Efektifitas Sikat Gigi Konvensional Dan Sikat Gigi Khusus Ortodonti Terhadap Penurunan Indeks Plak Pemakai Fixed Orthodontic Pada Mahasiswa FKG USU

(1)

EFEKTIFITAS SIKAT GIGI KONVENSIONAL DAN SIKAT GIGI

KHUSUS ORTODONTI TERHADAP PENURUNAN INDEKS

PLAK PEMAKAI FIXED ORTHODONTIC

PADA MAHASISWA FKG USU

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

Oleh :

WIRNA SUKMAWATY NIM : 06060085

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2010


(2)

Fakultas Kedokteran Gigi

Departemen Ilmu Kesehatan Gigi Masyarakat Tahun 2010

Wirna Sukmawaty

Efektifitas sikat gigi konvensional dan sikat gigi khusus ortodonti terhadap penurunan indeks plak pemakai fixed orthodontic pada mahasiswa FKG USU

x + 30 halaman

Pemakai fixed orthodontic dianjurkan untuk memakai sikat gigi desain khusus untuk membantu penyingkiran plak disekitar bracket. Namun, masih banyak pemakai fixed orthodontic yang menggunakan sikat gigi konvensional. Prosedur oral hygiene yang tepat sangat penting bagi pasien yang memakai fixed orthodontic. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat apakah ada perbedaan penurunan indeks plak antara sikat gigi konvensional dan sikat gigi khusus ortodonti pada pemakai fixed orthodontic, serta mengetahui besarnya skor rata-rata indeks plak baik sebelum maupun sesudah menyikat gigi. Indeks plak yang digunakan adalah Patient Hygiene Performance (PHP) index oleh Podshadley dan Haley yang dimodifikasi.

Rancangan penelitian yang digunakan adalah Analytic Experimental Pretest and Posttest Design. Sampel pada penelitian ini adalah Mahasiswa FKG USU Angkatan 2006-2009 sebanyak 80 orang. Penelitian dilakukan di FKG USU.

Hasil analisis statistik uji-t memperlihatkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna (p<0.05) penurunan indeks plak pada pemakai fixed orthodontic yaitu 2,96 untuk sikat gigi khusus dan 2,07 sikat gigi konvensional. Dapat disimpulkan bahwa


(3)

sikat gigi khusus memiliki peranan yang lebih baik dalam menurunkan indeks plak dari pada sikat gigi konvensional dimana nilai rata-rata penurunan indeks plak sikat gigi khusus lebih besar dari pada sikat gigi konvensional.


(4)

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan tim penguji skripsi

Medan, 5 November 2010

Pembimbing : Tanda tangan

Simson Damanik, drg., M.Kes ... NIP : 19501013 198203 1 001


(5)

TIM PENGUJI SKRIPSI

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan tim penguji pada tanggal 5 November 2010

TIM PENGUJI

KETUA : 1. Prof. Lina Natamiharja, drg., SKM ANGGOTA : 2. Rika Mayasari Alamsyah, drg., M.Kes

3. Simson Damanik, drg., M.Kes


(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, serta shalawat dan salam kepada Rasulullah SAW sehingga skripsi yang berjudul ”Efektifitas sikat gigi konvensional dan sikat gigi khusus ortodonti terhadap penurunan indeks plak pemakai fixed orthodontic pada mahasiswa FKG USU”, selesai disusun untuk memenuhi kewajiban penulis sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran Gigi.

Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Nazruddin, drg., C.Ort., Ph.D., Sp.Ort selaku Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

2. Simson Damanik, drg., M.Kes selaku Ketua Departemen Ilmu Kesehatan Gigi Masyarakat Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara, sekaligus dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingan, saran dan petunjuk dalam penulisan skripsi ini.

3. Zulkarnain., drg., M.Kes selaku pembimbing akademik penulis.

4. Seluruh staf pengajar dan pegawai Departemen Ilmu Kesehatan Gigi Masyarakat Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan saran, masukan dan semangat dalam penyelesaian skripsi ini.

5. Prof. Dr. Sutomo Kasiman, Sp.Pd., Sp.JP(K) selaku Ketua komisi etik penelitian bidang kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

6. Drs. Abdul Jalil A. A, M.Kes selaku Pembantu Dekan I FKM USU atas bimbingan dalam analisis statistik hasil penelitian.


(7)

7. Keluarga tersayang, penulis persembahkan kepada Ayahanda Awiruddin, Ibunda Aice Putri dan Kakanda Wince Dwison, Wiwik Yuni Vinche, Wira Widya Putri atas segala perhatian, dukungan moril dan materil, motivasi, harapan dan doa, serta cinta dan kasih sayang yang melimpah.

8. Teman-teman penulis yang selalu mengisi hari-hari penulis dengan semangat dan kecerian Eka, Ratih, Tia, Nadia, Tari, Tiwi, Ulfa, Noni, Nanda, Mona, Josevina, Nila, dan seluruh teman-teman mahasiswa FKG Angkatan 2006-2009.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini karena keterbatasan ilmu pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki penulis. Untuk itu, semua saran dan kritik akan menjadi sumbangan dan masukan yang sangat berharga bagi kualitas skripsi ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat yang berguna bagi ilmu pengetahuan, khususnya bidang kedokteran gigi.

Medan, 5 November 2010 Penulis,

(Wirna Sukmawaty) NIM : 060600085


(8)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PERSETUJUAN

HALAMAN TIM PENGUJI SKRIPSI

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

1.5 Hipotesa Penelitian ... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1 Pentingnya Menjaga Oral Hygiene Pada Perawatan Ortodonti 5 2.1.1 Kontrol Plak ... 6

2.1.1.1 Sikat Gigi Konvensional ... 7

2.1.1.2 Sikat Gigi Khusus Ortodonti ... 9

2.1.2 Metode Menyikat gigi... 10

2.1.3 Waktu dan Frekuensi Menyikat Gigi... 10

2.2 Fixed Orthodontic ... 11

2.3 Plak Gigi ... 13

2.4. Indeks Plak ... 14

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN ... 16

3.1 Jenis Penelitian ... 16

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... 16


(9)

3.4 Definisi Operasional ... 17

3.5 Cara Pengumpulan Data ... 19

3.6 Pengolahan Data ... 21

3.7 Analisis Data ... 21

BAB 4 HASIL PENELITIAN ... 22

4.1 Gambaran Responden Pemakai Fixed Orthodontic... 22

4.2 Indeks Plak Sebelum dan Sesudah Menyikat Gigi... 23

4.3 Penurunan Indeks Plak Sebelum dan Sesudah Menyikat Gigi . 24

BAB 5 PEMBAHASAN ... 25

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 27

6.1 Kesimpulan ... 27

6.2 Saran ... 27

DAFTAR PUSTAKA ... 28 LAMPIRAN


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1 Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin ... 22 2 Distribusi responden berdasarkan lama pemakaian ... 23 3 Hasil uji statistik indeks plak sebelum dan sesudah menyikat gigi ... 23 4 Hasil uji statistik penurunan indeks plak sebelum dan sesudah


(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Sikat gigi konvensional ... 8

2. Sikat gigi khusus ortodonti ... 9

3. Piranti fixed orthodontic ... 13


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Data skor rata-rata indeks plak sebelum dan sesudah menyikat gigi... 31

2. Lembar penjelasan kepada subjek penelitian ... 33

3. Lembar persetujuan setelah penjelasan ... 35

4. Contoh lembar pemeriksaan ... 36

5. Hasil uji analisa SPSS t-test ... 40


(13)

Fakultas Kedokteran Gigi

Departemen Ilmu Kesehatan Gigi Masyarakat Tahun 2010

Wirna Sukmawaty

Efektifitas sikat gigi konvensional dan sikat gigi khusus ortodonti terhadap penurunan indeks plak pemakai fixed orthodontic pada mahasiswa FKG USU

x + 30 halaman

Pemakai fixed orthodontic dianjurkan untuk memakai sikat gigi desain khusus untuk membantu penyingkiran plak disekitar bracket. Namun, masih banyak pemakai fixed orthodontic yang menggunakan sikat gigi konvensional. Prosedur oral hygiene yang tepat sangat penting bagi pasien yang memakai fixed orthodontic. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat apakah ada perbedaan penurunan indeks plak antara sikat gigi konvensional dan sikat gigi khusus ortodonti pada pemakai fixed orthodontic, serta mengetahui besarnya skor rata-rata indeks plak baik sebelum maupun sesudah menyikat gigi. Indeks plak yang digunakan adalah Patient Hygiene Performance (PHP) index oleh Podshadley dan Haley yang dimodifikasi.

Rancangan penelitian yang digunakan adalah Analytic Experimental Pretest and Posttest Design. Sampel pada penelitian ini adalah Mahasiswa FKG USU Angkatan 2006-2009 sebanyak 80 orang. Penelitian dilakukan di FKG USU.

Hasil analisis statistik uji-t memperlihatkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna (p<0.05) penurunan indeks plak pada pemakai fixed orthodontic yaitu 2,96 untuk sikat gigi khusus dan 2,07 sikat gigi konvensional. Dapat disimpulkan bahwa


(14)

sikat gigi khusus memiliki peranan yang lebih baik dalam menurunkan indeks plak dari pada sikat gigi konvensional dimana nilai rata-rata penurunan indeks plak sikat gigi khusus lebih besar dari pada sikat gigi konvensional.


(15)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Fixed orthodontic atau disebut juga dengan pesawat cekat ortodonti merupakan alat ortodonti yang dicekatkan langsung pada gigi. Komponen fixed orthodontic terdiri dari bracket, band, archwire, elastics, o ring dan power chain.1-6

Fixed orthodontic harus didesain agar tidak terjadi akumulasi plak atau menghalangi pembersihannya. Ini akan menjadi masalah pada pasien untuk selalu menjaga kebersihan. Metode oral hygiene yang tepat seharusnya diajarkan dan ditekankan pada pasien saat pemasangan fixed orthodontic.7

Piranti fixed orthodontic memiliki bentuk yang rumit sehingga mempermudah melekatnya plak lebih lama dan dapat meningkatkan resiko karies, gingivitis, dan kemungkinan terjadi penyakit periodontal.7-11 Perawatan ini akan menimbulkan berbagai masalah khususnya dalam memelihara kesehatan gigi dan mulut. Adanya piranti fixed orthodontic yang menempel pada gigi-gigi akan menyulitkan untuk membersihkan gigi sehingga cenderung terjadi penumpukan plak pada gigi disekitar bracket dan sepertiga mahkota gigi pada tepi gingiva.12 Penelitian Basdra, dkk. melihat hampir 50% pasien fixed orthodontic secara klinis dijumpai white spot selama perawatan. White spot ini disebabkan karena larutnya permukaan enamel sehingga terjadi proses demineralisasi karena bakteri yang menghasilkan asam. Demineralisasi tersebut merupakan proses awal karies pada enamel.10,11 Salah satu usaha pencegahan yang dilakukan dalam hubungan plak dengan karies ialah kontrol


(16)

plak. Diantara bermacam-macam kontrol plak, metode yang paling sederhana, aman, dan efektif adalah menyikat gigi. Faktor yang mempengaruhi efektifitas penyikatan gigi dalam penyingkiran plak termasuk di dalamnya adalah tipe sikat gigi.13

Sikat gigi merupakan alat utama dalam melaksanakan kontrol plak secara mekanis.7 Intruksi dokter gigi untuk melakukan prosedur oral hygiene di rumah sangatlah penting terutama dalam pemilihan sikat gigi yang dibutuhkan. Sekarang inovasi dalam bidang ini banyak alternatif bagi dokter gigi, diantaranya adalah sikat gigi elektrik, sikat gigi khusus ortodonti dengan berbagai bentuk, oral irrigator, dental floss, dan sikat gigi interdental. Banyak penelitian telah mengevaluasi untuk membandingkan alat-alat kebersihan mulut ini.14

Pemakai fixed orthodontic dianjurkan untuk memakai sikat gigi desain khusus yaitu baris tengah bulu sikat lebih pendek dibandingkan bulu sikat pada ke dua pinggirnya untuk membantu penyingkiran plak disekitar bracket.15 Jika plak ini tidak dibersihkan akan meningkatkan kerentanan terhadap karies dan infeksi periodontal. Apabila tidak dicegah, oral hygiene yang buruk akan membahayakan dan mengurangi keberhasilan perawatan ortodonti. Diperkirakan diantara 5 - 10 % pasien fixed orthodontic tidak berhasil perawatannya disebabkan karena alasan tersebut.16

Penelitian Wlilliam menunjukkan bahwa pengguna fixed orthodontic yang memakai sikat gigi konvensional kurang bersih dalam menyikat giginya, maka dianjurkan untuk memakai sikat gigi pendamping. Menurut penelitian Shih-Chieh Hsu, dkk. pemakai fixed orthodontic yang menggunakan sikat gigi khusus terlihat tidak ada perbedaan dalam penyingkiran plak dibandingkan dengan sikat gigi konvensional.17,18


(17)

Indeks PHP oleh Podshadley dan Haley yang dimodifikasi adalah indeks plak yang dibuat khusus untuk pemakai fixed orthodontic. Oleh karena itu, pada penelitian ini peneliti menggunakan indeks PHP oleh Podshadley dan Haley yang dimodifikasi.18

Pada saat ini banyak mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara yang menggunakan fixed orthodontic. Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengambil sampel mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara yang menggunakan fixed orthodontic karena dinilai memiliki pengetahuan yang sama dalam menjaga kebersihan dan kesehatan rongga mulutnya.

1.2 Perumusan Masalah

Dari uraian di atas maka timbul permasalahan yang hendak diteliti: apakah terdapat perbedaan penurunan indeks plak antara sikat gigi konvensional dan sikat gigi khusus ortodonti pada pemakai fixed orthodontic.

1.3 Tujuan Penelitian Tujuan umum :

Mengetahui besarnya skor rata-rata indeks plak pada pemakai fixed

orthodontic sebelum maupun sesudah menyikat gigi dengan sikat gigi konvensional

dan sikat gigi khusus ortodonti pada mahasiwa FKG USU. Tujuan khusus:

1. Untuk mengetahui skor rata-rata indeks plak sebelum dan sesudah menyikat gigi dengan sikat gigi konvensional.


(18)

2. Untuk mengetahui skor rata-rata indeks plak sebelum dan sesudah menyikat gigi dengan sikat gigi khusus ortodonti.

3. Untuk mengetahui perbedaan penurunan indeks plak sebelum dan sesudah menyikat gigi dengan sikat gigi konvensional dan sikat gigi khusus ortodonti.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan informasi kepada ahli orthodonti mengenai indeks plak untuk perencanaan program edukasi dan instruksi kesehatan gigi dan mulut ke arah yang lebih baik pada pemakai fixed orthodontic.

1.5 Hipotesis Penelitian

Hipotesis Alpha : ada perbedaan penurunan indeks plak pada pemakai fixed

orthodontic yang menggunakan sikat gigi konvensional dan sikat gigi khusus


(19)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pentingnya Menjaga Oral Hygiene Pada Perawatan Ortodonti.

Fixed orthodontic merupakan perawatan yang membutuhkan waktu yang cukup lama oleh karena itu setiap pasien yang menjalani perawatan ortodonti harus mendapat perhatian yang penting dalam menjaga kebersihan giginya.14 Fixed orthodontic akan mengakibatkan akumulasi plak yang dapat meningkatkan jumlah dari mikroba dan perubahan komposisi dari mikrobial.Retensi plak ini akan beresiko untuk terjadinya lesi white spot maka meningkatkan kerentanan terhadap karies dan infeksi periodontal. Bakteri plak pada gigi merupakan etiologi utama yang menyebabkan gingivitis yang merupakan tahap awal terjadinya kerusakan pada jaringan periodontal.16,23

Pasien ortodonti yang mengalami iritasi oral dan ulser di sekitar bracket, clasp, dan band akan berkurangnya keinginan pasien untuk membersihkan daerah tersebut, karena rasa sakit yang ditimbulkan sehingga akan terjadi akumulasi plak. Metode oral hygiene yang tepat seharusnya diajarkan dan ditekankan pada pasien saat pemasangan fixed orthodontic. Selama perawatan pasien juga dianjurkan untuk memeriksa kondisi periodontalnya agar gejala penyakit periodontal dapat dilihat sedini mungkin.7

Selama perawatan fixed orthodontic perlu dilakukan tindakan pencegahan penumpukan plak sehingga akan didapatkan oral hygiene yang baik. Program oral hygiene ini menjadi tanggung jawab pasien, orang tua, dan dokter gigi. Setiap ahli


(20)

ortodonti atau stafnya harus memotivasi, memberikan instruksi dan bila perlu mengintruksikan kembali pasien untuk melakukan perawatan di rumah, yaitu sebelum, selama, dan sesudah perawatan ortodonti.15

2.1.1 Kontrol Plak

Kontrol plak adalah prosedur yang dilakukan oleh pasien di rumah dengan tujuan untuk :7

1. Menyingkirkan dan mencegah penumpukan plak dan deposit lunak (materi alba dan debris makanan) dari permukaan gigi dan gingiva sekitarnya. Hal ini merupakan tujuan utama kontrol plak. Dengan penyingkiran serta penghambatan penumpukan plak, kontrol plak berarti menghambat pembentukan kalkulus.

2. Menstimulasi atau memasase gingiva sehingga terjadi peningkatan tonus gingiva, keratinisasi permukaan, vaskularisasi gingiva, dan sirkulasi gingiva.

Sampai saat ini kontrol plak masih mengandalkan pada pembersihan secara mekanis. Meskipun telah dikembangkan bahan-bahan kimia yang bersifat antiplak, hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa kontrol plak secara kimiawi hanyalah sebagai penunjang dan bukan pengganti kontrol plak secara mekanis. Karena prosedur kontrol plak dilakukan sendiri oleh pasien di rumah, instruksi kepada pasien untuk melakukan prosedur kontrol plak harus diberikan secara tepat.7

Sikat gigi merupakan alat utama dalam melaksanakan kontrol plak secara mekanis. Sikat gigi yang digunakan untuk program kontrol plak biasanya berupa sikat gigi manual yang konvensional.22 Namun, untuk pemakai fixed orthodontic dianjurkan untuk memakai sikat gigi khusus. Sikat gigi khusus ini dipakai karena


(21)

mampu membersihkan kotoran yang menempel disela-sela gigi dan kawat, yang tidak bisa dijangkau oleh sikat gigi biasa.19

2.1.1.1 Sikat Gigi Konvensional

Sikat gigi konvensional terdiri atas kepala sikat, bulu sikat dan tangkai atau pegangannya. Umumnya kepala sikat bervariasi, bentuknya ada yang segiempat, oval, segitiga atau trapesium agar dapat disesuaikan dengan anatomi individu yang berbeda. Kekerasan bulu sikat juga bervariasi seperti keras, sedang, dan lunak. Yang penting diingat bahwa sikat gigi orang dewasa harus berbeda dari sikat gigi anak-anak baik ukuran kepala sikat maupun kekerasan bulu sikatnya. American Dental Association menganjurkan ukuran maksimal kepala sikat gigi orang dewasa 29 x 10 mm, anak-anak 20 x 7 mm dan balita 18 x 7 mm.19

Sikat gigi manual yang baik harus memenuhi persyaratan berikut: 22 1. Ukuran permukaan bulu sikatnya adalah

a. Panjang : 1 - 1,25 ( 2,5-3,0 cm) b. Lebar : 8,0 - 9,5 mm

2. Bulu sikatnya tersusun sebagai berikut: a. Baris : 2 – 4 baris rumpun

b. Rumpun : 5 – 12 rumpun per baris 3. Permukaan bulu sikatnya terpotong rata.

Mengenai kekerasan bulu sikat, adalah tergantung pada metode penyikatan gigi yang dilakukan. Untuk metode Bass, dianjurkan untuk memakai bulu sikat yang lunak. Demikian juga mengenai bentuk tangkai sikatnya, masih ada kontroversi


(22)

antara tangkai yang lurus dengan tangkai yang menyudut. Namun untuk metode Bass dianjurkan penggunaan sikat gigi dengan tangkai lurus.22

Sebelum tahun 1960, banyak dijelaskan keuntungan dan kerugian dari masing-masing sikat gigi. Belakangan ini kepala sikat gigi sudah berubah dan disesuaikan sedemikian rupa untuk bisa mencapai daerah interproksimal. Demikian juga tangkainya dirancang ergonomis agar dapat digunakan oleh orang tua maupun anak-anak. Bentuk bulu sikatnya juga bervariasi, sampai sekarang bulu sikat yang terbuat dari nilon dianggap mempunya kekakuan yang lebih baik. Kekakuan (firmness) diterjemahkan sebagai ketahanan bulu sikat terhadap tekanan, dan juga meliputi tekstur, stiffness dan kekerasannya.19


(23)

2.1.1.2 Sikat Gigi Khusus Ortodonti

Beberapa perusahaan membuat sikat gigi khusus untuk pemakai fixed orthodontic, dikenal sebagai sikat gigi bi-level yang bulu sikat pada pinggirnya panjang dan bulu sikat pada bagian tengah lebih pendek.25 Bulunya dirancang sedemikian rupa agar baris terluar relatif lembut dan panjang. Bulunya dalam pola panjang dan memendek secara bertahap.26

Sikat gigi khusus ini dipakai karena mampu membersihkan kotoran yang menempel disela-sela gigi dan kawat, yang tidak bisa dijangkau oleh sikat gigi biasa. Yang perlu diperhatikan bahwa pasien perlu hati-hati pada waktu membersihkan plak yang menempel pada kawat agar tidak sampai merusak kawat giginya.19


(24)

2.1.2 Metode Menyikat Gigi

Banyak metode atau teknik menyikat gigi yang diperkenalkan para ahli, kebanyakan metodenya dikenal dengan namanya sendiri seperti metode Bass, Stillman, Charters, atau disesuaikan dengan gerakannya. Pada prinsipnya terdapat empat pola dasar gerakan, yaitu metode vertikal, horizontal, berputar (rotasi), dan bergetar (vibrasi).19

Semua teknik menyikat gigi dapat digunakan untuk membersihkan permukaan fasial, lingual, dan oklusal namun tidak efektif untuk membersihkan daerah interproksimal kecuali teknik Bass yang cukup efektif digunakan untuk membersihkan sulkus. Namun demikian, teknik apapun yang digunakan, tujuan utama menyikat gigi adalah menyingkirkan plak dari permukaan gigi dan sulkus gingival, dengan kerusakan jaringan pendukung seminimal mungkin.19

Untuk kasus-kasus tertentu, misalnya pada gigi pilar, gigi yang dirawat ortodonti atau pasien yang cacat perlu dipertimbangkan beberapa hal. Misalnya untuk pasien yang menggunakan fixed orthodontic diperlukan sikat gigi khusus ortodonti yang lembut dengan teknik Charters (permukaan fasial pesawat), Bass (sulkus fasial) dan teknik Stillman modifikasi untuk membersihkan permukaan lingualnya.19

2.1.3 Waktu dan Frekuensi Menyikat Gigi.

Umumnya, dokter gigi selalu menganjurkan pasien untuk menyikat gigi setelah makan. American Dental Association (ADA) memodifikasi pernyataan ini dengan menyatakan bahwa pasien harus menyikat gigi secara teratur, minimal 2 kali sehari yaitu pada pagi hari setelah sarapan dan sebelum tidur malam. Hasil penelitian


(25)

menunjukkan bahwa bila plak disingkirkan setiap hari secara sempurna, maka tidak akan menimbulkan efek pada rongga mulut. Oleh karena hanya sedikit orang yang dapat menyingkirkan plak secara sempurna, perlu tetap ditekankan pembersihan sulkus sebagai kontrol terhadap penyakit periodontal dan lebih sering menggunakan pasta yang mengandung fluor untuk mengontrol karies. Waktu menyikat gigi pada setiap orang tidak sama, tergantung pada beberapa faktor seperti kecenderungan seseorang tehadap plak dan debris, keterampilan menyikat gigi, dan kemampuan salivanya membersihkan sisa-sisa makanan dan debris. Hanya setelah pasien berulang kali menyikat gigi dengan diawasi oleh tenaga profesional, maka baru dapat ditentukan berapa kali sebaiknya orang tersebut menggosok gigi.19

Biasanya, rata-rata lama menyikat gigi adalah kira-kira 1 menit, walaupun demikian ada juga yang melaporkan 2 - 2,5 menit. Penentuan waktu ini tidak bisa sama pada setiap orang terutama pada orang yang sangat memerlukan program kontrol plak. Yang penting diingat bahwa sebaiknya pasien diberitahu urutan-urutan menyikat gigi. Biasanya dimulai dari bagian distal gigi paling belakang rahang atas dan kemudian permukaan oklusal dan insisalnya sampai seluruh permukaan gigi di rahang sebelahnya tercakup. Hal yang sama dilakukan pada rahang bawah.19

2.2 Fixed Orthodontic

Fixed orthodontic adalah salah satu alat yang digunakan di kedokteran gigi untuk perawatan gigi yang tidak beraturan dan rahang. Biasanya melibatkan penggunaan bracket yang terpasang mati pada gigi.6


(26)

Menurut Prof. W. J. B Houston, fixed orthodontic adalah alat orthodonti dengan perlekatan pada gigi-geligi dan tekanan dari arah archwire atau auxillaris melalui perlekatan tersebut memungkinkan diperoleh kontrol yang tepat terhadap sifat dan arah tekanan yang dihasilkan.2

Piranti fixed orthodontic pada umumnya terdiri dari bracket, band, archwire, elastic, o-ring dan power chain. Bracket merupakan piranti fixed orthodontic yang melekat dan terpasang mati pada gigi-geligi, dimana berfungsi untuk menghasilkan tekanan yang terkontrol pada gigi-geligi.Band merupakan piranti fixed orthodontic yang terbuat dari baja antikarat tanpa sambungan. Band ini dapat diregangkan pada gigi-geligi untuk membuatnya cekat dengan sendirinya. Archwire merupakan piranti fixed orthodontic yang menyimpan energi dari perubahan bentuk archwire menggambarkan suatu cadangan gaya yang kemudian dapat dipakai untuk menghasilkan gerakan gigi. Elastics dibuat dalam beberapa bentuk yang sesuai untuk penggunaan ortodonti, tersedia dalam berbagai ukuran dan ketebalan. Gaya yang diberikan oleh elastics menurun sangat cepat di dalam mulut. O ring adalah suatu pengikat elastis yang digunakan untuk merekatkan archwire ke bracket biasanya berwarna abu-abu atau bening, tetapi banyak juga jenis warna lain yang membuat bracket jadi lebih menarik. Power chain terbuat dari tipe elastis yang sama dengan o ring elastis. Pada intinya, power chain seperti ikatan mata rantai dan ditempatkan pada gigi-geligi, bentuknya seperti pita yang bersambung dari satu gigi ke gigi yang lain. Power chain ini berfungsi untuk menutup celah antara gigi-geligi dan memberi kekuatan yang lebih dan menggerakkan gigi lebih cepat. Terkadang power chain ini


(27)

tetap aktif walaupun celah sudah tertutup, ini untuk memastikan tidak terjadinya relaps.1-6

Gambar 3. Piranti Fixed orthodontic5

2.3 Plak Gigi

Plak gigi adalah deposit lunak yang membentuk biofilm yang menumpuk ke permukaan gigi atau permukaan keras lainnya di rongga mulut seperti restorasi lepasan dan cekat. Plak gigi diklasifikasikan atas plak supraginggiva dan plak subgingiva. Berdasarkan lokasinya pada permukaan gigi plak supraginggiva berada pada atau koronal dari tepi ginggiva. Plak supragingiva yang berada tepat pada tepi gingiva dinamakan secara khusus sebagai plak marginal. Plak subgingiva adalah plak yang lokasinya apikal dari tepi gingiva, diantara gigi dengan jaringan yang mendindingi sulkus gingiva.22,28,29

Daerah penumpukan plak tersebut berkaitan sekali dengan berbagai proses yang berkaitan dengan penyakit pada gigi dan periodonsium. Sebagai contoh plak


(28)

marginal berperan penting dalam perkembangan gingivitis. Plak supragingiva dan plak subgingiva yang berkaitan dengan gigi berperan dalam pembentukan kalkulus dan karies akar, sedangkan plak subgingiva yang berkaitan dengan jaringan berperan dalam penghancuran jaringan lunak pada berbagai bentuk periodontitis.22

Lokasi dan laju pembentukan plak adalah bervariasi diantara individu. faktor yang mempengaruhi laju pembentukan plak adalah oral hygiene, serta faktor-faktor pejamu seperti diet, dan komposisi serta laju aliran saliva. Faktor diet seperti konsumsi karbohidrat yang tinggi terutama sukrosa dan makanan yang mudah melekat dapat mempengaruhi pembentukan plak karena membantu perkembangan dan kolonisasi mikroorganisme yang ada pada permukaan enamel. Selain itu, dapat mempengaruhi metabolisme bakteri dalam plak dengan menyediakan bahan-bahan yang diperlukan untuk memproduksi asam serta bahan lain yang aktif yang menyebabkab timbulnya karies. Saliva juga mempengaruhi laju pembentukan plak karena memiliki efek buffer yang berperan untuk membersihkan makanan di dalam mulut.19,22

2.2 Indeks Plak

Banyak indeks yang berkembang untuk mengukur plak, diantaranya adalah indeks plak oleh Loe dan Silnes, indeks plak oleh O’Leary, Patient Hygiene

Performance (PHP) index oleh Podshadley dan Haley, dan Patient Hygiene

Performance (PHP) index oleh Podshadley dan Haley yang dimodifikasi.19-,21

Indeks plak yang dipopulerkan oleh O’Leary cukup ideal untuk memonitor kebersihan mulut. Indeks plak ini menggunakan gambar atau grafik yang dapat


(29)

menunjukkan lokasi plak sehingga memungkinkan dokter gigi dan pasien untuk melihat kemajuan setelah pasien melakukan kontrol plak. Selain itu, gambar ini memudahkan dokter gigi menentukan lokasi penumpukan plak dan bagian mana yang harus lebih ditekankan penyikatan giginya atau pembersihan dengan benang gigi.19

Indeks plak yang dikeluarkan oleh Loe dan Silness pada tahun 1964 diindikasikan untuk mengukur skor plak berdasarkan lokasi dan kuantitas plak yang berada dekat margin gingiva. Disarankan untuk menggunakannya bersama dengan indeks gingiva (Loe dan Silness) sehingga dapat membantu melihat adanya hubungan plak gigi dengan inflamasi gingiva. Indeks ini mempunyai kelebihan karena dapat digunakan untuk penelitian longitudinal dan uji klinis. Kelemahannya, bahwa penentuan ketebalan plak adalah subjektif sekali sehingga untuk mendapatkan hasil pengukuran yang sahih dibutuhkan pemeriksa yang terlatih baik.20,23 Patient Hygiene Performance (PHP) index dikeluarkan oleh Podshadley AG dan Haley JV pada tahun 1968 yang mengukur skor indeks plak dari kedua permukaan gigi yaitu bukal dan lingual/palatal sedangkan Patient Hygiene Performance (PHP) index oleh Podshadley dan Haley yang dimodifikasi adalah indeks plak yang diindikasikan untuk pemakai fixed orthodontic.18


(30)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pentingnya Menjaga Oral Hygiene Pada Perawatan Ortodonti.

Fixed orthodontic merupakan perawatan yang membutuhkan waktu yang cukup lama oleh karena itu setiap pasien yang menjalani perawatan ortodonti harus mendapat perhatian yang penting dalam menjaga kebersihan giginya.14 Fixed orthodontic akan mengakibatkan akumulasi plak yang dapat meningkatkan jumlah dari mikroba dan perubahan komposisi dari mikrobial.Retensi plak ini akan beresiko untuk terjadinya lesi white spot maka meningkatkan kerentanan terhadap karies dan infeksi periodontal. Bakteri plak pada gigi merupakan etiologi utama yang menyebabkan gingivitis yang merupakan tahap awal terjadinya kerusakan pada jaringan periodontal.16,23

Pasien ortodonti yang mengalami iritasi oral dan ulser di sekitar bracket, clasp, dan band akan berkurangnya keinginan pasien untuk membersihkan daerah tersebut, karena rasa sakit yang ditimbulkan sehingga akan terjadi akumulasi plak. Metode oral hygiene yang tepat seharusnya diajarkan dan ditekankan pada pasien saat pemasangan fixed orthodontic. Selama perawatan pasien juga dianjurkan untuk memeriksa kondisi periodontalnya agar gejala penyakit periodontal dapat dilihat sedini mungkin.7

Selama perawatan fixed orthodontic perlu dilakukan tindakan pencegahan penumpukan plak sehingga akan didapatkan oral hygiene yang baik. Program oral hygiene ini menjadi tanggung jawab pasien, orang tua, dan dokter gigi. Setiap ahli


(31)

ortodonti atau stafnya harus memotivasi, memberikan instruksi dan bila perlu mengintruksikan kembali pasien untuk melakukan perawatan di rumah, yaitu sebelum, selama, dan sesudah perawatan ortodonti.15

2.1.1 Kontrol Plak

Kontrol plak adalah prosedur yang dilakukan oleh pasien di rumah dengan tujuan untuk :7

1. Menyingkirkan dan mencegah penumpukan plak dan deposit lunak (materi alba dan debris makanan) dari permukaan gigi dan gingiva sekitarnya. Hal ini merupakan tujuan utama kontrol plak. Dengan penyingkiran serta penghambatan penumpukan plak, kontrol plak berarti menghambat pembentukan kalkulus.

2. Menstimulasi atau memasase gingiva sehingga terjadi peningkatan tonus gingiva, keratinisasi permukaan, vaskularisasi gingiva, dan sirkulasi gingiva.

Sampai saat ini kontrol plak masih mengandalkan pada pembersihan secara mekanis. Meskipun telah dikembangkan bahan-bahan kimia yang bersifat antiplak, hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa kontrol plak secara kimiawi hanyalah sebagai penunjang dan bukan pengganti kontrol plak secara mekanis. Karena prosedur kontrol plak dilakukan sendiri oleh pasien di rumah, instruksi kepada pasien untuk melakukan prosedur kontrol plak harus diberikan secara tepat.7

Sikat gigi merupakan alat utama dalam melaksanakan kontrol plak secara mekanis. Sikat gigi yang digunakan untuk program kontrol plak biasanya berupa sikat gigi manual yang konvensional.22 Namun, untuk pemakai fixed orthodontic dianjurkan untuk memakai sikat gigi khusus. Sikat gigi khusus ini dipakai karena


(32)

mampu membersihkan kotoran yang menempel disela-sela gigi dan kawat, yang tidak bisa dijangkau oleh sikat gigi biasa.19

2.1.1.1 Sikat Gigi Konvensional

Sikat gigi konvensional terdiri atas kepala sikat, bulu sikat dan tangkai atau pegangannya. Umumnya kepala sikat bervariasi, bentuknya ada yang segiempat, oval, segitiga atau trapesium agar dapat disesuaikan dengan anatomi individu yang berbeda. Kekerasan bulu sikat juga bervariasi seperti keras, sedang, dan lunak. Yang penting diingat bahwa sikat gigi orang dewasa harus berbeda dari sikat gigi anak-anak baik ukuran kepala sikat maupun kekerasan bulu sikatnya. American Dental Association menganjurkan ukuran maksimal kepala sikat gigi orang dewasa 29 x 10 mm, anak-anak 20 x 7 mm dan balita 18 x 7 mm.19

Sikat gigi manual yang baik harus memenuhi persyaratan berikut: 22 1. Ukuran permukaan bulu sikatnya adalah

a. Panjang : 1 - 1,25 ( 2,5-3,0 cm) b. Lebar : 8,0 - 9,5 mm

2. Bulu sikatnya tersusun sebagai berikut: a. Baris : 2 – 4 baris rumpun

b. Rumpun : 5 – 12 rumpun per baris 3. Permukaan bulu sikatnya terpotong rata.

Mengenai kekerasan bulu sikat, adalah tergantung pada metode penyikatan gigi yang dilakukan. Untuk metode Bass, dianjurkan untuk memakai bulu sikat yang lunak. Demikian juga mengenai bentuk tangkai sikatnya, masih ada kontroversi


(33)

antara tangkai yang lurus dengan tangkai yang menyudut. Namun untuk metode Bass dianjurkan penggunaan sikat gigi dengan tangkai lurus.22

Sebelum tahun 1960, banyak dijelaskan keuntungan dan kerugian dari masing-masing sikat gigi. Belakangan ini kepala sikat gigi sudah berubah dan disesuaikan sedemikian rupa untuk bisa mencapai daerah interproksimal. Demikian juga tangkainya dirancang ergonomis agar dapat digunakan oleh orang tua maupun anak-anak. Bentuk bulu sikatnya juga bervariasi, sampai sekarang bulu sikat yang terbuat dari nilon dianggap mempunya kekakuan yang lebih baik. Kekakuan (firmness) diterjemahkan sebagai ketahanan bulu sikat terhadap tekanan, dan juga meliputi tekstur, stiffness dan kekerasannya.19


(34)

2.1.1.2 Sikat Gigi Khusus Ortodonti

Beberapa perusahaan membuat sikat gigi khusus untuk pemakai fixed orthodontic, dikenal sebagai sikat gigi bi-level yang bulu sikat pada pinggirnya panjang dan bulu sikat pada bagian tengah lebih pendek.25 Bulunya dirancang sedemikian rupa agar baris terluar relatif lembut dan panjang. Bulunya dalam pola panjang dan memendek secara bertahap.26

Sikat gigi khusus ini dipakai karena mampu membersihkan kotoran yang menempel disela-sela gigi dan kawat, yang tidak bisa dijangkau oleh sikat gigi biasa. Yang perlu diperhatikan bahwa pasien perlu hati-hati pada waktu membersihkan plak yang menempel pada kawat agar tidak sampai merusak kawat giginya.19


(35)

2.1.2 Metode Menyikat Gigi

Banyak metode atau teknik menyikat gigi yang diperkenalkan para ahli, kebanyakan metodenya dikenal dengan namanya sendiri seperti metode Bass, Stillman, Charters, atau disesuaikan dengan gerakannya. Pada prinsipnya terdapat empat pola dasar gerakan, yaitu metode vertikal, horizontal, berputar (rotasi), dan bergetar (vibrasi).19

Semua teknik menyikat gigi dapat digunakan untuk membersihkan permukaan fasial, lingual, dan oklusal namun tidak efektif untuk membersihkan daerah interproksimal kecuali teknik Bass yang cukup efektif digunakan untuk membersihkan sulkus. Namun demikian, teknik apapun yang digunakan, tujuan utama menyikat gigi adalah menyingkirkan plak dari permukaan gigi dan sulkus gingival, dengan kerusakan jaringan pendukung seminimal mungkin.19

Untuk kasus-kasus tertentu, misalnya pada gigi pilar, gigi yang dirawat ortodonti atau pasien yang cacat perlu dipertimbangkan beberapa hal. Misalnya untuk pasien yang menggunakan fixed orthodontic diperlukan sikat gigi khusus ortodonti yang lembut dengan teknik Charters (permukaan fasial pesawat), Bass (sulkus fasial) dan teknik Stillman modifikasi untuk membersihkan permukaan lingualnya.19

2.1.3 Waktu dan Frekuensi Menyikat Gigi.

Umumnya, dokter gigi selalu menganjurkan pasien untuk menyikat gigi setelah makan. American Dental Association (ADA) memodifikasi pernyataan ini dengan menyatakan bahwa pasien harus menyikat gigi secara teratur, minimal 2 kali sehari yaitu pada pagi hari setelah sarapan dan sebelum tidur malam. Hasil penelitian


(36)

menunjukkan bahwa bila plak disingkirkan setiap hari secara sempurna, maka tidak akan menimbulkan efek pada rongga mulut. Oleh karena hanya sedikit orang yang dapat menyingkirkan plak secara sempurna, perlu tetap ditekankan pembersihan sulkus sebagai kontrol terhadap penyakit periodontal dan lebih sering menggunakan pasta yang mengandung fluor untuk mengontrol karies. Waktu menyikat gigi pada setiap orang tidak sama, tergantung pada beberapa faktor seperti kecenderungan seseorang tehadap plak dan debris, keterampilan menyikat gigi, dan kemampuan salivanya membersihkan sisa-sisa makanan dan debris. Hanya setelah pasien berulang kali menyikat gigi dengan diawasi oleh tenaga profesional, maka baru dapat ditentukan berapa kali sebaiknya orang tersebut menggosok gigi.19

Biasanya, rata-rata lama menyikat gigi adalah kira-kira 1 menit, walaupun demikian ada juga yang melaporkan 2 - 2,5 menit. Penentuan waktu ini tidak bisa sama pada setiap orang terutama pada orang yang sangat memerlukan program kontrol plak. Yang penting diingat bahwa sebaiknya pasien diberitahu urutan-urutan menyikat gigi. Biasanya dimulai dari bagian distal gigi paling belakang rahang atas dan kemudian permukaan oklusal dan insisalnya sampai seluruh permukaan gigi di rahang sebelahnya tercakup. Hal yang sama dilakukan pada rahang bawah.19

2.2 Fixed Orthodontic

Fixed orthodontic adalah salah satu alat yang digunakan di kedokteran gigi untuk perawatan gigi yang tidak beraturan dan rahang. Biasanya melibatkan penggunaan bracket yang terpasang mati pada gigi.6


(37)

Menurut Prof. W. J. B Houston, fixed orthodontic adalah alat orthodonti dengan perlekatan pada gigi-geligi dan tekanan dari arah archwire atau auxillaris melalui perlekatan tersebut memungkinkan diperoleh kontrol yang tepat terhadap sifat dan arah tekanan yang dihasilkan.2

Piranti fixed orthodontic pada umumnya terdiri dari bracket, band, archwire, elastic, o-ring dan power chain. Bracket merupakan piranti fixed orthodontic yang melekat dan terpasang mati pada gigi-geligi, dimana berfungsi untuk menghasilkan tekanan yang terkontrol pada gigi-geligi.Band merupakan piranti fixed orthodontic yang terbuat dari baja antikarat tanpa sambungan. Band ini dapat diregangkan pada gigi-geligi untuk membuatnya cekat dengan sendirinya. Archwire merupakan piranti fixed orthodontic yang menyimpan energi dari perubahan bentuk archwire menggambarkan suatu cadangan gaya yang kemudian dapat dipakai untuk menghasilkan gerakan gigi. Elastics dibuat dalam beberapa bentuk yang sesuai untuk penggunaan ortodonti, tersedia dalam berbagai ukuran dan ketebalan. Gaya yang diberikan oleh elastics menurun sangat cepat di dalam mulut. O ring adalah suatu pengikat elastis yang digunakan untuk merekatkan archwire ke bracket biasanya berwarna abu-abu atau bening, tetapi banyak juga jenis warna lain yang membuat bracket jadi lebih menarik. Power chain terbuat dari tipe elastis yang sama dengan o ring elastis. Pada intinya, power chain seperti ikatan mata rantai dan ditempatkan pada gigi-geligi, bentuknya seperti pita yang bersambung dari satu gigi ke gigi yang lain. Power chain ini berfungsi untuk menutup celah antara gigi-geligi dan memberi kekuatan yang lebih dan menggerakkan gigi lebih cepat. Terkadang power chain ini


(38)

tetap aktif walaupun celah sudah tertutup, ini untuk memastikan tidak terjadinya relaps.1-6

Gambar 3. Piranti Fixed orthodontic5

2.3 Plak Gigi

Plak gigi adalah deposit lunak yang membentuk biofilm yang menumpuk ke permukaan gigi atau permukaan keras lainnya di rongga mulut seperti restorasi lepasan dan cekat. Plak gigi diklasifikasikan atas plak supraginggiva dan plak subgingiva. Berdasarkan lokasinya pada permukaan gigi plak supraginggiva berada pada atau koronal dari tepi ginggiva. Plak supragingiva yang berada tepat pada tepi gingiva dinamakan secara khusus sebagai plak marginal. Plak subgingiva adalah plak yang lokasinya apikal dari tepi gingiva, diantara gigi dengan jaringan yang mendindingi sulkus gingiva.22,28,29

Daerah penumpukan plak tersebut berkaitan sekali dengan berbagai proses yang berkaitan dengan penyakit pada gigi dan periodonsium. Sebagai contoh plak


(39)

marginal berperan penting dalam perkembangan gingivitis. Plak supragingiva dan plak subgingiva yang berkaitan dengan gigi berperan dalam pembentukan kalkulus dan karies akar, sedangkan plak subgingiva yang berkaitan dengan jaringan berperan dalam penghancuran jaringan lunak pada berbagai bentuk periodontitis.22

Lokasi dan laju pembentukan plak adalah bervariasi diantara individu. faktor yang mempengaruhi laju pembentukan plak adalah oral hygiene, serta faktor-faktor pejamu seperti diet, dan komposisi serta laju aliran saliva. Faktor diet seperti konsumsi karbohidrat yang tinggi terutama sukrosa dan makanan yang mudah melekat dapat mempengaruhi pembentukan plak karena membantu perkembangan dan kolonisasi mikroorganisme yang ada pada permukaan enamel. Selain itu, dapat mempengaruhi metabolisme bakteri dalam plak dengan menyediakan bahan-bahan yang diperlukan untuk memproduksi asam serta bahan lain yang aktif yang menyebabkab timbulnya karies. Saliva juga mempengaruhi laju pembentukan plak karena memiliki efek buffer yang berperan untuk membersihkan makanan di dalam mulut.19,22

2.2 Indeks Plak

Banyak indeks yang berkembang untuk mengukur plak, diantaranya adalah indeks plak oleh Loe dan Silnes, indeks plak oleh O’Leary, Patient Hygiene

Performance (PHP) index oleh Podshadley dan Haley, dan Patient Hygiene

Performance (PHP) index oleh Podshadley dan Haley yang dimodifikasi.19-,21

Indeks plak yang dipopulerkan oleh O’Leary cukup ideal untuk memonitor kebersihan mulut. Indeks plak ini menggunakan gambar atau grafik yang dapat


(40)

menunjukkan lokasi plak sehingga memungkinkan dokter gigi dan pasien untuk melihat kemajuan setelah pasien melakukan kontrol plak. Selain itu, gambar ini memudahkan dokter gigi menentukan lokasi penumpukan plak dan bagian mana yang harus lebih ditekankan penyikatan giginya atau pembersihan dengan benang gigi.19

Indeks plak yang dikeluarkan oleh Loe dan Silness pada tahun 1964 diindikasikan untuk mengukur skor plak berdasarkan lokasi dan kuantitas plak yang berada dekat margin gingiva. Disarankan untuk menggunakannya bersama dengan indeks gingiva (Loe dan Silness) sehingga dapat membantu melihat adanya hubungan plak gigi dengan inflamasi gingiva. Indeks ini mempunyai kelebihan karena dapat digunakan untuk penelitian longitudinal dan uji klinis. Kelemahannya, bahwa penentuan ketebalan plak adalah subjektif sekali sehingga untuk mendapatkan hasil pengukuran yang sahih dibutuhkan pemeriksa yang terlatih baik.20,23 Patient Hygiene Performance (PHP) index dikeluarkan oleh Podshadley AG dan Haley JV pada tahun 1968 yang mengukur skor indeks plak dari kedua permukaan gigi yaitu bukal dan lingual/palatal sedangkan Patient Hygiene Performance (PHP) index oleh Podshadley dan Haley yang dimodifikasi adalah indeks plak yang diindikasikan untuk pemakai fixed orthodontic.18


(41)

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan eksperimental ulang atau pre and posttest design, yaitu dengan melakukan pengukuran atau observasi awal sebelum perlakuan diberikan. Dalam penelitian ini dilakukan perlakuan dengan penyikatan gigi dengan sikat gigi konvensional pada kelompok I dan menyikat gigi dengan sikat gigi khusus ortodonti pada kelompok II serta pre dan posttest untuk mengetahui perbedaan penurunan indeks plak pada pemakai fixed orthodontic.

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa FKG USU stambuk 2006-2009 pemakai fixed orthodontic yang menggunakan sikat gigi konvensional dan sikat gigi khusus. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling, diambil sebagai sampel sesuai kriteria inklusi didapatkan sampel sebanyak 40 orang untuk kelompok pemakai fixed orthodontic yang menggunakan sikat gigi konvensional dan 40 orang untuk kelompok pemakai fixed orthodontic yang menggunakan sikat gigi khusus ortodonti.

Sampel yang digunakan memiliki kriteria inklusi yaitu : (1) pemakai fixed orthodontic, (2) mahasiswa FKG USU stambuk 2006-2009, (3) menggunakan sikat gigi konvensional atau sikat gigi khusus, (4) memakai fixed orthodontic ≥ 3 bulan,


(42)

(5) bersedia ikut dalam penelitian. Kriteria eksklusi yaitu : (1) menggunakan sikat gigi kombinasi konvensional dan khusus, (2) memakai fixed orthodontic < 3 bulan, (3) tidak bersedia mengikuti penelitian.

3.3 Variabel Penelitian

Variabel penelitian ini adalah :

a. Variabel tergantung : Indeks plak

b. Variabel bebas : - Sikat gigi konvensional - Sikat gigi khusus ortodonti c. Variabel terkendali

1. Pasta gigi yang digunakan 2. Lamanya waktu menyikat gigi

3. Banyaknya pasta gigi yang digunakan 4. Lamanya waktu berkumur-kumur 5. Banyaknya air untuk berkumur-kumur. d. Variabel tidak terkendali

Metode menyikat gigi.

3.4 Definisi Operasional a. Variabel tergantung

Indeks plak merupakan indeks untuk menghitung skor plak gigi. Plak gigi terlihat berwarna merah setelah menggunakan disclosing solution dan diberi skor satu pada daerah berwarna merah yang tertinggal pada bagian fasial dan lingual


(43)

gigi yang terbagi atas 9 bagian. Indeks plak dihitung dari jumlah total skor plak pada gigi yang diperiksa dibagi jumlah seluruh permukaan gigi yang diperiksa.

b. Variabel Bebas.

Sikat gigi konvensional merupakan sikat gigi yang umumnya digunakan masyarakat dalam membersihkan giginya.

Sikat gigi khusus ortodonti merupakan sikat gigi yang dirancang khusus untuk pemakai pesawat cekat ortodonti, yang bentuknya v-shaped yaitu bulu sikat pada pinggirnya panjang dan bulu sikat pada bagian tengah lebih pendek.

c. Variabel terkendali :

1. Pasta gigi yang digunakan adalah pasta gigi yang bermerek pepsodent (Unilever®)

2. Lamanya menyikat gigi adalah waktu yang diperlukan untuk menyikat gigi, yaitu tiga menit.

3. Banyaknya pasta gigi yang digunakan kira-kira 1 cm.

4. Lamanya waktu berkumur-kumur adalah waktu yang diperlukan untuk berkumur-kumur, yaitu 25 detik.

5. Banyaknya air yang digunakan untuk berkumur-kumur adalah 1 gelas air mineral.

d. Variabel tidak terkendali :

Metode menyikat gigi adalah cara seseorang untuk membersihkan giginya pada saat menyikat gigi.


(44)

3.5 Cara Pengumpulan Data

1. Pengambilan data dilakukan di kampus Fakultas Kedokteran gigi USU mulai pagi hari pukul 07.00 WIB.

2. Sehari sebelum melakukan pemeriksaan, sampel diintruksikan untuk tidak menyikat gigi pada waktu malam sampai besok pagi pada waktu dilakukan pemeriksaan.

3. Pada waktu pemeriksaan, sampel diminta untuk mengisi lembaran informed concent dan lembar penelitian.

4. Kemudian dilakukan pemeriksaan indeks plak sebelum menyikat gigi pada kedua kelompok

5. Cara pemeriksaannya adalah sebagai berikut:

a. Sampel disuruh berkumur-kumur untuk menyingkirkan sisa-sisa makanan atau debris.

b. Seluruh permukaan gigi diolesi dengan larutan pewarna (disclosing solution) lalu berkumur-kumur dan diperiksa daerah yang berwarna merah pada permukaan gigi dengan bantuan kaca mulut.

c. Pemeriksaan dilakukan pada enam gigi, yaitu gigi incisivus sentralis kanan atas, caninus kiri atas, premolar dua kiri atas, incisivus sentralis kiri bawah, caninus kanan bawah, premolar dua kanan bawah.

d. Pemeriksaan dilakukan pada permukaan mahkota gigi bagian fasial atau lingual dengan membagi tiap permukaan mahkota gigi menjadi sembilan subdivisi, yaitu:


(45)

Gambar 4. Permukaan fasial dan lingual gigi19 A: 1/3 gingiva pada bagian mesial

B : 1/3 tengah gingiva

C : 1/3 gingiva pada bagian distal D : 1/3 tengah pada bagian mesial E : 1/3 tengah pada bagian distal F :1/3 incisal atau oklusal pada

bagian mesial

G : 1/3 tengah incisal atau oklusal H :1/3 incisal atau oklusal pada bagian

distal


(46)

e. Pada bagian yang terdapat plak, diberi skor 1, daerah yang tidak ada plak diberi skor 0. Daerah yang terdapat bracket tidak dihitung.

f. Cara menentukan indeks plak PHP yaitu dengan rumus:

IP : Jumlah total skor plak seluruh permukaan gigi yang diperiksa Jumlah seluruh permukaan gigi yang diperiksa

6. Setelah dilakukan pemeriksaan indeks plak sebelum menyikat gigi, sampel pada kedua kelompok diintruksikan untuk menyikat gigi selama 3 menit. Kemudian sampel berkumur-kumur dengan satu gelas air mineral yang disediakan. Dilakukan pengukuran indeks plak setelah menyikat gigi.

7. Hasil pemeriksaan dicatat pada lembaran pemeriksaan.

3.6 Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan komputer dan ditabulasikan dengan bantuan program SPSS. Semua data yang telah diperoleh dalam kuesioner diedit, dalam hal ini diperiksa kembali apakah semua isian telah lengkap .

3.7 Analisis Data

1. Dilakukan perhitungan skor rata-rata indeks plak sebelum dan sesudah menyikat gigi dengan sikat gigi konvensional dan khusus ortodonti.

2. Dilakukan perhitungan selisih skor rata-rata sebelum dan sesudah dilakukan penyikatan gigi dengan sikat gigi konvensional dan khusus ortodonti.


(47)

3. Dilakukan perhitungan skor dengan Uji Statistik paired-samples t-Test untuk mengetahui perbedaan secara statistik indeks plak sebelum dan sesudah menggunakan sikat gigi konvensional dan khusus ortodonti.

4. Dilakukan perhitungan skor dengan Uji Statistik Unpaired-samples t-Test untuk mengetahui perbedaan secara statistik penurunan indeks plak yang menggunakan sikat gigi konvensional dan khusus ortodonti.


(48)

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Responden Pemakai Fixed Orthodontic

Responden kebanyakan berjenis kelamin perempuan yaitu 50,68% yang menggunakan sikat gigi khusus dan 49,32% sikat gigi konvensional, sedangkan responden yang berjenis kelamin laki-laki 42,86% menggunakan sikat gigi khusus dan 57,14% sikat gigi konvensional. (Tabel 1)

Tabel 1. DISTRIBUSI RESPONDEN BERDASARKAN JENIS KELAMIN Kelompok sikat gigi

Jumlah Sikat gigi khusus Sikat gigi konvensional

N % N %

Laki-laki 3 42,86% 4 57,14% 7

Perempuan 37 50,68% 36 49,32% 73

Responden fixed orthodontic yang menggunakan sikat gigi khusus dan konvensional kebanyakan telah memakai fixed orthodontic > 12 bulan yaitu 67,5% sikat gigi khusus dan 60% sikat gigi konvensional, diikuti 3-6 bulan 17,5% sikat gigi khusus dan 22,5% sikat gigi konvensional, dan paling sedikit 6-12 bulan, yaitu 15% sikat gigi khusus dan 17,5% sikat gigi konvensional. (Tabel 2)


(49)

Tabel 2. DISTRIBUSI RESPONDEN BERDASARKAN LAMA PEMAKAIAN Lama pemakai an pesawat (bulan)

Kelompok sikat gigi

Jumlah

Khusus konvensional

N % N %

3-6 7 17,5% 9 22,5% 16

6-12 6 15% 7 17,5% 13

>12 27 67,5% 24 60% 51

Jumlah 40 100% 40 100% 80

4.2 Indeks Plak Sebelum dan Sesudah Menyikat Gigi

Hasil analisis dengan Uji Statistik paired-samples t-Test menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan (P<0,05) skor rata-rata indeks plak sebelum dan sesudah menyikat gigi dengan sikat gigi khusus dan konvensional pada pemakai fixed orthodontic. (Tabel 3)

Tabel 3. HASIL UJI STATISTIK INDEKS PLAK SEBELUM DAN SESUDAH MENYIKAT GIGI

Kelompok sikat gigi N

Indeks plak rata-rata (X ± SD) Hasil uji statistik

Awal Akhir

khusus 40 5,42 ± 1,34 2,46 ± 1,23 0,0001*

konvensional 40 4,26±1,09 2,18±0,83 0,0001*


(50)

4.5 Penurunan Indeks Plak Sebelum dan Sesudah Menyikat Gigi

Hasil analisis dengan Uji Statistik Unpaired-samples t-Test menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna (P<0,05) penurunan indeks plak pada pemakai fixed orthodontic yang menggunakan sikat gigi ortodonti dan sikat gigi konvensional. (Tabel 4)

Tabel 4. HASIL UJI STATISTIK PENURUNAN INDEKS PLAK SEBELUM DAN SESUDAH MENYIKAT GIGI

kelompok sikat gigi N Penurunan indeks plak Hasil uji statistik X ± SD

khusus 40 2,96±1,00

0,0001*

konvensional 40 2,07±0,80


(51)

BAB 5 PEMBAHASAN

Skor indeks plak rata-rata pada kedua kelompok sama-sama menunjukkan penurunan indeks plak, yaitu 2,96 untuk sikat gigi khusus dan 2,07 sikat gigi konvensional. Namun, dilihat dari skor penurunan rata-rata indeks plak, kelompok yang menggunakan sikat gigi khusus lebih besar dibandingkan kelompok yang menggunakan sikat gigi konvensional. Disini artinya, dalam penurunan indeks plak kelompok untuk sikat gigi khusus lebih efektif. Kemungkinan faktor yang mempengaruhinya adalah efektifitas penyikatan gigi termasuk didalamnya adalah tipe sikat gigi.13 Sikat gigi khusus ortodonti memiliki bentuk yang khusus yaitu bulunya halus dan berbentuk v-shaped atau baris tengah bulu sikat lebih pendek dibandingkan bulu sikat pada kedua pinggirnya, sehingga bentuk ini mampu membersihkan kotoran yang menempel disekitar bracket. Sedangkan sikat gigi konvensional memiliki bulu sikat yang lurus sehingga kemungkinan terhalangnya bulu sikat oleh bracket pada waktu menyikat gigi.19,25 Oleh karena itu Selim dan William menganjurkan untuk menggunakan sikat gigi pendamping karena sikat gigi konvensional kurang bersih dalam membersihkan gigi dari plak. 17,19,22

Namun, hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian Shih-Chieh-Hsu dkk. tahun 1992, yang mengatakan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara penurunan skor indeks plak pemakai sikat gigi konvensional dan khusus pada pemakai fixed orthodontic. Perbedaan ini disebabkan karena bervariasinya


(52)

keterampilan menyikat gigi tiap individu, kemauan, motivasi, dan juga perbedaan metode menyikat gigi yang digunakan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bentuk sikat gigi berpengaruh terhadap penurunan plak pada pemakai fixed orthodontic. Oleh karena itu, pemakai fixed orthodontic harus lebih memperhatikan pemilihan sikat gigi yang digunakan untuk membersihkan giginya.


(53)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian efektifitas sikat gigi konvensional dan sikat gigi khusus ortodonti terhadap penurunan indeks plak pada pemakai fixed orthodontic mahasiswa FKG USU :

1. Ada perbedaan yang signifikan (p<0,05) rata-rata indeks plak sebelum dan sesudah menyikat gigi dengan sikat gigi khusus ortodonti pada pemakai fixed orthodontic.

2. Ada perbedaan yang signifikan (p<0,05) rata-rata indeks plak sebelum dan sesudah menyikat gigi dengan sikat gigi konvensional pada pemakai fixed orthodontic.

3. Ada perbedaan yang signifikan (P<0,05) penurunan indeks plak yang menggunakan sikat gigi khusus ortodonti dan konvensional pada pemakai fixed orthodontic.

6.2 Saran

1. Perlu edukasi dan intruksi oleh ahli ortodonti untuk menjaga oral hygiene dan melakukan kontrol plak selama perawatan fixed orthodontic agar kesehatan gigi dan mulut terjaga.

2. Pemakai fixed orthodontic dianjurkan untuk menggunakan sikat gigi khusus, karena dapat membersihkan plak lebih efektif dari pada sikat gigi konvensional.


(54)

DAFTAR PUSTAKA

1. American Association of Orthodontists. Types of braces and appliances. 2006. <http://www.braces.org/studentsteachers/types/index.cfm> (18 Agst 2008). 2. Houston W.J.B. Ortodonti walther . Alih Bahasa. Yuwono L. Jakarta :

Hipokrates, 1990 : 136-9.

3. Nelson Orthodontics The Specialists. Guide to your new braces. New Zealand.

4. Williams, J. K. et al. Alat-alat ortodonsi cekat : Prinsip & praktik. Alih Bahasa. Susetyo B. Jakarta : EGC, 2000 : 23-5.

5. Staples, J. and Santa Margarita Pediatric Dentistry team. Orthodontics. 2006. 6. A line Dental Surgery Singapore. Types of braces. 2004.

7. Dalimunthe S.H. Terapi periodontal. 2nd ed. Medan: USU Press, 2006:127-30. 8. Perry D.A., Beemsterboer P.L. Periodontology for the dental hygienist. 3ed ed.

St.Louis: Saunders Elsevier,2001:93-94.

9. Feil P.H., Grauer J.S., Amyot C.C.G., KulaK., McCunniff M.D. Intentional use of the hawthorne effect to improve oral hygiene compliance in orthodontic patients. Journal of dental education,2002;66(10):1129-35.

10. Chin Y.H.M, Busscher J.A, Evans R., Noar J., Pratten J. Early biofilm formation and the effects of antimicrobial agents on orthodontic bonding materials in a parallel plate flow chamber. European journal of orthodontics 28,2006:1-7.


(55)

11. Anonymous. Perawatan ortodontik.

12. Narmada BI. Pencegahan demineralisasi email selama perawatan ortodonsi. Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Indonesia 2003;10:118-23.

13. Nazri YG, Natamiharja L. Pemilihan dan pemakaian sikat gigi pada murid-murid sma di kota medan. Dentika journal 2005; 10(1): 28-32.

14. Arici S., Alkan A., Arici N. Comparison of different toothbrushing protocols in poor-toothbrushing rthodontic patients. European journal of orthodontics 29,2007:489-92.

15. Nazruddin. Peranan ortodonti ada perawatan kelainan susunan gigi geligi yang tidak teratur. Pidato pengukuhan jabatan guru besar tetap dalam bidang ilmu ortodonti fakultas kedokteran gigi. 2008.

16. Ay Z.E., Sayin M.O., Ozat Y., Goster T., Atilla A.O., Bozkurt F.Y. Appropriated oral hygiene motivation method for patients with fixed appliances,2007;77(6):1085-9.

17. William P. Orthodontic products update toothbrushes. Orthodontic products update, 1998:57-63.

18. Hsu CH, Hwang JT, Guo MK. The effectiveness of the orthodontic toothbrush on plaque removal in orthodontic patients. Chin Dent J,1992;11(3):86-92.

19. Sondang, P. Menuju gigi dan mulut sehat pencegahan dan pemeliharaan. Medan: USU Press,2008:28-30,69-80..


(56)

20. Riyanti E., Chemiawan E., Rizalda A.R. Hubungan pendidikan penyikatan gigi dengan kebersihan gigi dan muliut siswa-siswi sekolah dasar islam terpadu (SDIT) imam bukhari. UNPAD,2008.

21. Amith HV, Ankola A.V., Nagesh L. Effect of oil pulling on plaque and gingivitis. J oral health comm. Dent, 2007;1(1):12-18.

22. Dalimunthe S.H. Periodonsia. Medan: USU Press, 2008:105-29.

23. Sukontatipark W., El-agroudi A.M., Selliseth J.N., Thunold K., Selvig K. Bacterial colonization associated with fixed orthodontic appliances a scaning electron microscopy study. . European journal of orthodontics 23,2001:475-84.

24. Anonymous. Thoothbrush.

25. Anonymous. Oral hygiene for the orthodontic patient.

26. Pavone. Orthodontic toothbrush. United State patent,1994. 27. Anonyomous. Ortho Ready Brush.

28. Eley M.B., Manson D.J. Periodontics. 5th edition. London: Wright an imprint of Elsevier ltd. 2004:21-24.

29. Robinson D.S., Bird D.L. Essentials of dental assisting. 4 th ed. St. Louis: Saunders elsevier,2007:180-279.


(1)

BAB 5 PEMBAHASAN

Skor indeks plak rata-rata pada kedua kelompok sama-sama menunjukkan penurunan indeks plak, yaitu 2,96 untuk sikat gigi khusus dan 2,07 sikat gigi konvensional. Namun, dilihat dari skor penurunan rata-rata indeks plak, kelompok yang menggunakan sikat gigi khusus lebih besar dibandingkan kelompok yang menggunakan sikat gigi konvensional. Disini artinya, dalam penurunan indeks plak kelompok untuk sikat gigi khusus lebih efektif. Kemungkinan faktor yang mempengaruhinya adalah efektifitas penyikatan gigi termasuk didalamnya adalah tipe sikat gigi.13 Sikat gigi khusus ortodonti memiliki bentuk yang khusus yaitu bulunya halus dan berbentuk v-shaped atau baris tengah bulu sikat lebih pendek dibandingkan bulu sikat pada kedua pinggirnya, sehingga bentuk ini mampu membersihkan kotoran yang menempel disekitar bracket. Sedangkan sikat gigi konvensional memiliki bulu sikat yang lurus sehingga kemungkinan terhalangnya bulu sikat oleh bracket pada waktu menyikat gigi.19,25 Oleh karena itu Selim dan William menganjurkan untuk menggunakan sikat gigi pendamping karena sikat gigi konvensional kurang bersih dalam membersihkan gigi dari plak. 17,19,22

Namun, hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian Shih-Chieh-Hsu dkk. tahun 1992, yang mengatakan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara penurunan skor indeks plak pemakai sikat gigi konvensional dan khusus pada pemakai fixed orthodontic. Perbedaan ini disebabkan karena bervariasinya


(2)

keterampilan menyikat gigi tiap individu, kemauan, motivasi, dan juga perbedaan metode menyikat gigi yang digunakan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bentuk sikat gigi berpengaruh terhadap penurunan plak pada pemakai fixed orthodontic. Oleh karena itu, pemakai fixed orthodontic harus lebih memperhatikan pemilihan sikat gigi yang digunakan untuk membersihkan giginya.


(3)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian efektifitas sikat gigi konvensional dan sikat gigi khusus ortodonti terhadap penurunan indeks plak pada pemakai fixed orthodontic mahasiswa FKG USU :

1. Ada perbedaan yang signifikan (p<0,05) rata-rata indeks plak sebelum dan sesudah menyikat gigi dengan sikat gigi khusus ortodonti pada pemakai fixed orthodontic.

2. Ada perbedaan yang signifikan (p<0,05) rata-rata indeks plak sebelum dan sesudah menyikat gigi dengan sikat gigi konvensional pada pemakai fixed orthodontic.

3. Ada perbedaan yang signifikan (P<0,05) penurunan indeks plak yang menggunakan sikat gigi khusus ortodonti dan konvensional pada pemakai fixed orthodontic.

6.2 Saran

1. Perlu edukasi dan intruksi oleh ahli ortodonti untuk menjaga oral hygiene dan melakukan kontrol plak selama perawatan fixed orthodontic agar kesehatan gigi dan mulut terjaga.

2. Pemakai fixed orthodontic dianjurkan untuk menggunakan sikat gigi khusus, karena dapat membersihkan plak lebih efektif dari pada sikat gigi konvensional.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

1. American Association of Orthodontists. Types of braces and appliances. 2006. <http://www.braces.org/studentsteachers/types/index.cfm> (18 Agst 2008). 2. Houston W.J.B. Ortodonti walther . Alih Bahasa. Yuwono L. Jakarta :

Hipokrates, 1990 : 136-9.

3. Nelson Orthodontics The Specialists. Guide to your new braces. New Zealand.

4. Williams, J. K. et al. Alat-alat ortodonsi cekat : Prinsip & praktik. Alih Bahasa. Susetyo B. Jakarta : EGC, 2000 : 23-5.

5. Staples, J. and Santa Margarita Pediatric Dentistry team. Orthodontics. 2006. 6. A line Dental Surgery Singapore. Types of braces. 2004.

7. Dalimunthe S.H. Terapi periodontal. 2nd ed. Medan: USU Press, 2006:127-30. 8. Perry D.A., Beemsterboer P.L. Periodontology for the dental hygienist. 3ed ed.

St.Louis: Saunders Elsevier,2001:93-94.

9. Feil P.H., Grauer J.S., Amyot C.C.G., KulaK., McCunniff M.D. Intentional use of the hawthorne effect to improve oral hygiene compliance in orthodontic patients. Journal of dental education,2002;66(10):1129-35.

10. Chin Y.H.M, Busscher J.A, Evans R., Noar J., Pratten J. Early biofilm formation and the effects of antimicrobial agents on orthodontic bonding materials in a parallel plate flow chamber. European journal of orthodontics 28,2006:1-7.


(5)

11. Anonymous. Perawatan ortodontik.

12. Narmada BI. Pencegahan demineralisasi email selama perawatan ortodonsi. Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Indonesia 2003;10:118-23.

13. Nazri YG, Natamiharja L. Pemilihan dan pemakaian sikat gigi pada murid-murid sma di kota medan. Dentika journal 2005; 10(1): 28-32.

14. Arici S., Alkan A., Arici N. Comparison of different toothbrushing protocols in poor-toothbrushing rthodontic patients. European journal of orthodontics 29,2007:489-92.

15. Nazruddin. Peranan ortodonti ada perawatan kelainan susunan gigi geligi yang tidak teratur. Pidato pengukuhan jabatan guru besar tetap dalam bidang ilmu ortodonti fakultas kedokteran gigi. 2008.

16. Ay Z.E., Sayin M.O., Ozat Y., Goster T., Atilla A.O., Bozkurt F.Y. Appropriated oral hygiene motivation method for patients with fixed appliances,2007;77(6):1085-9.

17. William P. Orthodontic products update toothbrushes. Orthodontic products update, 1998:57-63.

18. Hsu CH, Hwang JT, Guo MK. The effectiveness of the orthodontic toothbrush on plaque removal in orthodontic patients. Chin Dent J,1992;11(3):86-92.

19. Sondang, P. Menuju gigi dan mulut sehat pencegahan dan pemeliharaan. Medan: USU Press,2008:28-30,69-80..


(6)

20. Riyanti E., Chemiawan E., Rizalda A.R. Hubungan pendidikan penyikatan gigi dengan kebersihan gigi dan muliut siswa-siswi sekolah dasar islam terpadu (SDIT) imam bukhari. UNPAD,2008.

21. Amith HV, Ankola A.V., Nagesh L. Effect of oil pulling on plaque and gingivitis. J oral health comm. Dent, 2007;1(1):12-18.

22. Dalimunthe S.H. Periodonsia. Medan: USU Press, 2008:105-29.

23. Sukontatipark W., El-agroudi A.M., Selliseth J.N., Thunold K., Selvig K. Bacterial colonization associated with fixed orthodontic appliances a scaning electron microscopy study. . European journal of orthodontics 23,2001:475-84.

24. Anonymous. Thoothbrush.

25. Anonymous. Oral hygiene for the orthodontic patient.

26. Pavone. Orthodontic toothbrush. United State patent,1994. 27. Anonyomous. Ortho Ready Brush.

28. Eley M.B., Manson D.J. Periodontics. 5th edition. London: Wright an imprint of Elsevier ltd. 2004:21-24.

29. Robinson D.S., Bird D.L. Essentials of dental assisting. 4 th ed. St. Louis: Saunders elsevier,2007:180-279.


Dokumen yang terkait

Perbandingan Efektivitas Sikat Gigi Konvensional dengan Sikat Gigi Khusus Ortodonti terhadap Akumulasi Plak pada Mahasiswa Preklinik Pengguna Ortodonti Cekat di FKG USU

0 0 12

Perbandingan Efektivitas Sikat Gigi Konvensional dengan Sikat Gigi Khusus Ortodonti terhadap Akumulasi Plak pada Mahasiswa Preklinik Pengguna Ortodonti Cekat di FKG USU

0 0 4

Perbandingan Efektivitas Sikat Gigi Konvensional dengan Sikat Gigi Khusus Ortodonti terhadap Akumulasi Plak pada Mahasiswa Preklinik Pengguna Ortodonti Cekat di FKG USU

0 1 23

Perbandingan Efektivitas Sikat Gigi Konvensional dengan Sikat Gigi Khusus Ortodonti terhadap Akumulasi Plak pada Mahasiswa Preklinik Pengguna Ortodonti Cekat di FKG USU

0 0 3

Perbandingan Efektivitas Sikat Gigi Konvensional dengan Sikat Gigi Khusus Ortodonti terhadap Akumulasi Plak pada Mahasiswa Preklinik Pengguna Ortodonti Cekat di FKG USU

0 0 18

Perbandingan Efektivitas Sikat Gigi Konvensional dengan Sikat Gigi Khusus Ortodonti terhadap Akumulasi Plak pada Mahasiswa Preklinik Pengguna Ortodonti Cekat di FKG USU

0 0 12

Perbandingan Efektivitas Sikat Gigi Konvensional dengan Sikat Gigi Khusus Ortodonti terhadap Akumulasi Plak pada Mahasiswa Preklinik Pengguna Ortodonti Cekat di FKG USU

0 0 4

Perbandingan Efektivitas Sikat Gigi Konvensional dengan Sikat Gigi Khusus Ortodonti terhadap Akumulasi Plak pada Mahasiswa Preklinik Pengguna Ortodonti Cekat di FKG USU

0 1 23

Perbandingan Efektivitas Sikat Gigi Konvensional dengan Sikat Gigi Khusus Ortodonti terhadap Akumulasi Plak pada Mahasiswa Preklinik Pengguna Ortodonti Cekat di FKG USU

0 0 3

Perbandingan Efektivitas Sikat Gigi Konvensional dengan Sikat Gigi Khusus Ortodonti terhadap Akumulasi Plak pada Mahasiswa Preklinik Pengguna Ortodonti Cekat di FKG USU

0 0 16