Permasalahan Keluarga Laporan Individu Pendampingan Keluarga KKN PPM UNUD Periode XIII Tahun 2016 Desa Sinabun - Kecamatan Sawan - Kabupaten Binabun.

7 BAB II IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH Untuk mengidentifikasi masalah dan menganalisis prioritas masalah yang dialami keluarga dampingan, yaitu keluarga Bapak Gusti Putu Adi Santosa, dilakukan beberapa kali kunjungan ke kediaman keluarga dampingan. Selama kunjungan tersebut, dilakukan pendekatan secara kekeluargaan yaitu dengan melakukan obrolan-obrolan ringan sambil membantu melakukan pekerjaan rumah keluarga Bapak Gusti Putu Adi Santosa seperti membantu menjaga anaknya dna mengajak bermain putrid semata wayangnya, selain itu dilakukan penjelasan mengenai program KKN terutama program Keluarga Dampingan, masalah kesehatan yang dialami, masalah perekonomian, serta mengamati suasana tempat tinggal dari Ibu Kadek Ekarini.

1.1 Permasalahan Keluarga

Dalam waktu satu bulan pendampingan, telah dilakukan 25 kali pertemuan dengan Bapak Gusti Putu Adi Santosa. Dalam jangka waktu tersebut telah diidentifikasikan beberapa permasalahan yang dikeluhkan oleh keluarga Bapak Gusti Putu Adi Santosa. Beberapa masalah yang dihadapi oleh keluarga ini sesuai dengan hasil wawancara dan pengamatan penulis yang dilihat dari sudut perekonomian keluarga, administrasi keluarga, kesehatan, masalah kebersihan lingkungan, dan akses air bersih keluarga. 1.1.1 Ekonomi Keluarga Keluarga Bapak Gusti Putu Adi Santosa, tergolong keluarga yang kurang mampu. Setelah ayahanda dari Bapak Gusti Putu Adi Santosa yang bernama Gusti Putu Arnawa meninggal Dunia kurang lebih 4 bulan sebelum penulis bertemu dengan keluarga Bapak Gusti Putu Adi Santosa, beliau harus siap menanggung bebagai macam beban baik itu beban ekonomi, beban sosial dan adat dan yang lainnya Bapak Gusti Putu Adi Santosa tentunya dapat membantu perekonomina keluarga hanya sebatas mampu memberikan makan di setiap harinya, namun kebutuhan-kebutuhan mendesak seperti kesehatan dan yang lainnya terkadang Bapak Gusti Putu Adi Santosa harus dengan berat hati meminta bantuan dari ibunya yang juga bekerja sebagai buruh pengayah tukang untuk dapat membantu dan menanggung kebutuhan-kebutuhan yang datangnya mendadak tersebut. Sang istri yang bernama Jero Putu Astini seringkali 8 meminta bekerja kepada Bapak Gusti Putu Adi Santosaagar dapat membantu pendapatan keluarga, namun beliau memilih untuk agar sang istri tetap menjadi ibu rumah tangga dan merawat anaknya yang baru berusia 1 tahun 4 bulan dan melakukan aktivitas sosial kemasyarakatan yang jarang bisa diikuti oleh Bapak Gusti Putu Adi Santosa dan ibunya akibat bekerja seharian diluar rumah. Kurang mampunya Bapak Gusti Putu Adi Santosa mengahasilkan pendapatan yang cukup untuk kehhidupan keluarganya sehari-hari menyebabkan tidak semua kebutuhan yang dianggap penting disetiap harinya bisa dipenuhi. Hal ini kemudian memaksa sang ibu, istri dan anak sering-sering berlapang dada dan hanya bisa mendoakan Bapak Gusti Putu Adi Santosa agar di hari-hari berikutnya mampu membawa hasil yang cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Namun demikian, Bapak Gusti Putu Adi Santosa mengatakan telah merasa bersukur karena setidaknya keluarganya masih mampu makan setiap hari walaupun makanan yang dimakan terbatas jenisnya. 1.1.2 Masalah Administrasi Keluarga Bapak Gusti Putu Adi Santosa memiliki masalah dalam administrasi keluarganya, dikarenakan Bapak Gusti Putu Adi Santosa tidak paham dan mengerti mengenai alur dan tata cara pembuatan administrasi keluarga tersebut. Adapun jenis-jenis berkas dalam administrasi keluarga yang sampai saat ini tidak selsesai diurus oleh Bapak Gusti Putu Adi Santosa adalah diantaranya: Akta perkawinan Bapak Gusti Putu Adi Santosa dan istri yang bernama Jero Putu Astini, Akta Kelahiran sang putrid berna Gustu ayu Putu Aprilyanti, Kartu Keluarga, Kartu Tanda Penduduk KTP dari Bapak Gusti Putu Adi Santosa dan istri. Sang Istri yang bernama Jero Putu Astini mengatakan bahwa sang suami yang bernama Bapak Gusti Putu Adi Santosa acapkali menunda proses pembuatan administrasi tersebut akibat beliau tidak memiliki cukup pengetahuan mengenai tata cara dan alur pembuatannya. Selain itu, Bapak Gusti Putu Adi Santosa merupakan seorang pribadi yang sangat pemalu, hal itu menjadi salah satu faktor penyebab mengapa ia selalu menunda proses pembuatan administrasi keluarganya. Hal ini kemudia berdampak pada istri dan anak dari Bapak Gusti Putu Adi Santosa yang kesusahan saat mengurus sesuatu terutama tentang kesehatan dan bantuan sosial lainnya. Pada periode sebelumnya, keluarga Bapak Gusti Putu Adi Santosa ini sempat menjadi salah satu calon penerima bantuan Bedah Rumah dari program Gubernur Bali Made Mangku Pastika, namun akibat berkas administrasi dari keluarga Bapak Gusti Putu Adi Santosa yang tidak lengkap dan keterlambatan mengurus hal tersebut, akhirnya keluarga Bapak Gusti Putu Adi Santosa batal menerima bantuan tersebut dan dialihkan ke keluarga lainnya yang membutuhkan. Untuk saat ini, akibat ketidakjelasan administrasi keluarga yang 9 tidak kunjung diurus oleh Bapak Gusti Putu Adi Santosa , seluaruh keluarga Bapak Gusti Putu Adi Santosa baik itu dr bapak Bapak Gusti Putu Adi Santosa beserta istri, anak dan ibunya tinggal dalam satu bilik kamar berukuran 3x4 meter secara bersamaan. 1.1.3 Kesehatan Keluarga Bapak Gusti Putu Adi Santosa memiliki Jaminan Kesehatan berupa BPJS yan g itupun masih turunan dari Ayahandanya yang telah meninggal. Sedangkan anggota keluarganya saat ini yaitu istri dan anknya sama seklai belum memiliki kartu jaminan kesehatan dalam bentuk apapun. Kartu Keluarga KK dan Kartu Tanda Penduduk KTP beliau pun belum sempat diurus sama sekali. Hal ini kemudian semakin mempersulit proses pembuatan kartu dan mereka tidak cepat mendapatkan kartu jaminan kesehatan yang baru. Selain itu, tidak lengkapnya berkas yg dimiliki oleh Bapak Gusti Putu Adi Santosa memperlambat beliau memperoleh pelayanan kesehatan yang sesuai karena kurang mampunya keluarga untuk membayar. Bapak Gusti Putu Adi Santosa, istri, anak dan ibu memiliki keadaan fisik yang cukup baik. Bapak Gusti Putu Adi Santosa dan keluarga tidak memiliki penyakit kronis ataupun penyakit turunan yang berarti. Masalah kesehatan yang sering dialami oleh keluarga Bapak Gusti Putu Adi Santosa biasanya akibat perubahan cuaca dan faktor makanan semata. Bapak Gusti Putu Adi Santosa sendiri mengaku tidak memiliki masalah kesehatan tertentu yang membuat beliau beserta istri dan anaknya harus berobat secara rutin ke pusat pelayanan kesehatan.Namun bila sakit, Bapak Gusti Putu Adi Santosa akan didatangi oleh dokter yang berasal dari Desa Suwug ataupun bidan yang biasa membantu pengobatan di desa dengan membayar sebesar Rp 50.000,00. Sedangkan, anak beliau, Gusti Ayu Putu Aprilyani biasanya memeriksa kesehatannya pada saat ada Posyandu di kantor Kepala desa Sinabun dengan membayar Rp 10.000,00 atau bahkan tidak membayar sama sekali. Kebutuhan pangan keluarga Bapak Gusti Putu Adi Santosa dapat dikatakan kurang mencukupi karena kurangnya pendapatan dan kemampuan beliau sehingga kebutuhan pangan tersebut kadang kala disediakan oleh ibu dari Bapak Gusti Putu Adi Santosa yakni ibu Ketut Suarti. Sedangkan, untuk kebutuhan pakaian, beliau, istri anak dan ibunya menggunakan pakaian seadanya saja karena tidak mampu membeli pakaian baru dan bersih. 1.1.4 Kesehatan Tempat Tinggal Kamar tempat tinggal Ibu Kadek Ekarini sangat sederhana berukuran kira-kira 3x4 meter lantai yang tebuat dari ubin yang lama serta dilapisi oleh lembaran spanduk bekas akar 10 jika musim penghujan dating, kamar sebagai tempat tinggal keluarga Bapak Gusti Putu Adi Santosatidak terasa lembab dan dingin. Kamar Bapak Gusti Putu Adi Santosa ini cukup sederhana, didalamnya berisi 1 kasur layak pakai, serta meja yang memiliki beberapa laci kevil dan besar yang kemudian sekaligus dijadikan lemari tempat menyimpan baju oleh sang istri. Selain itu, tembok dan atap kamar terlihat sudah menua, akibat bangunan yang sudah berusia lebih dari 25 tahun. Kamar sebagai tempat tinggal Bapak Gusti Putu Adi Santosa ini didapatkan dari ayahandanya yang dulu mendapatkan bagian tempat tinggal dari orangtuanya, kemudian dibagi sama rata kepada ke 7 anak dari ayah Bapak Gusti Putu Adi Santosa. Kamar yang dapat dikatakan warisan tersebut kemudian ditempati oleh keluarga Bapak Gusti Putu Adi Santosa bersama sang ibu. Oleh karena bangunan rumah yang sudah cukup tua, kemudian menyebabkan bangunan rumah tersebut hanya memiliki 1 kamar mandi dengan keadaan yang sudah cukup tua bangunannya serta kondisi nya yang cukup memprihatinkan. Untuk keperluan memasak, istri dari Bapak Gusti Putu Adi Santosa harus rela bergantian memasak dengan anggota keluarga yang lainnya yang tinggal di lingkunagn yang sama karena jumlah dapur di lingkunagn rumah tersebut hanya 1 dan keadaan bangunan dapur sudah cukup tua dan rawan roboh. Namun walaupun demikian, keluarga Bapak Gusti Putu Adi Santosa merasa bersyukur sebab Ia dan anggota keluarga yang lain setidaknya masih bisa Mandi, Cuci Kakus di dalam kamar mandi dan tidak di ruang terbuka seperti sungai ataupun selokan. Kondisi kamar Bapak Gusti Putu Adi Santosa sendiri dapat dikatakan kurang baik. Sebagian besar barang-barang di dalam kamar tampak tertutup debu dan berantakan. Kondisi ini dapat membahayakan penghuni rumah, apalgi sang anak yang baru berusia 1 tahun 4 bulan. Hal tersebut juga dapat menimbulkan penyakit bagi sang anak karena dapat memicu gangguan pernapasan akibat paparan debu kronis. Kamar beliau pula tidak tertutup pintu, hanya tertutup oleh kain saja. Hal ini mengakibatkan beliau mengalami kedinginan saat tidur di malam hari dan terkadang merasa sesak. Kamar Bapak Gusti Putu Adi Santosa pula sangat rendah berkisar 2 meter dan memiliki atap berupa seng tua yang sudah berusia puluhan tahun. Hal ini pula mengakibatkan rumah beliau sangat panas pada saat siang hari sehingga Bapak Gusti Putu Adi Santosa tidak pernah istrirahat siang di dalam kamar kecuali untuk menidurkan sang anak agar lebih nyaman tidur di atas kasur. Di atas kasur dengan tipe doblebed dalam kamar Bapak Gusti Putu Adi Santosa biasa digunakan oleh ibu, Bapak Gusti Putu Adi Santosa serta istri dan 11 anaknya. Mereka berempat harus rela tidur berdesakan karena hanya kamar itu yang mereka miliki sebagai tempat tinggals. 1.1.5 Kebersihan Lingkungan Kebersihan Lingkungan pekarangan rumah Bapak Gusti Putu Adi Santosa dapat dikatakan cukup baik. Istri beliau, Jero Putu Astini sangat rajin membersihkan pekarangan rumah bersama dengan anggota keluarga yang lain yang masih tinggal di pekarangan yang sama. Namun, pada saat memasak ataupun sekedar membuat sesuatu untuk keperluan kerja adat di rumah, istri dari Bapak Gusti Putu Adi Santosa tidak memiliki tempat untuk membuang sampah sisa daun kelapa yang digunakan sehingga sampah berserakan lalu akan dibersihkan apabila mereka telah selesai bekerja. 1.1.6 Akses Air Bersih Keluarga Untuk melakukan kegiatan sehari-hari yang menggunakan air untuk minum, keluarga Bapak Gusti Putu Adi Santosa tidak memiliki penyediaan air. Beliau biasanya diijinkan untuk menggunakan air bersih milik tetangganya yang memanfaatkan sumber air yang sudah dikelolah oleh desa, dimana air tersebut juga digunakan untuk memasak, mandi dan mencuci. Mengenai pembayaran air, akan dibagi rata antara sang tetangga dan pihak keluarga Bapak Gusti Putu Adi Santosa.

1.2 Masalah Prioritas