10
2.3.1. Tinjauan Perencanaan Struktur Tahan Gempa
Tinjauan ini diperlukan untuk mengetahui metode analisis, pemilihan metode tersebut dan juga kriteria dasar perancangannya. Metode analisis yang
dapat digunakan memperhitungkan pengaruh beban gempa terhadap struktur adalah secara statis dan dinamis.Analisis statis pada prinsipnya adalah
menggantikan gaya-gaya horizontal yang bekerja pada struktur akibat pergerakan tanah dengan gaya-gaya statis yang ekivalen, dengan tujuan penyederhanaan dan
kemudahan didalam perhitungan.Gaya hirisontal akibat gempa yang bekerja pada suatu elemen struktur diasumsikan besarnya konstanata beratmasa dari elemen
struktur tersebut.
2.3.2. Data-data Material
Adapun spesifikasi bahanmaterial yang digunakan dalam perencanaan struktur gedung ini adalah sebagai berikut :
1. Beton : fc’ = 30 Mpa Ec = 2.10
6
Mpa 2. Baja : fy’ = 350 Mpa Es = 2,1.10
6
Mpa baja ø 12 mm 3. Baja : fy’ = 240 Mpa Es = 2,1.10
6
Mpa baja ø ≤ 12 mm
2.3.3. Pembebanan
Besar dan macam beban pada struktur sangat tergantung dari jenis struktur. Berikut ini disajikan jenis-jenis beban, data beban serta faktor-faktor dan
kombinasi pembebanan sebagai dasar acuan bagi perhitungan stuktur.
2.3.3.1.Jenis-Jenis Beban
Jenis-jenis beban yang biasa diperhitungkan dalam perencanaan srtuktur bangunan gedung adalah sebagai berikut :
11
1. Beban Mati Dead LoadDL Beban mati yang bekerja akibat gravitasi yang bekerja tetap pada
posisinya secara terus menerus dengan arah ke bumi tempat struktur diterima. Yang termasuk beban mati adalah berat struktur sendiri dan
semua benda yang termasuk posisinya selama struktur berdiri. 2. Beban Hidup Live LoadLL
Beban hidup merupakan beban yang terjadi akibat penghunian atau penggunaan suatu gedung dan barang-barang yang dapat berpindah,
mesin dan peralatan lain yang dapat digantikan selama umur gedung sebesar 400 kgm
2
berdasarkan Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983.
3. Beban Gempa Earthquake LoadE Besarnya beban gempa dasar nominal horizontal akibat gempa
menurut standar perencanaan ketahanan gempa untuk struktur rumah dan gedung SNI-1726-1998, dinyatakan sebagai berikut :
V = C.Wt C = C.I.K.Z
Dimana : V = Beban gempa dasar nominal beban gempa rencana
Wt = Kombinasi dari beban mati dan hidup vertical yang direduksi C = Koefisien beban gempa dasar nominal
C = Spektrum respon nominal gempa rencana, yang besarnya tergantung dari jenis tanah dasar dan waktu getar struktur.
12
I = Faktor keutamaan struktur K = Faktor jenis struktur
Z = Faktor wilayah, dimana Indonesia dibagi dalam 6 wilayah gempa 4. Beban Angin WindW
Berdasarkan Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung PPIG1983 pasal 442 pada gedung dengan tinggi lebih besar atau
sama dengan 16 m dapat diberikan pembesaran atas angin.
2.3.3.2.Data Beban
Perencanaan pembebanan struktur dilakukan sesuai dengan Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung PPIG1983, dengan data sebagai berikut :
1. Berat jenis
beton =
2400 kgm2
2. Adukan semen per cm tebal = 21 kgm2
3. Plafonpenggantung =
18 kgm2
4. Tembok batu bata 0,5 bata = 250 kgm2
5. Penutup lantai
= 24
kgm2 6. Muatan hidup untuk lantai gedung rumah sakit
= 250 kgm2 7. Muatan hidup untuk tangga
= 300 kgm2
2.3.3.3.Faktor Beban dan Kombinasi Pembebanan
Berdasarkan SKSNI T-15-1991-03 dikatakan bahwa beban yang bekerja pada struktur harus dikalikan faktor beban :
1. Untuk beban mati = 1,2 2. Untuk beban hidup = 1,6
3. Untuk beban gempa = 1,05
13
Beberapa kombinasi pembebanan yang harus ditinjau : 1. Kombinasi pembebanan tetap 1,2 DL + 1,6 LL
2. Kombinasi pembebanan sementara 1,05 DL + LL = E dimana : DL = Dead loadBeban mati
LL = Live loadBeban hidup = Faktor reduksi = 0,6
E = Earthquake loadBeban gempa
2.3.4. Perencanaan struktur Atas Upper Structure