Dasar Hukum Keberatan Dan Pengertian Keberatan Pajak 1.Dasar Hukum keberatan

diberikan berbagai macam fasilitas keringanan pajak. Dalam rangka melindungi produksi dalam negeri, pemerintah menetapkan bea masuk yang tinggi untuk produk luar negeri. 3. Fungsi stabilitas : Dengan adanya pajak, pemerintah memiliki dana untuk menjalankan kebijakan yang berhubungan dengan stabilitas harga sehingga inflasi dapat dikendalikan, Hal ini bisa dilakukan antara lain dengan jalan mengatur peredaran uang di masyarakat, pemungutan pajak, penggunaan pajak yang efektif dan efisien.

B. Dasar Hukum Keberatan Dan Pengertian Keberatan Pajak 1.Dasar Hukum keberatan

Dasar Hukum Keberatan antara lain: 1 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007. 2 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1997 tentang Badan Penyelesaian Sengketa Pajak.. 3 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 194PMK.032007 Tentang Tata cara Pengajuan dan Penyelesaian Keberatan. Universitas Sumatera Utara 2.Pengertian Keberatan Keberatan adalah Pernyataan ketidaksetujuaankekurangpuasan Wajib Pajak atas suatu ketetapan pajak yang dikenakan kepadanya atas suatu pemotonganpemungutan oleh pihak ke tiga dalam pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-perundangan perpajakan.www.Keberatan pajak.com Syarat-syarat Pengajuan Keberatan Wajib Pajak dapat mengajuakan keberatan Kepada Direktur Jendral Pajak atas : 1 Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar SKPKB 2 Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan SKPKBT 3 Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar SKPLB 4 Surat Ketetapan Pajak Nihil SKPN 5 Pemotongan atau pemungutan oleh pihak ketiga berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Surat keberatan dapat diterima untuk dipertimbangkan apabila memenuhi persyaratan sebagai berikut: 1 1 satu surat keberatan diajukan hanya untuk 1 satu surat ketetapan pajak, untuk 1satu pemotongan pajak, atau untuk 1 satu pemungutan pajak. 2 Diajukan secara tertulis dalam bahasa indonesia. 3 Wajib menyebutkan jumlah pajak yang terutang atau jumlah pajak yang. dipotong atau dipungut atau jumlah rugi menurut perhitungan Wajib Pajak dan disertai alasan-alasan yang jelas. Universitas Sumatera Utara 4 Diajukan paling lama 3 tiga bulan sejak tanggal surat ketetapan pajak atau tanggal pemotongan atau pemungutan pajak oleh pihak ketiga, kecuali Wajib Pajak dapat menunjukkan bahwa jangka waktu tersebut tidak dapat di penuhi karena keadaan di luar kekuasaan Wajib Pajak force majeur. 5 Wajib Pajak telah melunasi pajak yang masih harus dibayar paling sedikit sejumlah yang telah disetujui Wajib Pajak dalam pembahasan akhir hasil pemeriksaan. 6 Surat keberatan ditandatangani oleh Wajib Pajak, dan dalam hal surat keberatan ditandatangani oleh bukan Wajib Pajak, surat keberatan tersebut harus dilampiri dengan surat kuasa khusus. Sebelum mengajukan keberatan Wajib Pajak dapat meminta keterangan secara tertulis hal-hal yang menjadi dasar pengenaaan pajak, perhitungan labarugi pemotongan atau pemungutan pajak kepada Kepala KPP Pratama. C.Upaya Hukum Keberatan Dalam Penyelesaian Sengketa Pajak Defenisi sengketa pajak terdapat dalam Undang-Undang Nomor 14 tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak, yang saat ini digunakan sebagai dasar hukum penyelesaian sengketa pajak pada tingkat banding dan gugatan. Dalam Hukum Pajak Indonesia penyelesaian sengketa pajak diselesaikan melalui beberapa saluran lembaga, yaitu keberatan, banding, gugatan dan peninjauan kembali dilakukan oleh institusi tertentu yang ditentukan oleh Undang-Undang Pajak. Proses penyelesaian sengketa pajak meliputi dua tahapan atau tingkatan peradilan pajak. Tahapan pertama adalah Peradilan administrasi tingkat awal, yaitu Universitas Sumatera Utara peradilan sengketa pajak yang ditujukan kepada dan diselesaikan oleh Direktur Jenderal Pajak untuk pajak pusat dan kepala daerah untuk pajak daerah. Dalam sistem administrasi negara, peradilan ini disebut peradilan semu. Yang termasuk dalam jenis ini adalah lembaga keberatan, baik pajak pusat maupun pajak daerah. Dalam tahapan ini, apabila Wajib Pajak merasa tidak sesuai dengan Surat Ketetapan Pajak, Wajib Pajak dapat langsung mengajukan keberatannya kepada pihak yang menerbitkan Surat Ketetapan Pajak tersebut. Tahap kedua adalah Peradilan administrasi tingkat lanjutan. Pada tahap ini, sengketa yang muncul antara Wajib Pajak dan fiskus diselesaikan oleh lembaga Independen. Pihak yang memeriksa dan memutus perkara adalah hakim yang ditunjuk untuk menyidangkan sengketa pajak tersebut. Yang dapat diselesaikan melalui peradilan ini adalah banding, gugatan dan peninjauan kembali.

D. Proses Penyelesaian Keberatan dan Keputusan Keberatan