Populasi Penelitian Sampel Penelitian

31

3.5 Populasi dan Sampel Penelitian

3.5.1 Populasi Penelitian

Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian atau obyek yang diteliti Soekidjo Notoatmojo 2002:79. Atas dasar pendapat tersebut, maka populasi dalam penelitian ini dapat ditentukan, yaitu : 1. Populasi kasus adalah Puskesmas yang cakupan imunisasi campaknya rendah di Kabupaten Tegal. 2. Populasi kontrol adalah Puskesmas yang cakupan imunisasi campaknya tinggi di Kabupaten Tegal.

3.5.2 Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan obyek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi Soekidjo Notoatmojo 2002:79. Cara pemilihan sampel dalam penelitian ini adalah dengan purposive sampling yaitu pengambilan sampel didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti berdasarkan ciri atau sifat- sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya serta memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi, yaitu : 1. Sampel Kasus Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subyek penelitian pada populasi target dan pada populasi terjangkau. Kriteria inklusi yang dimaksud untuk sampel kasus dalam penelitian ini yaitu Puskesmas yang cakupan imunisasi campaknya rendah pada tahun 32 2007 dan memiliki petugas pelaksana imunisasi yang nantinya akan dijadikan responden penelitian. Sedangkan kriteria eksklusi adalah sebagian subyek yang memenuhi kriteria inklusi harus dikeluarkan dari studi karena berbagai sebab. Kriteria eksklusi sampel kasus dalam penelitian ini yaitu sampel yang memenuhi syarat inklusi namun tidak bersedia menjadi sampel atau hal lain yang tidak mendukung. Maksudnya di sini adalah Puskesmas yang cakupan imunisasi campaknya rendah pada tahun 2007, namun memiliki petugas pelaksana berpendidikan SMA atau lebih rendah atau tidak bersedia dijadikan responden. 2. Sampel Kontrol Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subyek penelitian pada populasi target dan pada populasi terjangkau. Kriteria inklusi yang dimaksud untuk sampel kontrol dalam penelitian ini yaitu Puskesmas yang cakupan imunisasi campaknya tinggi pada tahun 2007 dan memiliki petugas pelaksana imunisasi yang nantinya akan dijadikan responden penelitian. Sedangkan kriteria eksklusi adalah sebagian subyek yang memenuhi kriteria inklusi harus dikeluarkan dari studi karena berbagai sebab. Kriteria eksklusi sampel kontrol dalam penelitian ini yaitu sampel yang memenuhi syarat inklusi namun tidak bersedia menjadi sampel atau hal lain yang tidak mendukung. Maksudnya di sini adalah Puskesmas yang cakupan imunisasi campaknya tinggi pada tahun 33 2007, namun memiliki petugas pelaksana berpendidikan SMA atau lebih rendah atau tidak bersedia dijadikan responden. Untuk menentukan besarnya sampel petugas minimal yang terdapat dalam populasi yaitu menggunakan rumus : 2 2 1 2 2 2 1 1 2 1 P P Q P Q P z β 2PQ z α n n − + + = = 2 2 2 1 ORxP P 1 ORxP P + − = 100 x d b b P 2 + = Catatan : Q 1 = 1 – P 1 , Q 2 = 1 – P 2 , P = ½ P 1 + P 2 , Q = ½ Q 1 + Q 2 Keterangan : n 1 = n 2 : Perkiraan besar sampel minimal P 1 : Proporsi paparan pada kelompok kasus P 2 : Proporsi paparan pada kelompok kontrol z α : Nilai pada distribusi normal stándar yang sama dengan tingkat kemaknaan α = 0,05 yaitu 1,96 z β : Nilai pada distribusi normal stándar yang sama dengan kuasa sebesar yang diinginkan sebesar 80 yaitu 0,84. OR : Odds Ratio Sudigdo S, Sofyan Ismail, 2002:273 34 Tabel Besar sampel berdasarkan Odds Ratio dari penelitian terdahulu Variabel P 1 P 2 OR n Motivasi petugas 0.78 0.26 10.2 12 Tingkat pendapatan 0.79 0.29 9.4 8 Motivasi masyarakat 0.66 0.15 11.3 13 Kelengkapan vaksin 0.49 0.19 4.04 30 Pengetahuan 0.61 0.18 7.3 29 Berdasarkan perhitungan diatas, maka diperoleh bahwa besar sampel yang diperlukan dalam penelitian ini adalah 30 sampel. Dengan perbandingan 1:1 untuk kelompok kasus dan kontrol, maka diperoleh bahwa besar sampel penelitian ini yaitu 30 kasus dan 30 kontrol

3.6 Instrumen Penelitian

Dokumen yang terkait

Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Pencapaian Target Cakupan Imunisasi Dasar di Puskesmas Helvetia Medan 2014

2 52 99

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian Imunisasi Campak Pada Batita di Wilayah Kerja Puskesmas Lareh Sago Halaban Kabupaten 50 Kota Tahun 2012

19 124 84

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR BALITA DI DESA BALEGONDO Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar Balita Di Desa Balegondo Kecamatan Ngariboyo Kabupaten Magetan.

2 4 16

FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PENYAKIT CAMPAK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Campak Di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Teras Kabupaten Boyolali.

0 1 18

FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PENYAKIT CAMPAK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Campak Di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Teras Kabupaten Boyolali.

0 0 14

Analisis Faktor Faktor Organisasi Yang Berhubungan Dengan Cakupan Imunisasi Puskesmas di Kabupaten Batang. - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

1 2 20

TAP.COM - FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN ... 19 39 1 SM

0 1 10

TAP.COM - FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU ... 9801 22014 1 SM

0 1 13

18376 ID analisis faktor faktor yang berhubungan dengan pelaksanaan senam hamil di wilaya

0 0 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Imunisasi 1. Pengertian Imunisasi - Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Pencapaian Target Cakupan Imunisasi Dasar di Puskesmas Helvetia Medan 2014

0 0 12