dengan mengubah-ubah kaliber arteriol aferen, sehingga resistensi terhadap aliran darah melalui pembuluh ini dapat disesuaikan. Sebagai contoh, jika GFR meningkat akibat adanya
peningkatan tekanan arteri, tekanan filtrasi netto dan GFR dapat dikurangi menjadi normal oleh konstriksi arteriol aferen, yang menurunkan aliran darah ke dalam glomerulus.
Penyesuaian lokal ini menurunkan tekanan darah glomerulus dan GFR ketingkat normal. Sebaliknya, apabila GFR turun akibat penurunan tekanan arteri, tekanan glomerulus dapat
ditingkatkan ke normal melalui vasodilatasi arteriol aferen, yang memungkinkan lebih banyak darah masuk walau gaya yang mendorongnya berkurang. Peningkatan volume darah
glomerulus ini akan meningkatkan tekanan darah glomerulus, yang kemudian memulihkan GFR kembali ke tingkat normal.
5
Mekanisme pasti yang bertangung jawab melaksanakan respons otoregulasi ini masih belum sepenuhnya dipahami. Saat ini, diperkirakan terdapat dua mekanisme intrarenal yang
berperan dalam otoregulasi: 1 mekanisme miogenik, yang berespons terhadap perubahan tekanan di dalam komponen vaskuler nefron, dan 2 mekanisme umpan-balik tubulo-
glomerulus dan kesimbangan glomerulotubular.
2, 5
2.3.1. Mekanisme miogenik
Adalah sifat umum otot polos vaskular. Otot polos vaskular arteriol berkontraksi secara inheren sebagai respons terhadap peregangan yang menyertai peningkatan tekanan di dalam
pembuluh. Dengan demikian, arteriol aferen secara otomatis berkonstriksi sendiri jika teregang karena tekanan arteri meningkat. Respons ini membantu membatasi aliran darah
kedalam glomerulus ke tingkat normal walaupun tekanan arteri meningkat. Sebaliknya, arteriol aferen yang tidak teregang karena tekanan di pembuluh menurun akan secara
Universitas Sumatera Utara
inheren melemas, sehingga aliran darah kedalam glomerulus meningkat walaupun terjadi penurunan tekanan arteri.
5
2.3.2. Mekanisme umpan-balik tubulo-glomerulus dan keseimbangan
Glomerulotubular
Sinyal yang berasal dari tubulus renalis memberi umpan balik untuk member efek terhadap filtrasi glomerulus. Ketika terjadi peningkatan laju aliran filtrat di bagian ascending
ansa henle dan bagian awal tubulus distal, maka fitrasi di glomerulus akan berkurang, dan sebaliknya, penurunan laju filtrat akan meningkatkan GFR. Mekanisme ini disebut sebagai
mekanisme umpan balik tubulo-glomerulus, yang bertujuan untuk mempertahankan aliran ke tubulus distal konstan. Yang berfungsi sebagai sensor perubahan aliran filtrat tersebut adalah
macula densa, dan GFR dipertahankan dengan konstriksi atau dilatasi arteriole afferent. Konstriksi diperantarai oleh thromboxane A2.
2
Sebaliknya, peningkatan GFR menyebabkan peningkatan reabsorbsi zat-zat terlarut, dan diikuti air, terutama di tubulus proksimal, tetapi persentase zat-zat terlarut yang
direabsorbsi konstan. Proses ini disebut sebagai keseimbangan glomerulotubular, ini khususnya untuk Na
+
. Perubahan reabsopsi Na
+
berlangsung dalam beberapa detik setelah perubahan filtrasi, sehingga tidak tampak adanya keterlibatan faktor humoral ekstrarenal. Satu
yang teribat adalah tekanan onkotik di dalam kapiler peritubular. Ketika GFR meningkat, terjadi peningkatan tekanan onkotik plasma yang relatif besar sewaktu mencapai arteriole
efferent dan cabang-cabang kapilernya, yang hal ini akan meningkatkan reabsorpsi Na
+
dari tubulus.
2
Universitas Sumatera Utara
2.4. Kontrol Simpatis Ekstrinsik GFR