Telaah Hasil Penelitian Sebelumnya

2. Penguatan akses dan kesempatan berusaha bagi masyarakat Desa Pinge untuk meningkatkan manfaat ekonomi desa wisata. Persamaaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah terletak pada fokus penelitian yaitu sama-sama berfokus pada partisipasi masyarakat dalam pengelolaan pariwisata. Perbedaannya terletak pada lokus penelitian yaitu penelitian sebelumnya lokusnya di Desa Pinge sedangkan penelitian yang akan dilakukan peneliti berlokasi di Kampung Tradisional Bena, Kabupaten Ngada tentang bentuk partisipasi masyarakat dalam praktik ekowisata. Penelitian terkait dengan fokus penelitian juga dilakukan oleh Karsudi dkk, 2010 dengan judul “Strategi Pengembangan Ekowisata di Kabupaten Kepulauan Yapen Provinsi Papua”. Hasil penelitian ini adalah sebagian besar objek wisata di Kabupaten KepulauanYapen baik objek wisata laut, perairan, maupun daratan layak dikembangkan sebagai objek daya tarik ekowisata. Namun, terdapat beberapa potensi objek wisata yang belum layak dikembangkan sebagai objek daya tarik ekowisata karena memiliki hambatan dan kendala untuk dikembangkan yang antara lain berupa potensi pasar yang belum mendukung, lokasi objek yang jauh, dan adanya kesulitan dalam hal aksesibilitas, pengelolaan dan pelayanan belum sesuai dengan standar, akomodasi belum memenuhi syarat, dan hubungan dengan objek sejenis lainnya yang cukup tinggi. Untuk mengembangkan daerah yang belum berpotensi menjadi daerah berpotensi sebagai DTW diperlukan upaya-upaya promosi dan pemasaran guna menarik potensi pasar, memperkecil kendala aksesibilitas melalui penyediaan sarana prasarana model transportasi, meningkatkan pengelolaan dan pelayanan sesuai standar pelayanan, melakukan pemenuhan terhadap standar akomodasi yang diperlukan, dan meningkatkan diversifikasi atraksi wisata. Berdasarkan kondisi objektif pengembangan ekowisata saat ini maka strategi pengembangan yang dapat diterapkan yaitu strategi pesimis melalui upaya penataan ruang wisata, pengembangan manajemen atraksi, pengembangan promosi dan pemasaran, pengembangan regulasi dan organisasi pengelola ekowisata, dan menciptakan situasi keamanan yang kondusif baik di dalam maupun luar kawasan wisata. Persamaan penelitian ini dengan peneliti yang akan dilakukan adalah terletak pada fokusnya yaitu sama-sama mengkaji tentang ekowisata sedangkan perbedaannya terletak pada lokus penelitian yang mana penelitian sebelumnya dilakukan di Kabupaten Kepulauan Yapen Provinsi Papua sedangkan penelitian yang akan dilakukan berlokasi di Kampung Tradisional Bena, Kabupaten Ngada. 2.2 Landasan Konsep 2.2.1 Konsep Ekowisata Deklarasi Quebec dalam Arida 2009 secara spesifik menyebutkan bahwa ekowisata merupakan suatu bentuk wisata yang mengadopsi prinsip-prinsip pariwisata berkelanjutan suistanable tourism yang membedakannya dengan bentuk wisata lain. Dalam praktik, hal itu terlihat dalam bentuk kegiatan wisata sebagai berikut : 1. Secara aktif menyumbang kegiatan konservasi alam dan budaya. 2. Melibatkan masyarakat lokal dalam proses perencanaan, pengembangan, pengelolaan wisata, serta memberikan sumbangan positif terhadap tingkat kesejahtraan masyarakat lokal. 3. Dilakukan dalam bentuk wisata independen atau organisasi dalam skala kecil. Dengan kata lain ekowisata adalah bentuk industri pariwisata berbasis lingkungan yang memberikan dampak kecil bagi kerusakan alam dan budaya lokal sekaligus menciptakan peluang kerja dan pendapatan, serta membantu kegiatan konservasi alam itu sendiri Panos, dikutip oleh Ward, 1997 dalam Arida, 2009. 4. Ekowisata merupakan wisata berbasis alam yang berkelanjutan dengan fokus pengalaman dan pendidikan tentang alam, dikelola dengan sistem pengelolaan tertentu dan memberi dampak negatif paling rendah terhadap lingkungan, tidak bersifat konsumtif dan berorientasi pada lokal dalam hal kontrol, manfaat yang dapat diambil dari kegiatan usaha, Fennel, dalam Arida, 2009. Konsep ekowisata dalam Deklarasi Quebec dan Fennel akan menjadi acuan dalam mendeskripsikan rumusan masalah pertama tentang praktik ekowisata di Kampung Tradisional Bena.

2.2.2 Konsep Partisipasi Masyarakat

Menurut Achmad Wazir 1999 partisipasi bisa diartikan sebagai keterlibatan seseorang secara sadar ke dalam interaksi sosial dalam situasi tertentu. Dengan pengertian itu, seseorang bisa berpartisipasi bila ia menemukan dirinya dengan atau dalam kelompok, melalui berbagai proses berbagi dengan orang lain dalam hal nilai, tradisi, perasaan, kesetiaan, kepatuhan dan tanggungjawab bersama. Partisipasi masyarakat menurut Isbandi 2007 adalah keikutsertaan masyarakat dalam proses pengidentifikasian masalah dan potensi yang ada di masyarakat, pemilihan