Tahap Penyediaan Data Tahap Analisis Data Tahapan selanjutnya adalah tahap analisis data. Tahap analisis data

3.2 Data dan Sumber Data

3.2.1 Data Data merupakan sesuatu yang belum mempunyai arti bagi penerimanya dan masih memerlukan adanya suatu pengolahan. Hasil pengolahan data tersebut berupa informasi, sedangkan menurut Sudaryanto 1993:9 data merupakan suatu bahan penelitian. Bahan yang dimaksud bukan bahan mentah melainkan bahan jadi. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa berita kriminal selama kurun waktu enam bulan, yaitu bulan September 2014 sampai dengan Februari 2015. Meskipun demikian, tidak semua data diambil tetapi hanya data yang menunjukkan penggunaan penanda formal kohesi dan koherensi. Dengan demikian, data tersebut diambil secara purposive sampling, yaitu pengambilan data dengan pertimbangan tertentu Sugiyono, 2012:85. 3.2.2 Sumber Data Sumber data merupakan segala sesuatu yang dapat memberikan informasi mengenai data. Dalam penellitian ini, hanya menggunakan satu sumber data yaitu media online Detik, yang dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu, yakni penulisan berita kriminal pada media online Detik banyak menggunakan penanda formal kohesi dan koherensi. Selain itu, hingga saat ini media online Detik selalu menempati peringkat pertama sebagai media online terpopuler.

3.3 Tahap Penyediaan Data

Tahap penyediaan data merupakan proses awal dalam sebuah penelitian. Pada penelitian ini proses penyediaan data dilakukan dengan cara observasi dan mendokumentasikan data. Observasi tersebut dilakukan dengan mencari dan menentukan penanda formal kohesi, serta melihat keterkaitan makna antarbagian dalam wacana berita kriminal yang terdapat pada media online Detik. Saat proses pemilahan data, peneliti memfokuskan pada data dengan kriteria tertentu, yakni wacana yang lengkap dengan aspek pembangun keutuhan wacananya. Selanjutnya, peneliti mendokumentasikan berita kriminal yang telah dipilih berdasarkan penggunaan penanda formal kohesi dan koherensi dalam penulisannya. Data yang sudah terkumpul, kemudian diklasifikasikan berdasarkan penanda formal yang digunakan.

3.4 Tahap Analisis Data Tahapan selanjutnya adalah tahap analisis data. Tahap analisis data

merupakan suatu tahapan yang digunakan oleh peneliti untuk menganalisis dan mengolah data penelitian. Analisis data merupakan proses menyusun data secara sistematis. Proses analisis data dimulai dengan menelaah keseluruhan data yang telah dikumpulkan. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode agih. Menurut Sudaryanto 1993:15, alat penentu dalam rangka kerja metode agih berupa bagian atau unsur bahasa dari objek penelitian. Teknik dasar metode agih adalah teknik bagi unsur langsung. Disebut demikian, karena cara yang digunakan pada awal kerja analisis ialah membagi satuan lingual datanya menjadi beberapa bagian atau unsur. Unsur-unsur tersebut dipandang sebagai bagian yang langsung membentuk satuan lingual yang dimaksud Sudaryanto, 1993:31. Dengan begitu, untuk mengetahui aspek kohesi dan koherensi dalam berita kriminal pada media online Detik, wacana tulis tersebut dibagi atas klausa dan kalimat. Teknik lanjutan yang digunakan dalam penelitian ini berupa teknik lesap, teknik ganti, teknik balik, dan teknik baca markah. 1 Teknik lesap, pelaksanaannya dengan melesapkan, menghilangkan, menghapuskan, dan mengurangi unsur tertentu satuan lingual yang bersangkutan. Contoh data: 1 Mendengar jawaban itu, Dodong tidak percaya dan langsung masuk ke dalam rumah dengan paksa detikNews, 14112014. 1a Mendengar jawaban itu, Dodong tidak percaya dan langsung masuk ke dalam rumah detikNews, 14112014. Pada kalimat 1 tersebut, terdapat unsur dengan paksa, sedangkan kalimat 1a merupakan kalimat 1 yang telah mengalami pelesapan unsur dengan paksa. Kalimat 1 mempunyai anak kalimat yang berada di depan induk kalimat. Induk kalimat 1 berada pada tipe S subjek - P predikat – Kt keterangan tempat – T tambahan. Unsur dengan paksa pada kalimat 1 bukan unsur inti sehingga unsur tersebut dipandang mengisi fungsi K dan dapat dilesapkan. 2 Teknik ganti, pelaksanaannya dengan menggantikan unsur tertentu satuan lingual dengan unsur lain di luar satuan lingual yang bersangkutan. Contoh data: 2 Dari keterangan Ikin, ia mengaku melakukan pencurian bersama dengan Acep alias Cepong. Sementara Acep mengaku melakukan pencurian tersebut atas perintah Udin DPO detikNews, 21092014. 2a Dari keterangan Ikin, ia mengaku melakukan pencurian bersama dengan Acep alias Cepong. Sementara Acep mengaku melakukan aksi tersebut atas perintah Udin DPO detikNews, 21092014. Pada wacana 2 di atas, terdapat dua kata pencurian. Kata pencurian tersebut merupakan penanda formal kohesi leksikal berupa repetisi yaitu pengulangan kata. Pengulangan kata pencurian tersebut untuk menegaskan pelanggaran tindak kriminal yang dilakukan para pelaku. Ketika wacana tersebut diubah dengan mengganti salah satu unsurnya menjadi wacana 2a, penegasan pelanggaran tindak kriminal tersebut cenderung tidak terlalu kuat. 3 Teknik balik, pelaksanaan teknik ini dilakukan dengan membalik atau memindah unsur satuan lingual tanpa mengubah jumlah dari unsur satuan lingual tersebut. Penggunaan teknik balik bertujuan untuk menunjukkan susunan unsur satuan lingual yang runtut. Contoh data: Suasana di musala memang sepi sehingga usai mengambil uang Rp 330 ribu dari dalam kotak tersebut ia bermaksud langsung pergi. Ternyata salah satu warga memergoki dan meneriakinya. Beruntung Narendra tidak menjadi bulan-bulanan massa dan langsung diamankan ke Mapolsek Pedurung detikNews, 23102014. Pada contoh data tersebut, unsur satuan lingualnya berada pada tataran ABC, A sebagai kalimat pertama, B sebagai kalimat kedua, dan C sebagai kalimat ketiga. Susunan unsur satuan lingual tersebut sudah menunjukkan wacana yang kohesif dan koheren. Untuk itu, susunan unsur satuan lingual tersebut tidak dapat dibalik menjadi BCA, CAB atau BAC karena akan menjadikan wacana tersebut tidak kohesif dan tidak koheren. 4 Teknik baca markah, dilakukan dengan membaca pemarkah yang menunjukkan identitas unsur bahasa tertentu dan kemampuan menentukan kejatian yang dimaksud Sudaryanto, 1993:95. Dalam praktiknya, teknik baca markah melihat langsung pemarkah yang bersangkutan. Contoh data: Kapolrestabes Semarang, Kombes Pol Djihartono mengatakan meski pelaku melakukan aksinya karena himpitan ekonomi, tetap saja perbuatan kriminal tersebut harus dipertanggungjawabkan detikNews, 23102014. Pada penggalan wacana di atas, terdapat pemarkah karena sebagai penanda formal kohesi. Pemarkah karena berlaku sebagai tanda pengenal terhadap pertalian hubungan kesebaban atau kausalitas antarunsur kalimat yang bersangkutan. Pada wacana tersebut, pemarkah karena menjelaskan sebab pelaku melakukan tindak kriminal.

3.5 Tahap Penyajian Hasil Analisis Data