui agen, dan untuk promosi perusahaan ini mengenalkan produknya kepada masyarakat yaitu dengan cara membuat iklan di internet dan majalah-majalah. Untuk ind ustri kecil harga mebel kayu jati mulai dari pajangan sampai kursi tamu yang dijual ini bermacam- macam, berkisar antara Rp400 ribu sampai Rp6 juta, sedangkan untuk saluran distribusinya dimulai dari produsen dilanjutkan ke pemakai industri atau yang menggunakan saluran distribusi yang sering disebut dengan konsumen, dan untuk promosinya industri ini mengenalkan produknya kepada masyarakat yaitu dengan cara mengadakan pameran yang diadakan di PRSU (Pekan Raya Sumatera Utara).


(4)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kisaran pada tanggal 01 Maret 1987 dari Ayaha nda Drs.TS.Nainggolan dan Ibunda Br.Sihombing. Penulis adalah anak kedua dari empat bersaudara.

Pada tahun 1998, Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD.St.Xaverius Padang Sidimpuan. Pada tahun 2001, penulis menyelesaikan pendidikan menengah pertama si SLTP Katolik Kesuma Indah Padang Sidimpuan. Pada tahun 2004, penulis menyelesaikan pendidikan menegah atas di SMUN 4 Padang.Sidimpuan. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan ke Universitas Sumatera Utara, Fakultas Pertanian, Departemen Kehutanan, Program Studi Teknologi Hasil Hutan pada tahun 2005 melalui jalur SPMB (Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru).

Penulis telah melaksanakan Praktik Pengolahan Hutan (P3H) pada bulan Juli 2006 di Hutan Pegunung an Lau Kawar dan Hutan Mangrove Tanjung Balai.

Pada bulan Juni 2009 Penulis telah melaksanakan Praktik Kerja Lapang (PKL) di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) Jawa Barat.


(5)

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRACT... ii

ABSTRAK ... iii

RIWAYAT HIDUP ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR GAMBAR... vii

DAFTAR TABEL ... viii

PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1

Tujuan Penelitian ... 3

Manfaat Penelitian ... 3

TINJAUAN PUSTAKA Mebel ... 4

Manajemen Pemasaran dan Penjualan ... 4

Manfaat Perencanaan Pemasaran... 7

Aspek-aspek Bauran Pemasaran ... 7

Produk ... 8

Harga ... 10

Promos i ... 13

Distribus i ... 14

Kendala Pemasaran ... 18

Jalur Pemasaran... 19

Tenaga Kerja ... 20

Kerangka Penelitian ... 21

METODE PENELITIAN Tempat dan waktu Penelitian ... 22

Bahan dan Alat... 22

Metode Penelitian ... 22

Parameter Pengamatan ... 23

Parameter Pendukung ... 24

Pengumpulan Data ... 24

Analisis Data ... 24

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Pe rusahaan PT. Elang Tenaga Bersama Latar Belakang ... 25

Tujuan ... 26


(7)

CV.Karya Kasih

Latar Belakang ... 28

Tujuan ... 29

Manajemen Perusahaan ... 29

UD.Putra Kalingga Latar Belakang ... 31

Tujuan ... 32

Manajemen Perusahaan ... 32

Bauran Pemasaran PT. Elang Tenaga Bersama Bahan Baku ... 33

Produksi ... 38

Produk ... 41

Harga ... 42

Distribusi ... 44

Promosi ... 45

CV.Karya Kasih Bahan Baku ... 46

Produksi ... 47

Produk ... 51

Harga ... 52

Distribusi ... 53

Promosi ... 53

UD.Putra Kalingga Bahan Baku ... 54

Produksi ... 55

Produk ... 59

Harga ... 60

Distribusi ... 61

Promosi ... 62

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ... 63

Saran ... 64

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(8)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Saluran Distribusi untuk Barang Industri ... 15

Gambar 2 Jalur Pemasaran Mebel ... 19

Gambar 3 Lokasi Usaha Kerajinan Mebel ... 20

Gambar 4 Proses Produksi Pembuatan Mebel (PT) ... 34

Gambar 5 Saluran Distribusi pada PT. Elang Tenaga Bersama ... 44

Gambar 6 Proses Produksi Pembuatan Mebel (CV) ... 49


(9)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Hasil Produksi Tahun 2006-2009 (PT) ... 28

Tabel 2 Hasil produksi Tahun 2005-2007 (CV) ... 30

Tabel 3 Mesin-mesin Produksi (PT) ... 38

Tabel 4 Harga Mebel PT.Elang Tenaga Bersama ... 43

Tabel 5 Mesin-mesin Produksi (CV) ... 47

Tabel 6 Harga Mebel CV.Karya Kasih ... 52

Tabel 7 Mesin-mesin Produksi (UD) ... 55


(10)

ABSTRACT

Vera Sylvia Nainggolan. The Comporison of Marketing Mix at Three Level Furniture Industries in Medan Area. Under Supervised by Arif Nuryawan and Iskandarini.

This research aim to to compare of marketing mix at three furniture industries (small, middle, big). This research was focus on price, product, placement, and promotion ( 4P) recognized with the term of marketing mix. Marketing mix was the terminology of combination from marketing variable mastered by company and used to reach the target in target market. In this research take n 3 furniture industries namely big industries, small and middle, and every were this furniture industries ha ve the marketing hotchpo tch which different each. For the big industries the price of costliest is product sofa and set the room, its price can reach 50 million, while for the price of cheapest furniture is furniture of type of door cushion reach the Rp 900 thousand per setting, while its distribution channel is started from producer continued to agent, from agent continued to whole saler industrial distributor is later on accepted by industrial wearer consumer, for the promotion of this industrial defin its product to society use the way of marketing or look for the client. For the industries of midd le of Product yielded cover the fur niture groval, replica furniture, where this replica furniture is beautiful in the form of sofa, and set the kitchen. The price from this furniture groval can reach 16 juta-20 million, but because too costly price, this furniture groval seldom be sale able sold. While for the furniture of replica can reach 10 juta-13 million, while for the channe l of its own distribution use the distribution started from prod ucer continued to consumer without passing agent, and for the promotion of this company defin its product to society that is by making advertisement.

For the industries of small of price of teak Furniture start from of guest chair sold in this UD all kinds of, ranging from Rp400 thousand until Rp6 million, while for the channel of its distribution is started from prod ucer continued to industrial wearer or using distribution channel which is often referred as with the consumer, and for the promotion of its is this industries defin its prod uct to society that is by performing a exhibition which is performed in PRSU ( North Sumatra Fair). From ind ustrial third this yield the good furniture product and ready to marketed.


(11)

ABSTRAK

Vera Sylvia Nainggolan. Perbandinga n Bauran Pemas aran Pada Tiga Skala Industri Mebel di Medan. Dibawah bimbinga n Arif Nurya wan dan Iskandarini

Penelitian ini bertuj uan untuk memba ndingka n ba uran pemasaran dari tiga ska la industri mebel (kecil, menengah, besar) di kota Medan. Penelitian ini menitikberatkan pada product, price, placement, dan promotion (4P ) yang dike nal dengan istilah bauran pemasaran (marketing mix). Bauran pemasaran adalah: serangkaian dari variabel pemasaran yang dikuasai oleh perusahaan dan digunakan untuk mencapai tujuan dalam pasar sasaran. Dalam penelitian ini diambil tiga industri mebel yakni industri besar, menengah dan kecil, dan masing- masing dari ketiga industri mebel ini memiliki bauran pemasaran yang berbeda-beda. Untuk industri besar harga yang paling mahal adalah produk sofa dan set kamar, harganya bisa mencapai 50 juta per set, sedangkan untuk harga mebel yang paling murah adalah mebel jenis kusen pintu mencapai Rp 900 ribu per set nya, sedangkan saluran distribusinya dimulai dari produsen dilanjutkan ke agen, dari agen dilanjutkan ke pedagang besar (distributor industri yang selanjutnya diterima oleh konsumen pemakai industri), untuk promosi industri ini mengenalkan produknya kepada masyarakat menggunakan cara mencari nasaba h. Untuk industri menengah prod uk-produk yang dihasilkan meliputi mebel groval, mebel replika, dimana mebel replika ini didesain cantik berupa sofa, dan set dapur.Adapun harga dari mebel groval ini bisa mencapai 16 juta-20 juta, namun karena harga yang terlalu mahal, mebel groval ini jarang laku terjual. Sedangka n untuk mebel replika bisa mencapai 10 juta-13 juta, sedangkan untuk saluran distribusinya menggunakan distribusi yang dimulai dari produsen dilanjutkan ke konsumen tanpa melalui agen, dan untuk promosi perusahaan ini mengenalkan produknya kepada masyarakat yaitu dengan cara membuat iklan di internet dan majalah-majalah. Untuk ind ustri kecil harga mebel kayu jati mulai dari pajangan sampai kursi tamu yang dijual ini bermacam- macam, berkisar antara Rp400 ribu sampai Rp6 juta, sedangkan untuk saluran distribusinya dimulai dari produsen dilanjutkan ke pemakai industri atau yang menggunakan saluran distribusi yang sering disebut dengan konsumen, dan untuk promosinya industri ini mengenalkan produknya kepada masyarakat yaitu dengan cara mengadakan pameran yang diadakan di PRSU (Pekan Raya Sumatera Utara).


(12)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sektor kehutanan memperoleh devisa dari ekspor kayu bulat dan produk kayu olahan. Pada saat ini, kayu dimanfaatkan dalam pembuatan mebel. Mebel sebagai kebutuhan sekunder memiliki kecenderungan yang berbeda-beda menurut waktu, sehingga pada saat ini industri sekunder telah memasuki era teknologi tinggi (Malik,2003).

Perusahaan mempunyai tujuan untuk mencapai pasar yang dituju dan menarik perhatian konsumen. Penentuan posisi pasar (market positioning) secara jelas dapat berarti pengaturan suatu tawaran untuk menduduki suatu tempat yang jelas, berbeda dan diperlukan sekali di pasar dan dalam pikiran pelanggan yang menjadi sasaran. Namun untuk mencapai posisi pasar harus diawali dari memilih pasar sasaran pada langkah sebelumnya.

Untuk mencapai tujuan perusahaan dapat menggunakan komponen bauran pemasaran yaitu: produk, harga, distribusi, dan promosi. Keempat unsur yang terdapat dalam kombinasi tersebut saling berhubungan dan dapat ditinjau satu per satu untuk melihat pengaruhnya terhadap penjualan dan disebut dengan bauran pemasaran. Kotler (2000) mendefinisikan bahwa “bauran pemasaran adalah kelompok kiat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai sasaran pemasarannya dalam pasar sasaran. Posisi pasar perlu diperhatikan secara seksama kalau perusahaan ingin berperan serta dalam pasar yang bersangkutan dan menguntungkan (Widarmana,1999).


(13)

Sistem pemasaran yang baik akan memberikan kontribusi bagi perusahaan untuk dapat memasarkan produknya dalam skala yang lebih luas. Pengadaan bahan baku yang mudah diperoleh dan bermutu tinggi memacu proses produksi untuk menghasilkan produk yang dibutuhkan oleh konsumen. Peralatan yang mendukung dan tenaga kerja yang ahli mendukung kualitas produk. Dengan hasil produk yang diakui konsumen diharapkan distribusi berjalan dengan baik hingga skala yang luas (Adinegoro,1999)

Proses dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan manusia inilah yang menjadi konsep pemasaran. Mulai dari pemenuhan produk (product), penetapan harga (price),pengiriman barang (placement), dan mempromosikan barang (promotion). Seseorang yang bekerja di bidang pemasaran disebut pemasar (marketer). Pemasar ini sebaiknya memiliki pengetahuan dalam konsep dan prinsip pemasaran agar kegiatan pemasaran dapat tercapai sesuai dengan kebutuhan dan keinginan manusia terutama pihak konsumen yang dituju. Dalam pemasaran terdapat empat prinsip dasar yang terdiri atas 4 P yaitu:

Product (produk)

Price (harga)

Place (tempat) = termasuk di dalamnya adalah distribusi.


(14)

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mengevaluasi bauran pemasaran pada industri mebel skala besar (studi kasus PT.Elang Tenaga Bersama)

2. Mengevaluasi bauran pemasaran pada industri mebel skala menengah (studi kasus CV.Karya Kasih)

3. Mengevaluasi bauran pemasaran pada industri mebel skala kecil (studi kasus UD.Putra Kalingga)

4. Membandingkan bauran pemasaran pada industri mebel besar, menengah, dan kecil (studi kasus di kota Medan)

Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Sebagai bahan informasi bagi masyarakat tentang bauran pemasaran pada masing-masing industri.

2. Sebagai bahan referensi bagi penelitian tentang bauran pemasaran. 3. Sebagai bahan informasi pemasaran secara umum/global.


(15)

TINJAUAN PUSTAKA

Mebel

Kata mebel dalam bahasa Inggris diterjemahkan menjadi furniture. Istilah “mebel” digunakan karena sifat bergeraknya atau mobilitasnya sebagai barang lepas di dalam interior arsitektural. Kata mebel berasal dari bahasa Perancis yaitu meubel, atau bahasa Jerman yaitu mobel.

Pengertian mebel secara umum adalah benda pakai yang dapat dipindahkan, berguna bagi kegiatan hidup manusia, mulai dari duduk, tidur, bekerja, makan, bermain dan sebagainya, yang memberi kenyamanan dan keindahan bagi pemakainya (Baryl, 1977 dalam Marizar, 2005).

Mebel juga merupakan salah satu produk kayu olahan yang pertumbuhannya amat pesat dalam beberapa dekade terakhir ini adalah produk mebel. Berawal dari pekerjaan rumah tangga, produk mebel kini telah menjadi industri yang cukup besar dengan tingkat penyerapan tenaga kerja terdidik yang tidak sedikit. Produk jenis ini secara prinsip dibagi dalam dua kategori yaitu mebel untuk taman (garden) dan interior dalam rumah (Manullang,1991)

Manajemen Pemasaran dan Penjualan

Perkembangan yang begitu cepat dengan tingkat persaingan yang semakin berat mengarahkan setiap perusahaan harus memandang ke depan dalam menentukan langkahnya dan bagaimana usaha dan cara untuk mencapainya.


(16)

Untuk memenuhi dan mencapai kebutuhan ini perusahaan akan menggunakan 2 (dua) sistem, yakni:

1. Sistem Perencanaan Strategi (Planning System Strategi)

Sistem ini adalah suatu sistem yang paling baru dan muncul untuk digunakan perusahaan. Tujuan dari sistem perencanaan strategi adalah untuk meyakinkan bahwa perusahaan tersebut mendapatkan dan mengembangkan usaha yang kuat dan menurunkan atau meniadakan usaha-usaha yang lebih lemah.

2. Sistem Perencanaan Pemasaran (Marketing Planning System)

Perencanaan pemasaran menggambarkan tindakan untuk merencanakan tiap usaha, produk, atau merk di dalam perusahaan tersebut. Rencana pemasaran menyangkut hal-hal sebagai berikut:

Faktor-faktor utama yang mempengaruhi dan kekuatan-kekuatan utama yang mempengaruhi pasar ini.

1. Tujuan pemasaran

2. Strategi utama yang akan digunakan untuk memperoleh pangsa pasar dan laba.

3. Dana yang dibutuhkan dan 4. Laba yang diharapkan.

Pemasaran perlu agar sesuatu perekonomian dapat berfungsi. Pemasaran berawal dari suatu ide bahwa untuk mencapai keuntungan dalam jangka panjang, perusahaan harus dapat memahami konsumen beserta keinginannya (Swastha, 1997). Pemasaran merupakan sebuah aktivitas manusia fundamental yang memanjang dan memperlancar proses pertukaran, dan pertukaran menguntungkan individu-individu, organisasi-organisasi dan masyarakat (Manullang,1991)


(17)

Ada beberapa jenis kayu yang kerap dijadikan mebel, antara lain sungkai, ramin, kamper dan nyatoh. Setiap jenis kayu yang telah disebutkan tersebut memiliki karakteristik khusus yang unik untuk dibentuk menjadi mebel. Karakteristik ini dikenali dari warna, tekstur, urat kayu, permukaan, struktur dan bau kayu. Untuk membedakannya, ada beberapa karakteristik khusus dan kelebihan dari masing-masing kayu tersebut, antara lain kayu jati yang terkenal dengan anti rayap-nya, kamper yang memiliki banyak jenis sehingga bisa disesuaikan dengan desain perabot yang diinginkan, nyatoh yang unggul dengan uratnya yang tampak lebih nyata dan unik bila dibandingkan dengan kamper, ramin yang tidak berurat sehingga lebih mudah diolah serta sungkai yang memiliki kelebihan pada urat kayunya yang bagus dan tampak nyata. Jenis-jenis kayu ini sudah sangat umum dijadikan mebel. Semuanya tinggal menyesuaikan dengan minat dan desain apa yang akan adopsi (Swastha,1996)

Jika ingin membuat mebel, sedapat mungkin harus menampilkan keindahan dan karakteristik dari kayu tersebut, sehingga akan mendapatkan mebel yang cantik dan berkualitas. Aktivitas-aktivitas pemasaran secara langsung atau tidak langsung membantu menjual produk-produk organisasi yang bersangkutan. Dengan cara demikian dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan produk-produk inovatif. Produk-produk baru memungkinkan perusahaan yang bersangkutan lebih baik memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang berubah yang akhirnya akan memungkinkan perusahaan mencapai lebih banyak laba (Winardi,1989)


(18)

Manfaat Perencanaan Pemasaran:

1. Mendorong pola berpikir yang sistematis dari manajemen. 2. Penuntun koordinasi atas kegiatan perusahaan dengan lebih baik. 3. Penuntun pengembangan tolak ukur untuk pengendalian.

4. Memungkinkan perusahaan memperjelas sasaran dan kebijaksanaan.

5. Memungkinkan adanya kesiap-siagaan yang lebih baik terhadap perkembangan yang tiba-tiba.

6. Memberikan suatu pengertian yang lebih gamblang kepada eksekutif mengenai tanggung jawab diantara mereka dan hubungan satu sama lain. Dalam praktiknya sistem pemasaran sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan, baik dari luar maupun dari dalam perusahaan sendiri. Lingkungan pemasaran terdiri atas pelaku dan kekuatan di luar perusahaan dan mempengaruhi kemampuan manajemen pemasaran dalam mengembangkan dan mendapatkan transaksi yang berhasil dengan konsumen sasaran (Swastha,1996)

Aspek-Aspek Bauran Pemasaran

Pemasaran adalah kreasi dan realisasi sebuah standar hidup, atau biasa juga disebut sebagai suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang-barang yang dapat memuaskan keinginan dan jasa baik kepada para konsumen saat ini maupun konsumen potensial. Sistem pemasaran sebuah perusahaan harus beroperasi di dalam kerangka kekuatan-kekuatan yang membentuk lingkungan sistem itu.


(19)

Kekuatan-kekuatan itu bisa berada di luar atau di dalam perusahaan. Seperti yang dikemukakan Swastha (1996) bahwa, perencanaan strategis mencakup:

1. Menentukan tujuan pemasaran. 2. Menyeleksi target pasarnya.

3. Mengembangkan suatu bauran pemasaran strategis untuk memuaskan pasar dan mencapai tujuan (Stanton,1996)

Bauran pemasaran merupakan perangkat alat dari sistem pemasaran yang terdiri atas: product (produk), price (harga), place (tempat), dan promotion (promosi).

Product (produk)

Produk dapat didefinisikan sebagai suatu sifat yang kompleks baik dapat diraba maupun tidak dapat diraba, bungkus, warna, harga, nama perusahaan, jasa perusahaan yang diterima oleh pembeli untuk memuaskan keinginan atau kebutuhan (Swastha,1999), sedangkan menurut Kotler, (1998) produk didefinisikan sebagai apa saja yang ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan, diperoleh, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memenuhi keinginan atau kebutuhan.


(20)

Produk dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok menurut ketahanan atau keberwujudannya:

1. Barang habis pakai: barang berwujud yang biasanya habis dikonsumsi.

2. Barang tahan lama: barang tahan lama adalah barang berwujud yang biasanya tidak habis setelah banyak digunakan.

3. Jasa: jasa adalah aktivitas, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual.

Pemasar biasanya mengklasifikasikan produk berdasarkan karakteristik produknya. Alasannya adalah bahwa tiap jenis produk memiliki strategi bauran pemasaran masing-masing. Dalam merencanakan pasar atau produk, pemasar harus memikirkan lima tingkat produk (Manullang,1991)

1. Tingkat paling dasar adalah manfaat utama, yaitu jasa atau manfaat dasar yang sesungguhnya dibeli pelanggan.

2. Tingkat kedua, pemasar harus merubah manfaat utama itu menjadi produk generik, yaitu versi dasar dari produk tersebut.

3. Tingkat ketiga, pemasar mempersiapkan produk yang diharapkan, yaitu satu set atribut dan persyaratan yang biasanya diharapkan dan disetujui pembeli ketika membeli produk itu.

4. Tingkat keempat, pemasar mempersiapkan produk tambahan, yaitu yang meliputi tambahan jasa dan manfaat yang akan membedakannya dari produk pesaing.

5. Tingkat kelima, adalah produk potensial, yaitu semua tambahan dan perubahan yang mungkin didapat produk tersebut di masa depan.


(21)

Dari segi pemasaran, definisi tersebut dipandang sesuai karena tidak sekedar mengemukakan tentang fisik dan kimia saja, melainkan juga dikaitkan dengan pemuasan keinginan dan kebutuhan pembelinya. Bagi pembeli, barang merupakan alat pemuas keinginan dan kebutuhan pembelinya. Setiap kombinasi dari sifat-sifat barang tersebut dianggap sebagai produk tersendiri sebab masing-masing kombinasi memberi kepuasan berbeda-beda. (Kotler,1998)

Produk bisa berupa apa saja (baik yang berwujud fisik maupun tidak) yang dapat ditawarkan kepada pelanggan potensial untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan tertentu. Produk merupakan semua yang ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan, diperoleh dan digunakan atau dikonsumsi untuk dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan yang berupa fisik, jasa, orang, organisasi dan ide.

Price (Harga)

Harga adalah sejumlah uang yang dibebankan untuk sebuah produk jasa atau harga adalah jumlah pelanggan membayar untuk produk. Hal ini ditentukan oleh sejumlah faktor termasuk pangsa pasar, persaingan, biaya material, produk identitas dan nilai yang dirasakan pelanggan produk. Bisnis dapat meningkatkan atau menurunkan harga produk jika toko-toko lain memiliki produk yang sama. Secara lebih luas, harga adalah keseluruhan nilai yang ditukarkan konsumen untuk mendapatkan keuntungan dari kepemilikan terhadap sebuah produk atau jasa. Sedangkan Swastha (1996) mendefinisikan harga: “Price is the amount of money and or goods needed to acquire some combination of another goods and its companying services”. Pengertian ini mengandung arti bahwa harga adalah


(22)

sejumlah uang dan atau barang yang dibutuhkan untuk mendapatkan kombinasi dari barang yang lain yang disertai dengan pemberian jasa.

Harga merupakan elemen dari bauran pemasaran yang bersifat fleksibel, dimana suatu saat harga akan stabil dalam waktu tertentu tetapi dalam seketika harga dapat juga meningkat atau menurun dan juga merupakan satu-satunya elemen yang menghasilkan pendapatan dari penjualan. Harga merupakan unsur terpenting dalam bauran pemasaran setelah produk dan merupakan satu-satunya unsur dalam bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan penjualan sedangkan unsur-unsur lainnya merupakan biaya saja. Keputusan-keputusan mengenai harga mencakup tingkat harga, potongan harga, keringanan, periode pemasaran, dan rencana iklan yang dibuat oleh produsen (Widarmana,1999)

Penetapan harga merupakan suatu masalah jika perusahaan akan menetapkan harga untuk pertama kalinya. Ini terjadi ketika perusahaan mengembangkan atau memperoleh produk baru, ketika akan memperkenalkan produknya ke saluran distribusi baru atau daerah baru, ketika akan melakukan penawaran atas suatu perjanjian kerja baru. Perusahaan harus memutuskan dimana ia akan mendapatkan produknya berdasarkan mutu dan harga. Perusahaan dapat menempatkan produknya di tengah pasar atau pada tiga tingkat di atasnya atau tiga tingkat di bawahnya (Kotler,1998)

Penjual ataupun pedagang harus memperhatikan segala faktor yang berkaitan dengan masalah-masalah dalam menentukan harga barangnya. Pada umumnya, harga merupakan faktor dominan yang akan menentukan pertimbangan bagi pembeli dalam pembeliannya (Swastha,1996) Dapat dikatakan bahwa harga merupakan jumlah yang dibayarkan oleh pembeli atas barang dan jasa yang


(23)

ditawarkan oleh penjual. Sebenarnya konsep tersebut terlalu sederhana. Harga juga disebut nilai. Ada 3 faktor yang mempengaruhi tingkat harga, yaitu: biaya, permintaan, persaingan. Harga yang ditetapkan oleh perusahaan atau lembaga-lembaga saluran dapat didasarkan pada tujuan. Tujuan tersebut dapat memberikan arah atau keselarasan pada kebijaksanaan harga baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang (Widarmana,1999)

Harga merupakan satu-satunya komponen dalam bauran pemasaran yang dikategorikan sebagai pemasukan. Menetapkan harga berarti bagaimana mempertautkan produk kita dengan aspirasi sasaran pasar, yang berarti pula harus mempelajari kebutuhan, keinginan, dan harapan konsumen.

Berbicara harga berarti bicara tentang citra kualitas dan seberapa tinggi ekslusifitasnya. Tinggi rendahnya harga sangat berpengaruh terhadap persepsi kualitas, sehingga ikut menentukan citra terhadap sebuah merk atau produk. Dalam persepsi konsumen sering berlaku logika bahwa harga yang mahal berarti kualitas bagus dan harga yang murah berarti kualitasnya kurang. Pada tingkat tertentu menetapkan harga berarti juga berbicara mengenai ekslusifitas. Walaupun harus mempertimbangkan berbagai faktor lain terkait, secara kasar dapat dikatakan bahwa makin tinggi harga yang ditetapkan secara relatif terhadap kompetitor, makin eksklusif pula konsumen sasarannya. Seolah seperti piramida, semakin ke puncak makin kecil, makin tinggi harga yang ditetapkan semakin sedikit konsumen yang disasar.

Dari semua aspek dari bauran pemasaran, harga adalah satu, yang menciptakan penjualan pendapatan - semua biaya yang lain. Harga item jelas merupakan faktor penting dari nilai penjualan yang dibuat. Secara teori, harga


(24)

sangat ditentukan oleh penemuan dari apa yang pelanggan anggap adalah nilai barang yang dijual. Meneliti konsumen pendapat tentang harga adalah penting karena menunjukkan bagaimana mereka menghargai apa yang mereka cari, serta apa yang mereka ingin membayar.

Promotion (promosi)

Promosi merupakan kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk mengkomunikasikan manfaat dari produk atau jasa dan meyakinkan konsumen sasaran tentang produk yang mereka hasilkan. Menurut Kotler (1998) dalam mengembangkan program periklanan, manajer pemasaran harus selalu memulai dengan mengidentifikasi pasar sasaran dan motif membeli. Ada beberapa konsep dalam komunikasi pemasaran yang kesemuanya mengandung huruf M.

Salah satu yang populer adalah konsep 7M yang dikutip oleh Kristanto (1997) yang terdiri atas :

Mission (Misi) : Apa tujuan yang ingin dicapai dari program promosi yang

dilaksanakan.

Market Target (Target Pasar) : Apa sasaran dari target pasar atau pasar

konsumen.

Message (Pesan) : Pesan apa yang harus disampaikan dalam program promosi

yang akan dilaksanakan.

Media (Saluran Komunikasi) : Media apa yang akan digunakan dalam

melaksanakan program promosi.

Mix (Bauran Promosi).

Money (Metoda Penentuan Anggaran) : Berapa banyak anggaran biaya


(25)

Promosi penjualan meliputi berbagai alat untuk merangsang minat pembeli dan mencoba produk. Untuk meningkatkan efesiensi promosi penjualan, manajemen harus mencatat biaya dan pengaruh penjualan dari tiap promosi penjualan. Manajemen harus memperhatikan presentase penjualan dalam transaksi, biaya tampilan per rupiah penjualan, dan pertanyaan yang dihasilkan dari demonstrasi (Kotler dan Susanto,2001)

Promosi mewakili semua komunikasi yang seorang pemasar dapat menggunakan di pasar. Promosi mempunyai empat elemen yang berbeda: periklanan, public relation, dari mulut ke mulut, penjualan. Periklanan mencakup komunikasi apa pun yang dibayar, dari iklan bioskop, radio dan internet iklan melalui media cetak dan billboard. Public relation, dimana komunikasi tidak langsung dibayar dan termasuk siaran pers, sponsor transaksi, pameran, konferensi, seminar atau pameran perdagangan dan peristiwa. Dari mulut ke mulut adalah setiap rupanya komunikasi informal tentang produk oleh individu-individu biasa, puas pelanggan atau orang-orang yang terlibat secara khusus untuk menciptakan momentum dari mulut ke mulut.

Place (tempat)

Saluran distribusi merupakan saluran yang digunakan oleh produsen untuk menyalurkan barang dari produsen sampai ke konsumen atau pemakai industri atau saluran distribusi terdiri atas seperangkat lembaga-lembaga yang melakukan semua kegiatan digunakan untuk memindahkan produk dan judul dari produksi ke konsumsi. Adapun lembaga-lembaga yang ikut ambil bagian dalam penyaluran barang adalah: produsen, perantara, dan konsumen akhir (Gitosudarmo,2001). Menurut Adinegoro(1999), place juga dikenal sebagai saluran, distribusi, atau


(26)

perantara. Ini adalah mekanisme yang barang dan / atau jasa yang dipindahkan dari produsen / penyedia layanan kepada pengguna atau konsumen.

Saluran distribusi untuk podusen barang industri dapat dilihat pada Gambar 1:

Gambar 1: Saluran Distribusi untuk Barang Industri

Aktifitas-aktifitas pemasaran secara langsung atau tidak langsung membantu menjual produk-produk organisasi yang bersangkutan. Dengan cara demikian dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan produk-produk inovatif. Produk- produk baru memungkinkan perusahaan yang bersangkutan lebih baik memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang berubah yang akhirnya akan memungkinkan mencapai lebih banyak laba (Winardi,1989).

Dalam praktiknya sistem pemasaran dipengaruhi oleh faktor lingkunagan, baik dari luar maupun dari dalam perusahaan sendiri. Pemasaran dari pelaku dan kekuatan di luar perusahaan dan mempengaruhi kemampuan manajemen pemasaran dalam mengembangkan dan mendapatkan transaksi yang berhasil

Produsen Produsen Produsen

Pedagang Besar Agen

Pedagang Industri

Pemakai Industri

Pemakai Industri


(27)

dengan konsumen sasaran. Para pemasar suatu perusahaan perlu memonitor secara terus menerus situasi yang berubah ubah. Produk merupakan keputusan distribusi menyangkut kemudahan akses terhadap jasa bagi para pelanggan. Tempat dimana produk tersedia dalam sejumlah saluran distribusi dan outlet yang memungkinkan konsumen dapat dengan mudah memperoleh suatu produk.

Modus utama distribusi akan melihat secara lebih rinci. 1. Saluran Perantara - Wholesalers

• Mereka memecah 'massal' ke paket yang lebih kecil untuk dijual kembali oleh pengecer.

• Mereka membeli dari produsen dan menjual kepada pengecer, Mereka mengambil kepemilikan untuk barang sedangkan agen tidak.

• Mereka menyediakan fasilitas penyimpanan,

• Mereka menjual ke pedagang grosir yang akan menyimpannya dan akhirnya menjual ke pengecer.

Wholesalers menawarkan mengurangi biaya kontak fisik antara produsen

dan konsumen misalnya biaya layanan pelanggan, atau biaya tenaga penjualan, Seorang pedagang grosir akan sering mengambil sebagian tanggung jawab pemasaran. Banyak memproduksi brosur mereka sendiri dan menggunakan operasi penjualan lewat telepon mereka sendiri.


(28)

2. Saluran Perantara - Agen

• Agen terutama digunakan di pasar internasional.

• Agen biasanya akan aman pesanan untuk produsen dan akan mengambil komisi. Pendekatan ini digunakan di mana barang perlu masuk ke pasar segera setelah pesanan ditempatkan misalnya mebel.

• Mereka sulit untuk mengontrol karena jarak fisik yang terlibat dan mereka sulit untuk memotivasi

3. Saluran Perantara - Retailers

• Pengecer akan memiliki hubungan pribadi yang lebih kuat dengan konsumen.

• Pengecer akan mengadakan beberapa merk dan produk lainnya. • Produk dan jasa yang dipromosikan oleh pengecer.

• Pengecer akan memberikan harga jual akhir produk. • Pengecer sering mempunyai kuat 'merek' sendiri. 4. Saluran Perantara - Internet

• Internet memiliki geografis pasar yang luas.

• Ada hambatan rendah hambatan masuk rendah sebagai mengatur biaya rendah.

• Ada perubahan paradigma dalam perdagangan dan konsumsi yang menguntungkan distribusi melalui internet

Distribusi adalah tentang mendapatkan produk ke pelanggan, meskipun angka sangat bervariasi dari produk produk, kira-kira seperlima dari biaya produk terus mendapatkan itu kepada pelanggan. 'Tempat' adalah berkaitan dengan berbagai metode pengangkutan dan penyimpanan barang, dan kemudian membuat


(29)

mereka tersedia bagi pelanggan. Mendapatkan produk yang benar ke tempat yang tepat pada waktu yang tepat melibatkan sistem distribusi. Pemilihan metode distribusi akan tergantung pada berbagai keadaan. Akan lebih nyaman bagi beberapa produsen untuk menjual ke pedagang besar yang kemudian menjual kepada pengecer, sementara yang lain akan lebih memilih untuk menjual langsung ke pengecer atau pelanggan (Adinegoro,1999)

Sebagian besar barang-barang konsumsi yang dibeli dari pengecer, yang membeli mereka dari grosir / distributor, yang membeli mereka dari pembuatan. apabila barang-barang impor mungkin ada lebih banyak pedagang dalam rantai distribusi ini. Kadang-kadang, rantai distribusi ini dapat di-bypass atau melompati. Dalam industri keamanan, beberapa produsen sistem keamanan menjual produk mereka langsung kepada pengguna akhir pada waktu yang sama menjual mereka untuk instalasi keamanan perusahaan pada waktu yang sama menjual mereka untuk distributor nasional. Intinya adalah bahwa saluran distribusi yang berbeda ini dapat memberikan tingkat profitabilitas yang berbeda dan mereka bisa sangat bahagia berjalan berdampingan menyediakan dipikirkan dengan baik melalui strategi penetapan harga telah diputuskan.

Kendala Pemasaran

Kendala pemasaran yang dihadapi pengrajin mebel ini adalah kepastian pasar, karena selama ini pemasaran melalui showroom masih menjadi andalan, meskipun pada beberapa pengrajin pemasaran melalui showroom menjadi pilihan kedua karena sebagian besar produknya dapat dipasarkan keluar daerah. Meskipun kerajinan mebel menjadi primadona dan salah satu ikon produk usaha di kota Medan, namun poin tersebut ternyata tidak berjalan seiringan dengan


(30)

produk itu sendiri karena tidak ada sistem pelabelan sehingga produk yang dipasarkan tidak memiliki label. Pelabelan akan dipasang oleh pedagang perantara/ pemesan, umumnya di Jepara dan Bali, dengan nama dan daerah lokasi asal pedagang perantara/pemesan, sehingga pada saat mebel dipasarkan ke konsumen maka label yang terpasang adalah nama/usaha dari pedagang perantara/pemesan dan bukannya nama pengrajin mebel (Edilius, 1993)

Jalur Pemasaran

Pemasaran produk kerajinan mebel dilakukan melalui 2 (dua) cara, yaitu penjualan secara langsung dan penjualan melalui pemesanan. Penjualan secara langsung dilakukan pengrajin dari sanggar/lokasi usaha yang umumnya terletak di pinggir jalan, dimana pada setiap tempat usaha selalu tersedia sebuah ruangan yang berfungsi sebagai ruang pamer (showroom) dengan sistem penjualan dilakukan adalah pembayaran kontan. Untuk pembelian melalui pemesanan, pengrajin mengharuskan kepada calon pembeli/pemesan untuk memberikan uang muka antara 30% - 35% dari total nilai penjualan, dan sisanya harus dibayar lunas pada saat barang akan diangkut ke daerah calon pembeli. Adapun jalur produksi dan pemasaran mebel seperti terlihat pada Gambar 2:

Sumber: (Kotler,1998)


(31)

Tenaga Kerja

Sistem ketenaga-kerjaan pada usaha kerajinan mebel dilaksanakan berdasarkan sistem borongan, dimana setiap tenaga kerja mempunyai kewajiban tertentu untuk mengerjakan bagian-bagian dalam proses produksi. Paling tidak terdapat dua sistem upah borongan, yaitu :

1. Borongan Produksi

Tenaga kerja memiliki kewajiban/tugas untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan mulai persiapan bahan baku hingga mebel bambu siap untuk dijual (seluruh proses produksi).

2. Borongan Kerja

Tenaga kerja dipisahkan menjadi 2 (dua) bagian, yaitu bagian rangka mebel dan bagian finishing, sedangkan proses pengeringan dan pengawetan kayu dikerjakan secara bersama-sama. Untuk sistem upah borongan ini tenaga kerja bagian rangka maupun finishing akan mendapat upah yang sama.


(32)

Kerangka Pemikiran

Perbandingan Bauran Pemasaran Dari Tiga Skala Industri:

Analisis Perbedaan Keterangan:

a. Industri Besar (PT) b. Industri Menengah (CV) c. Industri Kecil (UD)

A B C

Bauran Pemasaran tdd:

Product

Price

Place


(33)

METODE PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di, UD. Sanggar Putra Kalingga Jl. Bilal No 56 Medan, CV. Karya Kasih Jl. Abadi No. 65 A Tanjung Rejo Medan dan PT. Elang Tenaga Bersama Jl. Limau Mungkur Dusun IV Tanjung Morawa Medan. Penelitian dimulai pada bulan April 2009 sampai dengan selesai.

Alat dan Bahan Penelitian Alat yang digunakan:

Alat yang digunakan adalah: kamera Digital dan alat-alat tulis • Bahan yang digunakan:

Bahan yang digunakan adalah: kuisioner • Metode Penelitian:

1. Ditentukan industri mebel dengan menggunakan purposive sampling berdasarkan status badan usaha dan berbahan baku kayu solid. a. Industri kecil, diwakili UD. Sanggar Putra Kalingga

b. Industri menengah, diwakili CV. Karya Kasih c. Industri besar, diwakili PT. Elang Tenaga Bersama

2. Dilakukan observasi dengan pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti.

3. Dilakukan wawancara terhadap pemilik 3 industri mebel dan diberi kuisioner dan diisi dengan dipandu peneliti.


(34)

Parameter yang diamati

1. Product (produk) jenis-jenis produk mebel yang dihasilkan, bentuk, serta desain produk pada 3 industri mebel. Tersebut untuk dijual di pasaran dengan menggunakan metode kuisioner dan observasi terhadap manejer maupun karyawan.

2. Price (harga), Bagaimana kategori penentuan untuk masing-masing

produk mebel yang diproduksi oleh 3 industri mebel tersebut dengan menggunakan metode kuisioner dan wawancara terhadap manejer maupun karyawan.

3. Place (termasuk di dalamnya distribusi), Bagaimana sistem distribusi 3 industri mebel tersebut dalam menjual produk mebel serta lokasi/ tempat sasaran penjualan baik dalam negeri maupun luar negeri dengan menggunakan metode kuisioner terhadap manejer maupun karyawan.

4. Promotion (promosi), Bagaimana perusahaan memperkenalkan produk

mebel yang telah diproduksi kepada konsumen, sehingga konsumen dapat tertarik untuk membeli produk mebel tersebut dengan menggunakan metode kusioner dan wawancara terhadap manejer maupun karyawan.


(35)

Parameter Pendukung 1. Proses produksi mebel

Bagaimana tahap produksi mebel mulai dari bahan baku sampai dipasarkan dengan menggunakan metode kuisioner dan observasi.

2. Bahan Baku

Pengamatan jenis-jenis bahan baku yang digunakan dalam menghasilkan produk mebel dan bagaimana cara perolehan bahan baku pada industri mebel tersbut dengan menggunakan metode kuisioner dan observasi. Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, data yang diambil terdiri atas data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara, kuisioner, dan observasi, sedangkan data sekunder dikumpulkan dari dokumen perusahaan mengenai tinjauan yang meliputi sejarah, organisasi, dan data lain yang mendukung.

Analisis Data

1. Metode analisa deskriptif (uraian), merupakan suatu metode pengumpulan, pengklasifikasian serta pemaparan atas data yang diperoleh.

2. Metode analisis induktif, merupakan suatu analisa data yang bersifat individual (khusus) untuk merumuskan kesimpulan umum dimana prosesnya diawali dari upaya memperoleh data yang detail.


(36)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi Umum Perusahaan PT.Elang Tenaga Bersama

PT.Elang Tenaga Bersama yang berlokasi di Desa Dusun IV Tanjung Morawa berdiri pada tanggal 05 April 1994 oleh Bapak Hartotumin dan beberapa perusahaan yang lebih dahulu telah berpengalaman dalam bidang pengolahan kayu selama bertahun-tahun, diantaranya adalah:

1. PT. Flora Rimba Tani: Jalan Limau Mungkur Dusun I

2. PT.Sumber Karindo Sakti: Jalan Pagurawan Km.11 Tebing Tinggi 3. PT. Kartika Mustika Tama: Desa Panggalangan, Serdang Bedagai

Sebagai salah satu perusahaan industri yang bergerak dibidang pengolahan kayu, PT.Elang Tenaga Bersama secara terus menerus berusaha meningkatkan produktivitas guna memenuhi permintaan pasar. Produktivitas yang tinggi dan kualitas produk yang baik serta pemasaran yang lancar harus benar-benar tercapai agar keberlangsungan perusahaan dapat terjaga. Tentunya hal ini dapat dicapai apabila seluruh komponen yang ada dalam perusahaan bekerjasama membentuk jaringan kerja yang terorganisir sehingga stabilitas perusahaan benar-benar dapat terjaga dengan baik.


(37)

Latar Belakang

Pemilihan lokasi PT. Elang Tenaga Bersama yang terletak di JL.Limau Mungkur Dusun IV Tanjung Morawa, antara lain dilatarbelakangi oleh faktor-faktor:

1. Tersedianya bahan baku yang cukup, yakni kayu karet dan kayu pinus di sekitar lokasi perusahaan

2. Letak geografis yang strategis, yakni tidak jauh dari pusat kota.

3. Sarana dan prasarana yang mendukung, seperti kondisi jalan, arus transportasi, komunikasi dan lain sebagainya.

4. Tersedianya tenaga kerja yang cukup.

5. Kondisi keamanan daerah yang cenderung stabil. Tujuan

Tujuan didirikannya PT.Elang Tenaga Bersama antara lain:

1. Untuk memajukan dunia industri dalam negeri khususnya industri mebel dalam menjawab tantangan pasar global.

2. Memberikan kontribusi dan sumbangsih dalam pendapatan devisa negara, khususnya dari ekspor perusahaan.

3. Untuk menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan

pendapatan/kesejahteraan masyarakat disekitar lingkungan perusahaan. Manajemen Perusahaan

PT. Elang Tenaga Bersama dipimpin oleh tim manajemen yang telah berpengalaman dalam mengelola berbagai perusahaan. Dengan kerjasama yang solid dan kuat, kondisi perusahaan dapat mengalami kemajuan serta mampu


(38)

bertahan untuk melewati masa-masa sulit yang disebabkan ketidakstabilan perekonomian negara.

Dalam masa perkembangannya, jumlah keseluruhan karyawan saat ini adalah sebagai berikut:

1. Manajemen perusahaan, terdiri atas:

• Manajer : 2 orang

• Kabag (Kepala Bagian) : 7 orang • Asisten Kabag : 8 orang 2. Staff (staff administrasi) : 130 orang 3. Karyawan tetap : 60 orang 4. Karyawan kontrak : 100 orang 5. Buruh Harian Lepas (BHL) : 80 orang Total Karyawan : 987 orang

PT.Elang Tenaga Bersama menggunakan kayu karet dan kayu pinus sebagai bahan baku dalam produksinya. Bahan baku tersebut diolah dengan menggunakan mesin-mesin produksi, sehingga menghasilkan produk yang siap dipasarkan berupa mebel.

Sejak berdirinya hingga saat ini, kegiatan produksi perusahaan terus mengalami kenaikan yang cukup signifikan walaupun terkadang mengalami jatuh bangun namun tidak menjadi kendala bagi perusahaan ini untuk memenuhi permintaan pasar yang cukup tinggi. Berikut Tabel 1 hasil produksi dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2008.


(39)

Tabel 1. Hasil Produksi Tahun 2006-2009

Tahun Produksi Penjualan

2006 2008 2009

8132,0385 11399,7247 12680,2635

7973,7909 11389,6793 12602,0445

CV.Karya Kasih

CV.Karya Kasih yang berlokasi di Tanjung Rejo berdiri pada tahun 2005 atas kerjasama ibu Muliana Tarigan dan Bapak Dody Sinulingga. Beda halnya dengan PT.Elang Tenaga Bersama, perusahaan ini tidak memiliki kerjasama dengan perusahaan lain namun berdiri sendiri dan atas ide beberapa orang yang ada di dalamnya.

CV. Karya Kasih ini merupakan perusahaan industri pengolahan kayu dan perdagangan kayu gergajian yang masih bertahan hingga saat ini. Padahal banyak industri sejenis yang mengalami keterpurukan dan kebangkrutan akibat dari sulitnya mendapatkan pasokan bahan baku kayu.

Latar Belakang

Pemilihan lokasi PT. Elang Tenaga Bersama yang terletak di JL.Abadi NO.65 A, antara lain dilatarbelakangi oleh faktor-faktor:

1. Jauh dari kebisingan. 2. Tidak jauh dari pusat kota.

3. Kondisi keamanan daerah yang cenderung stabil. 4. Sarana prasarana yang mendukung.


(40)

Tujuan

Tujuan didirikannya CV.Karya Kasih ini antara lain: 1. Memenuhi kebutuhan akan bahan baku kayu.

2. Mengkaji faktor-faktor internal dan eksternal yang berpengaruh terhadap pengembangan penggunaan bahan baku kayu di Indonesia.

3. Untuk menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan/ kesejahteraan masyarakat disekitar lingkungan perusahaan.

Manajemen Perusahaan

CV.Karya Kasih Industri mebel di Tanjung Rejo Medan sudah ada sejak tahun 2005. Berdasarkan hasil wawancara di lapangan diketahui bahwa usaha mebel ini pengusaha memulai usahanya sendiri setelah sekian lama menjadi tenaga kerja pada usaha mebel milik orang lain. Dalam masa perkembangannya, jumlah keseluruhan karyawan saat ini adalah sebagai berikut:

Berdasarkan data yang diperoleh diketahui bahwa sejumlah 20 orang atau 50 % tenaga kerja berstatus tenaga kerja tetap pada industri mebel di CV.Karya Kasih, sedangkan 16 orang atau 31,4 % tenaga kerja merupakan tenaga kerja sambilan. Hal ini terjadi karena ada beberapa jenis pekerjaan yang membutuhkan tenaga tambahan. Pada saat itu, tenaga kerja yang bekerja di bidang lain seperti pertanian direkrut untuk membantu pekerjaan tersebut.

Produksi mebel di CV.Karya Kasih, yaitu produksi pesanan. Produksi produksi pesanan merupakan produksi yang dilakukan untuk memenuhi pesanan dari konsumen. Industri kecil mebel di CV.Karya Kasih ini memiliki produktivitas yang rendah. Rata – rata unit usaha dapat memproduksi 1-5unit mebel, namun tidak tertutup kemungkinan jika mebel bertambah produksinya tergantung


(41)

pesanan yang ada. Jenis yang dihasilkan cukup beragam antara lain meja, kursi, kusen jendela, pintu dan lemari.

Sejak berdirinya hingga saat ini, kegiatan produksi perusahaan sering mengalami jatuh bangun namun tidak menjadi kendala bagi perusahaan ini untuk memenuhi permintaan pasar yang cukup tinggi.

Tabel 2 Hasil Produksi Tahun 2005-2007:

Tahun Mebel Jenis mebel Penjualan

2005 Dining room set Meja panjang termasuk kursi 17 set 2006 Living room set 1.Buffet Souvenir

2.Tempat TV 3.Meja + kursi

26 set

2007 Office &school furniture set

1.Bangku (meja+kursi) 2.Meja + kursi

18 set

Sebenarnya secara kualitas, hasil produksi meubel CV.Karya Kasih ini dapat dikatakan baik. Hanya saja dalam harga jual mebel kalah bersaing dari industri mebel dari wilayah lain. Sehingga untuk kualitas yang sama, konsumen lebih memilih mebel dari wilayah lain yang harganya lebih murah. Masih tingginya harga jual hasil produksi mebel CV.Karya Kasih ini antara lain disebabkan oleh kurangnya modal sehingga biaya produksinya tinggi.


(42)

UD.Putra Kalingga

UD.Putra Kalingga yang berlokasi di Jalan Bilal No.56 ini berdiri sejak 06 Agustus 2000 oleh Bapak Sandi, yang dimana didukung oleh beberapa anggota keluarga namun ini merupakan ide dari Bapak Sandi sendiri. Usaha ini semakin lama makin berkembang hingga menjadi salah satu mata pencaharian utama. Selain itu pemasaran hasil produksi mebel UD.Putra Kalingga juga mengalami kendala dalam hal persaingan dengan industri mebel lain.

Sebenarnya secara kualitas, hasil produksi mebel UD.Karya Kasih dapat dikatakan baik. Hanya saja dalam harga jual mebel kalah bersaing dari industri mebel dari wilayah lain. Sehingga untuk kualitas yang sama, konsumen lebih memilih mebel dari industri lain yang harganya lebih murah. Masih tingginya harga jual hasil produksi mebel di UD.Karya Kasih antara lain disebabkan oleh masih rendahnya tingkat teknologi dan keterbatasan peralatan yang menyebabkan proses produksi kurang efisien sehingga biaya produksinya tinggi.

Walaupun jangkauan pemasaran hasil produksi mebel sudah cukup luas, sebenarnya masih dapat lebih dikembangkan. Selain teknologi dan peralatan, pemasaran juga merupakan salah satu kendala yang dihadapi UD.Putra Kalingga ini.

Latar Belakang

Pemilihan lokasi UD.Putra Kalingga yang terletak di Jl.Bilal No.56, antara lain dilatarbelakangi oleh faktor-faktor:

1. Sarana prasarana yang mendukung. 2. Lokasinya mudah dijangkau.


(43)

Tujuan

Tujuan didirikannya UD.Putra Kalingga ini antara lain:

1. Memberikan kontribusi yang besar dalam penyerapan tenaga kerja.

2. Untuk menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan

pendapatan/kesejahteraan masyarakat di sekitar lingkungan perusahaan. 3. Untuk kesejahteraan keluarga.

4. Menjangkau pasar yang lebih luas dengan cara mengikuti pameran-pemeran industri kecil.

Manajemen Perusahaan

UD.Putra Kalingga yang dikelola oleh bapak Sandi ini, sudah berdiri sejak tahun 2000. masih menghadapi berbagai permasalahan seperti, teknologi, pemasaran, akses informasi pasar dan sebagainya. Dengan berbagai permasalahan dan kelemahan itu industri kecil mebel UD.Putra Kalingga ini dapat mengalami resiko kegagalan. Menurut Sandi (1990) industri kecil adalah industri yang bergerak dengan sejumlah tenaga kerja dan modal kecil, menggunakan teknologi sederhana tetapi jumlah keseluruhan tenaga kerja mungkin besar karena merupakan industri rumah tangga.

Industri mebel memiliki sejumlah karyawan sebanyak 10 orang, sedangkan 5 orang lagi merupakan anggota keluarga dari bapak Sandi sendiri. Industri mebel UD.Putra Kalingga ini tidak memiliki karyawan kontrak ataupun buruh harian lepas seperti yang dimiliki oleh PT.Elang Tenaga Bersama. Hal inilah yang menjadi kendala bagi industri ini dalam menghasilkan suatu produk .


(44)

Sejak berdirinya hingga saat ini, kegiatan produksi industri ini juga dapat menghasilkan beberapa produk yang sudah dipasarkan di dalam kota maupun di luar kota. Rata – rata industri mebel ini usaha dapat memproduksi 15 – 30 unit mebel per bulan.Industri mebel ini tidak membuat daftar-daftar harga atau harga-harga hasil penjualan dari industri tersebut., hanya saja produk penjualan yang sering laku terjual adalah set kamar, yakni tempat tidur, sofa, lemari pakaian dan box bayi.Sedangkan harga penjualan dari set kamar sendiri bisa mencapai Rp.50.000.000,-

Bauran Pemasaran

PT. Elang Tenaga Bersama

PT. Elang Tenaga Bersama menggunakan bahan baku berupa kayu olahan yaitu kayu gergajian dan kayu bulat. Jenis bahan baku yang digunakan adalah kayu pinus (Pinus merkusii) dan kayu karet (Hevea brasiliensis) yang diproduksi menjadi mebel.

Bahan baku diperoleh oleh perusahaan dengan mencari sendiri dan supplyer (pemasok). Bahan baku mudah diperoleh karena letak perusahaan dekat dengan kebun-kebun rakyat dan lokasi hutan rakyat untuk kayu karet. Sedangkan pasokan kayu pinus dipasok dari tarutung, Maligas dan Samosir.

Pengangkutan bahan baku dilakukan dengan menggunakan truk. Bahan baku diangkut dari tempat pemasok ke perusahaan untuk selanjutnya dilakukan proses produksi. Pengangkutan dari lokasi penyedia yang dekat dengan perusahaan dan juga untuk mengangkut kayu-kayu yang berukuran kecil, seperti kayu gergajian biasanya menggunakan pick up atau truk kecil. Hal ini dilakukan untuk menghemat dana, sebab dengan menggunakan pick up dan truk hanya


(45)

memerlukan bahan bakar yang sedikit dan biaya angkut yang tidak terlalu besar. Sedangkan untuk mengangkut log dan kayu dalam volume besar, biasanya menggunakan truk-truk besar. Hal ini dilakukan untuk menghemat waktu dan dana, sebab dengan menggunakan truk besar diharapkan mampu mengangkut kayu dalam volume besar dan dari tempat yang jauh.

Proses produksi yang dilakukan oleh PT. Elang dalam memproduksi mebel dapat dilihat pada Gambar:

Gambar 4. Proses Produksi Pembuatan Mebel Logs

Penggergajian

Pengeringan kayu

Penambahan dasar

Konstruksi

Pengampelasan

Perakitan

Finishing


(46)

Keterangan:

1. Logs: Kayu-kayu berbentuk bundar dengan diameter bervariasi dari 25-80 cm (tergantung jenis kayu) ini adalah hasil dari penebangan pohon di hutan dan belum melalui proses apapun kecuali tindakan pencegahan retak pada ujung log. Pada beberapa jenis kayu dilakukan pengupasan kulit pohon dengan tujuan percepatan pengeringan kayu. Kayu log ini kemudian digergaji untuk mendapatkan ukuran papan dan balok sesuai kebutuhan

2. Penggergajian: Agar dapat diproses dengan alat pengering kayu lebih lanjut, pembelahan log dibuat sedemikian rupa sehingga dimensi kayu sesuai dengan ukuran ruangan pengering kayu dan ukuran perabot yang akan dibuat.

3. Pengeringan kayu: Kayu harus dikeringkan karena sifat fisiknya yang bisa berubah bentuk seiring dengan berubahnya kadar kandungan air di dalam kayu.

4. Pembahanan dasar: Kayu paling ideal dibelah dan dipotong ketika sudah kering dan proses ini dilakukan di ruang pembahanan. Pada proses ini kita harus mengetahui dengan tepat ukuran-ukuran komponen untuk perabot pada waktu jadi sehingga pengaturan tentang rendemen dan serat kayu sesuai dengan posisi komponen akan dapat diatur dengan benar. Bahan kayu hanya diolah hingga ukuran kasar tapi sudah dilakukan pemilihan kualitas terutama terhadap mata kayu, kayu gubal dan cacat kayu alami yang lainnya. Pemeriksaan kualitas bahan dalam hubungannya dengan cacat alami kayu harus dilakukan pada tahap ini.

5. Konstruksi: Dimulai dengan penyerutan kayu untuk menghasilkan permukaan yang halus, lalu pemotongan pada sisi panjang sebagai ukuran jadi


(47)

hingga pembuatan lubang kontruksi adalah proses paling panjang di dalam produksi mebel kayu. Beberapa komponen atau bagian furniture seringkali harus melalui proses pada mesin yang sama secara berulang-ulang.

6. Pengampelasan: Pertama kali harus dilakukan ketika benda kerja selesai melalui proses kontruksi. Dan proses ini membutuhkan beberapa kali dengan grit amplas yang berbeda secara bertahap. Di dalam tahap ini sudah seharusnya tidak ada lagi cacat kayu pecah, retak atau warna karena hal tersebut seharusnya dilakukan pada saat proses kontruksi.

7. Perakitan: Tergantung pada jenis produk anda, apabila produk tersebut adalah produk knock down atau lepasan, maka perakitan bisa dilakukan setelah finishing. Namun demikian untuk komponen misal pintu dan laci perlu dirakit terlebih dahulu. Apabila semua komponen yang memerlukan pra-perakitan telah disetel dengan baik, maka pengamplasan bisa dilanjutkan kembali setelah kemudian finishing.

8. Finishing: Semua cacat kayu dan kesalahan pengerjaan konstruksi seharusnya telah diselesaikan ketika memasuki tahap ini. Finishing merupakan tahap akhir pada proses pembuatan furniture. Sebagai langkah penyelesaian ketika semua komponen telah tersambung dengan baik.

9. Pemasangan perlengkapan: perlengkapan misalnya engsel, kunci dan pegangan pintu sebaiknya dipasang setelah proses finishing selesai sehingga terjaga kualitas bahannya. Untuk itu pula sebaiknya perlengkapan perabot dilepas atau ditutup dengan plastik pada waktu anda melakukan finishing. Selain hal ini akan baik untuk perlengkapan, juga akan menjaga keawetan perlengkapan dari karat atau goresan amplas.


(48)

Permasalahan bahan baku

Kondisi industri furniture pada PT.Elang Tenaga Bersama saat kini mengalami kesenjangan antara pasokan dan kebutuhan bahan baku kayu yang semakin melebar. Hal ini akibat dari masih maraknya praktek illegal logging pada hutan alam dan illegal trade, disamping masih belum optimalnya dukungan pasokan bahan baku dari Hutan Tanaman dan Hutan Rakyat. Bersamaan dengan sulitnya mendapatkan bahan baku kayu untuk industri juga masih belum banyak industri yang memanfaatkan bahan baku alternatif non Hutan Alam.


(49)

Produksi

Mesin-mesin produksi yang digunakan dalam proses produksi di PT. Elang Tenaga Bersama cukup banyak dan memadai untuk proses produksi skala besar. Adapun mesin-mesin yang digunakan dalam proses produksi adalah:

Tabel 3. Mesin-mesin Produksi di PT. Elang Tenaga Bersama No Jenis Mesin Produksi Jumlah (unit) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 Cross cut Double Planner Sanding Multi Ripsaw Press Laminating Single Planner Single Ripsaw Boiler Moulding Weinig Moulding Wadkin Table Saw Double End Tooling Truck Compressor Band Saw Kiln Drying Genset Saw Doctor Loader Forklift Finger Joint 64 1 4 1 4 13 7 6 22 3 1 6 4 4 29 2 6 8 8 2 8 4


(50)

Keterangan:

1. Crosscut, merupakan alat untuk memotong kayu menjadi bagian-bagian yang

lebih kecil, sesuai dengan ukuran yang diinginkan.

2. Double planner, merupakan alat untuk mengetam kasar permukaan atas dan

bawah kayu.

3. Sanding, merupakan alat untuk membersihkan Finger joint dari

serpihan-serpihan kayu

4. Multi Ripsaw, merupakan alat yang memotong kayu menjadi

potongan-ptongan yang lebih kecil.

5. Press Laminating, merupakan alat untuk menekan kayu yang telah dilaburi

perekat agar menjadi papan.

6. Single Planner, merupakan alat untuk mengetam kasar permukan atas dan

bawah kayu.

7. Single Ripsaw, merupakan alat untuk memotong permukaan atas, bawah,

kanan dan kiri kayu agar diperoleh balok-balok kecil dengan ukuran tertentu. 8. Boiler, merupakan alat untuk menghasilkan uap yang akan dialirkan ke kiln

Drying.

9. Moulding(WADKIN dan WEINIG), merupakan alat untuk mengetam

permukaan atas, bawah, kanan, dan kiri pada kayu agar diperoleh kayu yang memiliki permukaan yang halus di keempat sisinya (S4S).

10. Table Saw, merupakan tempat membersihkan Finger Joint dari serpihan-serpihan kayu.

11. Double End, merupakan alat untuk memotong ujung-ujung papan agar rata dan sesuai dengan ukuran yang dikehendaki.


(51)

12. Tooling, merupakan alat untuk mengasah mata gergaji untuk kayu basah. 13. Truck, merupakan alat untuk mengangkut bahan baku dan produk dari dan ke

perusahaan.

14. Compressor, merupakan alat untuk menciptakan gas untuk menjalankan mesin-mesin produksi.

15. Band Saw, merupakan alat untuk memotong log menjadi potongan-potongan kayu yang lebih kecil.

16. Kiln Drying, merupakan alat untuk mengeringkan kayu. 17. Genset, merupakan alat untuk pembangkit tenaga listrik.

18. Saw Doctor, merupakan alat mengasah mata gergaji untuk kayu kering. 19. Loader, merupakan alat untuk mengangkut log ke tempat proses produksi. 20. Forklift, merupakan alat untuk memindahkan kayu dari suatu tempat ke

tempat lain.

21. Finger Joint, merupakan alat untuk menyatukan kayu-kayu yang sebelumnya telah direkatkan dengan menggunakan perekat PVAc.

Proses peralatan yang ada di PT. Elang Tenaga Bersama semuanya dalam keadaan baik. Hal ini dikarenakan perusahaan menggunakan proses produksi kontinyu, yaitu: perusahaan melakukan proses produksi secara berkesinambungan. Sehingga apabila ada peralatan yang rusak segera diperbaiki agar proses produksi tidak terhambat. Apabila proses produksi terhenti, pesanan tidak akan dapat terpenuhi. Hal ini sesuai dengan Edilius (1992), proses produksi kontinyu atau Continuous Process of Production, adalah jenis proses produksi yang dijalankan oleh perusahaan yang menghasilkan produk yang sama baik mutu, kuantitas, bentuk maupun tipe dengan proses yang berkesinambungan.


(52)

PT. Elang Tenaga Bersama mempunyai teknisi dan perbengkelan untuk memperbaiki peralatan di perusahaan. Ada pula saw doctor dan tooling yang berfungsi untuk mengasah mata gergaji. Mata gergaji diasah setiap hari, untuk mempertajam mata gergaji sehingga dihasilkan kayu yang dengan permukaan yang halus. Apabila kerusakan mesin tidak dapat diperbaiki, maka akan diperbaiki keluar (Cahyono,1999)

PT. Elang Tenaga Bersama ini dalam menghasilkan mebel, perusahaan tidak melakukan perlakuan pengawetan terhadap bahan baku yang digunakan sebagai produk.Sedangkan jumlah produk yang dihasilkan setiap harinya dapat mencapai sekitar >100 m3 dan perusahaan ini juga merupakan motivator bagi perusahan lain. Sedangkan dalam menghasilkan produknya, perusahaan ini tidak bekerjasama dengan perusahaan namun perusahaan ini berdiri sendiri.

Proses produksi yang dilakukan dengan baik karena didukung oleh tenaga kerja yang cukup, bahan baku yang mudah diperoleh di daerah Serdang Bedagai serta modal perusahaan yang mencukupi. Hal ini sesuai dengan Edilius (1992), benda-benda dan jasa-jasa yang dibutuhkan oleh manusia senantiasa dihasilkan dengan bantuan faktor-faktor produksi. Pada hakikatnya faktor-faktor produksi tersebut dapat dibedakan dalam: tenaga kerja (termasuk para pengusaha yang berusaha mengkombinasikan faktor-faktor produksi lainnya untuk menghasilkan suatu barang dan jasa), alam dan modal (Dephut,1992)

Product (produk)

Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk diperhatikan, diperoleh digunakan atau dikonsumsi sehingga dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Produk-produk yang dihasilkan oleh PT.


(53)

Elang ini adalah lemari pakaian, meja makan, kursi tamu, kusen pintu dan masih banyak lagi yang dihasilkan oleh perusahaan ini. Sedangkan di pasaran yang banyak terjual adalah produk jenis lemari dan kursi. Produk-produk yang dihasilkan ada yang untuk dalam negeri dan luar negeri. Untuk dalam negeri biasanya dipasarkan di kota Jakarta sedangkan untuk luar negeri sering dipasarkan di Jepang dan Korea. Dalam mempromosikan produknya masing-masing perusahaan tentunya memiliki cara-cara tersendiri, begitu juga halnya dengan PT.Elang ini, dalam mengenalkan produknya kepada masyarakat dengan cara marketing dan mencari nasabah serta dengan menggunakan salesmen.

Price (harga)

Pada umumnya, produsen barang industri sangat hati-hati dalam menghitung biaya untuk menetapkan harga produknya pada saat penawaran dari pembeli. Jadi, penetapan harga untuk produk-produk ini cenderung berorientasi pada biaya. Jika biaya produksinya per unit sudah ditentukan, maka biasanya presentase mark-up yang ditetapkan diharapkan dapat menutup biaya pemasaran, biaya administrasi dan biaya bersih (Swastha dan Irawan,1997).

Begitu juga yang dilakukan oleh PT.Elang ini dalam menentukan harga di pasaran sangat lah benar-benar diperhatikan. Namun disini peneliti kesulitan dalam menentukan harga, karena perusahaan PT Elang sendiri tidak terbuka, mereka bersifat tertutup. Berikut akan ditampilkan harga dari mebel yang dihasilkan PT.Elang Tenaga Bersama ini:


(54)

Tabel 4: Harga Mebel PT.Elang Tenaga Bersama

Jenis Mebel Harga Mebel

Produk Sova & Set Kamar Rp. 50.000.000

Kusen Pintu Rp. 900.000

Lemari Pakaian Rp. 3.000.000

Meja Makan Rp. 12.000.000

Kursi Tamu Rp. 9.000.000

Jadi, untuk harga yang paling mahal adalah produk sofa dan set kamar, harganya bisa mencapai 50 juta per set, sedangkan untuk harga mebel yang paling murah adalah mebel jenis kusen pintu mencapai Rp 900 ribu per set nya, Lemari pakaian Rp.3 juta, dan meja makan Rp.12 juta. Dan produk yang paling sering laku terjual adalah produk sofa (Hitt, 1999).

Industri ini juga melakukan kebijakan-kebijakan yang mampu mendukung harga dari produknya yakni:

1. Memberikan potongan harga untuk pembelian produk dengan kuantitas dan pesanan tertentu.

2. Meningkatkan efisiensi produksi sehingga mampu menekan biaya produksi. 3. Mengganti sebagian komponen bahan baku dengan harga yang lebih rendah

tetapi masih memiliki mutu yang cukup baik sehingga dapat menetapkan harga yang bersaing.


(55)

Place (tempat)

PT. Elang Tenaga Bersama menggunakan saluran distribusi yang dimulai dari produsen dilanjutkan ke agen, dari agen dilanjutkan ke pedagang besar (distributor industri yang selanjutnya diterima oleh konsumen pemakai industri). Hal ini sesuai dengan saluran distribusi yang dikemukakan oleh Swastha (1996), yang digambarkan sebagai berikut:

Gambar 5: Saluran Distribusi pada PT. Elang Tenaga Bersama Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi saluran distribusi PT. Elang ini antara lain:

1. Pertimbangan pasar: apabila konsumen atau pasar industri meminta banyak produk, maka saluran distribusi akan berjalan dengan baik dan lancar. Disamping itu konsumen yang potensial meliputi konsumen domestik dan luar negeri (Jepang dan Korea). Ukuran pesanan juga mempengaruhi saluran distribusi, apabila ukuran pesanan melebihi standar yang biasa dibuat, maka saluran distribusi akan terhambat. Itu dikarenakan adanya biaya tambahan

Produsen

Agen

Pedagang Besar


(56)

serta kebiasaan membeli konsumen akhir dan pemakai industri sehingga mempengaruhi politik penyaluran.

2. Pertimbangan produk: ongkos angkut terkadang tidak sebanding dengan nilai barang. Hal ini diakibatkan tingginya biaya-biaya retribusi yang menambah biaya produksi.

3. Pertimbangan perantara: turunnya harga akibat menumpuknya bahan baku, mengakibatkan perantara harus pandai menyalurkan produk ke konsumen. Perantara juga kadangkala menawarkan produk dalam volume yang besar untuk jangka waktu yang lama, sehingga mengakibatkan sulitnya saluran distribusi. Biaya perantara yang ringan mampu menutupi biaya retribusi yang cukup tinggi. Hal ini disebabkan perantara hanya mengangkut dalam jarak yang tidak terlalu jauh (Kristanto, 1998)

PT. Elang tenaga bersama melakukan kerjasama dengan perusahaan di daerah Jawa yang membutuhkan produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Perusahaan tersebut menggunakan produk dari PT. Elang Tenaga Bersama sebagai bahan baku dalam proses produksi dalam perusahaannya.

Promotion (promosi)

Dalam mengenalkan produknya setiap perusahaan memiliki cara-cara tersendiri untuk mengenalkan produknya kepada masyarakat begitu juga halnya dengan PT. Elang Tenaga Bersama dalam mengenalkan produknya dengan menggunakan mencari nasabah. Selain itu dalam kegiatan promosinya, produsen barang industri lebih banyak menitikberatkan pada salesman daripada periklanan, meskipun keduanya sering pula dilakukan bersama-sama. Hal ini dilakuka n


(57)

karena mereka menganggap bahwa secara geografis pemakai industri lebih memusat dan jauh lebih sedikit daripada konsumen. Selain itu juga karena sifat teknis dari produksinya memungkinkan bagi perusahaan untuk menggunakan salesman. Selain itu PT.Elang ini juga sudah berapa kali dikunjungi oleh pihak pemko dan sudah pernah melakukan pameran(PRSU).

CV. Karya Kasih Bahan baku

CV Karya Kasih menggunakan bahan baku berupa kayu komersil yaitu kayu meranti.Bahan baku diperoleh dengan mencari sendiri dan langsung diambil dari pabrik dan sudah di steam. Bahan baku mudah juga diperoleh karena langsung diperoleh langsung dari pabrik. Sedangkan dalam mendapatkan bahan baku tersebut CV Karya Kasih tidak menemukan kendala.Selain kayu meranti masih banyak lagi kayu yang digunakan oleh CV.Karya Kasih yaitu: kayu jati dan kayu pinus.

Pengangkutan bahan baku dilakukan dengan menggunakan pick up yang dimana perusahaan ini memiliki 10 mobil pickup. Bahan baku diangkut dari tempat pemasok ke perusahaan untuk selanjutnya dilakukan proses produksi. Pengangkutan dari lokasi penyedia yang dekat dengan perusahaan dan juga untuk mengangkut kayu-kayu yang berukuran kecil maupun kayu-kayu yang berukuran besar. Hal ini juga dilakukan untuk menghemat dana, sebab dengan menggunakan pickup hanya memerlukan bahan bakar yang sedikit dan biaya angkut yang tidak terlalu besar. Selain menghemat biaya dan waktu, juga lebih efisien penggunaannya.Dengan demikian proses produksi juga dapat berjalan dengan baik.


(58)

Produksi

Mesin-mesin produksi yang digunakan dalam proses produksi di CV.Karya Kasih cukup memadai, walaupun tidak terlalu banyak namun mesin-mesin nya sudah cukup memadai. Adapun mesin-mesin yang digunakan dalam proses produksi adalah: Mesin-mesin Produksi di CV Karya Kasih

Tabel 5:

No Jenis Mesin Produksi Jumlah (unit) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Double Planner Gaji manual Palu Bor Mata Gergaji Genset Pick up Tuas Penekan Compressor 1 3 6 5 7 3 10 7 5 Keterangan:

1. Double Planner, merupakan alat untuk mengetam kasar permukaan atas

bawah kayu.

2. Gergaji manual, merupakan alat untuk memotong kayu

3. Palu, merupakan alat untuk alat untuk, mengiris, melubangi.

4. Bor, merupakan alat untuk membuat lubang pada benda kerja.

5. Mata gergaji, merupakan alat untuk memotong kayu/log

6. Genset, merupakan alat untuk pembangkit tenaga listrik.

7. Pick up, merupakan alat untuk mengangkut bahan baku dan produk dari dan


(59)

8. Tuas penekan, merupakan alat untuk menggerakkan mata bor mendekati benda kerja, dan mengumpankan mata bor.

9. Compressor, merupakan alat untuk menciptakan gas untuk menjalankan

mesin-mesin produksi.

Peralatan-peralatan yang ada di CV. Karya Kasih semuanya dalam keadaan baik walaupun ada beberapa alat yang umurnya sudah tua, namun dalam penggunaannya mesin-mesin tersebut masih bisa dipergunakan dengan baik, namun untuk tenaga kerja, CV.Karya Kasih ini tidak memiliki begitu banyak tenaga kerja, yaitu berjumlah 20-30 orang, namun adakalanya tenaga kerja ditambah jika pesanan konsumen banyak. namun jika pesanan tidak banyak maka tenaga kerja tidak ditambah.

Walaupun tenaga kerja yang tidak terlalu banyak, namun perusahaan ini tidak kesulitan dalam menghasilkan produk mebel, sedangkan jumlah produk yang bisa dihasilkan perharinya adalah berkisar < 50m3 dan tergantung pesanan yang ada, namun jika pesanan tidak ada maka perusahaan ini tidak menghasilkan produk mebel (Swastha dan Irawan 1997)

Peralatan-peralatan yang ada di CV.Karya Kasih semuanya dalam kondisi baik, walaupun ada beberapa alat yang umurnya sudah agak lama sehingga dalam pemakaiannya mengalami kesulitan, dan untuk menyikapi hal ini CV.Karya Kasih sendiri memiliki teknisi yang ahli memperbaiki mesin-mesin yang rusak sehingga tidak perlu harus diperbaiki keluar karena CV.Karya Kasih sendiri sudah memiliki teknisi. Apabila proses produksi terhenti maka pesanan tidak akan dapat terpenuhi. Hal ini sesuai dengan pendapat Edilius (1992), proses produksi


(60)

menghasilkan produk yang sama baik mutu, bentuk maupun tipe dengan proses yang berkesinambungan. Untuk gaji tenaga kerja, CV.Karya kasih tidak memberikan gaji bulanan, namun dengan borongan.

Proses produksi yang dilakukan oleh CV.Karya Kasih dalam memproduksi mebel dapat dilihat pada Gambar :

Gambar 6. Proses Produksi Pembuatan Mebel Keterangan:

1. Penggergajian: Dari sebatang kayu gelondongan, kayu harus dibelah dan dipotong sehingga menjadi bentuk dan ukuran yang diinginkan mengikuti desain furniture. Proses ini termasuk proses yang masih kasar.

2. Pengeringan: Karena termasuk material yang 'hidup' kayu bisa berubah bentuk (melengkung, retak atau pecah), bahan ini harus dikeringkan dahulu. pengeringan kayu dilakukan secara alami dengan menganginkan di luar ruangan, karena CV ini tidak memiliki ruangan khusus.

Penggergajian

Pengeringan

Pengerjaan Kostruksi

Perakitan

Finishing


(61)

3. Pengerjaan kostruksi: Melingkupi pembentukan komponen, pengeboran untuk konstruksi penyambungan kayu secara masinal atau manual.

4. Perakitan: Proses perakitan merupakan salah satu proses yang penting karena mempengaruhi kualitas kekuatan barang jadi. Apabila perakitan tidak berhasil, sambungan-sambungan akan mudah terlepas dan furniture tidak akan bertahan lama.

5. Finishing: Sebagai proses paling akhir dan paling menentukan nilai estetika sebuah furniture. Finishing berfungsi memberikan tampilan yang baru dan lain daripada tampilan serat kayu atau warna kayu yang sebenarnya. Finishing menjadi salah satu proses yang paling sering diulang. Beberapa alasan adalah karena pembeli ingin memiliki warna yang lain daripada warna standard atau karena kondisi finishing sudah mulai pudar akan tetapi kayu masih kuat dan masih berfungsi dengan baik.

6. Pengemasan: Setelah proses finishing selesai, maka furniture dikemas untuk dipasarkan ke pasaran.

Dalam proses produksi dilakukan pengawetan yang menggunakan larutan boraks. Boraks merupakan salah satu bahan pengawet yang dapat diberikan kepada kayu untuk meningkatkan keawetannya. Hal ini sesuai dengan pernyataan Admin (2004), boraks adalah senyawa berbentuk kristal putih, tidak berbau yang digunakan sebagai bahan penahan pertumbuhan jasad renik sehingga digunakan untuk mencegah terjadinya pembusukan bahan-bahan tertentu sebagai desinfektan. Pemilihan boraks sebagai bahan pengawet disebabkan karena biaya yang murah dan mudah didapatkan, namun pengawetan ini dilakukan di industri-industri kayu yang dimana CV.Karya Kasih mendapatkannya.


(62)

Dalam proses pengecatan, CV.Karya Kasih sendiri menggunakan Melamine Impra dan lem 168, dimana lem ini lebih tahan lama dibandingkan lem-lem yang bermerk lain. Selain itu CV.Karya Kasih juga dalam pembuatan mebel, juga menggunakan anti rayap yang berfungsi agar kayu tetap awet. Adapun jenis pengawet yang digunakan adalah: Woodtrex. Dengan adanya bahan pengawet kayu ini maka, rayap tidak dengan mudah merusak mebel yang akan dijual ke konsumen, dan akan tetap awet serta jauh dari serangan rayap.

Sisa-sisa pembelahan kayu dipergunakan semaksimal mungkin. Potongan-potongan kecil sisa pembelahan kayu tidak dimanfaatkan dan dibuang begitu saja. Cv.Karya Kasih ini sendiri tidak memiliki alat pengering yang khusus, tapi hanya menggunakan pengeringan alami.

Product (produk)

Produk-produk yang dihasilkan CV.Karya Kasih meliputi mebel groval, dimana mebel ini merupakan perabot yang sangat tahan lama dan harga jual nya juga tinggi, bisa mencapai 16 juta-20 juta. Namun karena harga yang terlalu mahal, mebel grovel ini jarang laku terjual. Selain itu mebel goval ini memiliki ketahanan yang sangat lama, sehingga tidak cepat terkena serangan rayap. Selain mebel groval ini, CV.Karya Kasih juga menghasilkan mebel replika,dan set dapur. Mebel replika yaitu: office school furniture bisa mencapai 10 juta-12 juta, sedangkan untuk set dapur harganya bisa mencapai 6 juta-8 juta. Mebel yang sering laku terjual adalah mebel replika.

Selain itu CV.Karya Kasih juga tidak pernah melakukan kerjasama dengan perusahaan lain yang membutuhkan produk, hal ini karena CV.Karya Kasih ini sendiri tidak memiliki modal yang banyak, sehingga hanya berdiri sendiri, namun


(63)

tidak tertutup kemungkinan akan melakukan kerjasama dengan perusahaan lain, tergantung modal yang ada. Sejauh ini produk yang dihasilkan CV.Karya Kasih ini kebanyakan didistribusi ke konsumen tergantung pesanan yang ada.

Price (harga)

Produk-produk yang dihasilkan CV.Karya Kasih meliputi mebel grovel, mebel replika, dimana mebel replika ini didesain cantik berupa sofa, dan set dapur. Adapun Harga dari mebel dari CV.Karya Kasih ini adalah:

Tabel 6: Harga Mebel CV.Karya Kasih:

Jenis Mebel Harga Mebel

Mebel Groval Rp. 16 – 20 juta Mebel Replika Rp. 10 – 13 juta

Karena harga yang terlalu mahal, mebel groval ini jarang laku terjual. Sedangkan untuk mebel replika bisa mencapai 10 juta-13 juta. Harga mebel replika ini tergantung dari kehalusan ukiran serta motif, dan biasanya produk mebel ini sering laku terjual di pasaran.


(64)

Place (saluran distribusi)

CV.Karya Kasih menggunakan saluran distribusi menggunakan distribusi yang dimulai dari produsen dilanjutkan ke konsumen tanpa melalui agen. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi saluran distribusi CV.Karya Kasih antara lain: 1. Pertimbangan pasar: apabila konsumen tahu pasar industri meminta banyak

produk, maka saluran distribusi akan berjalan dengan baik dan lancar. Disamping itu konsumen yang potensial meliputi konsumen domestik saja yaitu Aceh dan Medan.

2. Pertimbangan produk: ongkos angkut dengan nilai barang kadang tidak sebanding.

3. Pertimbangan perantara: Perantara yang menawarkan produknya dalam volume besar untuk jangka waktu yang sama. Biaya perantara hanya mengangkut dalam jarak yang tidak terlalu jauh.

Promotion (promosi)

Promosi penjualan meliputi berbagai alat untuk merangsang pembeli dan mencoba produk. Begitu juga sama halnya yang dilakukan oleh CV.Karya Kasih, perusahaan ini mengenalkan produknya kepada masyarakat yaitu dengan cara membuat iklan di internet dan majalah-majalah, namun dalam melakukan promo besar-besaran, CV.Karya Kasih belum pernah mengadakannya, dikarenakan minimya dana yang dimiliki oleh CV.Karya Kasih tersebut. Selain itu, CV.Karya Kasih sendiri belum pernah dikunjungi oleh pihak terkait seperti Pemda/Pemko, ataupun Departemen Kehutanan.


(65)

UD. Putra Kalingga Bahan baku

UD.Putra Kalingga menggunakan bahan baku berupa kayu olahan yaitu kayu gergajian. Sedangkan jenis bahan baku yang digunakan adalah kayu jati (Tectona grandis). Bahan baku diperoleh melalui supplyer (pemasok) yakni dari kilang. Dalam mencari bahan baku, industri UD Kalingga tidak mengalami kendala. Seperti yang dikatakan oleh Adinegoro(1999) menyatakan bahan baku industri kayu di Indonesia dihasilkan dari hutan yang tersebar luas di wilayah Indonesia dan meliputi 74,4% dari seluruh luas daratan. Namun tidak seluruhnya hutan Indonesia merupakan hutan produksi. Untuk memanfaatkan hutan produksi dan konversi sebagai sumber penyediaan bahan baku, pemerintah telah menganut TPTI dan HTI.

Pengangkutan bahan baku dilakukan dengan menggunakan pickup yang dimana perusahaan ini memiliki 5 mobil pickup, namun untuk kayu yang berukuran besar terkadang menggunakan truk, dan industri ini memuliki 2 truk.. Bahan baku diangkut dari tempat pemasok, yakni toko Kesawan, dimana Toko Kesawan ini sudah cukup lama mengadakan kerjasama dengan industri mebel UD.Putra Kalingga. ke perusahaan untuk selanjutnya dilakukan proses produksi. Pengangkutan dari lokasi penyedia yang dekat dengan perusahaan dan juga untuk mengangkut kayu-kayu yang berukuran kecil maupun kayu-kayu yang berukuran besar. Hal ini juga dilakukan untuk menghemat dana, sebab dengan menggunakan pick up hanya memerlukan bahan bakar yang sedikit dan biaya angkut yang tidak terlalu besar. Selain menghemat biaya dan waktu, juga lebih efisien


(66)

penggunaannya.Dengan demikian proses produksi juga dapat berjalan dengan baik.

Produksi

Mesin-mesin produksi yang digunakan dalam proses produksi di UD.Putra kurang memadai, sehingga terkadang kesulitan dalam menghasilkan suatu produk. Namun hal ini bisa disikapi dengan bijak dengan terus memberikan yang terbaik kepada para pelanggan.

Tabel 7: Mesin-mesin Produksi di UD.Putra Kalingga No Jenis Mesin Produksi Jumlah (unit) 1 2 3 4 5 6 7 Gergaji manual Ketam Mesin Kikir Compressor Genset Palu 3 3 3 2 1 1 4 Keterangan:

1. Gergaji manual, merupakan alat untuk memotong kayu menjadi beberapa bagian sesuai dengan ukuran yang diinginkan.

2. Ketam, merupakan alat untuk mesin dengan pahat pemotong bolak-balik, yang mengambil pemotongan berupa garis lurus. Dengan menggerakkan benda kerja menyilang terhadap jalur pahat, maka dihasilkan permukaan yang rata.

3. Mesin serut, merupakan alat untuk, Mesin serut adalah mesin perkakas yang dirancang untuk melepaskan logam dengan menggerakkan meja kerja dalam garis lurus terhadap pahat mata tunggal.


(67)

4. Kikir, merupakan alat untuk, meratakan dan menghaluskan suatu bidang, membuat rata dan menyiku antara bidang satu dengan bidang lain membuat rata dan sejajar, membuat bidang-bidang berbentuk dan sebagainya.

5. Genset, merupakan alat untuk, merupakan alat untuk pembangkit tenaga listrik 6. Compressor, merupakan alat untuk, merupakan alat untuk menciptakan gas

untuk menjalankan mesin-mesin produksi.

7. Palu, merupakan alat untuk, mengiris, melubangi.

Peralatan-peralatan yang tertera di atas menunjukkan bahwa kurangnya alat inilah yang menyebabkan industri kesulitan dalm menghasilkan suatu produk. Namun walaupun demikian, industri mebel ini tetap berusaha memberikan yang terbaik. Walaupun terkadang harga mebel yang dihasilkan tidak sesuai dengan selera konsumen.

Peralatan-peralatan yang ada di UD.Putra Kalingga semuanya dalam keadaan baik. Hal ini disebabkan industri ini menggunakan proses produksi kontinyu, yaitu perusahaan melakukan proses produksi secara berkesinambungan, sehingga apabila ada peralatan yang rusak segera diperbaiki, namun industri ini tidak memiliki tenaga teknis dalam memperbaiki mesin-mesin yang rusak, tapi mesin-mesin yang rusak diperbaiki ke luar, sehingga proses produksi tidak terhambat. Hal ini sesuai dengan Edilius (1992), proses produksi kontinyu merupakan jenis proses produksi yang dijalankan oleh perusahaan yang menghasilkan produk yang sama baik mutu, bentuk maupun tipe dengan proses yang berkesinambungan.


(68)

Proses produksi yang dilakukan UD.Putra Kalingga:

Gambar 7: Proses Produksi Pembuatan Mebel Keterangan:

1. Pemotongan; bahan baku dipotong ujung dan pangkalnya agar menjadi rapi, pemotongan sesuai dengan ukuran produk.

2. Pembentukan; pembentukan model-model produk dengan mesin bubut

3. Pengukiran; pengukiran bentukan produk jadi.

4. Pengampelasan; setelah pengukiran, produk diampelas agar halus.

5. Pewarnaan; dilakukan pewarnaan sesuai pesanan yang ada.

6. Finishing; Sebagai proses paling akhir dan paling menentukan nilai estetika sebuah furniture. Finishing berfungsi memberikan tampilan yang baru dan lain

Pemotongan

Pengukiran

Pengampelasan

Pewarnaan

Finishing

Pengemasan Pembentukan


(1)

Perekatan Pengetaman

Pemotongan Pelapisan

Pengecatan Pemilahan


(2)

Pengukiran Pemotongan

Pewarnaan Pengeringan

Pengemasan Perakitan


(3)

Gergaji manual Double Planner

Sanding Truk

Compressor Genset


(4)

Compressor Palu dan gergaji

Bor Mesin penekan

Mata gergaji Ketam Lampiran 9: Mesin-mesin Pendukung di UD.Putra Kalingga


(5)

Mesin penekan Mata gergaji

Ketam Gergaji manual


(6)

Obeng Pick up