THE COMPARISON OF VALUE AT RISK ESTIMATIONS AT JII INDEX AND LQ45 INDEX WITH HISTORICAL SIMULATION METHOD FOR CORPORATIONS LISTED AT JII INDEX AND LQ45 INDEX IN 2010-2011

(1)

ii

THE COMPARISON OF VALUE AT RISK ESTIMATIONS AT JII INDEX AND LQ45 INDEX WITH HISTORICAL SIMULATION

METHOD FOR CORPORATIONS LISTED AT JII INDEX AND LQ45 INDEX IN 2010-2011

By

RINI ASTUTI

Value at risk is a risk measurement quantitatively to estimate maximum lost potentials that may occur in the future in certain period of time and in particular trust level in normal market conditions. The objective of this research is to find out the difference of risks at JII and LQ45 indices. VaR values of each index were compared in this research. Samples were corporations listed at JII and LQ45 indices in 2010-2011. This research used historical simulation with trust level of 95%. Before estimating VaR values of each index, normality test to find out whether returns of each index were distributed normally was conducted.

The VaR values were estimated for the next 30 days time horizon and during two years. The results showed that there were risk differences between JII and LQ45 indices. In other words, investing either in JII or LQ45 indices possesses the same risks of returns.


(2)

iii

PERBANDINGAN PERHITUNGANVALUE AT RISKPADA INDEKS JII

DAN INDEKS LQ45 DENGAN METODE SIMULASI HISTORIS STUDI PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR PADA INDEKS JII

DAN INDEKS LQ45 PERIODE 2010-2011

Oleh

RINI ASTUTI

Value at Risk merupakan pengukuran risiko secara kuantitatif yang mengestimasi potensi kerugian maksimal yang mungkin terjadi pada masa datang yang akan dihadapi pada jangka waktu tertentu dan pada tingkat kepercayaan tertentu pada kondisi pasar yang normal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidak perbedaan risiko pada indeks JII dan indeks LQ45. Dalam penelitian ini yang dibandingkan adalah nilai VaR dari masing-masing indeks. Sampel yang digunakan adalah perusahaan yang terdaftar di indeks JII dan indeks LQ45 periode 2010-2011. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu simulasi historis, dan dengan tingkat kepercayaan 95%. Sebelum menghitung nilai VaR dari masing-masing indeks terlebih dahulu dilakukan uji normalitas, yang mana untuk mengetahui apakah return dari masing-masing indeks terdistribusi dengan normal.

Nilai VaR dihitung dalamtime horizon30 hari kedepan, dan nilai VaR selama dua tahun. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan risiko antara indeks JII dan indeks LQ45. Oleh karena itu dengan kata lain berinvestasi pada indeks JII dan indeks LQ45 mempunyaireturndan risiko yang sama.


(3)

1.1 Latar Belakang

Pasar modal kini telah menjadi tren investasi yang menarik untuk para investor dalam menanamkan modalnya. Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjual-belikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta. Bagi dunia usaha, pasar modal dapat dijadikan sarana untuk menawarkan berbagai macam efek sesuai dengan kebutuhan dana yang diperlukan dengan tingkat biaya dana yang relatif murah.

Seorang investor saat ingin menanamkan investasi pada saham-saham tertentu, tentunya tujuan utama investor tersebut yaitu mendapatkan return yang maksimal. Ketika seorang investor mengharapkan keuntungan yang tinggi maka ia harus bersedia menanggung risiko yang tinggi pula. Karena pada hakikatnyareturnberbanding lurus dengan risiko yaitu pada saatreturntinggi maka risiko pun tinggi. Maka hal yang perlu dipikirkan oleh investor yaitu bagaimana berinvestasi pada saham yang dapat menghasilkanreturn tinggi dengan risiko minimum. Indeks harga saham adalah indikator atau cerminan pergerakan harga saham. Indeks merupakan salah satu pedoman bagi investor untuk melakukan investasi di pasar modal, khususnya saham. Beberapa indeks di Indonesia saat ini diantaranya IHSG, LQ45, JII, Kompas 100, dan Sri-Kehati. Indeks LQ45 merupakan gabungan dari saham-saham yang liquid dan bersifat konvensional, sedangkan indeks JII yaitu saham-saham yang berbasis syariah. Dalam penelitian ini menggunakan sampel perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam indeks JII dan indeks LQ45


(4)

konvensional sedangkan JII adalah indeks yang berbasis syariah.

Tabel 1.1

Data Perusahaan Indeks JII Tahun 2010-2011

NO Kode

Emiten

Nama Perusahaan Return Risiko

1. AKRA AKR Corporindo Tbk. 1,002151 0,024419995

2. BORN Borneo Lumbung Energi & Metal Tbk. 0,998906 0,032054067

3. HRUM Harum Energy Tbk 1,001166 0,028937537

4. ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. 1,000929 0,021741837 5. JPFA Japfa Comfeed Indonesia Tbk. 1,002528 0,031175567

6. TRAM Trada Maritime Tbk. 1,001604 0,024653224

Rata-rata risiko 0,027163705

Sumber:Yahoo finance

Pada tabel 1.1 terlihat bahwa risiko terbesar yaitu terdapat pada perusahaan Borneo Lumbung Energi & Metal Tbk. sebesar 0,032054067, sedangkan rata-rata untuk risiko pada indeks JII yaitu sebesar 0,023283175.

Tabel 1.2

Data perusahaan Indeks LQ45 Tahun 2010-2-11

NO Kode

Emiten

Nama Perusahaan Return Risiko

1. ASRI Alam Sutera Reality Tbk. 1,003536 0,032335067

2. CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk. 1,003804 0,03377702

3. GGRM Gudang Garam Tbk. 1,00237 0,023581132

4. GJTL Gajah Tunggal Tbk. 1,004554 0,035875864

5. JSMR Jasa Marga (Persero) Tbk. 1,001858 0,019214048

6. KLBF Kalbe Farma Tbk. 1,002252 0,02526083

Rata-rata risiko 0,02834066

Sumber:Yahoo Finance

Pada tabel 1.2 terlihat bahwa risiko terbesar yaitu terdapat pada perusahaan Gajah Tunggal Tbk. sebesar 0,035875864. Sedangkan rata-rata untuk risiko pada indeks LQ45 yaitu sebesar 0,027429425. Berdasarkan penjelasan tabel di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa risiko saat di indeks LQ45 lebih besar dibandingkan indeks JII. Namun, risiko di atas hanya berdasarkan standar deviasi yang mana tidak menunjukkan berapa besar kerugian yang akan ditanggung pada


(5)

maksimal (maximum potential loss) yang mungkin terjadi pada masa datang yang akan dihadapi pada jangka waktu tertentu (holding period) dan pada tingkat kepercayaan (confidence level) tertentu pada kondisi pasar yang normal (Best, 1998 dalam Sartono, 2006). Tingkat kepercayaan yang digunakan untuk menghitung VaR yaitu sebesar 95% berdasarkan ketetapan ilmu sosial dengan tingkat toleransi kesalahan sebesar 5%. Fardiansyah (2006) menyatakan pengukuran risiko dengan metode VAR saat ini sangat populer digunakan secara luas oleh industri keuangan di seluruh dunia.

VaR juga memberikan estimasi kemungkinan atau probabilitas mengenai timbulnya kerugian yang jumlahnya lebih besar daripada angka kerugian yang telah ditentukan. Hal ini merupakan sesuatu yang tidak didapat dari metode-metode pengukuran risiko secara tradisional. VaR juga memperhatikan perubahan harga aset-aset yang ada dan pengaruhnya terhadap aset-aset yang lain. Salah satu metode untuk menghitung VaR yaitu metode simulasi historis. Metode simulasi historis tidak berasumsi distribusi normal, tetapi menggunakan distribusi empiris dari realisasi historis pada suatu waktu yang ditentukan. Lazim dianggap dibutuhkan data harian dua-tiga tahun untuk menghasilkan hasil berarti. Sekurang-kurangnya dibutuhkan data 250 hari terakhir (satu tahun) dan dihitung persen perubahannya (Jorion 2001 dalam Nurhayanto 2011).

Maruddani dan Purbowati (2009) menyatakan bahwa VaR portofolio lebih rendah dari VaR masing-masing aset.Hal ini disebabkan oleh efek diversifikasi dimana terjadi efek mengompensasi antar aset sehingga dapat menurunkan nilai risiko. Efek diversifikasi akan


(6)

Moving Average (EWMA) dapat diterima perhitungan VARnya. Kemudian dilakukan backtesting dan stresstesting untuk memverifikasi model atas penyimpangan yang terjadi. Besarnya potensi penurunan nilaiMarket Value of Equity yang dimiliki bank disebabkan karena sebagian besar kewajiban atau arus kas keluar yang dimiliki oleh bank akan jatuh tempo dalam waktu yang lebih singkat dari asset atau arus kas masuk yang dimiliki bank.

Khairunnisa (2007), melakukan penelitian penghitungan taksiran nilai VaR dengan metode simulasi historis yang diterapkan pada data kecil memerlukan bootstrap dalam prosesnya. Yang harus dilakukan untuk mendapatkan taksiran VaR adalah membangun sampel-sampel bootstrap melalui pengambilan ulang sampel dengan pengembalian pada sampel awal, dengan pengulangan paling sedikit 500 kali.Kemudian tentukan taksiran untuk rata-rata dan kuantil dari sampel bootstrap. Akhirnya, gunakan taksiran ini untuk memperoleh nilai taksiran VaR. Hasil penelitian yang dilakukan Sartono (2006) dengan metode simulasi historis bahwa tidak ada perbedaan nilai VaR simulasi historis antara portofolio hasil metode Mean-Variance dan Mean Absolute Deviation. Karena perhitungan nilai VaR simulasi historis menggunakan data-data historis yang aktual, dapat dikatakan bahwa nilai VaR yang dihasilkan pada metode ini lebih akurat bila dibandingkan dengan nilai VaR hasil metode delta normal.

Berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu, maka dalam penelitian ini juga akan menggunakan metode simulasi historis. Penelitian ini memiliki kesamaan dengan penelitian-penelitian terdahulu dalam hal metode yang digunakan yaitu metode simulasi historis untuk mengetahui


(7)

ini lah yang menjadi dasar untuk dilakukannya penelitian dengan judul “Perbandingan Perhitungan Value at Risk Pada Indeks JII dan Indeks LQ45 dengan Metode Simulasi Historis”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian tersebut, maka permasalahan yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah:

1. Berapakah besarnya potensi kerugian maksimum atau nilaiValue at Riskuntuk investasi pada indeks JII dan indeks LQ45?

2. Apakah ada perbedaan nilaiValue at Riskantara indeks JII dan indeks LQ45?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan penjelasan latar belakang dan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui besarnya potensi kerugian maksimum atau nilai Value at Risk untuk investasi pada indeks JII dan indeks LQ45.

2. Untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan nilai Value at Risk antara indeks JII dan indeks LQ45.

1.4 Manfaat Penelitian


(8)

secara cepat, tepat dan akurat sebelum potensi kerugian terjadi.

2. Bagi masyarakat, untuk meningkatkan pembelajaran mengenai investasi dan risiko pada saham.

3. Bagi peneliti selanjutnya penelitian ini dapat memberikan informasi terhadap peneliti selanjutnya yang diharapkan menambah wawasan dan pengetahuan sebagai referensi penelitian ini.


(9)

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Investasi

Investasi adalah penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan didalam produksi yang efisien selama periode waktu yang tertentu untuk memperoleh hasil yang maksimal dari kekayaan atau aset yang ditanam (Hartono, 2000). Menurut Tandelilin (2010) investasi merupakan penundaan konsumsi sekarang untuk dimasukkan ke aktiva produktif selama periode waktu yang tertentu. Investasi ke dalam aktiva keuangan dapat berupa investasi langsung dan investasi tidak langsung. Investasi langsung dilakukan dengan membeli langsung aktiva keuangan dari suatu perusahaan baik melalui perantara atau dengan cara yang lain. Sebaliknya investasi tidak langsung dilakukan dengan membeli saham dari perusahaan investasi yang mempunyai portofolio aktiva-aktiva keuangan dari perusahaan-perusahaan lain. Investasi merupakan suatu kegiatan menyalurkan dana dengan mengharapkan keuntungan di masa yang akan datang. Alasan seseorang melakukan investasi sebagai berikut (Tandelilin, 2010):

a. Produktivitas seseorang yang terus mengalami penurunan

b. Tidak menentunya lingkungan perekonomian sehingga memungkinkan suatu saat penghasilan jauh lebih kecil dari pengeluaran

c. Kebutuhan-kebutuhan yang cenderung mengalami peningkatan

Dalam aktivitasnya investasi dikenal dalam dua kegiatan utama (Tandelilin, 2010) yaitu:


(10)

1. Investasi dalam bentuk penempatan pada investasi nyata (real investment) yang secara umum mencakup aset berwujud, seperti tanah, bangunan, mesin-mesin, logam mulia.

2. Investasi pada aset keuangan (financial asset) dalam bentuk deposito, saham, reksadana, obligasi atau surat utang negara lainnya.

Pihak-pihak yang melakukan investasi disebut investor. Investor dapat digolongkan menjadi dua yaitu investor perorangan yang terdiri dari individu-individu yang melakukan kegiatan investasi untuk kepentingan dirinya sendiri. Investor institusional merupakan investor yang terbentuk badan hukum seperti perusahaan asuransi, perbankan, pegadaian, lembaga dana pensiun dan perusahaan-perusahaan jasa keuangan lainnya (Santoso, 2000). Untuk mencapai suatu efektivitas dan efisiensi dalam keputusan investasi terdapat beberapa tujuan dalam melakukan investasi (Tandelilin, 2010) yaitu:

1. Terciptanya keuntungan dalam investasi yang berkesinambungan.

2. Mendapat kesejahteraan atau kehidupan yang lebih baik dimasa yang akan datang.

3. Dapat membantu untuk mengurangi tekanan inflasi. 4. Dorongan untuk menghemat pajak.

Proses keputusan investasi merupakan proses keputusan yang berjalan secara terus menerus sampai dengan dicapainya suatu hasil investasi yang terbaik. Secara umum proses investasi meliputi lima tahap yaitu (Tandelilin, 2010):


(11)

Pada tahap ini investor menetapkan tujuan investasinya yang diikuti dengan penetapan seberapa besar aset yang akan dialokasikan. Tujuan masing-masing investor berbeda-beda tergantung pada keputusan dan arahan investasi yang ditetapkan.

2. Menentukan kebijakan investasi

Kebijakan investasi mencakup tugas pendistribusian dana yang dimiliki ke berbagai kelas aset yang tersedia seperti saham, obligasi, real estate, atau pada surat-surat berharga lainnya. Investor perlu memperhatikan batasan-batasan yang dapat mempengaruhi kebijakan investasi.

Investor tidak hanya menetapkan bahwa tujuan investasi yang dilakukan untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya, karena adanya korelasi positif antara besarnya return yang diharapkan dengan risiko yang harus ditanggung. Sehingga dalam investasi bias saja timbul kerugian yang sebanding denganreturnyang dihasilkan.

3. Menetapkan strategi portofolio

Terdapat dua strategi yang dapat dipilih yaitu strategi portofolio aktif dan strategi portofolio pasif. Strategi portofolio aktif mencakup kegiatan pemanfaatan informasi dan melakukan peramalan untuk mendapatkan kombinasi portofolio yang jauh lebih baik. Strategi portofolio pasif mencakup kegiatan investasi yang sejalan dengan kinerja indeks pasar.

4. Memilih aset

Dalam kegiatan pemilihan aset, tujuannya untuk mencari kombinasi portofolio yang efisien. Portofolio yang efisien dihasilkan dari portofolio yang menawarkan harapan return tinggi dengan tingkat risiko tertentu atau


(12)

sebaliknya menawarkan harapan return tertentu dengan tingkat risiko yang rendah.

5. Mengukur dan mengevaluasi kinerja

Tahap ini mencakup penetapan metode pengukuran kinerja portofolio dan pembanding hasil dengan kinerja portofolio lainnya melalui proses benchmarking. Proses benchmarking biasanya dilakukan terhadap indeks portofolio pasar dibandingkan dengan capaian kinerja portofolio yang dihasilkan secara aktual.

Jadi yang dimaksud dengan investasi yaitu penundaan konsumsi untuk mendapatkan keuntungan dimasa mendatang.

2.2 Pasar Modal

Pasar modal menurut Tandelilin (2010) adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjual belikan sekuritas. Peranan pasar modal dilihat dari ekonomi makro adalah sebagai suatu piranti untuk melakukan alokasi sumber daya ekonomi secara optimal. Kelebihannya lagi, dibanding kredit perbankan bahwa pasar modal merupakan sumber pembiayaan yang tidak menimbulkan inflatoir. Sumber daya ekonomi yang sudah ada melalui pasar modal dialokasikan sedemikian rupa sehingga kedudukan berubah yaitu dari titik Pareto Inefficiency menjadi ke titik Pareto Efficiecy. Ini dapat terjadi apabila informasi yang tersedia di pasar modal cepat, tepat, dan akurat (Anoraga, 2000).


(13)

Pasar modal menyediakan berbagai alternatif investasi lainnya seperti menabung di bank, membeli emas, asuransi, tanah dan bangunan sebagainya. Pasar modal bertindak sebagai penghubung antara para investor dengan perusahaan institusi pemerintah melalui perdagangan instrumen keuangan jangka panjang seperti Obligasi, saham dan lainnya. (Rusdin,2005). Dilihat dari pengertian akan pasar modal diatas, maka jelaslah bahwa pasar modal juga merupakan salah satu cara bagi perusahaan dalam mencari dana dengan menjual hak kepemilikkan perusahaan kepada masyarakat. Untuk menarik pembeli dan penjual untuk berpartisipasi, pasar modal harus bersifat likuid dan efisien. Suatu pasar modal dikatakan likuid jika penjual dapat menjual dan pembeli dapat membeli surat berharga dengan cepat. Pasar modal dikatakan efisien jika harga dari surat-surat berharga mencerminkan nilai dari perusahaan secara akurat (Hartono,2010). Pasar modal dibedakan menjadi 2 yaitu pasar perdana dan pasar sekunder (Hartono, 2010):

1. Pasar Perdana (Primary Market)

Pasar Perdana adalah penawaran saham pertama kali dari emiten kepada para pemodal selama waktu yang ditetapkan oleh pihak penerbit (issuer) sebelum saham tersebut belum diperdagangkan di pasar sekunder. Biasanya dalam jangka waktu sekurang-kurangnya 6 hari kerja. Harga saham di pasar perdana ditetukan oleh penjamin emisi dan perusahaan yang go public berdasarkan analisis fundamental perusahaan yang bersangkutan. Dalam pasar perdana, perusahaan akan memperoleh dana yang diperlukan. Perusahaan dapat menggunakan dana hasil emisi untuk mengembangkan dan memperluas barang modal untuk memproduksi barang dan jasa. Selain itu dapat juga digunakan


(14)

untuk melunasi hutang dan memperbaiki struktur pemodalan usaha. Harga saham pasar perdana tetap, pihak yang berwenang adalah penjamin emisi dan pialang, tidak dikenakan komisi dengan pemesanan yang dilakukan melalui agen penjualan.

2. Pasar Sekunder (Secondary Market)

Pasar sekunder adalah tempat terjadinya transaksi jual-beli saham diantara investorsetelah melewati masa penawaran saham di pasar perdana, dalam waktu selambat-lambatnya 90 hari setelah ijin emisi diberikan maka efek tersebut harus dicatatkan di bursa. Dengan adanya pasar sekunder para investor dapat membeli dan menjual efek setiap saat. Sedangkan manfaat bagi perusahaan, pasar sekunder berguna sebagai tempat untuk menghimpun investor lembaga dan perseorangan. Harga saham pasar sekunder berfluktuasi sesuai dengan ekspetasi pasar, pihak yang berwenang adalah pialang, adanya beban komisi untuk penjualan dan pembelian, pemesanannya dilakukan melalui anggota bursa, jangka waktunya tidak terbatas.

Menurut Tandelilin (2010) tempat terjadinya pasar sekunder di dua tempat, yaitu: 1. Bursa regular

Bursa reguler adalah bursa efek resmi seperti Bursa Efek Jakarta (BEJ), dan Bursa Efek Indonesia (BEI)

2. Bursa parallel

Bursa paralel atauover the counteradalah suatu sistem perdagangan efek yang terorganisir di luar bursa efek resmi, dengan bentuk pasar sekunder yang diatur dandiselenggarakan oleh Perserikatan Perdagangan Uang dan Efek-efek (PPUE), diawasi dan dibina oleh Bapepam. Over the counterkarena pertemuan


(15)

antara penjual dan pembeli tidak dilakukan di suatu tempat tertentu tetapi tersebar diantara kantor para broker atau dealer.

Jadi, yang dimaksud dengan pasar modal yaitu suatu bidang usaha perdagangan surat-surat berharga seperti saham, sertifikat saham, dan obligasi.

2.3 Return

Menurut Hartono (2010) return merupakan hasil yang diperoleh dari suatu investasi. Return saham dibedakan menjadi dua yaitu return realisasi (realized return) danreturn ekspektasi (expected return). Returnrealisasi (realized return) yaitu return yang telah terjadi. Return realisasi dihitung menggunakan data historis. Return realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan. Return realisasi juga berguna sebagai dasar penentuan return ekspektasi (expected return) dan risiko dimasa datang. Sedangkan return ekspektasi (expected return) adalah return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor dimasa mendatang. Berbeda dengan return realisasi yang sifatnya sudah terjadi,returnekspektasi sifatnya belum terjadi.

Penghitunganreturndapat menggunakan rumus sebagai berikut:

= ………..………...(2.1)

Dimana :

Ln : Logaritma natural Ht : Harga saham periode t Ht-1 : Harga saham periode t-1


(16)

Dalam melakukan investasi investor dihadapkan pada ketidakpastian (uncertainty) antarareturn yang akan diperoleh dengan risiko yang akan dihadapinya. Semakin besar return yang diharapkan dari investasi, semakin besar pula risikonya, sehingga dikatakan bahwa ekspektasi return memiliki hubungan positif dengan risiko. Risiko yang lebih tinggi biasanya dihubungkan dengan peluang untuk mendapatkan return yang lebih tinggi pula (high risk high return, low risk low return). Tetapireturnyang tinggi tidak selalu harus disertai dengan investasi yang berisiko. Hal ini bisa saja terjadi pada pasar yang tidak rasional (Hanafi, 2010).

Return yang diterima oleh investor di pasar modal dibedakan menjadi dua jenis yaitu current income (pendapatan lancar) dan capital gain atau loss capital (keuntungan selisih harga). Current income adalah keuntungan yang didapat melalui pembayaran yang bersifat periodik seperti dividen. Keuntungan ini biasanya diterima dalam bentuk kas atau setara kas sehingga dapat diuangkan secara cepat. Misalnya, dividen saham yaitu dibayarkan dalam bentuk saham yang bisa dikonversi menjadi uang kas dengan cara menjual saham yang diterimanya, sedangkan capital gain merupakan selisih laba yang dialami oleh pemegang saham karena harga saham sekarang relatif lebih tinggi dibandingkan harga saham sebelumnya. Jika harga saham sekarang (Pt) lebih tinggi dari harga saham periode sebelumnya (Pt-1) maka pemegang saham mengalami capital gain. Jika yang terjadi sebaliknya maka pemegang saham akan mengalamicapital loss. Jadi, yang dimaksud denganreturnyaitu hasil yang diperoleh dari invetasi (Hanafi, 2010).


(17)

2.4 Saham

Saham merupakan bukti penyertaan modal di suatu perusahaan atau merupakan bukti kepemilikan atas suatu saham (Fakhruddin, 2008). Klasifikasi saham dapat dibedakan atas beberapa hal (Fakhruddin, 2008):

a. Cara peralihan hak, ditinjau dari cara peralihannya saham dibedakan atas: 1. Saham atas unjuk (bearer stock) artinya pada saham tersebut tidak tertulis

nama pemiliknya agar tidak mudah dipindah tangankan dari satu investor ke investor lainnya. Secara hukum siapa yang memegang saham tersebut maka dialah diakui sebagai pemiliknya dan berhak ikut hadir dalam RUPS. 2. Saham atas nama (registered stock) merupakan saham yang ditulis dengan jelas siapa nama pemiliknya, dimana cara peralihannya harus melalui prosedur tertentu.

b. Hak tagihan atau klaim, jika ditinjau dari segi kemampuan dalam hal klaim maka saham terbagi atas:

1. Saham biasa (common stock) merupakan saham yang menempatkan pemiliknya paling yunior terhadap pembagian dividen dan hak atas harta kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut dilikuidasi. Saham biasa merupakan saham yang paling banyak dikenal dan diperdagangkan di pasar.

2. Saham preferen (preferred stock) adalah penanaman modal atau kepemilikan pada suatu perusahaan pada tingkat terbatas. Sebagai pemegang saham preferen investor tersebut tidak memiliki hak suara dalam RUPS namun, investor akan mendapatkan dividen tetap dalam


(18)

presentase tertentu yang pelaksanaan pembayarannya lebih diutamakan dibandingkan dividen saham biasa (Tambunan, 2008).

c. Kinerja saham jika dilihat dari kinerja perdagangan saham biasa maka saham dapat dikategorikan atas:

1. Blue-Chip stock, yaitu saham biasa dari suatu perusahaan yang memiliki reputasi tinggi sebagai leader di industry sejenis, memiliki pendapatan yang stabil, dan konsisten dalam membayar dividen.

2. Income stock, yaitu saham dari suatu emiten yang memiliki kemampuan membayar dividen lebih tinggi dari rata-rata dividen yang dibayarkan pada tahun sebelumnya.

3. Growth stock, yaitu saham-saham dari emiten yang memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi, sebagai leader di industry sejenis yang mempunyai reputasi tinggi.

4. Speculative stock, yaitu saham dari suatu perusahaan yang tidak bias secara konsisten memperoleh penghasilan dari tahun ke tahun, akan tetapi mempunyai kemampuan penghasilan yang tinggi di masa dating eskipun belum pasti.

5. Counter cyclical stock, yaitu saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis secara umum. Saat resesi ekonomi harga saham ini tetap tinggi dimana emitennya mampu memberikan dividen yang tinggi dimana emitennya mampu memberikan dividen yang tinggi sebagai akibat dari kemampuan emiten dalam memperoleh penghasilan yang tinggi pada masa resesi. Emiten seperti ini biasanya


(19)

bergerak dalam produk yang sangat dan selalu dibutuhkan masyarakat seperti rokok,consumer good.

Menurut Fakhruddin dan Hadianto (2001) pada dasarnya, ada dua keuntungan yang diperoleh investor dengan membeli atau memiliki saham, yaitu:

1. Dividen

Yaitu pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit saham tersebut atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen diberikan setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Dividen yang dibagikan perusahaan dapat berupa:

a. Dividen tunai, yaitu dividen yang berupa uang tunai dalam jumlah rupiah tertentu untuk setiap saham yang diberikan perusahaan penerbit saham kepada investor.

b. Dividen saham, yaitu setiap pemegang saham diberikan dividen berupa sejumlah saham, sehingga jumlah saham yang dimiliki seorang investor akan bertambah dengan adanya pembagian saham tersebut. 2. Capital Gain

Capital gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual. Capital gainterbentuk dengan adanya pembagian saham tersebut.

3. Saham Bonus (jika ada)

Merupakan saham yang dibagikan perusahaan kepada para pemegang saham yang diambil dari agio saham. Agio saham adalah selisih antara


(20)

harga jual terhadap harga nominal saham tersebut pada saat perusahaan melakukan penawaran umum di pasar perdana.

Jadi saham yaitu satuan nilai atau pembukuan dalam berbagai instrumen finansial yang mengacu pada bagian kepemilikan sebuah perusahaan.

2.5 Harga Saham

Pada dasarnya harga saham ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran terhadap saham tersebut. Apabila permintaan terhadap saham tertentu lebih besar dibandingkan dengan penawaran, maka harga saham akan cenderung naik. Sebaliknya, apabila jumlah penawaran lebih besar dari permintaan maka harga saham tersebut mengalami penurunan. Aksi jual dan beli terjadi apabila ada informasi tertentu mengenai emiten ataupun kondisi teknis dan lingkungan yang digunakan oleh investor dalam pengambilan keputusan (Sartono, 1997). Keseimbangan harga terjadi pada saat kurva penawaran dan permintaan agregat berpotongan pada suatu titik. Karena kurva penawaran bersifat tetap maka pergerakan harga saham diakibatkan oleh pergerakan (pergeseran) kurva permintaan. Apabila kurva permintaan naik, maka keseimbangan baru terjadi pada harga yang lebih tinggi (harga naik), dan apabila permintaan turun maka harga turun. Jadi perilaku harga suatu saham merupakan cermin permintaan agregat dari para investor (Nainggolan, dkk., 2007). Jadi harga saham yaitu harga yang terjadi di pasar bursa pada waktu tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar yaitu permintaan dan penawaran pasar.


(21)

Beberapa faktor yang mempengaruhi pergerakan harga saham adalah (Tambunan, 2008):

1. Faktor fundamental, yaitu faktor-faktor yang menyangkut keberadaan emiten, antara lain meliputi kinerja perusahaan, manajemen, penggunaan teknologi, jenis industri, serta faktor fundamental lainnya.

2. Faktor teknis, beberapa faktor teknis yang dianggap berpengaruh terhadap pergerakan harga saham yang diperoleh di lantai bursa meliputi fluktuasi kurs, volume perdagangan, perilaku massa (mass behavior) apakah optimis ataukah pesimis, dan lain-lain.

3. Faktor ketiga yang tidak kalah pentingnya adalah faktor lingkungan perusahaan atau faktor risiko perusahaan, yang meliputi kondisi sosial, ekonomi, peraturan pemerintah, stabilitas politik, keamanan, dan lain-lain.

Pergerakan harga saham setiap detik selalu dipelajari oleh banyak day trader.Day traderbanyak menggunakan analisis teknis untuk mempelajari gerak harga saham dari waktu ke waktu sehingga menemukan sebuah pola pergerakan harga pasar. Model ini cukup namun ketika kondisi ekonomi sedang bergejolak, analisis teknis rawan melakukan kesalahan estimasi, karena pergerakan harga tidak dipengaruhi oleh harga masa lalu, tetapi oleh faktor mikro atau makro yang tidak dapat diprediksi (unpredictable) (Samsul, 2006).


(22)

2.6 Probabilitas

Menurut Santoso (2009) probabilitas didefinisikan sebagai peluang atau kemungkinan suatu kejadian, suatu ukuran tentang kemungkinan atau derajat ketidak pastian suatu peristiwa (event) yang akan terjadi di masa mendatang. Rentangan probabilitas antara 0 sampai dengan 1. Jika kita mengatakan probabilitas sebuah peristiwa adalah 0, maka peristiwa tersebut tidak mungkin terjadi. Dan jika kita mengatakan bahwa probabilitas sebuah peristiwa adalah 1 maka peristiwa tersebut pasti terjadi. Serta jumlah antara peluang suatu kejadian yang mungkin terjadi dan peluang suatu kejadian yang mungkin tidak terjadi adalah satu, jika kejadian tersebut hanya memiliki 2 kemungkinan kejadian yang mungkin akan terjadi. Probabilitas memiliki beberapa fungsi antara lain (Santoso, 2009):

1. Membantu peneliti dalam pengambilan keputusan yang lebih tepat. Pengambilan keputusan yang lebih tepat dimagsudkan tidak ada keputusan yang sudah pasti karena kehidupan mendatang tidak ada yang pasti kita ketahui dari sekarang, karena informasi yang didapat tidaklah sempurna.

2. Dengan teori probabilitas kita dapat menarik kesimpulan secara tepat atas hipotesis yang terkait tentang karakteristik populasi.

Menarik kesimpulan secara tepat atas hipotesis (perkiraan sementara yang belum teruji kebenarannya) yang terkait tentang karakteristik populasi pada situasi ini kita hanya mengambil atau menarik kesimpulan dari hipotesis bukan berarti kejadian yang akan dating kita sudah ketehaui apa yang akan tertjadi. 3. Mengukur derajat ketidakpastian dari analisis sampel hasil penelitian dari


(23)

Jadi yang dimaksud dengan probabilitas yaitu peluang atau kemungkinan terjadinya suatu peristiwa.

2.7 Risiko

Menurut Sundjaja dan Barlian (2003) risiko yaitu kemungkinan adanya kerugian atau variabilitas pendapatan dihubungkan dengan aktiva tertentu. Penyimpangan standar atau deviasi standar merupakan pengukuran yang digunakan untuk menghitung risiko, selain deviasi standar risiko juga dapat dinyatakan dalam bentuk varian (variance) (Hartono,2010). Risiko biasanya dihitung menggunakan standar deviasi:

1 )

( 2

  

n Ri i R

σ

...(2.2)

Dimana: 2

σ = variance

σ

= standard deviation

n-1 = jumlah hari dikurangi satu

Secara ringkas manajemen risiko dapat dilakukan melalui proses-proses sebagai berikut (Hanafi, 2007):

1. Identifikasi risiko

Identifikasi risiko dilakukan untuk mengidentifikasi risiko-risiko apa sajayang dihadapi oleh suatu perusahaan. Ada beberapa teknik untuk mengidentifikasi


(24)

risiko, misalnya dengan menelusuri sumber risiko sampai terjadinya peristiwa yang tidak diinginkan. Dalam dunia perbankan bank menghadapi risiko terutama adalah risiko kredit (kemungkinan debitur tidak melunasi hutangnya). Untuk bank yang juga aktif melakukan perdagangan sekuritas, maka bank tersebut juga akan menghadapi risiko pasar.

2. Evaluasi dan pengukuran risiko

Langkah berikutnya adalah mengukur risiko tersebut dan mengevaluasi risiko tersebut. Tujuan evaluasi risiko adalah untuk memahami karakteristik risiko dengan lebih baik. Jika kita memperoleh pemahaman yang lebih baik, maka risiko akan lebih mudah dikendalikan. Evaluasi yang lebih sistematis dilakukan untuk mengukur risiko tersebut. Ada beberapa teknik untuk mengukur risiko tergantung jenis risiko tersebut. Sebagai contoh untuk mengukur risiko pasar dapat dilakukan dengan mengunakan teknik VaR.

3. Pengelolaan Risiko

Setelah analisis dan evaluasi risiko dilakukan, langkah selanjutnya adalah mengelola risiko. Risiko harus dikelola karena jika seandainya suatu perusahaan gagal mengelola risiko, konsekuensinya adalah perusahaan bisa mengalami kerugian yang cukup besar. Risiko bisa dikelola dengan berbagai cara, seperti :

1. Penghindaran, cara paling mudah dan aman untuk mengelola risiko adalah dengan menghindari risiko tersebut. Tetapi cara seperti ini sering kali tidak memberikan hasil yang optimal.


(25)

2. Ditahan (retention), dalam beberapa situasi akan lebih baik jika kita menghadapi sendiri risiko tersebut dengan menahan risiko atau risk retention.

3. Diversifikasi, diversifikasi dapat diartikan sebagai penyebaran eksposure yang kita miliki sehingga tidak terkonsentrasi pada satu atau dua eksposure saja.

4. Transfer Risiko, jika kita tidak ingin menanggung risiko tertentu, kita bisa mentransfer risiko tersebut ke pihak lain yang lebih mampu menghadapi risiko tersebut.

Menurut Ali (2006), dalam bidang perbankan menghadapi sepuluh jenis risiko utama, meliputi:

1. Interest Rate Riskyang terjadi sebagai akibat dari terdapatnyamismatchedatas Maturitiespadainterest rate related productdi sisi aktiva dan pasiva neraca. 2.Market Risk yang menyerang trading book banksebagai akibat dari terjadinya

perubahan interest rates, exchange rates, dan berbagai jenis harga produk lainnya yang terdapat pada sisi aktiva dan pasiva.

3.Credit Risk yang terjadi sebagai akibat dari tidak dapat dilunasinya pokok dan bunga piutang bank secara penuh yang bersumber pada cash flow pinjaman maupun berbagai bentuk sekuritas lainnya yang menjadi tagihan bank.

4. Off-Balance-Sheet Risk adalah risiko yang bersumber dari kegiatan yang berkaitan dengan contingent dan commitment asset serta liabilities seperti tercatat dalamoff-balance-sheet bank.

5. Technology Riskyang terjadi ketika technological investments yang dilakukan bank ternyata tidak membuahkananticipated cost saving.


(26)

6. Operational Risk terjadi bila existing technology, auditing, monitoring, dan supporting systems lainnya dalam kegiatan operasional bank tidak efektif berfungsi (malfunction) atau mengalami hambatan bahkan kerusakan total (breakdown).

7.Foreign Exchange Riskadalah risiko yang timbul sebagai akibat dari perubahan nilai tukar mata uang asing (foreign exchange rate) yang berpengaruh pada besaran nilai asset serta liabilities bank yang terutama komposisinya didominasi olehnon-domestic currencies.

8. Country atauSovereign Risk adalah risiko yang terjadi bila pelunasan kembali pinjaman kepada foreign lenders atau investors terkendala oleh adanya pembatasan (restrictions) intervensi (interventions) ataupun campur tangan (interference) dariforeign governments.

9. Liquidity Risk yang timbul sebagai akibat dari terjadinya penarikan besar-besaran dalam waktu yang singkat utang-utang bank (liability withdrawals) 10.Insolvency Risk adalah risiko yang bersumber dari terjadinya penurunan drastis

nilai aset bank yang menyebabkan turunnya permodalan bank yang tidak mampu meng-offsetnya. Untuk kebanyakan perusahaan, market risk menempati urutan teratas risiko yang diperhatikan. Dan obligasi merupakan produk yang dikategorikan memiliki risiko pasar. Hal tersebut disebabkan harga obligasi dipengaruhi oleh faktor nilai tukar dan perubahan suku bunga.


(27)

2.8 Value at Risk

Value at Risk merupakan suatu metode pengukuran risiko secara statistik yang memperkirakan kerugian maksimum yang mungkin terjadi atas suatu portofolio pada tingkat kepercayaan (level of confidence) tertentu (Best, 1998 dalam Sartono, 2006). VaR dapat di definisikan sebagai estimasi kerugian maksimum yang akan didapat selama periode waktu (time period) tertentu dalam kondisi pasar normal pada selang kepercayaan (confidence interval) tertentu (Jorion, 2001 dalam Nurhayanto, 2011). Teknik perhitungan VaR bisa menggunakan metode historis, metode analitis, dan simulasi Monte-Carlo. Metode historis menggunakan data historis (data masa lalu) untuk menghitung VaR. Metode analitis menggunakan model tertentu untuk mengestimasi VaR. VaR Monte-Carlo menggunakan simulasi untuk perhitungan VaR-nya (Hanafi, 2007). Untuk menghitung VaR dengan metode simulasi historis menggunakan rumus sebagai berikut:

VaR = V0xPercentile5% x Dimana:

VaR : Potensi kerugian maksimal

V0 :Eksposure

Percentile5% :Returnke 5% dari data historis

√t : Horizon waktu

Terdapat 4 langkah dalam menghitung VaR: 1. Menentukan horizon waktu pendugaan.

2. Memilih tingkat kepercayaan yang diharapkan.

3. Menentukan model volatilitas dan menghitung dugaan eksposur kerugian. 4. Perhitungan VaR


(28)

VaR merupakan kerugian maksimum yang tidak akan dilewati untuk suatu probabilitas dengan tingkat kepercayaan tertentu dalam periode waktu tertentu. VaR biasanya dihitung untuk periode 1 hari dengan tingkat kepercayaan 95%. Hal ini dapat diartikan dengan tingkat kepercayaan 95% dalam jangka waktu 1 hari terdapat kemungkinan sebesar 5% bahwa perusahaan akan mengalami kerugian lebih besar dari nilai VaR (Jorion 2001 dalam Nurhayanto 2011). Terdapat beberapa penjabaran terminologi VaR terkait dengan penggunaan atau manfaatnya (Maruddani, 2009):

1. Pada umumnya nilai VaR merupakan particular amount of money yang merupakan jumlah kerugian maksimum yang mungkin terjadi pada suatu periode waktu tertentu dalam tingkat kepercayaan tertentu.

2. Adanya prosedur estimasi perhitungan nilai VaR yang mana meliputi data statistik ataupun prosedur matematika untuk menghitung nilai VaR.

3. Selain menghasilkan nilai VaR, penggunaannya lebih luas lagi yaitu dapat melakukan estimasi terhadap berbagai macam risiko.

Menurut Hanafi (2007) dalam melakukan estimasi volatilitas pada umumnya dikenal dua metode yaitu statistik dan metode simultan. VaR selalu diikuti dengan sebuah probabilitas yang mengatakan berapa kemungkinan bahwa kerugian akan lebih kecil dari jumlah yang ditetapkan. Pada dasarnya VaR merupakan kelanjutan dari teori portofolio, namun ada beberapa perbedaan antara VaR dengan teori portofolio antara lain (Nurhayanto, 2011):

1. Portofolio menginterpretasikan risiko dengan standar deviasireturn, sedangkan VaR menginterpretasikan dengan kerugian maksimal.


(29)

2. Dalam metode perhitungan selain menggunakan standar deviasi yang digunakan dalam teori portofolio, VaR juga menggunakan model historical simulationdan Monte Carlo.

3. Dalam penggunaan VaR lebih luas yaitu bukan hanya market risk tetapi juga dapat mengukur risiko-risiko lainnya, seperti risiko kredit dan risiko operasional.

4. VaR dapat mengakomodasi statistik problem seperti distribusi return yang tidak normal.

5. Dalam metode VaR dapat memperhitungkan atau mempertimbangkan keputusan investasi, lindung nilai (hedging), dan keputusan manajemen portofolio.

6. VaR menyediakan metodologi lebih lanjut untuk melakukan analisis terhadap manajemen risiko perusahaan secara keseluruhan, analisis tersebut dilakukan sesuai dengan lingkungan dan kondisi perusahaan.

Jadi yang dimaksud dengan VaR yaitu pengukuran risiko yang mungkin terjadi pada masa mendatang dengan tingkat kepercayaan tertentu.

2.9 Simulasi Historis

Menurut Hanafi, (2007) pendekatan metode simulasi historis merupakan model perhitungan menggunakan data historis (data masa lalu) untuk menghitung VaR. Dalam model simulasi historis merupakan model yang dapat langsung dilaksanakan untuk menghitung besarnya VaR. Model ini tidak membutuhkan asumsi mengenai normalitas data time series nya. Menentukan nilai volatilitas yang merupakan perubahan harga sesuai dengan interval tingkat kepercayaan


(30)

yang ditentukan. Sekurang-kurangnya dibutuhkan data 250 hari terakhir (satu tahun) dan dihitung persen perubahannya. VaR dengan simulasi historis adalah metode yang mengesampingkan asumsi return yang berdistribusi normal maupun sifat linier antara return portofolio terhadap return aset tunggalnya. Nilai VaR digunakan untuk mengetahui perkiraan kerugian maksimum yang mungkin terjadi sehingga dapat untuk mengurangi risiko tersebut (Jorion 2001 dalam Nurhayanto 2011).

Tahapan untuk mengukur VaR pendekatan simulasi historis meliputi: 1. Menentukan rentang waktu harga saham yang akan digunakan 2. Menghitung return dari masing-masing saham

3. Mengurutkan return dari yang terkecil hingga return terbesar 4. Menetapkan tingkat kepercayaan

5. Menghitung nilai VaR

2.10 Penelitian Terdahulu

Sebelum penelitian ini dilaksanakan telah terdapat beberapa penelitian yang melakukan pengujian terhadap pengukuran VaR:

1. Maruddani dan Purbowati (2009) yang berjudul Pengukuran Value at Risk Pada Aset Tunggal dan Portofolio dengan Simulasi Monte Carlo. Menyatakan bahwa VaR portofolio lebih rendah dari VaR masing-masing aset. Hal ini disebabkan oleh efek diversifikasi dimana terjadi efek mengompensasi antar aset sehingga dapat menurunkan nilai risiko. Efek diversifikasi akan semakin bernilai besar jika korelasi antar aset rendah.


(31)

2. Kahar (2009) Perhitungan Value at RiskPada Institusi Perbankan Berdasarkan Metode Variance Covariance. Yang mana hasil dari perhitungan VaR yang dilakukan dengan memakai metode volatilitas standar deviasi dan Exponentially Weighted Moving Average(EWMA) dapat diterima perhitungan VARnya. Kemudian dilakukan backtesting dan stresstesting untuk memverifikasi model atas penyimpangan yang terjadi. Besarnya potensi penurunan nilai MarketValue of Equity yang dimiliki bank disebabkan karena sebagian besar kewajiban atau arus kas keluar yang dimiliki oleh bank akan jatuh tempo dalam waktu yang lebih singkat dari asset atau arus kas masuk yang dimiliki bank.

3. Khairunnisa pada tahun 2007, dengan judul penghitungan taksiran Value at Risk dengan metode simulasi historis. Hasil nya yaitu penghitungan taksiran nilai VaR dengan metode simulasi historis yang diterapkan pada data kecil memerlukan bootstrap dalam prosesnya. Yang harus dilakukan untuk mendapatkan taksiran VaR adalah membangun sampel-sampel bootstrap melalui pengambilan ulang sampel dengan pengembalian pada sampel awal, dengan pengulangan paling sedikit 500 kali. Kemudian tentukan taksiran untuk rata-rata dan kuantil dari sampel bootstrap. Akhirnya, gunakan taksiran ini untuk memperoleh nilai taksiran VaR.

4. Devi (2010) aplikasi analisis risiko portofolio dengan metode varians kovarians pada harga penutupan saham harian PT Astra International Tbk dan PT Indosat Tbk. Dari penghitungan analisis risiko portofolio kedua saham tersebut diperoleh nilai portofolio VaR sebesar -0,03152 (tanda – menunjukkan kerugian) dengan tingkat kepercayaan 95 % yang artinya ada keyakinan


(32)

sebesar 95% bahwa kerugian yang akan diderita investor pada portofolio tidak akan melebihi $315200 dalam jangka waktu satu hari setelah tanggal 28 Desember 2009 atau dengan kata lain dapat diartikan ada kemungkinan sebesar 3,152% bahwa kerugian investasi pada portofolio yang terdiri dari saham ASII dan ISAT sebesar $315200. Dan pada penghitungan kontribusi aset dalam VaR PT. Indosat memberikan kontribusi paling besar terhadap portofolio VaR sehingga dapat dilakukan pengurangan posisi pada saham ini untuk mengurangi risiko portofolio.

5. Sartono (2006) perhitungan Value at Risk Pada Institusi Perbankan Berdasarkan Metode Variance Covariance.Pada analisa hasil perhitungan nilai VaR dengan metode simulasi historis didapat bahwa tidak ada perbedaan nilai VaR simulasi historis antara portofolio hasil metodeMean-Variancedan Mean Absolute Deviation. Karena perhitungan nilai VaR simulasi historis menggunakan data-data historis yang aktual, dapat dikatakan bahwa nilai VaR yang dihasilkan pada metode ini lebih akurat bila dibandingkan dengan nilai VaR hasil metode delta normal.

6. Nestiana (2010) perbandingan tingkatrisikoinvestasi padabank BUMN dan bank Swasta dengan Menggunakan Metode historical simulation dan uji beda rata-rata dua objek. Dari perhitungan didapatkan hasil bahwa tidak terdapat perbedaan risiko antara bank BUMN dan bank swasta. Dengan kata lain baik bank BUMN dan bank swasta memiliki risiko yang sama.


(33)

Tabel 2.1

Ringkasan Penelitian Terdahulu

NO Nama Tahun Judul Penelitian Hasil

1. Maruddani dan Purbowati

2009 PengukuranValue at RiskPada Aset Tunggal dan Portofolio dengan Simulasi Monte Carlo.

VaRportofolio lebih rendah dariVaRmasing-masing aset.

2. Kahar 2009 PerhitunganValue at RiskPada Institusi Perbankan Berdasarkan MetodeVariance Covariance.

Dari perhitunganVaRyang dilakukan dengan memakai metode volatilitas standar deviasi danExponentially Weighted Moving Average

(EWMA) dapat diterima perhitungan VARnya.Besarnya potensi penurunan nilaiMarket Value of Equityyang dimiliki bank disebabkan karena sebagian besar kewajiban atau arus kas keluar yang dimiliki oleh bank akan jatuh tempo dalam waktu yang lebih singkat dari asset atau arus kas masuk yang dimiliki bank.

3. Khairunnisa 2007 Penghitungan taksiran

Value at Riskdengan metode simulasi historis.

penghitungan taksiran nilai VaR dengan metode simulasi historis yang diterapkan pada data kecil memerlukan

bootstrapdalam prosesnya. Yang harus dilakukan untuk mendapatkan taksiran VaR adalah membangun sampel-sampelbootstrapmelalui pengambilan ulang sampel dengan pengembalian pada sampel awal, dengan

pengulangan paling sedikit 500 kali. Kemudian tentukan taksiran untuk rata-rata dan kuantil dari sampelbootstrap. Akhirnya, gunakan taksiran ini untuk memperoleh nilai taksiran VaR.

4. Devi 2010 Analisis Risiko

Portofolio dengan Metode Varians Kovarians

Nilai portofolioVaRsebesar -0,03152 (tanda–menunjukkan kerugian) dengan tingkat kepercayaan 95 % yang artinya ada keyakinan sebesar 95% bahwa kerugian yang akan diderita investor pada

portofolio tidak akan melebihi $315200 dalam jangka waktu satu hari setelah tanggal 28 Desember 2009.


(34)

5. Sartono 2006 PerhitunganValue at RiskPada Institusi Perbankan Berdasarkan MetodeVariance Covariance.

nilai VaR dengan metode simulasi historis didapat bahwa tidak ada perbedaan nilai VaR simulasi historis antara portofolioportofolio hasil metodeMean-Variancedan

Mean Aabsolute Deviation. Karena perhitungan nilai VaR simulasi historis menggunakan data-data historis yang aktual, dapat dikatakan bahwa nilai VaR yang dihasilkan pada metode ini lebih akurat bila dibandingkan dengan nilai VaR hasil metode delta normal. 6. Nestiana 2010 Analisis Perbandingan

Tingkat Risiko Investasi

Pada Bank BUMN dan Bank SWASTA dengan Menggunakan MetodeValueat Risk

(VaR)

Dari perhitungan didapatkan hasil bahwa tidak terdapat perbedaan risiko antara bank BUMN dan bank swasta. Oleh karena itu, dengan kata lain baik bank BUMN dan bank swasta memiliki risiko yang sama.

Sumber : Data Diolah

2.11 Kerangka Pemikiran

Investor dalam menanamkan modalnya harus mengetahu risiko yang akanditanggung, khususnya bagi investor yang ingin menanamkan modalnya dalam bentuk saham. Saham merupakan bukti penyertaan modal di suatu perusahaan atau merupakan bukti kepemilikan atas suatu saham. Saham mempunyai sifat high-risk high-return, yang mana keuntungan yang tinggi akan disertai oleh risiko yang tinggi pula. Harga saham di pasar modal sangat berfluktuatif, sehingga mengharuskan investor untuk melakukan analisis sebelum melakukan investasi pada suatu saham untuk meminimalis kerugian yang akan ditanggung.


(35)

Terdapat beberapa metode untuk menghitung risiko. Tren saat ini yaitu Value at Risk (VaR) merupakan suatu metode pengukuran risiko secara statistik yang memperkirakan kerugian maksimum yang mungkin terjadi atas suatu portofolio pada tingkat kepercayaan (level of confidence) tertentu. Salah satu metode untuk menghitung VaR yaitu dengan metode simulasi historis. Metode simulasi historis adalah pendekatan metode simulasi historis merupakan model perhitungan nilai VaR yang ditentukan oleh nilai masa lalu (histories) atas return asset yang dihasilkan. Jika diketahui atau dimiliki data base nilai historis masa lalu yang semakin banyak, maka hasil perhitungan nilai VaR yang dihasilkan akan semakin baik.

Alasan dipilihnya indeks JII dan indeks LQ45 sebagai sampel dalam penelitian ini yaitu untuk membandingkan besarnya VaR pada indeks yang bersifat syariah dan konvensional. Sebelum menghitung VaR terlebih dahulu adalah menghitung return dan risiko masing-masing saham. Dalam penelitian ini akan membandingkan nilai VaR pada indeksi JII dan LQ45. Maka sebelumnya akan terlebih dahulu melakukan rangking terhadap saham-saham yang terdapat dimasing-masing indeks, dengan tujuan akan mengambil enam saham dengan return terbesar. Setelah mendapatkan return masing-masing saham dan menghitung nilai VaR maka selanjutnya melakukan penghitungan menggunakan metode simulasi historis. Nilai eksposure dan VaR masing-masing saham pada indeks dihitung terlebih dahulu, kemudian diambil rata-rata untuk dibandingkan. Uraian diatas dapat digambarkan dalam bagan kerangka pikir berikut ini:


(36)

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Mulai Penetapan dan Penentuan Data

JII

LQ45

Menghitung Return dan Risiko Masing-Masing Saham

Menghitung NilaiVaR

Metode Simulasi Historis

Analisis


(37)

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1 Jakarta Islamic Indeks

Jakarta Islamic Indeks (JII) adalah salah satu indeks saham yang ada di Indonesia yang menghitung indeks harga rata-rata saham untuk jenis saham-saham yang memenuhi kriteria syariah. Pembentukan JII tidak lepas dari kerja sama antara Pasar Modal Indonesia (dalam hal ini PT Bursa Efek Jakarta) dengan PT Danareksa Invesment Management (PT DIM). JII telah dikembangkan sejak tanggal 3 Juli 2000. Pembentukan instrument syariah ini untuk mendukung pembentukan Pasar Modal Syariah yang kemudian diluncurkan di Jakarta pada tanggal 14 Maret 2003. Mekanisme Pasar Modal Syariah meniru pola serupa di Malaysia yang digabungkan dengan bursa konvensional seperti Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya, Setiap periodenya, saham yang masuk JII berjumlah 30 (tiga puluh) saham yang memenuhi kriteria syariah. JII menggunakan hari dasar tanggal 1 Januari 1995 dengan nilai dasar 100.

Tujuan pembentukan JII adalah untuk meningkatkan kepercayaan investor untuk melakukan investasi pada saham berbasis syariah dan memberikan manfaat bagi pemodal atau investor dalam menjalankan syariah Islam untuk melakukan investasi di bursa efek. JII juga diharapkan dapat mendukung proses transparansi dan akuntabilitas saham berbasis syariah di Indonesia. JII menjadi jawaban atas keinginan investor yang ingin berinvestasi sesuai syariah. Dengan kata lain, JII menjadi pemandu bagi investor yang ingin menanamkan dananya secara syariah tanpa takut tercampur dengan dana ribawi. Selain itu, JII menjadi tolak ukur kinerja (benchmark)


(38)

1. Memilih kumpulan saham dengan jenis usaha utama yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan sudah tercatat lebih dari 3 bulan (kecuali termasuk dalam 10 kapitalisasi besar).

2. Memilih saham berdasarkan laporan keuangan tahunan atau tengah tahun berakhir yang memiliki rasio kewajiban terhadap aktiva maksimal sebesar 90%.

3. Memilih 60 saham dari susunan saham diatas berdasarkan urutan rata-rata kapitalisasi pasar terbesar selama satu tahun terakhir.

4. Memilih 30 saham dengan urutan berdasarkan tingkat likuiditas rata-rata nilai perdagangan regular selama satu tahun terakhir.

Pengkajian ulang akan dilakukan enam bulan sekali dengan penentuan komponen indeks pada awal bulan Januari dan Juli setiap tahunnya. Sedangkan perubahan pada jenis usaha emiten akan dimonitoring secara terus menerus berdasarkan data-data public yang tersedia.

4.1.2 Indeks LQ45

Indeks LQ45 adalah nilai kapitalisasi pasar dari 45 saham yang paling likuid dan memiliki nilai kapitalisasi yang besar hal itu merupakan indikator likuidasi. Indeks LQ45 menggunakan 45 saham yang terpilih berdasarkan likuiditas perdagangan saham dan disesuaikan setiap enam bulan (setiap awal bulan Februari dan Agustus). Dengan demikian saham yang terdapat dalam


(39)

1. Berada di TOP 95% dari total rata-rata tahunan nilai transaksi saham di pasar regular. 2. Berada di TOP 90% dari rata-rata tahunan kapitalisasi pasar.

3. Merupakan urutan tertinggi yang mewakili sektornya dalam klasifikasi industri BEJ sesuai dengan nilai kapitalisasi pasarnya.

4. Merupakan urutan tertinggi berdasarkan frekuensi transaksi.

Indeks LQ45 hanya terdiri dari 45 saham yang telah terpilih melalui berbagai kriteria pemilihan, sehingga akan terdiri dari saham-saham dengan likuiditas dan kapitalisasi pasar yang tinggi. Saham-saham pada indeks LQ45 harus memenuhi kriteria dan melewati seleksi utama sebagai berikut:

1. Masuk dalam rangking 60 besar dari total transaksi saham di pasar reguler (rata-rata nilai transaksi selama 12 bulan terakhir).

2. Rangking berdasar kapitalisasi pasar (rata-rata kapitalisasi pasar selama 12 bulan terakhir). 3. Telah tercatat di BEJ minimum 3 bulan.

4. Keadaan keuangan perusahaan dan prospek pertumbuhannya, frekuensi dan jumlah hari perdagangan transaksi pasar regular.

Saham-saham yang termasuk di dalam LQ45 terus dipantau dan setiap enam bulan akan diadakan review (awal Februari, dan Agustus). Apabila ada saham yang sudah tidak masuk kriteria maka akan diganti dengan saham lain yang memenuhi syarat. Pemilihan saham-saham


(40)

4.1.3 AKRA Corporindo Tbk.

PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) didirikan di Surabaya tanggal 28 Nopember 1977 dengan nama PT Aneka Kimia Raya dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada bulan Juni 1978. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan usaha Perusahaan antara lain meliputi bidang industri barang kimia, perdagangan umum dan distribusi terutama bahan kimia dan bahan bakar minyak (BBM) dan gas, menjalankan usaha dalam bidang logistik, pengangkutan (termasuk untuk pemakaian sendiri dan mengoperasikan transportasi baik melalui darat maupun laut serta pengoperasian pipa penunjang angkutan laut), penyewaan gudang dan tangki termasuk perbengkelan, ekspedisi dan pengemasan, menjalankan usaha dan bertindak sebagai perwakilan dan peragenan dari perusahaan lain baik di dalam maupun di luar negeri, kontraktor bangunan dan jasa lainnya kecuali jasa di bidang hukum. Perusahaan saat ini bergerak dalam bidang distribusi produk bahan bakar minyak (BBM) ke pasar industri, distribusi dan perdagangan bahan kimia (seperti caustic soda, sodium sulfat, PVC resin dan soda ash) yang digunakan oleh berbagai industri di Indonesia sesuai dengan perjanjian distribusi dengan produsen asing dan lokal, penyewaan gudang, kendaraan angkutan, tangki dan jasa logistik lainnya.


(41)

didirikan untuk melakukan usaha di bidang perdagangan, konstruksi, pertambangan, transportasi, dan jasa. Istilah jasa meliputi konsultasi bisnis, konsultasi pertambangan, konsultasi rekayasa teknis, dan layanan lainnya yang mendukung operasi penambangan dan perdagangan. Pada tanggal 31 Desember 2011, anak perusahaan Perseroan adalah PT Asmin Koalindo Tuhup, yang bergerak di bidang pertambangan batubara dan Borneo Mining Services PT, yang lini bisnis nya adalah penyewaan alat berat.

4.1.5 Harum Energy Tbk.

PT Harum Energy Tbk (HRUM) bergerak dalam bidang batubara, perdagangan pertambangan, industri jasa, dan kegiatan logistic di Kalimantan Timur. HRUM mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 06 Oktober 2010.HRUM mulai beroperasi secara komersial pada tahun 2007. HRUM memiliki lima anak perusahaan, yaitu: PT Mahakam Sumber Jaya, PT Layar Lintas Jaya, Harum Energy Australia Ltd (Australia HE), PT Tambang Batubara Harum, Harum Energy Capital Ltd (HE Capital).

Menurut Konsolidasi - Pernyataan Non-Diaudit keuangan untuk kuartal pertama 2012, total pendapatan usaha bersih meningkat dengan 77,71%, dari Rp 1.514.340 juta menjadi Rp 2,691,090.11 juta. Operating result increased from IDR 502,308 millions to IDR 655,878.98 millions which means 30.57% change. Hasil operasi meningkat dari Rp 502.308 juta menjadi Rp 655,878.98 juta yang berarti perubahan 30,57%. The results of the period increased 37.17% reaching IDR 423,927.01 millions at the end of the period against IDR 309,048 millions last


(42)

10.36%,the Return On Asset (Net income /Total Asset) went from 8.69% to 7.76%and the Net Profit Margin (Net Income/Net Sales)went from20.41% to 15.75% when compared to the same period of last year. Return on equity (Laba bersih / Jumlah ekuitas) pergi dari 10,63% menjadi 10,36%, Return On Asset tersebut (Laba bersih / Total Asset) pergi dari 8,69% menjadi 7,76% dan Net Profit Margin (Laba Bersih / Penjualan Bersih) pergi dari 20.41% sampai dengan 15,75% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.The Debt to Equity Ratio(Total Liabilities/Equity) was 47.89% compared to 22.29% of last year. Debt to Equity Ratio (Total Kewajiban / Ekuitas) adalah 47,89% dibandingkan dengan 22,29% dari tahun lalu. Finally, the Current Ratio(Current Assets/Current Liabilities)went from2.89 to 2.68 when compared to the previous year. Akhirnya,Current Ratio(Aktiva Lancar / Kewajiban Lancar) pergi 2,89-2,68 bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

4.1.6 Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.

PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (dahulu PT. Indofood Sukses Makmur Tbk, PT Gizindo Primanusantara, PT Indosentra Pelangi, PT Indobiskuit Mandiri Makmur, dan PT Ciptakemas Abadi) (IDX: ICBP) merupakan produsen berbagai jenis makanan dan minuman yang bermarkas di Jakarta, Indonesia. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1990 oleh Sudono Salim dengan nama Panganjaya Intikusuma yang pada tahun 1994 menjadi Indofood. Perusahaan ini mengekspor bahan makanannya hingga Australia, Asia, dan Eropa. Dalam beberapa dekade ini PT Indofood Sukses Makmur Tbk (Indofood) telah bertransformasi menjadi sebuah perusahaan Total Food Solutions dengan kegiatan operasional yang mencakup seluruh tahapan proses produksi


(43)

Anak perusahaanPT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk:

1. PT Indofood Fritolay Makmur (berpatungan dengan PepsiCo) 2. PT Nestlé Indofood Citarasa Indonesia (berpatungan dengan Nestlé) 3. PT Indolakto

4. PT PepsiCola Indobeverages (berpatungan dengan PepsiCo)

5. PT Sari Incofood Corporation (berpatungan dengan Incofood Corporation) 6. PT Quaker Indonesia (berpatungan dengan Quaker Oats Company)

7. PT Surya Rengo Container

8. PT Indomarco Adi Prima (Distribution)

Sejarah perkembangan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk:

1. 1990 - Didirikan dengan nama PT Panganjaya Intikusuma. 2. 1994 - Berganti nama menjadi PT Indofood Sukses Makmur. 3. 1995 - Mengakuisisi pabrik penggilingan gandum Bogasari.

4. 1997-Mengakuisisi 80% saham perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan, agribisnis serta distribusi.

5. 2005-Membentuk perusahaan patungan dengan Nestlé, mengakuisisi perusahaan perkebunan di Kalimantan Barat.


(44)

8. 2008-Mengakuisisi 100% saham Drayton Pte. Ltd. yang memiliki secara efektif 68,57% saham di PT Indolakto, sebuah perusahaan dairy terkemuka.

9. 2009 - Memulai proses restrukturisasi internal Grup CBP melalui pembentukan PT Indofood CBP Sukses Makmur (ICBP) dan pemekaran kegiatan usaha mi instan dan bumbu yang diikuti dengan penggabungan usaha seluruh anak perusahaan di Grup Produk Konsumen Bermerek (CBP), yang seluruh sahamnya dimiliki oleh Perseroan, ke dalam ICBP.

10. 2010 - Menyelesaikan restrukturisasi internal Grup CBP melalui pengalihan kepemilikan saham anak perusahaan di Grup CBP dengan jumlah kepemilikan kurang dari 100% ke ICBP dan melakukan Penawaran Saham Perdana yang dilanjutkan dengan pencatatan saham ICBP di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 7 Oktober 2010.

4.1.7 Japfa Comfeed Indonesia Tbk.

PT. Japfa Comfeed Indonesia, Tbk berdiri pada tanggal 8 Maret 1978dengan Akte Notaris Kartini Mulyadi No. 85 dengan status Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). Pada tahun 1980, PT. Japfa Comfeed Indonesia, Tbk pindah ke Jalan HR. Moch.Mangundiprojo Km 3,5 Buduran, Sidoarjo sampai sekarang, yang semula hanya seluas 2 hektar dan kemudian berkembang dengan luas 25 hektar. Tujuan umum pendirian PT. Japfa Comfeed Indonesia, Tbk adalah membantu rogram pemerintah dalam ketenagakerjaan, meningkatkan gizi masyarakat, dan alih teknologi dalam bidang pakan ternak.PT. Japfa Comfeed Indonesia, Tbk merupakan gabungan dari PT. Japfa Pelletizing Company yang bergerak dalam bidang ekspor impor bahan baku pakan ternak dan PT. Comfeed Indonesia Ltd yang bergerak dalam bidang industry pakan


(45)

juga merupakan anak perusahaan dari PT. Ometraco. Setelah berkembang menjadi perusahaan yang besar, maka PT. Japfa Comfeed Indonesia, Tbk melepaskan diri dari PT. Ometraco.

PT. Japfa Comfeed Indonesia, Tbk mempunyai anak perusahaan yaitu PT. Suri Tani Pemuka yang bergerak di bidang pakan udang dan ikan, PT. Multi Phala Agrinusa yang bergerak dalam bidang pakan ternak, serta PT. Multi Breeder Adirama Indonesia, Tbk yang bergerak dalam bidang pembibitan ayam dan peternakan ayam komersial, PT. Bintang Terang Gemilang yang juga bergerak dalam bidang pakan ternak, PT. Ciomas Adisatwa yang bergerak dalam bidang pemotongan ayam, dan PT. Supra Sumber Cipta. PT. Japfa Comfeed Indonesia, Tbk sendiri mempunyai beberapa cabang di dalam negeri, antara lain di Sragen, Cirebon, Makassar, Lampung, Tangerang, Cikande, Medan, dan kantor di Jakarta. Untuk cabang yang berada di luar negeri yaitu di India, Myanmar, Vietnam, dan kantor di Singapore.

Bentuk struktur organisasi pada PT. Japfa Comfeed Indonesia, Tbk adalah lini dan staff, dengan ciri-ciri antara lain wewenang yang diberikan langsung dari atasan kepada bawahan dan tiap departemen tidak bertanggung jawab terhadap staff, perusahaan merupakan suatu organisasi besar, daerah kerjanya luas, mempunyai bidang tugas yang beraneka ragam, jumlah karyawannya banyak serta terdapat satu atau lebih tenaga staff. PT. Japfa Comfeed Indonesia, Tbk dipimpin oleh seorang Head of Unit yang membawahi beberapa Departemen yaitu Marketing, Plant, Procurement, Finance and Accounting, Quality Control, dan Personnel and General Affairsyang masing-masing dipimpin oleh seorang Manager Departemen. Head of Unit


(46)

personil perusahaan. Marketing Manager mempunyai tanggung jawab dalam menentukan masalah strategi penjualan, harga dan kolektor atau penarik uang dan bertanggung jawab terhadap Head of Unit. Plant Manager bertanggung jawab terhadap masalah produksi, pergudangan yang meliputi bahan baku dan barang jadi, masalah teknik yang meliputi mesin dan kelengkapannya serta fasilitas pabrik, masalah proses perencanaan produksi dan pengendalian inventori. Plant Manager secara langsung membawahi Production Department, Warehouse Department, Technical Department, dan PPIC Department. Selain itu Plant Manager juga bertanggung jawab terhadap Head of Unit. Procurement Manager bertanggung jawab kepada Head of Unit dan terhadap pengadaan material sesuai standar dengan harga murah, baik berupa bahan baku lokal maupun impor. Khusus untuk bahan baku impor mengatur mulai dari pembelian, pengiriman dan penerimaan di pelabuhan. Finance and Accounting Manager bertanggung jawab terhadap penentuan strategi keuangan secara total meliputi pengeluaran uang, pemasukan uang, mengontrol pemasukan dan pengeluaran uang serta pajak dan bertanggung jawab terhadap Head of Unit. Quality Control Manager mempunyai tanggung jawab dalam melakukan kontrol terhadap bahan baku yang akan dibeli atau yang masuk, bahan baku yang tersimpan dalam gudang, bahan baku yang sedang dalam proses dan barang jadi dalam gudang serta memberikan garansi terhadap kondisi-kondisi tersebut di atas kepada departemen internal meliputi produksi, pengadaan material danformulatorserta bertanggung jawab terhadapHead of Unit. Tanggung jawab seorang Personnel and General Affairs Manager meliputi masalah penerimaan pegawai, promosi, gaji, kesejahteraan, keamanan dan bertanggung jawab kepada Head of Unit.


(47)

PT Trada Maritime Tbk (TRAM) didirikan tanggal 26 Agustus 1998 dan memulai usahanya secara komersial pada bulan September 2000. Kantor pusat Perusahaan terletak di gedung Trada, Jl. Kyai Maja No. 4, Kebayoran Baru, Jakarta. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan adalah dalam bidang pelayaran dan penyelenggaraan angkutan laut. Pada tanggal 27 Agustus 2008, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham Perusahaan kepada masyarakat sebanyak 4.000.000.000 dengan nilai nominal Rp100,- per saham saham dengan harga penawaran Rp125,-per saham disertai dengan Waran Seri I yang diberikan secara cuma-cuma sebagai insentif sebanyak 1.000.000.000 dengan pelaksanaan sebesar Rp135,- per saham. Setiap pemegang saham Waran berhak membeli satu saham perusahaan selama masa pelaksanaan yaitu mulai tanggal 10 Maret 2009 sampai dengan 9 September 2011. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 10 September 2008.

Ada beberapa peristiwa penting yang terjadi di PT. Trada Internasional, yaitu:

a. Tahun 1998 (pendirian PT. Unitrada Komutama) Pendirian PT. Unitrada Komutama sebagai perusahaan perdagangan. Mengawali usahanya sebagai pemain utama perdagangan methanol di Indonesia, PT. Unitrada Komutama mendapatkan kepercayaan penuh sebagai off-takerdari salah satu produsen methanol terkemuka di Indonesia untuk menjadi distributor utama perdaganganmethanol.

b. Tahun 1999 (pendirian PT. Nitracom International Pte. Ltd) Pendirian Nitracom International Pte, Ltd. Sebagai afiliansi bisnis perdagangan mendapat penghargaanGlobal Trader Program


(48)

penjualan dan layanan. Pada tahun 2004 PT. Nitracom International Pte, Ltd. menerima Sertifikat Global Trader dari pemerintah Singapura sebagai salah satu perusahaan perdagangan terbaik.

c. Tahun 2000 (pendirian PT.Trada Maritime, Tbk) Pada tahun 2000, perusahaan Trada merintis bisnis pelayaran dengan mengakuisisi PT. Panji Adi Samudera (PAS)–perusahaan pelayaran nasional - dan kemudian berganti nama menjadi PT. Trada Maritime, Tbk pada tahun 2007. PT. Trada Maritime, Tbk menyediakan jasa layanan offshore terpadu seperti layanan Marine Terminal, Ship Management, dan Logistik. Armada PT. Trada Maritime, Tbk tersebar di berbagai lokasi di Indonesia. Saat ini, sebagai penyedia jasa logistic offshore PT. Trada Maritime, Tbk telah memiliki dan mengelola 4 FSO, 2 tugboat, dan 3 barges. Untuk mendukung kegiatan bisnisnya di layanan offshore perusahaan ini juga mencharter dan mengoperasikan beberapa kapal dari perusahaan pelayaran lain. Selain aktivitas offshore, PT. Trada Maritime, Tbk juga menyediakan jasa layanan liquid cargo (angkutan produk cair) seperti clean products dan dirty products. Di unit jasa dry-bulk untuk melayani tingginya kebutuhan transportasi batu bara di dalam negeri. Perusahaan menambah armada dengan membeli beberapa tugboat dan barge untuk pengangkutan batu bara. Armada perusahaan terus bertambah menjadi 33 kapal dalam berbagai ukuran dalam waktu yang singkat seiring dengan bertambahnya permintaan jasa angkutan. Hal ini memberikan kontribusi bagi peningkatan pendapatan perusahaan dari tahun ke tahun. PT. Trada Maritime, Tbk membuktikan keseriusannya dalam menerapkan standar profesionalisme yang tinggi selama delapan tahun sehingga perusahaan menerima sertifikat International Safety Management(ISM) Code, naik


(49)

Certification ataskinerja perusahaan di layananoffshoredan pengelolaan kapal.

4.1.9 Alam Sutera Reality Tbk.

PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI) didirikan dengan nama PT Adhihutama Manunggal tanggal 3 November 1993 dan mulai melakukan kegiatan operasional dengan pembelian tanah dalam tahun 1999. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan dalam bidang pembangunan dan pengelolaan perumahan. Pada saat ini Perusahaan memiliki tanah untuk dikembangkan yang terletak di Serpong, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten dan Cianjur, Provinsi Jawa Barat dan masih dalam tahap pembelian tanah untuk proyek Kawasan Alam Sutera serta memiliki beberapa Entitas Anak.

Perusahaan dan Entitas Anak berkedudukan di Jakarta dan mempunyai proyek real estat yang berkedudukan di Kecamatan Serpong, Kecamatan Pinang, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten dan Kecamatan Cibitung, Kabupaten Bekasi, Provinsi Jawa Barat serta memiliki tanah untuk dikembangkan yang terletak di Kecamatan Serpong, Kecamatan Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang Provinsi Banten serta Kecamatan Cibitung, Kabupaten Bekasi dan Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat dan di Kecamatan Tanjung Pinang, Provinsi Riau .Proyek real estat utama yang dimiliki oleh perusahaan dan entitas anak pada saat ini adalah proyek kawasan alam sutera. Pada tanggal 7 Desember 2007, perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan penawaran umum saham perdana atau IPO atas 3.142.000.000 saham perusahaan kepada masyarakat dengan nilai nominal Rp100,- per


(50)

4.1.10 Charoen Pokphand Indonesia Tbk.

PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk adalah penghasil pakan ternak, Day Old Chicks dan makanan olahan terbesar di Indonesia. Perseroan didirikan tahun 1972 dengan pabrik pakan ternak terbesar pertama di Jakarta untuk menghasilkan pakan ternak berkualitas.Saat ini, Perseroan memfokuskan usahanya pada kegiatan agro-business yang mencakup poultry business, dari memproduksi pakan ternak berkualitas, pembibitan ayam yang cepat tumbuh dan tahan penyakit serta menghasilkan produk ayam olahan berkualitas tinggi. Kunci pertumbuhan dari kegiatan agro-business ini adalah komitmen untuk terlibat dalam seluruh rantai produksi, mulai dari formulasi pakan ternak hingga peternakan ayam hingga produk olahan dengan nilai tambah. Pendekatan ini terbukti sukses dalam memastikan keunggulan supply produk untuk diri sendiri maupun untuk permintaan industri lainnya dengan kualitas yang konsisten dari pakan ternak dan produk ayam olahan di negeri ini. Pakan ternak adalah landasan utama bisnis Perseroan. Perseroan memastikan sebagai produsen terbesar dan tersukses di bidang pakan ternak berkualitas tinggi.

Dari satu pabrik pakan ternak di Jakarta, Perseroan mengembangkan usaha untuk menghadapi tantangan dalam menghasilkan produk yang dapat dipercaya dan berkualitas tinggi dengan membangun fasilitas produksi di Balajara (Jawa Barat), Semarang (Jawa Tengah), Sepanjang dan Krian (Jawa Timur), Bandar Lampung (Lampung), Medan (Sumatera Utara) dan Makassar (Sulawesi Selatan). Secara bersama-sama, jaringan pabrik pakan ternak ini membuat Perseroan menjadi produsen pakan ternak terbesar satu-satunya di Indonesia. Selain itu, jaringan tersebut


(51)

Perseroan juga memiliki kekuatan dominan dalam produksi dan penyediaan Day Old Chick di Indonesia. Seperti pakan ternak, Perseroan merupakan penghasil terbesar DOC dengan kualitas tinggi untuk peternak ayam di Indonesia. Perseroan memiliki jaringan pemasaran luas yang tersebar di Jawa, Kalimantan, Bali, Sulawesi dan Sumatera.Ketika pakan ternak dan Day Old Chick memiliki sejarah panjang dalam agro-business, Perseroan memiliki tanggung jawab untuk meningkatkan konsumsi daging ayam dengan melebarkan usaha pada produk ayam olahan bernilai tambah tinggi.Kegiatan usaha ini dilakukan oleh fasilitas kami yang terletak di Cikande (Jawa Barat), Salatiga (Jawa Tengah) dan Surabaya (Jawa Timur).

4.1.11 Gudang Garam Tbk.

PT Gudang Garam Tbk. adalah sebuah perusahaan produsen rokok populer asal Indonesia. Perusahaan ini didirikan pada tanggal 26 Juni 1958 oleh Surya Wonowidjojo, yang merupakan pemimpin dalam produksi rokok kretek.Surya Wonowidjoyo adalah seorang pengusaha Indonesia yang merupakan pendiri Gudang Garam, salah satu produsen rokok terbesar di Indonesia. Sebelum mendirikan Gudang Garam, Ia sempat bekerja di pabrik rokok "93" milik pamannya. Berkat kerja keras dan kerajinannya dia mendapatkan promosi dan akhirnya menduduki posisi direktur di perusahaan tersebut.

Perusahaan ini memproduksi berbagai macam rokok yaitu Gudang Garam International, Surya 12, Surya 16, Surya Slims, Surya Signature, Surya Profesional, Surya Pro Mild, Gudang Garam


(52)

daerah semampai II tepat di jantung kota Kediri, Jawa Timur. Namun, perusahaan ini memiliki anak cabang di berbagai daerah. Di Jakarta lokasi pabrik ini berada di daerah Cempaka Putih, Jakarta Pusat.

PT Gudang Garam tbk mempromosikan produknya melalui iklan-iklan di televisi, radio maupun Koran. Selain itu promosi produk juga dilakukan lewat spanduk yang di pasang diberbagai tempat dan pemasangan billboard. PT Gudang Garam tbk dalam perjalanannya juga melakukan revitalisasi terhadap backbone brand mereka seperti melakukan revitalisasi terhadap tagline produk-produk mereka. Misalnya merubah tagline Gudang Garam Merah dari “Buktikan

Merahmu” menjadi “Nyalakan Merahmu” dan tagline Gudang Garam Internasional dari “Pria

Punya Selera”menjadi“Bukan Hanya Petualangan”. Dalam melaksanakan promosi produknya PT Gudang Garam tbk membuat event yang bertajuk “Gudang Garam Inter Music Java

Rockin’Land” yang diselenggarakan dibeberapa kota-kota besar. PT Gudang Garam tbk

mengangkat genre rock untuk menguatkan positioning produk Gudang Garam Internasional sebagai rokoknya para pria.

PT. Gudang Garam Tbk, sering memberikan pelatihan-pelatihan kepada para karyawannya dalam rangka memajukan dan mengembangkan bakat para karyawannya. Perusahaan ini memiliki 2 jenis kelompok kerja yaitu karyawan tetap dan karyawan borongan. Karyawan tetap pada perusahaan ini yaitu karyawan yang memiliki tingkat pendidikan tinggi SMA hingga perguruan tingga/sarjana. Bagi karyawan tetap perusahaan memberikan peluang untuk meningkatkan karir karyawan dengan cara diadakan program pendidikan disegala bidang


(53)

telah disediakan kepada karyawan atau pegawai yang berupa gaji, tunjangan, fasilitas kesehatan, fasilitas olahraga. Fasilitas kesehatan terhadap karyawan diwujudkan dengan adanya klinik dan rumah sakit milik perusahaan yang bisa digunakan oleh karyawan secara gratis. Selain itu, Setiap karyawan PT. Gudang Garam akan mendapatkan jatah rokok dari perusahaan. Jatah rokok diberikan sesuai dengan tingkatan karyawan mulai dari buruh borongan yang mendapat 3 batang rokok hingga level karyawan tetap yang bisa mendapatkan jatah 1 pak rokok. Rokok yang dibagikan perusahaan pada karyawan bertulis tidak untuk dijual dan pembagian karyawan. Rokok yang diberikan tersebut bisa dikonsumsi karyawan sendiri atau bisa dijual jika tidak merokok. Perusahaan juga memberikan kredit kepada karyawan melalui koperasi. Pemberian kredit tersebut bisa digunakan oleh karyawan yang purna tugas maupun karyawan yang masih aktif. PT. Gudang Garam Tbk juga memberikan kompensasi kepada karyawan yang menginjak masa pension berupa uang pension setiap bulan dan masih mendapatkan jaminan kesehatan.

4.1.12 Gajah Tunggal Tbk.

Didirikan pada tahun 1951, PT. Gajah Tunggal Tbk. memulai produksi bannya dengan ban sepeda. Sejak itu Perusahaan bertumbuh menjadi produsen ban terpadu terbesar di Asia Tenggara. Perusahaan memperluasan produksi dengan membuat variasi produk melalui produksi ban sepeda motor tahun 1971, diikuti oleh ban bisa untuk mobil penumpang dan komersial di


(54)

perjanjian kerja sama yang dipusatkan pada produksi ban untuk mobil penumpang untuk pasar yang dilayani oleh Michelin di luar Indonesia dan kegiatan distribusi di Indonesia. Michelin juga memiliki 10% saham Perusahaan pada akhir tahun 2009.

Visi Gajah Tunggal Tbk.

Menjadi Good Corporate Citizen dengan posisi keuangan yang kuat, pemimpin pasar di Indonesia, dan menjadi perusahaan produsen ban yang berkualitas dengan reputasi global.

Misi Gajah Tunggal Tbk.

Menjadi produsen yang memimpin dan terpercaya sebuah portfolio produk ban yang optimal, dengan harga yang kompetitif dan kualitas yang unggul di saat yang sama terus meningkatkan ekuitas merek produk kami, melaksanakan tanggung jawab sosial kami, dan memberikan profitabilitas/hasil investasi kepada para pemegang saham serta nilai tambah untuk semua stakeholder perusahaan.

4.1.13 Jasa Marga (Persero) Tbk.

Jasa Marga berdiri dengan nama PT Jasa Marga (Indonesia Highway Corporation) berdasarkan Akta Nomor 1 tanggal 1 Maret 1978, yang kemudian mengalami perubahan menjadi PT Jasa Marga (Persero) berdasarkan Akta Nomor 187 pada tanggal 19 Mei 1981 di hadapan notaris Kartini Muljadi, SH.Pendirian Jasa Marga telah sesuai dengan Undang Undang nomor 9 tahun 1969, tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang Undang Nomor 1 Tahun 1969 tentang Bentuk-bentuk Usaha Negara menjadi Undang Undang, PP Nomor 12 Tahun 1969


(1)

MOTTO

Andalah Yang Mewarnai Hidup Anda

Dengan Cara Pandang Menurut Diri Anda Sendiri.

Artinya Kehidupan Anda Adalah Ciptaan Pikiran Anda Sendiri

(Tung Desem Waringin)

Jangan Selalu Katakan Masih Ada Waktu atau Nanti Saja .

Lakukan Segera, Gunakan Waktumu Dengan Bijak

(Kutipan)

Barang Siapa Menempuh Suatu Jalan Untuk Mencari Ilmu Maka

Allah Akan Memudahkan Padanya Jalan Menuju Ke Surga

(H.R Muslim)

Tidak Ada Satupun di Dunia Ini

Yang Bisa di Dapat Dengan Mudah.

Kerja Keras Dan Doa Adalah Cara Untuk Mempermudahnya.

(Kutipan)

Apapun Yang Bisa di Bayangkan Pikiran Manusia, Serta Diyakini

Dan Diusahakannya. PASTI AKAN TERCAPAI!!!


(2)

SANWACANA

Alhamdulillah dengan rasa syukur kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan karunia-Nya skripsi ini dapat diselesaikan.

Skripsi dengan judul “Perbandingan Perhitungan Value at Risk Pada Indeks JII Dan Indeks LQ45 Dengan Metode Simulasi Historis Periode Tahun 2010-2011” disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Administrasi Bisnis (S.A.B.) di Universitas Lampung.

Selesainya penulisan skripsi ini, adalah juga berkat motivasi dan pengarahan serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis ingin menyampaikan terima kasih banyak kepada:

1. Bapak Drs. Hi. Agus Hadiawan, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

2. Bapak Drs. A. Effendi, M.M. selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

3. Bapak Prof. Dr. Yulianto, M.S. selaku Pembantu Dekan II Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

4. Bapak Drs. Fairulsyah, M.H selaku Pembantu Dekan III Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.


(3)

5. Bapak Dr. Suripto, S.Sos., M.A.B. selaku Ketua Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung serta Pembimbing Utama pada ujian Skripsi. Terimakasih untuk bimbingan dan arahan selama penyusunan skripsi ini.

6. Bapak Ahmad Rifai, S.Sos., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

7. Bapak K. Bagus. W., S.Sos., M.A.B. selaku Pembimbing Kedua atas kesediaannya untuk membimbing, memberikan saran dan kritik yang membangun dalam proses penyelesaian skripsi ini.

8. Bapak Drs. Soewito, MM. selaku Dosen Penguji pada ujian skripsi ini. Terimakasih atas segala kritik dan saran untuk perbaikan penyusunan skripsi ini.

9. Bapak Drs. A. Effendi, M.M. selaku Dosen Pembimbing Akademik selama penulis menempuh studi di Universitas Lampung.

10. Ibu Nuraini selaku staff jurusan Ilmu Administrasi Bisnis.

11. Seluruh dosen dan karyawan Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis yang tidak dapat disebutkan satu persatu, “Terimakasih Bapak dan Ibu”.

12. Bak (Zaki Kadir) dan Emak (Zahro) tercinta “terimakasih banyak atas semua dukungan bak emak baik moril maupun materil yang sudah bak emak kasih ke Rini sampai sekarang Rini wisuda, terimakasih juga atas doanya yang selalu menyertai selama ini untuk kesuksesan anak bungsu yang bak emak sayangi. Semua yang udah bak emak kasih enggak bias dinilai dengan uang,


(4)

maaf kalau Rini belum bisa buat bangga bak emak. Tapi Rini janji bakal buat bak emak bangga”.

13. Kakak-kakakku Abang Ijal, Kak Ana, Kak Maya, Abang Iyus terimakasih

kakak-kakakku atas semangat, bantuan serta doanya buat Rini sampai skripsi ini selesai dan juga selalu direpotin mulai dari hal besar sampe hal-hal yang gak penting”.

14. Kakak-kakak iparku: Kaka Ayu, Abang Yarnas, Abang Faisal “makasihatas

doa dan bantuannya selama proses skripsi ini”.

15. Adik ku, Ilham“terima kasih udah mau bantuin walaupun cuma hal-hal yang kecil, jangan sering buat kesel lagi”.

16. Keponakan-keponakan kesayangan minan: Abang Rafa, Kakak Saila, Athar, Alif minan sayang kalian, enggak boleh nakal-nakal lagi yaa buat abang

rafa harus rajin-rajin belajar supaya nanti bisa dapet piala :*”.

17. Among yang selalu kasih doa yang terbaik buat cucu mu ini, selalu sehat ya among.

18. Sahabat-sahabat ku tersayang: “Dewi yang masih dilema karena Mr.A, makasih banyak yaa bantuan dan dukungan nya selama ini. Lely yang sampe sekarang belum nemuin pengganti oom, makasih banyak ya Lely atas semua bantuan nya yang amat sangat berarti dan semua masukan nya. Gak nyangka kita udah mau pisah, bakal kangen sama kalian yang selalu sama-sama. Semoga semua cita-cita kita bisa terwujud, Amin. Sayang kalian:*”.

19. Adrizal “yang selalu perhatian, mendukung dan memotivasi. Makasih banyak ya, semoga semua harapan nantinya bisa terwujud, dan jangan lupa harus selalu tetap optimis” .


(5)

20. Sepupuku Bang Obi, Kak Ika, Ulan, Rani “makasih ya atas pinjeman printernya maaf selalu merepotkan”.

21. Agung, Nasrully, Rifo “makasih atas semua saran dan bantuannya selama ini gak bakal lupa sama rombongan skripsi tentang VaR ini semoga skripsi kita bisa jadi referensi untuk adek-adek tingkat kita nantinya, makasih banyak juga agung yang udah mau kasih masukan”.

22. Ardi, Edi, Farid “makasih ya atas bantuan dan masukan nya selama ini. Ayo kita maen bareng-bareng lagi seru-seruan bersama”.

23. Irma, Tiara, Nadra, Mba Ema “ayo semangat selesain skripsi nya supaya cepet nyusul dan semoga kita bisa mewujudkan semua impian kita, amiin”. 24. Teman-teman seperjuangan bimbingan Pak Bagus: Intan, Dara, Riska “tetap

semangat yaa semoga skripsi nya cepet kelar, jangan males-males harus selalu semangat 45”.

25. Teman-teman seperjuangan ABI 2009 yang sedang menyusun skripsi: Ndu, Yuyun, Lita, Jean, Ines, Dini, Didit, Ari, Eci, Shendy, Ismail, Dio, Ari, Ralex, Sofyan, Dora, Ilham dan semua teman-teman seperjuangan ABI 2009 yang tidak dapat disebutkan satu persatu “makasih support dan bantuan kalian, sukses buat kita semua AMIN”. Semua pihak yang telah membantu

terselesaikannya skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu “keep fighting ya ngerjain skripsi nya semoga kita semua bisa jadi orang sukses, amiin”.

26. Terakhir untuk semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuannya baik moril maupun materil sehingga skripsi ini dapat terwujud.


(6)

Semoga Allah SWT berkenan memberikan imbalan pahala yang setimpal dan semoga ilmu yang telah penulis peroleh bermanfaat adanya, Amin.

Bandar Lampung, Februari 2013 Penulis