Konsep Harapan Konsep Kepemimpinan

14 Berdasarkan dua pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian kata konkret adalah kata yang menyatakan pengalaman-pengalaman dengan mempunyai rujukan berupa objek yang dapat diserap pancaindra. Kata konkret tersebut untuk memperjelas rujukan objek yang dimaksud untuk mengungkapkan perasaan dalam kumpulan puisi Memo Untuk Presiden. 2.2.2 Unsur Ekstrinsik Menurut Nurgiyantoro 1995:23 , “Unsur ekstrinsik adalah unsur pembangun yang berasal dari luar karya sastra”. Hal ini sejalan dengan pendapat Suroto 1989:138 pada pernyataan sebagai berikut. Unsur ekstrinsik adalah unsur yang berada di luar karya sastra itu sendiri.Unsur ekstrinsik adalah unsur diluar karya sastra yang ikut mempengaruhi penciptaan karya sastra. Unsur- unsur tersebut meliputi latar belakang kehidupan pengarang, keyakinan dan pandangan hidup pengarang, adat istiadat yang berlaku saat ini, situasi politik, persoalan sejarah, ekonomi, pengetahuan agama dan lain- lain. Dalam penelitian ini memfokuskan terhadap unsur ekstrinsik yakni karakter kepemimpinan yang mencakup keberanian, kejujuran, dan tanggung jawab.

2.3 Konsep Harapan

Menurut Widyosiswayo 1996 , bahwa “Harapan berasal dari kata harap, artinya keinginan supaya sesuatu terjadi, sedangkan harapan itu sendiri mempunyai makna sesuatu yang terkandung dalam hati setiap orang yang datangnya merupakan karunia Tuhan, yang sifatnya terpatri dan sukar dilukiskan. Yang mempuyai harapan atau keingi nan itu hati”. Menurut Mustopo 1983:230, bahwa “Harapan artinya keinginan yang belum terwujud. Setiap orang mempunyai harapan. Tanpa harapan manusia tidak ada artinya sebagai manusia. Manusia yang tak mempunyai harapan berarti tak dapat diharapkan lagi”. Menurut Sulaeman 2007:106, bahwa “Harapan dalam kehidupan manusia merupakan cita-cita, keinginan, penantian, kerinduan supaya sesuatu terjadi”. Dalam menantikan sesuatu yang terjadi dan diharapkan, manusia melibatkan 15 orang lain atau kekuatan lain di luar dirinya supaya sesuatu terjadi, selain hasil usahanya yang telah dilakukan dan ditunggu hasilnya. Harapan itu ada kerena manusia menjalani hidupnya. Manusia hidup penuh dengan dinamikanya, penuh dengan keinginannya dan kemauannya. Harapan setiap orang berbeda-beda kadarnya. Orang yang wawasan berpikirnya luas, harapannya pun akan luas Sulaeman, 2007:107. Dari pengertian para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa harapan adalah keinginan dan kemauan besar seseorang demi terwujudnya cita-cita. Keinginan dan kemauan yang ada dalam diri seseorang sehingga dapat mempengaruhi orang lain demi tercapainya suatu tujuan.

2.4 Konsep Kepemimpinan

Menurut Syafiie 2014:105, bahwa “Secara etimologi kepemimpinan b erasal dari kata dasar “pemimpin” dalam bahasa inggris “lead”, berarti bimbingan atau tuntun, dengan begitu di dalamnya ada pihak yang dipimpin umat dan yang memimpin imam. Setelah ditambah awalan “pe” menjadi “pemimpin” dalam Bahasa Inggris “leader”, berarti orang yang mempengaruhi pihak lain melalui proses kewibawaan komunikasi sehingga orang lain tersebut bertindak sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu ”. Apabila ditambah akhiran “an” menjadi “pimpinan” artinya orang yang mengepalai. Antara pemimpin dan pimpinan dapat dibedakan, yaitu pimpinan kepala cenderung lebih otokratis, sedangkan pemimpin ketua cenderung lebih demokratis, dan s etelah dilengkapi dengan awalan ke menjadi “kepemimpinan” dalam bahasa Inggris “Leadership”, berarti kemampuan dan kepribadian seseorang dalam mempengaruhi serta membujuk orang lain agar melakukan tindakan pencapaian tujuan bersama sehingga dengan demikian yang bersangkutan menjadi awal struktur dan pusat proses kelompok. Sejalan dengan itu Mar’at 1985:8 mengemukakan bahwa “Kepemimpinan adalah konsep berdasarkan pengalaman”. Menurut Widjokongko 1996: 25 “Kepemimpinan diajarkan dengan memberikan contoh-contoh, dan dipelajari melalui praktik ”. Artinya 16 kepemimpinan pada diri seseorang akibat proses belajar dan dikembangkan dengan baik. Pendapat tersebut sejalan dengan pendapat Pandji Anoraga 1992:2 yang mengemukakan bahwa. Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi pihak lain. Keberhasilan seorang pemimpin tergantung kepada kemampuannya untuk mempengaruhi itu. Dengan kata lain kepemimpinan dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain, melalui konumikasi baik langsung maupun tidak langsung dengan maksud untuk menggerakkan orang – orang tersebut agar dengan penuh pengertian, kesadaran dan senang hati bersedia mengikuti kehendak- kehendak pemimpin itu. Seorang pemimpin yang efektif adalah seorang yang memiliki kemampuan tersebut. Hal tersebut senada dengan pendapat Jarmanto 1983:44 yang mengemukakan bahwa “Kepemimpinan bersifat universal, artinya pasti ada dan mutlak harus ada pada setiap orang yang berperan sebagai pemimpin, jadi tidak hanya sebagai potensi ”. Berarti, kepemimpinan harus dijalankan secara sempurna, bukan hanya potensi dalam diri seseorang melainkan bisa diterapkan dengan baik pula. Dari pengertian para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan atau kecakapan yang ada dalam diri seseorang sehingga dapat mempengaruhi orang lain demi tercapainya suatu tujuan.

2.5 Karakter Kepemimpinan