Respon Pedagang Pakaian Bekas terhadap Larangan Impor Pakaian Bekas di Pasar Melati Kota Medan

(1)

Lampiran 1. Tabel Penskoran

Respon Pedagang Pakaian Bekas Terhadap Larangan Impor Pakaian Bekas di Pasar Melati Kota Medan

NO PERSEPSI JUMLAH SIKAP LAH PARTISIPASI JUMLAH

1 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 24 25 26 27 28 29

1 1 0 1 1 -1 1 1 1 1 1 1 8 -1 0 -1 0 0 0 0 -1 -1 -1 -1 -1 -7 -1 0 -1 0 -2

2 1 1 -1 -1 -1 -1 1 -1 -1 -1 -1 -10 -1 -1 -1 0 -1 0 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -10 -1 0 -1 -1 -3

3 1 0 -1 -1 -1 -1 1 -1 -1 -1 -1 -10 -1 -1 -1 0 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -11 -1 0 -1 0 -3

4 1 1 -1 -1 0 -1 -1 0 -1 -1 0 -6 -1 -1 -1 0 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -11 -1 0 -1 -1 -3

5 1 1 1 1 1 1 -1 -1 1 1 1 7 -1 0 -1 0 0 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -9 -1 -1 -1 0 -3

6 1 1 -1 1 1 -1 -1 1 -1 -1 0 0 -1 -1 -1 -1 -1 -1 0 -1 -1 -1 -1 1 -11 -1 -1 -1 -1 -4

7 1 1 0 0 -1 -1 0 0 0 -1 0 -3 -1 0 0 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 0 -1 -9 -1 -1 -1 0 -3

8 1 0 -1 -1 0 -1 0 1 -1 -1 -1 -4 -1 -1 0 1 0 -1 -1 -1 -1 -1 0 -1 -7 -1 -1 -1 -1 -4

9 1 0 0 0 -1 -1 1 0 0 0 0 0 -1 -1 0 -1 -1 0 0 -1 -1 -1 0 -1 -8 -1 0 -1 0 -2

10 1 0 1 -1 -1 -1 1 1 1 1 1 5 -1 -1 0 -1 -1 0 -1 -1 -1 0 0 1 -6 -1 0 -1 -1 -3

11 1 1 0 0 -1 1 0 -1 0 0 0 -1 -1 -1 -1 -1 -1 0 -1 -1 -1 0 -1 1 -8 -1 0 -1 0 -2

12 1 1 -1 -1 -1 -1 1 -1 -1 -1 -1 -7 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 0 -1 1 -9 -1 0 -1 -1 -3

13 1 1 0 1 -1 -1 0 1 1 0 0 1 -1 -1 0 1 0 -1 -1 -1 -1 0 -1 1 -5 -1 -1 -1 0 -3

14 1 1 -1 -1 0 -1 0 0 -1 0 -1 -5 -1 -1 0 -1 -1 -1 -1 -1 -1 0 -1 -1 -10 -1 -1 -1 0 -3

15 1 1 1 -1 -1 -1 1 1 1 1 1 3 -1 0 -1 0 1 -1 -1 -1 -1 0 0 -1 -6 -1 -1 -1 0 -3

16 1 1 0 -1 -1 -1 0 0 0 0 -1 -4 -1 -1 -1 0 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -11 -1 -1 -1 -1 -4

17 1 0 1 0 -1 -1 1 1 1 1 1 5 -1 -1 -1 0 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -11 -1 0 -1 0 -2

18 1 0 0 0 -1 -1 0 0 0 0 0 -1 -1 0 0 0 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -9 -1 0 -1 -1 -3

19 1 1 -1 1 0 -1 1 0 0 0 0 0 -1 -1 0 1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -9 -1 0 -1 -1 -3

20 1 0 0 0 0 -1 1 0 0 0 0 1 -1 0 0 0 1 0 0 -1 -1 0 0 -1 -3 -1 0 -1 0 -2

21 1 1 -1 -1 -1 -1 1 0 0 0 0 -3 -1 0 -1 0 -1 0 -1 -1 -1 0 -1 -1 -8 -1 -1 -1 -1 -4

22 1 1 -1 -1 -1 -1 1 -1 -1 -1 -1 -7 -1 -1 -1 0 0 0 -1 -1 -1 0 -1 1 -6 -1 -1 -1 -1 -4

23 1 1 0 -1 -1 -1 -1 -1 0 1 0 -4 -1 -1 0 0 -1 0 -1 -1 -1 0 -1 1 -6 -1 -1 -1 -1 -4

24 1 1 0 0 0 -1 1 0 0 0 -1 -1 -1 -1 -1 0 -1 0 -1 -1 -1 0 -1 1 -7 -1 -1 -1 -1 -4

25 1 1 0 -1 -1 -1 1 0 0 0 0 -2 -1 -1 -1 0 -1 -1 -1 -1 -1 0 -1 1 -8 -1 0 -1 -1 -3

26 1 0 0 0 -1 -1 1 1 0 0 0 1 -1 0 0 -1 -1 -1 -1 -1 0 -1 1 -7 -1 0 -1 -1 -3

27 1 1 0 0 0 -1 1 0 1 0 0 1 -1 -1 -1 1 -1 -1 -1 -1 -1 0 -1 1 -7 -1 0 -1 -1 -3

28 1 1 1 0 -1 -1 0 -1 -1 -1 -1 -3 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 0 -1 -1 -11 -1 0 -1 -1 -3

29 1 1 0 0 -1 -1 1 0 0 0 1 2 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -12 -1 -1 -1 -1 -4

30 1 0 -1 1 -1 -1 1 0 0 0 0 0 -1 -1 -1 -1 -1 0 -1 -1 -1 -1 -1 1 -9 -1 -1 -1 -1 -4

31 1 1 0 0 -1 -1 1 1 1 1 0 4 -1 -1 -1 -1 -1 0 -1 -1 -1 0 -1 -1 -10 -1 -1 -1 -1 -4

32 1 0 0 -1 -1 -1 1 0 0 0 -1 -1 -1 -1 0 -1 -1 0 -1 -1 -1 0 0 -1 -8 -1 -1 1 -1 -3

33 1 1 1 1 0 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -2 -1 0 -1 -1 0 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -10 -1 -1 -1 -1 -4


(2)

36 1 1 1 1 0 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -2 -1 -1 0 -1 -1 0 -1 -1 -1 0 -1 -1 -9 -1 -1 -1 -1 -4

37 1 1 1 1 0 -1 -1 0 -1 -1 -1 -1 -1 -1 0 0 -1 0 -1 -1 -1 -1 -1 1 -9 -1 -1 -1 -1 -4

38 1 0 0 1 0 -1 -1 0 -1 -1 -1 -3 -1 -1 0 0 -1 0 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -9 -1 -1 -1 -1 -4

39 1 0 0 0 0 -1 0 0 -1 -1 -1 -3 -1 -1 -1 -1 -1 0 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -11 -1 -1 -1 -1 -4

40 1 0 0 0 0 -1 -1 0 -1 -1 -1 -4 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -12 -1 -1 -1 -1 -4

Total Jumlah Responden -51 350 -137

Total Kategori 440 480 160


(3)

DAFTAR PERTANYAAN KUESIONER

Respon Pedagang Pakaian Bekas Terhadap Larangan Impor Pakaian Bekas di Pasar Melati Kota Medan

No.Urut Responden : Petunjuk Pengisian :

- Mohon dengan hormat bantuan dan kesediaan saudara/i untuk menjawab seluruh

pertanyaan.

- Pilihlah dan berikan tanda silang (X) pada jawaban yang paling sesuai menurut saudara/i.

- Isilah titik-titik dengan baik dan benar sesuai dengan jawaban saudara/i.

- Mohon semua pertanyaan diisi dengan jujur, benar, dan tidak ada yang terlewatkan.

- Atas kesediaan saudara/I dalam membantu peneliti mengisi kuesioner, peneliti

mengucapkan terimakasih.

A.KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN

1. Nama :

2. Umur :

3. Jenis kelamin :

4. Agama :

a. Islam

b. Katolik

c. Protestan

d. Hindu

5. Jenis dagangan :

a. Kaos/Kemeja b. Jacket/Sweater c. Celana d. Tas/Sepatu e. Aksesoris f. Topi

g. Lainnya, sebutkan ………

6. Berapa lama anda sudah berjualan………. Tahun


(4)

B. PERSEPSI PEDAGANG PAKAIAN BEKASTERHADAP LARANGAN IMPOR PAKAIAN BEKAS DI PASAR MELATI KOTA MEDAN

1. Apakah anda mengetahui tentang kebijakan larangan impor pakaian bekas?

a. Mengetahui

b. Kurang mengetahui c. Tidak mengetahui

2. Jika ya, darimana anda mengetahui kebijakan larangan impor pakaian bekas tersebut? a. Pemerintah

b. Media cetak atau Elektronik

c. Lainnya, sebutnya ………

3. Apakah anda mengetahui Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor

51/M-DAG/PER/7/2015 tentang larangan impor pakaian bekas sudah ditetapkan? a. Mengetahui

b. Kurang mengetahui c. Tidak mengetahui

4. Apakah anda mengetahui landasan hukum dari kebijakan larangan impor pakaian

bekas?

a. Mengetahui

b. Kurang mengetahui c. Tidak mengetahui

5. Apakah anda mengetahui sosialisasi tentang kebijakan larangan impor pakaian bekas? a. Mengetahui

b. Kurang mengetahui c. Tidak mengetahui

6. Apakah anda pernah mengetahui sosialisasi tentang kebijakan larangan impor pakaian bekas?

a. Mengetahui b. Tidak mengetahui c. Tidak mengetahui


(5)

7. Apakah anda mengetahui kebijakan larangan impor pakaian bekas berpengaruh terhadap anda?

a. Mengetahui b. Tidak mengetahui c. Kurang mengetahui

8. Apakah anda mengetahui pengaruh larangan impor pakaian bekas terhadap aktifitas perdagangan di pasar melati?

a. Mengetahui

b. Kurang mengetahui c. Tidak mengetahui

9. Apakah anda mengetahui penyebab adanya kebijakan larangan impor pakaian bekas?

a. Mengetahui

b. Kurang mengetahui c. Tidak mengetahui

10.Apakah anda mengetahui peran kebijakan pemerintah mengenai larangan impor pakaian

bekas?

a. Mengetahui

b. Kurang mengetahui c. Tidak mengetahui

11.Apakah anda mengetahui tujuan ditetapkannya kebijakan larangan impor pakaian bekas?

a. Mengetahui

b. Kurang mengetahui c. Tidak mengetahui

12.Apakah anda mengetahui manfaat dari kebijakan larangan impor pakaian bekas? a. Mengetahui

b. Kurang mengetahui c. Tidak mengetahui


(6)

C.SIKAP PEDAGANG PAKAIAN BEKAS TERHADAP KEBIJAKAN LARANGAN IMPOR PAKAIAN BEKAS DI PASAR MELATI KOTA MEDAN

13.Apakah anda setuju dengan kebijakan pemerintah untuk menetapkan kebijakan larangan pakaian bekas impor?

a. Setuju

b. Kurang setuju c. Tidak setuju

14.Apakah anda setuju, kebijakan larangan impor pakaian bekas saat ini sudah tepat? a.Setuju

b. Kurang setuju c. Tidak setuju

15.Apakah anda setuju kebijakan larangan impor pakaian bekas sudah terprogram dengan baik?

a. Setuju

b. Kurang setuju c. Tidak setuju

16.Apakah anda setuju kebijakan larangan impor pakaian bekas ditetapkan untuk meningkatkan sektor-sektor lain seperti, industri tekstil lokal ?

a. Setuju

b. Kurang setuju c. Tidak setuju

17.Apakah anda setujuu kebijakan larangan impor pakaian bekas sudah sesuai dengan kondisi ekonomi anda ?

a. Setuju

b. Kurang setuju c. Tidak setuju

18.Apakah terjadi dampak signifikan terhadap perekonomian anda sebagai pedagang dengan adanya kebijakan larangan impor pakaian bekas ?

a. Berdampak

b. Kurang Berdampak c. Tidak berdampak


(7)

19.Apakah kebijakan larangan impor pakaian bekas berdampak buruk pada psikologis anda sebagai pedagang ?

a. Berdampak

b. Kurang Berdampak c. Tidakberdampak

20.Apakah kebijakan larangan impor pakaian bekas berdampak pada modal usaha anda?

a. Berdampak

b. Kurang berdampak c. Tisak berdampak

21.Apakah dengan adanya kebijakan larangan impor pakaian bekas berdampak pada

pendapatan anda ? a. Berdampak

b. Kurang berdampak c. Tidak berdampak

22.Apakah larangan impor pakaian bekas berdampak pada kenaikan harga dagangan anda ?

a. Berdampak

b. Kurang berdampak c. Tidak berdampak

23.Apakah anda mengganti bahan dagangan anda dengan produk tekstil lokal? a. Ya

b. Tidak

24.Apakah anda setuju dengan kebijakan larangan impor pakaian bekas yang telah dilampirkan oleh pemerintah ?

a. Setuju

b. Kurang setuju c. Tidak setuju

25.Apakah anda setuju dengan adanya upaya menolak kebijakan larangan impor pakaian bekas?

a. Setuju


(8)

c. Tidak setuju

D. PARTISIPASI PEDAGANG PAKAIAN BEKAS TERHADAP LARANGAN IMPOR PAKAIAN BEKAS DI PASAR MELATI KOTA MEDAN

26.Apakah anda mendapat bantuan dari pemerintah terkait kebijakan larangan impor pakaian bekas?

a. Ada b. Tidak tahu c. Tidak ada

27.Bagaimana keikutsertaan anda dalam menjalankan kebijakan larangan impor pakaian bekas?

a. menghentikan penjualan impor pakaian bekas b. Mengurangi jumlah pasokan barang pakaian bekas

c. Tetap berjualan impor pakaian bekas

28. Menurut anda, bagaimana keikutsertaan pedagang pakaian bekas pasar melati terkait kebijakan larangan impor pakaian bekas?

a. Menghentikan penjualan pakaian bekas secara bertahap sampai menemukan usaha yang tepat

b. Tetap berjualan impor pakaian bekas c. Mencari pekerjaan atau aktivitas lainnya

29. Apakah ada pertemuan yang dilakukan sesama pedagang pakaian bekas pasar melati untuk mendukung kebijakan larangan impor pakaian bekas?

a. Ada b. Tidak tahu c. Tidak ada

30.Jika ada, bagaimana dukungan pedagang pakaian bekas pasar melati terhadap kebijakan larangan impor pakaian bekas?

a. Memberikan informasi kepada pedagang akan dampak impor pakaian bekas b. Mengajak para pedagang lainnya untuk berhenti berjualan impor pakaian bekas

untuk mengganti usaha lainnya

c. Membantu pemerintah dalam penegakan kebijakan larangan impor pakaian bekas


(9)

31.Bagaimana saran anda terkait kebijakan larangan impor pakian bekas ?

……… ……… ……… ……… ………


(10)

(11)

(12)

(13)

Lampiran Dokumentasi Penelitian

Gambar 1.1

Salah satu kios pedagang yang memajangkan celana dagangannya

Gambar 1.2


(14)

Gambar 1.3

Seorang pedagang tas dan sepatu beks yang menjaga kiosnya.

Gambar 1.4


(15)

Gambar 1.5

Responden bernama Ryan yang membantu peneliti dalam pengisian kuisoner penelitian.


(16)

Salah satu responden , bernama Elco Fernando yang membantu peneliti dalam pengisian kuisoner penelitian

Gambar 1.5

Pembeli melihat-melihat dan memilih sepatu bekas di salah satu kios Pasar melati

Gambar 1.6


(17)

Gambar 1.7

Penjelasan pedagang terkaiat saran kepada pemerintah tentang kebijakan larangan impor pakaian bekas

Gambar 1.8


(18)

DAFTAR PUSTAKA

Adi, Isbandi Rukminto. 1994. Psikologi Pekerjaan Sosial dan Ilmu Kesejahteraan Sosial:

Dasar-Dasar Pemikiran. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada.

Alwi, Hasan dkk. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi ketiga. Balai Pustaka: Jakarta.

Ahmadi, Abu. 2009. Psikologi Sosial. Jakarta. PT Rineka Cipta.

Bungin, Burhan. 2009. Metodologi Penelitian Kuantitatif (Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan

Publik Serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya). Jakarta. Kencana Prenada Media Group.

Eti wahyuni, iswan kaputra, Rusdiana adi dan Hanif. 2005. Lilitan Masalah Mikro, Kecil,

Menengah (UMKM) dan Kontroversi kebijakan. Bitra indonesia: Medan.

Kurniadi, Tri dan Tangkilisan, hesel Nogi S .2010. Ketertiban Umum dan PKL di DKI Jakarta, Bandung : Alumni.

Mahmud, Dimyati. 1990. Psikologi Suatu Pengantar. Yogyakarta. BPFE Yogyakarta.

Mueller, D.J. 1996. Mengukur Sikap Sosial Pegangan Untuk Peneliti dan Praktisi .Jakarta. Bumi Aksara.

Sarwono, Wirawan Sarlito. 1991. Teori-teori Psikologi Sosial. Jakarta. CV Rajawali.

Siagian, Matias. 2011. Metode Penelitian Sosial (Pedoman Praktis Penelitian Bidang Ilmu-Ilmu

Kesejahteraan Sosial dan Kesehatan). Medan. PT Grasindo Monoratama.

Singarimbun, Masri.1995. Metode Penelititan Survei. LP3S, Jakarta.

Silalahi , Uber. 2009. Metode Penelitian Sosial. Jakarta. PT Refika Aditama.

Sugiharsono,Dalyono Teguh, Eko Suwito dan Harsoyo. 2008. Contextual Teaching and

Learning Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan

Nasional.

Sumodiningrat, Gunawan. 2009. Mewujudkan Kesejahteraan Bangsa (Menanggulangi

Kemiskinan Dengan Prinsip Pemberdayaan Masyarakat). Jakarta: PT. Elex Media

Komputindo.

Suprapto. 2007. Ekonomi Partisipasi. Jakarta. Konrad Adnaeuer Stiftung.

Tanjung, Marolop. 2010 Aspek Sspek Dan Prosedur Ekspor Impor . Jakarta. PT Salemba Empat .


(19)

Sumber lain:

(https://www.academia.edu/6092216/Kebutuhan_primer_merupakan_kebutuhan_pokok_yang_h arus_dipenuhi_setiap_individu) diakses pada 10 Oktober 2015 pukul 19.00

(etd.repository.ugm.ac.id) diakses pada 10 Oktober 2015 pukul 20.00

Badan Pusat Statistik 2008. Diakses pada 12 Oktober 2015 pukul 19.00

(http://inginbisa.com/tips/bagaiman-proses-penyaluran-pakaian-bekas-impor-bisa-sampai-ke-indonesia.html), diakses pada 10 Oktober 2015 pukul 19.30

(http://www.medanbisnisdaily.com/news/arsip/read/2011/10/29/57531/pasar_melati_monza_terb esar_di_lahan_pribadi) diakses pada 15 Oktober 2015 pukul 17.00

(http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/15/02/03/nj70b8-kemendag-pakaian-impor-bekas-ilegal-dijualbelikan) ,diakses pada 20 Oktober 2015 pukul 19.00

(http://bisnis.tempo.co/read/news/2015/02/16/090642972/impor-pakaian-bekas-pengusaha-tekstil-rugi-rp-10-triliun) diakses pada 21 Oktober 2015 pukul 20.00

(http://ditjenkpi.kemendag.go.id/Umum/Setditjen/Buletin%202011/buletin%20kpi%20edisi%20I V%202011.pdf), diakses pada 22 Oktober 2015 pukul 19.00

(http://www.sjdih.depkeu.go.id/fulltext/1982/28~KP~I~82Kep.HTM) diakses pada 22 Oktober 2015 pukul 20.00

(http://www.kemendag.go.id/files/regulasi/2003/04/276_mpp.htm) diakses pada 24 Oktober 2015 pukul 20.00

(http://www.kemendag.go.id/files/regulasi/2015/07/14/52m-dagper72015-id-1438313199.pdf) diakses pada 24 Oktober 2015 pukul 20.00

(

http://www.kompasiana.com/wisnuandangjaya/impor-pakaian-bekas-dalam-problema-ekonomi) diakses pada 24 Oktober 2015 pukul 20.30

(http://kabarmedan.com/pajak-melati-surga-wisata-belanja-medan/). Diakses pada 24 Oktober 2015 21.00


(20)

(www.kemendag.go.id/.../publikasi-majalah-intra-edisi-v-2015). diakses pada 24 Oktober 2015 pukul 22.00

(http://regulasi.kemenperin.go.id/site/peraturan). diakses pada 25 Oktober 2015 pukul 17.00

(http://m.news.viva.co.id/news/read/586781-menggoyang-bisnis-besar-pakaian-bekas-impor/2). diakses pada 26 Oktober pukul 19.00

(http://www.kemendag.go.id/files/pdf/2015/02/27/analisis-peran-lembaga-1425035886.pdf) diakses pada 26 Oktober 2015 pukul 20.00

(http://www.beacukai.go.id/wwwbcgoid/index.html?page=faq/impor.html) diakses pada 26 Oktober 2015 pukul 22.00


(21)

BAB III METODE PENELITIAN

3.1.Tipe Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian

Deskriptif Kuantitatif. Penelitian Kuantitatif adalah definisi pengukuran data kuantitatif dan data

statistik objektif melalui penghitungan ilmiah berasal dari sampel orang-orang atau penduduk

yang diminta menjawab atas sejumlah pertanyaan tentang survei untuk menentukan frekuensi

dan presentasi tanggapan mereka.Penelitian yang dimaksud adalah berusaha menggambarkan

secara menyeluruh tentang bagaimana Respon Pedagang Pakaian Bekas Terhadap Larangan

Impor Pakaian Bekas dengan studi kasus Pasar Melati Kota Medan.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kawasan Pasar Pakaian Bekas Melati. Alasan peneliti

melakukan penelitian di tempat tersebut karena Pasar Melati merupakan pasar pakaian bekas

terbesar di Kota Medan .

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Secara sederhana populasi dapat diartikan sebagai sekumpulan objek, benda, peristiwa

ataupun individu-individu yang akan dikaji dalam suatu penelitian. Berdasarkan pengertian

ini maka dapat dipahami bahwa mengenal populasi termasuk langkah awal dan penting


(22)

Populasi penelitian merupakan keseluruhan (universum) dari objek penelitian yang

dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap, hidup

dan sebagainya, sehingga objek-objek ini dapat menjadi sumber data penelitian (Bungin,

2009 : 99). Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah pedagang pakaian

bekas yang memiliki kios di Pasar Melati berjumlah 400 pedagang.

3.3.2 Sampel

Secara sederhana sampel adalah contoh. Kaitannya dengan penelitian, Roscoe (1998)

mendefinisikan sampel sebagian dari obyek, kejadian atau individu yang terpilih dari

populasi yang akan diambil datanya atau yang akan diteliti. Berdasarkan hal tersebut, dapat

dikemukakan bahwa sampel adalah bagian yang bersifat representatif dari populasi yang

diambil datanya secara langsung. Sampel bukan sekedar bagian dari populasi melainkan,

melainkan bagian yang benar-benar mewakili populasi (Siagian, 2011 : 156). Apabila

jumlah populasi lebih dari 100 maka diambil sampelnya sebesar 10% - 20% dari jumlah

populasi. Berdasarkan ketentuan tersebut maka perhitungan nya adalah 10% x 400 = 40.

Maka sampel yang akan diambil peneliti adalah berjumlah 40 orang.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Memperoleh data yang diperlukan, maka dalam penelitian ini digunakan teknik

pengumpulan data sebagai berikut :

1) Studi kepustakaan, yaitu teknik pengumpulan data atau informasi yang menyangkut

masalah yang akan diteliti melalui penelaah buku, jurnal, surat kabar dan bahan tulisan


(23)

2) Studi lapangan, yaitu pengumpulan data atau informasi melalui kegiatan penelitian

langsung turun ke lokasi penelitian untuk mencari fakta-fakta yang berkaitan dengan

masalah yang diteliti. Instrumen penelitian yang digunakan dalam rangka studi lapangan

dalam penelitian sosial yaitu:

a. Observasi, yaitu pengumpulan data dengan pengamatan langsung terhadap sejumlah

acuan yang berkenaan dengan topic penelitian di lokasi penelitian.

b. Kuesioner, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara menyebar daftar pertanyaan

untuk dijawab atau diisi oleh responden sehingga peneliti memperoleh data dan

informasi yang diperlukan dalam penelitian (Siagian, 2011).

3.5 Teknik Analisis Data

Teknik analisa data pada penelitian ini menggunakan metode deskriptif, yaitu dengan

menjabarkan hasil penelitian. Menganalisa data-data yang diperoleh dari hasil penelitian dengan

mentabulasi data yang didapat melalui keterangan responden, kemudian dicari frekuensi dan

%tasenya untuk disusun dalam bentuk tabel tunggal serta selanjutnya dijelaskan secara naratif

dengan menggunakan skala Likert, untuk mengukur korelasi antar variabel.

Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, persepsi, dan partisipasi seseorang atau

sekelompok orang yang berhubungan dengan suatu hal. Skala ini sering disebut sebagai

summated scale yang berisi sejumlah pernyataan dengan kategori respon. Pertama-tama

ditentukan beberapa alternatif kategori respons atau seri item respons (compiling possible scale

item) yang mengekspresikan luas jangkauan sikap dari ekstrem positif ke ekstrem negatif untuk

di respon oleh responden. Tiap respon dihubungkan dengan nilai skor atau nilai skala untuk

masing-masing pernyataan (Silalahi,2009 : 229). Peneliti membagi item respon tersebut menjadi


(24)

Pemberian skor data kategori persepsi dilakukan mulai dari persepsi negatif menuju

persepsi yang positif, yakni:

a) Skor tidak tahu (negatif) adalah -1

b) Skor kurang tahu (netral) adalah 0

c) Skor tahu (positif) adalah 1

Pemberian skor data kategori sikap dilakukan mulai dari sikap negatif menuju sikap yang

positif, yakni:

a) Skor tidak setuju (negatif) adalah -1

b) Skor kurang setuju (netral) adalah 0

c) Skor setuju (positif) adalah 1

Pemberian skor data kategori partisipasi dilakukan mulai dari partisipasi negatif menuju

partisipasi yang positif, yakni:

a) Skor tidak setuju (negatif) adalah -1

b) Skor kurang setuju (netral) adalah 0

c) Skor setuju (positif) adalah 1

Adapun langkah-langkah analisa data yang dilakukan adalah :

a) Pengkodingan, yaitu mengklasifikasikan jawaban-jawaban menurut jenisnya.

b) Membuat kategori untuk mengklasifikasikan jawaban sehingga mudah untuk

dianalisa serta disimpulkan untuk menjawab masalah yang dikemukakan dalam

penelitian.

c) Tabulasi, yaitu dengan menggunakan table tunggal untuk mengetahui jawaban


(25)

Sebelum menentukan klasifikasi persepsi, sikap, dan partisipasi ditentukanlah interval

kelas sebagai skala pengukuran, yaitu

Interval Kelas (i) = Nilai Tertinggi (H) – Nilai Terendah (L) Banyak Kelas (K)

= 1 – (-1) 3

= 2 3

= 0.66

Maka untuk menentukan kategori persepsi, sikap dan partisipasi adalah positif atau

negatif dengan adanya batasan nilai sebagai berikut:

Respon dengan nilai -1 sampai dengan -0,33 = respon negatif

Respon dengan nilai -0,33 sampai dengan 0,33 = respon netral


(26)

BAB IV

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang peneliti lakukan terletak di Jalan Bunga Sakura Kelurahan

Tanjung Selamat , Kecamatan Medan Tuntungan Kota Medan yang merupakan salah satu

lingkungan dari sembilan lingkungan yang ada di Kelurahan Tanjung Selamat.

Secara geografis, Kelurahan Tanjung Selamat Medan berbatasan dengan:

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Asam Kumbang Kecamatan Medan

Selayang

2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Namo Gajah/ Kemenangan Tani

3. Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Tanjung Sari Kecamatan Medan Selayang

4. Sebelah Barat berbatasan dengan Sungai Belawan Kabupaten Deli Serdang

Kelurahan Tanjung Selamat Kecamatan Medan Tuntungan adalah sebuah kampung kecil

yang terletak di pinggir sungai Belawan Kabupaten Deli Serdang yang sebelumnya tahun

1980 bernama Kampung Tanjung Selamat.

Ada lima faktor Kelurahan Tanjung Selamat mengalami perkembangan :

1.Pada tahun 1980 Kelurahan Tanjung Selamat menjadi bagian dari Pemerinta Kota Medan.

2. Terjadinya pembangunan perumahan seperti Perumahan PEMDA dan POLRI.

3. Adanya Pasar Tradisional Melati.

4. Pelebaran jalan Flamboyan Raya dan Jalan Bunga Sakura Raya.


(27)

4.2 Demografi Lokasi

Pasar Melati berada di Jalan Flamboyan Raya, berdekatan dengan persimpangan menuju

Tanjung Anom. Kawasan ini juga mencakup kawasan Jalan Sakura Raya yang aksesnya bisa

langsung menuju Asam Kumbang, Kampung Lalang dan menuju Binjai. Pasar Melati

memiliki banyak kios-kios penjual pakaian bekas impor atau biasa disebut ‘monza’. Warga Sumatera Utara (Sumut), khususnya Medan, Pasar Melati sudah popular, tapi hanya sebagian

kecil yang tahu bahwa salah satu pasar pakaian bekas terbesar di Sumut ini dibangun di atas

lahan pribadi.

Pasar Melati dikenal sebagai salah satu kawasan penjualan monza terbesar di Medan.

Kawasan Pasar Melati tetap menjadi kawasan yang selalu diincar oleh para „pemburu‟ pakaian kualitas impor berharga miring. Hari Selasa, Jumat dan Minggu hari yang paling tepat berburu

monza di sini. Sebab, hari itu para pedagang berjualan . Segala macam pakaian bekas di jual di

Pasar Melati, mulai dari sepatu bekas, celana bekas, baju bekas, kaos kaki bekas, ikat pinggang

bekas hingga pakaian dalam bekas.

Kualitas barang bekas yang semuanya diimpor tersebut tidak kalah dengan kualitas

barang baru yang dijual di pusat perbelanjaan modern ataupun distro-distro yang menjamur di

Kota Medan. Harga yang terjangkau dan kualitas yang bagus tak heran jika orang dengan

berbagai tingkat ekonomi juga berkunjung ke Pasar Melati .

Pedagang menjual dagangannya mulai pagi hari sampai dengan petang. Aktivitas di Pasar

Melati sangatlah beragam tidak hanya ada pedagang pakaian bekas, melainkan ada pedagang

makanan, dan pedagang yang menjual kebutuhan pokok lainnya. Kondisi ini yang membuat

Pasar Melati menjadi pusat strategis bagi para pedagang. Sistem pengelolaan pasar juga mulai


(28)

retribusi kebersihan pasar, penyediaan lahan parkir yang berguna untuk meningkatkan daya beli

masyarakat. Para pemilik atau pengusaha bal pakaian bekas juga memberikan kemudahan untuk

para pedagang pakaian bekas berupa angsuran bal sehingga para pedagang bisa berjualan tanpa

harus memiliki modal terlebih dahulu dan melunasinya secara bertahap.

4.2.1 Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk adalah jumlah manusia yang bertempat tinggal atau berdomisili pada

suatu wilayah atau daerah dan memiliki mata pencaharian tetap di daerah itu serta tercatat secara

sah berdasarkan peraturan yang berlaku di daerah tersebut. pencatatan atau peng-kategorian

seseorang sebagai penduduk biasanya berdasarkan usia yang telah ditetapkan.Masyarakat

Kelurahan Tanjung Selamat merupakan bagian kecil dari masyarakat Sumut.

Tabel 4.1

Komposisi Penduduk Berdasarkan Lingkungan

Lingkungan Laki- Laki Perempuan Jumlah

I 1297 1462 2759

II 531 882 1413

III 1254 1401 2655

IV 837 835 1672

V 129 137 266

VI 621 771 1392

VII 619 772 1341

VIII 667 761 1428

IX 772 827 1599

Jumlah 6727 7848 14525

Sumber : Data Kependudukan Kelurahan Tanjung Selamat Febriari tahun 2015. 4.2.2 Mata Pencaharian Penduduk

Mata pencarian biasa diartikan sebagai pekerjaan atau pencaharian utama (yg

dikerjakan untuk biaya sehari-hari).Jenis pekerjaan masyarakat di kawasan Kelurahan


(29)

Adapun profesi yang dijalani mereka yaitu sebagai pedagang, pegawai pemerintahan (

pegawai negeri), pegawai swata dan buruh.

Tabel 4.2

Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian Lingkungan PNS Pegawai

Swasta

ABRI POLISI Pedagang Petani Dll Jumlah

I 72 140 12 17 389 98 351 1089

II 38 82 7 11 273 41 295 747

III 63 133 14 21 452 87 280 1050

IV 31 72 6 14 321 48 221 713

V 18 39 3 4 59 17 25 143

VI 42 87 8 56 243 61 199 696

VII 47 91 6 10 221 43 298 716

VIII 38 83 5 13 238 57 321 755

IX 42 92 7 14 242 49 287 733

Jumlah 391 819 68 160 2438 501 2277 6642


(30)

BAB V

ANALISIS DATA

5.1 Pengantar

Bab ini peneliti menyajikan data yang diperoleh dari proses studi kepustakaan, dan studi

lapangan, yaitu obesrvasi dan penyebaran kuisoner. Penelitian ini dilakukan terhadap 40

pedagang pakaian bekas di Pasar Melati Kota Medan.Pembahasan data dalam penelitian

dilakukan dengan membagi dalam dua sub bab agar penelitian tersusun secara sistematis yaitu :

a. Analisis Identitas Responden meliputi, usia, jenis kelamin, agama, jenis dagangan dan

lamanya berdagang.

b. Respon pedagang pakaian bekas terhadap larangan impor pakaian bekas di Pasar Melati Kota

Medan.

5.2 Analisis Identitas Responden

Jumlah responden dalam penilitian ini berjumlah 40 pedagang dengan demikian satu


(31)

Tabel 5.1

Distribusi Responden Berdasarkan Usia

No. Usia Frekuensi Persentase (%)

1. 20-30 15 37

2. 30-40 6 15

3. 40-50 19 48

Jumlah 40 100

Sumber : Data kuisoner 2016

Berdasarkan hasil data pada tabel 5.1 menunjukkan bahwa distribusi responden yang

berusia 40-50 tahun memiliki perdsentase yang paling tinggi yaitu 48 %, kemudian usia 20-30

tahun 37 % dan usia 30-40 tahun sebanyak 15 %. Berdasarkan pengamatan peneliti didalam,

dimana usia tersebut sudah menjadi usia yang matang untuk melakukan aktifitas

perdagangan.Usia 40-50 tahun merupakan usia yang cukup matang dan menjadi keharusan untuk

mencari nafkah untuk kebutuhan hidup keluarga.Hal ini juga menunjukkan aktivitas berjualan


(32)

Tabel 5.2

Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jumlah 40 100

Sumber : Data kuisoner 2016

Berdasarkan hasil data pada tabel 5.2 menunjukkan bahwa distribusi responden yang

berjenis kelamin laki-laki memiliki jumlah yang lebih besar yaitu 63 % dan perempuan sebesar

37 % . Berdasarkan pengamatan peneliti, jenis kelamin laki-laki mendominasi aktifitas

perdagangan di Pasar Melati. Hal ini menunjukkan besarnya peranan laki-laki dalam aktivitas

berjualan impor pakaian bekas.

Tabel 5.3

Distribusi Responden Berdasarkan Agama

No. Agama Frekuensi Persentase (%)

1. Islam 20 50

2. Protestan 16 40

3. Katolik 4 10

4. Hindu 0 0

5. Budha 0 0

Jumlah 40 100

Sumber : Data kuisoner 2016

No. Jenis kelamin Frekuensi Persentase(%)

1. Laki-laki 25 63


(33)

Berdasarkan hasil data pada tabel 5.3 menunjukkan bahwa distribusi responden yang

beragama Islam memiliki jumlah 50 %, 40 % Protestan dan Katholik sebanyak 10 %.

Berdasarkan pengamatan peneliti. Dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti dilapang

terlihat bahwa tidak ada persaingan dan perseteruan yang terjadi dikalangan pedagan akibat

adanya perbedaan agama, dan responden yang beragama Kristen Katolik dalam hal ini adalah

agama yang dikategorikan minoritas dari table diatas mengaku tidak pernah mendapatkan

perlakuan diskriminatif ataupun berbau rasis lainnya yang dilakukan oleh pedagang.

Tabel 5.4

Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Dagangan

No. Jenis dagangan Frekuensi Persentase (%)

1. Kaos/kemeja 16 40

2. Jacket/Sweater 6 15

3. Celana 12 30

4. Tas/sepatu 4 10

5. Lainnya 2 5

Jumlah 40 100

Sumber : Data kuisoner 2016

Berdasarkan hasil data pada tabel 5.4 menunjukkan bahwa distribusi responden yang

menjual jenis dagangan kaos atau kemeja memiliki jumlah yang paling besar 40 %, celana 30 % ,

jacket / sweater , 15 % ,tas / sepatu 10 % dan dagangan lainnya 5 %. Berdasarkan pengamatan

peniliti,kaos / kemeja menjadi dagangan yang mendominasi di Pasar Melati, karena kaos atau


(34)

Tabel 5.5

Distribusi Responden Berdasarkan Lamanya Berjualan

No. Lamanya berjualan Frekuensi Persentase (%)

1. 0 – 5 tahun 19 48

2. 6 – 10 tahun 14 35

3. 11 – 15 tahun 7 17

Jumlah 40 100

Sumber : Data kuisoner 2016

Berdasarkan data pada tabel 5.5, dapat dilihat bahwa responden yang berjualan selama

0-5 tahun adalah 19 responden (48%), kemudian pedagang dengan lama berjualan 06-10 tahun ada

14 responden (35%), lalu pedagang dengan lama berjualan 11-15 tahun sebanyak 7 responden

(17%).

Data tersebut menunjukkan bahwa pedagang pedagang yang berjualan di daerah tersebut

di Dominasi oleh pedagang yang berjualan < 0-5 tahun. Hal ini berarti ketiadaan lapangan

pekerjaan beberapa tahun terakhir, menimbulkan efek semakin maraknya tingkat pelaku pelaku

usaha dengan modal kecil.

5.3 Respon Pedagang Pakaian Bekas Terhadap Larangan Impor Pakaian Bekas di Pasar Melati Kota Medan

Data yang dikumpulkan melalui kuisoner dapat diketahui Respon Pedagang Pakaian Bekas

Terhadap Larangan Impor Pakian Bekas di Pasar Melati, Kelurahan Tanjung Selamat Kota


(35)

5.3.1 Persepsi Responden Terhadap Larangan Impor Pakaian Bekas

Persepsi responden terhadap larangan impor pakaian bekas dapat dilihat melalui hasil data

pada tabel dibawah ini.

Tabel 5.6

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Kebijakan Larangan Impor Pakaian Bekas

No. Kategori Frekuensi Persentase (%)

1. Mengetahui 40 100

2. Kurang Mengetahui 0 0

3. Tidak Mengetahui 0 0

Jumlah 40 100

Sumber : Data kuisoner 2016

Berdasarkan data pada tabel 5.6 , dapat dilihat bahwa responden secara kesuluruhan

mengetahui tentang adanya larangan impor pakaian bekas yaitu sebanyak 40 responden

(100%),Berdasarkan pengamatan peneliti, Hal ini menunjukkan pemerintah telah memberikan

informasi tentang hasil keputusan tentang kebijakan larangan impor pakaian bekas. Peraturan

Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 51/2015 tentang larangan impor pakaian bekas, saat

ini pemerintah sedang menyiapkan peraturan presiden (perpres) agar pakaian bekas asal impor

termasuk daftar yang dilarang diperdagangkan di dalam negeri.


(36)

Distribusi Responden Berdasarkan Sumber Informasi Kebijakan Larangan Impor Pakaian Bekas

Sumber : Data Primer 2015

Berdasarkan data pada tabel 5.7 , dapat dilihat bahwa responden secara kesuluruhan

yaitu sebanyak 40 responden (100%) mengetahui tentang adanya larangan impor pakaian bekas

melalui media cetak atau elektronik. Penyebaran informasi dan wacana terkait larangan impor

pakaian bekas melalui media elektronik menjadi hal yang efektif. Hal ini berarti bahwa media

cetak dan elektronik telah berperan dalam membantu pemerintah dengan menginformasikan

kebijakan larangan impor pakaian bekas , sebagai upaya pemerintah dalam mensosialisasikan

larangan impor pakaian bekas. Pemerintah mulai perlahan namun pasti melakukan pembenahan

pakaian impor bekas. Kementerian Perdagangan hadir menyelesaikan persoalan masyarakat

dengan menunjukkan bahwa pakaian impor bekas penuh dengan bakteri dan tak layak

digunakan.

No. Kategori Frekuensi Persentase (%)

1. Pemerintah 0 0

2. Media cetak / Elektronik 40 100


(37)

Tabel 5.8

Distribusi Responden Berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 51/M-DAG/PER/7/2015

No. Kategori Frekuensi Persentase (%)

1. Mengetahui 8 20

2. Kurang mengetahui 15 37

3. Tidak mengetahui 17 43

Jumlah 40 100

Sumber : Data kuisoner 2016

Berdasarkan data pada tabel 5.8 , dapat dilihat distribusi responden tentang Peraturan

Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 51/M-DAG/PER/7/2015 menunjukkan bahwa

sebanyak 43 % atau 17 responden tidak mengetahui peraturan tersebut, 37 % atau 15 responden

kurang mengetahui,dan 20 % atau 8 responden yang mengetahui peraturan tersebut.Berdasarkan

pengamatan peneliti, hal ini menunjukkan masih minimnya pengetahuan pedagang pakaian

bekas terkait peraturan tersebut.

Tabel 5.9

Distribusi Responden Berdasarkan Landasan Hukum Kebijakan Larangan Impor Pakaian Bekas

No. Kategori Frekuensi Persentase (%)

1. Mengetahui 10 25

2. Kurang mengetahui 19 47

3. Tidak mengetahui 11 28

Jumlah 40 100


(38)

Berdasarkan data pada tabel 5.9 , dapat dilihat distribusi responden tentang landasan

hukum kebijakan larangan impor pakaian bekas yaitu 19 responden atau 47 % pedagang kurang

mengetahui, 11 responden atau 28 % pedagang tidak mengetahui, dan 10 responden atau 25 %

pedagang yang mengetahui landasan hukum kebijakan larangan impor pakaian

bekas.Berdasarkan pengamatan peneliti, kebijakan larangan impor pakaian bekas bukanlah

produk kebijakan baru pemerintah. Sejak 35 tahun lalu pemerintah telah melarang kehadiran

impor pakaian bekas. Melalui Peraturan KEMPERINDAG RI 230/1977 yang direvisi dalam

Peraturan KEMPERINDAG RI 642/2002 tentang tata niaga melarang impor barang gombal

baru. Peraturan ini seperti dilupakan akibat melesunya kondisi perekonomian nasional pasca

krisis 1998. Pengawasan perdangangan mulai mengendur, sementara tuntutan kebutuhan

masyarakat atas barang-barang murah semakin besar. Disinilah awal masuknya produk-produk

ilegal termasuk pakain bekas impor.

Tabel 5.10

Distribusi Responden Berdasarkan Sosialisasi Kebijakan Larangan Impor Pakaian Bekas

No. Kategori Frekuensi Persentase (%)

1. Mengetahui 12 30

2. Kurang mengetahui 15 37

3. Tidak mengetahui 13 33

Jumlah 40 100

Sumber : Data kuisoner 2016

Berdasarkan data pada tabel 5.10 , dapat dilihat distribusi responden tentang sosialisasi

kebijakan larangan impor pakaian bekas, yaitu : 15 responden (37%) menjawab kurang


(39)

menjawab mengetahui.Berdasarkan pengamatan peneliti, sosialisasi kebijakan larangan impor

pakaian bekas hanya dinformasikan melalui media cetak ataupun surat edaran pemerintah kepada

instansi terkait sehingga sosialisasi kebijakan larangan impor pakaian bekas tidak berjalan

dengan maksimal.

Tabel 5.11

Distribusi Responden Berdasarkan Sosialisasi Kebijakan Larangan Impor Pakaian Bekas di Pasar Melati

No. Kategori Frekuensi Persentase

1. Mengetahui 0 0

2. Kurang mengetahui 13 33

3. Tidak mengetahui 27 67

Jumlah 40 100

Sumber : Data kuisoner 2016

Berdasarkan data pada tabel 5.11 , dapat dilihat distribusi responden tentang sosialisasi

kebijakan larangan impor pakaian bekas di Pasar Melati, yaitu : 27 responden (67%) menjawab

tidak pernah, 13 responden (33%) menjawab tidak tahu.Berdasarkan pengamatan peneliti,

pemerintah melalui instansi terkait harus turun ke Pasar Melati yang merupakan pusat dagangan

impor pakaian bekas untuk memberikan sosialisasi kebijakan larangan impor pakaian bekas

kepada masyarakat pedagang pakaian bekas sehingga masyarakat memahami akan hasil

kebijakan tersebut.

Tabel 5.12

Distribusi Responden Berdasarkan Pengaruh Kebijakan Larangan Impor Pakaian Bekas


(40)

1. Mengetahui 40 100

2. Kurang mengetahui 0 0

3. Tidak mengetahui 0 0

Jumlah 40 100

Sumber : Data kuisoner 2016

Berdasarkan data pada tabel 5.12 , dapat dilihat distribusi responden tentang pengaruh

kebijakan larangan impor pakaian bekas seluruh responden menjawab ya. Berdasarkan

pengamatan peneliti ,hal ini menunjukkan,kebijakan larangan impor pakaian bekas berpengaruh

kepada pedagang pakaian bekas. Bisnis perdagangan pakaian bekas ini telah menjadi mata

pencaharian untuk beberapa kelompok orang, mulai dari tukang pikul, penjaga toko, hingga

pemilik kios. Perputaran usaha yang terjadi justru mampu mengangkat problematika ekonomi

lokal tanpa harus menunggu campur tangan pemerintah. Kedua, monza ini bisa menjadi pelumas

ekonomi lokal karena operasionalisasi kawasan ini mampu menggerakkan roda ekonomi

kota Medan. Pemerintah daerah bisa mendapatkan pendapatan melalui retribusi yang pada

gilirannya dapat digunakan untuk membangun daerah.

Tabel 5.13

Distribusi Responden Berdasarkan Pengaruh Aktivitas Kebijakan Larangan Impor Pakaian Bekas di Pasar Melati


(41)

1. Mengetahui 22 55

2. Kurang mengetahui 10 25

3. Tidak mengetahui 8 20

Jumlah 40 100

Sumber : Data kuisoner 2016

Berdasarkan data pada tabel 5.13 , dapat dilihat distribusi responden tentang pengaruh

aktivitas kebijakan larangan impor pakaian bekas di Pasar Melati sebanyak 22 responden (55%)

menjawab mengetahui,10 responden (25%) menjawab kurang mengetahui, dan 8 responden

(20%) menjawab tidak mengetahui. Berdasarkan pengamatan peneliti, hal ini menunjukkan

adanya perubahan kondisi aktivitas jual-beli di Pasar Melati.Pengaruh aktivitas perdagangan ini

juga menjadi dampak bagi pedagang pakaian bekas terhadap jumlah pendapatan dan pengeluaran

pedagang impor pakaian bekas.

Tabel 5.14

Distribusi Responden Berdasarkan Penyebab Kebijakan Larangan Impor Pakaian Bekas

No. Kategori Frekuensi Persentase

1. Mengetahui 10 25

2. Kurang mengetahui 8 20

3. Tidak mengetahui 22 55

Jumlah 40 100

Sumber : Data kuisoner 2016

Berdasarkan data pada tabel 5.14, sebanyak 22 responden (55%) menjawab tidak

mengetahui penyebab larangan impor pakaian bekas , dan sebanyak 10 responden (25%)

menjawab mengetahui penyebab kebijakan larangan impor pakaian bekas,dan 8 responden


(42)

yang didapat menunjukkan bahwa sebagaian besar pedagang tidak mengetahui tentang penyebab

kebijakan larangan impor pakaian bekas yang dilakukan oleh pemerintah.

Sosialisasi yang kurang mendetail mengenai penyebab kebijakan larangan impor pakaian

bekas membuat pedagang pakaian bekas menimbulkan asumsi-asumsi negatif. Hal ini dapat

memicu ketidakpercayaan mereka terhadap pemerintah.

Tabel 5.15

Distribusi Responden Berdasarkan Peran Kebijakan Larangan Impor Pakaian Bekas

No. Kategori Frekuensi Persentase

1. Mengetahui 7 17

2. Kurang mengetahui 16 40

3. Tidak mengetahui 8 18

Jumlah 40 100

Sumber : Data kuisoner 2016

Berdasarkan hasil dari tabel 5.12 terlihat bahwa distribusi responden yang mengetahui

peran kebiijakan larangan impor pakian bekas sebanyak sebanyak 16 responden (40%)

menjawab kurang mengetahui,8 responden (18%) menjawab tidak mengetahui , dan 7 responden

(17%) menjawab mengetahui peran kebijakan larangan impor pakaian bekas. Hal ini berarti

masih banyak pedagang yang belum mengetahui akan pentingnya peran kebijakan larangan

impor pakaian bekas.

Kebijakan larangan impor pakaian bekas merupakan kebijakan yang harus penuh

pertimbangan, maka seharusnya pemerintah mengkaji ulang terkait larangan impor pakaian

bekas, sehingga keputusan tersebut bisa dijalankan secara keseluruhan oleh masyarakat.


(43)

Distribusi Responden Berdasarkan Tujuan Kebijakan Larangan Impor Pakaian Bekas

No. Kategori Frekuensi Persentase

1. Mengetahui 5 13

2. Kurang mengetahui 17 42

3. Tidak mengetahui 18 45

Jumlah 40 100

Sumber : Data kuisoner 2016

Berdasarkan data pada tabel 5.16 , dapat dilihat distribusi responden tentang tujuan

kebijakan larangan impor pakaian bekas bahwa mayoritas pedagang yaitu 18 responden (45%)

menyatakan tidak mengetahui tentang tujuan dari kebijakan larangan impor pakaian bekas. 17

responden (42%) Kurang mengetahui berarti tidak mengetahui secara rinci tujuan yang

dicanangkan pemerintah akan kebijakan larangan impor pakaian bekas. Hal ini disebabkan oleh

tidak lengkapnya informasi yang beredar dikalangan pedagang akibat dari pola sosialisasi yang

tidak jelas. Sementara itu sebanyak 5 responden (13%) menjawab tahu tujuan kebijakan larangan

impor pakaian bekas. Pakaian bekas impor merupakan bagian dari dan konsumsi sandang

masyarakat Indonesia, oleh sebab itu segala hal yang menyangkut kebijakan larangan impor

pakaian bekas disosialisasikan dengan baik, jelas dan tepat agar dapat di terima oleh semua

pihak yang terkena dampaknya.

Tabel 5.17

Distribusi Responden Berdasarkan Manfaat Kebijakan Larangan Impor Pakaian Bekas

No. Kategori Frekuensi Persentase

1. Mengetahui 6 15

2. Kurang mengetahui 14 35


(44)

Jumlah 40 100 Sumber : Data kuisoner 2016

Berdasarkan data pada tabel 5.17 , dapat dilihat distribusi responden tentang manfaat

kebijakan larangan impor pakaian bekas yaitu sebanyak 20 responden (50%) menjawab tidak

mengetahui 14 responden (35%) menjawab kurang mengetahui dan 6 responden (15%)

menjawab mengetahui. Berdasarkan pengamatan peneliti seseorang yang mengetahui manfaat

suatu program akan cenderung untuk lebih merespon positif kebijakan tersebut. Tujuan suatu

kebijakan biasanya sejalan dengan kepentingan khalayak ramai. Dengan tercapainya tujuan maka

dapat dirasakan manfaatnya.Tujuan bisa diartikan sebagai suatu yang ingin dicapai, serta

manfaat ialah apa yang berguna bagi seseorang.Hal ini, menunjukkan bahwasanya pedagang

pakaian bekas tidak mengetahui akan manfaat dari kebijakan larangan impor pakaian bekas.

5.3.2 Sikap Responden Terhadap Larangan Impor Pakaian Bekas

Sikap responden terhadap larangan impor pakaian bekas dapat dilihat melalui hasil data

pada tabel dibawah ini :

Tabel 5.18

Distribusi Responden Berdasarkan Kelayakan Pemerintah dalam Menetapkan Kebijakan Larangan Impor Pakaian Bekas

No. Kategori Frekuensi Persentase

1. Setuju 0 0

2. Kurang setuju 0 0

3. Tidak setuju 40 100

Jumlah 40 100


(45)

Berdasarkan data pada tabel 5.18, dapat dilihat distribusi responden yang menyatakan

kebijakan larangan impor pakaian bekas tidak layak untuk ditetapkan adalah keseluruhan

responden 40 responden (100%). Berdasarkan pengamatan peneliti, hal ini disebabkan kebijakan

larangan impor pakaian bekas tersebut dapat mempengaruhi kondisi ekonomi pedagang pakaian

bekas di Pasar melati. Kebijakan larangan impor pakaian bekas ini juga memicu terjadinya

pengurangan jumlah pekerja maupun aktivitas ekonomi lainnya yang ikut merasakan dampak

tersebut. Larangan impor pakaian bekas tidak hanya akan merugikan para pedagang, namun juga

para konsumen. Masyarakat pakaian bekas karena harganya murah dan layak pakai. Saat ini

kondisi ekonomi masyarakat tengah terpuruk, dan masih banyak yang di bawah garis

kemiskinan.

Tabel 5.19

Distribusi Responden Berdasarkan Tepatnya Kebijakan Larangan Impor Pakaian Bekas

No. Kategori Frekuensi Persentase

1. Setuju 0 0

2. Kurang setuju 8 20

3. Tidak setuju 32 80

Jumlah 40 100

Sumber : Data kuisoner 2016

Berdasarkan data pada tabel 5.19, dapat dilihat distribusi responden bahwa sebanyak 32

responden (80%) menjawab bahwa keputusan pemerintah menetapkan kebijakan larangan impor


(46)

berkembang pada saat ini. Hal ini membuktikan bahwa pemerintahan Jokowi hanya

mengutamakan kepentingan kelompok dan pengusaha pendukungnya ketimbang rakyat.

Sementara sikap lainnya yaitu sebanyak 8 responden (20%) menyatakan kurang setuju akan

kebijakan pemerintah menetapkan kebijakan larangan impor pakaian bekas.

Tabel 5.20

Distribusi Responden Berdasarkan Program Kebijakan Larangan Impor Pakaian Bekas

No. Kategori Frekuensi Persentase

1. Setuju 0 0

2. Kurang setuju 19 47

3. Tidak setuju 21 53

Jumlah 40 100

Sumber : Data kuisoner 2016

Berdasarkan data pada tabel 5.20, dapat dilihat distribusi responden tentang program

kebijakan larangan impor pakaian bekas menunjukkan sebanyak 21 responden (53%) menjawab

tidak setuju, dan 19 responden (47%) menjawab kurang setuju. Berdasarkan pengamatan

peneliti,hal ini menunjukkan program kebijakan larangan impor pakaian bekas memiliki dampak

negatif bagi pedagang pakaian bekas dan sisanya pedagang kurang mengetahui akan program

dari kebijakan larangan impor pakaian bekas.

Tabel 5.21

Distribusi Responden Berdasarkan Peningkatan Sektor-Sektor Industri Tekstil Lokal

No. Kategori Frekuensi Persentase

1. Setuju 4 10


(47)

3. Tidak setuju 18 45

Jumlah 40 100

Sumber : Data kuisoner 2016

Berdasarkan data pada tabel 5.21, dapat dilihat distribusi responden terkait peningkatan

sektor-sektor industri tekstil lokal sebanyak 18 responden menjawab tidak setuju (45%), 18

responden (45%) menjawab kurang setuju, dan 4 responden (10%) menjawab setuju.Berdasarkan

pengamatan peneliti, hal ini menunjukkan tidak adanya perubahan yang signifikan jika kebijakan

larangan impor pakaian bekas dijadikan sebagai alasan untuk meningakatkan sektor–sektor industri lokal. untuk meningkatkan pangsa pasar produk lokal, daya beli masyarakat harus

ditingkatkan. Jika daya beli meningkat, masyarakat akan membeli produk yang lebih baik.

Selanjutnya, pemerintah harus meningkatkan rasa cinta produk dalam negeri. meminta agar

pemerintah berpartisipasi aktif dalam beberapa kerja sama internasional. Hal itu dinilai mampu

meningkatkan daya jual industri tekstil lokal negeri. Selain itu, industri tekstil dapat diuntungkan

dalam perolehan bahan baku.

Tabel 5.22

Distribusi Responden Berdasarkan Kondisi Ekonomi Pedagang Pakaian Bekas

No. Kategori Frekuensi Persentase

1. Setuju 2 5

2. Kurang setuju 5 12

3. Tidak setuju 33 83

Jumlah 40 100


(48)

Berdasarkan data pada tabel 5.21, dapat dilihat distribusi responden terkait kondisi

ekonomi pedagang pakaian bekas sebanyak 33 responden (83%) menjawab tidak sesuai, 5

responden (12%) menjawab kurang sesuai, dan 2 responden (5%) menjawab sesuai .Berdasarkan

pengamatan peneliti, hal ini menunjukkan bahwa keputusan pemerintah terkait kebijakan

larangan impor pakaian bekas memberikan efek bagi para perekonomian pedagang pakaian

bekas.perekonomiannya yaitu sebanyak 33 responden (83%). Kebijakan ini mengacu kearah

yang negatif bagi pedagang salah satunya adalah memberhentikan pekerja . Pedagang pakaian

bekas mersakan dampak ekonomi atas kebijakan larangan impor pakaian bekas,karena ini

merupakan mata pencaharian utama bagi para pedagang untuk membiayai kebutuhan keluarga.

Tabel 5.23

Distribusi Responden Berdasarkan Dampak Signifikan Kebijakan Larangan Impor Pakaian Bekas

No. Kategori Frekuensi Persentase

1. Berdampak 20 50

2. Kurang berdampak 20 50

3. Tidak berdampak 0 0

Jumlah 40 100

Sumber : Data kuisoner 2016

Berdasarkan data pada tabel 5.23, dapat dilihat distribusi responden terkait dampak

signifikan kebijakan larangan impor pakaian bekas, yaitu : sebanyak 20 responden (50%)

menjawab berdampak dan 20 responden (50%) menjawab kurang berdampak .Berdasarkan

pengamatan peniliti, hal ini menunjukkan terjadinya perubahan pada aktivitas perdagangan di


(49)

pasokan barang, berkurangnya jumlah pembeli atau konsumen, meningkatnya harga

barang.Dampak yang dirasakan pedagang impor pakaian bekas ini tidak bisa ditanggulangi

pemerintah. Pemerintah harusnya melakukan pengkajian ulang terkait kebijakan larangan impor

pakaian bekas seperti,memberikan bantuan modal ataupun aktivitas lain untuk menjaga stabilitas

ekonomi para pedagang impor pakaian bekas.

Tabel 5.24

Distribusi Responden Berdasarkan Dampak Psikologis Pedagang Terhadap Kebijakan Larangan Impor Pakaian Bekas

No. Kategori Frekuensi Persentase

1. Berdampak 36 90

2. Kurang berdampak 4 10

3. Tidak berdampak 0 0

Jumlah 40 100

Sumber : Data kuisoner 2016

Berdasarkan data pada tabel 5.24, dapat dilihat distribusi responden terkait dampak

psikologis pedagang terhadap kebijakan larangan impor pakaian bekas, yaitu : sebanyak 36

responden (90%) menjawab berdampak dan 4 responden (10%) menjawab kurang berdampak.

Berdasarkan pengamatan peneliti, hal ini menunjukkan perubahan pada pribadi pedagang

pakaian bekas karena berbagai pertimbangan, aktivitas berjualan ini merupakan sumber


(50)

kebutuhan hidup. Secara psikologis para pedagang mengalami kecemasan atas kebijakan yang

ditetapkan oleh pemerintah dan ketidakpastian akan pekerjaan atau aktivitas usaha lainnya.

Tabel 5.25

Distribusi Responden Berdasarkan Kenaikan Modal Usaha Dengan Adanya Kebijakan Larangan Impor Pakaian Bekas

No. Kategori Frekuensi Persentase

1. Berdampak 40 100

2. Kurang berdampak 0 0

3. Tidak berdampak 0 0

Jumlah 40 100

Sumber : Data kuisoner 2016

Berdasarkan data pada tabel 5.25, dapat dilihat distribusi responden terkait kenaikan

modal usaha dengan adanya kebijakan larangan impor pakaian bekas bahwa kebijakan ini

berdampak terhadap modal pedagang pakaian bekas yaitu sebanyak 40 responden (100%)

menjawab berdampak. Kondisi ini disebabkan sulitnya mendapatkan barang dan berkurangnya

pasokan pakaian bekas sehingga terjadi kenaikan harga pasokan impor pakaian bekas.

Akibatnya modal usaha pedagang pakaian bekas juga ikut naik dan berdampak pada penjualan


(51)

oleh masyarakat pedagang harus mempertimbangkan harga penjualan dengan modal dan juga

biaya lainnya seperti sewa kios, biaya gaji para pekerja.

Tabel 5.26

Distribusi Responden Berdasarkan Penurunan Pendapatan Dengan Adanya Kebijakan Larangan Impor Pakaian Bekas

No. Kategori Frekuensi Persentase

1. Berdampak 0 0

2. Kurang berdampak 0 0

3. Tidak berdampak 40 100

Jumlah 40 100

Sumber : Data kuisoner 2016

Berdasarkan data pada tabel 5.26 distribusi responden terkait penurunan pendapatan

dengan adanya kebijakan larangan impor pakaian bekas menunjukkan bahwa seluruh responden

menjawab ya mengalami dampak penurunan pendapatan. Berdasarkan pengamatan peneliti, para

pedagang pakaian bekas sulit menjual dagangan dengan harga yang tinggi dikarenakan daya beli

konsumen yang cukup rendah sehingga pedagang menjual dengan untung yang relatif minim


(52)

tarif sewa kios. Kebijakan Kementerian Perdagangan yang melarang penjualan pakaian

impor bekas membuat omset pedagang pakaian impor bekas di kawasan pasar melati Kota

Medan menurun. Hal ini pemerintah harus bijak dalam membuat bentuk kebijakan yang tidak

merugikan para pedagang pakaian bekas. Penurunan pendapatan para pedagang juga memiliki

dampak bagi para pekerja atau penjaga kios yaitu pengurangan jumlah pekrja dan pemberhentian

pekerja akan dampak kebijakan tersebut.

Tabel 5.27

Distribusi Responden Berdasarkan Kenaikan Harga Dagangan Dengan Adanya Kebijakan Larangan Impor Pakaian Bekas

No. Kategori Frekuensi Persentase

1. Berdampak 22 55

2. Kurang berdampak 18 45

3. Tidak berdampak 0 0

Jumlah 40 100

Sumber : Data kuisoner 2016

Berdasarkan hasil data pada tabel 5.27, menunjukkan bahwa sebanyak 18 responden

(55%) menjawab berdampak dan memilih untuk menaikkan harga dagangan mereka disebabkan

dari naiknya modal usaha mereka. Para pedagang sebenarnya memilih untuk bertahan dan tidak

ingin menaikkan harga, namun kondisi barang dan jasa dipasar terus menerus naik, maka tidak

ada pilihan bagi pedagang selain untuk menaikkan harga. Sisanya sebanyak 18 responden (45%)

menjawab kurang berdampak dan memilih untuk tidak menaikkan harga Bagi para pedagang


(53)

kondisi sulit ekonomi saat ini. Kenaikan harga pakaian ini tentu dilakukan oleh sebagian

pedagang untuk mendapatkan keuntungan sesuai dengan adanya kenaikan modal barang.

Tabel 5.28

Distribusi Responden Mengganti Bahan Dagangan Dengan Produk Tekstil

No. Kategori Frekuensi Persentase

1. Setuju 0 0

2. Tidak setuju 40 100

3. Tidak tahu 0 0

Jumlah 40 100

Sumber : Data kuisoner 2016

Berdasarkan data pada tabel 5.28, dapat dilihat distribusi responden terkait mengganti

bahan dagangan dengan produk tekstil lokal secara keseluruhan responden menjawab tidak.

Berdasarkan pengamatan peneliti, hal ini menunjukkan bahawa pedagang tidak ingin mengganti

barang dagangannya sebab pakaian bekas sudah menjadi mata pencaharian para pedagang selain

harganya yang terjangkau oleh konsumen bahkan jauh lebih murah , kualitas yang baik,

modenya yang variatif. Jika ingin bertahan, industri garmen lokal harus memiliki spesialisasi

produk dan kualitas yang lebih baik daripada pakaian impor.Prinsip ini menjadi salah satu


(54)

pasar dunia.Industri tekstil dan produk tekstil (menjadi salah satu sektor industri yang

mendapatkan kerugian karena adanya perdagangan impor pakaian bekas ini.

Tabel 5.29

Distribusi Responden Berdasarkan Penerimaan Kebijakan Larangan Impor Pakaian bekas Dengan Alasan Yang Telah Dilampirkan Pemerintah

No. Kategori Frekuensi Persentase

1. Setuju 0 0

2. Kurang seetuju 8 20

3. Tidak setuju 32 80

Jumlah 40 100

Sumber : Data kuisoner 2016

Berdasarkan data pada tabel 5.29, dapat dilihat distribusi responden terkait penerimaan

kebijakan larangan impor pakaian bekas dengan alasan yang telah dilampirkan pemerintah, 32

responden (80%) menjawab tidak menerima , 8 responden (20%) menjawab kurang menerima.

Berdasarkan pengamatan peneliti, pedagang pakaian bekas merasa keberatan dengan hasil

kebijakan larangan impor pakaian bekas, seharusnya pemerintah melakukan pertimbangan

terlebih dahulu sebab pemerintah harusnya memikirkan nasib orang yang tidak berkecukupan


(55)

(Kemendag) mengeluarkan larangan penjualan impor baju-baju bekas dari luar negeri.

Pelarangan impor baju bekas diatur dalam Undang-Undang Nomor 7 tahun 2014 tentang

Perdagangan Impor Barang pelarangan tersebut keluar setalah pemerintah melakukan penelitian

dan uji mikrobiologi pada akhir Desember 2014 lalu. Hasilnya, ditemukan bahwa semua pakaian

yang dijadikan sampel mengandung bakteri dan jamur yang dapat menyebabkan gatal-gatal,

bisul, jerawat, bisul, hingga infeksi kelamin.

Tabel 5.30

Distribusi Responden Berdasarkan Upaya Penolakan Kebijakan Larangan Impor Pakaian Bekas

No. Kategori Frekuensi Persentase

1. Setuju 26 65

2. Kurang setuju 0 0

3. Tidak setuju 14 35

Jumlah 40 100

Sumber : Data kuisoner 2016

Berdasarkan data pada tabel 5.30, dapat dilihat distribusi responden terkait upaya

penolakan kebijakan larangan impor pakaian bekas sebanyak 26 responden (65%) menjawab

ada dan 14 responden (35%) menjawab tidak ada .Berdasarkan pengamatan peneliti, penolakan

kebijakan larangan impor pakaian bekas ini menjadi upaya pedagang pakaian bekas untuk

mempertahankan sumber nafkah bagi pedagang juga mencari solusi atas kebijakan larangan


(56)

pemahaman pedagang akan kebijakan larangan impor pakaian bekas. Pelaksanakan upaya

penolakan ini juga berguna untuk memberikan respon balasan kepada pemerintah bahwa

pedagang pakaian bekas tidak setuju dengan kebijakan larangan impor pakaian bekas.

Pelaksanaan ini bisa berupa aksi demonstrasi atau kegiatan lainnya yang menuntut kebijakan

larangan impor pakaian bekas untuk dicabut.

5.3.3 Partisipasi Responden Terhadap Larangan Impor Pakaian Bekas

Partisipasi responden terhadap larangan impor pakaian bekas dapat dilihat melalui hasil

data pada tabel dibawah ini

Tabel 5.31

Distribusi Responden Berdasarkan Bantuan Pemerintah Kepada Pedagang Tekait Kebijakan Larangan Impor Pakaian Bekas

No. Kategori Frekuensi Persentase

1. Ada 0 0

2. Tidak ada 40 100

3. Tidak tahu 0 0

Jumlah 40 100

Sumber : Data kuisoner 2016

Berdasarkan data pada tabel 5.31, dapat dilihat distribusi responden terkait bantuan

pemerintah kepada pedagang terkait kebijakan larangan impor pakaian bekas secara keseluruhan

pedagang menjawab tidak. Berdasarkan pengamatan peneliti pemerintah harus mempersiapkan

lapangan kerja baru atau hal lain yang bisa membantu pedagang pakaian bekas karena aktivitas

impor pakaian bekas telah menghasilkan kegiatan ekonomi yang menyerap tak sedikit tenaga


(57)

larangan impor pakaian bekas ini . Pemerintah harus memberikan bantuan dan memberikan

solusi yang tepat kepada para pedagang pakaian bekas sehingga para pedagang secara

keseluruhan menjalankan kebijakan larangan impor pakaian bekas .

Tabel 5.32

Distribusi Responden Berdasarkan Keikutsertaan Dalam Menjalankan Kebijakan Larangan Impor Bakaian Bekas

No. Kategori Frekuensi Persentase

1. Menghentikan penjualan 0 0

2. Mengurangi penjualan 16 40

3. Tetap berjualan 24 60

Jumlah 40 100

Sumber : Data kuisoner 2016

Berdasarkan data pada tabel 5.30 , dapat dilihat distribusi responden terkait keikutsertaan

pedagang dalam menjalankan kebijakan larangan impor pakaian bekas, yaitu : sebanyak 24

responden (60%) menjawab tetap berjualan dan sebanyak 16 responden (40%) menjawab

mengurangi penjualan impor pakaian bekas. Berdasarkan pengamatan peneliti pedagang masih

tetap berjualan walaupun pemerintah sudah menetapkan kebijakan larangan impor pakaian


(58)

jenis dagangannya atau mencari pekerjaan lain, pedagang berharap pemerintah harus

menemukan solusi yang tepat juga memberikan bantuan kepada para pedagang pakaian bekas

agar semua permasalahan dapat selesaikan.Minimnya peran para pedagang akan kebijakan

larangan impor pakaian bekas ini karena tidak adanya usaha atau aktivitas lain yang bisa

dilakukan dan belum siapnya para pedagang untuk meninggalkan aktivitas impor pakaian bekas.

Tabel 5.33

Distribusi Responden Berdasarkan Keikutsertaan Pedagang Pasar Melati Dalam Menjalankan Kebijakan Larangan Impor Bakaian Bekas

No. Kategori Frekuensi Persentase

1. Menghentikan penjualan 0 0

2. Tetap berjualan 38 95

3. Mencari pekerjaan atau aktivitas lainnya

2 5

Jumlah 40 100

Sumber : Data kuisoner 2016

Berdasarkan data pada tabel 5.31, dapat dilihat distribusi responden terkait keikutsertaan

pedagang pasar melati dalam menjalankan kebijakan larangan impor pakaian bekas, yaitu :

sebanyak 38 responden (95%) menjawab tetap berjualan dan 2 responden (5%) menjawab


(59)

pakaian bekas di Pasar Melati akan tetap berjualan pakaian bekas karena ini merupakan sumber

mata pencaharian para pedagang pakaian bekas, bukan hanya itu saja pedagang lainnya juga

merasakan akan dampak kebijakan larangan impor pakaian bekas ini seperti pedagang makanan

ataupun minuman yang berada di Pasar Melati. Pedagang akan tetap berjualan impor pakaian

bekas sampai adanya solusi yang tepat atau pengganti usaha impor pakaian bekas. Impor pakaian

bekas ini tidak hanya melibatkan para pedagang pakaian bekas melainkan seluruh pedagang yang

ada di Pasar Melati mulai dari pedagang makanan,penjaga parkir, dan pedagang lainnya.

Tabel 5.34

Distribusi Responden Berdasarkan Pertemuan Yang Dilakukan Pedagang Pakaian Bekas Pasar Melati Untuk Mendukung Kebijakan Larangan Impor Bakaian Bekas

No. Kategori Frekuensi Persentase

1. Ada 0 0

2. Tidak tahu 11 27

3. Tidak ada 29 73

Jumlah 40 100

Sumber : Data kuisoner 2016

Berdasarkan data pada tabel 5.34, dapat dilihat distribusi responden terkait pertemuan

yang dilakukan pedagang pakaian bekas pasar melati untuk mendukung kebijakan larangan

impor pakaian bekas , yaitu : sebanyak 29 responden (73%) menjawab tidak ada dan 11

responden (27%) menjawab tidak tahu. Berdasarkan pengamatan peneliti, hal ini menunjukkan

bahwa para pedagang tidak sepakat dengan adanya kebijakan larangan impor pakaian bekas dan


(60)

bekas. Seharusnya, pemerintah melakukan pertemuan khusus atau melakukan diskusi dengan

pedagang pakaian bekas untuk membahas solusi yang tepat dan adil.

5.4 Analisis Data Kuantitatif Terhadap Larangan Impor Pakaian Bekas di Pasar Melati Kota Medan

Setelah hasil respon pedagang pakaian bekas terhadap kebijakan larangan impor pakaian

bekas telah dianalisis dari kuesioner yang telah dibagikan, maka pada bagian ini variabel yang

sama akan dianalisis secara kuantitatif melalui pemberian skor dengan menggunakan skala likert.

Pemberian skor data dilakukan mulai dari respon negatif, respon netral, dan respon positif, yakni

:

1. Skor Tidak Tahu (negatif) adalah -1

2. Skor Kurang Tahu (netral) adalah 0

3. Skor Tahu (positif) adalah 1

Hasil respon pedagang pakaian bekas terhadap larangan impor pakaian bekas , dilakukan

melalui pemberian skor berdasarkan pengetahuan, persepsi, sikap dan partisipasi. Jawaban

responden yang telah dianalisis, kemudian dapat diklasifikasikan apakah persepsi, sikap, dan

partisipasinya positif atau negatif dengan menentukan interval kelas seperti terlihat pada uraian

di bawah ini:


(61)

Negatif Netral Positif

-1 -0,66 -0,33 0 0,33 0,66 1

Maka untuk menentukan kategori responden positif, respon netral atau respon negatif dapat

dilihat dengan adanya nilai batasan sebagai berikut:

1. Respon dengan nilai -1 sampai dengan -0,33 = respon negatif

2. Respon dengan nilai -0,33 sampai dengan 0,33 = respon netral

3. Respon dengan nilai 0,33 sampai dengan 1 = respon positif

5.4.1 Persepsi Pedagang Pakaian Bekas Terhadap Larangan Impor Pakaian Bekas

Pemberian skor variabel persepsi terhadap larangan impor Pakaian bekas ini merupakan

variabel awal dalam mengukur respon. Hasil skor variabel persepsi (V1) merupakan hasil

rata-rata V1 = Σ skor variabel : (hasil jumlah sub variabel dikali jumlah responden). Jumlah sub variabel persepsi ada 12 sub variabel (lihat lampiran). Sehingga rata-rata V1 = Σ skor variabel : (11 x 40).

Untuk mengetahui apakah persepsi pedagang pakaian terhadap larangan impor pakaian

bekas termasuk persepsi negatif , persepsi netral dan persepsi positif, maka dilakukan analisa

dengan memberikan skor -1 pada respon negatif, skor 0 untuk respon netral dan skor 1 untuk

respon positif, lalu dibagi dengan jumlah total responden. Hasil akhir dapat dilihat apakah

persepsi negatif, netral atau positif dengan batasan nilai pada skala likert.


(62)

= -51 : 440

= -0,12

Keterangan :

Σ skor variabel persepsi = -0,12 Jumlah sub variabel persepsi = 11

Jumlah responden = 40

Hasil skor variabel Persepsi (V1) = -0,12

(Persepsi negatif yaitu -0,12 karena berada diantara -1 sampai -0,33)

5.4.2 Sikap Pedagang Pakaian Bekas Terhadap Larangan Impor Pakaian Bekas

Pemberian skor variabel sikap pedagang pakaian bekas terhadap larangan impor pakaian

bekas ini merupakan variabel kedua dalam mengukur respon. Hasil skor variabel sikap (V2)

merupakan hasil rata-rata V2 = Σ skor variabel : (hasil jumlah sub variabel dikali jumlah responden). Jumlah sub variabel sikap ada 10 sub variabel (lihat lampiran). Sehingga rata-rata

V2 = Σ skor variabel : (10 x 30).

Mengetahui apakah sikap pedagang pakaian bekas terhadap larangan impor pakaian bekas

ini termasuk respon negatif, respon netral dan respon positif, maka dilakukan analisa dengan

memberikan skor -1 pada sikap negatif, skor 0 untuk sikap netral dan skor 1 untuk sikap positif,

lalu dibagi dengan jumlah total responden. Hasil akhir dapat dilihat apakah sikap negatif, netral

atau positif dengan batasan nilai pada skala likert.

= -350 : ( 12 x 40)

= -350 : 480


(1)

4) Kepada almarhum ayah saya Drs.Anwar Nasution yang menjadi inspirasi saya dalam menjalani kehidupan,menghadapi segala masalah,kami rindu sosok ayah yang tak tergantikan oleh siapapun, kepada ibunda tercinta ibu Chairani yang membesarkan saya , terima kasih untuk segala kasih sayang, pengorbanan, yang diberikan,semoga kami menjadi anak yang berbakti dan bisa membahagiakan-mu.

5) Kepada keluarga saya kak Dhira dan bang Abal, semoga menjadi keluarga yang Sakinah Mawaddah Wa Rahmah dan bahagia dalam menempuh hidup baru.Kepada adik saya

Marie Muhammad Nasution, sukses buat studi Antropologi-nya,dan semangat untuk berproses di HMI FISIP USU.

6) Kepada kawan-kawan sepermainan di Siantar, yang kini sudah sulit berjumpa terima kasih sudah memberikan semangat & pinjaman uang kepada penulis, namanya juga udah pada kerja hehe semoga Allah membalas kebaikan kawan-kawan awak ini , Iphad karyawan di kantornya yang suka bingung kalau cuti mau liburan kemana, Arif Ceking mahaguru dan pemburu pakaian bekas branded di pajak parluasan siantar , Dimas alias cengkok sukses ya di negeri orang sambil menjajakan susu daganganmu dan mencapai target penjualan, bes Rangga yang udah jadi karyawan perkebunan di Kalimantan sukses buat karirnya , Reza tentara bocor yang suka galau karena perempuan bukan karna memikirkan keamanan negara, nandha kosong pengusaha parfum terbaik dikelasnya , al ustadz Bakti azzam Nst yang punya motto hidup berdagang sambil berdakwah sungguh mulia perbuatan mu kawan, sayang kalian semua. Semoga masih ada waktu untuk kita bisa berkumpul, bercanda, dan tertawa.

7) Kepada organisasi HMI KOMISARIAT FISIP USU, terima kasih telah memberikan proses belajar, dinamika organisasi, dan segala pengetahuan.


(2)

8) Kepada teman-teman seperjuangan di kepengurusan HMI FISIP USU periode 2014-2015 ,pasca reshuffle Ketua Iil,ucup morrison ,lek fikri, dwi sekum, bung kibo dan bendum Qori makasi ya wak untuk segala masalah yang udah kita lewati, senyum,amarah,air mata dan teman-teman presidium lainnya makasi wak untuk 1 periodesasi yang kita jalani. 9) Kepada Keluarga Besar HMI KOMISARIAT FISIP USU kakanda alumni,senioren,

terima kasih udah memberikan saya motivasi dan saran ketika saat menjadi pengurus,pak dedy 07, bang ojan baik2, abang-abang stambuk 09 bang dudung,bang Joni,bang Rambe,bang Eka,bang Poso.bang Adoel,bang Frengky,kang madhan,bang teguh dan stambuk 10,bang ari ketum,bang yugo,kakanda devi sekum,bang cafry hasibuan,bang ipan dan kabid PTKP awak abangda Muhlis makasi ilmu pergerakan yang udah bang berikan.semoga semangat dan perjuangan rakyat tertindas tidak pernah padam.dan yang lainnya yang tak bisa saya ucapkan satu persatu saya ucapkan terima kasih.

10) Kepada kawan-kawan Pengurus Periode 2015-2016 generasi penerus HMI KOMISARIAT FISIP USU semoga sukses dan membawa perubahan HMI yang lebih baik dan ideal ya adinda.Tanpa gerakan,tidak ada kedukaan,tidak ada kegembiraan,tidak ada emosi.Bahagia HMI,Yakin Usaha Sampai !!!

11) Kepada kawan-kawan seperjuangan di jurusan Ammar Yusuf nasution yang sudah tamat lebih dulu dan bang Fajar ganteng Hasibuan.Sukses buat semua mimpi-mimpi kita

12) Kepada kawan-kawan genosida 2011 thanks ya mak untuk persahabatan yang udah kita ukir selama 4 tahun ini. Bung ojan makasi ya jan udah ngasih tumpangan bagi anak kost yang sedang dilanda krisis keuangan dan kelaparan semoga Allah membalas kebaikan keluarga mu.Mujahid,Sayid kawan awak di kpu fisip usu (pemira yang berakhir rusuh ) hehe ,tembung semangat mak kuliahnya ,umi salamah (langgeng ya mak sama kawan ku


(3)

itu hehe) .Riza (salut liat kau sekarang yang diet) , Tyas ( tetap menjadi nobita ) hehe , Rusmi , bung Arif (kawan pergerakan) , Tio (kalau udah cair masak apa kita yo), Rio, Erlia (ngopi mana ta?), kibo (jagain kawan aku ya wak) haha ,lek sabri , ryan kurnia (atlit lari,lari dari kenyataan haha) iil (macam gak pemain ketua ini) , fikri (metal love sajadah), dwi , ucup , datuk (orang terlanjur kaya ini ahh ), bung doni (sekjend kemangteer nasional) .

13) Kepada para pedagang Pakaian Bekas Pasar Melati terima kasih sudah membantu saya dalam pengisian kuisoner bang agus, kak sherly, bang ryan,bang dhani dan para pemburu-pemburu merk terkenal dan kaos-kaos vintage sukses jualannya,jangan berantam di pajak rezeki udah ada yang ngatur hehe.

14) Kepada Seragreen,terima kasih untuk semua waktu yang sudah kita jalani bersama,Membangun sebuah hubungan itu butuh dua orang yang solid. Yang sama-sama kuat bukan yang saling mengisi kelemahan.karena untuk menjadi kuat adalah tanggung jawab.Bukan tanggung jawab orang lain.

Besar harapan penulis skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya. Dengan penuh kerendahan hati penulis juga menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik dari pembaca yang bersifat membangun kedepannya. Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih.

Medan, Februari 2016

Penulis M FADHLAN NASUTION


(4)

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ………...……...1

1.2 Perumusan Masalah …..………...….9

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1Tujuan Penelitian ………..………...………...…...9

1.3.2 Manfaat Penelitian ………...………...……..9

1.4 Sistematika Penelitian ……….…..9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Respon .………...…………..………... 11

2.2 Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) ....……….……….. 15

2.2.1 Peran UMKM dalam Ekonomi .………...………...… 16

2.2.2 UMKM Di Sektor Perdagangan .…...………..……… 19

2.3 Pedagang Impor ……...……….. 20

2.4 Kebijakan dan Persyaratan Impor .………...…….. 21

2.5 Larangan Impor Pakaian Bekas .……..……….………. 23

2.6 Kerangka Pemikiran ……..………. 24

2.7 Defenisi Konsep dan Defenisi Operasional …..………. 26

2.7.1 Definisi Konsep ……….. 27

2.7.2 Defenisi Operasional ……...……… 27

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian …………..……….……… 30

3.2 Lokasi Penelitian ……..……….………. 30

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ……….……… 30

3.3.1 Populasi ………...……… 30

3.3.2 Sampel ………...….. 31

3.4 Teknik Pengumpulan Data ……….……… 32


(5)

BAB IV DESKRISI LOKASI PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitiann ……..………..…… 35

4.2 Demografi Lokasi ……….………. 36

4.3 Mata Pencaharian Penduduk …….……….……… 36

4.4 Jumlah Penduduk ……….……….………….……… 37

BAB V ANALISIS DATA 5.1 Pengantar ……….………...…… 39

5.2 Analisis Identitas Responden ……….……… 39

5.3 Respon Pedagang Pakaian Bekas Terhadap Larangan Impor Pakaian Bekas di Pasar Melati Kota Medan ……….………... 44

5.3.1 Persepsi Responden Terhadap Kebijakan Larangan Impor Pakaian Bekas ………...……… 44

5.3.2 Sikap Responden Terhadap Kebijakan Larangan Impor Pakaian Bekas ……….………53 5.3.3 Partisipasi Responden Terhadap Kebijakan Larangan Impor Pakaian Bekas………...………65 5.4 Analisis Data Kuantitatif Respon Pedagang Pakaian Bekas Terhadap Larangan Impor Pakaian Bekas di Kota Medan...69

5.4.1 Persepsi Pedagang Pakaian Bekas Terhadap Larangan Impor Pakaian Bekas….………...71 5.4.2 Sikap Pedagang Pakaian Bekas Terhadap Larangan Impor Pakaian Bekas……….72

5.4.3 Partisipasi Pedagang Pakaian Bekas Terhadap Larangan Impor Pakaian Bekas ...73

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1Kesimpulan ……….……….…75


(6)

DAFTAR PUSTAKA ………..…………78

Daftar Lampiran 1.Tabel tunggal

2.Kuisoner

3.Peraturan Menteri Perdagangan tentang Larangan Impor Pakaian Bekas 4. Surat Pengajuan Skripsi

5. Surat izin Penelitian

6. Surat Balasan Izin Penelitian dari Kelurahan Tanjung Selamat 7. Lembar Kegiatan Bimbingan Skripsi