TINJAUAN PERUMAHAN DI KOTA MEDAN

BAB III TINJAUAN PERUMAHAN DI KOTA MEDAN

3.1. Tinjauan Kota Medan Kota Medan merupakan kota terbesar ketiga setelah Jakarta dan Surabaya yang terletak di bagian Barat wilayah Republik Indonesia. Dengan posisi 98 35’ – 98 44’ BT dan 2 27’ – 2 47’ LU, serta berada pada ketinggian 2,5 m di bagian Utara sampai dengan 37,5 m di bagian Selatan di atas permukaan laut. Kota Medan merupakan salah satu dari 25 Daerah Tingkat II di Sumatera Utara dengan luas daerah sekitar 265,10 km². Kota ini merupakan pusat pemerintahan Daerah Tingkat I Sumatera Utara yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Deli Serdang di sebelah Utara, Selatan, Barat dan Timur. Sebagian besar wilayah Kota Medan merupakan dataran rendah yang merupakan tempat pertemuan dua sungai penting, yaitu Sungai Babura dan Sungai Deli. Kota Medan mempunyai iklim tropis dengan suhu minimum menurut Stasiun Polonia pada tahun 2006 berkisar antara 23,0º C - 24,1º C dan suhu maksimum berkisar antara 30,6º C - 33,1º C serta menurut Stasiun Sampali suhu minimumnya berkisar antara 23,6º C - 24,4º C dan suhu maksimum berkisar antara 30,2º C - 32,5º C. Selanjutnya mengenai kelembaban udara di wilayah Kota Medan rata-rata 78 - 82 . Dan kecepatan angin rata-rata sebesar 0,42 msec sedangkan rata-rata total laju penguapan tiap bulannya 100,6 mm. Hari hujan di Kota Medan pada Universitas Sumatera Utara tahun 2006 rata-rata per bulan 19 hari dengan rata-rata curah hujan menurut Stasiun Sampali per bulannya 230,3 mm dan pada Stasiun Polonia per bulannya 211,67 mm. Populasi Medan didominasi beberapa suku: Melayu, Jawa, Batak, dan Tionghoa. Berdasarkan data kependudukan tahun 2006, penduduk Kota Medan saat ini diperkirakan telah mencapai 2.083.156 jiwa, dengan komposisi 1.027.607 pria dan 1.055.549 wanita. Jumlah penduduk tersebut diketahui merupakan penduduk tetap, sedangkan penduduk tidak tetap diperkirakan mencapai lebih dari 500.000 jiwa yang merupakan penduduk komuter. Dengan demikian Kota Medan merupakan salah satu kota dengan jumlah penduduk yang besar di Indonesia. Universitas Sumatera Utara Sumber: Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan tahun 2016 Gambar 3. 1. Peta Kota Medan Universitas Sumatera Utara 3.2. Sejarah perkembangan perumahan dan permukiman di Medan Sejarah permukiman di Medan tidak terlepas dari proses terjadinya kota tersebut yang dimulai oleh Guru Patimpus pada sekitar tahun 1614-1630 yaitu dengan membuka perkampungan pada pertemuan sungai Deli dan Sungai Babura Setelah itu banyak kampung-kampung baru tumbuh di sekitar pertemuan dan di sepanjang sungai tersebut. Akhirnya terus berkembang sampai ke muara Sungai Deli di kawasan Belawan. Pada perkembangan selanjutnya, perumahan dan permukiman di kota Medan mengalami perkembangan yang berarti setelah adanya kompleks militer pada daerah tersebut sekarang Wisma Benteng, JI. H. Zainul Arifin dan perumahan opsir di sekelilingnya. Kemudian berkembang ke arah Selatan ke arah Bandara Polonia. Setelah pada tahun 1879, Assisten Residen Deli dan Pamongpraja Belanda pindah dari daerah Pelabuhan ke Medan dan menempati rumah-rumah yang dipinjamkan Deli Maskapai perumahan tersebut mengalami perkembangan lagi. Pada masa tersebut perumahan dan permukiman di kota Medan sudah terbagi atas beberapa golongan, antara lain: a. Rumah untuk golongan penjajah dan ningrat yang dibuat teratur mengikuti pola perumahan di Eropa dan ditempatkan di Kawasan Polonia. b. Golongan bangsawan menempati istana yang berpusat di tanah Melayu Deli dan di Kabupaten dengan segala fasilitasnya. c. Rumah untuk golongan pribumi, para abdi istana dan golongan pribumi yang rendah, seperti pelayan, budak dan sebagainya tinggal di sekeliling Universitas Sumatera Utara perumahan untuk golongan bangsawan. d. Golongan Cina dan ArabTamil tinggal dan sekaligus berdagang di kawasan Kesawan umumnya merupakan pusat perdagangan dan pemerintahan. Setelah Medan menjadi Gemeente Kota Praja pada tanggal 1 April 1909, maka Gemeente mengeluarkan suatu peraturan tentang pendirian kampung- kampung kampongbouw verordering. Setahun kemudian, pada tahun 1920, gemeente Medan mulai rnembuat perumahan rakyat di Jati Ulu, dengan jumlah penduduk kota Medan pada saat itu sebanyak 45.284 jiwa. Pada tahun 1925 Gemeente mengesahkan anggaran pembangunan atas 300 buah rumah rakyat di Kampong Sekip, Pasar Lumba dan Sidodadi. Sejak masa itu, pembangunan rumah dan permukiman di kota Medan berkembang pesat dan tidak terkendali. 3.3. Masalah perumahan dan permukiman di Kota Medan Seperti masalah di kota-kota besar lainnya di Indonesia, di Kota Medan perumahan juga menjadi masalah yang belum terpecahkan hingga saat ini. Hal ini terutama terlihat dari masih banyaknya perumahan kumuh yang tersebar hampir di setiap sudut wilayah kota. Jumlah rumah yang ada berdasarkan data Medan dalam Angka 2008, di Kota Medan pada tahun 2007 adalah sebanyak 520.343 unit untuk 2.083.156 penduduk tabel 3.1. Universitas Sumatera Utara Tabel 3.1. Kepadatan Penduduk per Kecamatan 2008 Sumber : Medan dalam Angka 2008 No Kecamatan Luas km 2 Penduduk jiwa Kepadatan Jiwakm 2 1 Medan Tuntungan 20.68 68,817 3,328 2 Medan Johor 14.58 114,143 7,829 3 Medan Amplas 11.19 113,099 10,107 4 Medan Denai 9.05 137,443 15,187 5 Medan Area 5.52 107,300 19,438 6 Medan Kota 5.27 82,783 15,708 7 Medan Maimun 2.98 56,821 19,067 8 Medan Polonia 9.01 52,472 5,824 9 Medan Baru 5.84 43,419 7,435 10 Medan Selayang 12.81 84,148 6,569 11 Medan Sunggal 15.44 108,688 7,039 12 Medan Helvetia 13.16 142,777 10,849 13 Medan Petisah 6.82 66,896 9,809 14 Medan Barat 5.33 77,680 14,574 15 Medan Timur 7.76 111,839 14,412 16 Medan Perjuangan 4.09 103,809 25,381 17 Medan Tembung 7.99 139,256 17,429 18 Medan Deli 20.84 147,403 7,073 19 Medan Labuhan 36.67 105,015 2,864 20 Medan Marelan 23.82 124,369 5,221 21 Medan Belawan 26.25 94,979 3,618 Total 265.10 2,083,156 7,858 Universitas Sumatera Utara Tabel 3.2. Jumlah Rumah Di Kota Medan No. TahunKecamatan Jumlah Rumah Tangga Jumlah Rumah Tangga Diperiksa Diperiksa Jumlah Rumah Tangga Sehat Rumah Tangga Sehat 01 Medan Tuntungan 18.711 12.571 67,2 9.340 74,30 02 Medan Johor 22.428 13.525 60,3 10.782 79,72 03 Medan Amplas 27.389 10.825 39,5 8.917 82,37 04 Medan Denai 32.492 15.784 48,6 13.934 88,28 05 Medan Area 31.780 23.364 73,5 18.767 80,32 06 Medan Kota 26.570 15.058 56,7 12.838 85,26 07 Medan Maimun 17.058 8.179 47,9 6.669 81,54 08 Medan Polonia 18.925 10.022 52,9 8.697 86,78 09 Medan Baru 15.857 10.198 63,3 8.205 80,46 10 Medan Selayang 18.529 9.208 49,7 7.764 84,32 11 Medan Sunggal 27.595 15.259 55,3 12.660 82,97 12 Medan Helvetia 32.427 11.058 34,1 8.924 80,70 13 Medan Petisah 23.911 13.407 56,1 12.020 89,65 14 Medan Barat 24.858 18.044 72,6 15.617 86,55 15 Medan Timur 25.161 10.422 41,4 8.890 85,30 16 Medan Perjuangan 27.926 12.099 43,3 10.860 89,76 17 Medan Tembung 36.853 14.630 39,7 12.709 86,87 18 Medan Deli 30.904 11.170 36,1 9.273 83,02 19 Medan Labuhan 23.929 16.533 69,1 15.121 91,46 20 Medan Marelan 13.897 7.318 52,7 6.227 85,09 21 Medan Belawan 23.133 9.315 40,3 6.795 72,95 JumlahTotal 520 343 267 989 51,5 225 009 83,96 Sumber : Medan dalam Angka 2008 Dari jumlah tersebut di atas, diambil sampel rumah sebanyak 267.898 unit atau sekitar 51,5. Dari jumlah tersebut hanya sekitar 83,96 yang merupakan rumah sehat layak huni. Dari persentasi tersebut di atas, jumlah rumah yang layak huni adalah sebanyak 436.880. Selebihnya adalah rumah yang tidak layak huni 16,04 yang tersebar di 11 kecamatan dan 20 kelurahan. Selain itu di beberapa tempat masih ditemui juga perumahan yang kwalitas lingkungannya dapat dikategorikan di dalam kelompok perumahan kumuh, sehingga sangat perlu dilakukan perbaikan lingkungan. Universitas Sumatera Utara Menurut Darundono, tidak sulit untuk menghitung masalah kebutuhan rumah dengan perhitungan sederhana. Dengan pertambahan penduduk sekitar 2,33 per tahun secara nasional, maka jumlah penduduk setiap tahunnya bertambah sebesar 58.083 jiwa, atau sekitar 160 jiwa per hari. Dengan ukuran per keluarga 6 orang, hitungan tersebut menjadi 27 keluarga per hari. Maka untuk memenuhi kebutuhan perumahan bagi masyarakat di Kota Medan, pemerintah maupun swasta harus membangun rumah paling tidak 1 rumah per jam. Darundono, 1996 Untuk mengatasi kekurangan rumah tersebut, pemerintah melalui Perum Perumnas beberapa tahun terakhir ini banyak melakukan pembangunan perumahan terutama untuk golongan masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah, antara lain: a. Perumnas Helvetia di Kecamatan Medan Sunggal sebanyak 4.804 unit. b. Perumnas Mandala di Kecamatan Medan Denai sebanyak 9.590 unit. c. Perumnas Simalingkar di Kecamatan Medan Johor sebanyak 7 270 unit. d. Rumah Susun Sukaramai di Kecamatan Medan Area sebanyak 400 unit e. Perumnas Martubung di Kecamatan Medan Belawan sebanyak 1 414 unit. Di samping pengadaan perumahan oleh pemerintah tersebut, pihak swasta juga banyak melakukan pembangunan perumahan untuk golongan masyarakat menengah bawah ini atau setara dengan RSS Rumah Sangat Sederhana. Lingkungan perumahan yang didirikan oleh perusahaan ini, pada umumnya kondisi lingkungannya sudah baik dengan penyediaan sarana dan prasarana yang baik. Universitas Sumatera Utara Sumber: Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kota Medan 2016 Gambar 3.2. Peta Lokasi Perumnas di Medan PERUMNAS MARTUBUNG PERUMNAS HELVETIA PERUMNAS SIMALINGKAR RUSUN SUKARAMAI PERUMNAS MANDALA Universitas Sumatera Utara 3.4. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengadaan perumahan di Medan Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan perumahan dan permukiman di Medan, antara lain: a. Perkembangan penduduk. Penduduk mempunyai pengaruh yang sangat besar di dalam pembangunan perumahan. Penduduk kota Medan pada tahun 2006 Medan dalam Angka 2007 berjumlah 2.038.000 jiwa meningkat menjadi 2.083.156 pada tahun 2008. Dari Angka ini tingkat pertumbuhan rata-rata penduduk relatif tinggi, yaitu sebesar 2,97. Penyebaran penduduk juga tidak merata, kepadatan penduduk di pusat kota relatif tinggi, sedangkan di bagian Utara dan Selatan relatif rendah. Kecenderungan peningkatan penduduk ini, salah satu penyebab utamanya adalah urbanisasi. b. Faktor pertanahan Perkembangan Kota Medan yang sangat pesat, terutama akibat perkembangan ekonomi perkotaan mengakibatkan semakin langkanya lahan untuk perumahan. Lahan-lahan di perkotaan menjadi semakin tinggi nilainya, hal ini mengakibatkan para pengembang untuk mencari alternatif lain ke daerah pinggiran. Hal ini akan menimbulkan beban baru dan peningkatan biaya hidup bagi masyarakat, terutama masyarakat berpenghasilan rendah yang mempunyai lahan penghasilan di pusat kota, terutama masalah transportasi. Kondisi ini membuat mereka untuk tetap bertahan hidup di pusat kota pada lingkungan kumuh yang tidak layak untuk di huni. Universitas Sumatera Utara c. Faktor Keterjangkauan dan daya beli Pemerintah dan pihak swasta yang bergerak di bidang pengadaan perumahan bekerja sama dengan beberapa bank untuk memberikan bantuan Kredit Pemilikan Rumah KPR. Namun harga jual yang ditawarkan oleh para pengembang tetap tidak terjangkau oleh sebagian masyarakat miskin yang ingin memeiliki rumah sendiri di Kota Medan. d. Faktor Teknologi. Faktor ini sangat berperan di dalam menentukan nilai jual rumah. Untuk mengatasi masalah pengadaan perumahan terutama bagi golongan masyarakat berpenghasilan rendah, belum ada penemuan yang berarti dalam industry dan teknologi bahan agar biaya pembangunan rumah dapat ditekan seminim mungkin, sehingga harga jual rumah dapat terjangkau oleh masyarakat. 3.5. Data Umum Perumnas Mandala Medan Perumnas Mandala adalah proyek Perum Perumnas yang ke dua setelah Perumnas Helvetia di Kota Medan. Mulai dibangun tahun 1982 dan mulai dihuni setelah satu tahun kemudian, yaitu tahun 1983. Perumnas Mandala ini terletak di Kecamatan Medan Denai yang berjarak ±10 km dari pusat Kota Medan ke arah timur. Data umum Perumnas Mandala adalah: Universitas Sumatera Utara 1. Tipe dan jumlah unit: a. Tipe D21 : 1718 unit b. Tipe D36 : 3794 unit c. Tipe D45 : 3216 unit d. Tipe D70 : 862 unit Jumlah : 9590 unit 2. Fasilitas pendidikan: a. TK : 12 unit b. SD : 8 unit c. SMP : 3 unit d. SMA : 1 unit 3. Fasilitas Peribadatan: a. Mesjid : 5 unit b. Langgar : 21 unit c. Gereja : 14 unit 4. Fasilitas Umum: a. Balai Pertemuan Umum : 1 unit b. Balai Pertemuan Khusus : 2 unit c. Lapangan Sepakbola : 6 unit Universitas Sumatera Utara d. Tempat Bermain : 15 unit 5. Saran Kesehatan: a. Puskesmas : 1 unit 6. Saran Komersial: a. Pertokoan Pasar : 1 unit b. Kantor PLN : 1 unit c. Kantor PDAM : 1 unit d. Kantor Perumnas : 1 unit PERUMNAS MANDALA MEDAN Universitas Sumatera Utara Sumber: Rencana Umum Tata Ruang Kota Medan 2016 Gambar 3.3. Peta Lokasi Perumnas Mandala Medan Universitas Sumatera Utara Sumber: Diunduh dan diolah dari Google Earth. Gambar 3. 4. Foto Udara Perumnas Mandala Universitas Sumatera Utara

BAB IV METODE PENELITIAN