Pengaruh Curah Hujan dan Hari Hujan terhadap Produksi Tanaman Karet (Hevea brasiliensis Muell-Arg.) Umur 6, 10 dan 14 tahun pada PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate Dolok Merangir

PENGARUH CURAH HUJAN DAN HARI HUJAN TERHADAP PRODUKSI TANAMAN KARET (Hevea brasiliensis Muell-Arg.) UMUR 6, 10 DAN 14 TAHUN PADA PT. BRIDGESTONE SUMATERA RUBBER ESTATE DOLOK MERANGIR
SKRIPSI OLEH : MARGARETH THACHER MANURUNG 090301091 AGROEKOTEKNOLOGI
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014
Universitas Sumatera Utara

PENGARUH CURAH HUJAN DAN HARI HUJAN TERHADAP PRODUKSI TANAMAN KARET (Hevea brasiliensis Muell-Arg.) UMUR 6, 10 DAN 14 TAHUN PADA PT. BRIDGESTONE SUMATERA RUBBER ESTATE DOLOK MERANGIR
SKRIPSI OLEH : MARGARETH THACHER MANURUNG 09030109 AGROEKOTEKNOLOGI Skripsi sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014
Universitas Sumatera Utara

Judul
Nama NIM Minat Departemen

: Pengaruh curah hujan dan hari hujan terhadap produksi tanaman
karet (Hevea brasiliensis Muell-Arg.) umur 6, 10 dan 14 tahun pada
PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate Dolok Merangir
: Margareth Thacher Manurung : 090301191 : Budidaya Pertanian dan Perkebunan : Agroekoteknologi

Disetujui Oleh: Komisi Pembimbing


Ir. Irsal, MP. Ketua

Mengetahui,

Ir. Haryati, MP. Anggota

Dr. Ir. T. Sabrina, MAgr. Sc. Ph.D Ketua Departemen/Program Studi

Tanggal Lulus:

Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK
MARGARETH THACHER MANURUNG: Pengaruh curah hujan dan hari hujan terhadap produksi tanaman karet (Hevea brasiliensis Muell-Arg.) umur 6, 10 dan 14 tahun pada PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate Dolok Merangir, dibimbing oleh IRSAL dan HARYATI.
Salah satu faktor penentu terpenuhinya ketersediaan air bagi tanaman karet adalah curah hujan dan hari hujan. Curah hujan dan hari hujan merupakan faktor iklim yang ikut mengalami penyimpangan dikarenakan perubahan iklim. Perubahan iklim dapat berdampak negatif maupun positif bagi tanaman karet di lapangan. Penelitian ini dilaksanakan di PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate Dolok Merangir, di Kecamatan Dolok Batu Nanggar, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara, pada bulan Februari 2014 sampai dengan Maret 2014. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh curah hujan dan hari hujan bagi produksi tanaman karet. Penelitian ini mengunakan data primer yang tersedia di administrasi kebun. Data primer untuk keperluan analisis meliputi data produksi lateks; data curah hujan; dan data hari hujan bulanan pada tahun 2010, 2011 dan 2012 di perkebunan karet PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate Dolok Merangir. Metode analisis yang digunakan ialah analisis regresi linear berganda dan analisis korelasi. Model diuji kelayakannya dengan uji asumsi klasik meliput i uji normalitas, uji heteroskedastisitas, uji multikolinearitas, serta uji autokorelasi dengan menggunakan alat bantu statistik SPSS.v.17 for windows.
Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa variabel curah hujan dan hari hujan berpengaruh tidak nyata terhadap peningkatan produksi lateks pada tanaman karet pada umur 6, 10 dan 14 tahun. Dari uji asumsi klasik yang dilakukan untuk mengetahui kelayakan persamaaan regresi linear berganda digunakan disimpulkan bahwa persamaan regresi pada tanaman karet umur 6, 10, dan 14 tahun telah memenuhi syarat. Hasil analisis korelasi pada tanaman berumur 6, 10 dan14 tahun dengan analisis dua arah pada taraf uji 1% menunjukkan variabel curah hujan dan hari hujan memiliki hubungan yang lemah terhadap produksi lateks tanaman karet pada tanaman umur 6, 10, dan 14 tahun. Nilai korelasi terkuat diperoleh dari curah hujan dan hari hujan secara berturut ialah 0,933 dengan nilai signifikansi 0,000 (Sig < α 0,01).
Kata kunci : curah hujan, hari hujan, produksi lateks
Universitas Sumatera Utara


ABSTRACT
MARGARETH THACHER MANURUNG: Influence of rain fall and rain day toward rubber plantation production aged 6, 10, 14 years in plantation PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate supervised by IRSAL and HARYATI.
The determining factors of water supply for rubber plan are rain fall and rain day. Rain fall and rain day are factor of climates that often change as impact by climate changes. Climate changes can negatively or positively effect rubber plantation. This research is done in PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate plantations Dolok Merangir, Kecamatan Dolok Batu Nanggar, Kabupaten Simalungun, North Sumatra Province, from February to Maret 2014. This research used to studied about Influence of rain fall and rain day toward rubber plantation production aged 6, 10, 14 years in plantation Begerpang Estate PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate. This reasearch used secondary data available in company administration. Secondary data thats need for analysis consists of latex production; rain fall data and rain day monthly in 2010-2012 Analysis method used is double linier regression and correlation analysis. Model tested by classic asumption consists of normality test, heteroskedasticity test, multicollinearity, and autocorellations test by using statistic software SPSS.v.17 for windows.
The regression analysis shows that rain fall and rain day variables don’t have significant influence with alpha 5% (Sig > α 0,05) to increased latex production of rubber plans aged 6, 10 and 14 years. The result from classical assumption tests that used for seeing the feasibility of multiple regression equation concluded that the rubber plans aged 6, 10, and 14 years are qualified. The correlation result of rain fall and rain day with two-tailed analysis using significant level 1% is weak against the latex production of rubber plans aged 6, 10 and 14 years. The largest correlation value contained between rain fall and rain day are 0,933 each with significant level 0,000 (Sig < α 0,01). Keywords: rain fall, rain day, latex production.
Universitas Sumatera Utara

RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Medan pada tanggal 3 April 1991 dari ibu Tringani Barus, SE dan ayah Patuan R. B. Manurung. Penulis merupakan putri pertama dari empat bersaudara. Tahun 2009 penulis lulus dari SMA Negeri 2 Medan, dan pada tahun 2009 masuk ke Fakultas Pertanian USU melalui jalur Ujian Masuk Bersama (UMB). Penulis memilih minat Budidaya Pertanian dan Perkebunan, Program Studi Agroekoteknologi. Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif sebagai pengurus Himpunan Mahasiswa Agroekoteknologi (Himagrotek). Penulis melaksanakan praktek kera lapangan (PKL) di PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Gunung Para.
Universitas Sumatera Utara

KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh curah hujan dan hari hujan terhadap produksi tanaman karet (Hevea brasiliensis Muell-Arg.) umur 6, 10 dan 14 tahun pada PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate Dolok Merangir“ yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Program Studi Agroekoteknologi minat Budidaya Pertanian dan Perkebunan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan. Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua penulis yaitu bapak Patuan R. B. Manurung dan ibu Tringani Barus, SE serta dosen pembimbing yaitu Ir. Irsal, MP. selaku ketua komisi pembimbing dan Ir.Haryati, MP. selaku anggota komisi pembimbing yang telah membantu penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini. Ucapan terima kasih juga ditujukan kepada seluruh staf pengajar, pegawai dan kerabat di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara serta seluruh staf pegawai pimpinan PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate Dolok Merangir yang telah membantu dalam kelancaran penyelesaian skripsi ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh teman-teman Agroekoteknologi stambuk 2009 yang tak dapat disebutkan satu per satu dalam membantu menyelesaikan skripsi ini. Penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan serta pengetahuan bagi pihak yang membutuhkan.
Medan, Agustus 2014
Penulis
Universitas Sumatera Utara

DAFTAR ISI

Halaman ABSTRAK................................................................................................... i ABSTRACT.................................................................................................. ii RIWAYAT HIDUP..................................................................................... iii KATA PENGANTAR................................................................................. iv DAFTAR ISI ............................................................................................... v DAFTAR TABEL ....................................................................................... vii DAFTAR GAMBAR................................................................................... ix DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... x

PENDAHULUAN Latar Belakang..................................................................................... Tujuan Penelitian ................................................................................. Hipotesis Penelitian ............................................................................. Kegunaan Penelitian ............................................................................


1 4 4 4

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman................................................................................... 5 Syarat Tumbuh .................................................................................... 6 Umur Tanaman.................................................................................... 6 Curah Hujan ....................................................................................... 8 Hari Hujan ........................................................................................... 10

METODOLOGI PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 13 Metode Penelitian ................................................................................ 13 Peubah Amatan.................................................................................... 14 Produksi Lateks (kg)................................................................... 14 Curah Hujan (mm) ...................................................................... 15 Hari Hujan (hari) ........................................................................ 15

PELAKSANAAN PENELITIAN Studi Kepustaakan ............................................................................... 15 Pengumpulan Data............................................................................... 15 Pengolahan Data dan Analisis Data ..................................................... 16 Uji Asumsi Klasik................................................................................ 17 Uji Normalitas ........................................................................... 17 Uji Heteroskedastisitas ............................................................... 17

Universitas Sumatera Utara

Uji Multikolinearitas .................................................................. 18 Uji Autokolerasi .......................................................................... 18 Pengujian Hipotesis ............................................................................... 19 Penarikan Kesimpulan ......................................................................... 20
HASIL DAN PEMBAHASAN Produksi Karet (kg/Ha) ....................................................................... 21 Curah Hujan dan Hari Hujan................................................................ 25 Hubungan Curah Hujan dan Hari Hujan terhadap Produksi Lateks pada Tanaman Karet berumur 6 Tahun ..................................... 28 Analisis Data ...................................................................................... 30 Analisis Regresi Linear Berganda ........................................................ 30 Analisis Korelasi.................................................................................. 33 Uji Asumsi Klasik................................................................................ 34 Pengaruh Curah Hujan (mm) dan Hari Hujan (hari) terhadap Produksi Lateks pada Tanaman Karet berumur 6 Tahun....................... 36 Hubungan Curah Hujan dan Hari Hujan terhadap Produksi Lateks pada Tanaman Karet berumur 10 Tahun ................................... 38 Analisis Data ...................................................................................... 40 Analisis Regresi Linear Berganda ........................................................ 40 Analisis Korelasi.................................................................................. 42 Uji Asumsi Klasik................................................................................ 44 Pengaruh Curah Hujan (mm) dan Hari Hujan (hari) terhadap Produksi Lateks pada Tanaman Karet berumur 10 Tahun..................... 46 Hubungan Curah Hujan dan Hari Hujan terhadap Produksi Lateks pada Tanaman Karet berumur 14 Tahun ................................... 48
Analisis Data ........................................................................................... 50 Analisis Regresi Linear Berganda ........................................................ 50 Analisis Korelasi.................................................................................. 52 Uji Asumsi Klasik................................................................................ 54
Pengaruh Curah Hujan (mm) dan Hari Hujan (hari) terhadap Produksi Lateks pada Tanaman Karet berumur 14 Tahun ........................ 56
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan.......................................................................................... 58 Saran ................................................................................................... 58
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Universitas Sumatera Utara

DAFTAR TABEL

No. Halaman
1. Komposisi ideal tanaman karet selama satu siklus (25 tahun) berdasarkan kelompok umur tanaman .................................................. 8
2. Produksi kumulatif beberapa klon selama 5 tahun sadap pertama pada iklim berbeda .................................................................. 11
3. Interpretasi nilai R pada analisis korelasi ........................................ 20 4. Rataan produksi Lateks (kg) pada tanaman berumur 6 tahun
selama 3 tahun (2010-2011) ................................................................. 21 5. Rataan produksi Lateks (kg) pada tanaman berumur 10 tahun
selama 3 tahun (2010-2012) ................................................................. 23 6. Rataan produksi Lateks (kg) pada tanaman berumur 14 tahun
selama 3 tahun (2010-2012) ................................................................. 24 7. Rataan curah hujan (mm/bulan) pada tanaman karet
selama 3 tahun (2010-2012) ................................................................. 26 8. Rataan hari hujan (hari/bulan) pada tanaman karet
selama 3 tahun (2011-2012) ................................................................. 27 9. Rataan produksi lateks (kg), curah hujan (mm), dan hari
hujan (hari/bulan) pada tanaman berumur 6 tahun selama 3 tahun (2010-2012) ............................................................................... 29 10. Nilai koefisien persamaan regresi linear berganda pada tanaman karet berumur 6 tahun selama 3 tahun (2010-2012) ............................... 30 11. Uji T-parsial curah hujan dan hari hujan pada tanaman karet berumur 6 tahun selama 3 tahun (2010-2012) ......................................... 31 12. Sidik ragam persamaan regresi linear berganda pada tanaman karet berumur 6 tahun selama 3 tahun (2010-2012) ................................ 32 13. Model pengujian analisis regresi linear berganda pada tanaman karet berumur 6 tahun (2010-2012) ........................................................ 32 14. Interpretasi nilai R pada analisis korelasi ............................................. 33 15. Uji Analisis Korelasi pada tanaman karet berumur 6 tahun selama 3 tahun (2010-2012) ................................................................. 33 16. Nilai signifikansi pada uji heteroskedastisitas pada tanaman karet berumur 6 tahun selama 3 tahun (2010-2012) ............................. 35 17. Uji multikolinearitas nilai VIF dan Tolerance pada umur 6 tahun selama 3 tahun (2010-2012)...................................................... 35 18. Rataan produksi lateks (kg), curah hujan (mm), dan hari hujan (hari/bulan) pada tanaman berumur 6 tahun selama 3 tahun (2010-2012) di kebun PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate ............ 39
Universitas Sumatera Utara

19. Nilai koefisien persamaan regresi linear berganda pada tanaman karet berumur 6 tahun selama 3 tahun (2010-2012) ............................
20. Uji T-parsial curah hujan dan hari hujan pada tanaman karet berumur 10 tahun selama 3 tahun (2010-2012) .................................... 40
21. Sidik ragam persamaan regresi linear berganda pada tanaman karet berumur 10 tahun selama 3 tahun (2010-2012) ........................... 41
22. Model pengujian analisis regresi linear berganda pada tanaman karet berumur 10 tahun (2010-2012) ................................................... 42
23. Interpretasi nilai R pada analisis korelasi ............................................. 42
24. Uji Analisis Korelasi pada tanaman karet berumur 10 tahun selama 3 tahun (2010-2012) ................................................................ 43
25. Nilai signifikansi pada uji heteroskedastisitas pada tanaman karet berumur 10 tahun selama 3 tahun (2010-2012) .......................... 44
26. Uji multikolinearitas nilai VIF dan Tolerance pada umur 10 tahun selama 3 tahun (2010-2012) ................................................................. 45

27. Rataan produksi lateks (kg), curah hujan (mm), dan hari hujan (hari/bulan) pada tanaman berumur 14 tahun selama 3 tahun (2010-2012) di kebun PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate ............ 48
28. Nilai koefisien persamaan regresi linear berganda pada tanaman karet berumur 14 tahun selama 3 tahun (2010-2012) ............ 50
29. Uji t-parsial curah hujan dan hari hujan pada tanaman karet berumur 14 tahun selama 3 tahun (2010-2012) ................................... 50
30. Sidik ragam persamaan regresi linear berganda pada tanaman karet berumur 14 tahun selama 3 tahun (2010-2012) ........................... 51
31. Model pengujian analisis regresi linear berganda pada tanaman karet berumur 14 tahun (2010-2012) ................................................... 52
32. Interpretasi nilai R pada analisis korelasi ............................................. 52
Universitas Sumatera Utara

33. Uji Analisis Korelasi pada tanaman karet berumur 14 tahun selama 3 tahun (2010-2012) ................................................................. 53
34. Nilai signifikansi pada uji heteroskedastisitas pada tanaman karet berumur 14 tahun selama 3 tahun (2010-2012) ........................... 54
35. Uji multikolinearitas nilai VIF dan Tolerance pada umur 14 tahun selama 3 tahun (2010-2012).................................................................. 55
DAFTAR GAMBAR No. Halaman 1. Grafik perkembangan produksi lateks (kg) pada tanaman
karet berumur 6 tahun (2010-2012) ......................................................... 22 2. Grafik perkembangan produksi lateks (kg) pada tanaman
karet berumur 10 tahun (2010-2012) ....................................................... 23 3. Grafik perkembangan produksi lateks (kg) pada tanaman
karet berumur 14 tahun (2010-2012) ....................................................... 25 4. Grafik curah hujan (mm/bulan) pada tanaman karet selama
3 tahun (2010-2012)............................................................................... 26 5. Grafik hari hujan (hari/bulan) pada tanaman karet selama
3 tahun (2010-2012)................................................................................ 28 6. Grafik hubungan produksi lateks (kg) dan curah hujan (mm)
pada tanaman karet berumur 6 tahun (2010-2012) .................................. 29 7. Grafik hubungan produksi lateks (kg) dan curah hujan (mm)
pada tanaman karet berumur 10 tahun (2010-2012) ................................ 39 8. Grafik hubungan produksi lateks (kg) dan curah hujan (mm)
pada tanaman karet berumur 14 tahun (2010-2012) ................................ 49

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR LAMPIRAN
No. Halaman 1. Data Produksi Karet (kg/ha) pada Tanaman Berumur 6, 10 dan
14 Tahun Selama 3 Tahun (2010-2012).................................................... 62 2. Data Total dan Rataan Produksi Karet (kg/tahun) pada
Tahun 2010-2012 .................................................................................... 62 3. Data Total dan Rataan Produksi Karet (kg) pada Tanaman
Berumur 6, 10 dan 14 Tahun Selama 3 Tahun (2010-2012) ..................... 63 4. Data Curah Hujan (mm/bulan) pada Tanaman Berumur
6, 10 dan 14 Tahun Selama 3 Tahun (2010-2012) ................................... 64 5. Data Rataan Curah Hujan (mm/bulan) pada Tanaman Berumur
6, 10 dan 14 Tahun Selama 3 Tahun (2010-2012) .................................... 65 6. Klasifikasi Tipe Iklim Scmidth-Ferguson ................................................ 66 7. Uji–T Parsial Analisis Linear Berganda pada Tanaman Berumur
6, 10 dan 14 Tahun Selama 3 Tahun (2010-2012) ................................... 67 8. Sidik Ragam Analisis Linear Berganda pada Tanaman Berumur
6, 10 dan 14 Tahun Selama 3 Tahun (2010-2012) ..................................... 78 9. Nilai F-Tabel pada α = 5% ...................................................................... 69 10. Nilai Koefisien Analisis Linear Berganda pada Tanaman Berumur
6, 10 dan 14 Tahun Selama 3 Tahun (2010-2012) ..................................... 70 11. Model Pengujian Analisis Regresi Linear Berganda pada Tanaman
Berumur 6, 10 dan 14 Tahun Selama 3 Tahun (2010-2012)....................... 71
Universitas Sumatera Utara

12. .Uji Analisis Korelasi Antar Variabel pada Umur 6, 10, dan 14 Tahun Selama 3 Tahun (2010-2012) ............................................................72
13. Uji Normalitas dengan Uji Shapiro-Wilk pada Tanaman Berumur 6, 10 dan 14 Tahun Selama 3 Tahun (2011-2012) ..................................... 73
14. Nilai Signifikansi Uji Heteroskedastisitas pada Absolute Residual pada Tanaman Berumur 6, 10 dan 14 Tahun Selama 3 Tahun (2010-2012)................................................................................. 74
15. Uji Autokorelasi pada Umur 6, 10 dan 14 Tahun Selama 3 Tahun (2010-2012)................................................................................ 75
16. Nilai Durbin Watson α = 5% ................................................................... 75 17. Residual Analisis Linear Berganda pada Tanaman Berumur

6, 10, dan 14 Tahun .................................................................................. 76
PENDAHULUAN Latar Belakang
Indonesia memiliki areal perkebunan karet yang luas yaitu sekitar 3,45 juta Ha pada tahun 2011, dan pada tahun 2012 mengalami perluasan menjadi 3,49 juta Ha. Laju pertumbuhan areal perkebunan karet di Indonesia pada tahun 2011 hingga 2012 adalah 0,81%. Peningkatan luas areal perkebunan karet ini sejalan dengan peningkatan produksi dan produktivitas perkebunan di Indonesia pada tahun 2011 hingga 2012. Pada tahun 2011 produksi perkebunan karet 2,99 juta ton, dan 3,04 juta ton pada tahun 2012. Laju pertumbuhan produksi perkebunan karet 2011 sampai dengan 2012 1,68%. Produktivitas perkebunan karet pada tahun 2011 adalah 1,07 ton/Ha dan 1,08 pada tahun 2012. Laju pertumbuhan produktivitas perkebunan karet di Indonesia ini 0,84% (Ditjenbun, 2012).
Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK
MARGARETH THACHER MANURUNG: Pengaruh curah hujan dan hari hujan terhadap produksi tanaman karet (Hevea brasiliensis Muell-Arg.) umur 6, 10 dan 14 tahun pada PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate Dolok Merangir, dibimbing oleh IRSAL dan HARYATI.
Salah satu faktor penentu terpenuhinya ketersediaan air bagi tanaman karet adalah curah hujan dan hari hujan. Curah hujan dan hari hujan merupakan faktor iklim yang ikut mengalami penyimpangan dikarenakan perubahan iklim. Perubahan iklim dapat berdampak negatif maupun positif bagi tanaman karet di lapangan. Penelitian ini dilaksanakan di PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate Dolok Merangir, di Kecamatan Dolok Batu Nanggar, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara, pada bulan Februari 2014 sampai dengan Maret 2014. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh curah hujan dan hari hujan bagi produksi tanaman karet. Penelitian ini mengunakan data primer yang tersedia di administrasi kebun. Data primer untuk keperluan analisis meliputi data produksi lateks; data curah hujan; dan data hari hujan bulanan pada tahun 2010, 2011 dan 2012 di perkebunan karet PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate Dolok Merangir. Metode analisis yang digunakan ialah analisis regresi linear berganda dan analisis korelasi. Model diuji kelayakannya dengan uji asumsi klasik meliput i uji normalitas, uji heteroskedastisitas, uji multikolinearitas, serta uji autokorelasi dengan menggunakan alat bantu statistik SPSS.v.17 for windows.
Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa variabel curah hujan dan hari hujan berpengaruh tidak nyata terhadap peningkatan produksi lateks pada tanaman karet pada umur 6, 10 dan 14 tahun. Dari uji asumsi klasik yang dilakukan untuk mengetahui kelayakan persamaaan regresi linear berganda digunakan disimpulkan bahwa persamaan regresi pada tanaman karet umur 6, 10, dan 14 tahun telah memenuhi syarat. Hasil analisis korelasi pada tanaman berumur 6, 10 dan14 tahun dengan analisis dua arah pada taraf uji 1% menunjukkan variabel curah hujan dan hari hujan memiliki hubungan yang lemah terhadap produksi lateks tanaman karet pada tanaman umur 6, 10, dan 14 tahun. Nilai korelasi terkuat diperoleh dari curah hujan dan hari hujan secara berturut ialah 0,933 dengan nilai signifikansi 0,000 (Sig < α 0,01).
Kata kunci : curah hujan, hari hujan, produksi lateks
Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT
MARGARETH THACHER MANURUNG: Influence of rain fall and rain day toward rubber plantation production aged 6, 10, 14 years in plantation PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate supervised by IRSAL and HARYATI.
The determining factors of water supply for rubber plan are rain fall and rain day. Rain fall and rain day are factor of climates that often change as impact by climate changes. Climate changes can negatively or positively effect rubber plantation. This research is done in PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate plantations Dolok Merangir, Kecamatan Dolok Batu Nanggar, Kabupaten Simalungun, North Sumatra Province, from February to Maret 2014. This research used to studied about Influence of rain fall and rain day toward rubber plantation production aged 6, 10, 14 years in plantation Begerpang Estate PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate. This reasearch used secondary data available in company administration. Secondary data thats need for analysis consists of latex production; rain fall data and rain day monthly in 2010-2012 Analysis method used is double linier regression and correlation analysis. Model tested by classic asumption consists of normality test, heteroskedasticity test, multicollinearity, and autocorellations test by using statistic software SPSS.v.17 for windows.
The regression analysis shows that rain fall and rain day variables don’t have significant influence with alpha 5% (Sig > α 0,05) to increased latex production of rubber plans aged 6, 10 and 14 years. The result from classical assumption tests that used for seeing the feasibility of multiple regression equation concluded that the rubber plans aged 6, 10, and 14 years are qualified. The correlation result of rain fall and rain day with two-tailed analysis using significant level 1% is weak against the latex production of rubber plans aged 6, 10 and 14 years. The largest correlation value contained between rain fall and rain day are 0,933 each with significant level 0,000 (Sig < α 0,01). Keywords: rain fall, rain day, latex production.
Universitas Sumatera Utara

12. .Uji Analisis Korelasi Antar Variabel pada Umur 6, 10, dan 14 Tahun Selama 3 Tahun (2010-2012) ............................................................72
13. Uji Normalitas dengan Uji Shapiro-Wilk pada Tanaman Berumur 6, 10 dan 14 Tahun Selama 3 Tahun (2011-2012) ..................................... 73

14. Nilai Signifikansi Uji Heteroskedastisitas pada Absolute Residual pada Tanaman Berumur 6, 10 dan 14 Tahun Selama 3 Tahun (2010-2012)................................................................................. 74
15. Uji Autokorelasi pada Umur 6, 10 dan 14 Tahun Selama 3 Tahun (2010-2012)................................................................................ 75
16. Nilai Durbin Watson α = 5% ................................................................... 75 17. Residual Analisis Linear Berganda pada Tanaman Berumur
6, 10, dan 14 Tahun .................................................................................. 76
PENDAHULUAN Latar Belakang
Indonesia memiliki areal perkebunan karet yang luas yaitu sekitar 3,45 juta Ha pada tahun 2011, dan pada tahun 2012 mengalami perluasan menjadi 3,49 juta Ha. Laju pertumbuhan areal perkebunan karet di Indonesia pada tahun 2011 hingga 2012 adalah 0,81%. Peningkatan luas areal perkebunan karet ini sejalan dengan peningkatan produksi dan produktivitas perkebunan di Indonesia pada tahun 2011 hingga 2012. Pada tahun 2011 produksi perkebunan karet 2,99 juta ton, dan 3,04 juta ton pada tahun 2012. Laju pertumbuhan produksi perkebunan karet 2011 sampai dengan 2012 1,68%. Produktivitas perkebunan karet pada tahun 2011 adalah 1,07 ton/Ha dan 1,08 pada tahun 2012. Laju pertumbuhan produktivitas perkebunan karet di Indonesia ini 0,84% (Ditjenbun, 2012).

Dampak perubahan iklim yang menonjol terhadap tanaman perkebunan terutama kelapa sawit, karet dan coklat adalah penurunan produksi akibat perubahan curah hujan dan kejadian iklim ekstrim. Kekeringan sangat berpengaruh terhadap produktivitas dan kualitas hasil kelapa sawit, karet, kakao, tebu dan kopi (Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2011).
Rendahnya produktivitas di berbagai jenis usaha telah menjadi masalah bagi banyak perusahaan. Masalah produktivitas yang dimaksud pada dasarnya adalah bagaimana kombinasi setiap input yang digunakan untuk menghasilkan output yang maksimal kuantitasnya serta berkualitas. Produksi ini juga dipengaruhi oleh faktor biologi dari tanaman, tanah, dan alam batas (Sitanggang, 2011).
Indonesia secara geografis berada di daerah garis khatulistiwa sehingga limpahan radiasi dan curah hujan yang cukup tinggi. Meskipun demikian limpasan radiasi neto dan curah hujan masih sering menjadi faktor pembatas pertumbuhan tanaman yang menurunkan tingkat kesesuaian lahan. Gejala tersebut karena secara umum faktor keawanan tinggi dapat menyebabkan radiasi neto di permukaan tanah menjadi rendah. Pada musim hujan, ketersedian air berlebihan, keawanan tinggi, dan radiasi neto menjadi rendah. Sebaliknya pada musim kemarau, limpahan radiasi neto tinggi, curah hujan rendah dan kandungan air dalam tanah menjadi kurang tersedia untuk pertumbuhan tanaman. Mengingat fungsi radiasi dan ketersediaan lengas tanah dalam pertumbuhan tanaman, maka tingkat produksi juga ditentukan oleh imbangan optimum antar kedua parameter iklim tersebut. Dengan demikian penilaian kesesuaian lahan berdasarkan keadaan radiasi surya dan kandungan lengas tanah atau curah hujan (Sibuea, 2011).

Iklim mempunyai peranan yang penting dalam mendukung pertumbuhan dan produksi tanaman. Salah satu unsur iklim yang berperanan penting adalah curah hujan. Peranan curah hujan tergantung pada distribusinya dalam penentuan suatu usaha tani. Informasi iklim yang akurat sangat diperlukan dalam mendukung pembangunan pertanian (Estiningtyas, dkk., 2000).
Pada saat ini keberadaan musim/iklim sering kali mengalami pergeseran atau penyimpangan. Kondisi penyimpangan iklim dari kondisi normal akan menyebabkan dampak negatif. Dampak negatif tersebut dapat berupa kemarau panjang atau kekeringan dan kejadian banjir atau hujan besar. Kehilangan panen akibat penyimpangan iklim berdampak pada perubahan tata guna lahan dan hasil panen (Riyadi, 2000).
Bridgestone salah satu perusahaan swasta yang mengembangkan dan mengusahakan komoditi karet sebagai produk perkebunannya. Nama besar Bridgestone terkenal sebagai produsen ban dengan kualitas yang diakui pada skala internasional. Keberhasilan Bridgestone dalam mempertahankan dan meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan.
Perusahaan PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate (PT. BSRE) Divisi II Dolok Merangir (Head Office) terletak di Kecamatan Dolok Batu Nanggar, Kabupaten Simalungun dengan jarak 5 km dari jalan raya. Dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:
- Sebelah utara berbatasan dengan PTPN IV Gunung Para. - Sebelah barat berbatasan dengan kebun Siantar Estate. - Sebelah timur berbatasan dengan PTPN IV Dolok Ilir. - Sebelah selatan berbatasan dengan Kampung Beringin.

PT. BSRE terletak diantara 99º 07 Bujur Timur dan 3º07 Lintang Utara.

Dengan ketinggian tempat ± 141 m di atas permukaan laut (m dpl) dengan


topografi tanah yang datar, berbukit, dan lerengan.

Luas areal yang diusahakan oleh PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate

Dolok Merangir adalah 18.000.03 Hektar, termasuk didalamnya gedung, jalan,

rawa-rawa, sungai dan hutan. Berikut data luas areal berdasarkan divisi:

Divisi I Naga Raja

: 3.352,26 Hektar

Divisi II Dolok Merangir : 4.590,81 Hektar

Divisi III Dolok Ulu

: 2.770,20 Hektar

Divisi IV Dolok Ulu


: 2.770,20 Hektar

Divisi V Aek Tarum

: 4.129,75 Hektar

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh curah hujan dan

hari hujan terhadap produksi tanaman karet (Hevea brasiliensis Muell-Arg.)

umur 6, 10 dan 14 tahun di PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate Dolok

Merangir.

Hipotesis Penelitian

Ada pengaruh curah hujan dan hari hujan terhadap produksi


tanaman karet (Hevea brasiliensis Muell-Arg.) umur 6, 10 dan 14 tahun pada

PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate Dolok Merangir.

Kegunaan Penelitian

Penelitian ini berguna untuk mendapatkan data penyusunan skripsi sebagai

salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian,

Universitas Sumatera Utara dan sebagai informasi peningkatan produksi karet.

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman
Berdasarkan (William dkk., 1987 dalam Anzah 2010), sistematika dari tanaman karet dapat diuraikan sebagai berikut ini; Divisio : Spermatophyta; Subdivisio : Angiospermae; Class : Dicotyledoneae; Ordo: Euphorbiales; Familia : Euphorbiaceae; Genus : Hevea; Species : Hevea brassiliensis, Muell-Arg.
Akar tanaman karet merupakan akar tunggang. Akar ini mampu menopang batang tanaman yang tumbuh tinggi dan besar (Siregar, 2012).
Tanaman karet merupakan pohon yang tumbuh tinggi dan berbatang cukup besar, tinggi pohon dewasa mencapai 15-25 meter. Batang tanaman biasanya tumbuh lurus dan memiliki percabangan yang tinggi di atas. Di beberapa kebun karet ada beberapa kecondongan arah tumbuh tanamannya agak miring ke arah utara (Sitanggang, 2011).

Daun karet terdiri dari tangkai daun utama dan tangkai anak daun. Panjang tangkai daun utama 3-20 cm. Panjang tangkai anak daun sekitar 3-10 cm dan pada ujungnya terdapat kelenjar. Biasanya ada tiga anak daun yang terdapat pada sehelai daun karet. Anak daun berbentuk eliptis, memanjang dengan ujung meruncing (Sianturi, 2001).
Biji karet terdapat dalam setiap ruang buah. Jadi jumlah biji biasanya ada tiga kadang enam sesuai dengan jumlah ruang. Ukuran biji besar dengan kulit keras. Warnanya coklat kehitaman dengan bercak-bercak berpola yang khas. (Sitanggang, 2011).
Syarat Tumbuh Daerah yang cocok untuk tanaman karet adalah pada zone antara 15o LS
dan 15o LU. Di luar itu pertumbuhan tanaman karet agak terhambat sehingga memulai produksinya juga terlambat. Suhu udara yang baik bagi pertumbuhan tanaman antara 240-280 C (Fauzi, 2008).
Curah hujan rata-rata yang sesuai bagi pertumbuhan karet adalah sekitar 2000 mm per tahun dengan jumlah hari hujan 100-150 hari hujan. Suhu harian yang diinginkan tanaman karet rata-rata 250-300 C. Tanaman karet dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian dengan kisaran 1-600 m dpl. Menurut Setiawan, tanaman karet dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah seperti tanah berpasir hingga tanah laterik merah dan padsolik kuning, tanah abu gunung, tanah organosol, tanah berliat serta tanah yang mengandung peat. Tanaman karet dapat diperbanyak dengan cara generatif maupun vegetatif (Fathia dan Tety, 2012).
Sifat-sifat tanah yang cocok untuk tanaman karet pada umumnya antara lain :

solum tanah sampai 100 cm, tidak terdapat batu-batuan dan lapisan cadas. Aerase dan drainase cukup. Tekstur tanah remah, poreus dan dapat menahan air. Struktur terdiri dari 35% liat dan 30% pasir. Tanah bergambut tidak lebih dari 20 cm. Kandungan hara NPK cukup dan tidak kekurangan unsur hara mikro. Reaksi tanah dengan pH 4,5 - pH 6,5. Kemiringan tanah < 16% dan permukaan air tanah < 100 cm (Anwar, 2006). Umur Tanaman
Karet sebagai tanaman berumur panjang memberikan pengaruh spesifik terhadap sifat fisika tanah. Tanaman akan memberikan perlindungan yang berbeda terhadap permukaan tanah dan perbedaan umur tanaman mempengaruhi sifat fisika tanah akibat perbedaan tajuk dan perakaran tanaman. Tanaman yang masih muda mempunyai tajuk yang masih kecil dan sistem perakarannya sedikit, makin bertambah umur tanaman maka semakin besar tajuk yang dimilikinya dan semakin banyak pula sistem perakarannya. Tanaman dengan sistem perakaran yang banyak dan menyebar dapat menyebabkan pori-pori tanah meningkat dan memberi pori aerasi yang lebih baik, sehingga pori-pori dalam tanah dapat dipertahankan dan permeabilitas menjadi baik (Zurhalena dan Farni, 2010).
Baik ketebalan asli maupun jumlah baris pembuluh lateks yang ada di dalam semakin meningkat dan bertambahnya umur tanaman. Jumlah baris pembuluh lateks pada prinsipnya merupakan ciri khas suatu klon tetapi perkembangannya bergantung pada tingkat pertumbuhan tanaman yang dipengaruhi oleh faktor – faktor seperti kepadatan tanaman dan status hara juga klon (Webster dan Baulkwill, 1989).
Menurut Sarief (1986) untuk pertumbuhan yang baik atau optimum bagi tanaman diperlukan suatu keadaan tata air dan udara yang baik dan seimbang sehingga akar tanaman dengan mudah dapat menyerap unsur hara. Tata air dan

udara yang baik yaitu bila pori yang terisi air minimum 10% dan pori terisi udara

minimum 10% atau lebih.

Indeks produksi merupakan suatau perbandingan antara produksi dengan

lilit batang yang menggambarkan kemampuan produksi tanaman. Indeks ini juga

menggambarkan produksi kulit. Indeks produksi dipengaruhi faktor anatomis dan

fisiologis tanaman. Oleh sebab itu, indeks produksi nilainya dipengaruhi oleh

umur tanaman (Subroto dan Napitupulu, 1979).

Dijikman (1951), melaporkan bahwa lateks yang keluar dari organ muda

lebih sedikit mengandung karet bila dibandingkan dengan lateks yang keluar dari

kulit batang berumur 5 – 10 tahun, tetapi proses penggumpalan lateks lebih lama

terjadi pada lateks yang keluar dari organ muda, sebab partikel dari organ ini

sangat sedikit dan viskolitas lateks lebih rendah.

Tabel 1. Komposisi ideal tanaman karet selama satu siklus (25 tahun) berdasarkan kelompok umur tanaman.

Kelompok umur 1–5

Kelompok masa (tahun)
TBM

6−10 (TM 1-TM 5) 11−15 (TM 6-TM 10) 16−20 (TM11-TM 15) 20−25 (TM 16-TM 20)

TM bidang sadap BO-1 TM bidang sadap BO-2 TM bidang pulihan BI-1
TM bidang pulihan BI-2

Areal tanam (%) 20
20
20
20

Keterangan
Tanaman Belum Menghasilkan Produksi meningkat Produksi meningkat Produksi stabil

2 0 Produksi stabil mengarah ke turun

TBM = tanaman belum menghasilkan; TM=Tanaman Menghasilkan; BO-1= bark original (kulit perawan); BO-2=kulit perawan kedua; B1-1=kulit pulihan pertama; B1-2=kulit pulihan kedua. Sumber: Santoso (1994)

Umur tanaman untuk dapat disadap bervariasi menurut tinggi tempat dari

permukaan laut, pemeliharaan tanaman, jenis dan bentuk bahan tanam. Dahulu

tanaman karet baru dapat disadap pada umur 5-6 tahun berkat pemeliharaan yang

baik. Tanaman karet yang tumbuh di tempat yang tinggi dari permukaan laut, setiap kenaikan 100 m akan lebih lambat disadap dapat disadap 3-6 bulan. Tanaman cenderung tumbuh meninggi laju pertumbuhan lilit batang mengecil (Sianturi, 2001). Curah Hujan
Hujan dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman karet baik secara langsung dalam hal pemenuhan kebutuhan air bagi tanaman yang bervariasi menurut fase perkembangan tanaman, kondisi iklim dan tanah, maupun secara tidak langsung melalui pengaruh terhadap kelembaban udara dan tanah serta radiasi matahari. Ketiga faktor lingkungan fisik tersebut erat kaitannya dengan penyerapan air dan hara serta penyakit tanaman (Fauzi, 2008).
Air merupakan merupakan salah satu faktor yang sangat mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman. Ketersediaan air sangat dipengaruhi oleh besarnya curah hujan, jumlah irigasi yang diberikan dan kapasitas tanah dalam menahan air. Air yang sangat sedikit ataupun berlebihan dapat berakibat buruk bagi tanaman (Ismantika, 1998). Menurut Sheriff (1992), tanaman sangat peka terhadap kekurangan air. Hal ini mengakibatkan pengurangan dalam pembentukan dan perluasan daun. Jika hal tersebut terjadi maka fotosintesis tanaman akan terganggu dan penurunan produktifitas tanaman.
Kerusakan tanaman karet dan penurunan produktivitas sering ditemui pada suatu lokasi pertanaman akibat serangan penyakit gugur daun atau gangguan angin. Intensitas serangan penyakit daun erat hubungannya dengan agroklimat setempat. Eksplosi penyakit gugur daun terjadi akibat curah hujan yang tinggi dan merata sepanjang tahun. Pola curah hujan yang demikian dari tahun ke tahun akan

dapat memacu perkembangan penyakit gugur daun, dan memungkinkan serangan penyakit yang berulang, seperti yang terjadi di Bengkulu dan Kalimantan Barat (Soepadmo dan Suwarto, 1990).
Karena adanya kebutuhan air yang sangat tinggi dan pentingnya air, tumbuhan memerlukan sumber air yang tetap untuk tumbuh dan berkembang. Setiap kali air menjadi pembatas, pertumbuhan berkurang dan biasanya berkurang pula hasil panen tanaman budidaya. Jumlah pengurangan hasil panen ini biasanya dipengaruhi oleh genotip. Kehebatan kekurangan air, dan tingkat perkembangan (Gardner, dkk., 1991 dalam Dalimunthe, 2004).
Produksi juga dipengaruhi oleh faktor biologi dari tanaman, tanah, dan alam batas. Contoh faktor alam yang dapat mempengaruhi produksi adalah tingkat curah hujan. Ketika curah hujan tinggi maka intensitas cahaya matahari yang berguna untuk fotosintesis tanaman akan berkurang. Kualitas lateks berkurang karena tetesan air hujan dan aktivitas karyawan yang terbatas ketika hujan turun. (Sitanggang, 2011).
Kriteria musim hujan dan kemarau mengacu pada pendapat Wisnubroto (1995), yaitu dikatakan musim hujan jika jumlah curah hujan perdasarian lebih dari 50 mm atau 34 mm berturut-turut. Musim kemarau jika jumlah curah hujan kurang dari 50 mm atau 34 mm perdasarian selama 3 dasarian berurutan.
Menurut Huggins dan Burney (1982), komponen hidrilogi utama neraca air adalah air hujan, air intersepsi, air tertahan di permukaaan (surface retention), limpasan permukaan (run off), dan evapotraspirasi serta kandungan lengas tanah. Dalam hubungan dengan lengas tanah dibagi dalam tiga keadaan yaitu dalam keadaan jenuh, kapasitas lapang, dan titik layu permanen. Menurut Chang (1986)

keadaan kapasitas lapang penting karena keadaan tersebut dinyatakan air tersedia

optimum bagi tanaman. Pada keadaan lengas tanah sangat kurang sehingga tidak

tersedia untuk tanaman dapat menyebabkan tanaman menjadi layu dan tidak dapat

segar kembali sehingga disebut sebagai keadaan titik layu permanen.

Hari Hujan

Jumlah hari hujan yang diinginkan adalah 100 – 150 hari hujan (hh)

per tahun. Jumlah hari hujan yang terlalu banyak akan menyulitkan pengelolaan

produksi perkebunan dan kehilangan produksi banyak terjadi. Hari hujan yang

tidak merata menyebabkan hasil panen juga tidak merata, sehingga kapasitas

pabrik dan tenaga buruh tidak dapat dipertahankan secara mantab (Sianturi, 2001).

Penyebaran pertanaman karet sesuai dengan anjuran pada wilayah dengan

jumlah bulan basah yang semakin banyak atau hujan merata sepanjang tahun.

Hal ini perlu ditinjau kembali mengingat pernyataan-pernyataan berikut ini:

1. Semakin basah kondisi suatu lingkungan ternyata semakin tinggi resiko

serangan penyakit utama tanaman karet. Hal ini telah dibuktikan

oleh penelitian Pawiroseomadjoe, Soepena dan Situmorang, 1992,

dan Pawirosoemadjo dan Setiawan, 1995 (Darmandono dan Setiono, 1998).

2. Perbandingan untuk produktifitas karet untuk periode 1990-1995 antar

tiga perusahaan perkebunan di Jawa Barat dengan tiga perusahaan perkebunan

di Jawa Timur membuktikan kebenaran bahwa bulan basah berpengaruh

negatif terhadap produktifitas tanaman karet.

(Darmono dan Setiono, 1998 dalam Dalimunthe, 2004).

Tabel 2. Produksi kumulatif beberapa klon selama 5 tahun sadap pertama pada

iklim berbeda.

Klon

Produksi Kumulatif (kg/ha)

Iklim basah

Iklim Sedang

Iklim Kering

AVROS2037

2.829

5.390

4.403

GT1

3.227

6.079

4.678

PB217

3.641

7.121

6.860

PB235

5.613

6.673

6.894

PB260

6.875

8.628

7.580

PB255

2.737

4.848

4.779

PB261

4.067

5.222

5.466

RRIM600

2.772

6.693

4.971

Iklim basah: curah hujan > 3.000 mm/tahun, jumlah bulan kering 0 bulan.

Iklim sedang: curah hujan 1.500 – 3.000 mm/tahun, jumlah bulan kering

1-2 bulan. Iklim kering: curah hujan < 1.500, jumlah bulan kering 2-3 bulan.

Sumber: Aidi Daslin, dkk. (1997).

Tidak tercapainya potensi produksi bukan hanya disebabkan oleh penyakit gugur daun tetapi terganggunya penyadapan akibat curah hujan tinggi dan merata sepanjang tahun. Oleh karena itu sebelum penempatan suatu klon perlu diketahui kondisi agroekosistem suatu kebun dimana tanaman karet dikembangkan (Woelan, dkk., 1999).
Hujan yang ada di Indonesia semakin ke timur semakin berkurang baik jumlah maupun distribusinya. Panjang musim hujan di Indonesia bervariasi antara 10 - 110 hari atau 640 - 4115 mm, sedangkan panjang musim kemarau antara 50 - 350 hari. Daerah lombok memiliki musim kemarau terpanjang 300 - 350 hari, sedangkan yang terpendek daerah Jawa Barat bagian selatan (Boer, 2003).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Data produksi karet (lateks) (kg/Ha), curah hujan (mm/bulan) dan hari

hujan (hari/bulan) pada tahun 2010-2012 dari kebun PT. Bridgestone Sumatra

Rubber Estate pada tanaman berumur 6, 10 dan 14 tahun dapat dilihat secara

berturut-turut pada Tabel 4 – 6 (Lampiran 1); Tabel 7-8 (Lampiran 5).

Produksi Karet/Lateks (kg/Ha)

Data produksi karet (kg/Ha) pada tahun 2010, 2011 dan 2012 dari kebun

PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate. Pada tanaman berumur 6, 10 dan 14

dapat dilihat pada Tabel 4, 5 dan 6.

Tabel 4. Rataan produksi Lateks (kg) pada tanaman berumur 6 tahun selama 3

tahun (2010-2012)

Bulan

2010

Tahun 2011

2012

Rataan

Januari

146

2064

1395

1201,67

Februari

117

1841

1240

1066,00

Maret

123

1861

1311

1098,33

April

139

1633

1231

1001,00

Mei 113

1484

1566

1054,33

Juni 137

1576

1400

1037,67

Juli

158

1629

1464

1083,67

Agustus

179

1532

1282

997,67

September

165

1649

1835

1216,33

Oktober

182

2164

1899

1415,00

November

190

2080

2084

1451,33

Desember

211

2024

1824

1353,00

Total

1860

21537

18531

13976,00

Dari Tabel 4 dapat dilihat bahwa rataan produksi lateks tertinggi pada

tanaman karet berumur 6 tahun terdapat pada bulan November sebesar 1451 kg

dan rataan terendah terdapat pada bulan Agustus sebesar 997,67 kg. Grafik

perkembangan produksi lateks (kg) pada tahun pada tanaman karet berumur 6

tahun (2010-2012) disajikan pada Gambar 1. Gambar 1. Grafik perkembangan produksi lateks (kg) pada tanaman karet
berumur 6 tahun (2010-2012) Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa tahun 2010 pada tanaman karet berumur 6 tahun, total produksi lateks tertinggi terdapat pada bulan Desember sebesar 211 kg dan total terendah terdapat pada bulan Mei sebesar 113 kg. Pada tahun 2011, total produksi lateks tertinggi terdapat pada bulan Oktober sebesar 2164 kg dan total terendah terdapat pada bulan Mei sebesar 1484 kg. Pada tahun 2012, total produksi latekst tertinggi terdapat pada bulan November sebesar 2084 kg dan total terendah terdapat pada bulan April sebesar 1231 kg.

Berikut ini data produksi lateks (kg) pada tanaman berumur 10 tahun selama 3 tahun (2010-2012) di kebun PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate.

Tabel 5. Rataan produksi Lateks (kg) pada tanaman berumur 10 tahun

selama 3 tahun (2010-2012)

Bulan

2010

Tahun 2011

2012

Rataan

Januari

5119

4904

2179

4067,33

Februari

4024

4380

1940

3448,00

Maret

3463

3855

1772

3030,00

April

3773

3109

1668

2850,00

Mei

3628

3307

2369

3101,33

Juni

3974

3628

2254

3285,33

Juli

4386

4308

2535

3743,00

Ag

Dokumen yang terkait

Induksi Tunas Mikro TanamanKaret (Hevea Brasiliensis Muell. Arg.) Dari Eksplan Nodus Pada Medium WPM dengan Pemberian Benzil Amino Purin (BAP) Dan Naftalen Asam Asetat (NAA)

0 44 74

Respons Morfologi Benih Karet (Hevea brasilliensis Muell Arg.) Tanpa Cangkang terhadap Pemberian PEG 6000 dalam Penyimpanan pada Dua Masa Pengeringan

2 90 58

Respons Pertumbuhan Stum Mata Tidur Karet (Hevea brasilliensis Muell Arg.) Dengan Pemberian Air Kelapa Dan Pupuk Organik Cair.

15 91 108

Seleksi Dini Pohon Induk Tanaman Karet (Hevea brasiliensis Muell Arg.) Dari Hasil Persilangan RRIM 600 X PN 1546 Berdasarkan Produksi Lateks Dan Kayu

0 23 84

Laju Infiltrasi Pada Berbagai Kelas Umur Tegakan Karet (Hevea brasiliensis) di Desa Togur, Kecamatan Dolok Silau, Kabupaten Simalungun

5 92 58

Uji Resistensi Beberapa Klon Karet (Hevea brasiliensis Muell. Arg.) Dari Kebun Konservasi Terhadap Penyakit Gugur Daun Colletotrichum gloeosporioides Penz. Sacc.

0 35 61

Manajemen penyadapan karet (Hevea brasiliensis Muell. Arg.) di Dolok Merangir Estate, PT Bridgestone Sumatra Rubber Estate, Simalungun, Sumatera Utara

0 28 83

Pengaruh Curah Hujan dan Hari Hujan terhadap Produksi Tanaman Karet (Hevea brasiliensis Muell-Arg.) Umur 6, 10 dan 14 tahun pada PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate Dolok Merangir

0 0 15

Pengaruh Curah Hujan dan Hari Hujan terhadap Produksi Tanaman Karet (Hevea brasiliensis Muell-Arg.) Umur 6, 10 dan 14 tahun pada PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate Dolok Merangir

0 0 8

Pengaruh Curah Hujan dan Hari Hujan terhadap Produksi Tanaman Karet (Hevea brasiliensis Muell-Arg.) Umur 6, 10 dan 14 tahun pada PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate Dolok Merangir

0 0 14