Ekonomi Keluarga Dampingan Laporan Individu Pendampingan Keluarga KKN PPM UNUD Periode XIII Tahun 2016 Desa Sinabun - Kecamatan Sawan - Kabupaten Binabun.

2 No Nama Status Umur Pendidikan Pekerjaan Ket 1. Gusti Putu Adi Santosa Kawin 22th SD Buruh Bangunan Kepala Keluarga 2. Putu Astini Kawin 19 th SD Ibu Rumah Tangga Istri 3. Gusti Ayu Putu Apriliani Belum Kawin 1 tahun 4 bulan - - Anak 4. Ketut Suarti Janda 40 th - Buruh pengayah tukang Ibu Perjalanan awal untuk mencapai lokasi rumah Bapak Gusti Putu Adi Santosa dapat melalui jalan aspal. Namun, semakin jauh untuk mencapai rumah beliau harus melalui jalan setapak yang hanya dapat dilalui dengan sepeda motor ataupun berjalan kaki. Sepanjang jalan menuju rumah Bapak Gusti Putu Adi Santosa terdapat sawah dan kebun-kebun di samping jalan dan tidak dilengkapi dengan lampu penerangan jalan. Kamar tempat tinggal Bapak Gusti Putu Adi Santosa sangat sederhana yang berukuran kira-kira 3 x 4 meter. Meskipun telah menikah, Bapak Gusti Putu Adi Santosa masih tinggal dan tidur bersama ibunya oleh sebab tidak memiliki rumah untuk di tempati dan hanya memiliki 1 bilik kamar saja sebagai tempat berlindung bersama keluarganya. Sedangkan untuk keperluan penggunaan dapur dan kamar amndi, keluarga Bapak Gusti Putu Adi Santosa memilih menggunakan kamar mandi dan dapur secara bersama dengan anggota keluarga lainnya.

1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan

Penghasilan dari keluarga Bapak Gusti Putu Adi Santosa ini didapatkan dari penghasilan Bapak Gusti Putu Adi Santosa sendiri yang bekerja sebagai Burruh bangunan dan terkadang jika sewaktu-waktu Bapak Gusti Putu Adi Santosa tidak mendapatkan pekerjaan atau proyek tambahan, maka yang bekerja adalah ibu dari Bapak Gusti Putu Adi Santosa yakni Ibu Ketut Suarti Yang bekerja sebagai buruh pengayah tukang. Bapak Gusti Putu Adi Santosa juga terkadang mengambil pekerjaan serabutan lainnya agar dapat menyambung hidup dan menopang kebutuhan anak, istri serta ibu kandungnya. Namun walaupun demikian, bukan tidak jarang pula Bapak Gusti Putu Adi Santosa harus terpaksa berdiam diri dirumah karena tidak ada satu pekerjaanpun yang dating menghampirinya ataupun pekerjaan yang bisa beliau bisa diambil. Keluarga ini tidak memiliki tanah sawah atau kebun sebagaimana yang banyak 3 dimiliki oleh mayoritas masyarakat Desa Sinabun. Penghasilan yang didapatkan oleh keluarga ini terbilang kurang mencukupi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. 1.2.1 Pendapatan Keluarga Pendapatan keluarga Bapak Gusti Putu Adi Santosa dapat dikatakan tidak menentu, tergantung pada kondisi dan situasi yang terjadi saat itu. Jika banyak tawaran pembangunan proyek di dapatkan oleh Bapak Gusti Putu Adi Santosa, maka dapat dikatakan bahwa kehidupan keluarga dari Bapak Gusti Putu Adi Santosa akan terjamin selama beberapa hari. Namun jika pekerjaan ataupun tawaran pembangunan enggan untuk menghampiri beliau, maka tidak ada pilihan lain bagi keluarga kecil ini untuk bertahan hidup selain meminta pertolongan tetangga ataupun kerabat agar bersedia membantu mereka.. Selain itu, pendapatan keluarga ini pula dibantu oleh sang ibu yang memelihara ternak Babi milik orang lain, namun di rawat dan di pelihara oleh sang ibu, sehingga apabila babi tadi terjual, maka keuntungan akan di bagi dua oleh pemilik kepada ibu dari Bapak Gusti Putu Adi Santosa. Namun lagi-lagi, pendapatan dari usaha tersebut juga tidak menentu, biasanya, pada saat-saat hari raya keagamaan maka usaha ternak babi ibu dari Bapak Gusti Putu Adi Santosa akan cepat membuahkan hasil dan mendapat keuntungan. Karena jumlah pembeli dari babi akan jauh meningkat. Oelh karena Bapak Gusti Putu Adi Santosa memiliki anak dibawah lima tahun dan cenderung masih membutuhkan snag ibu, maka Bapak Gusti Putu Adi Santosa memutuskan untuk tidak member ijin kepada sang istri untuk turut ikut bekerja karena beliau mengkhawatirkan tumbuh kembang sang anak. Sebagai buruh bangunan, penghasilan yang didapat oleh Bapak Gusti Putu Adi Santosa untuk keluarga tidak menentu. Penghasilannya didapatkan hanya saat ada pekerjaan atau proyek yang menghampiri. Penghasilan buruh bangunan sebesar Rp 100.000,00 untuk satu hari bekerja dari pukul 08.00-17.00 wita. Biasanya pekerjaan sebagai buruh bangunan didapat melalui relasi pekerja sesame buruh bangunan yang saling menawarkan pekerjaan. Namun tidak menutup kemungkinan dalam sebulan Bapak Gusti Putu Adi Santosa tidak mendapat tawaran pekerjaan sama sekali. Sebagai seseorang yang memiliki pekerjaan sebagai buruh bangunan, Bapak Gusti Putu Adi Santosa juga masih memiliki kendala yaitu apabila musim hujan mulai datang, maka tawaran pekerjaan atau proyek dapat dikatakan akan jarang menghampirinya atau bahkan tidak ada sama sekali. Penghasilan sebagai buruh 4 Biasanya hanya mampu bertahan beberapa hari pasca pekerjaan usai, untuk hari-hari berikutnya Bapak Gusti Putu Adi Santosa dan istri terpaksa harus pintar-pintar meminimalisir pengeluaran dan berusaha mencari pekerjaa yang bisa diambil demi menyambung hidup mereka. . Penghasilan Ibu Ketut Suarti sebagai pengayah tukang juga tidak menentu. Di setiap hari kerja, Ibu Ketut Suarti hanya mendapatkan upah sebesar Rp. 70.000 per hari yang dihitung dari pukul 08.00 pagi sampai dengan 17.00 sore. Sama halnya dengan Bapak Gusti Putu Adi Santosa, terkadang sang Ibu dalam sebulan belum tentu memiliki pekerjaan ataupun mendapat tawaran bekerja dari rekan seprofesinyanya. Hal ini kemudian kembali memperparah jumlah pendapat keluarga ini dalm sebulan yang membuat anggota keluarga lainnya seperti istri dan anak terpaksa harus makan dan membeli kebutuhan hidup secukupnya. Namun demikian, betapapun kekurangan yang menimpa keluarga Bapak Gusti Putu Adi Santosa, beliau enggan untuk mengeluh dan tetap berusaha menghasilkan sesuatu setiap harinya agar mampu menghidupi keluarga kecilnya beserta sang ibu yang walaupun tidak jarang nasib berkekurangan tersebut dating tanpa henti.. 1.2.2 Pengeluaran Keluarga a. Kebutuhan Sehari-hari Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarga Bapak Gusti Putu Adi Santosa memerlukan biaya sekitar Rp 30.000 per hari untuk lauk pauk dan Rp. 10.000 untuk keperluan beras. Selain itu Bapak Gusti Putu Adi Santosa mentakan bahwasannya tidak jarang di setiap harinya ia terpaksa harus mengeluarkan budget lebih untuk keperluan susu sang Anak dan kesehatan anak serta ibunya. b. Pendidikan Dari sisi pendidikan, keluarga Bapak Gusti Putu Adi Santosa tidak memiliki tanggungan pendidikan yang berarti. Sebab dalam keluarga Bapak Gusti Putu Adi Santosa, beliau tidak memiliki anggota keluarga yang sedang menempuh pendidikan dan anak dari Bapak Gusti Putu Adi Santosa juga masih berusia dibawah 5 tahun. Sehinggga pengeluaran di bidang pendidikan pun tidak ada. Selain itu, Bapak Gusti Putu Adi Santosa juga menuturkan bahwa ia dan istri saat ini hanya focus ke perawatan sang anak serta kesehatan anak serta ibunya. Untuk keperluan pendidikan 5 sang anak bisa di tunda dan diperjuangkan jika sang anak sudah mulai bersekolah kelak. c. Kesehatan Untuk pengeluaran di bidang kesehatan, keluarga Bapak Gusti Putu Adi Santosa sangat memperhatikan dan menjadikan persoalan kesehatan sebagai prioritas uatamanya. Namun walaupun demikian, Bapak Gusti Putu Adi Santosa tidak memiliki Jaminan Kesehatan yang memadai untuk melindungi anggota keluarganya terutama istri dan anaknya. Hal ini dikarenakan Bapak Gusti Putu Adi Santosa belum menyelesaikan persoalan administrasi keluarganya. Contohnya adalah Kartu Keluarga KK, akta perkawinan, akta kelahiran anak, jaminan kesehatan BPJS serta Kartu Tanda Penduduk KTP untuk Bapak Gusti Putu Adi Santosa dan istrinya pun belum beliau selesaikan akibat terkendala biaya dan waktu serta minim pengetahuan mengenai tata cara pembuatan berkas-berkas administrasi yang disebutkan tadi. Bapak Gusti Putu Adi Santosa, istri, anak dan ibu memiliki keadaan fisik yang cukup baik. Bapak Gusti Putu Adi Santosa dan keluarga tidak memiliki penyakit kronis ataupun penyakit turunan yang berarti. Masalah kesehatan yang sering dialami oleh keluarga Bapak Gusti Putu Adi Santosa biasanya akibat perubahan cuaca dan faktor makanan semata. Bapak Gusti Putu Adi Santosa sendiri mengaku tidak memiliki masalah kesehatan tertentu yang membuat beliau beserta istri dan anaknya harus berobat secara rutin ke pusat pelayanan kesehatan.Namun bila sakit, Bapak Gusti Putu Adi Santosa akan didatangi oleh dokter yang berasal dari Desa Suwug ataupun bidan yang biasa membantu pengobatan di desa dengan membayar sebesar Rp 50.000,00. Sedangkan, anak beliau, Gusti Ayu Putu Aprilyani biasanya memeriksa kesehatannya pada saat ada Posyandu di kantor Kepala desa Sinabun dengan membayar Rp 10.000,00 atau bahkan tidak membayar sama sekali. d. Kerohanian Bapak Gusti Putu Adi Santosa dan keluarga memeluk agama Hindu dan menjunjung tradisi kerohanian Hindu Bali dan adat Desa Sinabun. Kebutuhan kerohanian sehari-hari keluarga beliau adalah untuk membeli bahan-bahan membuat banten persembahyangan. Pengeluaran dana di bidang ini meningkat bila ada perayaan hari-hari khusus keagamaan. 6 e. Sosial, dll. Keperluan-keperluan sosial yang diperlukan, seperti iuran banjar, uang untuk warga yang memiliki duka sakit, kematian, ngaben telah ditanggung menjadi satu keluarga oleh kepala keluarga saat ini yakni Bapak Gusti Putu Adi Santosa sebab ayah dari Bapak Gusti Putu Adi Santosa yang bernama Gusti Putu Arnawa telah meninggalkan keluarganya untuk selama-lamanya kurang lebih 4 bulan sebelum penulis bertemu dengan keluarga Bapak Gusti Putu Adi Santosa. Sehingga kebutuhan dan keperluan sosial kemasyarakatan untuk saat ini sepenuhnya ditanggung oleh Bapak Gusti Putu Adi Santosa 7 BAB II IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH Untuk mengidentifikasi masalah dan menganalisis prioritas masalah yang dialami keluarga dampingan, yaitu keluarga Bapak Gusti Putu Adi Santosa, dilakukan beberapa kali kunjungan ke kediaman keluarga dampingan. Selama kunjungan tersebut, dilakukan pendekatan secara kekeluargaan yaitu dengan melakukan obrolan-obrolan ringan sambil membantu melakukan pekerjaan rumah keluarga Bapak Gusti Putu Adi Santosa seperti membantu menjaga anaknya dna mengajak bermain putrid semata wayangnya, selain itu dilakukan penjelasan mengenai program KKN terutama program Keluarga Dampingan, masalah kesehatan yang dialami, masalah perekonomian, serta mengamati suasana tempat tinggal dari Ibu Kadek Ekarini.

1.1 Permasalahan Keluarga