Profil Guru Madrasah Tsanawiyah

pembiasaan peribadatan yang bersifat ritual sekaligus pembiasaan kegiatan kehidupan sosial keagamaan Ibadah, seperti sholat berjamaah, pengumpulan dan pembagian zakat fitrah, latihan kurban kerja bakti dan lain-lain. Dengan strategi pemblajaran demikian diharapkan Madrasah Tsanawiyah dapat memiliki output yang sesuai harapan dan tuntutan masyarakat dan kehidupannya. Karena Madrasah bertujuan menyeimbangkan anak didiknya tidak hanya pandai keilmuannya namun juga mempunyai akhlak mulia.

4. Profil Guru Madrasah Tsanawiyah

Dalam proses belajar mengajar guru merupakan variabel yang sangat penting, pengetahuan, ketrampilan dan perilaku guru merupakan instrument yang menciptakan kondisi dan proses pembelajaran tercipta dengan baik. Bila kualitas anak atau siswa ditentukan oleh kualitas belajarnya, maka sangat beralaskan bila guru memiliki pengaruh yang besar dalam menyiapkan masa depan anak dibanding dengan profesi yang lain. Hal ini berimplikasi bahwa guru memainkan peranan penting dan strategis dalam layanan pendidikan pada siswa,dengan demikian sudah sepantasnya guru mengembangkan profesionalitasnya secara terus menerus sehingga pengetahuan, ketrampilan dan sikap guru akan terus meningkat dan pada ujungnya akan berdampak positif pada siswa. Guru atau pendidik di Madrasah sebagai pemegang jabatan professional dia mengemban misi ganda dalam waktu yang bersamaan, yaitu misi mengembangkan agama dan misi ilmu pengetahuan. Misi Agama karena pendidik di madrasah harus menyampaikan nilai-nilai ajaran agama kepada anak didik, sehingga mereka dapat menjalankan kehidupanya dengan di dampingi nilai-nilai Agama. Misi ilmu pengetahuan karena pendidik harus menyampaikan ilmu pengetahuan kepada anak didik sesuai dengan perkembangan jaman dan perkembangan ilmu pengetahuan itu sendiri untuk dijadikan bekal dalam menghadapi masa depannya. Oleh karena itu diperlukan adanya profesionalisme kependidikan yang berkualitas tinggi di lingkungan pendidikan Madrasah, mengingat pendidik di Madrasah mengandung konotasi moralitas dan nilai-nilai islami walau yang bersangkutan mengajarkan ilmu-ilmu pengetahuan umum. Pendidik di madrasah tidak hanya mengajar di kelas saja,namun juga mengemban misi agama di tengah masyarakat. Menurut UU No. 14 tahun 2005 pasal 1, guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik. Pengakuan guru sebagai professional merupakan penghargaan akan peran guru dan dedikasinya yang tidak dianggap sebagai pekerjaan pengabdian sosial, lebih dari itu diakui sebagai pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi. Menurut UU No. 14 Tahun 2005 Pasal 6, kedudukan guru sebagai tenaga professional bertujuan melaksanakan sistem pendidikan Nasional dan mewujudkan tujuan Pendidikan Nasional, yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggungjawab. Guru yang professional mempunyai perilaku kompeten, punya kecakapan hubungan antar personal yang memadai dan efisien dalam bekerja. Dengan demikian jelas bahwa peran guru Madrasah sangat penting dalam sistem intruksional, karena bagaimanapun profil seorang guru madrasah merupakan figur yang menjadi panutan dalam menjalankan nilai-nilai ajaran agama atau paling tidak merupakan pendidik agama. Ada beberapa hal yang dapat dijadikan pertimbangan apakah seorang guru madrasah cukup menampilkan citra agamais atau tidak, antara lain: a. Berpakaian sopan dan rapi dengan mempertimbangkan aturan aurat; b. Dalam bergaul, yang mengutamakan sikap akhlakul karimah dikalangan guru atau dengan siswa; c. Disiplin waktu dan mematuhi tata tertib yang ada, sehingga dapat menumbuhkan sikap hormat dari peserta didik dan masyarakat; d. Taat beribadah dan menjalankan syariat agama serta terbiasa memimpin upacara keagamaan bukan saja di lingkungan madrasah tetapi juga di masyarakat; e. Memiliki wawasan pemikiran yang luas dan mendalam sehingga dalam menghadapi berbagai faham dan golongan agama tidak bersikap sempit dan fanatis. Dengan kata lain guru madrasah hendaknya merupakan pribadi-pribadi muslim yang memiliki kedalaman wawasan dan keluasan ilmu pengetahuan yang dihiasi dengan sikap dan tingkah laku akhlakul karimah yang patut menjadi panutan peserta didik Guru yang profesional mempunyai perilaku kompeten, punya kecakapan hubungan antar personal yang memadai dan efisien dalam bekerja: 1. Kompeten - Penuh kesiapan dan teratur. - Memberi pekerjaan yang memacu dan tidak tergesa-gesa. - Mampu meyakinkan kelas. - Mendorong antusiasme siswa. - Responsif terhadap pertanyaan dan kebutuhan siswa. - Empati pada siswa baik didalam maupun luar kelas. - Punya kemauan dan kemampuan membantu siswa. 2. Punya kecakapan hubungan antar personal yang memadai: - Punya tabiat yang positif. - Memperlakukan siswa dengan hormat, komunikatif, jujur dan adil. - Berbicara penuh keyakinan. - Tidak melakukan intimidasi sikap maupun kata-kata. - Reasonable dengan aturan kelas. - Menunjukkan perilaku yang fleksibel dan tidak kaku. - Tidak berperilaku yang tidak senonoh. - Mempunyai pendekatan yang fair pada semua siswa. 3. Efisien - Tepat waktu di kelas. - Mengumpulkan PR dan menilai. - Memberi penilaian kerja siswa secara reguler dan memberi feedback. - Taat asas pada program yang ditetapkan. - Mengelola kelas dengan proses yang teratur. - Memacu kelas dengan program sesuai kebutuhan siswa. Dengan demikian jelas bahwa peran guru sangat penting dalam sistem instruksional. Karena bagaimanapun profil seorang guru itu akan mempengaruhi prestasi pembelajaran yang akan dicapai oleh siswa.

5. Siswa Madrasah Tsanawiyah.