Penilaian Ekonomi Kertas Bekas Di Kota Medan

(1)

PENILAIAN EKONOMI KERTAS BEKAS

DI KOTA MEDAN

SKRIPSI

Ori Yani Yunilda 081203001 Teknologi Hasil Hutan

PROGRAM STUDI KEHUTANAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2012


(2)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Penelitian : Penilaian Ekonomi Kertas Bekas Di Kota Medan Nama : Ori Yani Yunilda

NIM : 081203001 Program Studi : Kehutanan

Disetujui oleh, Komisi Pembimbing:

Ketua Anggota

Yunus Afiffudin, S. Hut, M. Si Ridwanti Batubara, S. Hut, M.P

Mengetahui,

Ketua Program Studi Kehutanan


(3)

ABSTRACT

ORI YANI YUNILDA: Economic Value of Used Paper In the city of Medan. Guided byYunusAfifuddinandRidwantiBatubara.

Problems were caused by used paper in each area are common problems, especially in urban area, for example Medan city. Types rubbish were generated from household level to the level of industries different, namely organic and inorganic. Example of organic rubbish is a used paper. One of the countermeasures for used paper are not to accumulate by collecting and selling used paper for recycling. The purpose of this study was to determine the type, the economic value, the flow of marketing and the benefits of used paper were collected and sold by people in the city of Medan.

Based interviews with respondents, the type of used paper were collected and sold the people in the city ofMedan were cardboard, HVS paper, newsprint, exercise book paper and duplex paper. The greatest economic value is major collector that Rp. 1.034.312.500,- of year per respondent. The lowest economic value is collector that Rp. 10.538.300,- of year per respondents. The flow is marketing of used paper are collectors, minor collectors, major collectors and end at the used paper mill. Collected and sold of used paper while were contributing to the collectors that 31,05 % to total income respondents of month; the minor collectors that 36,26 % to total income respondents of month and the major collectors that 45,40 % to total income respondents of month.


(4)

ABSTRAK

ORI YANI YUNILDA: Penilaian Ekonomi Kertas Bekas Di Kota Medan. Dibawah bimbingan Yunus Afifuddin dan Ridwanti Batubara.

Masalah sampah di setiap daerah merupakan masalah yang tidak asing lagi, khususnya pada daerah perkotaan seperti di kota Medan. Jenis sampah yang dihasilkan dari tingkat rumah tangga hingga tingkat industri berbeda yaitu jenis organik dan anorganik. Contoh sampah organik adalah sampah kertas. Salah satu penanggulangan agar sampah kertas tidak menumpuk yaitu dengan mengumpulkan dan menjual sampah kertas untuk di daur ulang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis, nilai ekonomi, alur pemasaran dan manfaat sampah kertas yang dikumpulkan dan dijual oleh masyarakat Kota Medan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan responden, jenis sampah kertas yang dikumpulkan dan dijual masyarakat di Kota Medan adalah kertas kardus, kertas HVS, kertas koran, kertas buku tulis dan kertas dupleks. Nilai ekonomi yang tertinggi yaitu pada kelompok pengepul besar yaitu sebesar Rp. 1.034.312.500,- per tahun per responden dan yang terendah yaitu pada kelompok pemungut yaitu sebesar Rp. 10.538.300,- per tahun per responden. Alur pemasaran sampah kertas dimulai dari pemungut, pengepul kecil, pengepul besar dan berakhir pada pabrik pengolah sampah kertas. Pengumpulan dan penjualan sampah kertas memberikan kontribusi kepada kelompok pemungut sebesar 31,05 % terhadap pendapatan total responden per bulan; kelompok pengepul kecil sebesar 36,26 % terhadap pendapatan responden per bulan dan kelompok pengepul besar sebesar 45,40 % terhadap total pendapatan responden per bulan.


(5)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di kota Duri, Riau pada 16 Oktober 1989 dari ayah Joni Siregar dan ibu Sere Silitonga. Penulis merupakan putri kelima dari tujuh bersaudara.

Tahun 2002 penulis lulus pendidikan di SD N No 013 Gajah Sakti, Duri-Riau dan pada tahun 2005 penulis lulus SMP N No 2 Sebanga, Duri-Duri-Riau. Pada tahun 2008 penulis lulus dari SMA N No 1 Sebanga, Duri-Riau dan pada tahun yang sama penulis lulus seleksi masuk Universitas Sumatera Utara melalui jalur Penelusuran Minat dan Prestasi Perguruan Tinggi Negeri (PMP-PTN). Penulis memilih Program Studi Teknologi Hasil Departemen Kehutanan Fakultas Pertanian.

Selama perkuliahan, penulis aktif sebagai anggota Himpunan Mahasiswa Sylva (HIMAS) dan aktif dalam organisasi Resimen Mahasiswa (MENWA). Penulis melaksanakan Praktik Pengenalan Ekosistem Hutan (PEH) di Lau Kawar dan Deleng Lancuk. Penulis melaksanakan praktek kerja lapangan (PKL) di HPHTI PT. Arara Abadi Distrik Duri II dari tanggal 06 Februari sampai dengan 06 Maret 2012.

Pada akhir kuliah penulis melaksanakan penelitian dengan judul Penilaian Ekonomi Sampah Kertas di Kota Medan. Di bawah bimbingan Bapak Yunus Afifuddin , S.Hut, M.Si dan Ibu Ridwanti Batubara, S.Hut, M.P.


(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan segala berkat dan karunia-Nya sehingga hasil penelitian yang berjudul “Penilaian Ekonomi Kertas Bekas Di Kota Medan” berhasil diselesaikan dengan baik. Hasil penelitian ini merupakan suatu aplikasi ilmu yang didapat dari pembelajaran di ruang perkuliahan dan syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Kehutanan (S.Hut).

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Yunus Afifuddin, S.Hut, M.Si dan Ibu Ridwanti Batubara, S.Hut, MP selaku Komisi Pembimbing yang telah banyak mengarahkan dan memberikan saran kepada penulis dalam menyelesaikan penelitian ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman dan semua pihak yang telah banyak membantu dalam penulisan skripsi ini.

Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada orang tua yang telah banyak membantu baik dari segi moril maupun materil. Penulis berharap semoga skripsi ini berguna sebagai dasar untuk penelitian-penelitian berikutnya dan dapat bermanfaat dalam pengembangan ilmu, khususnya bidang kehutanan.

Penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam penulisan hasil penelitian ini. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, Agustus 2012


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRACT... i

ABSTRAK ... ii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1

Tujuan Penelitian ... 3

Manfaat Penelitian ... 3

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Jenis-jenis Sampah ... 4

Manajemen Persampahan ... 5

Pengertian Kertas dan Jenis-jenis Kertas... 6

Kertas Daur Ulang ... 8

Nilai Ekonomi Sampah ... 9

Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 12

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian ... 16

Alat dan Bahan Penelitian ... 16

Prosedur Penelitian ... 16

Pengumpulan Data ... 16

Pengambilan Sampel ... 18

Teknik dan Tahapan Pengambilan Data ... 19

Analisis Data ... 19

Nilai Ekonomi Sampah Kertas ... 19

Manfaat Ekonomi dari Sampah Kertas... 21

HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Responden Kota Medan ... 22

Jenis Kertas Bekas Yang Dikumpulkan Masyarakat ... 24

Nilai Ekonomi Kertas Bekas Di Kota Medan ... 28

Kontribusi Kertas Bekas Terhadap Pendapatan Rumah Tangga di Kota Medan ... 30

Alur Pemasaran dan Margin Pemasaran Kertas Bekas Di Kota Medan ... 32

Strategi Dalam Pengumpulan dan Penjualan Kertas Bekas Di Kota Medan ... 36


(8)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan ... 39 Saran ... 39

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(9)

DAFTAR TABEL

No. Halaman

1. Jumlah Penduduk Kota Medan Tahun 2010 ... 14

2. Kebutuhan Data ... 16

3. Jenis Kertas Bekas yang Dikumpulkan oleh Masyarakat Kota Medan ... 25

4. Rata-rata Pengumpulan Kertas Bekas Per Tahun dan Per Bulan ... 27

5. Nilai Ekonomi (NE) yang Diterima oleh Kelompok Penumpul Per Tahun ... 29

6. Persentase Nilai Ekonomi yang Diterima oleh Kelompok Pengumpul ... 29

7. Rata-rata Pendapatan Kelompok Pengumpul Kertas Bekas Per Bulan ... 30

8. Analisis Margin Pemasaran, Distribusi Margin Keuntungan dan Persentase Harga yang Diterima Pengepul ... 33


(10)

DAFTAR GAMBAR

No. Halaman

1. Alur Penelitian yang Dilaksanakan ... 17

2. Distribusi Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 22

3. Distribusi Data Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 23

4. Distribusi Data Responden Berdasarkan Kelompok Pengumpul Kertas Bekas ... 24

5. Jenis Kertas Bekas ... 28

6. Saluran Pemasaran ... 32

7. Alur Perjalanan Kertas Bekas... 35


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman

1. Karakteristik Responden (Masyarakat) Kota Medan ... 41

2. Jenis Sampah Kertas yang Dikumpulkan Masyarakat Kota Medan ... 43

3. Perhitungan Nilai Ekonomi Kertas Bekas Kardus di Kota Medan ... 44

4. Perhitungan Nilai Ekonomi Kertas Bekas HVS di Kota Medan ... 45

5. Perhitungan Nilai Ekonomi Kertas Bekas Koran di Kota Medan ... 46

6. Perhitungan Nilai Ekonomi Kertas Bekas Buku Tulis di Kota Medan ... 47

7. Perhitungan Nilai Ekonomi Kertas Bekas Dupleks di Kota Medan ... 48

8. Kontribusi Kertas Bekas Terhadap Pendapatan Responden di Kota Medan ... 49

9. Lembar Kuisioner Responden (Pemungut dan Pengepul Kertas Bekas ... 50


(12)

ABSTRACT

ORI YANI YUNILDA: Economic Value of Used Paper In the city of Medan. Guided byYunusAfifuddinandRidwantiBatubara.

Problems were caused by used paper in each area are common problems, especially in urban area, for example Medan city. Types rubbish were generated from household level to the level of industries different, namely organic and inorganic. Example of organic rubbish is a used paper. One of the countermeasures for used paper are not to accumulate by collecting and selling used paper for recycling. The purpose of this study was to determine the type, the economic value, the flow of marketing and the benefits of used paper were collected and sold by people in the city of Medan.

Based interviews with respondents, the type of used paper were collected and sold the people in the city ofMedan were cardboard, HVS paper, newsprint, exercise book paper and duplex paper. The greatest economic value is major collector that Rp. 1.034.312.500,- of year per respondent. The lowest economic value is collector that Rp. 10.538.300,- of year per respondents. The flow is marketing of used paper are collectors, minor collectors, major collectors and end at the used paper mill. Collected and sold of used paper while were contributing to the collectors that 31,05 % to total income respondents of month; the minor collectors that 36,26 % to total income respondents of month and the major collectors that 45,40 % to total income respondents of month.


(13)

ABSTRAK

ORI YANI YUNILDA: Penilaian Ekonomi Kertas Bekas Di Kota Medan. Dibawah bimbingan Yunus Afifuddin dan Ridwanti Batubara.

Masalah sampah di setiap daerah merupakan masalah yang tidak asing lagi, khususnya pada daerah perkotaan seperti di kota Medan. Jenis sampah yang dihasilkan dari tingkat rumah tangga hingga tingkat industri berbeda yaitu jenis organik dan anorganik. Contoh sampah organik adalah sampah kertas. Salah satu penanggulangan agar sampah kertas tidak menumpuk yaitu dengan mengumpulkan dan menjual sampah kertas untuk di daur ulang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis, nilai ekonomi, alur pemasaran dan manfaat sampah kertas yang dikumpulkan dan dijual oleh masyarakat Kota Medan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan responden, jenis sampah kertas yang dikumpulkan dan dijual masyarakat di Kota Medan adalah kertas kardus, kertas HVS, kertas koran, kertas buku tulis dan kertas dupleks. Nilai ekonomi yang tertinggi yaitu pada kelompok pengepul besar yaitu sebesar Rp. 1.034.312.500,- per tahun per responden dan yang terendah yaitu pada kelompok pemungut yaitu sebesar Rp. 10.538.300,- per tahun per responden. Alur pemasaran sampah kertas dimulai dari pemungut, pengepul kecil, pengepul besar dan berakhir pada pabrik pengolah sampah kertas. Pengumpulan dan penjualan sampah kertas memberikan kontribusi kepada kelompok pemungut sebesar 31,05 % terhadap pendapatan total responden per bulan; kelompok pengepul kecil sebesar 36,26 % terhadap pendapatan responden per bulan dan kelompok pengepul besar sebesar 45,40 % terhadap total pendapatan responden per bulan.


(14)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Masalah sampah di setiap daerah merupakan masalah yang tidak asing lagi, khususnya pada daerah perkotaan seperti di kota Medan. Kota Medan adalah Permasalahan sampah Kota Medan, terjadi hampir di semua tahap pengelolaan sampah. Tahap paling awal adalah produksi sampah baik oleh industri, pasar, dan rumah tangga. Penghasil sampah, belum memiliki kesadaran dan pengetahuan yang cukup dalam menangani sampah sebelum di buang ke Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPS). Tahap selanjutnya adalah minimnya transportasi dan peralatan pendukung lainnya, sehingga pengangkutan sampah hingga Tempat Pembuangan Akhir (TPA) tidak dapat terlaksana secara maksimal.

Jenis sampah yang dihasilkan dari tingkat rumah tangga hingga tingkat industri berbeda yaitu jenis organik dan anorganik. Sampah organik adalah sisa yang dihasilkan dari bahan-bahan organik (makhluk hidup) dan dapat terurai secara alami sedangkan sampah anorganik adalah sisa yang dihasilkan dari sampah sintetik yang tidak dapat terurai secara alami dan harus ada perlakuan untuk mengolahnya. Salah satu sampah yang dihasilkan dari bahan organik adalah kertas bekas. Kertas bekas terbuat dari bahan selulosa yang dikandung oleh kayu.

Penggunaan kertas saat ini masih banyak ditemukan. Mulai dari penggunaan pada tingkat lingkungan rumah tangga, lingkungan pendidikan dan lingkungan masyarakat luas. Penggunaan ini dapat berupa pembungkus nasi, untuk buku tulis, fotokopi, untuk dokumen-dokumen atau hal-hal lain yang memerlukan kertas. Penggunaan kertas tersebut, mengakibatkan sampah yang


(15)

dihasilkan menjadi banyak sehingga perlu dibuat lembaga untuk mengolah sampah kertas agar tidak menghasilkan kerusakan lingkungan tetapi menambah nilai ekonomi masyarakat. Beberapa faktor yang mempengaruhi timbulnya sampah yaitu: jumlah penduduk, keadaan sosial, kemajuan teknologi yang akan menambah jumlah maupun kualitas sampah

Total timbunan sampah domestik di Kota Medan pada tahun 2008 mencapai 1.369,9 ton/harinya atau 5.479,6 m3. Timbunan sampah yang terdapat di Kota Medan terdiri dari sampah organik dan anorganik. Persentasi perbandingan antara sampah organik dengan sampah anorganik adalah 48,2:51,8 % atau 1:1,07. Penelitian yang telah dilakukan oleh Setyowati (2008) menyatakan bahwa volume kertas bekas yang dihasilkan oleh Kota Medan pada tahun 2005 adalah 17,5 % dari sampah organik sehingga pengelolaan sampah, khususnya untuk kertas bekas sangat diperlukan.

Pengelolaan kertas bekas adalah pengumpulan, pengangkutan, Pengelolaan sampah biasanya mengacu pada material sampah yang dihasilkan dari kegiatan manusia dan biasanya dikelola untuk mengurangi dampaknya terhadap kesehatan, lingkungan atau keindahan. Pengelolaan sampah juga dilakukan untuk memulihkan sumber daya alam. Salah satu pengelolaan sampah yaitu dengan mendaur ulang sampah, misalnya daur ulang plastik bekas, kaleng bekas, sampah organik, kertas bekas dan sampah lainnya. Kertas hasil daur ulang kertas bekas dapat digunakan sebagai bahan baku berbagai produk kerajinan tangan, plafon, pembuatan kertas dan kardus kembali.


(16)

Pengelolaan kertas bekas juga diasumsikan dapat menambah penghasilan masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat Kota Medan. Sebab itu dilakukan penelitian mengenai nilai ekonomi dari pengumpulan, penjualan dan pengelolaan sampah kertas di Kota Medan agar nilai jual sampah meningkat dan secara langsung dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat pemungut, pengepul dan pengolah kertas bekas.

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk:

1. Mengetahui jenis kertas bekas yang dikumpulkan oleh masyarakat Kota Medan dan nilai ekonomi dari kertas bekas di Kota Medan.

2. Mengetahui alur tata niaga penjualan kertas bekas di Kota Medan.

3. Mengetahui manfaat ekonomi dari pengumpulan dan penjualan kertas bekas di Kota Medan.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk pemerintah Kota Medan agar mengetahui seberapa besar nilai ekonomi yang dihasilkan oleh penduduk dari pengumpulan dan penjualan kertas bekas untuk menambah penghasilannya dan mempertimbangkan pembangunan pabrik pemanfaatan kertas daur ulang. Masyarakat menyadari bahwa sampah kertas sangat membantu dalam meningkatkan pendapatan mereka. Kalangan akademisi dapat melakukan kegiatan pemanfaatan kertas daur ulang.


(17)

TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian dan Jenis-jenis Sampah

Undang-Undang No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah mengatakan bahwa sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat. Pengelolaan sampah dimaksudkan adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah. Berdasarkan sifat fisik dan kimianya sampah dapat digolongkan menjadi:

1. Sampah ada yang mudah membusuk, terdiri atas: sampah organik seperti sisa sayuran, sisa daging, daun dan lain-lain;

2. Sampah yang tidak mudah membusuk, seperti: plastik, kertas, karet, logam, sisa bahan bangunan dan lain-lain;

3. Sampah yang berupa debu/abu; dan

4. Sampah yang berbahaya bagi kesehatan, seperti sampah berasal dari industri dan rumah sakit yang mengandung zat-zat kimia dan agen penyakit yang berbahaya.

Badan Penelitian dan Pengembangan Propinsi Sumatera Utara mengatakan bahwa berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kebersihan Kota Medan, penduduk Kota Medan pada tahun 2008 berjumlah 2.566.462 jiwa yang terdiri dari 1.999.851 jiwa penduduk tetap dan 566.611 jiwa penduduk tidak tetap (commuters) yang tersebar di 21 kecamatan. Total timbunan sampah domestik di Kota Medan pada tahun 2008 mencapai 1.369,9 ton/harinya atau 5.479,6 m3. Timbunan sampah yang terdapat di Kota Medan terdiri dari sampah organik dan anorganik. Persentasi perbandingan antara sampah organik dengan sampah


(18)

anorganik adalah 48,2:51,8 % atau 1:1,07. Rata-rata sampah yang dibuang oleh masyarakat 1-1,5 kg per rumah tangga perhari (Badan Penelitian dan Pengembangan Prop-SU, 2009).

Manajemen Persampahan di Kota Medan

Konsep Pembangunan Kota Medan Metropolitan di bidang Kebersihan berpedoman kepada Visi Dinas Kebersihan Kota Medan yaitu “Terwujudnya Pelayanan Kebersihan Yang Prima”. Selanjutnya untuk mewujudkan visi tersebut telah dijabarkan melalui misi sebagai berikut:

1. Meningkatkan kualitas sumber daya aparatur guna membentuk aparatur dinas kebersihan yang berdedikasi tinggi dan profesional dalam pelayanan kepada masyarakat.

2. Meningkatkan sarana dan prasarana kesehatan yang berteknologi berdaya guna dan berhasil guna dalam penyapuan, pengumpulan, pewadahan, pengangkutan dan pemusnahan sampah menjadi bernilai ekonomis. Guna meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan kebersihan kota yang berwawasan lingkungan.

3. Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dengan meningkatkan peran serta masyarakat untuk membayar retribusi pelayanan kebersihan guna meningkatkan kualitas pelayanan kebersihan.

Hal diatas Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 4 Tahun 2001 dalam Karo (2009) tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas-dinas Daerah di lingkungan Pemerintah Kota Medan yang membentuk Dinas Kebersihan Kota Medan yang bertugas sebagai unsur pelaksana Pemerintah Kota Medan dalam pengelolaan kebersihan.


(19)

Manajemen persampahan dilakukan untuk mewujudkan visi dan misi dalam penanganan masalah persampahan di Kota Medan. Dinas Kebersihan menerapkan metode manajemen persampahan plus pemberdayaan Kecamatan dan Kelurahan dengan aplikasi metode ini Dinas Kebersihan bekerja sama dan sama-sama bekerja dengan kecamatan, kelurahan dan kepala lingkungan dalam menciptakan kebersihan kota. Manajemen persampahan di Kota Medan meliputi pewadahan, pengumpulan, pengangkutan, pembuangan akhir dan pengelolaan sampah (Sinaga, 2008).

Negara berkembang umumnya menyelesaikan masalah sampah dengan membuang sampah ke tempat lain, tetapi hal tersebut bukan merupakan pemecahan masalah. Ada tiga usaha dasar untuk meminimalisasi (pengurangan) sampah yang dikenal dengan 3R, yaitu: Reduse (mengurangi) yaitu sebisa mungkin mengurangi barang dan material yang dipakai sehari-hari. Reuse (memakai kembali) yaitu memperpanjang waktu pemakaian barang sebelum menjadi sampah atau menghindari pemakaian sekali pakai. Recycle (mendaur ulang) yaitu sedapat mungkin mendaur ulang barang-barang yang sudah tidak terpakai lagi menjadi bentuk dan fungsi lain, walau pun tidak semua barang bisa di daur ulang (Pakpahan, 2010).

Pengertian Kertas dan Jenis-jenis Kertas

Kertas menurut ISO 4046 didefinisikan sebagai suatu lembaran yang terbuat dari bahan utama serat yang berasal dari tanaman serta bahan pengisi lainnya dengan berbagai komposisi. Komponen utama kertas adalah serat selulosa, yang merupakan komponen utama dari dinding sel tumbuhan yang telah mengalami proses penghilangan lignin dan ekstraktif lainnya melalui proses


(20)

pemasakan. Selulosa merupakan polisakarida linear dari ikatan β-1,4 d-glukopiranosa, berbentuk mikrofibril kristalin. Derajat polimerisasi glukosa berkisar antar 10.000-15.000 residu glukosa, tergantung pada sumbernya (Aisyah, 2011).

Kertas adalah lembaran tipis yang mengandung serat selulosa alam atau selulosa atau selulosa buatan yang telah mengalami penggilingan dan mendapat penambahan bahan additives sehingga saling menempel dan saling terjalin. Dalam Sinaga (2008) ada 3 macam kertas berdasarkan penggunaannya menurut Departemen Perindustrian dan Perdagangan Kertas yaitu:

1. Kertas budaya (Cultural Paper ) yang terdiri atas: kertas koran (Newsprint Paper), kertas tulis, cetak, kertas keperluan bisnis (Printing, Writing, dan Bussiness Paper) dan kertas khusus (Specially Paper) contoh kertas teh celup, kertas pembungkus sumpit dan tusuk gigi.

2. Kertas industri (Industrial Paper) yang terdiri atas: kertas bungkus, kertas kemasan, karton, board, sigaret dan kertas lain.

3. Kertas lain (Other Paper), terdiri atas: kertas tissue, kertas rumah tangga dan kertas-kertas yang tidak termasuk dalam kertas budaya dan kertas industri.

Jenis produk kertas dan karton menurut Aisyah (2011) terdapat sekitar 3000 jenis produk yaitu dengan gramatur di bawah 225 g/m2 dikategorikan sebagai kertas dan produk dengan gramatur di atas 225 g/m2 dimasukan dalam kategori karton. Berdasarkan kegunaannya kertas dan karton dibagi menjadi empat kelompok utama, yaitu:


(21)

1. Kertas grafis, yaitu kertas yang cocok untuk proses cetak dan tulis, dapat terbuat dari serat primer atau serat daur ulang maupun gabungan keduanya. Kertas cetak dibagi menjadi empat sub kelompok, yaitu: kertas koran, kertas cetak yang mengandung pulp mekanis, kertas cetak tanpa pulp mekanis (wood-free) dan kertas cetak salut.

2. Kertas kemas, yaitu kertas pembungkus yang terbuat dari campuran kertas daur ulang, hingga kertas kraft yang terbuat dari campuran pulp virgin dan pulp daur ulang. Kertas kemas dibagi menjadi beberapa sub-kelompok, yaitu: kertas kraft, kertas bungkus sulfit dan kertas bergelombang.

3. Kertas Hiegenis, yaitu kertas yang mempunyai sifat daya serap tinggi, kelembutan yang baik serta tidak mudah putus.

4. Kertas khusus, yaitu kertas tersebut harus memenuhi persyaratan sesuai dengan kegunaan kertas tersebut.

Volume kertas bekas yang dihasilkan oleh Kota Medan pada tahun 2005 adalah 17,5 %. Data ini berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Setyowati (2008).

Kertas Daur Ulang

Jenis dan bentuk kertas yang di daur ulang adalah kardus, kertas A4/HVS bekas hasil ketikan (dokumen), buku bekas, majalah bekas dan koran baik dalam keadaan utuh atau sobek. Kertas tersebut didaur ulang menjadi kertas, kardus dan bentuk kerajinan seperti celengan, bingkai foto dan lain sebagainya (Sinaga, 2008).

Kertas bekas sebagai sumber serat sekunder menjadi alternatif pilihan bagi industri pulp dan kertas untuk memenuhi kebutuhan serat. Proses daur ulang


(22)

kertas menjadi bagian penting dari industri kertas karena meningkatkan kepedulian pada lingkungan hidup dan menambah nilai ekonomi. Hal ini dikarenakan kertas bekas merupakan sumber serat berbiaya rendah, berdampak positif pada proses konservasi hutan, mengurangi polusi lingkungan serta menghemat penggunaan air dan energi. Penggunaan kertas bekas dari tahun ke tahun terus meningkat. Pada tahun 2002 konsumsi total dunia akan kertas daur ulang sebagai sumber serat mencapai 158 juta ton, angka ini melebihi total penggunaan pulp kimia (117 juta ton) dan pulp mekanis (36 juta ton). Indonesia sebagai salah satu negara produsen kertas dunia berada pada urutan 8 dalam hal penggunaan kertas bekas sebagai sumber bahan baku kertas, yaitu sebanyak 4,7 juta ton (Aisyah, 2011).

Jumlah kertas yang di buang oleh masyarakat Kota Medan pada tahun 2009 tiap kepala keluarga (KK) ± 1-1.5 kg perharinya. Pemulung bisa menjual kertas 5-10 kg perharinya dan pengepul barang bekas 3.000-7.000 kg perbulannya ke pabrik daur ulang kertas. Besarnya volume jumlah kertas yang beredar di tingkat pemulung dan pengepul serta sampah kertas yang dibuang sangat besar dan ini merupakan prospek untuk usaha daur ulang kertas baik skala rumahan maupun skala pabrik. Kertas hasil daur ulang dapat digunakan sebagai bahan baku berbagai produk kerajinan tangan (Badan Penelitian dan Pengembangan Prop-SU, 2009).

Nilai Ekonomi Sampah

Nilai merupakan persepsi manusia tentang makna/manfaat/kegunaan terhadap sesuatu bagi seseorang atau sesuatu perihal, pada tempat dan waktu tertentu. Ukuran dari kegunaan atau manfaat ditentukan oleh segala sesuatu


(23)

(waktu, barang dan uang yang tersedia untuk ditukarkan oleh seseorang agar dapat memperoleh, memiliki atau menggunakan barang dan jasa). Sedangkan penilaian merupakan proses mengkuantitatifkan nilai atas segala sesuatu yang dilakukan menurut persepsi/perspektif/pandangan individu atau kelompok yang bersangkutan. Nilai ekonomi merupakan keseluruhan barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu objek (sampah kertas) yang memberikan manfaat berupa pendapatan dan manfaat yang tidak memberikan pendapatan akan tidak dipandang sebagai nilai ekonomi. Penilaian ekonomi dari pendekatan barang dan jasa secara ekonomi biasanya melalui pendekatan nilai pasar yaitu berdasarkan kekuatan permintaan dan penawaran (Ichwandi, 1996).

Pearce dan Turner dalam Ichwandi (1996) menyatakan bahwa total economy value atau nilai total ekonomi terdiri atas dua kelompok yaitu:

a. Nilai kegunaan (use value) terdiri dari:

1. Nilai kegunaan langsung (direct use value) 2. Nilai kegunaan tak langsung (indirect use value) 3. Nilai pilihan (option value)

b. Nilai intrinsik (non use value) terdiri dari: 1. Nilai keberadaan (existence value) 2. Nilai warisan (bequest value)

Metode penilaian manfaat ekonomi suatu sumber daya alam pada dasarnya dibagi atas dua kelompok besar, yaitu berdasarkan:

A.Pendekatan Orientasi Pasar

Adapun jenis penilaian menurut pendekatan orientasi pasar terdiri atas 3 penilaian yaitu:


(24)

1. Penilaian atas manfaat menggunakan harga aktual barang dan jasa (actual based market methods) dibagi atas:

a. Perubahan dalam nilai hasil produksi (change in productivity) b. Metode kehilangan penghasilan (loss of earning)

2. Penilaian biaya dengan menggunakan harga pasar aktual terhadap masukan berupa perlindungan lingkungan terdiri atas:

a. Pengeluaran pencengahan (averted defensive expenditure methods) b. Biaya penggantian (replacement cost methods)

c. Proyek bayangan (shadow project methods)

3. Penggunaan metode pasar pengganti (surrogate market based methods). Barang yang dapat dipasarkan sebagai pengganti lingkungan terdiri atas: a. Pendekatan nilai kepemilikan

b. Pendekatan lain terhadap nilai tanah c. Biaya perjalanan (travel cost)

d. Pendekatan perbedaan upah (wage differential methods) e. Penerimaan kompensasi

B.Pendekatan Orientasi Survei

Adapun jenis penilaian menurut pendekatan orientasi survei adalah: 1. Pertanyaan langsung terhadap kemauan membayar (willingness to pay) 2. Pertanyaan langsung terhadap kemauan dibayar (willingness to accept)

Badan Penelitian dan Pengembangan Propinsi Sumatera Utara (2009) mengatakan bahwa nilai ekonomi pengelolaan sampah pada umumnya berasal dari dua sektor, yaitu:


(25)

2. Sektor informal, yaitu sektor nilai ekonomi yang dikelola oleh pemulung dan pengumpul sampah. Nilai ekonomi sampah Kota Medan dari sektor informal berasal dari penjualan ulang dari bahan-bahan yang dapat diolah kembali. Pada umumnya sampah yang memiliki nilai ekonomi tersebut adalah bahan-bahan yang dapat didaur ulang yang kemudian ditawarkan kembali ke industri-industri yang membutuhkannya.

Jenis dan harga kertas bekas yang dapat di daur ulang yaitu kertas kardus Rp. 800,-/kg; kertas putih (Houtvrij Schrijfpapier = HVS) Rp. 1.000,-/kg; kertas majalah (dupleks) Rp. 800,-/kg dan kertas koran Rp. 800,-/kg. Jenis dan harga kertas bekas yang dapat di daur ulang tersebut diperoleh dari beberapa sentra lokasi pengumpul kertas bekas di Kota Medan. Tempat perdagangan sampah bagi pengumpul sampah terletak di Jalan Marelan Raya, Engsel Tanah Enam Ratus, Setia Budi, Asrama simpang Perumnas Helvetia, Karya, Aksara, Simpang Titi Kuning, Krakatau, HM Joni, Wahidin, Letda Sujono, Kapten Pattimura, Jemadi, 28 Cemara, Pelita 3, Bintang, Bilal, Boom, dan Kapten Sumarsono (Badan Penelitian dan Pengembangan Prop-SU, 2009).

Gambaran Umum Lokasi Penelitian Letak dan luas

Kota Medan merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya. Kota ini dilalui oleh dua sungai yaitu Sungai Deli dan Sungai Babura yang bermuara di Selat Malaka. Kota Medan memiliki luas 26.510 hektar (265,10 km²) atau 3,6 % dari keseluruhan wilayah Sumatera Utara. Dengan demikian, dibandingkan dengan kota/kabupaten lainnya, Medan memiliki luas wilayah yang relatif kecil dengan jumlah penduduk yang relatif besar.


(26)

Adapun batas wilayah Kota Medan adalah: - Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Malaka

- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang - Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang - Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang (Pemerintah Kota Medan, 2010).

Topografi dan Ketinggian Tempat

Secara geografis kota Medan terletak pada 3° 30' - 3° 43' Lintang Utara dan 98° 35' - 98° 44' Bujur Timur. Topografi kota Medan cenderung miring ke utara dan berada pada ketinggian 22,5 - 37,5 meter di atas permukaan laut (Pemerintah Kota Medan, 2010).

Aksesibilitas

Kota Medan memiliki posisi strategis sebagai gerbang (pintu masuk) kegiatan perdagangan barang dan jasa, baik perdagangan domestik maupun luar negeri (ekspor-impor) karena merupakan daerah pinggiran jalur pelayaran Selat Malaka. Posisi geografis Kota Medan ini mendorong perkembangan kota dalam dua kutub pertumbuhan secara fisik, yaitu daerah Belawan dan pusat Kota Medan saat ini. Waktu yang diperlukan dari desa untuk menempuh ke pusat fasilitas umum terdekat relatif dekat. Hal ini karena transportasi umum dan fasilitas umum di Kota Medan telah memadai. Kota Medan memiliki akses di darat (jalan, angkutan umum dan fasilitas lainnya), laut (Pelabuhan Belawan) dan udara (Bandara Polonia) (Pemerintah Kota Medan, 2010).


(27)

Kependudukan

Jumlah penduduk Kota Medan berdasarkan Badan Pusat Statistik Medan Tahun 2010 untuk setiap kecamatan dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Jumlah Penduduk Kota Medan Tahun 2010

No. Kode Kecamatan Laki-Laki Perempuan Jumlah

1 010 Medan Tuntungan 39,414 41,528 80,942

2 020 Medan Johor 61,085 62,766 123,851

3 030 Medan Amplas 56,175 56,968 113,143

4 040 Medan Denai 71,181 70,214 141,395

5 050 Medan Area 47,813 48,713 96,544

6 060 Medan Kota 35,239 37,341 72,580

7 070 Medan Maimun 19,411 20,170 39,581

8 080 Medan Polonia 25,989 26,805 52,794

9 090 Medan Baru 17,576 21,940 39,516

10 100 Medan Selayang 49,293 50,024 98,317

11 110 Medan Sunggal 55,403 57,341 112,744

12 120 Medan Helvetia 70,705 73,552 144,257

13 130 Medan Petisah 29,367 32,382 61,749

14 140 Medan Barat 34,733 36,038 70,771

15 150 Medan Timur 52,635 55,998 108,633

16 160 Medan Perjuangan 45,144 48,184 93,328

17 170 Medan Tembung 65,391 68,188 133,579

18 180 Medan Deli 84,520 82,273 166,793

19 190 Medan Labuhan 56,676 54,497 111,173

20 200 Medan Marelan 71,287 69,127 140,414

21 210 Medan Belawan 48,889 46,617 95,506

Jumlah 1,036,926 1,060,684 2,097,610


(28)

Sosial Budaya

Suku atau Etnis yang tinggal di Kota Medan adalah Melayu, Jawa, Tapanuli, Tionghoa, Mandailing, Minangkabau, Karo, Aceh, Nias, India dan Sunda. Secara umum, mata pencaharian penduduk Kota Medan adalah berprofesi di bidang perdagangan. Pengusaha di Kota Medan banyak yang menjadi pedagang komoditas perkebunan. Sektor perdagangan secara konsisten didominasi oleh etnis Tionghoa dan Minangkabau. Bidang pemerintahan dan politik di dominasi oleh etnis Mandailing. Sedangkan profesi yang memerlukan keahlian dan pendidikan tinggi, seperti pengacara, dokter, notaris, dan wartawan, mayoritas didominasi oleh etnis Minangkabau (Pemerintah Kota Medan, 2007).


(29)

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juli 2012. Kegiatan penelitian ini dilakukan di Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara.

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kamera digital, alat-alat tulis dan kalkulator. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar kuisioner, pemungut dan pengepul kertas bekas yang ada di Kota Medan dan dokumen lain yang berkaitan dengan lokasi penelitian.

Prosedur Penelitian 1. Pengumpulan Data

Data yang dikumpul dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer yang dibutuhkan adalah data nilai ekonomi dari penjualan kertas bekas, alur penjualan sampah kertas dan manfaat yang dirasakan pengepul karena menjual kertas bekas. Data sekunder yang dibutuhkan adalah kondisi umum instansi pemerintah Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara. Data yang dibutuhkan untuk penelitian dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Kebutuhan Data

Uraian Data Sumber

Data Jenis Data Bentuk Data Ket.

Data Penduduk BPS Sekunder Soft copy -

Demografi BPS Sekunder Soft copy -

Ketergantungan

Masyarakat Pada Sampah

Kuisioner Primer - Wawancara

Nilai Ekonomi Sampah Kuisioner Primer - Wawancara


(30)

Gambar 1. Alur Penelitian yang Dilaksanakan Studi Literatur

Pengumpulan Data

Primer

Sekunder

Pengambilan Sampel

Sampel Kecamatan

Sampel Responden

Teknik Pengambilan Data

Pengolahan Data

Nilai Ekonomi Sampah Observasi

Wawancara

Potensi Sampah

Persentase Terhadap Pendapatan 34

Responden 5 Kecamatan


(31)

2. Pengambilan Sampel

a. Sampel Kecamatan

Pengambilan Sampel kecamatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan purposive sampling yaitu penarikan contoh yang dilakukan secara bertujuan (teknik yang digunakan apabila anggota sampel yang dipilih secara khusus berdasarkan tujuan penelitiannya). Kriteria kecamatan yaitu kecamatan yang mempunyai minimal 20 kepala keluarga yang mata pencahariannya sebagai pemungut dan pengepul barang-barang bekas. Kecamatan terpilih yaitu Kec. Medan Mandala (Kelurahan Tegal Sari Mandala II), Kec. Medan Helvetia (Kel. Dwikora), Kec. Medan Selayang (Kel. Simpang Selayang), Kec. Medan Polonia (Kel. Sari Rejo) dan Kec. Medan Tembung (Kel. Banting Timur). Kelurahan ini diambil sebagai kelurahan yang mewakili sekitar Kota Medan.

b. Sampel Responden

Pengambilan responden dalam penelitian ini menggunakan pendekatan purposive sampling yaitu kepala keluarga pengepul barang bekas dan terkhusus pengumpul dan penjual kertas bekas. Jumlah responden yang dibutuhkan minimal 30 kepala keluarga. Kriteria responden yaitu mata pencahariannya sebagai pemungut dan pengepul kertas bekas, minimal 1 tahun sebagai pemungut dan pengepul kertas bekas dan pendapatannya ≥ 15 % dari pengumpulan dan penjualan kertas bekas tersebut.


(32)

3. Teknik dan Tahapan Pengambilan Data

Pengambilan data dilakukan secara langsung di lapangan (daerah terpilih sebagai lokasi kajian), tahapan yang dilakukan dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut:

a. Melakukan observasi terhadap masyarakat Kota Medan untuk memperoleh responden yang sesuai dengan tujuan.

b. Melakukan wawancara dan diskusi dengan menggunakan lembar kuisioner kepada pemungut dan pengepul kertas bekas.

c. Keseluruhan data, baik primer maupun sekunder selanjutnya ditabulasikan sesuai dengan kebutuhan sebelum dilakukan pengolahan dan analisis data.

4. Analisis Data

A. Nilai Ekonomi Sampah Kertas

Data yang diperoleh dari hasil pengamatan yang dilakukan di lapangan melalui wawancara dan kuisioner dianalisis secara kuantitatif. Nilai setiap jenis kertas bekas pertahun diperoleh dengan cara:

1. Harga kertas bekas yang diperoleh dianalisis dengan pendekatan harga pasar. Pendekatan dengan harga pasar dilakukan karena harga barang sudah dikenal pasarnya dengan nilai pasar yang berlaku.

2. Menghitung nilai rata-rata jumlah kertas bekas yang diambil per responden per jenis kertas bekas.

X = xi+xii+⋯+xn

N (Affandi dan Patana, 2002).

Keterangan:

X = Rata-rata jumlah kertas bekas yang diambil xi = Jumlah kertas bekas yang diambil responden


(33)

3. Menghitung total pengambilan kertas bekas per unit per tahun

TP = X x FP x N (Affandi dan Patana, 2002). Keterangan:

TP = Total pengambilan pertahun

X = Rata-rata jumlah kertas bekas yang diambil FP = Frekuensi pengambilan kertas bekas

N = Jumlah pengambil kertas bekas

4. Menghitung nilai ekonomi per jenis kertas bekas per tahun

NE = TP x H (Affandi dan Patana, 2002). Keterangan:

NE = Nilai Ekonomi per jenis kertas bekas per tahun TP = Total Pengambilan kertas bekas (kg/tahun) H = Harga kertas bekas

5. Menghitung persentase nilai ekonomi perjenis kertas bekas dengan cara:

%NE = NEi

∑NE x 100% (Affandi dan Patana, 2002).

Keterangan:

%NE = Persentase nilai ekonomi kertas bekas

NEi = Nilai ekonomi kertas bekas per jenis kertas bekas ∑NE = Jumlah total nilai ekonomi kertas bekas

6. Menghitung pendapatan total, pendapatan dari kertas bekas dan luar kertas bekas.

Pendapatan Total = Jumlah pendapatan dari kertas bekas dan dari luar kertas bekas pertahun

Pendapatan sampah kertas = Jumlah pendapatan dari pengumpulan kertas bekas Pendapatan di luar sampah kertas = Jumlah pendapatan di

luar kertas bekas

Hasil perhitungan nilai kertas bekas ini menunjukkan total pendapatan seluruh kertas bekas per tahun, sehingga dapat dihitung besar kontribusi nilai kertas bekas ini terhadap pendapatan masyarakat.

Kontribusi =Pendapatan dari kertas bekas


(34)

Keterangan :

Pendapatan total = Pendapatan kertas bekas + Pendapatan dari luar kertas bekas

7. Menghitung Margin Pemasaran

Alur pemasaran kertas bekas dari pemungut kepada pengepul kertas bekas hingga ke pabrik pengolah kertas bekas dihubungkan dengan harga tiap produknya, sehingga diketahui besarnya nilai tambah yang diperoleh setelah adanya pengumpulan dan penjualan kertas bekas dan alur pemasarannya. Kemudian dihitung margin pemasaran, margin keuntungan dan harga yang diterima oleh pengepul kertas bekas. Secara matematis dirumuskan sebagai berikut:

MP = Pr−Pf; Ski =Ki

Pr X 100%; Sp = Pr

Pf X 100% (Rahayu dkk, 2004)

Keterangan:

MP = Margin pemasaran kertas bekas

Pr = Harga penjualan pemasaran di tingkat konsumen Pf = Harga pembelian pemasaran di tingkat produsen Ski = Persentase margin keuntungan

Ki = Margin keuntungan

Sp = Persentase harga yang diterima pengepul kertas bekas

B. Manfaat Ekonomi dari Kertas Bekas

Metode deskriptif juga digunakan dalam menganalisis manfaat ekonomi pengumpulan dan penjualan kertas bekas di masyarakat. Metode pengumpulan data untuk tujuan penelitian ini akan menggunakan metode wawancara dengan kuisioner serta interaksi langsung dengan masyarakat. Hal-hal yang dipertanyakan kepada masyarakat adalah mengenai pendapatan total, harga penjualan kertas bekas di pasar, jenis-jenis kertas bekas yang dikumpulkan, manfaat ekonomi yang dirasakan, kendala yang dihadapi dan cara menyelesaikan masalah itu.


(35)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Responden Kota Medan

Responden yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan yaitu responden yang berjenis kelamin laki-laki dan perempuan. Perbedaan jumlah responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Gambar 2.

Responden yang terbanyak yaitu responden yang berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 30 orang (88,24 %) sedangkan responden yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 4 orang (11,76 %). Hal ini membuktikan bahwa laki-laki sebagai kepala keluarga bertanggung jawab terhadap keluarganya yaitu dengan mengumpulkan kertas bekas untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.

Pendidikan terakhir dari setiap responden yang mengumpulkan kertas bekas berbeda antara satu responden dengan responden lainnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3. Responden yang bermata pencaharian sebagai pengumpul kertas bekas yang tertinggi adalah responden yang pendidikan terakhirnya SMA yaitu sebanyak 18 orang (52,94 %), sedangkan yang terendah adalah responden yang pendidikan terakhirnya S1 yaitu sebanyak 1 orang (2,95 %). Hal ini membuktikan bahwa masyarakat baik yang berpendidikan

88,24% (30) 11,76%

(4)

Gambar 2. Distribusi Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Laki-laki (Orang) Peremuan (Orang)


(36)

rendah maupun yang berpendidikan tinggi menyadari bahwa dengan mengumpulkan dan menjual kertas bekas akan menambah penghasilan rumah tangga.

Responden yang diwawancara adalah responden yang bermata pencaharian sebagai pengumpul sampah, khususnya pengumpul kertas bekas. Alasan responden mengumpulkan kertas bekas adalah untuk menambah pendapatan rumah tangga dan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Pengumpul sampah kertas terdiri dari beberapa kelompok yaitu kelompok pemungut, pengepul kecil dan pengepul besar. Kriteria kelompok pemungut yaitu responden yang mencari sendiri barang-barang bekas (khususnya kertas bekas) dan dapat menjual langsung kepada pengepul kecil maupun pengepul besar. Kriteria kelompok Pengepul kecil yaitu responden yang membeli kertas bekas dari pemungut (menjemput kertas bekas ke rumah pemungut) dan menjual langsung ke pengepul besar. Kriteria kelompok pengepul besar yaitu responden yang membeli kertas bekas dari pemungut maupun pengepul kecil serta berhubungan langsung dengan pabrik pengolah kertas bekas. Pada Gambar 4 dapat dilihat persentase responden menurut kelompok pengumpul kertas bekas.

32,35% (11)

11,76% (4) 52,94%

(18)

2,95% (1)

Gambar 3. Distribusi Data Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir SD (Orang) SMP (Orang) SMA (Orang) S1 (Orang)


(37)

Kelompok pengumpul kertas bekas yang terbanyak yaitu kelompok pemungut sebanyak 27 orang (79,42 %), sedangkan yang terendah adalah kelompok pengepul kecil yaitu sebanyak 3 orang (8,82 %). Hal ini membuktikan bahwa dalam pengumpulan kertas bekas dilakukan responden dari kelompok pemungut sebagai kegiatan rutinitasnya. Kelompok pemungut mayoritas berpendidikan SMA. Kegiatan memungut kertas bekas dilakukan sebagai kerja sampingan oleh masyarakat yang berpendidikan terakhir SMA karena mereka menyadari bahwa dengan memungut kertas bekas akan menambah pendapatan.

Jenis Kertas Bekas Yang Dikumpulkan Masyarakat

Jenis kertas bekas yang dikumpulkan oleh masyarakat Kota Medan pada tahun 2009 terdiri dari 4 jenis yaitu kertas kardus, kertas putih (HVS), kertas majalah (kertas dupleks) dan kertas koran. Hal ini berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Prop-SU (2009). Jenis kertas bekas yang dikumpulkan oleh masyarakat Kota Medan pada tahun 2012 adalah kertas kardus, HVS, buku tulis, koran dan dupleks. Kertas bekas tersebut dikumpulkan untuk dijual. Pengumpulan jenis kertas bekas oleh masyarakat

79,42% (27) 8,82%

(3)

11,76% (4)

Gambar 4. Distribusi Data Responden Berdasarkan Kelompok Pengumpul Kertas Bekas

Pemungut (Orang) Pengepul Kecil (Orang) Pengepul Besar (Orang)


(38)

mengalami mengalami peningkatan dari tahun 2009 hingga 2012. Kertas bekas yang dikumpulkan oleh masyarakat Kota Medan tersebut dibeda-bedakan terlebih dahulu sebelum di jual kepada pengepul kecil, besar dan pengolah kertas bekas. Semua jenis kertas bekas yang dijual tersebut menambah pendapatan rumah tangga. Adapun jenis kertas bekas yang dikumpulkan masyarakat Kota Medan dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Jenis Kertas Bekas yang Dikumpulkan oleh Masyarakat Kota Medan

No Jenis Kertas Bekas Responden Yang Mengumpulkan

(orang)

1 Kardus 34

2 HVS 31

3 Buku Tulis 34

4 Koran 32

5 Dupleks 24

Harga-harga jual dari masing-masing kertas diatas berbeda. Jenis kertas bekas yang harga jualnya tertinggi dari penelitian yang dilakukan adalah jenis kertas HVS yaitu berkisar Rp. 1.200,- sampai dengan Rp. 2.350,- per kg. Harga jual yang terendah dari jenis kertas bekas yaitu kertas buku tulis yaitu berkisar Rp. 500,- sampai dengan Rp. 1.350,- per kg. Harga jual kertas bekas berbeda dari penelitian yang dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Prop-SU (2009) yaitu kertas kardus Rp. 800,- per kg; kertas putih (HVS) Rp. 1.000,- per kg; kertas majalah (dupleks) Rp. 800,- per kg dan kertas koran Rp. 800,- per kg. Harga jual kertas bekas ditentukan oleh turun-naiknya harga jual kertas sebelum daur ulang maupun setelah daur ulang di pasaran. Berdasarkan data tersebut dapat dikatakan bahwa harga jual kertas bekas dari tahun 2009 meningkat di tahun 2012 (harga jual kertas bekas dari waktu ke waktu tidak konstan). Kertas bekas yang dikumpulkan oleh masyarakat Kota Medan termasuk dalam jenis kertas menurut


(39)

Departemen Perindustrian dan Perdagangan Kertas yaitu kertas budaya (cultural paper).

Tingkat konsumsi kertas di negara Eropa memiliki tingkat konsumsi yang tinggi. Hal ini berdasarkan survey yang dilakukan oleh APKI (2012). Hasil survey menunjukkan bahwa lebih dari 80 % responden menyatakan tidak dapat meninggalkan pemakaian kertas, karena kertas dinilai sangat penting dan dibutuhkan dimana-mana. Ditinjau dari pola konsumsi kertas, 70 % diantaranya adalah wanita dengan rentang usia 16 sampai 18 tahun. Manfaat yang mereka dapatkan dari penggunaan kertas adalah mencetak dokumen, foto kopi, mengirim surat dan juga bingkisan. Para peserta survey beranggapan bahwa kertas memiliki muatan emosional dan privasi dalam berbagai keperluan terutama jika dikaitkan dengan dokumen resmi seperti ijazah, atau sesuatu yang membutuhkan nilai kepercayaan dan keamanan (surat perjanjian), atau untuk mengungkapkan perasaan seperti surat cinta, tanda tangan artis, kartu ucapan ulang tahun, surat menyurat, dan undangan. Majalah berbasis kertas juga masih menjadi acuan responden remaja untuk mendapatkan informasi. Saat dikaitkan kembali dengan konteks kepercayaan dan keamanan, para responden menilai bahwa media atau informasi digital lebih mudah untuk diubah-ubah isinya dibandingkan kertas. Untuk kalangan pemuda, kertas dibutuhkan karena dinilai lebih efisien untuk keperluan sehari-hari seperti mencatat barang belanjaan, catatan kuliah, dan pekerjaan. Setelah survey dilakukan oleh APKI, akhirnya responden menyadari bahwa kertas dapat didaur-ulang, yang tentunya berpengaruh terhadap berkurangnya pemakaian bahan baku kayu hutan sebagai bahan baku pembuatan kertas, sehingga kelestarian hutan pun turut terjaga.


(40)

Rata-rata pengumpulan masing-masing jenis kertas bekas oleh responden di Kota Medan dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Rata-rata Pengumpulan Kertas Bekas Per Tahun dan Per Bulan

No Jenis Kertas Bekas Rata-rata Pengumpulan Per

Tahun (kg)

Rata-rata Pengumpulan Per Bulan (kg)

1 Kardus 23.237,06 1.936,42

2 HVS 17.727,18 1.477,26

3 Buku Tulis 1.741,32 145,11

4 Koran 20.115,00 1.676,25

5 Dupleks 15.896,74 1.324,73

Kertas bekas yang paling sedikit dikumpul oleh 34 responden yaitu jenis sampah kertas buku tulis sebanyak 145,11 kg/bulan. Hal ini karena kertas buku tulis cenderung dikumpulkan dan dijual oleh masyarakat sendiri. Kertas bekas yang paling banyak dikumpul yaitu kertas kardus sebanyak 1.936,42 kg/bulan. Pengumpulan kertas bekas yang dilakukan oleh pemungut kertas bekas setiap harinya kira-kira 4-8 jam dengan jarak dari tempat tinggal sekitar 4-9 km.

Jenis kertas bekas diatas banyak dikumpulkan oleh pemungut karena kelima jenis kertas bekas tersebut penggunaannya luas dan setiap hari digunakan oleh kalangan masyarakat, misalnya penggunaan di lingkungan sekolah, kampus, pertokoan, pasar, percetakan dan bahkan sampai pedagang makanan pun menggunakan kertas untuk alat pembungkus. Di daerah perkotaan, khususnya di Kota Medan juga banyak menggunakan kertas dalam kegiatan sehari-hari.

Kertas bekas yang umumnya dikumpulkan dan dijual masyarakat Kota Medan antara lain kertas jenis kardus. Contoh kertas kardus, HVS dan koran dapat dilihat pada Gambar 5.


(41)

(a) (b) (c) Gambar 5. Jenis Kertas Bekas

(a) Kertas kardus, (b) Kertas HVS, (c) Kertas koran

Nilai Ekonomi Kertas Bekas di Kota Medan

Nilai ekonomi dari pengumpulan dan penjualan kertas bekas yang tertinggi dari kelompok pengumpul kertas bekas adalah nilai ekonomi yang diterima oleh kelompok pengepul besar. Nilai ekonomi kertas bekas diperoleh dari perkalian total pengambilan per jenis per tahun dengan harga kertas bekas per jenis. Hasil penelitian di Kota Medan menunjukkan bahwa nilai ekonomi dari pengumpulan kertas bekas oleh kelompok pengepul besar yaitu sebesar Rp. 1.034.312.500,- per tahun per responden. Nilai ekonomi dari pengumpulan

dan penjualan kertas bekas oleh kelompok pemungut dan pengepul kecil berturut-turut yaitu Rp. 10.538.300,- per tahun per responden dan Rp. 124.215.000,- per tahun per responden. Nilai ekonomi ini diperoleh dari hasil penjumlahan nilai ekonomi kertas kardus, kertas HVS, kertas koran, kertas buku tulis dan kertas dupleks. Nilai ekonomi dari masing-masing jenis kertas bekas dan kelompok pengumpul kertas bekas dapat dilihat pada Tabel 5.


(42)

Tabel 5. Nilai Ekonomi (NE) yang Diterima oleh Kelompok Pengumpul Per Tahun Per Responden

No Jenis Kertas NE Kelompok Pengumpul Per Tahun Per Responden

Pemungut Pengepul Kecil Pengepul Besar 1 Kardus 113.004.000 116.000.000 1.047.250.000

2 HVS 63.909.000 105.625.000 1.125.500.000

3 Koran 40.689.900 74.970.000 1.015.000.000

4 Buku Tulis 29.803.500 37.700.000 585.500.000

5 Dupleks 37.127.700 38.350.000 364.000.000

Total 284.534.100 372.645.000 4.137.250.000

Jenis kertas bekas yang memberikan kontribusi terbesar terhadap pendapatan kelompok pemungut adalah kertas kardus. Adapun nilai ekonominya yaitu sebesar Rp. 113.004.000,- per tahun atau dengan persentase sebesar 39,72 % dari jumlah total keseluruhan nilai sampah kertas yang dikumpulkan oleh 27 responden sebagai pemungut. Jenis kertas bekas yang memberikan kontribusi terendah terhadap pendapatan kelompok pemungut adalah kertas buku tulis yaitu sebesar Rp. 29.803.500,- per tahun atau dengan persentase sebesar 10,47 %. Nilai persentase dari masing-masing jenis sampah dan kelompok pengumpul dapat dilihat pada Tabel 6. Jenis kertas bekas yang memberikan kontribusi tertinggi kepada kelompok pengepul kecil dan pengepul besar adalah kertas kardus. Jenis kertas bekas yang memberikan kontribusi terendah kepada kelompok pengepul kecil adalah kertas buku tulis, sedangkan kepada kelompok pengepul besar adalah kertas dupleks.

Tabel 6. Persentase Nilai Ekonomi yang Diterima oleh Kelompok Pengumpul

No Jenis Kertas Persentase NE Kelompok Pengumpul Per Tahun

Pemungut Pengepul Kecil Pengepul Besar

1 Kardus 39,72 31,13 25,32

2 HVS 22,46 28,34 27,20

3 Koran 14,30 20,12 24,53

4 Buku Tulis 10,47 10,12 14,15

5 Dupleks 13,05 10,29 8,80


(43)

Besarnya nilai ekonomi kertas bekas kardus pada Kota Medan disebabkan oleh banyaknya penggunaan kardus dalam kegiatan sehari-hari mulai dari penggunaan pada tingkat rumah tangga hingga tingkat industri di Kota Medan sehingga menghasilkan kertas bekas kardus dan ini memberikan peluang bagi pemungut dan pengepul sampah. Jenis kertas bekas buku tulis dan dupleks hanya memberikan persentase nilai ekonomi masing-masing 14,15 % dan 8,80 % kepada kelompok pengepul besar. Hal ini disebabkan oleh masyarakat yang menggunakan kertas buku tulis pengumpulannya dalam kurun waktu yang agak lama. Kertas dupleks memberikan kontribusi sedikit karena penggunaannya yang kurang luas, hanya percetakan dan industri saja yang menggunakannya.

Kelompok pengumpul sampah yang memperoleh nilai ekonomi tertinggi dari pengumpulan dan penjualan kelima jenis sampah kertas adalah kelompok pengepul besar (4 responden). Kelompok pengumpul kertas yang memperoleh nilai ekonomi terendah adalah kelompok pemungut (27 responden).

Kontribusi Kertas Bekas Terhadap Pendapatan Rumah Tangga di Kota Medan

Pendapatan masyarakat Kota Medan dari pengumpulan kertas bekas dan di luar pengumpulan kertas bekas dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Rata-rata Pendapatan Kelompok Pengepul Kertas Bekas Per Bulan

No Kelompok Pengumpul

Rata-rata Pendapatan dari

Kertas Bekas/bln/KK (Rp)

Rata-rata Pendapatan di Luar Kertas Bekas/Bln/KK

(Rp)

Kontribusi Kertas Bekas/Bln/KK

(%)

1 Pemungut 1.183.500 2.620.400 31,05

2 Pengepul Kecil 12.421.500 27.591.600 36,26


(44)

Pendapatan dari pengumpulan dan penjualan kertas bekas di Kota Medan yang tertinggi adalah pada kelompok pengepul besar yaitu rata-rata sebesar Rp. 1.152.218.750,- per bulan per responden (data dari 4 responden) atau dengan persentase sebesar 45,40 %. Pendapatan kelompok pengepul besar di luar pengumpulan kertas bekas rata-rata sebesar Rp. 223.313.750,- per bulan per responden (data dari 4 responden). Pendapatan dari pengumpulan dan penjualan kertas bekas di Kota medan yang terendah adalah pada kelompok pemungut yaitu rata-rata sebesar Rp. 1.183.500,- per bulan per responden (data dari 27 responden) atau dengan persentase sebesar 31,05 %. Pendapatan kelompok pemungut di luar pengumpulan kertas bekas rata-rata sebesar Rp. 2.620.400,- per bulan per responden (data dari 27 responden). Hal ini membuktikan bahwa pengumpulan kertas bekas pada masyarakat Kota Medan memberikan kontribusi yang besar karena ≥ 30 % dari pendapatan total responden. Selain itu dapat menambah pendapatan masyarakat walau pun sebagian orang mengganggap hal itu tidak berguna. Berdasarkan nilai tersebut terlihat dengan jelas perbandingan pendapatan dari pengumpulan kertas bekas dan juga luar pengumpulan kertas bekas.

Pendapatan kelompok pemungut dan pengepul kecil di luar pengumpulan kertas bekas yaitu berasal dari beternak, dinas kebersihan Kota Medan, pedagang, tukang becak, pengrajin, guru SD, supir angkot, kuli bangunan, reparasi barang elektronik dan pengumpul sampah selain kertas seperti seng (Zink), “atom”, plastik kresek (polietilena), plastik putih (polipropilena), besi dan sampah lain yang bernilai ekonomi. Pekerjaan masyarakat Kota Medan di luar pengumpulan dan penjualan kertas bekas yang dominan adalah sebagai peternak.


(45)

Alur Pemasaran dan Margin Pemasaran Kertas Bekas Di Kota Medan

Saluran pemasaran kertas bekas hingga sampai ke produsen dari penelitian dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Saluran Pemasaran

Gambar 6 diatas menunjukkan bahwa para pemungut kertas bekas mengumpulkan kertas bekas dan menjualnya kepada pengepul kecil. Pengepul kecil langsung membeli atau menjemput langsung kertas bekas ke rumah si pemungut. Dari pengepul kecil kertas bekas dijual ke pengepul besar, yang mana pengepul besar menjemput kertas bekas langsung ke rumah pengepul kecil. Selanjutnya pengepul besar mengantar langsung kertas bekas ke pabrik pengolah kertas bekas (produsen). Pemasaran kertas bekas yang dilakukan oleh pemungut, pengepul kecil, pengepul besar dan pabrik pengolah kertas bekas bersifat terbuka.

Gambar 6 diatas juga menunjukkan bahwa para pemungut kertas bekas setelah mengumpulkan kertas bekas, mereka langsung menjual kertas bekas tersebut kepada pengepul besar. Sehingga mereka lebih mendapatkan banyak keuntungan. Selanjutnya pengepul besar menjual langsung kertas bekas kepada pabrik pengolah kertas bekas.

Pemungut

Pengepul Kecil

Pengepul Besar Pabrik Pengolah


(46)

Tabel 8. Analisis Margin Pemasaran, Distribusi Margin Keuntungan dan Persentase Harga yang Diterima Pengepul No Jenis Sampah Kertas

Pelaku Pasar Jenis Harga Harga Per kg (Rp) Margin Pemasaran (Rp) Margin Keuntungan (%) Persentase Keuntungan (%) Persentase Harga yang Diterima Pengepul (%)

1 Kardus Pemungut Harga Jual 1500 1500

Pengepul Kecil Harga Jual 1500 400

Harga Beli 1100

Biaya

Transportasi 50 1450 96,67

Pengepul Besar Harga Jual 1650 150 90,90

Harga Beli 1500

Biaya

Transportasi 50 1600 96,97

2 HVS Pemungut Harga Jual 1300 1300

Pengepul Kecil Harga Jual 1700 400

Harga Beli 1300

Biaya

Transportasi 50 1650 97,06

Pengepul Besar Harga Jual 2700 48,15

Harga Beli 1700 1000

Biaya

Transportasi 50 2650 98,15

3 Koran Pemungut Harga Jual 700 700

Pengepul Kecil Harga Jual 1400

Harga Beli 700 700

Biaya

Transportasi 50 1350 96,43

Pengepul Besar Harga Jual 1600 43,75

Harga Beli 1400 200

Biaya

Transportasi 50 1550 96,87

4 Buku Tulis Pemungut Harga Jual 600 600

Pengepul Kecil Harga Jual 800

Harga Beli 600 200

Biaya

Transportasi 50 750 93,75

Pengepul Besar Harga Jual 1000 60

Harga Beli 800 200

Biaya

Transportasi 50 950 95

5 Dupleks Pemungut Harga Jual 500 500

Pengepul Kecil Harga Jual 600

Harga Beli 500 100

Biaya

Transportasi 50 550 91,67

Pengepul Besar Harga Jual 700 71,43

Harga Beli 600 100

Biaya

Transportasi 50 650 92,86


(47)

Berdasarkan kedua saluran pemasaran sampah kertas diatas yang paling berperan penting adalah pabrik pengolah kertas. Hal ini dikarenakan kertas bekas yang dikumpulkan oleh pemungut, pengepul kecil dan pengepul besar di olah di pabrik dan setelah menjadi produk akan dipasarkan.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan diperoleh bahwa nilai margin pemasaran (MP) pada pengepul besar yang tertinggi adalah jenis kertas HVS yaitu senilai Rp. 1.000,- sedangkan yang terendah adalah pada jenis kertas dupleks yaitu senilai Rp. 100,-. Distribusi keuntungan yang didapatkan oleh kelompok pengumpul kertas bekas yang tertinggi pada pengepul besar yaitu didapatkan dari kertas bekas jenis HVS yaitu 98,15 % dan yang terendah jenis kertas dupleks yaitu 92,86 %. Nilai tersebut dapat dilihat pada Tabel 8. Persentase harga yang diterima oleh pengepul besar yang tertinggi dari jenis kertas kardus yaitu sebesar 90,90 % dan yang terendah adalah dari jenis kertas koran yaitu sebesar 43,75 %.

Alur perjalanan kertas bekas di Kota Medan (sumber pengambilan sampai daur ulang kertas bekas) secara umum berdasarkan penelitian yang dilakukan di Kota Medan, dapat dilihat pada Gambar 7. Kertas bekas yang dihasilkan dari penggunaan rumah tangga sampai pada industri dikumpulkan oleh pemungut sampah. Kertas bekas yang dikumpulkan oleh pemungut selama sebulan lalu dijual kepada pengepul kecil ataupun pengepul besar. Setelah itu pengepul besar langsung menjual kertas bekas tersebut ke pabrik (industri pengolahan kertas bekas) menjadi plafon (seng asbes). Pabrik daur ulang kertas yang diketahui oleh responden terletak di Kota Tanjung Morawa.


(48)

Gambar 7. Alur Perjalanan Kertas Bekas TPA (Tempat

Pembuangan Akhir

Pemungut Sampah RT dan

Perkantoran

Sampah Lain (Sisa Surat Kabar)

Pengepul Besar

Pabrik Pengolah Kertas Bekas

(Daur Ulang Kertas)

Pemilahan Kertas Bekas Pengepul


(49)

Strategi Dalam Pengumpulan dan Penjualan Kertas Bekas Di Kota Medan

Kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam pengumpulan dan penjualan sampah kertas yang dirasakan oleh masyarakat berbeda. Beberapa pokok permasalahan baik internal maupun eksternal tersebut dapat dilihat dari Tabel 9. Strategi dalam pengumpulan dan penjualan kertas bekas di Kota Medan di bahas secara deskriptif. Permasalahan eksternal dan internal dalam pengumpulan dan penjualan kertas bekas didapatkan dari kuisioner yang dilakukan kepada responden.

Tabel 9. Analisis SWOT Pemasaran Kertas Bekas di Kota Medan

S (Strengths) W (Weaknesses)

1. Pemakaian kertas yang banyak 2. SDM tinggi/banyak

3. Kerja sama yang baik antara pemungut, pengepul dan pabrik

pengolah kertas bekas

1. Tergantung cuaca

2. Lokasi pengambilan yang jauh

O (Opportunities) T (Threats) 1. Hubungan kerja sama yang baik

antara pemungut, pengepul dan produsen

1. Saingan semakin banyak 2. Harga pasar yang turun naik

Strategi SO Strategi WO

1. Memperluas kerja sama antara pemungut, pengepul dan pabrik pengolah kertas bekas

2. Menggunakan pemasaran langsung ke pengepul besar

1. Pengepul melengkapi sarana transportasi yang memadai

Strategi ST Strategi WT

1. Membina hubungan baik antara pemungut, pengepul dan produsen 2. Penetapan harga oleh pabrik

pengolah kertas bekas 3. Produksi kertas daur ulang

1. Penetapan harga oleh pabrik pengolah kertas bekas

Keterangan: Strategi SO:

1. Memperluas kerja sama antara pemungut, pengepul dan pabrik pengolah kertas bekas agar sumber daya manusia yang tinggi dalam pengumpulan dan


(50)

penjualan kertas bekas mendapatkan hasil dari pengumpulan kertas bekas tersebut dan dapat meneruskan kegiatan mengumpulkan kertas bekas.

2. Menggunakan pemasaran langsung ke pengepul besar agar keuntungan yang didapatkan oleh pemungut lebih tinggi dan sesuai dengan keinginan mereka. Strategi WO:

1. Pengepul melengkapi sarana dan prasarana seperti transportasi agar cuaca yang menghambat perjalanan pengumpulan kertas bekas tidak terjadi lagi. Jarak antara lokasi pengambilan sampah kertas dan tempat tinggal menjadi tidak terlalu jauh. Kertas bekas yang telah dikumpulkan juga tidak terkena hujan dan basah, sehingga mengakibatkan kertas tersebut berubah bentuk dan kualitasnya berkurang.

Strategi ST:

1. Membina hubungan baik antara pemungut, pengepul dan pabrik pengolah kertas bekas agar pengumpulan kertas bekas oleh pemungut dan pengepul tidak terhambat karena pabrik daur ulang kertas bekas tidak tutup.

2. Penetapan harga oleh pabrik pengolah kertas. Dengan tetapnya harga kertas bekas maka harga yang diterima antara pemungut, pengepul dan produsen akan terdapat selisih harga yang tidak jauh berbeda.

3. Produksi kertas daur ulang. Hal ini dilakukan oleh pabrik kertas daur ulang agar kertas yang digunakan selalu berguna dan produk yang dihasilkan juga tidak terputus hanya pada satu produk.


(51)

Strategi WT:

1. Penetapan harga oleh pabrik pengolah kertas. Dengan tetapnya harga kertas bekas maka harga yang diterima antara pemungut, pengepul dan produsen akan terdapat selisih harga yang tidak jauh berbeda.

Strategi yang diprioritaskan dalam pemasaran sampah kertas di Kota Medan untuk jangka pendek dan menengah yang dapat diambil dari strategi SWOT diatas adalah:

1. Menggunakan pemasaran langsung ke pengepul besar yang terdapat di setiap kecamatan di Kota Medan.

2. Penetapan harga oleh pabrik pengolah kertas bekas agar di setiap pengepul mempunyai harga yang sama.

3. Pengepul memenuhi transportasi agar jarak pengambilan kertas bekas tidak jauh dan cuaca tidak menghambat pengambilan kertas bekas.


(52)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Jenis sampah kertas yang dikumpulkan dan dijual oleh masyarakat di Kota Medan adalah kardus, HVS, koran, buku tulis dan dupleks. Nilai ekonomi (NE) yang didapatkan oleh kelompok pemungut yaitu Rp. 10.538.300,- per tahun per responden; NE yang didapatkan kelompok pengepul kecil yaitu Rp. 124.215.000,- per tahun per responden dan NE yang didapatkan kelompok pengepul besar yaitu Rp. 1.034.312.500,- per tahun per responden. 2. Alur penjualan kertas bekas di Kota Medan yang memberikan nilai ekonomi

dan keuntungan yang tinggi yaitu pemungut langsung menjual kertas bekas kepada pengepul besar.

3. Kontribusi pendapatan yang didapatkan oleh kelompok pemungut dari pengumpulan dan penjualan kertas bekas yaitu 31,05 %; kelompok pengepul kecil yaitu 36,26 % dan kelompok pengepul besar yaitu 45,40 % terhadap pendapatan total per bulan per responden.

Saran

1. Pengumpul kertas bekas sebaiknya membuat asosiasi (perkumpulan) agar dapat mengumpulkan kertas bekas menurut jenisnya dan mendapatkan harga yang tinggi.

2. Pemerintah sebaiknya memberikan transportasi untuk kelompok pemungut kertas bekas agar kegiatan pengumpulan berjalan dengan lancar, sehingga tumpukan sampah berkurang di Kota Medan.


(53)

DAFTAR PUSTAKA

Affandi, O., dan Patana, P. 2002. Laporan Kegiatan Identifikasi Lingkungan Sosial Di Kawasan Hutan dan Sekitarnya (Studi Kawasan Cagar Alam Dolok Sibual-buali Kec. Sipirok, Tapanuli Selatan). Kerjasama Pusat Studi Wanita-Lembaga Penelitian Universitas Sumatera Utara dan Dinas Kehutanan Propinsi Sumatera Utara. Medan

Aisyah, L. S. 2011. Proses Deinking Kertas Salut Bekas Secara Enzimatis

Menggunakan α-Amilase, Selulase Dan Lipase. Bandung.

[Diakses: 28-04-2012]

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta. Jakarta

Badan Penelitian dan Pengembangan Prop-SU. 2009. Kajian Peluang Bisnis Rumah Tangga Dalam Pengelolaan Sampah Perkotaan Melalui Keterlibatan Masyarakat dan Swasta di Medan. Medan.

Badan Pusat Statistik. 2010. Jumlah Penduduk Kota Medan Hasil SP 2010 (Jiwa).

Ichwandi. 1996. Nilai Ekonomi Sumber Daya Hutan dan Lingkungan. Jurusan Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. Bogor. Karo, Y. T. 2009. Pengelolaan Sampah Rumah Tangga di Kelurahan Sidorame

Timur Kecamatan Medan Perjuangan Kota Medan. USU Repository. [Diakses: 13-11-2011]

Pakpahan, H.L. 2010. Manajemen Pengelolaan Sampah dalam Rangka Pencapaian Kota Medan yang Berwawasan Lingkungan. USU Repository. [Diakses: 04-04-2012]

Pemerintah Kota Medan. 2010. Kota Medan. 10 Juni 2012]

Rahayu, M., Kunto K., Suyudi dan Yunus. 2004. Efisiensi Pemasaran Buah Manggis di Kecamatan Lingsar, Lombok Barat. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Nusa Tenggara Barat. NTB

Setyowati, L. 2008. Evaluasi Kinerja Dinas Kebersihan Dalam Pelayanan Persampahan di Kota Medan. USU Repository. [Diakses: 13-11-2011] Sinaga, P. 2008. Kajian Model Pengembangan Usaha di Kalangan Pemulung Bab

IV Propinsi Sumatera Utara. [Diakses: 05-05-2012]


(54)

Lampiran 1. Karakteristik Responden Masyarakat Kota Medan

No NAMA Kelamin Jenis Suku Pendidikan Pekerjaan Keterangan

1

Hj. Ahmad Falid

Lubis Laki-laki Mandailing SD Packing Kertas Pengepul Besar

2 Tjoti Perempuan Tionghoa SD Penampung Sampah Pengepul Besar

3 Ag Ghua n Laki-laki Tionghoa SD Penampung Sampah Pengepul Besar

4 Pak Sinurat Laki-laki

Batak

Toba SMP Penampung Sampah Pengepul Besar

5 Joni Manurung Laki-laki

Batak

Toba SD Penampung Sampah Pengepul Kecil

6 Pak Simarmata Laki-laki

Batak

Toba SMA Penampung Sampah, Peternak Pengepul Kecil

7 Ikson Pasaribu Laki-laki

Batak

Toba SMA Penampung Sampah Pengepul Kecil

8 Sayetmo Laki-laki Pakpak SMA Dinas Kebe rsihan, Pengumpul Sampah Pemungut 9 Bambang Laki-laki Pakpak SD Dinas Kebersihan, Pengumpul Sampah Pemungut 10 Juliana Perempuan Melayu SD Cleaning Service, Pengumpul Sampah Pemungut 11 I. Br. Nainggolan Perempuan

Batak

Toba SD Peternak, Pengumpul Sampah Pemungut

12 Bp. Ganda Turnip Laki-laki

Batak

Toba SMA Peternak, Pengumpul Sampah Pemungut

13 T. Sinurat Laki-laki

Batak

Toba SMA Pedagang, Pengumpul Sampah Pemungut

14 Bp. Johan Siahaan Laki-laki

Batak

Toba SMA Peternak, Pedagang, Pengrajin, Pengumpul Sampah Pemungut 15

Bp. Bindu

Pasaribu Laki-laki

Batak

Toba SD Peternak, Tukang Becak, Pengumpul Sampah Pemungut 16

Bp. Hendrik

Nainggolan Laki-laki

Batak

Toba SD Peternak, Pengumpul Sampah Pemungut

17 Bp. Mei Laki-laki

Batak

Toba SMA

Pedagang, Peternak, Tukang Becak, Pengrajin Keranjang, Pengumpul

Sampah Pemungut

18 Merpen Siburian Laki-laki

Batak

Toba SMA Pedagang, Peternak, Pengumpul Sampah Pemungut 19 Bp. Edi Simbolon Laki-laki

Batak

Toba SMA Peternak, Pengumpul Sampah Pemungut

20

Bp. Endang

Tampubolon Laki-laki

Batak

Toba SMA Peternak, Pengumpul Sampah Pemungut

21 J. Siagian Laki-laki

Batak

Toba SMP Tukang Becak, Pengumpul Sampah Pemungut

22 Bp. Nasution Laki-laki Mandailing SD Peternak, Pengumpul Sampah Pemungut 23 S. Sinurat Laki-laki

Batak

Toba Sarjana (S1) Guru SD, Peternak, Pengumpul Sampah Pemungut 24 E. Simamora Laki-laki

Batak

Toba SD Peternak, Pengumpul Sampah Pemungut

25 Evy Br. Gultom Perempuan Batak

Toba SMA Peternak, Pengumpul Sampah Pemungut

26 P. Pasaribu Laki-laki

Batak

Toba SMA Pedagang, Pengumpul Sampah Pemungut

27 E. Simanjuntak Laki-laki

Batak

Toba SMA Peternak, Kuli Bangunan, Pengumpul Sampah Pemungut 28

Bp. Immanuel

Siagian Laki-laki

Batak

Toba SMA Pedagang, Peternak, Pengumpul Sampah Pemungut 29 Bp. Ronal Sagala Laki-laki

Batak

Toba SMA Pedagang, Peternak, Pengumpul Sampah Pemungut 30 Bp. Sinaga Laki-laki

Batak

Toba SMP Supir Angkot, Pengumpul Sampah Pemungut

31 P. Nadapdap Laki-laki

Batak

Toba SMP Kuli Bangunan, Pengumpul Sampah Pemungut

32 Bp. Siburian Laki-laki

Batak

Toba SMA Pedagang, Pengumpul Sampah Pemungut

33 Jekson Sipayung Laki-laki

Batak


(55)

34 Bp. Situmeang Laki-laki

Batak

Toba SMA Tukang Becak, Pengumpul Sampah Pemungut

Lampiran 2. Jenis Kertas Bekas yang Dikumpulkan oleh Masyarakat Kota Medan

No NAMA Jenis Kertas Bekas yang Dikumpulkan

Kardus HVS Koran Buku Tulis Dupleks

1 Hj. Ahmad Falid Lubis √ √ √ √ √

2 Tjoti √ √ √ √ -

3 Ag Ghua n √ √ √ √ √

4 Pak Sinurat √ √ √ √ √

5 Joni Manurung √ √ √ √ √

6 Pak Simarmata √ √ √ √ √

7 Ikson Pasaribu √ √ - √ √

8 Sayetmo √ - √ √ -

9 Bambang √ √ √ √ √

10 Juliana √ √ - √ -

11 I. Br. Nainggolan √ √ √ √ -

12 Bp. Ganda Turnip √ √ √ √ -

13 T. Sinurat √ √ √ √ -

14 Bp. Johan Siahaan √ √ √ √ -

15 Bp. Bindu Pasaribu √ √ √ √ √

16 Bp. Hendrik Nainggolan √ √ √ √ -

17 Bp. Mei √ √ √ √ √

18 Merpen Siburian √ √ √ √ -

19 Bp. Edi Simbolon √ √ √ √ √

20 Bp. Endang Tampubolon √ - √ √ √

21 J. Siagian √ - √ √ √

22 Bp. Nasution √ √ √ √ √

23 S. Sinurat √ √ √ √ -

24 E. Simamora √ √ √ √ √

25 Evy Br. Gultom √ √ √ √ √

26 P. Pasaribu √ √ √ √ √

27 E. Simanjuntak √ √ √ √ √

28 Bp. Immanuel Siagian √ √ √ √ √

29 Bp. Ronal Sagala √ √ √ √ √

30 Bp. Sinaga √ √ √ √ √

31 P. Nadapdap √ √ √ √ √

32 Bp. Siburian √ √ √ √ √

33 Jekson Sipayung √ √ √ √ √

34 Bp. Situmeang √ √ √ √ √


(56)

Lampiran 3. Perhitungan Nilai Ekonomi Kertas Bekas Kardus di Kota Medan

No NAMA KERTAS KARDUS KETERANGAN

X F TP Harga NE

1 Hj. Ahmad Falid Lubis 18000 10 180000 16950 3051000000 Pengepul Besar

2 Tjoti 1000 10 10000 1600 16000000 Pengepul Besar

3 Ag Ghuan 22500 10 225000 1650 371250000 Pengepul Besar

4 Pak Sinurat 22000 10 220000 1650 363000000 Pengepul Besar

5 Joni Manurung 4500 10 45000 1500 67500000 Pengepul Kecil

6 Pak Simarmata 1500 10 15000 1500 22500000 Pengepul Kecil

7 Ikson Pasaribu 2000 10 20000 1300 26000000 Pengepul Kecil

8 Sayetmo 475 9 4275 1500 6412500 Pemungut

9 Bambang 400 9 3600 1500 5400000 Pemungut

10 Juliana 90 9 810 1500 1215000 Pemungut

11 I. Br. Nainggolan 50 9 450 1500 675000 Pemungut

12 Bp. Ganda Turnip 235 9 2115 1300 2749500 Pemungut

13 T. Sinurat 350 9 3150 1300 4095000 Pemungut

14 Bp. Johan Siahaan 372 9 3348 1300 4352400 Pemungut

15 Bp. Bindu Pasaribu 235 9 2115 1300 2749500 Pemungut

16 Bp. Hendrik Nainggolan 300 9 2700 1500 4050000 Pemungut

17 Bp. Mei 285 9 2565 1500 3847500 Pemungut

18 Merpen Siburian 450 9 4050 1500 6075000 Pemungut

19 Bp. Edi Simbolon 250 9 2250 1500 3375000 Pemungut

20 Bp. Endang Tampubolon 415 9 3735 1500 5602500 Pemungut

21 J. Siagian 400 9 3600 1500 5400000 Pemungut

22 Bp. Nasution 425 9 3825 1500 5737500 Pemungut

23 S. Sinurat 225 9 2025 1500 3037500 Pemungut

24 E. Simamora 350 9 3150 1500 4725000 Pemungut

25 Evy Br. Gultom 275 9 2475 1500 3712500 Pemungut

26 P. Pasaribu 325 9 2925 1500 4387500 Pemungut

27 E. Simanjuntak 365 9 3285 1500 4927500 Pemungut

28 Bp. Immanuel Siagian 335 9 3015 1500 4522500 Pemungut

29 Bp. Ronal Sagala 311 9 2799 1500 4198500 Pemungut

30 Bp. Sinaga 155 9 1395 1700 2371500 Pemungut

31 P. Nadapdap 272 9 2448 1700 4161600 Pemungut

32 Bp. Siburian 325 9 2925 1700 4972500 Pemungut

33 Jekson Sipayung 375 9 3375 1700 5737500 Pemungut

34 Bp. Situmeang 295 9 2655 1700 4513500 Pemungut

Total 4030254000

Total Pengambil

Rata-rata pengambilan 34

Keterangan:

X = Rata-rata jumlah kertas bekas yang diambil (kg) F = Frekuensi pengambilan kertas bekas (bulan) TP = Total pengambilan kertas bekas (kg/tahun)


(57)

Lampiran 4. Perhitungan Nilai Ekonomi Kertas Bekas HVS di Kota Medan

No NAMA KERTAS HVS KETERANGAN

X F TP Harga NE

1 Hj. Ahmad Falid Lubis 18000 10 180000 2350 423000000 Pengepul Besar

2 Tjoti 500 10 5000 1900 9500000 Pengepul Besar

3 Ag Ghuan 15000 10 150000 2200 330000000 Pengepul Besar

4 Pak Sinurat 16500 10 165000 2200 363000000 Pengepul Besar

5 Joni Manurung 3500 10 35000 1900 66500000 Pengepul Kecil

6 Pak Simarmata 875 10 8750 1900 16625000 Pengepul Kecil

7 Ikson Pasaribu 1500 10 15000 1500 22500000 Pengepul Kecil

8 Sayetmo 0 0 0 0 0 Pemungut

9 Bambang 300 9 2700 1900 5130000 Pemungut

10 Juliana 45 9 405 1500 607500 Pemungut

11 I. Br. Nainggolan 23 9 207 1500 310500 Pemungut

12 Bp. Ganda Turnip 25 9 225 1500 337500 Pemungut

13 T. Sinurat 225 9 2025 1500 3037500 Pemungut

14 Bp. Johan Siahaan 315 9 2835 1500 4252500 Pemungut

15 Bp. Bindu Pasaribu 325 9 2925 1500 4387500 Pemungut

16 Bp. Hendrik Nainggolan 123 9 1107 1500 1660500 Pemungut

17 Bp. Mei 245 9 2205 1500 3307500 Pemungut

18 Merpen Siburian 235 9 2115 1500 3172500 Pemungut

19 Bp. Edi Simbolon 243 9 2187 1500 3280500 Pemungut

20 Bp. Endang Tampubolon 0 0 0 0 0 Pemungut

21 J. Siagian 0 0 0 0 0 Pemungut

22 Bp. Nasution 102 9 918 1500 1377000 Pemungut

23 S. Sinurat 325 9 2925 1500 4387500 Pemungut

24 E. Simamora 175 9 1575 1500 2362500 Pemungut

25 Evy Br. Gultom 195 9 1755 1500 2632500 Pemungut

26 P. Pasaribu 200 9 1800 1500 2700000 Pemungut

27 E. Simanjuntak 215 9 1935 1500 2902500 Pemungut

28 Bp. Immanuel Siagian 215 9 1935 1500 2902500 Pemungut

29 Bp. Ronal Sagala 195 9 1755 1500 2632500 Pemungut

30 Bp. Sinaga 265 9 2385 1200 2862000 Pemungut

31 P. Nadapdap 267 9 2403 1200 2883600 Pemungut

32 Bp. Siburian 117 9 1053 1200 1263600 Pemungut

33 Jekson Sipayung 295 9 2655 1200 3186000 Pemungut

34 Bp. Situmeang 216 9 1944 1200 2332800 Pemungut

Total 1295034000

Total Pengambil

Rata-rata pengambilan 31

Keterangan:

X = Rata-rata jumlah kertas bekas yang diambil (kg) F = Frekuensi pengambilan kertas bekas (bulan) TP = Total pengambilan kertas bekas (kg/tahun)


(1)

Lampiran 8. Kontribusi Kertas Bekas Terhadap Pendapatan Responden Per Bulan di Kota Medan

No NAMA

Pendapatan Sampah Kertas/bln

Pendapatan Di Luar Sampah kertas/bln

Pendapatan Total/Bln

Kontribusi Sampah Kertas/Bln (%)

1 Hj. Ahmad Falid Lubis 4315500000 0 4315500000 100

2 Tjoti 37000000 72550000 109550000 33.77

3 Ag Ghuan 125025000 445255000 570280000 21.92

4 Pak Sinurat 131350000 375450000 506800000 25.92

5 Joni Manurung 24950000 64250000 89200000 27.97

6 Pak Simarmata 6414500 11025000 17439500 36.78

7 Ikson Pasaribu 5900000 7500000 13400000 44.03

8 Sayetmo 1609000 1400000 3009000 53.47

9 Bambang 1835000 1850000 3685000 49.79

10 Juliana 319500 1072000 1391500 22.96

11 I. Br. Nainggolan 387500 1925000 2312500 16.75

12 Bp. Ganda Turnip 377000 2025000 2402000 15.69

13 T. Sinurat 869500 2505000 3374500 25.76

14 Bp. Johan Siahaan 1128100 2500000 3628100 31.09

15 Bp. Bindu Pasaribu 1002500 2300000 3302500 30.35

16 Bp. Hendrik Nainggolan 854400 2500000 3354400 25.47

17 Bp. Mei 1108200 2975000 4083200 27.14

18 Merpen Siburian 1236900 3030000 4266900 28.99

19 Bp. Edi Simbolon 1133800 3268000 4401800 25.75

20 Bp. Endang Tampubolon 1120400 2650000 3770400 29.71

21 J. Siagian 1171500 1660000 2831500 41.37

22 Bp. Nasution 1295000 2775000 4070000 31.82

23 S. Sinurat 1189000 4100000 5289000 22.48

24 E. Simamora 1258000 2650000 3908000 32.19

25 Evy Br. Gultom 1152500 2875000 4027500 28.61

26 P. Pasaribu 1227000 2306000 3533000 34.73

27 E. Simanjuntak 1363800 4275000 5638800 24.18

28 Bp. Immanuel Siagian 1265500 3650000 4915500 25.74

29 Bp. Ronal Sagala 1261500 3610000 4871500 25.89

30 Bp. Sinaga 1264600 2275000 3539600 35.72

31 P. Nadapdap 1680500 2250000 3930500 42.75

32 Bp. Siburian 1344700 2725000 4069700 33.04

33 Jekson Sipayung 1813000 2850000 4663000 38.88


(2)

PEMUNGUT KERTAS BEKAS

I. Identitas Responden

1. Nama/Usia :

2. Jenis Kelamin :

3. Suku :

4. Pendidikan :

5. Pekerjaan utama :

6. Pekerjaan sampingan : 7. Jumlah anggota keluarga : II.Daftar Pertanyaan

1. Apa jenis sampah yang Anda kumpulkan?

a. d.

b. e.

c.

2. Alasan mengumpulkan sampah?

3. Apakah kertas bekas tersebut langsung dijual atau dibeda-bedakan terlebih dahulu?

4. Kepada siapa Anda menjual kertas bekas tersebut, kepada pengepul atau langsung kepada produsen (pengolah kertas bekas)?

5. Berapa harga jual masing-masing jenis kertas bekas itu kepada pengepul/produsen?

a. d.

b. e.

c.

6. Berapa harga pasar untuk masing-masing jenis kertas bekas yang Anda ketahui?

a. d.

b. e.

c.

KUISIONER RESPONDEN

PEMUNGUT DAN PENGEPUL KERTAS BEKAS

(

PENILAIAN EKONOMI KERTAS BEKAS

DI KOTA MEDAN)

PENGENALAN TEMPAT

Desa/Kelurahan :

Kecamatan :

Kabupaten/Kota :

Propinsi :


(3)

7. Berapa banyak dalam sebulan Anda dapat mengumpulkan masing-masing jenis kertas bekas tersebut?

a. d.

b. e.

c.

8. Berapa jam dalam satu hari Anda mengumpulkan kertas bekas tersebut dan seberapa jauh dari tempat tinggal Anda?

9. Berapa pendapatan Anda dalam sebulan dari pengumpulan kertas bekas?

10. Berapa pendapatan Anda dalam sebulan di luar pengumpulan kertas bekas? Sebutkan jenis pekerjaannya?

11. Apakah Anda mengetahui ada atau tidak pabrik yang mengolah kertas bekas tersebut?

Ada/Tidak: Dimana:

12. Apakah Anda merasakan manfaat ekonomi dalam pengumpulan kertas bekas? Seperti apa?

III. Permasalahan dan Penyelesaiannya

1. Apa yang menjadi kendala dalam pengumpulan kertas bekas, jelaskan? a.

b. c. d. e

2. Apa solusi yang dilakukan dari permasalahan di atas, jelaskan? a.

b. c. d. e.


(4)

PENGEPUL KERTAS BEKAS I. Identitas Responden

1. Nama/Usia :

2. Jenis Kelamin :

3. Suku :

4. Pendidikan :

5. Pekerjaan utama : 6. Pekerjaan sampingan :

7. Jumlah anggota keluarga :

II.Daftar Pertanyaan

1. Apakah Anda termasuk pengepul kecil atau pengepul besar?

2. Apakah Anda mengumpulkan sendiri atau hanya membeli kertas bekas dari orang lain?

3. Apakah jenis kertas bekas yang Anda beli dan yang Anda kumpulkan jenisnya sama? Jika Ya, kenapa?

Jika tidak, kenapa?

4. Apa jenis kertas bekas yang Anda kumpulkan dan yang Anda Beli?

a. d.

b. e.

c.

5. Alasan Anda mengumpulkan dan membeli kertas bekas?

6. Apakah kertas bekas tersebut langsung dibeli tanpa bedakan atau dibeda-bedakan terlebih dahulu?

7. Kepada siapa Anda menjual kertas bekas tersebut kepada pengepul besar atau langsung kepada produsen (pengolah sampah)?

KUISIONER RESPONDEN

PEMUNGUT DAN PENGEPUL KERTAS BEKAS

(

PENILAIAN EKONOMI KERTAS BEKAS

DI KOTA MEDAN)

PENGENALAN TEMPAT

Desa/Kelurahan :

Kecamatan :

Kabupaten/Kota :

Propinsi :


(5)

8. Berapa harga jual masing-masing jenis kertas bekas itu kepada pengepul/produsen?

a. d.

b. e.

c.

9. Berapa harga pasar untuk masing-masing jenis kertas bekas yang Anda ketahui?

a. d.

b. e.

c.

10. Berapa banyak dalam sebulan Anda dapat mengumpulkan/membeli masing-masing jenis kertas bekas tersebut?

a. d.

b. e.

c.

11.Berapa pendapatan Anda dalam sebulan dari pengumpulan/pembelian kertas bekas tersebut?

12.Berapa pendapatan Anda dalam sebulan di luar pengumpulan/pembelian kertas bekas? Sebutkan jenis pekerjaannya?

13.Apakah Anda mengetahui ada atau tidak pabrik yang mengolah kertas bekas tersebut? Ada/Tidak:

Dimana:

14.Apakah Anda merasakan manfaat ekonomi dalam pengumpulan dan pembelian kertas bekas?

15.Berapa harga jual per jenis kertas di tingkat konsumen?

a. d.

b. e.


(6)

16. Berapa harga jual per jenis sampah kertas di tingkat produsen?

a. d.

b. e.

c.

17. Berapa harga pembelian sampah kertas ditingkat konsumen?

a. d.

b. e.

c.

18. Berapa harga pembelian sampah kertas di tingkat produsen?

a. d.

b. e.

c.

III. Permasalahan dan Penyelesaiannya

1. Apa yang menjadi kendala dalam pengumpulan dan pembelian sampah, jelaskan? a.

b. c. d. e.

2. Apa solusi yang dilakukan dari permasalahan di atas, jelaskan? a.

b. c. d. e.