Faktor-faktor yang Memengaruhi Pemanfaatan Pelayanan Antenatal Care (ANC) di Wilayah Kerja Puskesmas Sosopan Kabupaten Padang Lawas Tahun 2012

(1)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN PELAYANAN ANTENATAL CARE (ANC) DI WILAYAH KERJA

PUSKESMAS SOSOPAN KABUPATEN PADANG LAWAS TAHUN 2012

TESIS

Oleh

NURAIJAH SIREGAR 107032228/IKM

PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN PELAYANAN ANTENATAL CARE (ANC) DI WILAYAH KERJA

PUSKESMAS SOSOPAN KABUPATEN PADANG LAWAS TAHUN 2012

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

untuk Memperoleh Gelar Magister Kesehatan (M.Kes) dalam Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Minat Studi Kesehatan Reproduksi pada Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara

Oleh

NURAIJAH SIREGAR 107032228/IKM

PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(3)

Judul Tesis : FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN PELAYANAN ANTENATAL CARE (ANC) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SOSOPAN KABUPATEN PADANG LAWAS TAHUN 2012

Nama Mahasiswa : Nuraijah Siregar Nomor Induk Mahasiswa : 107032228/IKM

Program Studi : S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Minat Studi : Kesehatan Reproduksi

Menyetujui Komisi Pembimbing :

(Dr. Ir. Erna Mutiara, M.Kes) (

Ketua Anggota

Asfriyati, S.K.M, M.Kes)

Dekan

(Dr. Drs. Surya Utama, M.S)


(4)

Telah diuji

Pada Tanggal : 17 Januari 2013

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Dr. Ir. Erna Mutiara, M.Kes Anggota : 1. Asfriyati, S.K.M, M.Kes

2. dr. Ria Masniari Lubis, M.Si


(5)

PERNYATAAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN PELAYANAN ANTENATAL CARE (ANC) DI WILAYAH KERJA

PUSKESMAS SOSOPAN KABUPATEN PADANG LAWAS TAHUN 2012

TESIS

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, April 2013

Nuraijah Siregar 107032228/IKM


(6)

ABSTRAK

Pemanfaatan pelayanan Antenatal Care (ANC) di Kecamatan Sosopan Kabupaten Padang Lawas masih rendah. Rendahnya pemanfaatan pelayanan ANC terkait dengan faktor predisposisi, pemungkin dan kebutuhan.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi pemanfaatan pelayanan ANC di wilayah kerja Puskesmas Sosopan Kabupaten Padang Lawas. Jenis penelitian adalah survey-analitik dengan desain cross sectional. Populasi adalah seluruh ibu hamil dengan usia kehamilan > 13 minggu dan seluruh ibu bersalin yang melahirkan < 2 bulan di wilayah kerja Puskesmas Sosopan, sebanyak 112 orang. Seluruh populasi dijadikan sampel. Data diperoleh melalui kuesioner, dianalisis dengan Regresi Logistik Ganda (CI=5%).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang memanfaatkan pelayanan ANC sebanyak 41,1% dan yang tidak memanfaatkan sebanyak 58,9%. Secara statistik hasil penelitian juga menunjukkan bahwa faktor pemungkin (dukungan suami) dan faktor kebutuhan (persepsi sehat/sakit dan diagnosa klinis) berpengaruh terhadap pemanfaatan ANC, sedangkan faktor predisposisi (paritas , pengetahuan dan sikap), faktor pemungkin (jarak) tidak berpengaruh terhadap pemanfaatan ANC.

Disarankan bagi bidan desa di wilayah kerja Puskesmas Sosopan agar memberikan penyuluhan kepada ibu hamil dan suami tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan, ada atau tidak adanya gangguan kehamilan guna mendeteksi dini gangguan pada kehamilan sehingga ibu maupun janin yang dikandung tetap sehat .

Kata Kunci : Pemanfaatan, Pelayanan ANC, Predisposisi, Pemungkin, Kebutuhan.


(7)

ABSTRACT

Antenatal care service utilization at Sosopan Sub-District, Padang Lawas District is still low. The low of antenatal care service utilization related to predisposing, enabling and need factors.

This research aimed to analyze factors influencing antenatal care service utilization at Sosopan Sub-District, Padang Lawas District. This research was an analytical-survey by using cross sectional study design. The population were all of mothers with gestational age more than 13 weeks and the mother who have delivered their babies for less than 2 months in the working area of Sosopan Health Centre, which were 112 mothers involved. All of population were being the sample. Data collected by using questionnaire, and analyzed by multiple logistic regression at 95% Confidence Interval.

This research showed that respondents who utilized ANC service as much as 46% and do not utilize as much as 66%. Statistically result also showed predisposing factors (parity, knowledge and attitude), enabling factor (husband support) and need factors (perception of health/ill and clinical diagnose) influenced the antenatal care service utilization, while predisposing factors (age and education), enabling factors (economy and distance) did not influence antenatal care service utilization.

It is suggested to the midwives assigned at the Sosopan Health Center to provide health promotion to the pregnant mothers and their husbands on the importance of Antenatal Care, whether they have pregnancy disorders or not, for early detection of disorders in pregnancy so that both the mother and the fetus remain healthy.

.


(8)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas ridho dan rahmadnya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan judul “Faktor-faktor yang Memengaruhi Pemanfaatan Pelayanan Antenatal Care (ANC) di Wilayah Kerja Puskesmas Sosopan Kabupaten Padang Lawas Tahun 2012”.

Dalam penulisan tesis ini, penulis mendapat bantuan, dorongan dan bimbingan dari berbagai berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada:

1. Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM & H, Sp.A (K) selaku Rektor Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan pada Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Minat Studi Kesehatan Reproduksi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

2. Dr. Drs. Surya Utama, M. S, selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan izin untuk mengikuti Pendidikan di Program Studi Pasca Sarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

3. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si selaku Ketua Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara dan Dr. Ir. Evawany Y. Aritonang, M.Si selaku Sekretaris Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas


(9)

Sumatera Utara serta seluruh jajarannya yang telah memberikan bimbingan dan dorongan selama penulis mengikuti pendidikan.

4. Dr. Ir. Erna Mutiara, M.Kes dan Asfriyati, S.K.M, M.Kes selaku dosen pembimbing yang telah banyak menyediakan waktu, pemikiran dan bimbingan kepada penulis.

5. dr. Ria Masniari Lubis, M.Si dan Siti Khadijah Nasution, S.K.M, M.Kes selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan masukan berupa saran dan kritikan demi peningkatan kualitas dan esensi penelitian ini.

6. Abdul Jalil Siregar selaku kepala Puskesmas Sosopan yang telah memberi izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di wilayah kerja Puskesmas Sosopan.

7. Semua responden yang sudah bersedia diwawancarai, terima kasih atas informasi dan kerjasama yang baik selama penelitian.

8. Secara khusus buat Ayahanda Ali Adam Siregar dan Ibunda Doriomas Harahap serta suami tercinta Brigadir Ginda Kaharuddin Pohan dan putri saya Nabila Safitri Pohan, Syifa Khairiyah Pohan yang penulis sangat sayangi, terima kasih atas do’a, perhatian, semangat, dukungan material dan moril, semoga Allah SWT membalas semuanya dengan kebahagiaan.

9. Rekan-rekan satu stambuk di peminatan Kesehatan Reproduksi 2010 Only, Aan, Nani, Yufdel, Eva, Lumongga, Aminah, dan teman-teman lainnya terima kasih atas semangat kebersamaan selama menjalani perkuliahan dan bimbingan semoga kita masih menjalin silaturahim di masa mendatang.


(10)

Kiranya penelitian ini mampu memberikan manfaat yang sebesar-besarnya pada berbagai pihak yang berkepentingan. Penulis menyadari bahwa tesis ini masih terdapat banyak kekurangan dan kelemahan. Penulis juga sangat terbuka pada saran dan kritikan yang bersifat membangun dari semua pihak demi kepentingan kualitas penelitian ini.

Medan, April 2013 Penulis,

107032228/IKM Nuraijah Siregar


(11)

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Nuraijah Siregar yang dilahirkan pada tanggal 25 Pebruari 1980 di Kotamadya Padang Sidimpuan Propinsi Sumatera Utara, anak ke enam dari enam bersaudara dari pasangan ayahanda Ali Adam Siregar dan Ibunda Doriomas Harahap.

Pendidikan formal penulis dimulai di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Sadabuan pada tahun 1986 dan diselesaikan pada tahun 1992, Sekolah Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Padangsidimpuan tahun 1992 dan selesai tahun 1995, Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 2 Padangsidimpuan tahun 1995 dan selesai tahun 1998, pada tahun 1998 mulai masa pendidikan perguruan tinggi di Akademi Keperawatan Republik Indonesia Medan dan selesai tahun 2001, pada tahun 2003 melanjutkan pendidikan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Minat Studi Kependudukan dan Biostatistika selesai tahun 2005. Kemudian pada tahun 2010 penulis melanjutkan pendidikan di Pascasarjana Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara minat studi Kesehatan Reproduksi.

Riwayat bekerja penulis dimulai sejak tahun 2001-2003 bekerja sebagai perawat pada Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) SMAN 5 Kota Bengkulu, tahun 2006-2009 menjadi staf pengajar di Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara (STIKesSU) dan tahun 2010 menjadi Pegawai Negeri Sipil di Puskesmas Latong Kabupaten Padang Lawas hingga saat ini.


(12)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

RIWAYAT HIDUP ... vi

DAFTAR ISI... ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Permasalahan ... 11

1.3 Tujuan Penelitian ... 11

1.4 Hipotesis ... 12

1.5 Manfaat Penelitian ... 12

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 13

2.1 Pemeriksaan Kehamilan (Antenatal Care =ANC) ... 13

2.1.1 Pengertian ... 13

2.1.2 Tujuan Antenatal Care (ANC) ... 14

2.1.3 Jadwal Pemeriksaan Kehamilan ... 15

2.1.4 Pemeriksaan Kehamilan ... 16

2.1.5 Pelayanan Antenatal ... 16

2.1.6 Standar Pelayanan Kebidanan ... 19

2.2 Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan ... 22

2.3 Faktor-faktor yang Memengaruhi Pemanfaatan Antenatal .... 24

2.4 Landasan Teori ... 26

2.5 Kerangka Konsep ... 28

BAB III METODE PENELITIAN ... 29

3.1 Jenis Penelitian ... 29

3.2 Lokasi dan waktu Penelitian ... 29

3.2.1 Lokasi Penelitian ... 29

3.2.2 Waktu Penelitian ... 29

3.3 Populasi dan Sampel ... 29

3.3.1 Populasi ... 29

3.3.2 Sampel ... 30

3.4 Metode Pengumpulan Data ... 30


(13)

3.4.2 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 31

3.5 Variabel dan Definisi Operasional ... 33

3.5.1 Variabel Terikat ... 33

3.5.2 Variabel Bebas ... 33

3.6 Metode Pengukuran... ... 35

3.6.1 Pengukuran Variabel Dependen ... 35

3.6.2 Pengukuran Variabel Independen ... 35

3.7 Metode Analisis Data ... 38

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 40

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 40

4.1.1 Distribusi Sarana Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Sosopan ... 40

4.1.2 Fasilitas di Puskesmas Sosopan ... 41

4.1.3 Fasilitas Gedung Puskesmas Sosopan... 41

4.1.4 Fasilitas Sumber Daya Manusia ... 42

4.1.5 Distribusi Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Sosopan ... 42

4.2 Analisis Univariat ... 43

4.2.1 Distribusi Pemanfaatan ANC di Wilayah Kerja Puskesmas Sosopan ... 43

4.2.2 Distribusi Faktor Predisposisi terhadap Pemanfaatan ANC di Wilayah Kerja Puskesmas Sosopan ... 44

4.2.3 Distribusi Faktor Pemungkin terhadap Pemanfaatan ANC di Wilayah Kerja Puskesmas Sosopan ... 48

4.2.4 Distribusi Faktor Kebutuhan terhadap Pemanfaatan ANC di Wilayah Kerja Puskesmas Sosopan ... 50

4.3 Analisis Bivariat ... 51

4.4 Analisis Multivariat ... 55

BAB V PEMBAHASAN ... 59

5.1 Pengaruh Faktor Predisposisi terhadap Pemanfaatan ANC ... 59

5.1.1 Pengaruh Umur Ibu terhadap Pemanfaatan ANC di Wilayah Kerja Puskesmas Sosopan Kabupaten Padang Lawas ... 59

5.1.2 Pengaruh Paritas Ibu terhadap Pemanfaatan ANC di Wilayah Kerja Puskesmas Sosopan Kabupaten Padang Lawas ... 61

5.1.3 Pengaruh Pendidikan Ibu terhadap Pemanfaatan ANC di Wilayah Kerja Puskesmas Sosopan Kabupaten Padang Lawas ... 63


(14)

5.1.4 Pengaruh Pengetahuan Ibu terhadap Pemanfaatan ANC di Wilayah Kerja Puskesmas Sosopan Kabupaten

Padang Lawas ... 64

5.1.5 Pengaruh Sikap terhadap Pemanfaatan ANC di Wilayah Kerja Puskesmas Sosopan Kabupaten Padang Lawas .. 66

5.2 Pengaruh Faktor Pemungkin terhadap Pemanfaatan ANC .... 67

5.2.1 Pengaruh Dukungan Suami terhadap Pemanfaatan ANC di Wilayah Kerja Puskesmas Sosopan Kabupaten Padang Lawas ... 67

5.2.2 Pengaruh Ekonomi Keluarga terhadap Pemanfaatan ANC di Wilayah Kerja Puskesmas Sosopan Kabupaten Padang Lawas ... 69

5.2.3 Pengaruh Jarak terhadap Pemanfaatan ANC di Wilayah Kerja Puskesmas Sosopan Kabupaten Padang Lawas .. 71

5.3 Pengaruh Faktor Kebutuhan terhadap Pemanfaatan ANC ... 72

5.3.1 Pengaruh Persepsi Sehat/Sakit terhadap Pemanfaatan ANC di Wilayah Kerja Puskesmas Sosopan Kabupaten Padang Lawas ... 72

5.3.2 Pengaruh Diagnosa Klinis terhadap Pemanfaatan ANC di Wilayah Kerja Puskesmas Sosopan Kabupaten Padang Lawas ... 73

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 77

6.1 Kesimpulan ... 77

6.2 Saran ... 77

DAFTAR PUSTAKA ... 79 LAMPIRAN


(15)

DAFTAR TABEL

No Judul Halaman

3.1 Hasil Uji Validitas Variabel Pengetahuan, Sikap dan Dukungan Suami ... 31 3.2 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Pengetahuan, Sikap dan Dukungan

Suami ... 33 3.3 Variabel, Cara, Alat, Hasil dan Skala Ukur ... 38 4.1 Distribusi Cakupan K1 dan K4 di Wilayah Kerja Puskesmas

Sosopan Kabupaten Padang Lawas Tahun 2011 ... 42 4.2 Distribusi Frekuensi Umur Kehamilan dan Umur Mulai

Memeriksakan Kehamilan Responden di Wilayah Kerja Puskesmas Sosopan Kabupaten Padang Lawas ... 43 4.3 Distribusi Frekuensi Pemanfaatan ANC di Wilayah Kerja Puskesmas

Sosopan Kabupaten Padang Lawas ... 44 4.4 Distribusi Frekuensi Faktor Predisposisi (Umur, Paritas, Pendidikan,

Pengetahuan dan Sikap) Responden di Wilayah Kerja Puskesmas Sosopan Kabupaten Padang Lawas ... 44 4.5 Distribusi Frekuensi Pengetahuan tentang Pemanfaatan ANC di

Wilayah Kerja Puskesmas Sosopan Kabupaten Padang Lawas ... 45 4.6 Distribusi Frekuensi Sikap tentang Pemanfaatan ANC di Wilayah

Kerja Puskesmas Sosopan Kabupaten Padang Lawas ... 46 4.7 Distribusi Frekuensi Faktor Pemungkin (Dukungan Suami, Ekonomi

Keluarga dan Jarak) tentang Pemanfaatan ANC di Wilayah Kerja Puskesmas Sosopan Kabupaten Padang Lawas... 48 4.8 Distribusi Frekuensi Dukungan Suami tentang Pemanfaatan ANC di

Wilayah Kerja Puskesmas Sosopan Kabupaten Padang Lawas ... 49 4.9 Distribusi Frekuensi Faktor Kebutuhan (Persepsi Sehat/Sakit dan

Diagnosa Klinis) tentang Pemanfaatan ANC di Wilayah Kerja Puskesmas Sosopan Kabupaten Padang Lawas... 50


(16)

4.10 Hubungan Faktor Predisposisi, Pemungkin dan Kebutuhan dengan Pemanfaatan ANC di Wilayah Kerja Puskesmas Sosopan Kabupaten Padang Lawas ... 51 4.11 Pengaruh Faktor Predisposisi, Pemungkin dan Kebutuhan terhadap

Pemanfaatan ANC di Wilayah Kerja Puskesmas Sosopan Kabupaten Padang Lawas ... 56


(17)

DAFTAR GAMBAR

No Judul Halaman

2.1 Model Perilaku Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan ... 25 2.2 Kerangka Teori Modifikasi Model Anderson dan Wibowo ... 28 2.3 Kerangka Konsep Penelitian ... 28


(18)

DAFTAR LAMPIRAN

No Judul Halaman

1 Kuesioner Penelitian ... 85

2. Data Validitas Dan Reliabilitas ... 92

3. Reliabilitas dan Validitas ... 94

4. Master Data ... 97

5. Hasil Olah Data Penelitian ... 100

6. Surat Permohonan Izin Penelitian ... 129


(19)

ABSTRAK

Pemanfaatan pelayanan Antenatal Care (ANC) di Kecamatan Sosopan Kabupaten Padang Lawas masih rendah. Rendahnya pemanfaatan pelayanan ANC terkait dengan faktor predisposisi, pemungkin dan kebutuhan.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi pemanfaatan pelayanan ANC di wilayah kerja Puskesmas Sosopan Kabupaten Padang Lawas. Jenis penelitian adalah survey-analitik dengan desain cross sectional. Populasi adalah seluruh ibu hamil dengan usia kehamilan > 13 minggu dan seluruh ibu bersalin yang melahirkan < 2 bulan di wilayah kerja Puskesmas Sosopan, sebanyak 112 orang. Seluruh populasi dijadikan sampel. Data diperoleh melalui kuesioner, dianalisis dengan Regresi Logistik Ganda (CI=5%).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang memanfaatkan pelayanan ANC sebanyak 41,1% dan yang tidak memanfaatkan sebanyak 58,9%. Secara statistik hasil penelitian juga menunjukkan bahwa faktor pemungkin (dukungan suami) dan faktor kebutuhan (persepsi sehat/sakit dan diagnosa klinis) berpengaruh terhadap pemanfaatan ANC, sedangkan faktor predisposisi (paritas , pengetahuan dan sikap), faktor pemungkin (jarak) tidak berpengaruh terhadap pemanfaatan ANC.

Disarankan bagi bidan desa di wilayah kerja Puskesmas Sosopan agar memberikan penyuluhan kepada ibu hamil dan suami tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan, ada atau tidak adanya gangguan kehamilan guna mendeteksi dini gangguan pada kehamilan sehingga ibu maupun janin yang dikandung tetap sehat .

Kata Kunci : Pemanfaatan, Pelayanan ANC, Predisposisi, Pemungkin, Kebutuhan.


(20)

ABSTRACT

Antenatal care service utilization at Sosopan Sub-District, Padang Lawas District is still low. The low of antenatal care service utilization related to predisposing, enabling and need factors.

This research aimed to analyze factors influencing antenatal care service utilization at Sosopan Sub-District, Padang Lawas District. This research was an analytical-survey by using cross sectional study design. The population were all of mothers with gestational age more than 13 weeks and the mother who have delivered their babies for less than 2 months in the working area of Sosopan Health Centre, which were 112 mothers involved. All of population were being the sample. Data collected by using questionnaire, and analyzed by multiple logistic regression at 95% Confidence Interval.

This research showed that respondents who utilized ANC service as much as 46% and do not utilize as much as 66%. Statistically result also showed predisposing factors (parity, knowledge and attitude), enabling factor (husband support) and need factors (perception of health/ill and clinical diagnose) influenced the antenatal care service utilization, while predisposing factors (age and education), enabling factors (economy and distance) did not influence antenatal care service utilization.

It is suggested to the midwives assigned at the Sosopan Health Center to provide health promotion to the pregnant mothers and their husbands on the importance of Antenatal Care, whether they have pregnancy disorders or not, for early detection of disorders in pregnancy so that both the mother and the fetus remain healthy.

.


(21)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan adalah kondisi umum dari seseorang dalam semua aspek baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif dan bukan hanya bebas dari penyakit dan kelemahan. Kesehatan juga adalah hak asasi manusia dan merupakan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia dalam meningkatkan pembangunan kesehatan.

Pembangunan kesehatan pada hakekatnya diarahkan untuk mempertinggi derajat kesehatan, dengan prioritas utama pada upaya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan. Berkaitan dengan itu perlu terus ditingkatkan berbagai upaya terutama untuk mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan mutu yang lebih baik serta semakin memperluas cakupan pelayanan kesehatan. Salah satu sasaran utama pembangunan kesehatan diarahkan pada peningkatan kualitas ibu dan anak yang dewasa ini dirasakan masih relatif rendah. Hal ini tentunya dapat berpengaruh terhadap derajat kesehatan ibu dan anak (Depkes RI, 1999).

Meningkatkan kesehatan ibu merupakan salah satu dari delapan tujuan Pembangunan Milenium (MDGs) yang diadopsi pada KTT Milenium 2000. Berdasarkan data Angka Kematian Ibu (AKI) di dunia pada tahun 1990 adalah sebesar 400 per 100.000 kelahiran hidup (KH), turun menjadi 260 pada tahun 2008.


(22)

Angka tertinggi terdapat di Afrika Sub Sahara sebesar 640/100.000 KH, diikuti Asia Selatan 290/100.000 KH, dibandingkan dengan Amerika Latin dan Karibia 85/100.000 KH, Amerika Utara 23/100.000 KH, dan di Eropa 10/100.000 KH (Childinfo, 2011). Di Asia Tenggara AKI rata-rata 164/100.000 KH, yang tertinggi adalah di Republik Rakyat Demokratik Laos 580/100.000 KH, Timor Leste 370/100.000 KH, dan Kamboja 290/100.000 KH, dan Negara dengan nilai yang relatif rendah yakni singapura 9/100.000 KH, Brunai Darussalam 21/100.000 KH, dan Malaysia 31/100.000 KH (UNFPA, 2011; UNESCAP, 2011).

Angka Kematian Bayi (AKB) dan AKI di Indonesia masih cukup tinggi dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya. Menurut data Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007, AKI 228 per 100.000 kelahiran hidup, AKB 34 per 1000 kelahiran hidup, Angka Kematian Neonatus (AKN) 19 per 1000 kelahiran hidup. Berdasarkan kesepakatan global (Millenium Develoment Goals/MDG’s 2000) pada tahun 2015, diharapkan Angka Kematian Ibu menurun dari 228 pada tahun 2007 menjadi 102 per 100.000 Kelahiran Hidup (KH) dan Angka Kematian Bayi menurun dari 34 pada tahun 2007 menjadi 23 per 1000 KH.

Berdasarkan profil Dinas Kesehatan Sumatera Utara AKI di Sumatera Utara sebanyak 268 per 100.000 KH pada tahun 2010. Sedangkan menurut Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Padang Lawas Tahun 2011 Angka Kematian Ibu di Kabupaten Padang Lawas Tahun 2010 sebanyak 159 per 100.000 kelahiran hidup. Angka tersebut menunjukkan bahwa Angka Kematian Ibu di Kabupaten Padang Lawas


(23)

masih tinggi dan masih jauh dari target yang ingin dicapai oleh Depkes RI untuk tahun 2015 yakni 102 per 100.000 kelahiran hidup.

Penyebab kematian maternal dapat dibagi dalam beberapa masalah, antara lain masalah reproduksi, komplikasi obstetrik, pelayanan kesehatan, sosial ekonomi dan budaya dan sebagainya. Tingkat pendidikan dari ibu yang rendah dapat menyebabkan kurangnya pengetahuan ibu tentang kesehatan termasuk di dalamnya tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan. Demikian juga dengan ibu hamil yang tidak mengalami atau memperoleh pendidikan akan berakibat pada kurangnya pengetahuan tentang hal-hal yang berkaitan dengan kehamilannya tersebut (Manuaba, 2002).

Upaya penurunan AKI harus difokuskan pada penyebab langsung kematian ibu, penyebab langsung kematian ibu adalah perdarahan (28%), eklampsia (24%) dan infeksi (11%). Penyebab tidak langsung kematian antara lain kurang energi kronis/KEK pada kehamilan (37%) dan anemia pada kehamilan (40%). Sedangkan berdasarkan laporan PWS tahun 2007, penyebab langsung kematian ibu adalah perdarahan (39%), eklampsia (20%), infeksi (7%) dan lain-lain (33%) (Depkes RI, 2009b). Kematian ibu juga diakibatkan beberapa faktor risiko keterlambatan (Tiga Terlambat), di antaranya terlambat dalam pemeriksaan kehamilan, terlambat dalam memperoleh pelayanan persalinan dari tenaga kesehatan, dan terlambat sampai di fasilitas kesehatan pada saat dalam keadaan emergensi. Salah satu upaya pencegahannya adalah melakukan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan (Kemenkes RI, 2011).


(24)

Derajat kesehatan masyarakat di Indonesia dapat ditinjau dari AKI dan AKB. Salah satu faktor yang memengaruhi AKB adalah tenaga penolong persalinan. Meskipun banyak ibu hamil yang pernah memeriksakan kehamilannya ke tenaga medis, namun masih banyak persalinan yang ditolong oleh tenaga non medis, khususnya yang terjadi di pedesaan. Untuk dapat menekan AKB dan AKI perlu digerakkan upaya Gerakan Sayang Ibu (GSI), kelangsungan hidup, perkembangan serta perlindungan ibu dan anak, Gerakan Keluarga Reproduksi Sehat (GKRS), Safe Motherhood, dan penempatan bidan di desa-desa (Depkes RI, 2009; Kusmiran, 2011).

Upaya Safe Motherhood merupakan upaya untuk menyelamatkan wanita agar kehamilan dan persalinan dapat dilalui dengan sehat dan aman, serta menghasilkan bayi yang sehat. Di Indonesia, upaya Safe Motherhood diterjemahkan sebagai upaya kesejahteraan/ keselamatan ibu. Kesejahteraan ibu menunjukkan ruang lingkup yang luas, meliputi hal-hal di luar kesehatan, sedangkan keselamatan ibu berorientasi khusus pada aspek kesehatan. Safe Motherhood memiliki Empat Pilar utama yaitu; 1) Keluarga berencana, 2) Pelayanan Antenatal Care (ANC), 3) Persalinan yang aman, 4) Pelayanan obstetric essensi/emergensi. Pilar yang kedua yaitu pelayanan antenatal care yang bertujuan utamanya mencegah komplikasi obstetri dan memastikan bahwa komplikasi dideteksi sedini mungkin serta ditangani secara memadai (Prawirohardjo, 2010).

Mengacu pada Indonesia Sehat 2010, program Making Pregnancy Safer


(25)

terpadu dalam intervensi klinis dan sistem kesehatan serta penekanan pada kemitraan. MPS ini dilakukan dengan meningkatkan akses dan cakupan pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir; membangun kemitraan yang efektif melalui kerjasama lintas program dan lintas sektor; mendorong pemberdayaan wanita dan keluarga; dan mendorong keterlibatan masyarakat (Bappenas, 2007).

Dalam rangka mempercepat pencapaian tujuan pembangunan kesehatan nasional serta Millennium Development Goals (MDGs), pada tahun 2011 Kementerian Kesehatan meluncurkan kebijakan Jaminan Persalinan (Jampersal). Penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan tantangan yang lebih sulit dicapai dibandingkan target MDGs lainnya. Oleh karena itu, upaya penurunan AKI tidak dapat lagi dilakukan dengan intervensi biasa, diperlukan upaya-upaya terobosan serta peningkatan kerjasama lintas sektor untuk mengejar ketertinggalan penurunan AKI agar dapat mencapai target MDGs. Salah satu faktor yang penting adalah perlunya meningkatkan akses masyarakat terhadap persalinan yang sehat dengan cara memberikan kemudahan pembiayaan kepada seluruh ibu hamil yang belum memiliki jaminan persalinan. Jaminan Persalinan ini diberikan kepada semua ibu hamil agar dapat mengakses pemeriksaan kehamilan (ANC), pertolongan persalinan, pemeriksaan nifas dan pelayanan KB oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan sehingga pada gilirannya dapat menekan angka kematian ibu dan bayi.

Mendapatkan pelayanan antenatal dengan baik dan teratur merupakan salah satu masalah kesehatan yang spesifik dari ibu hamil. Pemeriksaan kehamilan


(26)

merupakan salah satu tahapan penting yang harus dilakukan oleh ibu hamil menuju kandungan ata satu kali kunjungan pada usia kehamilan trimester pertama, satu kali kunjungan pada trimester kedua, dan dua kali kunjungan pada kehamilan trimester ketiga, dengan catatan kehamilan berlangsung normal. Ada baiknya pemeriksaan kehamilan dilakukan sebulan sekali hingga usia kehamilan 28 minggu, dua minggu sekali pada usia 28-36 minggu dan seminggu sekali pada usia kehamilan 36-40 minggu (Salmah, dkk., 2006).

Kualitas pelayanan antenatal adalah pelayanan yang diberikan selama hamil secara berkala sesuai dengan pedoman pelayanan antenatal yang telah ditentukan untuk memelihara serta meningkatkan kesehatan ibu selama hamil sesuai dengan kebutuhan sehingga dapat menyelesaikan kehamilan dengan baik dan melahirkan bayi sehat (Depkes RI, 1998). Pelayanan antenatal merupakan salah satu kegiatan dari program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), pelayanan ini bisa dilaksanakan oleh bidan di poliklinik KIA di puskesmas. Pelayanan antenatal dapat diperoleh pada waktu pelaksanaan posyandu oleh bidan, ditempat dokter atau bidan praktek swasta, di rumah bersalin dan di poliklinik KIA rumah sakit.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization = WHO) Antenatal care adalah salah satu upaya pencegahan awal dari faktor risiko kehamilan guna mendeteksi dini terjadinya risiko tinggi terhadap kehamilan dan persalinan dan juga dapat menurunkan angka kematian ibu serta memantau keadaan janin. Idealnya


(27)

bila tiap wanita hamil mau memeriksakan kehamilannya, bertujuan untuk mendeteksi kelainan-kelainan yang mungkin ada atau akan timbul pada kehamilan tersebut lekas diketahui, dan segera dapat diatasi sebelum berpengaruh tidak baik terhadap kehamilan tersebut dengan melakukan pemeriksaan antenatal care (Wiknjosastro, 2005).

Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) diharapkan dapat berperan besar dalam menurunkan AKI. Berdasarkan data WHO, ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya minimal empat kali selama periode 2000-2010 sebanyak 53%, untuk negara berkembang ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya satu kali kunjungan mengalami peningkatan dari sekitar 64% pada tahun 1990 menjadi sekitar 81% pada tahun 2009, sedangkan untuk negara miskin hanya 39% ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya empat kali atau lebih sebelum melahirkan selama tahun 2000-2010 (WHO, 2012).

Hasil Riskesdas 2010 menyatakan bahwa di Indonesia ibu hamil yang memeriksakan kesehatannya ke tenaga kesehatan trimester I (KI) adalah 72,3% dan K4 adalah 61,4%. Selanjutnya menurut Profil Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2011, cakupan kunjungan ibu hamil K1 di Sumatera Utara adalah 90,76% dan K4 adalah 83,31%.

Berdasarkan Laporan Pelayanan Kesehatan Dinas kesehatan Kabupaten Padang Lawas Tahun 2011, jumlah sasaran ibu hamil sebanyak 6003 dan yang memeriksakan kehamilannya ke sarana pelayanan kesehatan yaitu K1 sebanyak 5122 orang (85,3%) dan K4 sebanyak 4348 orang (84,8%) dan angka ini belum


(28)

menunjukkan bahwa pencapaian Kabupaten belum sesuai dengan target nasional. Puskesmas Sosopan terletak di Kecamatan Sosopan terdiri atas 22 desa dengan jumlah bidan desa sebanyak 16 orang dimana terdapat 6 desa yang tidak memiliki bidan desa. Berdasarkan laporan KIA-KB puskesmas Sosopan ibu hamil sasaran ibu hamil yang tercatat pada tahun 2011 sebanyak 441 dan yang memeriksakan kehamilannya ke sarana pelayanan kesehatan yaitu K1 sebanyak 214 orang (48,52%) dan K4 sebanyak 49 orang (22,89%). Angka ini masih rendah bila dibandingkan dengan target pencapaian kegiatan ANC menurut Depkes RI (2008) K1 sebesar 92,9% dan tahun 2010 K1 dan K4 sebesar 95%.

Menurut Wibowo (1992), pada tahun 1945 organisasi kesehatan sedunia (WHO) mencetuskan bahwa pemeriksaan kehamilan merupakan faktor terpenting didalam pelayanan kesehatan ibu dan direkomendasikan untuk masuk sebagai komponen penting pada program kesehatan masyarakat, khususnya program kesehatan ibu dan anak di berbagai Negara. WHO juga menyatakan bahwa pemeriksaan kehamilan mempunyai peranan penting dalam upaya pencegahan karena merupakan momentum paling tepat untuk mendeteksi secara dini kelainan atau penyakit oleh ibu hamil ataupun janinnya sehingga intervensi berupa tindakan pencegahan dan pengobatan dapat dilakukan seawal mungkin.

Pemeriksaan kehamilan terbukti mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam upaya meningkatkan kesehatan mental dan fisik selama kehamilan, untuk menghadapi persalinan. Dengan pemeriksaan kehamilan dapat diketahui berbagai komplikasi ibu yang dapat memengaruhi kehamilan atau komplikasi hamil dapat


(29)

diatasi. Keadaan yang tidak dapat diatasi segera dirujuk ketempat yang lebih lengkap peralatannya sehingga mendapat perawatan yang optimal. Dengan dilakukannya pemeriksaan kehamilan angka kematian ibu dan bayi dapat diturunkan (Manuaba, 2009)

Ibu hamil sebaiknya dianjurkan mengunjungi bidan atau dokter sedini mungkin setelah dirinya hamil, untuk mendapatkan pelayanan asuhan antenatal yang lebih lengkap. Pemeriksaan kehamilan adalah suatu cara untuk menjamin setiap kehamilan berpuncak pada upaya untuk melahirkan bayi yang sehat tanpa menganggu kesehatan ibunya (Bahri, 2000., dalam Dewi, 2010).

Beberapa kemungkinan penyebab ibu tidak memeriksakan kesehatan kehamilannya : (1) ibu sering tidak berhak memutuskan sesuatu, karena hal itu hak suami atau mertua, sementara mereka tidak mengetahui perlunya memeriksakan kehamilan dan hanya mengandalkan cara-cara tradisional, (2) fasilitas untuk pelayanan antenatal tidak memadai, tidak berfungsi sebagaimana mestinya, tidak memungkinkan kerahasiaan, harus menunggu lama atau perlakuan petugas yang kurang memuaskan, (3) beberapa ibu tidak mengetahui mereka harus memeriksakan kehamilannya, sehingga ibu tidak melakukannya, (4) transportasi yang sulit, baik bagi ibu untuk memeriksakan kehamilan maupun bagi bidan untuk mendatangi mereka, (5) kurangnya dukungan tradisi dan keluarga yang tidak mengizinkan seorang wanita meninggalkan rumah untuk memeriksakan kehamilannya, (6) takhayul dan keraguan untuk memeriksa kehamilan kepada petugas kesehatan (terlebih jika petugasnya laki-laki), (7) ketidakpercayaan atau ketidaksenangan pada


(30)

tenaga kesehatan secara umum, beberapa anggota masyarakat tidak mempercayai semua petugas kesehatan pemerintah, (8) ibu dan/atau anggota keluarga tidak mampu membayar atau tidak mempunyai waktu untuk memeriksakan kehamilan (Depkes RI, 2005b).

Banyak sebenarnya faktor yang memengaruhi pemanfaatan pelayanan antenatal care oleh ibu hamil, seperti hasil penelitian Khairati (2000), menyatakan bahwa pendidikan, pekerjaan, penghasilan, pengetahuan dan umur ibu memengaruhi pemanfaatan pelayanan antenatal. Hasil penelitian Ulina (2004) menunjukkan variabel pendidikan, pengetahuan, pendapatan dan paritas mempunyai pengaruh terhadap pemanfaatan pelayanan antenatal, sedangkan variabel pekerjaan dan riwayat persalinan tidak berpengaruh terhadap pemanfaatan pelayanan antenatal. Penelitian Agnes (2005) juga menyatakan bahwa variabel pengetahuan, pendapatan keluarga, pekerjaan mempunyai pengaruh terhadap peningkatan kunjungan pelayanan antenatal.

Berdasarkan hasil survei pendahuluan di 3 desa di Kecamatan Sosopan dengan melalui wawancara terhadap 10 ibu hamil diperoleh 60% ibu mengatakan tidak memanfaatkan pelayanan antenatal disebabkan karena tidak mengalami gangguan selama kehamilannya (60%). Karakteristik ibu hamil yang tidak memanfaatkan pelayanan tersebut separuhnya (50%) berpendidikan tinggi, tidak bekerja, memiliki pendapatan keluarga lebih dari Rp.1.000.000, serta paritas > 2 orang, dimana ibu yang mempunyai paritas > 2 orang tersebut berusia 20-35 tahun sebanyak 40 % dan usia > 35 tahun sebanyak 10%. Meskipun suami memberikan


(31)

dukungan (90 %) untuk memeriksakan kehamilan tetapi masih banyak ibu yang tetap tidak memanfaatkan pelayanan antenatal tersebut. Ibu memiliki sikap yang baik tentang pentingnya memeriksakan kehamilan (60 %), walaupun sikap ibu baik tidak di dukung dengan tindakan yang baik pula dalam hal ini ibu tidak memeriksakan kehamilan sesuai dengan standar minimal kunjungan ANC.

Mengingat banyaknya faktor yang memengaruhi pemanfaatan pelayanan antenatal care maka penelitian ini hanya melihat pada pengaruh faktor predisposisi (umur ibu, paritas, pendidikan, pengetahuan, dan sikap), faktor pemungkin (dukungan suami, ekonomi keluarga, dan jarak) dan faktor kebutuhan (persepsi sehat/sakit dan diagnosa klinis) terhadap pemanfaatan pelayanan antenatal care di wilayah kerja Puskesmas Sosopan Kabupaten Padang Lawas tahun 2012.

1.2 Permasalahan

Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi permasalahan adalah rendahnya pemanfaatan pelayanan antenatal care (K1 dan K4) di wilayah kerja Puskesmas Sosopan.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi pemanfaatan pelayanan antenatal care di wilayah kerja Puskesmas Sosopan.


(32)

1.4 Hipotesis

Ada pengaruh faktor predisposisi (umur ibu, paritas, pendidikan, pengetahuan, dan sikap), faktor pemungkin (dukungan suami, ekonomi keluarga, dan jarak) dan faktor kebutuhan (persepsi sehat/sakit dan diagnosa klinis) terhadap pemanfaatan pelayanan antenatal care di wilayah kerja Puskesmas Sosopan.

1.5 Manfaat Penelitian

1. Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Padang Lawas dan khususnya Puskesmas Sosopan sebagai informasi dalam evaluasi pelayanan ANC sehingga dapat dilakukan perbaikan untuk meningkatkan pelayanan ANC guna mewujudkan penurunan AKI

2. Bagi tenaga kesehatan sebagai masukan untuk mendapatkan informasi tentang faktor-faktor yang memengaruhi terhadap pemanfaatan ANC. Dengan diketahuinya faktor-faktor tersebut sehingga dapat digunakan dalam upaya meningkatkan cakupan ANC serta kampanye kesehatan masyarakat agar dapat meningkatkan kualitas pelayanan pemeriksaan kehamilan.


(33)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pemeriksaan Kehamilan (Antenatal Care = ANC) 2.1.1 Pengertian

Pemeriksaan kehamilan (ANC) merupakan pemeriksaan ibu hamil baik fisik dan mental serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas sehingga mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan pemberiaan ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar (Wiknjosastro, 2005.; Manuaba, 2008).

Kunjungan antenatal care adalah kunjungan ibu hamil ke bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal. Pada setiap kunjungan antenatal (ANC), petugas mengumpulkan dan menganalisis data mengenai kondisi ibu melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk mendapatkan diagnosis kehamilan intrauterine serta ada tidaknya masalah atau komplikasi (Saifudin, 2005).

Menurut Henderson (2006), kunjungan antenatal care adalah kontak ibu hamil dengan pemberi perawatan/asuhan dalam hal mengkaji kesehatan dan kesejahteraan bayi serta kesempatan untuk memperoleh informasi dan memberi informasi bagi ibu dan petugas kesehatan.


(34)

2.1.2 Tujuan Antenatal Care (ANC)

Tujuan utama antenatal care adalah untuk memfasilitasi hasil yang sehat dan positif bagi ibu maupun bayinya dengan membina hubungan saling percaya dengan ibu, mendeteksi komplikasi-komplikasi yang dapat mengancam jiwa, mempersiapkan kelahiran, dan memberikan pendidikan. Antenatal care penting untuk menjamin agar proses alamiah tetap berjalan selama kehamilan (Marmi, 2011)

2.1.2.1 Tujuan Umum

1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang janin.

2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, maternal dan sosial ibu dan bayi.

3. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal.

4. Mempromosikan dan menjaga kesehatan fisik dan mental ibu dan bayi dengan pendidikan, nutrisi, kebersihan diri, dan proses kelahiran.

5. Mendeteksi dan menatalaksanakan komplikasi medik, bedah, atau obstetrik selama kehamilan.

6. Mengembangkan persiapan persalinan serta persiapan menghadapi komplikasi 7. Membantu menyiapkan ibu menyusui dengan sukses, menjalankan nifas

normal dan merawat anak secara fisik, psikologis dan sosial.

Tujuan dilakukannya ANC adalah menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan mental ibu selama dalam kehamilan dan untuk menjaga agar ibu hamil dapat melalui


(35)

masa kehamilannya, persalinan dan nifas dengan baik dan selamat, sehingga ibu sehat dan menghasilkan bayi yang sehat pula (Depkes RI, 2004.; Mochtar, 2005)

2.1.2.2 Tujuan Khusus

Menurut Manuaba (1998) sebagaimana yang dikutip oleh Marmi (2011), menyatakan bahwa tujuan khusus antenatal care adalah :

1. Mengenal dan menangani sedini mungkin penyulit-penyulit yang terdapat saat kehamilan, persalinan, dan nifas.

2. Mengenal dan menangani penyakit yang menyertai hamil, persalinan, nifas. 3. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal.

Menurut Wiknjosastro (2005) tujuan ANC adalah menyiapkan wanita hamil sebaik-baiknya fisik dan mental serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas, sehingga keadaan mereka pada post partum sehat dan normal, tidak hanya fisik tetapi juga mental.

2.1.3 Jadwal Pemeriksaan Kehamilan

Kunjungan antenatal untuk pemantauan dan pengawasan kesejahteraan ibu dan anak minimal empat kali selama kehamilan dalam waktu sebagai berikut : sampai dengan kehamilan trimester pertama (<14 minggu) satu kali kunjungan, dan kehamilan trimester kedua (14-28 minggu) satu kali kunjungan dan kehamilan trimester ketiga (28-36 minggu dan sesudah minggu ke-36) dua kali kunjungan (Saifuddin, 2005).


(36)

2.1.4 Pemeriksaan Kehamilan

WHO dalam Marmi (2011) menganjurkan dalam masa kehamilan ibu harus memeriksakan kehamilan ke tenaga kesehatan paling sedikit 4 kali :

1. Trismester I : satu kali kunjungan (sebelum usia kehamilan 14 minggu) 2. Trismester II : satu kali kunjungan (usia kehamilan antara 14-28 minggu)

3. Trismester III : dua kali kunjungan (usia kehamilan antara 28-36 minggu dan sesudah usia kehamilan 36 minggu).

2.1.5 Pelayanan Antenatal

1. Konsep Pemeriksaan Antenatal

Menurut Depkes RI (2002a), pemeriksaan antenatal dilakukan dengan standar pelayanan antenatal dimulai dengan :

a. Anamnese : meliputi identitas ibu hamil, riwayat kontrasepsi/KB, kehamilan sebelumnya dan kehamilan sekarang.

b. Pemeriksaan umum : meliputi pemeriksaan fisik, pemeriksaan khusus kebidanan.

c. Pemeriksaan laboratorium dilakukan hanya atas indikasi/diagnosa

d. Pemberian obat-obatan, imunisasi Tetanus Toxoid (TT) dan tablet besi (fe)

e. Penyuluhan tentang gizi, kebersihan, olah raga, pekerjaan dan perilaku sehari-hari, perawatan payu dara dan air susu ibu, tanda-tanda risiko, pentingnya pemeriksaan kehamilan dan imunisasi selanjutnya, persalinan


(37)

oleh tenaga terlatih, KB setelah melahirkan serta pentingnya kunjungan pemeriksaan kehamilan ulang.

2. Kunjungan Ibu Hamil

Menurut Depkes RI (2002a), kunjungan ibu hamil adalah kontak antara ibu hamil dengan petugas kesehatan yang memberikan pelayanan antenatal standar untuk mendapatkan pemeriksaan kehamilan. Istilah kunjungan disini dapat diartikan ibu hamil yang datang ke fasilitas pelayanan kesehatan atau sebaliknya petugas kesehatan yang mengunjungi ibu hamil di rumahnya atau posyandu. Kunjungan ibu hamil dilakukan secara berkala yang dibagi menjadi beberapa tahap, seperti :

a. Kunjungan ibu hamil yang pertama

Kunjungan pertama adalah kontak ibu hamil yang pertama kali dengan petugas kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan kehamilan dan pelayanan kesehatan trimester I, dimana usia kehamilan 1 sampai 12 minggu.

b. Kunjungan ibu hamil yang keempat

Kunjungan keempat adalah kontak ibu hamil yang keempat atau lebih dengan petugas kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan kehamilan dan pelayanan kesehatan pada trimester III, usia kehamilan > 24 minggu. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit empat kali selama masa kehamilan dengan distribusi kontak sebagai berikut :


(38)

a. Minimal 1 kali pada trimester I , usia kehamilan 1-12 minggu b. Minimal 1 kali pada trimester II, usia kehamilan 13-24 minggu c. Minimal 2 kali pada trimester III, usia kehamilan > 24 minggu. 1. Jadwal Pemeriksaan

Menurut Depkes RI (2002a), pemeriksaan kehamilan berdasarkan kunjungan antenatal dibagi atas :

a. Kunjungan Pertama, kedua dan ketiga

Meliputi : (1) Identitas/biodata, (2) Riwayat kehamilan, (3) Riwayat kebidanan, (4) Riwayat kesehatan, (5) Riwayat sosial ekonomi, (6) Pemeriksaan kehamilan dan pelayanan kesehatan, (7) Penyuluhan dan konsultasi.

b. Kunjungan Keempat

Meliputi : (1) Anamnese (keluhan/masalah) (2) Pemeriksaan kehamilan dan pelayanan kesehatan, (3) Pemeriksaan psikologis, (4) Pemeriksaan laboratorium bila ada indikasi/diperlukan, (5) Diagnosa akhir (kehamilan normal, terdapat penyulit, terjadi komplikasi, atau tergolong kehamilan risiko tinggi (6) Sikap dan rencana tindakan (persiapan persalinan dan rujukan). Menurut Mochtar (2005) jadwal pemeriksaan antenatal yang dianjurkan adalah :

a. Pemeriksaan pertama kali yang ideal yaitu sedini mungkin ketika haid terlambat satu bulan


(39)

c. Periksa ulang 2 kali sebulan sampai kehamilan 9 bulan d. Pemeriksaan ulang setiap minggu sesudah kehamilan 9 bulan e. Periksa khusus bila ada keluhan atau masalah

2. Pelaksana Pelayanan Antenatal

Pelaksana pelayanan antenatal adalah dokter, bidan (bidan puskesmas, bidan di desa, bidan di praktek swasta), pembantu bidan, perawat yang sudah dilatih dalam pemeriksaan kehamilan (Depkes RI, 2002a).

2.1.6 Standar Pelayanan Kebidanan

Pertolongan pertama/penanganan kegawatdaruratan obstetric neonatal merupakan komponen penting dan merupakan bagian tak terpisahkan dari pelayanan kebidanan di setiap tingkat pelayanan. Standar pelayanan kebidanan meliputi 24 standar yang dikelompokkan atas : (1) standar pelayanan umum terdiri dari 2 standar (standar 1 - 2), (2) standar pelayanan antenatal terdiri dari 6 standar (standar 3 – 8), (3) standar pertolongan persalinan terdiri dari 4 standar (standar 9 – 12), (4) standar pelayanan nifas terdiri dari 3 standar (standar 13 – 15) dan (5) standar penanganan kegawatdaruratan obstetrik-neonatal terdiri dari 9 standar (standar 16 – 24).

Menurut Depkes RI (2005b) standar pelayanan antenatal terdiri atas 6 standar, yakni :

1. Standar 3 : Identifikasi Ibu Hamil

Tujuannya adalah mengenali dan memotivasi ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya.


(40)

Hasilnya :

a. Ibu memahami tanda dan gejala kehamilan

b. Ibu, suami, anggota masyarakat menyadari manfaat pemerikasaan kehamilan secara dini dan teratur, serta mengetahui tempat pemeriksaan hamil

c. Meningkatkan cakupan ibu hamil yang memeriksakan diri sebelum kehamilan 16 minggu

2. Standar 4 : Pemeriksaan dan Pemantauan Antenatal

Tujuannya adalah memberikan pelayanan antenatal berkualitas dan deteksi dini komplikasi kehamilan.

Hasilnya :

a. Ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal minimal 4 x selama kehamilan

b. Meningkatkan pemanfaatan jasa bidan oleh masyarakat c. Deteksi dini dan pengananan komplikasi kehamilan

d. Ibu hamil, suami, keluarga dan masyarakat mengetahui tanda bahaya kehamilan dan tahu apa yang harus dilakukan.

e. Mengurus transportasi rujukan jika sewaktu-waktu terjadi kedaruratan. 3. Standar 5 : Palpasi Abdominal

Tujuannya adalah memperkirakan usia kehamilan, pemantauan pertumbuhan janin, penentu letak, posisi dan bagian bawah janin.


(41)

Hasilnya :

a. Perkiraan usia kehamilan yang lebih baik

b. Diagnosis dini kelainan letak, dan merujuknya sesuai dengan kebutuhan c. Diagnosis dini kehamilan ganda dan kelainan lain serta merujuknya sesuai

dengan kebutuhan.

4. Standar 6 : Pengelolaan anemia pada kehamilan

Tujuannya adalah menemukan anemia pada kehamilan secara dini, dan melakukan tindak lanjut yang memadai untuk mengatsi anemia sebelum persalinan berlangsung.

Hasilnya :

1. Ibu hamil dengan anemia berat segera dirujuk 2. Penurunan jumlah ibu melahirkan dengan anemia 3. Penurunan jumlah bayi baru lahir dengan anemia/BBLR 5. Standar 7 : Pengelolaan Dini Hipertensi pada Kehamilan

Tujuannya adalah mengenali dan menemukan secara dini hepertensi pada kehamilan dan memerlukan tindakan yang diperlukan.

Hasilnya :

a. Ibu hamil dengan tanda pre–eklamsia mendapat perawatan yang memadai dan tepat waktu


(42)

6. Standar 8 : Persiapan Persalinan

Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa persalinan direncanakan dalam lingkungan yang aman dan memadai dengan pertolongan bidan terampil.

Hasilnya :

a. Ibu hamil, suami dan keluarga tergerak untuk merencanakan persalinan yang bersih dan aman

b. Persalinan direncanakan ditempat yang aman dan memadai dengan pertolongan bidan terampil.

c. Adanya persiapan sarana transportasi untuk merujuk ibu bersalin, jika perlu

d. Rujukan tepat waktu telah dipersiapkan bila perlu.

2.2 Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan

Menurut Levey dan Loomba (1973), Depkes RI (2006) dalam Anisatullaila (2010) menyatakan pemanfaatan adalah penggunaan fasilitas pelayanan kesehatan yang disediakan baik dalam bentuk rawat jalan, rawat inap, kunjungan rumah oleh petugas atau tenaga kesehatan maupun dalam bentuk kegiatan lain dari pemanfaatan layanan kesehatan tersebut. Pemanfaatan pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau bersama-sama, dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan seseorang, keluarga, kelompok dan masyarakat.


(43)

Pemanfaatan pelayanan kesehatan oleh keluarga tergantung pada predisposisi keluarga mencakup karakteristik keluarga cenderung menggunakan pelayanan kesehatan meliputi variabel demografi, variabel struktur sosial (pendidikan, pekerjaan, suku) serta kepercayaan dan sikap terhadap perawatan medis, dokter, dan penyakit (termasuk stress serta kecemasan yang ada kaitannya dengan kesehatan). (Muzaham, 1995).

Menurut Departement Of Education and Welfare, USA (1997) dalam Damhar (2002) faktor-faktor yang memengaruhi pelayanan kesehatan yaitu, (1) faktor regional dan residence (2) faktor dari sistem pelayanan kesehatan yang bersangkutan (3) faktor adanya fasilitas kesehatan lain, (4) faktor dari konsumen yang menggunakan pelayanan kesehatan yaitu faktor sosiodemografi (meliputi umur, jenis kelamin dan status perkawinan), faktor sosial psikologis (meliputi sikap/persepsi terhadap pelayanan kesehatan secara umum, pengetahuan dan sumber informasi dari pelayanan kesehatan), faktor ekonomi dan kemudahan menjangkau pelayanan kesehatan.

Pelayanan yang berkualitas adalah pelayanan kesehatan harus memiliki persyaratan pokok yaitu, tersedia dan berkesinambungan, mudah dicapai, mudah dijangkau, dapat diterima dan wajar, bermutu (Azwar, 1996). Rendahnya pemanfaatan pelayanan kesehatan berhubungan dengan (1) jarak yang jauh (faktor geografi), (2) tidak tahu adanya suatu kemampuan fasilitas (faktor informasi), (3) Biaya yang tidak terjangkau (faktor ekonomi), dan (4) tradisi yang menghambat pemanfaatan fasilitas (faktor budaya) (Depkes RI, 2002b).


(44)

2.3 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pemanfaatan Antenatal

Cukup banyak model-model penggunaan pelayanan kesehatan yang dikembangkan seperti model kependudukan, model sumberdaya masyarakat, model organisasi dan lain-lain sesuai dengan variabel-variabel yang digunakan dalam masing-masing model (Notoatmodjo, 2010).

Salah satunya menurut Anderson (1974), sebagaimana dikutip oleh Notoadmodjo (2010) menggambarkan model sistem kesehatan (health system model) berupa model kepercayaan kesehatan (health belief model). Dalam model Anderson ini, terdapat 3 (tiga) kategori utama dalam pelayanan kesehatan yaitu :

1. Komponen predisposisi, menggambarkan kecenderungan individu yang berbeda-beda dalam menggunakan pelayanan kesehatan seseorang. Komponen terdiri dari: a. Faktor-faktor demografi (umur, jenis kelamin, status perkawinan, besar

keluarga dan lain-lain)

b. Faktor struktural sosial (suku bangsa, pendidikan dan pekerjaan) c. Faktor keyakinan/kepercayaan (pengetahuan, sikap dan persepsi)

2. Komponen enabling (pemungkin/pendorong), menunjukkan kemampuan individual untuk menggunakan pelayanan kesehatan. Di dalam komponen ini termasuk faktor-faktor yang berpengaruh dengan perilaku pencarian :

a. Sumber keluarga (pendapatan/penghasilan, kemampuan membayar pelayanan, keikutsertaan dalam asuransi, dukungan suami, informasi pelayanan kesehatan yang dibutuhkan).


(45)

b. Sumber daya masyarakat (suatu pelayanan, lokasi/jarak transportasi dan sebagainya).

3. Komponen need (kebutuhan), merupakan faktor yang mendasari dan merupakan stimulus langsung bagi individu untuk menggunakan pelayanan kesehatan apabila faktor-faktor predisposisi dan enabling itu ada. Kebutuhan pelayanan kesehatan dapat dikategorikan menjadi :

a. Kebutuhan yang dirasakan/persepsikan (seperti kondisi kesehatan, gejala sakit, ketidakmampuan bekerja)

b. Evaluasi/clinical diagnosis yang merupakan penilaian keadaan sakit didasarkan oleh petugas kesehatan (tingkat beratnya penyakit dan gejala penyakit menurut diagnosis klinis dari dokter)

Secara skematis konsep pemanfaatan pelayanan kesehatan adalah :

Gambar 2.1 Model Perilaku Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan

Komponen Predisposisi

Komponen Pemungkin

Susunan Keluarga

Sumber Keluarga

Sumber Masyarakat Struktur

Sosial

Respon terhadap

sakit Kepercayaan

Kesehatan

Sakit / Penyakit Komponen Kebutuhan

Pemanfaatan Pelayanan


(46)

2.4 Landasan Teori

Pemanfaatan pelayanan kesehatan oleh keluarga tergantung pada predisposisi keluarga mencakup karakteristik keluarga cenderung menggunakan pelayanan kesehatan meliputi variabel demografi (seperti umur, jenis kelamin, status perkawinan), variabel struktur sosial (seperti pendidikan, pekerjaan dan suku bangsa) serta kepercayaan dan sikap terhadap perawatan medis, dokter, dan penyakit termasuk stress serta kecemasan yang ada kaitannya dengan kesehatan. Meskipun keluarga memberikan predisposisi untuk pemanfaatan pelayanan kesehatan namun ada beberapa faktor harus terrsedia untuk menunjang pelaksanaan yaitu faktor kemampuan baik dari keluarga seperti penghasilan, simpanan asuransi, atau sumber-sumber lainnya dan dari komunitas seperti tersedianya fasilitas dan tenaga pelayanan kesehatan, lamanya menunggu pelayanan serta lamanya waktu yang digunakan untuk mencapai fasilitas pelayanan tersebut (Muzaham, 1995).

Menurut Reinke (1994) yang dikutip oleh Henniwati (2008), ada beberapa faktor yang memengaruhi seseorang memanfaatkan pelayanan kesehatan adalah faktor regional, faktor dan sistem pelayanan kesehatan yang bersangkutan yatu tipe dari organisasi, misalnya rumah sakit, puskesmas dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya, faktor adanya fasilitas kesehatan, faktor-faktor dari konsumen yang menggunakan pelayanan kesehatan yaitu faktor sosio psikologis yaitu meliputi sikap/persepsi terhadap pelayanan kesehatan.

Berdasarkan hasil penelitian Murniati (2007), faktor–faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan antenatal oleh ibu hamil adalah faktor predisposisi,


(47)

faktor pemungkin dan kebutuhan. Faktor predisposisi meliputi variabel umur ibu, paritas, jarak kelahiran, pendidikan , pengetahuan dan sikap. Dari faktor predisposisi ini yang berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan antenatal adalah pengetahuan. Faktor pemungkin meliputi variabel pekerjaan suami dan keterjangkauan. Variabel yang berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan antenatal pada faktor pemungkin adalah keterjangkauan pelayanan. Sedangkan faktor kebutuhan terdiri dari variabel kondisi ibu dan ketersediaan pelayanan (pelayanan 5T) memiliki hubungan dengan pemanfaatan pelayanan antenatal.

Menurut Andersen (1968) dalam Wibowo (1992), faktor yang berpengaruh terhadap pemanfaatan pelayanan antenatal care adalah komponen predisposing (predisposisi seseorang untuk memakai pelayanan), komponen enabling (kemampuan seseorang untuk mencari pelayanan) dan komponen need (kebutuhan seseorang akan pelayanan kesehatan). Wibowo (1992) mengembangkan model Andersen (1968) dengan meneliti faktor-faktor oleh ibu hamil. Model pemanfaatan pelayanan antenatal dihubungkan oleh faktor predisposing yaitu susunan keluarga, struktur sosial dan kepercayaan kesehatan, seperti: umur ibu, paritas, jarak kelahiran, pendidikan, pengetahuan, sikap, dan faktor enabling adalah sumber keluarga dan sumber masyarakat, seperti: dukungan suami, ekonomi keluarga, pembayaran, ongkos, waktu, ketersediaan pelayanan, jarak, sedangkan faktor need adalah sakit atau penyakit dan respon terhadap penyakit seperti riwayat, keluhan, persepsi sehat, kondisi ibu, rencana pengobatan dan Hb.


(48)

Gambar 2.2 Kerangka Teori Model Wibowo

2.5 Kerangka Konsep

Gambar 2.3 Kerangka Konsep Penelitian

Komponen Predisposisi 1. Umur Ibu 2. Paritas

3. Interval Kelahiran 4. Pendidikan

5. Pengetahuan 6. Sikap

Komponen Pemungkin

1. Dukungan Suami 2. Ekonomi Keluar 3. Pembayaran 4. Ongkos 5. Waktu 6. Ketersediaan Pelayanan 7. Jarak

Komponen Need 1. Riwayat/kehamilan

masa lalu

2. Keluhan/penyakit yang diderita

3. Persepsi sehat 4. Kondisi ibu

5. Rencana pengobatan 6. Hb

Pemanfaatan Pelayanan Antenatal

Faktor Predisposisi a. Umur ibu b. Paritas c. Pendidikan d. Pengetahuan e. Sikap

Faktor Pemungkin a. Dukungan Suami b. Ekonomi keluarga c. Jarak

Pemanfaatan ANC

Faktor Kebutuhan a. Persepsi Sehat/sakit b. Diagnosa Klinis


(49)

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian survei yang bersifat analitik dengan menggunakan desain sekat silang (cross sectional) untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi pemanfaatan pelayanan antenatal care (ANC) di wilayah kerja Puskesmas Sosopan Kabupaten Padang Lawas.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Sosopan Kabupaten Padang Lawas. Alasan memilih lokasi ini karena kunjungan pemeriksaan kehamilan di wilayah kerja Puskesmas Sosopan masih dibawah target yaitu K1 sebesar 48,52% dan K4 sebesar 22,89%. Angka ini menunjukkan bahwa kunjungan pemeriksaan kehamilan masih jauh dari target nasional K1 dan K4 sebesar 95% tahun 2010.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2012-Februari 2013.

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil dengan usia kehamilan > 13 minggu dan seluruh ibu bersalin yang melahirkan < 2 bulan dengan alasan usia


(50)

kehamilan 13 minggu adalah batas usia maksimum yang harusnya memanfaatkan pelayanan Antenatal Care minimal 1 kali dan dengan waktu < 2 bulan persalinan ibu masih ingat dengan pemanfaatan ANC-nya di wilayah kerja Puskesmas Sosopan Kabupaten Padang Lawas yang berjumlah 112 orang yang tercatat Januari-Agustus tahun 2012.

3.3.2 Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil dengan usia kehamilan > 13 minggu dan seluruh ibu bersalin yang melahirkan < 2 bulan di wilayah kerja Puskesmas Sosopan Kabupaten Padang Lawas yang berjumlah 112 orang yang tercatat Januari-Agustus tahun 2012.

3.4 Metode Pengumpulan Data 3.4.1 Jenis Data

a. Data Primer

Pengumpulan data primer dilakukan dengan wawancara menggunakan kuesioner.

b. Data Sekunder

Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan mengambil data-data dari dokumen atau catatan yang diperoleh dari Kantor Dinas kesehatan Kabupaten Padang Lawas, Puskesmas Sosopan.


(51)

3.4.2 Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dan reliabilitas terhadap kuesioner ini dilakukan pada 30 ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Latong Kabupaten Padang Lawas pada bulan Agustus 2012.

a. Uji Validitas

Uji validitas bertujuan mengetahui sejauh mana suatu ukuran atau nilai yang menunjukan tingkat kehandalan atau kesahihan suatu alat ukur dengan cara mengukur kolerasi antara variabel pada analisis validitas dengan melihat nilai corrected item-total correlation > r tabel = 0,361 (pada taraf signifikansi 5%, n=30), maka dinyatakan valid dan sebaliknya (Riwidikdo, 2008; Saryono, 2008; Riyanto, 2009).

Uji validitas pada variabel pengetahuan, sikap dan dukungan suami dapat dilihat pada Tabel 3.1 :

Tabel 3.1 Hasil Uji Validitas Variabel Pengetahuan, Sikap dan Dukungan Suami No Variabel Corrected Item-Total Correlation Keterangan

1 Pengetahuan

Item1 0,718 Valid

Item3 0,609 Valid

Item5 0,807 Valid

Item8 0,531 Valid

Item9 0,708 Valid

Item10 0,651 Valid


(52)

Tabel 3.1 (Lanjutan)

No Variabel Corrected Item-Total Correlation Keterangan

2 Sikap

Item1 0,397 Valid

Item2 0,429 Valid

Item3 0,379 Valid

Item4 0,443 Valid

Item5 0,397 Valid

Item6 0,413 Valid

Item7 0,424 Valid

Item8 0,385 Valid

Item9 0,511 Valid

Item10 0,391 Valid

Item11 0,470 Valid

Item12 0,390 Valid

3 Dukungan Suami

Item1 0,885 Valid

Item2 0,794 Valid

Item3 0,885 Valid

Item4 0,707 Valid

Item5 0,791 Valid

Item6 0,707 Valid

Item7 0,791 Valid

b. Reliabilitas

Pertanyaan dikatakan reliabel, jika jawaban responden terhadap pertanyaan (kuesioner) adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya, untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang sudah dapat dipercaya atau reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercayai juga. Apabila datanya memang benar dan sesuai dengan kenyataan, maka berapa kali diambil tetap akan sama (Arikunto, 2005).


(53)

Reliabilitas data merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat menunjukkan ketepatan dan dapat dipercayai dengan menggunakan metode Cronbach’s Alpha, yaitu menganalisis reliabilitas alat ukur dari satu kali pengukuran. Menurut Djemari (2003) dalam Riwidikdo (2008) menyatakan bahwa kuesioner dikatakan reliabel jika nilai Cronbach’s Alpha minimal 0,7, dapat dilihat pada Tabel 3.2:

Tabel 3.2 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Pengetahuan, Sikap dan Dukungan Suami

No Variabel Cronbach’s Alpha Keterangan

1 Pengetahuan 0,836 Reliabel

2 Sikap 0,779 Reliabel

3 Dukungan Suami 0,935 Reliabel

3.5 Variabel dan Definisi Operasional 3.5.1 Variabel Terikat

Pemanfaatan pelayanan antenatal care adalah batas minimal frekuensi kunjungan ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya kepada petugas kesehatan.

3.5.2 Variabel Bebas

1. Umur ibu adalah lama hidup responden yang dihitung dalam tahun penuh saat dilakukan wawancara

2. Paritas adalah jumlah anak yang pernah dilahirkan ibu baik lahir mati maupun lahir hidup sebelum kehamilan yang sekarang.

3. Pendidikan adalah tingkat pendidikan formal ibu berdasarkan ijazah terakhir yang diperoleh dari hasil wawancara terhadap responden.


(54)

4. Pengetahuan adalah tingkat pengetahuan ibu tentang hal-hal yang berhubungan dengan pelayanan antenatal care dan pemanfaatannya.

5. Sikap adalah pandangan ibu tentang kehamilan, pemeriksaan kehamilan dan kesiapan ibu seandainya terjadi kelainan/gangguan kesehatan sehubungan dengan kehamilannya.

6. Dukungan Suami adalah pendapat atau persepsi ibu terhadap keterlibatan suami dalam pemeriksaan kehamilan ibu yang sekarang, baik dalam bentuk dukungan maupun keikutsertaan suami dalam mendampingi ibu untuk memeriksakan kehamilannya.

7. Ekonomi keluarga adalah keadaan keuangan keluarga ibu hamil yang dilihat berdasarkan rata-rata pengeluaran bulanan per kepala untuk pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari.

8. Jarak adalah lama tempuh yang dilalui ibu dari rumah ke tempat pelayanan antenatal.

9. Persepsi sehat/ sakit adalah pandangan ibu hamil terhadap keadaan kesehatannya yang dikaitkan dengan ketidakmampuan melakukan beberapa kegiatan sehari-hari.

10.Diagnosa Klinis adalah diagnosa kesehatan dari petugas tentang kondisi ibu hamil.


(55)

3.6 Metode Pengukuran

3.6.1 Pengukuran Variabel Dependen

Untuk mengukur pemanfaatan pelayanan antenatal care didasarkan pada skala nominal dapat dilihat dari :

0. Memanfaatkan : bila minimal frekuensi kunjungan ANC sesuai dengan umur kehamilan (sesuai standar minimal kunjungan ANC yakni pada trimester I minimal 1 kali, trimester II minimal 1 kali dan timester III minimal 2 kali). 1. Tidak memanfaatkan : bila minimal frekuensi kunjungan ANC tidak sesuai

dengan umur kehamilan (tidak sesuai standar minimal kunjungan ANC).

3.6.2 Pengukuran Variabel Independen

Pengukuran variabel independen yaitu faktor predisposisi (umur ibu, paritas, pendidikan, pengetahuan, dan sikap), faktor pemungkin (dukungan suami, ekonomi keluarga, dan jarak) dan faktor kebutuhan (persepsi sehat/ sakit dan diagnosa klinis).

1. Umur ibu, terdiri atas 2 kategori : 0. < 20 dan > 35 Tahun

1. 20 – 35 Tahun

2. Paritas, terdiri atas 2 kategori : 0. ≤ 2 orang

1. > 2 orang

3. Pendidikan, terdiri atas 2 kategori : 0. Tinggi (SMA, Diploma/PT) 1. Rendah (SD/SMP)


(56)

4. Pengetahuan tentang antenatal care, terdiri atas 2 kategori :

0. Pengetahuan baik, jika responden memperoleh nilai benar > 50% dari total skor (nilai 4-7).

1. Pengetahuan kurang, jika responden memperoleh nilai benar ≤ 50% dari total skor (nilai 0-3).

5. Sikap, terdiri atas 2 kategori :

0. Baik, jika responden memperoleh nilai benar > 50% dari total skor (nilai 24-36).

1. Kurang, jika responden memperoleh nilai benar ≤ 50% dari total skor (nilai 12-23).

Pengukuran sikap ini terdiri atas tiga macam kategori jawaban, yaitu tidak setuju (TS), kurang setuju (KS) dan setuju (S). Pernyataan sikap dibagi atas 2 bagian, yakni pernyataan positif dan negatif. Untuk pernyaatan positif, jika responden menjawab, S diberi nilai 3, KS diberi nilai 2, TS diberi nilai 1. Dan untuk pernyataan negatif penilaiannya adalah sebaliknya.

6. Dukungan suami, terdiri atas 2 kategori :

0. Mendukung, jika responden menjawab ya > 50% dari total pertanyaan (4-7 pertanyaan).

1. Kurang mendukung, jika responden menjawab ya ≤ 50% dari total pertanyaan (0-3 pertanyaan).


(57)

7. Ekonomi Keluarga, terdiri atas 2 kategori :

0. Tinggi, jika pengeluaran ≥ Rp243.729,- per orang per bulan

1. Rendah, jika pengeluaran < Rp243.729,- per orang per bulan (BPS, 2012). 8. Jarak, terdiri atas 2 kategori :

0. Dekat, bila waktu tempuh yang dilalui dari rumah ke pelayanan antenatal ≤ 30 menit.

1. Jauh, bila waktu tempuh yang dilalui dari rumah ke pelayanan antenatal >30 menit.

9. Persepsi sehat/ sakit, terdiri atas 2 kategori :

0. Sakit, jika ibu merasakan ada masalah terhadap keadaan kesehatannya yang dikaitkan dengan ketidakmampuan ibu melakukan beberapa kegiatan.

1. Sehat, jika ibu merasakan tidak ada masalah terhadap keadaan kesehatannya yang dikaitkan dengan kemampuan ibu melakukan beberapa kegiatan.

10.Diagnosa klinis, terdiri atas 2 kategori :

0. Ada, jika ibu mengalami gangguan kehamilan berdasarkan hasil pemeriksaan oleh petugas kesehatan.

1. Tidak ada, jika ibu tidak mengalami gangguan kehamilan berdasarkan hasil pemeriksaan oleh petugas kesehatan.


(58)

Tabel 3.3 Variabel, Cara, Alat, Hasil dan Skala Ukur

Variabel Cara dan Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur Variabel Terikat

Pemanfatan ANC Wawancara (Kuesioner) 0=Memanfaatkan 1=Tidak

Memanfaatkan

Nominal

Variabel Bebas Faktor Predisposisi

1. Umur ibu Wawancara (Kuesioner) 0=<20 dan >35 tahun 1=20-35 tahun

Nominal 2. Paritas Wawancara (Kuesioner) 0=≤2 orang

1= >2 orang

Ordinal 3. Pendidikan Wawancara (Kuesioner) 0= Tinggi

1= Rendah

Ordinal 4. Pengetahuan Wawancara (Kuesioner) 0= Baik

1= Kurang

Ordinal 5. Sikap Wawancara (Kuesioner) 0= Baik

1= Kurang

Ordinal

Faktor Pemungkin

6. Dukungan Suami

Wawancara (Kuesioner) 0= Mendukung 1= Kurang

Mendukung

Ordinal

7. Ekonomi Keluarga

Wawancara (Kuesioner) 0= Tinggi 1= Rendah

Ordinal 8. Jarak Wawancara (Kuesioner) 0= Dekat

1= Jauh

Ordinal

Faktor Kebutuhan

9. Persepsi sehat/ sakit

Wawancara (Kuesioner) 0= Sakit 1= Sehat

Ordinal 10.Diagnosa

Klinis

Wawancara (Kuesioner) 0= Ada 1= Tidak Ada

Nominal

3.7 Metode Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini melalui tiga tahapan kegiatan analisis, yaitu: a. Analisis Univariat

Analisis data secara univariat dilakukan untuk mendapatkan gambaran distribusi frekuensi variabel dependen, masing-masing variabel independen


(59)

yang meliputi faktor predisposisi (umur ibu, paritas, pendidikan, pengetahuan, dan sikap), faktor pemungkin (dukungan suami, ekonomi keluarga dan jarak) dan faktor kebutuhan (persepsi sehat/sakit dan diagnosa klinis).

b. Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk menguji ada tidaknya hubungan faktor predisposisi (umur ibu, paritas, pendidikan, pengetahuan, dan sikap), faktor pemungkin (dukungan suami, ekonomi keluarga dan jarak) dan faktor kebutuhan (persepsi sehat/ sakit dan diagnosa klinis) dengan pemanfaatan pelayanan ANC di wilayah kerja Puskesmas Sosopan Kabupaten Padang Lawas diperoleh dengan menggunakan uji chi-square pada α=0,05.

c. Analisis Multivariat

Analisis multivariat ini menggunakan uji regresi logistik ganda pada α=0,05, dan yang masuk dalam analisis ini adalah nilai p< 0,25 pada analisis bivariat. Analisis dengan uji ini bertujuan untuk menguji pengaruh faktor predisposisi (umur ibu, paritas, pendidikan, pengetahuan, dan sikap), faktor pemungkin (dukungan suami, ekonomi keluarga dan jarak) dan faktor kebutuhan (persepsi sehat/sakit dan diagnosa klinis) terhadap pemanfaatan pelayanan ANC. Dengan menggunakan teknik analisis ini dapat diketahui pengaruh dari variabel independen serta mengetahui variabel dominan yang memengaruhi terhadap pemanfaatan pelayanan ANC.


(60)

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Puskesmas Sosopan terletak di Kabupaten Sosopan Kabupaten Padang Lawas, dengan batas wilayah 396,5 Km², dengan batas wilayah sebagai berikut :

1. Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kabupaten Padang Lawas Utara 2. Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kecamatan Ulu Barumum 3. Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kabupaten Mandailing Natal 4. Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kabupaten Padang Lawas Utara

Wilayah kerja puskesmas Sosopan berada pada 60% wilayah perbukitan, 25% wilayah pegunungan dan 15% wilayah daratan.

Wilayah kerja Puskesmas Sosopan terdiri atas 22 desa dengan jumlah kepala keluarga (KK) sebanyak 2429 KK dimana jumlah penduduk laki-laki sebanyak 5210 orang dan perempuan sebanyak 5537 orang. Mata pencaharian penduduk Kecamatan Sosopan pada umumnya petani kulit manis dan karet (75%) dan bersawah (25%). Keadaan rumah tempat tinggal penduduk mayoritas semi permanen dan pada umumnya masih kurang memenuhi syarat kesehatan.

4.1.1 Distribusi Sarana Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Sosopan

Sarana kesehatan yang terdapat di wilayah kerja puskesmas sosopan adalah sebagai berikut :


(61)

2. Puskesmas Pembantu : 2 Buah

3. Posyandu : 22 Buah

4. Praktek Bidan : 26 Buah 5. Prakter Dokter Umum : 1 Buah

4.1.2 Fasilitas di Puskesmas Sosopan

Puskesmas Sosopan dalam menjalankan semua program didukung oleh berbagai fasilitas fisik, yang meliputi :

1. Gedung puskesmas permanen 2. Sumber daya manusia

3. Obat-obatan 4. Alat-alat kesehatan 5. Administrasi 6. Imunisasi

7. Sumber keuangan

4.1.3 Fasilitas Gedung Puskesmas Sosopan

Puskesmas Sosopan memiliki fasilitas gedung yang terdiri atas : 1. Ruang Kepala Puskesmas : 1 Buah

2. Ruang dokter dan ruang suntik : 1 Buah

3. Ruang obat : 1 Buah

4. Ruang KIA/KB dan imunisasi : 1 Buah

5. Ruang rapat : 1 Buah


(62)

7. Ruang tunggu : 1 Buah

8. Kamar mandi : 1 Buah

4.1.4 Fasilitas Sumber Daya Manusia

Tenaga Medis di Puskesmas Sosopan jumlahnya 16 orang dengan rincian sebagai berikut :

1. Dokter umum : 1 Orang

2. Bidan : 10 Orang

3. Perawat : 4 Orang

4. Farmasi : 1 Orang

4.1.5 Distribusi Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Sosopan

Ibu hamil yang terdata pada tahun 2011 di wilayah kerja Puskesmas Sosopan sebanyak 441 orang. Ibu hamil yang melakukan kunjungan kehamilan pertama (K1) ke sarana pelayanan kesehatan sebanyak 214 orang (48,52%) dan yang melakukan kunjungan keempat (K4) sebanyak 49 orang (22,89%). Seperti terlihat dalam tabel 4.1 :

Tabel 4.1 Distribusi Cakupan K1 dan K4 di Wilayah Kerja Puskesmas Sosopan Kabupaten Padang Lawas Tahun 2011

No Kunjungan F %

1 2

K1 K4

214 49

48,52 22,89


(63)

4.2 Analisis Univariat

Setelah dilakukan pengumpulan, pengolahan dan analisis data maka karakteristik responden yang diperoleh meliputi : umur, paritas, pendidikan, pengetahuan, sikap, dukungan suami, ekonomi keluarga, jarak, persepsi sehat/sakit, diagnosa klinis dan pemanfaatan ANC dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

4.2.1 Distribusi Pemanfaatan ANC di Wilayah Kerja Puskesmas Sosopan Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Umur Kehamilan dan Umur Mulai

Memeriksakan Kehamilan Responden di Wilayah Kerja Puskesmas Sosopan Kabupaten Padang Lawas

No Faktor Penentu Memanfaatkan ANC F %

1 Umur Kehamilan

Trimester I 3 2,7

Trimester II 60 53,6

Trimester III 20 17,9

Ibu Bersalin 29 25,9

2 Umur Mulai Memeriksakan Kehamilan

Trimester I 62 55,4

Trimester II 47 42,0

Trimester III 3 2,7

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa mayoritas umur kehamilan ibu adalah pada trimester II sebanyak 60 orang (53,6%) minoritas pada trimester I sebanyak 3 orang (2,7%) sedangkan umur ibu mulai memeriksakan kehamilan mayoritas pada trimester I sebanyak 62 orang (55,4%) minoritas pada trimester III sebanyak 3 orang (2,7%).

Untuk melihat pemanfaatan ANC di Wilayah Kerja Puskesmas Sosopan dapat dilihat pada Tabel 4.3 :


(64)

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Pemanfaatan ANC di Wilayah Kerja Puskesmas Sosopan Kabupaten Padang Lawas

No Pemanfaatan ANC F %

1 2 Memanfaatkan Tidak Memanfaatkan 46 66 41,1 58,9

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa ibu yang memanfaatkan pelayanan ANC sebayak 46 orang (41,1%) dan ibu yang tidak memanfaatkan pelayanan ANC sebanyak 66 orang (58,9%).

4.2.2 Distribusi Faktor Predisposisi terhadap Pemanfaatan ANC di Wilayah Kerja Puskesmas Sosopan

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Faktor Predisposisi (Umur, Paritas, Pendidikan, Pengetahuan dan Sikap) Responden di Wilayah Kerja Puskesmas Sosopan

Kabupaten Padang Lawas

No Faktor Predisposisi F %

1 Umur

< 20 dan > 35 tahun 20-35 tahun

34 78

30,4 69,6 2 Paritas

≤ 2 orang > 2 orang

74 38

66,1 33,9 3 Pendidikan

Tinggi (SMA, Diploma/PT) Rendah (SD dan SMP)

73 39

65,2 34,8 4 Pengetahuan

Baik Kurang 71 41 63,4 36,6 5 Sikap

Baik Kurang 108 4 96,4 3,6

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa umur responden mayoritas dengan umur 20-35 tahun sebanyak 78 orang (69,6%), paritas mayoritas dengan paritas ≤ 2 o rang sebanyak 74 orang (66,1%), pendidikan responden mayoritas


(1)

Block 0: Beginning Block

Case Processing Summary

112 100.0

0 .0

112 100.0

0 .0

112 100.0

Unweighted Casesa

Included in Anal ysis Mis sing Cases Total

Selected Cases

Unselected Cas es Total

N Percent

If weight is in effect, s ee class ification table for the total number of cases.

a.

De pe n de n t Va ria b le Enco ding 0 1 Or igina l Va lue

Me man faat k an

Tid ak M em anfa atk a n

Int erna l Va lue

Classification Tablea,b

0 46 .0

0 66 100.0

58.9 Observed

Memanfaatkan Tidak Memanfaatkan Pemanfaatan ANC

Overall Percentage Step 0

Memanfa atkan

Tidak Memanfa

atkan Pemanfaatan ANC

Percentage Correct Predicted

Constant is included in the m odel . a.

The cut value is .500 b.

Va riables in the Equa tion

.361 .192 3.533 1 .060 1.435

Constant St ep 0

B S. E. W ald df Sig. Ex p(B )

Va riab les not in the Equa tion

4.786 1 .029

12.421 1 .000

9.223 1 .002

16.800 1 .000

8.803 1 .003

36.694 5 .000

paritas penget ahuan Dukungan persepsi diagnosa Variables

Overal l Statisti cs St ep

0


(2)

Omnibus Tests of Model Coefficients

43.638

5

.000

43.638

5

.000

43.638

5

.000

Step

Block

Model

Step 1

Chi-square

df

Sig.

Model Summar y

108.036

a

.323

.435

Step

1

-2 Log

likelihood

Cox & Snel l

R Square

Nagelkerke

R Square

Es timation term inated at iteration num ber 5 because

param eter estim ates changed by les s than .001.

a.

Cl assi fication Table

a

29

17

63.0

11

55

83.3

75.0

Observed

Memanfaat kan

Tidak Memanfaatkan

Pemanfaat an A NC

Overall Percent age

St ep 1

Memanfa

atk an

Tidak

Memanfa

atk an

Pemanfaat an A NC

Percentage

Correc t

Predic ted

The cut value is .500

a.

Variables in the Equation

-.924 .502 3.392 1 .066 .397 .149 1.061 .985 .544 3.278 1 .070 2.678 .922 7.778 1.402 .614 5.222 1 .022 4.064 1.221 13.530 -1.927 .510 14.267 1 .000 .146 .054 .396 1.267 .509 6.206 1 .013 3.550 1.310 9.618

.166 .519 .103 1 .749 1.181 paritas

pengetahuan Dukungan persepsi diagnosa Constant Step

1a

B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper 95.0% C.I.for EXP(B)

Variable(s) entered on s tep 1: paritas , pengetahuan, Dukungan, perseps i, diagnosa. a.


(3)

Block 0: Beginning Block

Case Processing Summary

112 100.0

0 .0

112 100.0

0 .0

112 100.0

Unweighted Casesa

Included in Anal ysis Mis sing Cases Total

Selected Cases

Unselected Cas es Total

N Percent

If weight is in effect, s ee class ification table for the total number of cases.

a.

De pe n de n t Va ria b le Enco ding 0 1 Or igina l Va lue

Me man faat k an

Tid ak M em anfa atk a n

Int erna l Va lue

Classification Tablea,b

0 46 .0

0 66 100.0

58.9 Observed

Memanfaatkan Tidak Memanfaatkan Pemanfaatan ANC

Overall Percentage Step 0

Memanfa atkan

Tidak Memanfa

atkan Pemanfaatan ANC

Percentage Correct Predicted

Constant is included in the model. a.

The cut value is .500 b.

Va riables in the Equa tion

.361 .192 3.533 1 .060 1.435

Constant St ep 0

B S. E. W ald df Sig. Ex p(B )

Va riab les not in the Equa tion

4.786 1 .029

9.223 1 .002

16.800 1 .000

8.803 1 .003

paritas Dukungan persepsi diagnosa Variables

St ep 0


(4)

Omnibus Tests of Mode l Coeffic ients

40 .223 4 .00 0

40 .223 4 .00 0

40 .223 4 .00 0

Ste p Blo ck Mo del Ste p 1

Ch i-sq uare df Sig .

Model Summar y

111.451

a

.302

.407

Step

1

-2 Log

likelihood

Cox & Snel l

R Square

Nagelkerke

R Square

Es timation term inated at iteration num ber 5 because

param eter estim ates changed by les s than .001.

a.

Cl assi fication Table

a

30

16

65.2

14

52

78.8

73.2

Observed

Memanfaat kan

Tidak Memanfaatkan

Pemanfaat an A NC

Overall Percent age

St ep 1

Memanfa

atk an

Tidak

Memanfa

atk an

Pemanfaat an A NC

Percentage

Correc t

Predic ted

The cut value is .500

a.

Variables in the Equation

-.958 .493 3.781 1 .052 .384 .146 1.008 1.665 .590 7.956 1 .005 5.288 1.662 16.821 -2.050 .499 16.890 1 .000 .129 .048 .342 1.289 .500 6.662 1 .010 3.631 1.364 9.665

.464 .486 .914 1 .339 1.591 paritas

Dukungan persepsi diagnosa Constant Step

1a

B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper 95.0% C.I.for EXP(B)

Variable(s) entered on s tep 1: paritas, Dukungan, persepsi, diagnos a. a.


(5)

Block 0: Beginning Block

112 100.0

0 .0

112 100.0

0 .0

112 100.0

Unweighted Casesa

Included in Anal ysis Mis sing Cases Total

Selected Cases

Unselected Cas es Total

N Percent

If weight is in effect, s ee class ification table for the total number of cases.

a.

De pe n de n t Va ria b le Enco ding

0 1 Or igina l Va lue

Me man faat kan

Tid ak M em anfa atka n

Int erna l Va lue

Classification Tablea,b

0 46 .0

0 66 100.0

58.9 Observed

Memanfaatkan Tidak Memanfaatkan Pemanfaatan ANC

Overall Percentage Step 0

Memanfa atkan

Tidak Memanfa

atkan Pemanfaatan ANC

Percentage Correct Predicted

Constant is included in the model. a.

The cut value is .500 b.

Va riables in the Equa tion

.361

.192

3.533

1

.060

1.435

Constant

St ep 0

B

S. E.

W ald

df

Sig.

Ex p(B )

Variables not in the Equation

9.223 1 .002

16.800 1 .000

8.803 1 .003

Dukungan persepsi diagnosa Variables

Step 0


(6)

Omnibus Tests of Model Coefficients

36.325

3

.000

36.325

3

.000

36.325

3

.000

Step

Block

Model

Step 1

Chi-square

df

Sig.

Model Summar y

115.349

a

.277

.373

Step

1

-2 Log

likelihood

Cox & Snel l

R Square

Nagelkerke

R Square

Es timation term inated at iteration num ber 5 because

param eter estim ates changed by les s than .001.

a.

Cl assi fication Table

a

28

18

60.9

13

53

80.3

72.3

Observed

Memanfaat kan

Tidak Memanfaatkan

Pemanfaat an A NC

Overall Percent age

St ep 1

Memanfa

atk an

Tidak

Memanfa

atk an

Pemanfaat an A NC

Percentage

Correc t

Predic ted

The cut value is .500

a.

Va riables in the Equa tion

1.704 .580 8.643 1 .003 5.498 1.765 17.125 -1.967 .481 16.696 1 .000 .140 .054 .359 1.283 .488 6.899 1 .009 3.607 1.385 9.394

.076 .432 .031 1 .861 1.079 Dukungan

persepsi diagnosa Constant Step

1a

B S.E. W ald df Sig. Ex p(B) Lower Upper 95.0% C.I.for EXP(B)

Variable(s) entered on s tep 1: Dukungan, persepsi, diagnosa. a.


Dokumen yang terkait

Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Pemanfaatan Pelayanan Antenatal Care (ANC) Di Wilayah Kerja Puskesmas Sosopan Kabupaten Padang Lawas Tahun 2012

16 87 148

I. Identitas Responden - Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Pemanfaatan Pelayanan Antenatal Care (ANC) Di Wilayah Kerja Puskesmas Sosopan Kabupaten Padang Lawas Tahun 2012

0 1 44

Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Pemanfaatan Pelayanan Antenatal Care (ANC) Di Wilayah Kerja Puskesmas Sosopan Kabupaten Padang Lawas Tahun 2012

0 4 6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemeriksaan Kehamilan (Antenatal Care = ANC) 2.1.1 Pengertian - Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Pemanfaatan Pelayanan Antenatal Care (ANC) Di Wilayah Kerja Puskesmas Sosopan Kabupaten Padang Lawas Tahun 2012

0 0 16

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Pemanfaatan Pelayanan Antenatal Care (ANC) Di Wilayah Kerja Puskesmas Sosopan Kabupaten Padang Lawas Tahun 2012

0 1 12

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN PELAYANAN ANTENATAL CARE (ANC) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SOSOPAN KABUPATEN PADANG LAWAS TAHUN 2012 TESIS

0 0 18

I. Identitas Responden - Faktor-faktor yang Memengaruhi Pemanfaatan Pelayanan Antenatal Care (ANC) di Wilayah Kerja Puskesmas Sosopan Kabupaten Padang Lawas Tahun 2012

0 0 44

Faktor-faktor yang Memengaruhi Pemanfaatan Pelayanan Antenatal Care (ANC) di Wilayah Kerja Puskesmas Sosopan Kabupaten Padang Lawas Tahun 2012

0 0 6

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Faktor-faktor yang Memengaruhi Pemanfaatan Pelayanan Antenatal Care (ANC) di Wilayah Kerja Puskesmas Sosopan Kabupaten Padang Lawas Tahun 2012

0 0 12

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN PELAYANAN ANTENATAL CARE (ANC) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SOSOPAN KABUPATEN PADANG LAWAS TAHUN 2012 TESIS

0 0 18