72
memenuhi  seluruh  permukaan  yaitu  filiformis,  fungiformis, sirkumvalata dan folioformis.
4. Esophagus
Seperti  disebutkan  didepan  esophagus  adalah  merupakan  saluran makanan  masuk  menuju  lambung.  Esofagus  yang  panjangnya  adalah
kurang lebih 20 cm dan lebarnya 2 cm adalah jalur untuk mengalirkan makanan  setelah  dari  farinks  ke  lambung.  Gerakan  mendorong  dan
meremas  akan  membuat  bolus  turun  ke  lambung  secara  perlahan. Aktivitas  menelan  ini  termasuk  pada  aktivitas  yang  dipengaruhi
kesadaran,karena  bagian  atas  esofagus  ini  tersusun  atas  otot  lurik rangka yang responnya dipengaruhi kesadaran.
Adanya  mukosa  yang  dihasilkan  di  esofagus  juga  mempermudah proses  mendorong  bolus  ke  arah  lambung,  sehingga  bolus  akan  lebih
licin, selain itu adanya mukus akan membuat resiko gesekan berkurang dengan  licinnya  permukaan,  membuatnya  dapat  meregang  untuk
menampung makanan dan air sebanyak kurang lebih 2 liter
5. Lambung
Setelah  melewati  esophagus  makanan  masuk  kedalam  lambung. Lambung  sapi  sangat  besar,  diperkirakan  sekitar  34  dari  isi  rongga
perut.  Lambung  mempunyai  peranan  penting  untuk  menyimpan makanan  sementara  yang  akan  dimamah  kembali  kedua  kali.  Selain
itu,  pada  lambung  juga  terjadi  proses  pembusukan  dan  peragian. Lambung
juga berfungsi
untuk mencerna
protein dengan
mensekresikan enzim
protease dan
asam lambung.
Lambung  ruminansia  terdiri  atas  4  bagian,  yaitu  rumen,  retikulum, omasum, dan abomasum dengan ukuran yang bervariasi sesuai dengan
umur dan makanan alamiahnya. Kapasitas rumen 80, retikulum 5, omasum  7-8,  dan  abomasum  7-8.  Pembagian  ini  terlihat  dari
bentuk gentingan pada saat otot sfinkter berkontraksi.
73
Makanan  dari  kerongkongan  akan  masuk  rumen  yang  berfungsi sebagai  gudang  sementara  bagi  makanan  yang  tertelan.  Di  rumen
terjadi  pencernaan  protein,  polisakarida,  dan  fermentasi  selulosa  oleh enzim  selulase  yang  dihasilkan  oleh  bakteri  dan  jenis  protozoa
tertentu.  Dari  rumen,  makanan  akan  diteruskan  ke  retikulum  dan  di tempat  ini  makanan  akan  dibentuk  menjadi  gumpalan-gumpalan  yang
masih kasar disebut bolus. Bolus akan dimuntahkan kembali ke mulut untuk  dikunyah kedua  kali.  Dari  mulut  makanan  akan  ditelan  kembali
untuk  diteruskan  ke  omasum.  Pada  omasum  terdapat  kelenjar  yang memproduksi  enzim  yang  akan  bercampur  dengan  bolus.  Akhirnya
bolus akan diteruskan ke abomasum, yaitu perut yang sebenarnya dan di  tempat  ini  masih  terjadi  proses  pencernaan  bolus  secara  kimiawi
oleh  enzim  selulase  yang  dihasilkan  oleh  mikroba  bakteri  dan protozoa  akan  merombak  selulosa  menjadi  asam  lemak.  Akan  tetapi,
bakteri tidak tahan hidup di abomasum karena pH yang sangat rendah, akibatnya  bakteri  ini  akan  mati,  namun  dapat  dicernakan  untuk
menjadi sumber protein bagi hewan pemamah biak. Dengan demikian, hewan  ini  tidak  memerlukan  asam  amino  esensial  seperti  pada
manusia.
Gambar 13.  Perut ruminansia
Lambung  berada  pada  sisi  kiri  rongga  perut  abdomen,  dan  dibawah diafragma.  Lambung  dapat  menyimpan  seluruh  makanan  yang
74
dimakan  dalam  satu  waktu  karena  ukurannya  yang  besar  tersebut maka sering disebut dengan  perut besar . Dinding-dindingnya sangat
elastis  dan  memiliki  lipatan  seperti  akordion  pada  masing-masing
ujung  lambung.  Spingter  esophageal  merupakan  klep  yang  membatasi antara  bagian  esofagus  dengan  lambung,  dan  agar  makanan  tidak
kembali  ke  esofagus,  jadi  sfingter  ini  hanya  terbuka  jika  ada  makanan masuk atau pada saat muntah.Sedangkan  klep yang membatasi antara
lambung dengan duodenum disebut dengan sfingter pilorus.
Dinding lambung atau fundus mensekresikan suatu cairan yang sering disebut dengan  getah lambung , yakni suatu cairan pencernaan yang
bercampur  dengan  makanan  ,dengan  komposisi  asam  klorida  HCl
yang  sangat  asam,  tingkat  keasamannya  pH  sekitar  2,  karena  sangat asamnya  getah  lambung  ini  sehingga  cukup  untuk  melarutkan  paku
besi.  Fungsi  getah  lambung  tersebut  adalah  mengurai  zat-zat  dalam makanan  dan  juga  sebagai  zat  anti  kuman  apabila  ada  bakteri  yang
tertelan sewaktu makan.
Selain  getah  lambung  ditemukan  pula  enzim  pepsin  yang  berfungsi sebagai  hidrolisismencerna  protein.  Pepsin  memecah  ikatan
kompleks  dan  rumit  pada  protein  menjadi  bagian  sederhana  dari protein yakni asam amino. Pepsin adalah salah satu enzim yang bekerja
dengan  baik  pada  larutan  asam  pekat  getah  lambung  yang  terdapat pada  lambung.  Pada  lambung  bolus  yang  tercampur  dan  sudah  diurai
oleh HCl bersifat asam dan disebut dengan bubur kim.
6. Usus