Pada penelitian ini besarnya freukuensi makan dalam sehari hanya didasarkan pada jumlah frekuensi tanpa dilakukan observasi. Penilaian
kebiasaan makan utama juga hanya pada kuantitas tanpa melihat kualitas makanan.
5. Kebiasaan Makan Fast Food
Globalisasi perdagangan telah mendorong tumbuhnya bisnis asing secara pesat di Indonesia. Salah satu bentuk usaha dari luar negeri yang
banyak dijumpai adalah banyaknya rumah makan siap saji fast food. Berbagai restoran fast food dari luar negeri dengan menu yang berbeda
dari menu tradisional seperti hamburger, hot dog, pizza, teriyaki, tempura, kentang goreng berusaha memperluas pasarnya di luar negeri Istijanto,
2005. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 52,4 anak dengan
kebiasaan makan fast food 3x minggu dan 47,6 memilki kebiasaan makan fast food
≥ 3x minggu. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar anak memiliki kebiasaan makan fast food 3x minggu. Namun
perbedaan antara kebiasaan makan fast food 3x minggu dan kebiasaan makan fast food
≥ 3x minggu tidak terlalu besar.
Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hayati 2009, yang menunjukkan bahwa persentase obesitas lebih banyak terjadi
pada anak yang sering makan fast food 61,5 daripada anak yang tidak sering makan fast food 25,8
6. Kebiasaan Minum Soft Drink
Konsumsi soft drink dapat mempengaruhi pemenuhan kebutuhan kalsium karena mengandung tinggi fosfor Soekarti dan Kartono, 2004.
Rasio kalsium dan fosfor pada rata-rata soft drink seperti: coca-cola, pepesi, tea instant dan ogange drink carbonated adalah 1:3, sehingga
menyebabkan terhambatnya penyerapan kalsium meskipun dikonsumsi tidak secara regular Rrosvenor dan Smolin, 2002. Hal ini sejalan dengan
klasifikasi konsumsi soft drink yang dikemukakan oleh malik2006, yaitu sering jika mengkonsumsi soft drink lebih dari atau sama dengan 2 kali
dalam seminggu dan jarang jika mengkonsumi soft drink kurang dari 2 kali dalam seminggu.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 52,4 anak dengan kebiasaan minum soft drink 2 botol dalam seminggu dan 47,6 memilki
kebiasaan minum ≥ 2 botol per minggu. Hal ini menunjukkan bahwa hampir sebagian besar anak memiliki kebiasaan minum soft drink kurang
dari 2 botol per minggu. Namun perbedaan kebiasaan minum soft drink 2 botol dalam seminggu dan kebiasaan minum ≥ 2 botol per minggu tidak
terlalu besar. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Miradwiyana
2007, yaitu terdapat 33,6 siswa dengan perilaku konsumsi soft drink dalam kategori sering dan 66,4 siswa dengan perilaku konsumsi soft
drink kategori jarang.