Pengalaman Ibu Melahirkan Ditolong Oleh Bidan Di Klinik Ananda Medan

(1)

NOVITA SARI BATUBARA

105102092

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

(3)

(4)

Karya Tulis Ilmiah, Juni 2011 Novita Sari Batubara

PENGALAMAN IBU MELAHIRKAN DITOLONG OLEH BIDAN Vii + 49 + 1 tabel + 7 lampiran

Abstrak

Persalinan adalah proses yang fisiologis dan merupakan kejadian yang menakjubkan bagi seorang ibu dan keluarga. Penatalaksanaan yang terampil dan handal dari bidan serta dukungan yang terus-menerus dengan menghasilkan persalinan yang sehat dan memuaskan dapat memberikan pengalaman yang menyenangkan. Sebagai bidan, ibu akan mengandalkan pengetahuan, keterampilan dan pengambilan keputusan dari apa yang dilakukan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengalaman ibu melahirkan ditolong oleh bidan. Desain penelitian yang digunakan adalah desain fenomenologi. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling dengan jumlah partisipan sebanyak 10 orang. Waktu penelitian mulai Januari 2010-Maret 2011. Variabel penelitian ini ditemukan lima kategori pengalaman ibu melahirkan ditolong oleh bidan yaitu; persiapan persalinan, perasaan ibu menghadapi proses persalinan, tindakan-tindakan dalam persalinan, dukungan bidan terhadap proses persalinan dan pelayanan kebidanan. Setiap ibu yang akan memasuki masa persalinan biasanya diliputi perasaan takut, khawatir, maupun cemas. Perasaan takut bisa meningkatkan nyeri, otot–otot menjadi tegang dan ibu menjadi cepat lelah, yang pada hakikatnya akan menghambat proses persalinan. Diharapakan agar petugas kesehatan khususnya bidan penolong persalinan memberikan pelayanan yang aman dan memuaskan sesuai kebutuhan masyarakat.

Kata kunci : Pengalamam Ibu, Persalinan Daftar pustaka : 18 (1998-2010)


(5)

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T karena berkat rahmat-Nya peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Pengalaman Ibu Melahirkan Ditolong Oleh Bidan”.

Dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mengalami kesulitan, akan tetapi berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini tepat pada waktunya. Untuk itu perkenankan penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Nur Asnah Sitohang, S.Kep.Ns.M.Kep, selaku ketua program D-IV Bidan

Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3. dr. Sarma N. Lumbanraja, SpOG(K), selaku dosen pembimbing penyusunan

Karya Tulis Ilmiah ini yang telah dapat menyediakan waktu, memberikan arahan dan masukan berharga dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. 4. Setiawan, S.Kp, MNS, Ph.D, selaku dosen penguji I dan dr. Isti Ilmiati Fujiati,

M.Sc (CM-FM) selaku dosen penguji II yang telah memberikan masukan dan saran demi perbaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

5. Seluruh Dosen dan Staf administrasi studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan ilmu


(6)

Karya Tulis Ilmiah ini.

6. Kedua orang tua dan adik-adikku yang kusayangi, yang selalu mendoakanku dan selalu memberikan dukungan baik materi maupun spiritual, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

7. Bidan Hj. Turwati Lubis Am.keb, selaku pimpinan Klinik Bersalin Ananda

Medan dan seluruh para partisipan yang telah bersedia berpartisipasi dalam penulis Karya Tulis Ilmiah ini.

8. Rekan-rekan mahasiswa D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatra Utara T.A 2010/2011, yang telah banyak memberi dukungan terhadap penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

Dengan segala keterbatasan dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah nantinya.

Akhir kata semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi penulis.

Medan, Juni 2011

Penulis


(7)

Halaman

ABSRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Pertanyaan Penelitian ... 4

C. Tujuan Penelitian... 5

D. Manfaat Penelitian... 5

1. Bagi Pelayanan Kebidanan ... 5

2. Bagi Penelitian Kebidanan ... 5

3. Bagi Pendidikan Kebidanan ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengalaman ... 6

B. Bidan ... 6

1. Defenisi Bidan ... 6

2. Pelayanan Kebidanan ... 7

C. Persalinan ... 8

1. Defenisi Persalinan ... 8

2. Sebab–sebab Mulainya Persalinan ... 9

3. Fakkor–faktor yang Mempengaruhi Persalinan ... 9

4. Tahapan Persalinan ... 10

5. Asuhan Sayang Ibu Selama Persalinan ... 12

6. Dukungan Selama Persalinan ... 13


(8)

BAB III METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian ... 18

B. Populasi dan Sampel ... 18

C. Tempat Penelitian ... 19

D. Waktu Penelitian ... 19

E. Etika Penelitian ... 19

F. Instrumen Penelitian ... 20

G. Prosedur Pengumpulan Data ... 21

H. Analisa Data ... 22

I. Tingkat Keabsahan Data ... 23

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHSAN A. Karakteriktik Partisipan ... 24

B. Pengalaman Ibu Melahirkan Ditolong Oleh Bidan ... 26

C. Pembahasan ... 40

1. Interpretasi dan Diskusi Hasil ... 40

2. Keterbatasan Penelitian ... 48

3. Implikasi untuk Asuhan Kebidanan/Pendidikan ... 49

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 51

B. Saran ... 52


(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Persetujuan Menjadi Partisipan Penelitian

Lampiran 2 Kuesioner Data Demografi

Lampiran 3 Panduan Wawancara

Lampiran 4 Surat Izin Penelitian dari Program D-IV Bidan Pendidik USU Lampiran 5 Surat Balasan Penelitian dari Klinik Ananda Medan

Lampiran 6 Surat Pernyataan Editor Bahasa Indonesia Lampiran 7 Daftar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah


(10)

DAFTAR TABEL


(11)

Karya Tulis Ilmiah, Juni 2011 Novita Sari Batubara

PENGALAMAN IBU MELAHIRKAN DITOLONG OLEH BIDAN Vii + 49 + 1 tabel + 7 lampiran

Abstrak

Persalinan adalah proses yang fisiologis dan merupakan kejadian yang menakjubkan bagi seorang ibu dan keluarga. Penatalaksanaan yang terampil dan handal dari bidan serta dukungan yang terus-menerus dengan menghasilkan persalinan yang sehat dan memuaskan dapat memberikan pengalaman yang menyenangkan. Sebagai bidan, ibu akan mengandalkan pengetahuan, keterampilan dan pengambilan keputusan dari apa yang dilakukan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengalaman ibu melahirkan ditolong oleh bidan. Desain penelitian yang digunakan adalah desain fenomenologi. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling dengan jumlah partisipan sebanyak 10 orang. Waktu penelitian mulai Januari 2010-Maret 2011. Variabel penelitian ini ditemukan lima kategori pengalaman ibu melahirkan ditolong oleh bidan yaitu; persiapan persalinan, perasaan ibu menghadapi proses persalinan, tindakan-tindakan dalam persalinan, dukungan bidan terhadap proses persalinan dan pelayanan kebidanan. Setiap ibu yang akan memasuki masa persalinan biasanya diliputi perasaan takut, khawatir, maupun cemas. Perasaan takut bisa meningkatkan nyeri, otot–otot menjadi tegang dan ibu menjadi cepat lelah, yang pada hakikatnya akan menghambat proses persalinan. Diharapakan agar petugas kesehatan khususnya bidan penolong persalinan memberikan pelayanan yang aman dan memuaskan sesuai kebutuhan masyarakat.

Kata kunci : Pengalamam Ibu, Persalinan Daftar pustaka : 18 (1998-2010)


(12)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehamilan dan persalinan bukanlah suatu penyakit. Mempunyai bayi adalah kodrat wanita, dan selalu menjadi bagian hidup perempuan. Kebanyakan wanita menginginkan hal yang sempurna dan bisa melahirkan bayi tanpa ada banyak bantuan. Perempuan diseluruh dunia menikmati kehamilannya dengan bergaya hidup baik dan selalu menjaga kesehatannya, wanita dengan mudah dapat melahirkan bayinya dengan selamat. Adalah suatu hal yang sangat memprihatinkan, ketika kita mendengar wanita meninggal karena melahirkan bayinya (Nolan, 2010, hal. 135).

Di Amerika atau Kanada melahirkan bayi menjadi hal yang sangat aman karena kita banyak menjumpai masyarakat yang peduli dan sadar dengan lingkungannya. Sementara itu, Indonesia telah melakukan usaha–usaha untuk meluaskan jangkauan pelayanan kesehatan ke dalam masyarakat, serta meningkatkan kualitas pelayanan yang diberikan oleh para petugas kesehatan. Pelayanan kesehatan ibu dan anak merupakan prioritas yang paling tinggi di samping pelayanan–pelayanan kesehatan yang lain. Hal ini didasarkan atas kenyataan bahwa masih tinggi angka kematian bayi dan ibu karena kelahiran. Menurut Prawirohardjo (2005, hal. 22) kematian maternal adalah kematian wanita sewaktu hamil, melahirkan, atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan, tidak tergantung dari lama dan lokasi kehamilan,


(13)

disebabkan oleh apapun yang berhubungan dengan kehamilan atau penanganannya, tetapi tidak secara kebetulan atau oleh sebab tambahan lainnya.

Hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007 menyebutkan angka kematian ibu (AKI) saat melahirkan adalah 228 per 100.000 kelahiran hidup dan angka kematian bayi (AKB) 34 per 1.000 kelahiran hidup. Menurut Saifuddin (2006, hal. 7) mengatakan kira–kira 90% kematian ibu terjadi pada saat persalinan, dan kira– kira 95% penyebab kematian ibu adalah komplikasi obstetric yang sering tidak dapat diperkirakan sebelumnya, maka Departemen Kesehatan mengeluarkan kebijakan untuk mempercepat penurunan AKI dengan mengupayakan agar setiap persalinan ditolong atau minimal didampingi oleh bidan dan pelayanan obstetri sedekat mungkin kepada semua ibu hamil. Karena latar belakang timbulnya penyakit dan komplikasi dapat dijumpai dalam tingkat kematangan perkembangan emosional dan kematangan fisik dalam menyesuaikan diri dan menghadapi situasi persalinan.

Fenomena yang menyertai proses persalinan bermacam-macam. Setiap wanita biasanya memiliki disposisi kepribadian yang definitif dan mewarnai persalinan bayinya. Apa yang terjadi saat persalinan secara langsung mempengaruhi psikologis dalam kelahiran. Perasaan dan sikap seorang wanita dalam melahirkan sangat bervariasi dan dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya perbedaan struktur sosial, budaya, dan agama serta kesiapan ibu dalam menghadapi persalinan, pengalaman masa lalu, support system dan lingkungan. Partisipasi dan keterlibatan aktif seorang ibu selama persalinan merupakan persiapan alami dalam menerima seorang bayi. Mereka menganggap bahwa sebuah persalinan adalah pengalaman yang penuh dengan perasaan dan melibatkan seluruh anggota keluarga, biasanya anggota keluarga ikut dalam penyuluhan pra


(14)

persalinan dan ikut mengambil keputusan dalam perencanaan tindakan persalinan. Anggota keluarga merasakan kegembiraan ketika melihat kelahiran bayi yang sebelumnya merasa cemas dan khawatir akan kemampuan sang ibu dalam menangani rasa sakit pada proses persalinan. Tidak sedikit wanita menganggap persalinan adalah pengalaman yang tidak menyenangkan, ketika merasa sakit, merasa selalu diawasi oleh dokter atau bidan dan ia merasa sedikit berpartisipasi didalamnya (Varney, 2008).

Sebagai tenaga kesehatan khususnya bidan, kita beruntung dapat berbagi peristiwa ini dengan keluarga. Kita juga berada dalam posisi yang unik untuk meningkatkan kemampuan ibu dalam melahirkan, sebagaimana juga kemampuan menemani ibu dalam proses persalinan dalam memberikan dukungan. Sangat penting untuk diingat bahwa persalinan adalah proses yang normal serta merupakan suatu kejadian yang sehat. Akan tetapi potensi komplikasi yang mengancam nyawa ibu juga akan selalu mengintai, sehingga bidan harus mengamati dengan ketat baik ibu maupun bayinya sepanjang kelahiran. Dukungan yang terus–menerus dan penatalaksaan yang terampil dari seorang bidan, dapat menyumbangkan suatu pengalaman melahirkan yang menyenangkan dengan hasil persalinan yang sehat dan memuaskan (Sumarah, Widyastuti dan Wiyati, 2008, hal. 2).

Menurut Wash, (2008, hal. 287) dukungan langsung dalam perawatan ibu bersalin selalu penting dan menuntut perawatan bidan. Setiap situasi melahirkan mempunyai variasi pada variabel pemberian perawatan ibu dan bayi, pasangan maupun situasi keluarga dukungan sosial. Dukungan yang baik selama proses persalinan dapat menyenangkan dan mengurangi rasa sakit. Sedangkan menurut Yanti (2010, hal. 45) setiap ibu yang akan memasuki masa persalinan biasanya diliputi perasaan takut,


(15)

khawatir, maupun cemas, terutama pada primigravida. Perasaan takut bisa meningkatkan nyeri, otot–otot menjadi tegang dan ibu menjadi cepat lelah, yang pada hakikatnya akan menghambat proses persalinan. Untuk itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengalaman ibu melahirkan ditolong oleh bidan, kita perlu mengetahui mengapa para calon ibu yang ingin melahirkan itu mempunyai rasa takut, khawatir maupun cemas dalam menghadapi proses persalinan, apakah memang normal atau karena tidak adanya dukungan dari seorang bidan dalam menghadapi proses persalinannya itu. Hal itu nantinya dapat mengurangi angka kematian ibu maupun bayi akibat dari komplikasi pada saat proses persalinan, sekaligus dapat menyumbangkan pengalaman melahirkan yang menyenangkan dan sehat. Sampai saat ini peneliti belum menemukan penelitian tentang pengalaman ibu melahirkan ditolong oleh bidan. Dalam proses penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif, karena data yang diperoleh merupakan fenomena sosial dan masalah manusia secara alamiah. Jenis penelitian kualitatif yang digunakan adalah fenomenologi. Di mana penelitian ini dilakukan dalam situasi yang alamiah, sehingga tidak ada batasan dalam memaknai atau memahami fenomena yang dikaji. Fenomenologi diartikan sebagai pengalaman subjektif atau pengalaman fenomenologikal, suatu studi tentang kesadaran dari perspektif pokok.

B. Pertanyaan Penelitian

Yang menjadi pertanyaan penelitian ini adalah bagaimana pengalaman ibu melahirkan ditolong oleh bidan.


(16)

C. Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengalaman ibu melahirkan ditolong oleh bidan.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Pelayanan Kebidanan

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan bagi klinik bersalin maupun tenaga kesehatan lainnya dalam memberikan pelayanan kesehatan khususnya kepada ibu yang ingin melahirkan. Pelayanan yang diberikan hendaknya dapat menurunkan angka kematian dan kesakitan ibu dan perinatal.

2. Bagi Pendidikan Kebidanan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan ilmu dan pengetahuan bagi mahasiswa kebidanan, terutama dalam mata kuliah asuhan kebidanan pada ibu bersalin.

3. Bagi Penelitian Selanjutnya

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan tambahan informasi tentang penelitian fenomenologi atau bahan perbandingan terhadap penelitian yang akan dilakukan.


(17)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengalaman

Pengalaman kata dasarnya “alami“ yang artinya mengalami, melakoni, menempuh, menemui, mengarungi, mendapat, menyelami, dan merasakan (Endarmoko, 2006). Menurut Notoadmojo (2005) pengalaman merupakan guru yang baik, yang menjadi sumber pengetahuan dan juga merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Pengalaman dapat diartikan juga sebagai memori episodik, yaitu memori yang menerima dan menyimpan peristiwa–peristiwa yang terjadi atau dialami individu pada waktu dan tempat tertentu, yang berfungsi sebagai referensi otobiografi (Syah, 2003).

B. Bidan

1. Definisi Bidan

Bidan adalah seseorang yang telah menyelesaikan Program Pendidikan Bidan yang diakui oleh negara serta memperoleh kualifikasi dan diberi izin untuk menjalankan praktek kebidanan di negeri itu. Dia harus mampu memberikan supervisi, asuhan, dan memberikan nasehat yang dibutuhkan kepada wanita selama masa hamil, persalinan, dan masa pasca persalinan (postpartum period), memimpin persalinan atas tanggung jawabnya sendiri serta asuhan pada bayi baru lahir dan anak. Asuhan ini termasuk tindakan preventif, pendeteksian kondisi abnormal pada ibu dan bayi, dan


(18)

mengupayakan bantuan medis serta melakukan tindakan pertolongan gawat darurat pada saat tidak hadirnya tenaga medik lainnya. Dia mempunyai tugas penting dalam konsultasi dan pendidikan kesehatan, tidak hanya untuk wanita tersebut, tetapi juga termasuk keluarga dan komunitasnya (IBI, 2006, hal. 15).

2. Pelayanan kebidanan

Menurut Saifuddin (2006, hal. 5) intervensi strategi dalam upaya Safe Motherhood dinyatakan sebagai empat pilar Safe Motherhood, yaitu :

a. Keluarga berencana, yang memastikan bahwa setiap orang/pasangan mempunyai akses ke informasi dan pelayanan KB agar dapat merencanakan waktu yang tepat untuk kehamilan, jarak kehamilan dan jumlah anak. Dengan demikian diharapkan tidak ada kehamilan yang tidak diinginkan. Kehamilan yang masuk dalam kategori “4 terlalu”, yaitu terlalu muda atau terlalu tua untuk kehamilan, terlalu sering hamil dan terlalu banyak anak.

b. Pelayanan antenatal, untuk mencegah adanya komplikasi obstetric bila mungkin, dan memastikan bahwa komplikasi dideteksi sedini mungkin serta ditangani secara memadai.

c. Pelayanan yang aman, memastikan bahwa semua penolong persalinan

mempunyai pengetahuan, keterampilan dan alat untuk memberikan pertolongan yang aman dan bersih, serta memberikan pelayanan nifas kepada ibu dan bayi.

d. Pelayanan obstetric esensial, memastikan bahwa pelayanan obstetric untuk resiko tinggi dan komplikasi tersedia bagi ibu hamil yang membutuhkannya.


(19)

C. Persalinan

1. Definisi Persalinan

Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit (JNPK-KR, 2008, hal. 37).

Menurut Saifuddin (2006, hal. 100) persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun ke dalam jalan lahir. Kelahiran adalah proses di mana janin dan ketuban didorong keluar melalui jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37– 42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada Ibu maupun pada janin. Sedangkan menurut Varney (2008, hal. 672) persalinan adalah rangkaian proses yang berakhir dengan pengeluaran hasil konsepsi oleh ibu. Proses ini dimulai dengan kontraksi persalinan sejati, yang ditandai oleh perubahan progresif pada serviks, dan diakhiri dengan pelahiran plasenta.

Menurut Yanti (2010, hal. 3-4) berdasarkan proses berlangsungnya persalinan dibedakan sebagai berikut yaitu (1) Persalinan spontan adalah bila persalinan berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri, melalui jalan lahir ibu tersebut; (2) persalinan buatan adalah bila persalinan dibantu dengan tenaga dari luar misalnya ekstraksi forceps, atau dilakukan operasi sectio caesaria; (3) persalinan anjuran yaitu persalinan yang tidak dimulai dengan sendirinya tetapi baru berlangsung setelah pemecahan ketuban, pemberian pitocin atau prostaglandin.


(20)

Sedangkan berdasarkan tuanya umur kehamilan persalinan dibedakan atas (1) abortus yaitu pengeluaran buah kehamilan sebelum kehamilan 22 minggu atau bayi dengan berat badan kurang dari 500 gram; (2) partus immaturus yaitu pengeluaran buah kehamilan antara 22 minggu dan 28 minggu atau bayi dengan berat badan antara 500 gram dan 999 gram; (3) partus prematurus yaitu pengeluaran buah kehamilan antara 28 minggu dan 37 minggu atau bayi dengan berat badan antara 1000 gram dan 2499 gram; (4) partus maturus atau aterm yaitu pengeluaran buah kehamilan antara 37 minggu dan 42 minggu atau bayi dengan berat badan antara 2500 gram atau lebih; (5) partus postmaturus atau serotinus yaitu pengeluaran buah kehamilan setelah kehamilan 42 minggu.

2. Sebab–sebab Mulainya Persalinan

Menurut Prawirohardjo (2005, hal. 181) sebab terjadinya persalinan sampai saat ini masih merupakan teori–teori kompleks. Faktor–faktor humoral, pengaruh prostaglandin, sruktur uterus, sirkulasi uterus, pengaruh saraf dan nutrisi disebut sebagai faktor–faktor yang mengakibatkan partus mulai.

3. Faktok–faktor yang Mempengaruhi Persalinan

Menurut Yanti (2010, hal. 21) ada lima faktor yang mempengaruhi persalinan yang biasa disingkat dengan 5P yaitu :

a. Power (Tenaga atau Kekuatan), meliputi kekuatan his atau kontraksi uterus dan otot–otot abdomen serta tenaga mengejan ibu. Bila terdapat kelainan pada salah satu dari kekuatan tersebut maka persalinan akan mengalami kemacetan (partus lama).


(21)

b. Passage (Jalan Lahir), meliputi jalan lahir keras (rangka panggul dan ukuran– ukurannya) serta jalan lahir lunak (otot–otot dasar panggul). Bila terjadi kesempitan ukuran panggul maupun kelainan bentuk panggul, maka bayi tidak bisa lahir secara normal melalui jalan lahir dan harus dilakukan operasi caesar.

c. Passanger (Janin), meliputi sikap janin dalam rahim, letak, posisi, persentasi (bagian terbawah) serta besar kecilnya janin. Kelainan pada salah satu kondisi janin tersebut dapat berakibat sulitnya kelahiran bayi yang mana harus dilakukan suatu tindakan seperti vacum maupun caesar.

d. Psikis Ibu, tidak kalah pentingnya untuk lancarnya sebuah proses persalinan. Ibu yang dalam kondisi stress, otot–otot tubuhnya termasuk otot rahimnya mengalami spasme yang dapat meningkatkan rasa nyeri persalinan, sehingga menghambat proses persalinan (menjadi lama atau macet).

e. Penolong persalinan, memegang peranan yang sangat penting. Oleh karena itu, kebersihan persalinan yang menghasilkan ibu dan bayi yang sehat dan selamat ditentukan oleh penolong yang terampil dan kompeten.

4. Tahapan Persalinan a. Kala I

Secara klinis dinyatakan partus dimulai bila timbul his dan wanita tersebut mengeluarkan lendir bercampur darah (bloody show). Lendir yang bercampur darah ini berasal dari berasal dari canalis servikalis karena serviks mulai membuka atau mendatar. Sedangkan darahnya berasal dari pembuluh–pembuluh kapiler yang ada di sekitar canalis servikalis itu pecah karena pergeseran–pergeseran ketika serviks membuka. Proses membukanya serviks sebagai akibat his dibagi dalam dua fase yaitu (1) fase laten: berlangsung selama 8 jam. Pembukaan terjadi sangat lambat sampai mencapai ukuran


(22)

diameter 3 cm; (2) fase aktif : dibagi menjadi tiga fase, yakni, fase akselerasi dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm tadi menjadi 4 cm, fase dilatasi maksimal dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat cepat dari 4 cm menjadi 9 cm, fase deselerasi pembukaan menjadi lambat kembali. Dalam waktu 2 jam pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap (10 cm). Kala I selesai apabila pembukaan serviks uteri telah lengkap. Pada primigravida kala satu berlangsung kira–kira 13 jam, sedangkan pada multipara kira– kira 7 jam (Prawirohardjo, 2005, hal. 182).

b. Kala II

Kala II persalinan dimulai ketika pembukaa serviks sudah lengkap dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala II juga disebut sebagai kala pengeluaran bayi. Gejala dan tanda kala II persalinan adalah (1) ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi; (2) ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada rektum dan vagina; (3) perineum menonjol; (4) vulva dan sfingter ani membuka; (5) meningkatan pengeluaran lendir bercampur darah. Sedangkan tanda pasti kala II ditentukan melalui periksa dalam (informasi objektif) yang hasilnya adalah pembukaan serviks telah lengkap dan terlihatnya bagian kepala bayi melalui introitus vagina.

c. Kala III

Persalinan kala III dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban. Manajemen aktif kala III terdiri dari tiga langkah utama yaitu (1) pemberian suntikan oksitosin dalam 1 menit pertama setelah bayi lahir; (2) melakukan penegangan tali pusat terkendali; (3) massase fundus uteri.

d. Kala IV

Persalinan kala IV dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir dua jam setelah itu dengan melakukam pemantauan pada kala IV yaitu (1) lakukan rangsangan taktil


(23)

(massase) uterus untuk merangsang uterus berkontraksi baik dan kuat; (2) evaluasi tinggi fundus uteri; (3) memperkirakan kehilangan darah secara keseluruhan; (4) periksa kemungkinan perdarahan dari robekan (laserasi atau episiotomi) perineum; (5) evaluasi keadaan ibu; (6) dokumentasikan semua asuhan dan temuan selama persalinan kala IV di bagian belakang partograf, segera setelah asuhan diberikan atau setelah penilaian dilakukan (Cunnningham, 2006 hal. 345).

5. Asuhan Sayang Ibu Selama Persalinan

Menurut Pusdiknakes (2003), upaya penerapa ada perasaan dekat dengan yang akan dilakuka tentang gambaran memberikan denga selama dokter spesialis apabila terjadi kegawatdarurata mental, memberikan rasa percaya diri kepada ibu, serta berusaha memberi rasa nyaman da dan prasarana pertolonga mendampingi ibu selama tentang cara memperhatikan dan mendukung ibu selama mengganti posisi ibu, membimbing relaksasi dan mengingatkan untuk berdoa; (11)


(24)

menjaga semua kerahasiaan; (13) membimbing dan menganjurkan ibu untuk mencoba posisi selama dan minum saat tida tradisional yang tidak merugikan; (16) menghindari tindakan yang berlebihan dan membahayakan; (17) memberi kesempatan ibu untuk memel dalam waktu 1 jam setelah dalam waktu 1 jam pertama setelah membersihka

6. Dukungan Selama Proses Persalinan

Bidan adalah orang yang diharapkan ibu sebagai pendamping persalinan yang dapat diandalkan serta mampu memberikan dukungan, bimbingan dan pertolongan persalinan. Asuhan yang sifatnya mendukung selama persalinan merupakan suatu standar pelayanan kebidanan. Asuhan yang mendukung berarti bersifat aktif dan ikut serta dalam kegiatan yang sedang berlangsung. Jika seorang bidan sedang sibuk, maka ia harus memastikan bahwa ada seorang pendukung yang hadir dan memantau wanita yang sedang dalam persalinan. Dukungan dapat diberikan oleh orang–orang terdekat pasien seperti suami, keluarga, teman, perawat, bidan maupun dokter. Pendamping persalinan hendaknya orang yang sudah terlibat sejak dalam kelas–kelas antenatal. Mereka dapat membuat laporan tentang kemajuan ibu dan secara terus-menerus memonitor kemajuan persalinan (Yanti, 2010, hal: 48).


(25)

Menurut Lasser dan Keane (dalam Varney, 2007, hal. 714) mengidentifikasi lima kebutuhan dasar wanita pada saat persalinan yaitu (1) perawatan tubuh atau fisik; (2) ada individu yang senantiasa hadir mendampingi; (3) bebas dari nyeri; (4) menerima sikap dan perilaku; (5) informasi dan pemastian hasil akhir yang aman bagi dirinya dan bayinya.

Menurut Saifuddin (2006, hal. 7) mengatakan bahwa penyakit dan komplikasi obstetrik tidak hanya disebabkan oleh gangguan organik. Namun beberapa diantaranya dapat ditimbulkan oleh gangguan psikologik. Latar belakang timbulnya penyakit dan komplikasi dapat dijumpai dalam tingkat kematangan perkembangan emosional dan kematangan fisik dalam menyesuaikan diri dan menghadapi situasi persalinan. Sedangkan, menurut Caceres dan Burn (1997, dalam Yanti, 2010, hal. 36) menyatakan bahwa kecemasan, kelelahan, kehabisan tenaga dan kekhawatiran ibu, seluruhnya menyatu sehingga dapat memperberat nyeri fisik yang sudah ada. Begitu nyeri persepsi semakin intens, kecemasan ibu meningkat semakin berat, sehingga terjadi siklus nyeri-stres-nyeri dan seterusnya sehingga akhirnya ibu yang bersalin tidak mampu lagi bertahan.

Menurut Lundgren dan Dahlberg (1998, dalam Yanti, 2010, hal. 36) mengemukakan hasil studi kuantitatif dengan pendekatan kualitatif pengalaman ibu yang baru melahirkan, menunjukkan sebagai berikut (1) nyeri persalinan dan kelahiran sulit dijelaskan, sifatnya kontradiktif. Percaya saja kepada diri sendiri dan tubuhnya sendiri; (2) percaya saja kepada bidan dan suami. Perlu dipahami arti pentingnya peralihan, bahwa sesudah persalinan akan menjadi seorang ibu; (3) nyeri adalah bagian alamiah proses persalinan. Untuk mengatasinya, ketahanan dan kekuatan harus berasal dari tubuh


(26)

sendiri. Bidan atau dokter yang menolong hanya membantu menemukan kemampuan diri (coding). Mereka hanya campur tangan apabila diminta, atau bila terjadi komplikasi; (4) nyeri persalinan dan kekuatan pertahanan diri menghadapi persalinan, dapat memiliki arti penting dalam proses persalinan menjadi ibu.

D. Metode Penelitian Kualitatif Fenomenologi

Penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi diartikan sebagai pengalaman subjektif atau pengalaman fenomenologikal atau suatu studi tentang kesadaran dari perspektif dari seseorang (Moleong, 2005). Istilah fenomenologi juga sering diartikan sebagai anggapan umum namun untuk menunjuk pada pengalaman subjektif dari berbagai jenis dan tipe subjek yang ditemui. Fenomenologi juga mengacu pada penelitian terdisiplin tentang kesadaran dari perspektif pertama seseorang (Moleong, 2005).

Penelitian fenomenologi bersifat holistik, jumlah teori yang harus dimiliki oleh peneliti harus banyak karena harus disesuaikan dengan fenomena yang ada dilapangan (Sugiyono, 2008). Tujuan dari penelitian fenomenologi adalah untuk menggambarkan secara penuh tentang pengalaman dan pengembangan persepsi. Terdapat empat aspek dalam fenomenologi yaitu : (1) ruang kehidupan; (2) kehidupan tubuh (memenuhi kebutuhan badaniah); (3) usia (kesementaraan); (4) kehidupan hubungan manusia (hubungan) (Polit, et al., 2001).

Desain penelitian fenomenologi digunakan sebagai pendekatan perspektif dan juga digunakan sebagai pendekatan dalam penelitian kualitatif. Fenomenologi memiliki


(27)

riwayat yang cukup panjang dalam penelitian sosial termasuk psikologi, sosiologi, dan pekerjaan sosial. Selain itu fenomenologi juga merupakan pandangan berpikir yang menekankan pada fokus kepada pengalaman-pengalaman subjektif manusia dan interpretasi-interpretasi dunia (Moleong, 2005).

Beberapa ciri pokok fenomenologi yang dilakukan oleh peneliti fenomenologis yaitu: (1) fenomenologis cenderung mempertentangkan dengan ‘naturalisme’ yaitu yang disebut objektivisme dan positifisme, yang telah berkembang sejak zaman Renaisans dalam ilmu pengetahuan dan teknologi; (2) secara pasti fenomenologis cenderung memastikan kognisi yang mengacu pada apa yang oleh Hursserl disebut ‘Evidenz’, yang merupakan kesadaran tentang sesuatu benda itu sendiri secara jelas dan berbeda dengan yang lainnya, yang mencakupi untuk sesuatu dari segi itu; (3) fenomenologis cenderung percaya bahwa bahkan hanya sesuatu benda yang ada dalam dunia alam dan budaya (Moleong, 2005).

Fenomenologi dapat bersifat deskkriptif yang mempelajari fenomena tentang respon keberadaan manusia, yang bertujuan untuk menjelaskan pengalaman seseorang dalam kehidupannya. Termasuk didalamnya interaksi social yang dilakukan (Hidayat, 2007). Penelitian dalam pandangan fenomenologi berusaha memahami arti peristiwa dan kaitan-kaitannya terhadap orang-orang yang berada dalam situasi tertentu (Moleong, 2005). Fenomenologi tidak berarti bahwa peneliti mengetahui arti sesuatu bagi orang-orang yang sedang diteliti, yang ditekankan oleh kaum fenomenologis ialah aspek subjektif dari perilaku seseorang. Tetapi peneliti berusaha untuk masuk ke dalam dunia konseptual para subjek yang ditelitinya sehingga mereka mengerti apa dan bagaimana suatu yang dikembangkan oleh mereka di sekitar peristiwa dalam kehidupannya


(28)

sehari-hari (Moleong, 2005). Peneliti membantu partisipan untuk menggambarkan pengalaman hidup tanpa memimpin diskusi. Selanjutnya, dalam percakapan peneliti berusaha menambahkan jalan kepada partisipan untuk mendapatkan akses penuh tentang pengalaman hidup mereka. Terkadang, dua wawancara terpisah atau beberapa pembicaraan diperlukan secara khas, penelitian fenomenologi melibatkan sedikit partisipan, tergantung tercapainya saturasi data (polit, et al., 2001).

E. Tingkat Keabsahan Data

Tingkat kepercayaan hasil penelitian yang peneliti lakukan berpegang kepada empat prisip dan kriteria menurut Lincol and Guba (1950) dikutip dari Moleong (2005) keempat prinsip dan kriteria tersebut ialah: credibility, dependabilitiy, confirmability dan transferability.

Prinsip credibility merujuk pada apakah kebenaran hasil penelitian dapat dipercaya dalam makna mengungkapkan kenyataan yang sesungguhnya. Untuk memenuhi kriteria ini, dilakukan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negative dan member check sehingga mencapai tinggkat reliabilitas data.

Prinsip dependability merujuk apakah hasil penelitian tersebut memiliki keandalan dan reliabilitas. Prisip ini dapat mempertahankan konsisten teknik pengumpulan data, dalam menggunakan konsep, dan membuat penapsiran dalam fenomena.


(29)

Prinsip confirmability bermakna keyakinan atas data penelitian yang diperoleh. Untuk memenuhi kriteria tersebut peneliti menginformasikan hasil penelitian kepada pembimbing, karena pembimbing merupakan seorang yang ahli dalam bidang penelitian kualitatif fenomenologi.

Prinsip transferability mengandung makna apakah hasil ini dapat

digeneralisasikan atau dapat diaplikasikan pada situasi lain, hasi penelitian kualitatif secara apriori tidak dapat digeneralisasikan, kecuali situasi tersebut memiliki karakteristik yang sama dengan situasi lapangan tempat penelitian. Upaya untuk mentransfer hasil penelitian kualitatif pada situasi yang berbeda sangat mungkin memerlukan penyesuaian menurut keadaan yang mendasarimya.


(30)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah bagaimana pengalaman ibu melahirkan ditolong oleh bidan. Maka desain penelitian yang digunakan adalah fenomenologi, karena desain fenomenologi bertujuan mendapatkan pemahaman tentang arti peristiwa dan kaidah– kaidah terhadap orang–orang dalam situasi–situasi tertentu serta mengungkap pengertian tentang sesuatu yang sedang diteliti.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang pernah melahirkan di Klinik Ananda Medan. Dari hasil survei pendahuluan mulai dari Agustus sampai Oktober terdapat 38 orang ibu yang pernah mengalami proses persalinan.

2. Sampel

Jumlah sampel yang diambil pada penelitian ini l0 orang, karena menurut Polit (2005) dari 10 orang diharapkan dapat memenuhi saturasi data, karena pada studi fenomenologi biasanya didasarkan pada jumlah sampel dalam ukuran yang kecil dengan jumlah sampel yang hanya 10 atau bahkan lebih sedikit dari 10 orang partisipan. Tehnik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling yaitu mengambil sampel dengan pertimbangan tertentu sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.


(31)

Pengertian dari pertimbangan tertentu adalah orang yang paling tahu tentang apa yang kita harapkan untuk mempermudah penelitian dalam menjelajahi objek/situasi sosial yang diteliti. Dengan metode ini partisipan yang memiliki kriteria yang sesuai selama pengambilan data akan dilibatkan sebagai subjek penelitian, adapun sampel yang diambil memenuhi kriteria sebagai berikut :

1. Ibu yang telah mengalami proses persalinan ditolong oleh bidan 2. Dapat berkomunikasi dengan baik.

3. Bersedia untuk diwawancarai atau menjadi partisipan.

C. Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini dilakukan di klinik Bersalin Ananda Medan, dengan pertimbangan bahwa banyak ibu yang mengalami proses persalinan di klinik tersebut.

D. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksakan pada September 2010 sampai Maret 2011. Sedangkan waktu pengumpulan data dilaksanakan pada Januari sampai Maret 2011.

E. Etika Penelitian

Penelitian akan dilakukan setelah proposal penelitian disetujui oleh komite. Dalam melakukan penelitian, peneliti mengajukan surat permohonan kepada Ketua Jurusan Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU Medan untuk mendapat persetujuan penelitian. Setelah mendapat persetujuan peneliti memulai


(32)

penelitian dengan menekankan masalah etik yang meliputi: peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penelitian serta tempat yang mungkin terjadi selama dan sesudah pengumpulan data. Penelitian ini mengungkapkan pengalaman ibu melahirkan ditolong oleh bidan, untuk menjaga rasa aman dan nyaman partisipan identitas dengan membuat formulir persetujuan. Jika partisipan bersedia berpartisipasi dalam penelitian, maka partisipan harus menandatangani formulir persetujuan. Jika partisipan menolak untuk diteliti, maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati hak–haknya. Pada lembar pengumpulan data (kuesioner) hanya nomor kode yang digunakan, sehingga kerahasiaan identitas semua informasi yang diberikan tetap terjaga. Seluruh informasi yang diperoleh tidak akan dipergunakan, kecuali untuk meningkatkan kualitas kesehatan dan tetap menjaga kerahasiaannya. Selanjutnya partisipan menjawab pertanyaan yang terdapat pada lembaran kuesioner sesuai petunjuk pangisian kuesioner dan diberikan kesempatan untuk bertanya kepada peneliti apabila menemukan kesulitan dalam menganalisa pertanyaan yang diajukan. Setelah partisipan mengisi kuesioner, peneliti melakukan wawancara untuk mendapatkan informasi dan merekamnya menggunakan alat perekam. Selama pengambilan data, peneliti berusaha menjaga kenyamanan partisipan dengan melakukan wawancara ditempat yang diinginkan partisipan dan waktu yang ditentukan partisipan.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri (human instrument). Dengan dibantu oleh kuesioner data demografi dan panduan wawancara. Kuesioner data demografi berisi pernyataan mengenai data umum partisipan


(33)

pada lembar pengumpulan data (kuesioner) yang berupa usia, agama, pendidikan terakhir, suku bangsa, pekerjaan, dan paritas yang dapat dilihat pada lampiran 2. Panduan wawancara berisi pertanyaan yang akan diajukan tentang bagaimana pemgalaman ibu melahirkan di tolong oleh bidan yang berisi 2 pertanyaan yaitu bagaimana persiapan ibu menghadapi proses persalinan dan dukungan apa saja yang ibu dapatkan dari seorang bidan dalam menghadapi proses persalinan. Panduan wawancara dapat dilihat pada lampiran 3.

G. Prosedur Pengumpulan Data

1. Setelah mendapat izin dari Ketua Program DIV Bidan Pendidik Fakultas

Keperawatan USU Medan dan Kepala Klinik Ananda Medan, peneliti mengadakan pendekatan kepada calon responden untuk mendapat persetujuannya sebagai partisipan.

2. Pada penelitian ini, partisipan diperoleh dari Klinik Ananda Medan sebanyak 10 orang, data–data diperoleh dari catatan klinik.

3. Untuk setiap partisipan yang diperoleh dari Klinik Ananda Medan, peneliti melakukan participant observation yaitu pendekatan kepada partisipan sebanyak 1–2 kali (setiap kunjungan lamanya 30 menit) kunjungan rumah masing–masing partisipan dan kemudian melakukan wawancara kepada partisipan. Setelah kunjungan awal tersebut, maka setelah tercapainya kesepakatan antara peneliti dengan partisipan mengenai waktu wawancara, maka wawancara dilakukan sesuai waktu yang disepakati.

4. Setelah peneliti merasa cukup dekat dengan pertisipan, peneliti melakukan in depth interview (wawancara mendalam) dengan memberikan kuesioner data demografi untuk diisi oleh partisipan dan panduan wawancara yang berisi beberapa pertanyaan untuk terlebih dahulu dipahami oleh partisipan. Partisipan diberi waktu untuk


(34)

memahami pertanyaan dan mengingat kembali peristiwa yang dialaminya sehingga pada wawancara partisipan dapat mengungkapkan hal–hal yang dialaminya secara jelas.

5. Dalam melakukan wawancara, peneliti merekam hasil wawancara dengan

menggunakan tape recorder.

6. Setelah wawancara selesai, peneliti membuat transkip hasil wawancara. 7. Peneliti mengidentifiksi tindak lanjut hasil wawancara yang telah diperoleh. 8. Pengumpulan data selesai karena dengan 10 sampel, saturasi data telah diperoleh peneliti.

H. Analisis Data

Analisis data yang digunakan oleh peneliti adalah metode analisis menurut Giorgi (1985). Adapun langkah-langkah analisis data yang akan dilakukan peneliti menurut Giorgi (1985) adalah :

1. Membuat transkip wawancara dari sepuluh partisipan, kemudian membaca

masing-masing transkip dan memilih pertanyaan-pertanyaan penting yang diungkapkan oleh partisipan.

2. Mengelompokkan pertanyaan-pertanyaan penting yang sejenis sehingga

diperoleh beberapa kelompok pertanyaan yang sejenis.

3. Membaca kembali pertanyaan-pertanyaan sejenis tiap kelompok sehingga dapat ditentukan kesimpulan yang menjadi tema dari kelompok pertanyaaan-pertanyaan itu.

4. Setelah diperoleh beberapa tema tiap-tiap kelompok, baru kemudian disajikan dalam bentuk narasi.


(35)

I. Tingkat Keabsahan Data

Tingkat keabsahan data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini hanya menggunakan tiga prinsip dan kriteria menurut Linklon dan Guba (1985 dalam Dalim 2002). Ketiga prinsip itu adalah :

1. Kredibilitas

Prinsip kredibilitas artinya bahwa kebenaran dari hasil penelitian harus dapat dipercaya dalam mengungkapkan kenyataan yang sesunggunhnya. Beberapa hal yang dilakukan untuk memenuhi kriteria ini, adalah: prolonged engagement. Prolonged engagement yaitu pendekatan kepada calon partisipan sehingga partisipan dan peneliti saling mengenal dan mempercayai. Untuk itu peneliti melakukan pendekatan sebanyak 1-2 kali (setiap kunjungan lamanya 30 menit) kunjungan ke rumah masing-masing partisipan. Hal ini dilakukan agar peneliti dan partisipan dapat menjalin hubungan yang baik, semakin akrab, semakin terbuka, sehingga tidak ada informasi yang disembunyikan lagi.

2. Dependabilitas

Prinsip dependabilitas artinya bahwa hasil penelitian harus memiliki relibilitas. Untuk dapat memenuhi kriteria ini, peneliti menerapkannya dengan cara membuat catatan lengkap yang berisi keseluruhan aktivitas peneliti selama proses penelitian, mulai dari awal penelitian, proses pengumpulan data, turun ke lapangan, proses wawancara, proses analisis data, proses pengujian keabsahan data, sampai proses membuat kesimpulan dari data yang diperoleh. Semua proses tersebut harus dapat ditunjukkan peneliti sebagai bukti bahwa hasil penelitian tersebut memiliki keandalan atau reliabilitas.


(36)

3. Konfirmabilitas

Prinsip konfirmalitas artinya data yang diperoleh harus objektif. Agar hasil penelitian dapat dibuktikan kebenarannya di mana hasil penelitian sesuai dengan data yang dikumpulkan dan dicantumkan dalam laporan lapangan, dengan tujuan agar hasil dapat lebih objektif. Untuk itu hasil penelitian ini nantinya akan diperiksa oleh orang lain yang tidak ikut dalam proses penelitian ini. Selain itu, peneliti juga harus mengikuti setiap proses penelitian bukan hanya berpedoman pada hasil akhir.


(37)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini membahas tentang hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, yaitu karakteristik partisipan (data demografi) dan pengalaman ibu melahirkan ditolong oleh bidan dengan menjelaskan 7 kategori yaitu: tanda-tanda mulai persalinan, persiapan persalinan, perasaan ibu menghadapi proses persalinan, tindakan-tindakan dalam persalinan, pendamping persalinan, dukungan bidan terhadap proses persalinan dan pelayanan kebidanan.

A. Karakteristik Partisipan

Sepuluh partisipan yang menjadi sampel penelitian ini adalah partisipan yang memenuhi kriteria dan bersedia untuk diwawancarai. Dari kuesioner data demografi diperoleh bahwa kesepuluh orang partisipan berusia, yaitu 19-36 tahun. Satu orang berusia 19 tahun, dua orang berusia 22 tahun, tiga orang berusia 24 tahun, satu orang berusia 29 tahun, dua orang berusia 30 tahun dan satu orang berusia 36 tahun. Pada penelitian ini, mayoritas partisipan adalah beragama Islam, yakni sebanyak delapan orang, dua orang beragama Kristen. Pendidikan terakhir mayoritas partisipan adalah SLTA yakni enam orang, tiga orang berpendidikan ahli madya dan satu orang berpendidikan sarjana. Dari kesepuluh partisipan lima orang bersuku Batak, tiga orang bersuku Jawa, dua orang bersuku Melayu. Delapan dari sepuluh partisipan bekerja sebagai ibu rumah tangga (IRT), dan dua orang partisipan bekerja sebagai karyawan swasta. Lima orang partisipan melahirkan anak pertama, dua orang melahirkan anak


(38)

kedua, dua orang melahirkan anak ketiga dan satu orang melahirkan anak kelima. Data demografi partisipan dapat dilihat pada Tabel 4.1

Tabel 4.1

Tabel Data Demografi Partisipan

Karakteristik Jumlah

Usia ibu ≤ 19 Tahun 20-35 Tahun ≥ 36 Tahun Agama Islam Kristen protestan Pendidikan SMU Ahlimadya Sarjana Suku bangsa Batak Jawa Melayu Pekerjaan

Ibu Rumah Tangga (IRT) Karyawan swasta Anak ke Pertama Kedua Ketiga Kelima 1 orang 8 orang 1 orang 8 orang 2 orang 7 orang 2 orang 1 orang 5 orang 3 orang 2 orang 8 orang 2 orang 5 orang 2 orang 2 orang 1 orang


(39)

B. Pengalaman Ibu Melahirkan Ditolong Oleh Bidan

Dari hasil penelitian ditemukan tanda-tanda persalinan, persiapan persalinan, perasaan ibu menghadapi proses persalinan, tindakan-tindakan dalam persalinan, pendamping persalinan, dukungan bidan dalam menghadapi proses persalinan, dan pelayanan kebidanan.

1. Tanda-tanda Mulai Persalinan

Dari hasil wawancara yang telah dilakukan terhadap sepuluh orang partisipan yang telah memiliki pengalaman langsung dalam melahirkan maka peneliti menemukan tiga tanda-tanda mulai persalinan, yakni darah/lendir bercampur darah, air/ketuban, mulas/sakit pinggang.

a. Darah/lendir Bercampur Darah

Keluar darah/lendir bercampur darah ini merupakan tanda-tanda mulai persalinan yang paling banyak diutarakan oleh partisipan, yakni empat dari sepuluh partisipan. Tanda ini bisa muncul setiap saat di minggu-minggu terakhir kehamilan atau saat dimulainya proses persalinan. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan partisipan berikut :

“Pertama-tama saya melihat ada keluar darah dari kemaluan saya, pada saat itu sakitnya masih bisa saya tahan, terus saya langsung dibawa oleh suami dan keluarga saya ke klinik bidan ini..”

(Partisipan 6) “ Tanda yang pertama saya melihat ada keluar itu darah. Warnanya merah kehitaman.”


(40)

“Terus tadi malam saya keluar darah dari kemaluan saya tapi tidak sakit. Lalu paginya saya langsung dibawa mertua saya ke klinik ini. Kemudian saya diperiksa kata bidannya masih lama.”

(Partisipan 8) “ …….saya melihat ada keluar darah.”

(Partisipan 3) b. Air/Ketuban

Sebagian besar ketuban pecah menjelang pembukaan lengkap. Pada beberapa kasus terjadi ketuban pecah yang menimbulkan pengeluaran cairan. Tiga dari sepuluh partisipan mengeluarkan air/ketuban pada saat mulai proses persalinan. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan partisipan berikut :

“…………. keluar air sedikit-sedikit dari kemaluan saya.”

(Partisipan 1) “Tanda-tanda pertama yang keluar air, saya rasa ketuban sudah pecah.”

(Partisipan 10) “ Pertama-tama saya merasa ada keluar-keluar air dari kemaluan saya sejak tadi pagi tapi masih sedikit-sedikit, terus sejak seminggu yang lalu saya sulit tidur karena sesak kadang-kadang, mungkin karena perut saya semakin membesar ya.”

(Partisipan 4) c. Mulas/Sakit Pinggang

Mulas pada saat mau melahirkan disebut juga dengan his. Tiga dari sepuluh partisipan mengatakan bahwa tanda-tanda pertama persalinan adalah rasa mulas /sakit pinggang. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan partisipan berikut :

“…….mulai dari hari kamis sore sudah mulai terasa sakit pinggang tetapi masih bisa melakukan pekerjaan-pekerjaan yang ringan.”


(41)

“Mulai dari pagi-pagi saya sudah merasakan mulas-mulas tapi tidak begitu sakit, dan banyak ibu-ibu yag bilang kalau belum sakit kali berarti itu belum waktunya. Nanti kalau kamu merasakan sakit yang tidak tertahankan lagi.”

(Partisipan 5) “Tanda-tanda yang pertama saya merasa sakit pinggang terus, susah tidur karena perut saya mulas-mulas tapi saya bersyukur sakit itu ada karena itu tandanya sebentar lagi saya akan melahirkan.”

(Partisipan 6) 2. Persiapan yang Dilakukan Ibu dalam Menghadapi Proses Persalinan

Ada beberapa persiapan yang dilakukan oleh para partisipan dalam menghadapi proses persalinan diantaranya adalah memilih penolong persalinan, meminta pendapat tenaga kesehatan, rajin melakukan pemeriksaan kehamilan, dan persiapan diri.

a. Memilih Penolong Persalinan

Untuk melakukan proses persalinan, dua dari sepuluh partisipan mempersiapkan persalinannya dengan menentukan penolong persalinan. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan partisipan berikut :

“Trus saya pilih bidan yang pernah nolong keluarga saya itu untuk nolong persalinan saya nanti.”

(Partisipan 3) “Karena klinik bidan ini dekat dengan rumah saya maka saya memilih bersalin disini.”

(Partisipan 10)

b. Meminta Pendapat Tenaga Kesehatan

Untuk melakukan proses persalinan, dua dari sepuluh partisipan mempersiapkan persalinannya dengan meminta pendapat tenaga kesehatan. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan partisipan berikut :


(42)

“Pada saat USG saya minta pendapat dari dokter apa saya bisa melahirkan normal, maklumlah saya masih anak pertama jadi masih takut.”

(Partisipan 2) “…..terus kata bidan keadaan saya dan bayinya baik, dan saya bisa melahirkan dengan normal.”

(Partisipan 6)

c. Rajin Melakukan Pemeriksaan Kehamilan

Untuk melakukan proses persalinan, dua dari sepuluh partisipan mempersiapkan persalinannya dengan rajin melakukan pemeriksaan kehamilan. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan partisipan berikut :

“Mulai dari hamil muda saya rajin periksakan kehamilan saya ke bidan.”

(Partisipan 1) “Saya rajinlah periksa hamil sama bidan biar tau bagaimana keadaan saya dan bayinya, apalagi waktu menjelang persalinan saya.”

(Partisipan 9) d. Persiapan Diri

Untuk melakukan proses persalinan, empat dari sepuluh partisipan mempersiapkan persalinannya dengan persiapan diri. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan partisipan berikut :

“Paling persiapannya saya sering berjalan-jalan santai pada pagi hari sekeliling rumah saja, biar nanti cepat kalau melahirkan.”

(Partisipan 4) “Saya biasa jalan-jalan ringan tiap pagi disekitar rumah katanya agar saya mudah melahirkan. Terus kalau mau melahirkan saya hanya mempersiapkan jamu bersalin saja.”


(43)

“Saya hanya persiapkan jamu bersalin, yang nantinnya akan diminum setelah selesai persalinan.”

(Partisipan 7) “Tidak ada persiapan khusus untuk persalinan ini, saya hanya persiapankan diri berupa fisik dan mental menghadapi persalinan karena persalinan itukan capek dan sangat melelahkan.”

(Partisipan 8) 3. Perasaan Ibu Menghadapi Proses Persalinan

Ada beberapa hal yang dikemukakan oleh partisipan berkaitan dengan perasaannya menghadapi proses persalinan, yakni rasa takut, cemas, dan tenang.

a. Perasaan Takut

Empat dari sepuluh partisipan merasa takut dalam menghadapi proses persalinan. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan partisipan berikut :

“Karena saya belum pernah melahirkan jadi saya takut dan saya dengar-dengar dari orang kalau melahirkan itu sakit.”

(Partisipan 2) “Saya rasa setiap orang yang mau melahirkan pasti takutlah apalagi saya baru anak pertama ini.”

(Partisipan 4) “Takutnya kalau ada terjadi sesuatu pada saya dan bayinya. Tapi Alhamdulillah semuanya perjalan lancar jadi saya selamat dan bayi saya juga sehat.”

(Partisipan 8) “Saya merasa takut ,kalau ada terjadi sesuatu pada saya dan bayi saya ini.”


(44)

b. Cemas

Dua dari sepuluh partisipan merasa cemas sewaktu menghadapi proses persalinan. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan partisipan berikut :

”……saya merasa agak cemas karena bayi saya belum lahir padahal saya sudah merasa sangat sakit dan rasanya saya sudah tidak sanggup lagi.”

(Partisipan 3) “Pertama kali saya melihat keluar darah berwarna merah kehitaman dari kemaluan saya tadi, saya merasa cemas.”

(Partisipan 6)

c. Perasaan Tenang

Empat dari sepuluh partisipan merasa tenang sewaktu menghadapi proses persalinan. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan partisipan berikut :

“Saya tenang saja. Kan saya sudah sering periksa kehamilan saya sama bidan ini. Bu bidannya pun bilang kalau keadaan saya baik-baik saja. Pokoknya percaya pada diri sendiri sajalah.”

(Partisipan 1) “Perasaannya ya biasa saja, mungkin karena saya sudah pernah melahirkan jadi saya merasa tenang-tenang saja.”

(Partisipan 5) “Saya merasa tenang mungkin karena sudah sering, dan apalagi ini persalinan saya yang kelima.”


(45)

4. Tindakan-tindakan dalam Persalinan

Dari hasil peneliti yang diperoleh melalui wawancara dengan partisipan. Maka peneliti mengetahui tindakan-tindakan persalinan yang dilakukan bidan di kamar bersalin yang disebutkan partisipan yaitu pemeriksaan, mengejan, kelahiran bayi, pemotongan tali pusat, penghangat bayi, dan pengeluaran plasenta.

a. Pemeriksaan

Dalam melakukan pimpinan persalinan perlu ditetapka apakah seorang ibu sudah memasuki tahap persalinan dengan pemeriksaan: anamneses, pemeriksaan fisik dan melakukan pemeriksaan dalam. Seluruh partisipan menyatakan bahwa mereka diperiksa. Hal tersebut di atas sesuai dengan pernyataan partisipan berikut :

“…….Pertama kali sesampai diruangan saya langsung diperiksa oleh ibu bidan, saya diperiksa dan diukur darah saya. Lalu ibu bidan melihat kemaluan saya masih jauh atau sudah dekat.”

(Partisipan 2) b. Mengejan

Semua partisipan mengatakan melakukan proses mengejan dikamar bersalin saat melahirkan. Hal tersebut di atas sesuai dengan pernyataan partisipan berikut :

“Ibu bidan menyuruh saya untuk semangat, mengajari saya cara mengeian lama kalau ada kontraksi tarik nafas panjang dengan melihat perut. Sewaktu perut saya tidak mulas bu bidan mengelus-ngelus perut saya, dan menyuruh saya untuk berdoa agar diberi kemudahan dan keselamatan dalam proses persalinan ini.”

(Partisipan 1) “Lalu bu bidan menyuruh saya untuk miring ke kiri saja, sambil mengajari saya cara mengejan. Bidannya juga mengatakan jangan menjedan sebelum disuruh mengejan.”


(46)

c. Kelahiran Bayi

Semua partisipan mengatakan bahwa setelah mengejan dikamar bersalin maka lahir bayi. Hal tersebut di atas sesuai dengan pernyataan partisipan berikut :

“Setelah lama mengejan akhirnya bayi laki-laki saya lahir, terus bu bidan langsung meletakkannya di atas perut saya.”

(Partisipan 4) d. Pemotongan Tali Pusat

Semua partisipan mengatakan bahwa segera setelah bayi lahir dilakukan pemotongan tali pusat. Hal tersebut di atas sesuai dengan pernyataan partisipan berikut :

“Setelah bayi saya lahir, mulut bayi saya dibersihkan setelah itu tali pusat dipotong oleh ibu bidan.”

(Partisipan 6) e. Penghangatan Bayi

Semua partisipan mengatakan bahwa segera setelah pemotongan tali pusat bayi didekapkan pada bayi. Hal tersebut di atas sesuai dengan pernyataan partisipan berikut :

“Setelah bayi dibersihkan bayi, diletakkan di dada saya. Perasaan saya bahagia sekali. Rasa sakitnya jadi hilang.”

(Partisipan 7) “Setelah bayi lahir, bayi diletakkan di dada saya. Bayinya langsung mencari-cari buah dada saya.”

(Partisipan 8) f. Pengeluaran Plasenta

Semua partisipan mengatakan bahwa setelah bayi lahir kemudian lahirlah plasenta. Hal tersebut di atas sesuai dengan pernyataan partisipan berikut :


(47)

“…….kira-kira lima belas menit atau dua puluh menitan plasentanya keluar.” (Partisipan 9) “Ibu bidan menyuruh saya ngedan lagi, katanya uri saya mau lahir. Tetapi rasa sakitnya tidak seperti semula.”

(Partisipan 10) 5. Pendamping Persalinan

Pendamping persalinan besar manfaatnya karena karena dapat berbuat banyak untuk membantu ibu pada saat proses persalinan berlangsung. Jauh sebelum hari persalinan, tentukan siapa pendamping persalinan. Ada beberapa pendamping persalinan yang menemani partisipan dalam menghadapi proses persalinan diantaranya adalah suami, ibu mertua dan saudara.

a. Suami

Enam dari sepuluh partisipan didampingi oleh suami sewaktu menghadapi proses persalinan. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan partisipan berikut :

“Sewaktu di kamar bersalin saya ditemani suami dan ibu. Saya merasa tenang kalau orang yang saya sayangi berada dekat saya.”

(Partisipan 1) “Yang pasti saya ingin suami sayalah mbak yang menemani saya pada saat melahirkan.”

(Partisipan 4) “Saya didampingi suami saya. Suami saya sangat setia menemani saya.”


(48)

b. Ibu/Ibu Mertua

Tiga dari sepuluh partisipan didampingi oleh suami sewaktu menghadapi proses persalinan. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan partisipan berikut :

“Pada saat persalinan saya hanya ditemani ibu mertua saya, karena suami saya tidak disini lagi kerja di luar kota.”

(Partisipan 2) “Suami saya ada tapi dia tidak berani masuk karena takut lihat darah, jadi yang menemani saya dikamar bersalin hanya mertua saya.”

(Partisipan 3) “Ibu mertua saya yang menemani saya melahirkan saya juga merasa tenang ibu mertua saya ada di samping saya.”

(Partisipan 8) c. Saudara

Satu dari sepuluh partisipan didampingi oleh suami sewaktu menghadapi proses persalinan. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan partisipan berikut :

“Hanya ada kakak kandung saya yang menemani saya waktu melahirkan, saya merasa senang karena kakak saya banyak membantu saya.”

(Partisipan 7) 6. Dukungan Bidan dalam Proses Persalinan

Ada beberapa dukungan bidan dalam menghadapi proses persalinan diantaranya adalah menghadirkan seseorang yang dapat memberikan dukungan selama persalinan, pengaturan posisi, tehnik relaksasi dan pernafasan, istirahat dan privasi, penjelasan mengenai proses/kemajuan/prosedur yang akan dilakukan, dan sentuhan.


(49)

a. Menghadirkan Seseorang yang Dapat Memberikan Dukungan Selama Persalinan

Tiga dari sepuluh partisipan mendapat dukungan didampingi oleh suami sewaktu menghadapi proses persalinan. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan partisipan berikut :

“Pada saat bersalin bu bidan memyuruh suami saya agar selalu mendampingi saya dan memberikan minum pada saat saya haus.”

(Partisipan 4) “Terus pada saat saya mau melahirkan bu bidan memanggil suami saya untuk memberikan dukungan pada saya.”

(Partisipan 6)

b. Mengatur Posisi

Dua dari sepuluh partisipan mendapat dukungan pengaturan posisi menghadapi proses persalinan. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan partisipan berikut :

“…..pada saat saya mau melahirkan bu bidan membantu saya membalekkan badan agar tidak capek dan menyuruh saya miring ke kiri saja katanya biar cepat bukannya.”

(Partisipan 7) “Bu bidan mengajari saya teknik mengedan yang dengan melihat perut agar leher saya tidak bengkak.”

(Partisipan 3) c. Teknik Relaksasi dan Pernafasan

Satu dari sepuluh partisipan mendapat dukungan teknik relaksasi dan persafasan sewaktu menghadapi proses persalinan. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan partisipan berikut :


(50)

“Bu bidan menyuruh saya agar menarik nafas panjang dan membuangnya pelan-pelan dari hidung. Jadi, membuat saya lebih rileks.”

(Partisipan 1)

d. Istirahat dan Privasi

Satu dari sepuluh partisipan mendapat dukungan istirahat dan privasi sewaktu menghadapi proses persalinan. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan partisipan berikut :

“Pada saat saya sudah kelelahan berjalan-jalan kecil, bu bidan menyuruh saya istirahat biar nanti dan pada saat saya istirahat agat tidak ada yang mengganggu saya.”

(Partisipan 2)

e. Penjelasan Mengenai Proses/Kemajuan/Prosedur yang Akan Dilakukan

Satu dari sepuluh partisipan mendapat dukungan penjelasan mengenai proses/kemajuan/prosedur yang akan dilakukan sewaktu menghadapi proses persalinan. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan partisipan berikut :

“Sesampainya di klinik bu bidan langsung memeriksa saya lalu menjelaskan kepada saya bahwa sebentar lagi saya akan melahirkan.”

(Partisipan 5)

f. Sentuhan

Dua dari sepuluh partisipan mendapat dukungan sentuhan menghadapi proses persalinan. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan partisipan berikut :


(51)

“Saya merasa agak tenang pada saat bu bidan mengusuk-ngusuk pinggang saya.” (Partisipan 8) “Pada saat mau bersalin bu bidan menyentuh perut saya. Dan menyuruh saya untuk berdoa.”

(Partisipan 9)

7. Pelayanan Kebidanan

Ada beberapa pendapat partisipan tentang pelayanan kebidanan yang dilakukan oleh bidan diantaranya adalah puas, ramah, kliniknya bersih, peralatan lengkap, dan sabar.

a. Puas

Dua dari sepuluh partisipan merasa puas dengan pelayanan kebidanan yang dilakukan oleh bidan. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan partisipan berikut :

“…saya merasa puas dengan dengan pelayanannya. Pertolongan yang bisa merawat selama persalinan. Bisa bikin cepat sehat, baik ramah dan perhatian, terampil dan cekatan.”

(Partisipan 1) “Pelayanannya bagus, bersih, ramah, pokoknya saya puaslah melahirkan di klinik bersalin ini.”

(Partisipan 4)

b. Lingkungan

Dua dari sepuluh partisipan mengatakan lingkungan dengan pelayanan kebidanan yang dilakukan oleh bidan. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan partisipan berikut :


(52)

“Ibu bidannya baik, ramahlah, pandai, ligat, tangan dingin, dan lingkungannya juga bersih, aman dan sejuklah.”

(Partisipan 6)

c. Fasilitas

Satu dari sepuluh partisipan mengatakan kliniknya bersih dengan pelayanan kebidanan yang dilakukan oleh bidan. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan partisipan berikut :

“Kliniknya bersih, jadi saya merasa nyaman bersalin disini, saya selalu bersalin disini karena dekat dengan rumah saya.”

(Partisipan 7) d. Peralatan Lengkap

Dua dari sepuluh partisipan mengatakan peralatan lengkap dengan pelayanan kebidanan yang dilakukan oleh bidan. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan partisipan berikut :

“Saya rasa peralatannya lengkap dan kalau terjadi sesuatu kepada saya mudah merujuknya ke dokter atau rumah sakit.”

(Partisipan 3) e. Sabar

Tiga dari sepuluh partisipan mengatakan sabar dengan pelayanan kebidanan yang dilakukan oleh bidan. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan partisipan berikut :

“Saya rasa bu bidannya sabar ngadapin pasien, tidak cerewet, ibu bidannya tau apa yang diperlukan pasien, member semangat, ramah dan terampil.”


(53)

(Partisipan 8)

C. Pembahasan

Hasil pembahasan ini akan diuraikan secara literatur yang berhubungan dengan pengalaman ibu melahirkan ditolong oleh bidan. Hal itu meliputi tanda-tanda mulai persalinan, persiapan persalinan, perasaan ibu menghadapi proses persalinan, tindakan-tindakan dalam persalinan, pendamping persalinan, dukungan bidan terhadap proses persalinan dan pelayanan kebidanan.

1. Interpretasi dan Diskusi Hasil a. Tanda-tanda Mulai Persalinan

Ada beberapa tanda-tanda mulai persalinan yang dikemukakan oleh partisipan yakni darah/lendir bercampur darah, air/ketuban, mulas/sakit pinggang. Partisipan yang mengalami tanda pengeluaran darah/lendir bercampur darah sesuai dengan tulisan Prawirohardjo (2006) bahwa dapat dinyatakan partus mulai bila timbul his dan wanita mengeluarkan lendir yang bersamaan dengan darah (bloody show). Lendir yang bersama darah ini berasal dari lendir canalis servikalis karena canalis servikalis mulai membuka dan mendatar. Sedangkan darahnya berasal dari pembuluh-pembuluh kapiler yang berada disekitar kanalis servikalis itu pecah karena pergeseran-pergeseran ketika serviks membuka.

Ketuban pecah dengan sendirinya ketika pembukaan hampir lengkap atau lengkap. Tidak jarang ketuban harus dipecahkan ketika pembukaan hampir lengkap. Bila


(54)

ketuban pecah sebelum mencapai pembukaan 5 cm, disebut ketuban pecah dini (Prawirohardjo, 2006).

Perasaan sakit pada his mungkin disebabkan oleh iskemia dalam corpus uteri tempat terdapat banyak serabut saraf. Peristiwa ini meneruskan perasaan sakit mulai dari saraf sensorik di pleksus hipogastikus ke sistem saraf pusat. Sakit pinggang sering terasa pada kala pembukaan dan bila bagian bawah uterus terus berkontraksi. Hal ini disebabkan oleh serabut sensorik turut terangsang. Oleh karena itu, jika his sempurna dan efisien dengan adanya dominasi di fundus uteri serta relaksasi bagian bawah uterus dan serviks, perasaan sakit pinggang dan sakit bagian bawah akan berkurang (Prawirohardjo, 2006).

b. Persiapan yang Dilakukan Ibu dalam Menghadapi Proses Persalinan

Ada beberapa persiapan yang dilakukan oleh partisipan memilih penolong persalinan, meminta pendapat tenaga kesehatan, rajin melakukan pemeriksaan kehamilan, dan persiapan diri.

Persiapan ibu dan keluarga menghadapi persalinan meliputi persiapan sejak awal, ibu hamil & suami menentukan persalinan ini ditolong oleh bidan/dokter. Suami/keluarga perlu menabung untuk biaya persalinan, siapkan donor darah, jika sewaktu-waktu diperlukan ibu. Ibu dan suami menanyakan ke bidan/dokter kapan perkiraan tanggal persalinan. Suami dan masyarakat menyiapkan kendaraan jika sewaktu-waktu ibu dan bayi perlu segera ke rumah sakit. Jika bersalin di rumah, suami atau keluarga perlu menyiapkan: ruangan yang terang dengan tempat tidur beralaskan


(55)

kain yang bersih, air bersih beserta sabun untuk cuci tangan, kain handuk beserta pakaian bayi yang bersih, dan pakaian ganti bagi ibu setelah melahirkan (Varney, 2007).

c. Perasaan Ibu menghadapi Proses Persalinan

Ada beberapa hal yang dikemukakan oleh partisipan berkaitan dengan perasaannya dalam menghadapi proses persalinan, yakni rasa takut, cemas, dan tenang.

Karena rasa nyeri dalam persalinan maka banyak calon ibu menghadapi kehamilan dan kelahiran anaknya dengan perasaan takut dan cemas. Tidaklah mudah untuk menghilangkan rasa takut dan cemas itu, akan tetapi dokter dan bidan dapat berbuat banyak dengan membantu para wanita yang dihinggapi perasaan takut dan cemas. Sejak pemeriksaan kehamilan pertama dokter dan bidan harus dengan sabar meyakinkan calon ibu bahwa kehamilan dan persalinan merupakan suatu hal yang normal dan wajar. Dia tidak hanya harus menimbulkan kepercayaan, akan tetapi harus pula menimbulkan anggapan atau perasaan pada wanita yang bersangkutan bahwa ia seorang kawan yang ahli dalam bidangnya dan yang sungguh-sungguh berkeinginan mengurangi rasa nyerinya serta menyelamatkan ibu dan bayi (Varney, 2007).

Setiap ibu yang akan memasuki masa persalinan biasanya diliputi perasaan takut, khawatir, maupun cemas, terutama pada primigravida. Perasaan takut bisa meningkatkan nyeri, otot–otot menjadi tegang dan ibu menjadi cepat lelah, yang pada hakikatnya akan menghambat proses persalinan (Yanti, 2010).


(56)

Pada saat akan melahirkan Ibu akan banyak mendapat tindakan-tindakan pada saat mau persalinan. Ada beberapa hal yang dikemukakan partisipan dalam tindakan-tindakan kebidanan yaitu pemeriksaan, mengejan, kelahiran bayi, pemotongan tali pusat, penghangat bayi, dan pengeluaran plasenta. Pemeriksaan obstetric dilakukan seperti pemeriksaan dokter lainnya, dimulai dengan wawancara (anamnese), mengenai identitas, riwayat penyakit terdahulu, riwayat haid, riwayat kehamilan dan persalinan. Pada kala II his menjadi lebih kuat dan lebih cepat, kira-kira 2 sampai 3 menit sekali, karena kepala janin sudah masuk diruang panggul sehingga tekanan pada otot-otot dasar panggul yang secara reflektoris menimbulkan rasa mengeran, karena tekanan pada rectum Ibu merasa seperti mau buang air besar dengan tanda anus membuka. Pada waktu his kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka, perineum menonjol dan meregang. Dengan adanya his Ibu dipimpin untuk mengejan, maka lahir kepala diikuti oleh seluruh badan bayi (Prawirohardjo, 2006).

Saat kepala bayi membuka vulva (5-6 cm), letakkan kain yang bersih dan kering yang dilipat 1/3 di bawah bokong ibu dan siapkan kain atau handuk bersih di atas perut Ibu (untuk mengeringkan bayi segera setelah lahir). Lindungi perineum dengan satu tangan (di bawah kain bersih dan kering), ibu jari pada salah satu sisi perineum dan empat jari pada sisi yang lain dan tangan yang pain pada belakang kepala bayi. Tahan kepala janin agar posisi kepala tetap fleksi pada saat keluar secara bertahap melewati introitus dan perineum. Perhatikan perineum pada saat kepala keluar dan dilahirkan. Usap muka bayi dengan kain atau kasa bersih atau DTT untuk membersihkan lendir dan darah dari mulut dan hidung bayi. Jangan melakukan pengisapan lendir secara rutin pada mulut dan hidung bayi. Sebagian besar bayi sehat dapat menghilangkan lendir tersebut


(57)

secara alamiah dengan mekanisme bersin dan menangis saat lahir. Segera setelah bayi lahir, minta ibu untuk berhenti meneran dan bernafas cepat. Periksa leher bayi apakah terlilit oleh tali pusat. Jika ada lilitan di leher bayi cukup longgarkan dan lepaskan lilitan tersebut dengan melewati kepala bayi. Jika lilitan tali pusat sangat erat maka jepit tali pusat dengan klem pada dua tempat jarak 3 cm, kemudian potong tali pusat di antara 2 klem tersebut. Setelah menyeka mulut dan hidung bayi dan memeriksa tali pusat, tunggu kontraksi berikut sehingga terjadi putaran paksi luar secara spontan. Letakkan tangan pada sisi kiri dan kanan kepala bayi, minta Ibu meneran sambil menekan kepala ke arah bawah dan lateral tubuh bayi hingga bahu depan melewati simfisis. Setelah bahu depan lahir, gerakkan kepala ke atas dan lateral tubuh bayi sehingga bahu bawah dan seluruh dada dapat dilahirkan. Saat bahu posterior lahir, geser tangan bawah (posterior) kearah perineum sanggah bahu dan lengan atas bayi pada tangan tersebut. Gunakan tangan yang sama untuk menopang lahirnya siku dan tangan posterior saat melewati perineum. Tangan bawah (posterior) menopang samping lateral tubuh bayi saat lahir. Secara simultan, tangan atas (anterior) untuk menelusuri dan memegang bahu, siku dan lengan bagian anterior. Lanjutkan penelusuran dan memegang tubuh bayi ke bagian punggung, bokong dan kaki. Dari arah belakang, sisipkan jari telunjuk tangan atas di antara kedua kaki bayi yang kemudian dipegang dengan ibu jari dan ketiga jari tangan lainnya. Letakkan bayi di atas kain atau handuk yang telah disiapkan pada perut bawah Ibu dan posisikan bayi sedikit lebih rendah dari tubuhnya. Segera keringkan sambil melakukan rangsangan taktil pada tubuh bayi dengan kain atau selimut di atas perut ibu. Pastikan bahwa kepala bayi tertutup dengan baik (JNPK-KR, 2008).


(58)

Dengan menggunakan klem DTT, lakukan penjepitan tali pusat dengan klem pasa sekitar 3 cm dari dinding perut (pangkal pusat) bayi. Dari titik jepitan, tekan tali pusat dengan dua jari kemudian dorong isi tali pusat kearah ibu (agar darah tidak terpancar pada saat melakukan pemotongan tali pusat). Lakukan penjepitan kedua dengan jarak 2 cm dari tempat jepitan pertama pada sisi atau mengarah ke ibu. Pegang tali pusat di antara kedua klem tersebut, satu tangan menjadi landasan tali pusat sambil melindungi bayi, tangan yang lain memotong tali pusat di antara kedua klem tersebut dengan menggunakan gunting disinfeksi tingkat tinggi atau steril. Setelah memotong tali pusat, letakkan bayi di atas kain bersih dan kering yang disiapkan diatas perut ibu. Ganti handuk basah dan selimuti bayi dengan selimut atau kain yang bersih bersih dan kering. Pastikan bahwa kepala bayi terselimuti dengan baik (JNPK-KR, 2008).

Proses pengeluaran plasenta ditandai dengan tanda-tanda lepasnya plasenta yaitu terjadi perubahan bentuk uterus dan tinggi fundus uteri, tali pusat memanjang atau terbujur keluar melalui vagina/vulva, adanya semburan darah secara tiba-tiba kala III, berlangsung tidak lebih dari 30 menit (JNPK-KR, 2008).

e. Pendamping Persalinan

Ada beberapa yang menemani partisipan dalam menghadapi proses persalinan diantaranya adalah suami, ibu mertua dan saudara.

Kehadiran suami atau kerabat dekat, akan membawa ketenangan dan menjauhkan sang ibu dari stres. Kehadirannya akan membawa pengaruh positif secara psikologis, dan berdampak positif pula pada kesiapan sang ibu secara fisik. Dampaknya


(59)

lebih jauh, sang ibu tidak terlalu merasakan sakitnya menjalani masa-masa persalinan hingga bayinya lahir (Varney, 2007).

Suami sebagai pendamping istri ikut memainkan peranan penting dalam mengikuti seluruh proses persalinan. Berbagai cara yang dapt dilakukan suami saat mendampingi istrinya, antara lain: mengukur lamanya waktu kontraksi, bernafas seirama dengan istri, membantu menopang istrinya pada detik-detik kontraksi, memijat-mijat punggung istrinya, menyuguhkan minuman, menyampaikan pesan istri kepada bidan atau dokter, memberi perhatian yang terus-menerus, dan mendorong semangat (Yanti, 2010).

f. Dukungan Bidan dalam Menghadapi Proses Persalinan

Ada beberapa dukungan yang dikemukakan oleh partisipan dalam menghadapi proses persalinan diantaranya adalah menghadirkan seseorang yang dapat memberikan dukungan selama persalinan, pengaturan posisi, teknik relaksasi dan pernafasan, istirahat dan privasi, penjelasan mengenai proses/kemajuan/prosedur yang akan dilakukan, dan sentuhan.

Dukungan persalinan adalah asuhan yang sifatnya mendukung yaitu asuhan yang bersifat aktif dan ikut serta dalam kegiatan selama persalinan merupakan suatu standar pelayanan kebidanan, di mana ibu dibebaskan untuk memilih pendamping persalinan sesuai keinginannya, misalnya suami, keluarga atau teman yang mengerti tentang dirinya. Idealnya pendampingan ini dilaksanakan semenjak prapersalinan yang dapat membantu memutuskan rencana tempat persalinan, pemakaian alat kontrasepsi dan kejadian lain yang tidak diharapkan (Simkin, 2005).


(60)

Metode mengurangi rasa sakit yang diberikan secara terus-menerus dalam bentuk dukungan mempunyai keuntungan-keuntungan yang sederhana, efektif , biaya murah, resiko rendah, membantu kemajuan persalinan, hasil kelahiran bertambah baik dan bersifat sayang ibu. Metode-metode dukungan persalinan asuhan dan dukungan bagi ibu yaitu menghadirkan seseorang yang dapat memberikan dukungan selama persalinan (orang terdekat : suami, orang tua, sahabat), pengaturan posisi : duduk atau setengah duduk, merangkak, berjongkok, berdiri, berbaring miring kekiri, relaksasi dan pernafasan, istirahat dan privasi, penjelasan mengenai proses/kemajuan/prosedur yang akan dilakukan, asuhan diri dan sentuhan. Kategori untuk metode dukungan persalinan yaitu mengurangi nyeri pada sumber nyeri, memberi perangsang alternatif yang kuat untuk mengurangi sensasi nyeri atau menghambat rasa sakit, mengurangi reaksi negatif emosional dan atau reaksi fisik wanita terhadap rasa sakit (Hodnett, 2000).

g. Pelayanan Kebidanan

Ada beberapa hal yang dikemukakan oleh partisipan tentang pelayanan kebidanan diantaranya adalah puas, lingkungan, fasilitas, peralatan lengkap, dan sabar.

Pelayanan kebidanan adalah aspek yang pokok dalam pelayanan bidan di Indonesia. Keadilan dalam pelayanan ini dimulai dengan: pemenuhan kebutuhan klien yang sesuai, keadaan sumber daya kebidanan yang selalu siap untuk melayani, adanya penelitian untuk mengembangkan/meningkatkan pelayanan dan adanya keterjangkauan ke tempat pelayanan. Tingkat ketersediaan seperti yang disebutkan sebelumnya adalah syarat utama untuk terlaksananya pelayanan kebidanan yang aman. Selanjutnya diteruskan dengan sikap bidan yang tanggap dengan klien, sesuai dengan kebutuhan


(61)

klien, dan tidak membedakan pelayanan kepada siapa pun karena bidan adalah tenaga pelayanan profesional yang memberikan pelayanan sesuai dengan ilmu dan kiat kebidanan. Untuk dapat memberikan pelayanan yang optimal kepada pasien diperlukan data masukan. Data tersebut dikumpulkan dengan format pengumpul data yang didesain sesuai dengan kasus yang ada. Teknik pengumpulan data memakai metode wawancara, observasi, inspeksi, palpasi dan auskultasi serta pemeriksaan penunjang lainnya (IBI, 2006).

Lingkungan dan suasana yang rileks dan bernuansa rumah akan sangat membantu ibu dan pasangannya untuk cepat merasa nyaman. Namun sikap para staf sangatlah penting dibandingkan dengan kondisi fisik ruangan (Varney, 2006).

2. Keterbatasan Penelitian

a. Sampel

Adapun sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah ibu yang telah mengalami proses persalinan ditolong oleh bidan, dapat berkomunikasi dengan baik dan bersedia untuk diwawancarai.

Pada penelitian ini, diperoleh berbagai kriteria sampel dengan berbagai usia, agama, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, dan paritas. Diperoleh lima orang partisipan melahirkan anak pertama, dua orang melahirkan anak kedua, dua orang melahirkan anak ketiga dan satu orang melahirkan anak kelima. Dengan adanya ragam jumlah paritas yang dialami partisipan sehingga menghasilkan ragam pengalaman melahirkan. Selain itu, pendidikan sampel yang mayoritas SMU sehingga kemungkinan


(62)

adanya hal-hal yang dialami atau dirasakan oleh partisipan tidak dapat diungkapkan oleh partisipan karena keterbatasan pengetahuan.

b. Keterbatasan peneliti

Pada penelitian kualitatif, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci. Oleh karena itu untuk dapat menjadi instrumen, maka peneliti harus memiliki kemampuan untuk melakukan wawancara mendalam. Pada penelitian ini, peneliti sebagai instrumen penelitian, tidak memiliki banyak pengalaman dalam melakukan wawancara, bahkan ini adalah pengalaman pertama bagi peneliti dalam melakukan wawancara sehingga secara tidak langsung mempengaruhi hasil dari penelitian ini karena dengan kemampuan wawancara yang sangat minim maka ada beberapa hal yang seharusnya dapat diketahui lebih banyak dari partisipan tidak tergali oleh peneliti sehingga hasil penelitian ini mungkin belum mencapai seluruh aspek yang diinginkan.

3. Implikasi untuk Asuhan Kebidanan/Pendidikan

Perguruan tinggi merupakan suatu sistem yang mempunyai keluaran ganda, yaitu mahasiswa, hasil penelitian dan hasil-hasil pengabdian masyarakat. Penelitian ini berfungsi untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan melibatkan seluruh unsur perguruan tinggi dalam pembangunan. Melihat kegunaan, jenis dan prioritas penelitian di perguruan tinggi meliputi; penelitian sebagai pendidikan calon peneliti dan untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan peneliti, penelitian untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, dan penelitian yang langsung menunjang pembangunan. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pelayanan kebidanan, peneliti dan penelitian lanjutan.


(63)

1. Bagi pelayanan kebidanan

Penelitian ini bermanfaat bagi tenaga kesehatan khususnya bidan dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu bersalin sebagai bahan informasi sehingga meningkatkan kemampuan petugas kesehatan khususnya bidan dalam menolong persalinan normal.

2. Peneliti

Untuk menambah pengetahuan bagi peneliti khususnya mengenai pengalaman ibu melahirkan ditolong oleh bidan.

3. Peneliti lanjutan

Sebagai bahan informasi bagi peneliti lanjutan dan bahan pertimbangan bagi penelitian-penelitian yang akan datang.


(64)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian terhadap sepuluh partisipan yang mempunyai pengalaman melahirkan ditolong oleh bidan dapat disimpulkan bahwa penelitian ini menjelaskan 7 kategori sebagai berikut: tanda-tanda mulai persalinan yang dirasakan partisipan adalah darah/lendir bercampur darah, air/ketuban, dan mulas/sakit pinggang.

Persiapan yang dilakukan ibu dalam menghadapi proses persalinan adalah memilih penolong persalinan, meminta pendapat tenaga kesehatan, rajin melakukan pemeriksaan kehamilan, dan persiapan diri.

Perasaan partisipan menghadapi proses persalinan berbeda-beda yaitu rasa takut, cemas, dan tenang.

Semua partisipan mengalami tindakan-tindakan dalam persalinan yang sama sebagai berikut pemeriksaan, mengejan, kelahiran bayi, pemotongan tali pusat, penghangat bayi, dan pengeluaran plasenta.

Semua partisipan mempunyai pendamping persalinan yang menemani partisipan dalam menghadapi proses persalinan diantaranya adalah suami, ibu/ibu mertua, dan saudara.


(65)

Dukungan bidan dalam menghadapi proses persalinan diantaranya adalah menghadirkan seseorang yang dapat memberikan dukungan selama persalinan, pengaturan posisi, teknik relaksasi dan pernafasan, istirahat dan privasi, penjelasan mengenai proses/kemajuan/prosedur yang akan dilakukan, dan sentuhan

Semua partisipan merasakan pelayanan kebidanan yang dilakukan oleh bidan diantaranya adalah puas, lingkungan, fasilitas, peralatan lengkap, dan sabar.

B. Saran

Dari penelitian yang sudah dilakukan, maka dari penelitian ini dikemukakan berbagai saran kepada beberapa pihak, yakni :

1. Pelayanan Kebidanan

Diharapkan agar petugas kesehatan selaku pelayanan kesehatan yang profesional seorang bidan harus senantiasa mengikuti perkembangan pengetahuan dan keterampilan secara berkala.

Diharapakan agar petugas kesehatan khususnya bidan penolong persalinan memberikan pelayanan yang aman dan memuaskan sesuai kebutuhan masyarakat.

Diharapkan kepada petugas kesehatan khususnya bidan agar dapat mendukung ibu dalam menghadapi proses persalinan.

2. Pendidikan Kebidanan

Diharapkan agar melakukan praktek persalinan sesuai dengan standar asuhan persalinan normal.


(66)

3. Penelitian Selanjutnya

Diharapkan pada peneliti lanjutan agar dapat melakukan penelitian terkait dengan proses persalinan normal.


(67)

DAFTAR PUSTAKA

Cunningham, F. G. (2006). Obstetri Williams. Jakarta: EGC.

Danim, S., & Darwis. (2003). Metode Penelitian Kebidanan. Jakarta: EGC.

Hodnett, E.D. (2000). Caregiver Support For Women In Labour (Cochrane Review) : In The Cochrane Library Issue 3. Oxford

IBI. (2006). Bidan Penyongsong Masa Depan. Jakarta.

JNPK-KR. (2008). Buku Acuan dan Panduan Asuhan Persalinan Normal dan Inisiasi Menyusui Dini. Jakarta.

Maramis, W. F. (2006). Ilmu Perilaku dalam Pelayanan Kesehatan. Surabaya: Airlangga University Press.

Mochtar, R. (1998). Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC.

Moleong, L. (2006). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Offset.

Nolan, M. (2010). Kelas Bersalin. Jogjakarta: Golden Books.

Polit, D.F. (2004). Canadian Essential of Nursing Research. New York: Lippincot Williams & Wilkins.

Prawirohardjo, S. (2006). Ilmu Kebidanan. Edisi Ketiga. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

______________, (2008). Ilmu Kebidanan. Edisi Keempat. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Rakhmat, J. (2005). Psikologi Komunitas. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset.

Rukiyah, A.Y., Yulianti, L., Maemunah., & Susilawati, L. (2009). Asuhan Kebidanan 2 (Persalinan). Jakarta: Trans Info Media.


(68)

Saifuddin, A.B. (2002). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

___________, (2006). Buku Panduan Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Simkin, P. (2005). Reducing Pain and Enhancing Progress In Labour : A Guide Nonpharmacologic Methods for Maternity Caregivers. Birth 22 : 3, page 161-171

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sumarah,. Widyastuti, Y,. & Wiyati, N. (2008). Perawatan Ibu Bersalin (Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin). Yogyakarta: Fitramaya.

Varney, H., Kriebs, J.M., & Gegor, C.L. (2007).Buku Ajar Asuhan Kebidanan edisi 4 volume 2. Jakarta: EGC.


(69)

Lampiran 1

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI PARTISIPAN

Saya yang bernama Novita Sari Batubara/105102092 adalah mahasiswa Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Saat ini sedang melakukan penelitian tentang Pengalaman Ibu Melahirkan ditolong oleh Bidan.

Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Untuk keperluan tersebut saya mohon kesediaan ibu-ibu untuk menjadi partisipan dalam penelitian ini, dalam memberikan jawaban atas wawancara sesuai dengan pendapat ibu tanpa dipengaruhi oleh orang lain. Jika bersedia, silahkan menandatangani lembar persetujuan ini sebagai bukti kesukarelaan ibu. Partisipasi ibu-ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela, sehingga bebas mengundurkan diri setiap saat tanpa sanksi apa pun. Identitas pribadi ibu dan semua informasi yang ibu berikan akan dirahasiakan dan hanya digunakan untuk keperluan penelitian ini saja. Terima kasih atas partisipasi ibu dalam penelitian ini.

Peneliti Medan, Februari 2011

Partisipan


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

84

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama : Novita Sari Batubara

Tempat/ Tanggal lahir : Padangsidimpuan, 25 November 1987 Jenis Kelamin : Perempuan

Anak ke : 1 dari 4 bersaudara Agama : Islam

Alamat : Jl. Bakti Abri I Gg. Sejahtera no. 8 Padangsidimpuan DATA ORANG TUA

Nama ayah : Drs. H. Muhammad Safei Batubara Pekerjaan : PNS

Nama ibu : Hj. Dahleni Dalimunthe Pekerjaan : PNS

Alamat : Jl. Bakti Abri I Gg. Sejahtera no. 8 Padangsidimpuan PENDIDIKAN

Tahun 1992-1993 : TK Citra Mulia

Tahun 1993-2000 : SDN 142444 Padangsidimpuan

Tahun 2000-2003 : MTsN Model Padangsidimpuan

Tahun 2003-2006 : SMU Negeri 2 Padangsidimpuan

Tahun 2006-2009 : POLTEKES KEMENKES MEDAN