Pengertian Perlindungan Terhadap Korban

3. Korban yang sama salahnya dengan pelaku 4. Korban lebih bersalah dari pelaku 5. Korban adalah satu-satunya yang bersalah G. Widiartana, berdasarkan sasaran tindakan pelaku: 1. Korban Langsung, yaitu mereka yang secara langsung menjadi sasaran atau objek perbuatan pelaku. 2. Korban tidak langsung, yaitu mereka yang meskipun tidak secara langsung menjadi sasaran perbuatan pelaku, tetapi juga mengalami nestapa. Pada kasus pembunuhan terhadap seorang laki-laki yang mempunyai tanggung jawab menghidupi istri dan anak-anaknya, meninggalnya laki-laki tersebut merupakan korban langsung. Sedangkan istri dan anak-anaknya itu merupakan korban tidak langsung. Pemahaman tentang korban yang dipelajari melalui ilmu viktimologi memberi manfaat dalam sistem peradilan pidana seperti dapat memahami kedudukan korban sebagai sebab dasar terjadinya tindak pidana, berperan dalam hal penghormatan hak-hak asasi korban sebagai manusia, anggota masyarakat, dan sebagai warga negara yang mempunyai hak dan kewajiban yang sama dan seimbang dalam hukum dan pemerintahan, bermanfaat bagi aparatur penegak hukum agar dapat memperhatikan perlindungan dan hak-hak korban tindak pidana, dan dapat dipergunakan sebagai pedoman dalam upaya memperbaiki berbagai kebijakanperundang-undangan yang selama ini terkesan kurang memperhatikan aspek perlindungan korban. 61

3.2. Pengertian Perlindungan Terhadap Korban

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, perlindungan berasal dari kata lindung yang memiliki arti mengayomi, mencegah, mempertahankan, dan membentengi. 61 Dikdik Arif Mansur Elisatris Gultom, op. cit., hlm. 65. Sedangkan dalam ilmu hukum perlindungan dapat didefenisikan sebagai suatu bentuk pelayanan yang wajib dilaksanakan oleh aparat penegak hukum atau aparat keamanan untuk untuk memberi rasa aman, baik fisik maupun mental, kepada korban dari ancaman, gangguan, teror, dan kekerasan dari pihak manapun. 62 Sehingga perlindungan terhadap korban dapat didefenisikan sebagai kewajiban negara untuk memberikan pengayoman dan pelayanan terhadap subjek hukum yang menderita atau dirugikan akibat terjadinya suatu tindak pidana. Prinsip-prinsip dasar terhadap perlindungan korban ini berkaitan dengan manusia sebagai makhluk Tuhan dilahirkan ke dunia dengan membawa hak-hak dasar yang diberikan Tuhan Yang Maha Esa atau yang lazim disebut denga hak asasi manusia yang melekat dan takkan pernah terlepas seumur hidup. Adanya pengakuan terhadap eksistensi hak asasi ini tentu membawa konsekuesni pada perlunya diupayakan terhadap perlindungan hak-hak tersebut dari kemungkinan munculnya tindakan-tindakan yang dapat merugikan manusia itu sendiri, baik yang dilakukan oleh manusia ataupun pemerintah. 63 Di Indonesia pengaturan tentang pelindungan terhadap korban ini diatur dalam beberapa peraturan perundang-undangan diantaranya: 1. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana 2. Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana 3. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen 4. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia 62 http:seputarpengertian.blogspot.com201401seputar-pengertian-perlindungan- hukum.html, diakses tanggal 14 April 2015 pukul 22.00 WIB 63 Dikdik Arif Mansur Elisatris Gultom, op. cit., hlm. 158. 5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak 6. Undang-Undang Nomor15 Tahun 2003 tentang Tindak Pidana Terorisme 7. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga 8. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran 9. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi dan Korban. Adapun bentuk-bentuk perlindungan terhadap korban yang secara umum terdiri dari: 64 1. Pemberian Restitusi atau Kompensasi Dalam pejelasan Pasal 35 Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 memberikan pengertian tentang kompensasi, yaitu ganti kerugian yang diberikan negara karena pelaku tidak mampu memberikan ganti kerugian sepenuhnya yang menjadi tanggungjawabnya. Sedangkan restitusi dapat berupa: a. Pengembalian harta milik b. Pembayaran ganti kerugian untuk kehilangan atau penderitaan c. Penggantian biaya untuk tindakan tertentu 2. Konseling 64 Ibid, hlm. 166-172. Perlindungan konseling ini pada umumnya diberikan pada korban sebagai akibat munculnya dampak negatif terhadap psikis yang mengakibatkan trauma berkepanjangan dari suatu tindak pidana. Kasus kekerasan dalam rumah tangga atau kasus pemerkosaan menimbulkan trauma yang berkepanjangan pada korban, umumnya korban menderita secara fisik, mental, dan sosial. 3. PelayananBantuan Medis Diberikan pada korban yang menderita secara medis akibat suatu tindak pidana. Pelayanan medis ini dapat berupa pemeriksaan kesehatan dan laporan tertulis visum atau surat keterangan medis yang memiliki kekuatan hukum yang sama dengan alat bukti. 4. Bantuan Hukum Bantuan hukum merupakan suatu bentuk pendampingan terhadap korban kejahatan. Di Indonesia bantuan ini lebih banyak dilakukan oleh Lembaga Swadaya Masyarakat LSM. Pemberian bantuan hukum terhadap korban tindak pidana haruslah diberikan baik diminta maupun tidak diminta oleh pihak korban. Apabila korban tindak pidana tidak mendapat bantuan hukum maka akan menyebabkan semakin buruknya keadaan korban tindak pidana tersebut. 5. Pemberian Informasi Pemberian informasi kepada korban atau keluarganya berkaitan dengan proses penyidikan dan pemeriksaan tindak pidana yang dialami oleh korban. Pemberian informasi ini memegang peranan penting dalam upaya menjadikan masyarakat sebagai mitra aparat kepolisian karena melalui informasi inilah diharapkan fungsi kontrol mansyarakat terhadap kinerja kepolisian dapat berjalan dengan efektif.

F. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan suatu cara yang ditempuh guna mendapatkan hasil yang diharapkan dalam sebuah pelelitian ilmiah. Adapun metode penelitian hukum yang penulis gunakan dalam penulisan skripsi ini meilputi: 1. Jenis Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian hukum normatif. Penelitian ini dilakukan dengan cara menganalisis peraturan perundang- undangan yang berkaitan dengan tindak pidana penganiayaan terhadap istri dan perlindungan terhadap korban serta menganalisis putusan pengadilan yang berkaitan dengan tindak pidana tersebut apakah penerapannya telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 2. Jenis Data dan Sumber Data Data-data yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah data sekunder, yang diperoleh dari: a. Bahan hukum primer, terdiri dari Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana KUHP, Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana KUHAP, dan peraturan perundang-undangan lainnya yang berkaitan dengan permasalahan dalam skripsi ini.

Dokumen yang terkait

Tinjauan Yuridi Tindak Pidana Kekerasan Terhadap Anak Yang Menyebabkan Kematian (Studi Kasus Putusan Pengadilan Negeri Simalungun No.791/Pid.B/2011/PN.SIM)

5 130 108

Perlindungan Hukum terhadap Anak Korban Tindak Pidana Hubungan Seksual Sedarah (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Binjai

7 146 111

Tinjauan Hukum Terhadap Anak Korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga (Putusan Pengadilan Negeri Medan No.1345/Pid. B/2010/PN/Medan)

0 66 146

Suatu Telaah Terhadap Proses Pengajuan Grasi Terhadap Putusan Pidana Mati Berdasarkan UU RI No. 22 Tahun 2002 Tentang Grasi (Studi Kasus PUTUSAN Pengadilan Negeri Lubuk Pakam No.513/PID. B/1997/PN. LP)

0 64 77

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KORBAN TINDAK PIDANA KEKERASAN Perlindungan Hukum Terhadap Korban Tindak Pidana Kekerasan(Studi Kasus di Pengadilan Negeri Magetan dan Pengadilan Negeri Boyolali).

0 1 22

Penerapan Ketentuan Pidana Dalam Kekerasan Fisik Terhadap Istri Dintinjau Dari Aspek Perlindungan Terhadap Korban (Studi Terhadap 4 (empat) Putusan Pengadilan Negeri)

0 0 8

Penerapan Ketentuan Pidana Dalam Kekerasan Fisik Terhadap Istri Dintinjau Dari Aspek Perlindungan Terhadap Korban (Studi Terhadap 4 (empat) Putusan Pengadilan Negeri)

0 0 1

Penerapan Ketentuan Pidana Dalam Kekerasan Fisik Terhadap Istri Dintinjau Dari Aspek Perlindungan Terhadap Korban (Studi Terhadap 4 (empat) Putusan Pengadilan Negeri)

0 1 43

Penerapan Ketentuan Pidana Dalam Kekerasan Fisik Terhadap Istri Dintinjau Dari Aspek Perlindungan Terhadap Korban (Studi Terhadap 4 (empat) Putusan Pengadilan Negeri)

0 0 27

Penerapan Ketentuan Pidana Dalam Kekerasan Fisik Terhadap Istri Dintinjau Dari Aspek Perlindungan Terhadap Korban (Studi Terhadap 4 (empat) Putusan Pengadilan Negeri)

0 2 3