Struktur Kolom LANDASAN TEORI

Gambar 2.9 Analisia Balok Bertulangan Rangkap Sumber: Istimawan Dipohusodo, Struktur Beton Bertulang

2.3 Struktur Kolom

2.3.1 Umum Kolom adalah komponen struktur bangunan yang tugas utamanya menyangga beban aksial tekan vertikal dengan bagian tinggi yang tidak ditompang paling tidak tiga kali dimensi lateral terkecil. Sedangkan komponen struktur yang menahan beban aksial vertikal dengan rasio bagian tinggi dengan dimensi lateral terkecil kurang dari tiga dinamakan pedestal. Sebagai bagian dari kerangka bangunan dengan fungsi dan peran seperti tersebut, kolom menempati posisi penting di dalam sistem struktur bangunan. Kegagalan kolom akan berakibat langsung pada runtuhnya komponen struktur lain yang berhubungan dngannya, atau bahkan merupakan batas runtuh totaol keseluruhan struktur bangunan. Pada umumnya kegagalan atau keruntuhan komponen tekan tidak diawali dengan tanda peringatan yang jelas, bersifat mendadak. Universitas Sumatera Utara Oleh karena itu, dalam merncanakan struktur kolom harus memperhitungkan secara cermat dengan memberikan cadangan lebih tinggi dari pada untuk komponen struktur lainnya. Selanjutnya, karena penggunaan di dalam praktek umumnya kolom tidak selalu bertugas menahanbeban aksial vertikal, defenisi kolom diperluasdengan mencakup juga tugas menahan kombinasi beban aksial dan momen lentur. Atau dengan kata lain, kolom harus diperhitungkan untuk menyangga beban aksial tekan dengan eksentrisitas tertentu. Secara garis besar ada tiga jenis kolom bertulang, yaitu : 1. Kolom menggunakan pengikat sengkang lateral. Kolom ini merupakan kolom beton yang ditulangi dengan batang tulangan memanjang, yang pada jarak spasi tertentu diikat dengan pengikat sengkang ke arah lateral, sedemikian rupa hingga penulangan keseluruhan membentuk kerangka. 2. Kolom menggunakan pengikat spiral. Bentuknya sama dengan yang pertama hanya saja sebagai pengikat tulangan pokok memanjang adalah tulangan spiral yang dililitkan keliling membentuk heliks menerus di sepanjang kolom. 3. Struktur kolom komposit, merupakan komponen struktur tekan yang diperkuat pada arah memanjang dngan gelagar baja profil atau pipa, dengan atau tanpa diberi batang tulangan pokok memanjang. 2.3.2 Hubungan Beban Aksial dan Momen Kesepadanan statika antara beban aksial eksentrisitas dengan kombinasi beban aksial momen dapat dilihat pada gambar. Universitas Sumatera Utara Gambar 2.10. Hubungan Beban Aksial-Momen-Eksentrisitas dikutip dari buku Istimawan Dipohusodo, Struktur Beton Bertulang Apabila gaya dari beban Pu bekerja pada penampang kolom berjarak e terhadap sumbu seperti terlihat pada gambar, akibat yang ditimbulkan akan sama dengan apabila suatu pasangan yang terdiri dari gaya beban aksial Pu pada sumbu dan momen, Mu = Pu.e, bekrja serentak bersama-sama tampak pada gambar 2.3. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa apabila suatu pasangan momen rencana terfaktor Mu, dan beban rencana terfaktor Pu bekerja bersama-sama pada suatu komponen struktur tekan, hubungannya dapat dituliskan sebagai berikut : e = Pu Mu Untuk suatu penampang tertentu, hubungan tersebut di atas bernilai konstatan dan memberikan variasi kombinasi beban lentur dan beban aksial dalam banyak cara. Apabila dikehendaki eksentrisitas yang semakin besar, beban aksial Pu harus berkurang sampai suatu nilai sedemikian rupa sehinggakolom tetap mampu menopang kedua beban, beban aksial Pu dan momen Pu.e. Sudah barang tentu, besar atau jumlah pengurangan Pu yang diperlukan sebanding dengan peningkatan besarnya eksentrisitas. Universitas Sumatera Utara Tergantung kepada besarnya momen M, relatif terhadap beban aksial Pu, redapat beberapa cara dimana suatu tampang akan hancur. Gambar menunjukan suatu kolom yang memikul suatu beban aksial Pu ddengan letak eksentrisitas yang berbeda-beda hingga dari tidak bereksentrisitas hingga memiliki sksentrisitas yang sangat besar hingga beban Pu dapat diabaikan. Kehancuran pada kolom diasumsikan terjadi ketika regangan tekan mencapai 0,003. Gambar 2.11 Kolom Memikul Beban Aksial Dikutip dari buku McCormac,C Jack, Design of Reinforced Concrete Berikut ini adalah sedikit penjelasan terhadap gambar : a. Beban aksial besar tanpa momen. Dalam situasi ini, kehancuran akan terjadi dengan hancurnya beton dengan seluruh tulangan dalam kolom berada dalam kondisi uluh akibat tekan. b. Beban aksial besar dengan momen kecil sedemikian seluruh tampang masih berada dalam keadaan tertekan. Ketika suatu kolom diberikan momen lentur yang kecil dimana eksentrisitas kecil, seluruh kolom akan dalam keadaan tertekan tetapi tekanan akan lebih besar pada salah satu sisi lainnya. Tegangan tekan maksimum pada kolom akan Universitas Sumatera Utara mencapai 0,85f’c dan kehancuran akan terjadi dengan hancurnya beton dengan seluruh tulangan dalam keadaan tertekan. c. Beban aksial dengan momen yang lebih besar dari pada keadaan b sedemikian sehingga tegangan tarik mulai muncul pada salah satu sisi kolom. Jika eksentris meningkat terus, tegangan tarik akan mulai terjadi pada salah satu sisi kolom dan tulangan baja pada sisi itu akan tertarik tetapi masih belum meluluh. Sedangkan pada sisi lainnya, tulangan baja akan dalam keadaan tertekan. Kehancuran akan terjadi dengan hancurnya beton pada sisi yang tertekan. d. Kondisi pembebanan seimbang. Seiring dengan semakin bertambahnya eksentrisitas, suatu kondisi akan tercapai dimana tulangan baja pada daerah tarik akan mencapai tegangan luluhnya pada saat beton pada sisi lainnya mencapai tekanan maksimumnya sebesar 0,85f’c. Kondisi ini dinamakan kondisi pembebanan seimbang. e. Momen besar dengan beban aksial kecil. Jika eksentrisitas terus ditambahkan, kehancuran akan ditentukan oleh luluhnya tulangan tarik pada kolom. f. Momen besar tanpa beban aksial. Untuk kondisi ini, kehancuran akan terjadi seperti yang terjadi pada balok. Dengan demikian kekuatan suatu penampang kolom dapat diperhitungkan terhadap banyak kemungkinan kombinasi beban aksial dan momen. Kuat lentur penampang koom dapat direncanakan untuk beberapa kemungkinan kuat beban aksial yang berbeda, dengan masing-masing mempunyai pasangan kuat momen tersendiri. 2.3.3 Penampang Kolom Bertulang Seimbang Dalam praktek perencanaan kolom pada umumnya digunakan penulangan simetris, dimana penulngan pada kedua sisi yang berhadapan sama jumlahnya. Tujuan utamanya Universitas Sumatera Utara mencegah kesalahan atau kekeliruan penempatan tulangan yang dipasang. Penulangan simetris juga diperlukan apabila ada kemungkinan terjadinya gaya bolak-balik pada struktur misalnya karena arah gaya angin atau gempa. Seperti diketahui, kuat beban aksial sentris nominal atau teoritisuntuk suatu penampang kolom pada hakekatnya adalah merupakan penjumlahan kontribusi kuat beton Ag-Ast0,85 fc’ dan kuat tulangan baja Ast.fy. Luas penampang tulangan tulangan baja Ast adalah jumlah seluruh tulangan pokok memanjang. Karena yang bekerja adalah beban sentris, dianggap keseluruhan penampang termasuk tulangan pokok memanjang menahan gaya desak secara merata. Dengan sendirinya pada penampang seperti ini tidak terdapat garis netral yang memisahkan daerah tarik dan daerah tekan. Apabila beban aksial tekan bekerja eksentrisitas pada sumbu kolom barulah timbul tegangan yang tidak merata pada penampang, bahkan pada nilai eksentrisitas tertentu dapat mengkibatkan timbulnya tegangan tarik. Dengan demikian penampang kolom terbagi menjadi daerah tekan dan tarik, demikian pula tugas penulangan baja dibedakan sebagai tulangan baja tekan As’ yang dipasang di daerah tekan dan tulangan baja tarik As yang dipasang di daerah tarik. Berdasarkan regangan yang terjadi pada batang tulangan baja, awal kehancuran atau keruntuhan penampang kolom dapat dibedakan menjadi dua kondisi, yaitu : 1. Kehancuran karena tarik, diawali dengan lulunya batang tulangan tarik. 2. Kehancuran krena tekan diawali dengan hancurnya beton tekan. Jumlah tulangan baja tarik sedemikian sehingga letak garis netral tepat pada posisi saat mana akan terjadi secara bersamaam regangan luluh pada tulangan baja tarik dan regangan beton desak maksimum 0,003. Kondisi keseimbangan regangan tersebut menempati posisi penting karena merupakan pembatas antara kedua keadaan penampang Universitas Sumatera Utara kolom beton bertulang yang berbeda dalam cara hancurnya, yaitu hancur karena tarik dan hancur karena tekan dengan demikian kondisi regangan keseimbangan regangan merupakan indikator yang sangat berguna dalam menentukan cara hancurnya. Setiap penampang kolom akan seimbang pada suatu beban Pb tertentu dikombinasikan dengan eksentrisitas eb tertentu. Maka pada penulangan baj berlainan akan diperoleh beban seimbang berdasarkan keseimbangan regangan yang berlainan pula, meskipun untuk penampang kolom beton yang sama. 2.3.4 Faktor Reduksi Kekuatan Untuk Kolom Persyaratan pembatasan tulangan untuk komponen struktur yang dibebani kombinasi lentur dan aksial tekan. Persyaratan tersebut selaras dengan konsep datilitas komponen struktur yang menahan lentur dengan beban aksial kecil, dimana dikehendaki agar keruntuhan diawali dengan meluluhnya batang tulangan tarik terlebih dahulu. Sejalan dengan hal tersebut, untuk komponen dengan beban kecil diiinkan untuk memperbesar faktor reduksi kekuatannya, lebih besar dari nilai yang digunakan bila komponen yang bersangkutan hanya menahan beban aksial tekan sentris. Seperti diketahui, untuk komponen yang menahan lenturan murni, tanpa beban aksial, digunakan faktor reduksi kekuatan Ø = 0,80. Sedangkan pada pembahasan kolom saat ini digunakan faktor reduksi kekuatan Ø = 0,80 untuk kolom dengan sengkang. Namun seperti diketahui, kolom yang dibebani eksentrisitas akan menahan beban aksial maupun momen. Sehingga dapat disimpulkan bahwa untuk kasus di mana kolom menahan beban aksial kecil tetapi pasangan momennya besar dapat diberlakukan seperti komponen struktur lentur, atau balok pada umumnya. Universitas Sumatera Utara

2.4 Pondasi