Perbandingan kinerja portofolio optimal pada saham Jakarta islamic index : JII dan indeks lq45 periode tahun 2010-2014

(1)

PERBANDINGAN KINERJA PORTOFOLIO OPTIMAL PADA SAHAM JAKARTA ISLAMIC INDEX(JII) DAN INDEKS LQ45 PERIODE TAHUN

2010-2014

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh : Monawaroh NIM : 1111084000054

JURUSAN ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(2)

PERBANDINGAN KINERJA PORTOFOLIO OPTIMAL PADA SAHAM JAKARTA ISLAMIC INDEX(JII) DAN INDEKS LQ45 PERIODE TAHUN

2010-2014

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh : Monawaroh NIM : 1111084000054

Di Bawah Bimbingan,

Pembimbing I Pembimbing II

Roikhan Mochamad A, H,Ir, MM,Dr Arief Fitrijanto, M.Si

NIDP. 0325067004 NIP. 197111182005011003

JURUSAN ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(3)

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Hari ini Jumat, 13 Februari 2015 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasiswa :

1. Nama : Monawaroh

2. NIM : 1111084000054

3. Jurusan : Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan–Ekonomi Islam 4. Judul Skripsi : Perbandingan Kinerja Portofolio Optimal Pada Saham

Jakarta Islamic Index (JII) dan Indeks LQ45 Tahun 2010-2014

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ketahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 13 Februari 2015

1. Roikhan Mochamad Aziz, H, Ir, MM, Dr ( )

NIDP. 0325067004 Ketua

2. Rizqon Halal Syah Aji, M. Si ( )

NIP. 19790405 201101 005 Sekretaris

3. Ali Rama, SE., M.Ec ( )


(4)

(5)

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Monawaroh

NIM : 1111084000054

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Jurusan : Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan–Ekonomi Islam Dengan ini menyatakan bahwa dalam penelitian skripsi ini, saya :

1. tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggungjawabkan

2. tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain

3. tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau tanpa ijin pemilik karya

4. tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data

5. mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya ini

Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah melalui pembuktian yang dapat dipertanggung-jawabkan ternyata memang ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Jakarta, 26 Juni 2015


(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. DATA PRIBADI

1. Nama Lengkap : Monawaroh

2. Tempat, Tanggal Lahir : Palembang, 10 Juli 1993

3. Alamat : Jl. Wadas Ujung Rt. 007 Rw. 003 Kec. Jaticempaka Kel. Pondokgede Kota Bekasi

4. Telepon : 081929346502/082184748611

5. Email : monawaroh17@yahoo.com

II. PENDIDIKAN FORMAL

1. Tk Noor Islam Palembang Lulus tahun 1999 2. SDN 152 Palembang Lulus tahun 2005 3. SMPN 19 Palembang Lulus Tahun 2008 4. SMAN 1 Palembang Lulus Tahun 2011

5. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta S1 Ekonomi 2015

III. PENDIDIKAN NON FORMAL

1. Sanggar Tari Tradisional Putri Pinang Masak Palembang, Tahun 2004 -2008

2. Lembaga Bahasa Inggris LIA Palembang dan Jakarta, Tahun 2009

IV. SEMINAR DAN WORKSHOP

1. Peserta Seminar Nasional dengan tema : “Korupsi Mengorupsi Indonesia”, diselenggarakan oleh Program Studi Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 3 Desember 2014


(7)

2. Peserta Dialog jurusan dan seminar konsentrasi “Mengenal Lebih Dekat Dengan Jurusan Sendiri”, diselenggarakan oleh HMJ IESP Fakultas Ekonomi dan Bisnis” UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 3 Oktober 2013. 3. Peserta dalam Seminar Nasional IAEI dengan tema “Penyiapan SDM

Berbasis Kompetensi Syariah Dalam Pengembangan Perbankan Syariah Era MEA 2015”, yang diselenggarakan oleh Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia bekerjasama dengan universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama), 11 Oktober 2014.

4. Peserta dalam Latihan Kepemimpinan dan Organisasi Ikatan Mahasiswa Ekonomi Pembangunan Indonesia (IMEPI) Regional Jawa Bagian Barat dengan tema “Solidarity Like an Economics Growth, Moving Faster Make it Better”Tahun 2013.

5. Peserta dan anggota dalam Musyawarah Wilayah Ikatan Mahasiswa Ekonomi Pembangunan Indonesia (IMEPI) Jawa bagian Barat ke – VII Tahun 2013.

6. Peserta dalam Seminar Ekonomi Bandung Economics Experience 2013 dengan tema “Blue Economy in Indonesia” oleh Himpunan Mahasiswa Program Studi Ekonomi Pembangunan (HMPSEP) Universitas Parahyangan Bandung, Tahun 2013.

7. Peserta dalam Workshop Kepemudaan “Integrity Goes to You” UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Tahun 2013.

V. LATAR BELAKANG KELUARGA

1. Ayah : Hatta, S.Sos

2. Tempat, Tanggal Lahir : Bukit Tinggi, 15 September 1962

3. Ibu : Khoiroh

4. Tempat, Tanggal Lahir : Campang Tiga, 22 April 1964

5. Alamat : Jl. Kol. H. Burlian Komp. Bougenvile Blok. S No. 14-15 Rt.20 Rw.06 Kel. Karya Baru


(8)

Kec. Alang-Alang Lebar Km.7 Palembang


(9)

COMPARISON OF AN OPTIMAL PORTFOLIO PERFORMANCE ON JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) STOCK AND LQ45 INDEX

YEAR 2010-2014

ABSTRACT

This study is aimed to analyze the formation of optimal portfolios and to know the performance of a Islamic stocks portfolio Jakarta Islamic Index (JII) compared with conventional stocks LQ45 Index. The sampling method used in this study is purposive sampling, consistent stock JII and LQ45 2010-2014. Methodology which is used in order to form the optimal portfolio is Single Index Model, with performance measurements using three index,which is Sharpe index, Treynor index and Jensen index.

Results of the study here found that the combination of optimal portfolio of JII’s shares which was resulted consist of 7 shares of 14 stocks were sampled, while the combination of LQ45’s optimal portfolio also consist of 7 shares from 10 stocks as a sample. Portfolio stockson the JII’s shares asuperior performance with a Traynor Index value is 0.01502 and Jensen Index value is 0.011287 compared to the LQ45’s stock index stock portfolio with Traynor Index value is 0.01416 and Jensen Index 0.008198, but in the Sharpe index 2.21574 of JII stock value was lower than 3.062977 of LQ45 as seen in any index which has greater value. This is because of the influence of beta and total risk borne by JII’s portfolio was better than the LQ45’s stock. Thus the portfolio risk borne by JII was lower compared to the portfolio risk by LQ45’sindex.

Keywords: Jakarta Islamic Index (JII), LQ45, Optimal Portfolio, Single Index Model, Sharpe Index, Treynor Index, Jensen Index


(10)

PERBANDINGAN KINERJA PORTOFOLIO OPTIMAL PADA SAHAM JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) DAN INDEKS LQ45 PERIODE TAHUN

2010-2014

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pembentukan portofolio yang optimal serta mengetahui kinerja portofolio saham syariah Jakarta Islamic Index (JII) yang dibandingkan dengan saham konvensional Indeks LQ45. Metode penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu purposive sampling, saham konsisten JII dan LQ45 periode 2010-2014. Metodelogi yang digunakan dalam pembentukan portofolio optimal adalah Single Index Model, dengan pengukuran kinerja menggunakan tiga indeks, yaitu indeks Sharpe, indeks Traynor, dan indeksJensen.

Hasil penelitian ini menemukan bahwa kombinasi portofolio optimal saham JII yang dihasilkan terdiri dari 7 saham dari 14 saham yang dijadikan sampel, sedangkan kombinasi portofolio optimal saham LQ45 juga terdiri dari 7 saham tetapi dari 10 saham yang dijadikan sampel. Pada portofolio saham JII memiliki kinerja lebih unggul dengan nilai dengan nilai indeks Traynor 0,01502 dan indeksJensen0,011287 dibandingkan dengan portofolio saham Indeks LQ45 dengan nilai indeks Traynor 0,01416 dan indeks Jensen 0,008198 tetapi, pada indeks Sharpe saham JII sebesar 2,21574 lebih rendah dari pada saham LQ45 3,062977 tetap yang dilihat adalah indeks mana saja yang nilainya lebih besar. Hal ini dikarenakan pengaruh beta dan total risiko yang ditanggung oleh portofolio JII lebih baik dibandingkan dengan saham indeks LQ45. Dengan demikian risiko portofolio yang ditanggung JII lebih rendah jika dibandingkan dengan risiko porotofolio indeks LQ45.

Kata Kunci: Jakarta Islamic index (JII), LQ45, Portofolio Optimal, Single Index Model, IndeksSharpe, IndeksTraynor, IndeksJensen


(11)

KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb

Segala puji bagi Allah SWT, Rabb semesta alam yang telah memberikan kita kesempatan hidup di dunia ini dan memberikan nafas gratis yang dengannya kita dapat merasakan keindahan untuk bisa menyembah-Mu. Sungguh tidak ada satupun kejadian yang terjadi secara kebetulan, semua sudah terencana, semua telah ditentukan oleh qadha dan qodar-Nya. Salawat serta Salam tidak lupa kita curahkan kepada junjungan kita, Baginda Nabi Muhammad SAW semoga kelak kita mendapat syafa’atnya dihari akhir yang pasti terjadi.

Ilmu yang kita miliki pada haikatnya adalah titipan dari Allah, yang sama sekali tidak sulit bagi-Nya untuk mengambilnya kembali dari kita. Semoga kita dimudahkan oleh Allah untuk meraih ilmu yang bisa menjadi penerang dalam kegelapan dan dapat menjaga ilmu tersebut dengan penuh kerendahan hati.

Tidak ada yang tidak mungkin, selama kita mau berdoa dan berusaha, seperti hadits Rasulullah “Man Jadda Wa Jadda” yang artinya barang siapa yang bersunguh-sungguh akan mendapatkannya.. Urusan kita dalam kehidupan ini bukanlah untuk mendahului orang lain, tapi untuk melampaui diri kita sendiri, untuk memecahkan rekor diri sendiri dan untuk melampaui hari kemarin dengan hari yang lebih baik. Itulah sepenggal kalimat yang menjadi penggugah demi terselesaikannya skripsi yang sederhana ini, yang berjudul “Perbandingan Kinerja Portofolio Optimal Pada Saham Jakarta Islamic Index (JII) dan Indeks LQ45 Periode Tahun 2010-2014”.

Dengan selesainya skripsi ini, penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih kepada:

1. Terima kasih kepada Allah SWT yang telah memberikan saya rezeki untuk dapat kuliah di Universitas ini dan apapun nikmat yang telah Allah berikan yang harus patut disyukuri dan dimudahkan dalam menyelesaikan skripsi ini. Tanpa ridho dan berkah-Mu semua ini sulit untuk terjadi.


(12)

2. Kedua orang tuaku untuk kasih sayangnya yang tulus tiada henti, Ibuku tersayang Khoiroh dan Bapakku tersayang Hatta yang telah membesarkan, mendidik, dan mengajarkan serta doa Ibu dan Ayah dalam berbagai hal hingga sampai saat ini. Terimakasih banyak atas dukungan nonmateri maupun materi untuk melancarkan studi ini yang tidak bisa terbalaskan oleh apapun atas apa yang Ibu dan Ayah lakukan. Doa yang tebaik segalanya untuk Ibu dan Ayah semoga Allah SWT selalu memberikan rahmat dan ridho-Nya. Tiada patut diucapkan oleh seorang anak, kecuali doa untuk kedua orang tuanya “Rabbigfirlii Waliwalidayya Warhamhumaa Kamaa Rabbayani Shogiiraa”.

3. Terimakasih untuk kedua kakaku tersayang yaitu Mulkan Rais & Ahmad Hidayat yang telah menjadi kakak terhebat selalu menjadi pelindung dimanapun kapanpun dan bagaimanapun. Dan tak terlupakan juga adiku yang hebat yaitu Ahmad Aqil serta kedua sepupu Sizty Putri Tama dan Desta Aryani menjadi luapan emosi penulis berbagi suka dan duka selama mengerjakan skrispi ini semoga kita menjadi anak yang selalu berbakti kepada orang tua dan selalu dalam ridho Allah SWT.

4. Dr. Arief Mufraini selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang baru semoga dapat memajukan dan mengembangkan FEB lebih baik lagi.

5. Prof. Dr. Abdul Hamid selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebelumnya, yang telah berusaha keras memajukan FEB.

6. Bapak Dr. Ir. H. Roikhan selaku pembimbing I dan penggagas sinlammim 319913616, hahslm 472319, berfikir menyeluruh 396 yang telah memberikan ilmu, bimbingan, tuntunan, motivasi, dan pengarahan yang luar biasa kepada penulis. Sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Semoga Allah SWT membalas segala kebaikannya dengan sebaik-baiknya balasan.

7. Bapak Arief Fitrijanto, M.Si selaku pembimbing II dan selaku ketua jurusan IESP yang baru semoga dapat menjadi ketua jurusan yang lebih baik lagi


(13)

dalam memajukan IESP yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis. Sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan cepat dan baik, semoga Allah SWT mencatat segala amal kebaikannya sebagai ibadah.

8. Bapak Zuhairan Y. Yunan, S.E, M.Sc dan Bapak Zainal Muttaqin M.Pp selaku Ketua Jurusan dan Sekertaris Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jakarta sebelumnya yang telah meluangkan waktu dan arahan-arahan yang baik selama saya berkonsultasi. 9. Terimakasih kepada Dosen-dosen IESP yang pernah mengajari saya yang

tidak bisa disebutkan satu persatu. Bantuan kalian dalam menyampaikan materi yang sangat membantu saya dalam memahami materi perkuliahan. Semoga ini dapat menjadi nilai ibadah dan semoga Allah SWT membalas semua jasamu.

10. Sahabat-sahabat kesayanganku selama masa kuliah, Asmah Wulandari, Risna Maulida H, Indana Mutiara, Rika Pratiwi, Ratri Nurjanah, dan Gita Syardiani, Terima kasih banyak penulis ucapkan kepada kalian yang telah menjadi sahabat terbaik dari masa awal kuliah hingga sekarang telah berbagi canda tawa, suka duka, saling support, saling mendoakan dan selalu ada untuk sahabatnya satu sama lain dikala membutuhkan serta berjuang bersama-sama dalam mengerjakan tugas akhir ini. Semoga apapun yang kita kerjakan selalu dalam Ridho Allah SWT.

11.Terimakasih banyak untuk “Rekan” Perjuangan saya Adam Dwicita Laksana yang telah membantu dan mendo’akan semua perjalanan selama masa perkuliahan.

12. Serta Temen-temen seperjuangan IESP angkatan 2011, yang tidak bisa saya sebutkan satu-persatu. Terima kasih Azhar Ramadhan, Ziko Medri Saputra, Risdiansyah, Alam Fajar Muhammad, Annisa, Tami, Amel, Vina, Ella, Feris, Rahma, Dwika, dan Geo atas waktu, tawa, senyum, pengalaman baru selama ini.


(14)

13. Teman-teman masa kuliah Vicky Amalia, Muhammad Ilham Abrar, Rifqi Alifka, Caesar Noval, Rizky Badillah, Reza Yusuf, Try, Ibnoe Nugraha, Dimas Yushard, Mentari farahdiba, Febrina Riska, Ajeng Trisna serta semua rekan di HMJ IESP, DEMA FEB, SEISdance terimakasih untuk waktu luang segala canda tawanya, bantuan, masukan pengalam dan do’anya semoga Allah SWT membalah semua jasa-jasa dan kita selalu sukses.

14. Terima kasih untuk teman-teman KKN Angsa, Rizka Zahara, Aprilia Dwi Permatasari, Dewinta Karmila, Nissa Arifiani, Rahmawati, Muhammad Fauzi, Handi Raitiardi, Putra Hardianto, Muhammad Iskandar, Muhammad lutfi, Reno Renaldi, Mujibburahman, dan Anam yang telah berbagi bersama selama sebulan kkn di desa Sukamulih semoga kita dapat sukses kedepannya. 15. Sahabat-sahabat terbaikku dari dulu sampai sekarang, DiPR, Skakmat, Nadya,

Citra, dan Sherly yang telah memberikan doa semangat serta menjadi penghibur penulis dalam mengerjakan skripsi ini. Selalu doa yang terbaik untuk kalian.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jakarta, 26 Juni 2015


(15)

DAFTAR ISI Cover

Lembar Pengesahan Pembimbing

Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif Lembar Pengesahan Ujian Skripsi

Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah

Daftar Riwayat Hidup ... i

Abstract... iv

Abstrak... v

Kata Pengantar ... vi

Daftar Isi ... x

Daftar Tabel ... xiv

Daftar Gambar ... xvi

Daftar Lampiran……….xvii

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 7

C. Pembatasan Masalah ... 8


(16)

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 11

A. Investasi ... 11

1. Pengertian Investasi ... 11

2. Proses Investasi ... 13

B. Saham ... 15

1. Pengertian Saham ... 15

2. Indeks Harga Saham ... 18

3. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ... 19

4. Jakarta Islamic Index(JII) ... 20

5. Indeks LQ45 ... 22

C. Return Saham ... 23

1. Pengertian Return Saham ... 23

2. ReturnMarket ... 23

D. Risiko Investasi ... 24

1. Pengertian Risiko ... 25

2. Jenis-Jenis Risiko ... 25

E. Portofolio ... 29

1. Pengertian Portofolio ... 29


(17)

3. ReturndanRiskPortofolio ... 31

F. Single Index Model(SIM) ... 33

G. Kinerja Portofolio ... 37

1. Indeks Sharpe ... 38

2. Indeks Treynor ... 40

3. Indeks Jensen ... 41

H. Penelitian Terdahulu ... 43

I. Kerangka Pemikiran ... 46

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 48

A. Ruang Lingkup Penelitian ... 48

B. Model Penentuan Sample ... 49

C. Metode Pengumpulan Data ... 49

D. Motode Analisis Data ... 50

1. Pengukuran Pembentukan Portofolio Saham dengan Metode Single Index Model ... 51

2. Pengukuran Kinerja Portofolio Saham dengan Risk Adjusted Performance ... 60

E. Operasional Variabel Penelitian ... 62

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 66

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ... 66


(18)

2. Indeks LQ45 ... 68

B. Analisis Data Deskriptif ... 70

1. Deskriptif data Sampel ... 70

2. Analisis Deskriptif Variable Penelitian ... 70

C. Proses Analisis ... 73

1. Saham-saham Kandidat Portofolio ... 73

2. Analisis Tingkat Pengembalian Pasar (Rm) dan Tingkat Pengembalian Bebas Risiko (Rf) ... 75

3. Analisis Tingkat Return dan Risiko Saham Jakarta Islamic Index (JII) dan Indeks LQ45 ... 77

4. Analisis Kinerja Portofolio masing-masing Saham ... 94

5. Perbandingan Portofolio Optimal Jakarta Islamic Index (JII) dan LQ45 ... 97

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 99

A. Kesimpulan ... 99

B. Saran ... 100

DAFTAR PUSTAKA ... 102


(19)

DAFTAR TABEL

Nomor Keterangan Halaman

2.1 Penelitian Terdahulu 43

3.1 Definisi Operasional Variabel Penelitian 62

4.1 Daftar Sampel Saham Syariah yang Konsisten di Jakarta Islamic Index(JII) Tahun 2010-2014

73

4.2 Daftar Sampel Saham Syariah yang Konsisten di Indeks LQ45 Tahun 2010-2014

74

4.3 4.4

Output Expected ReturnPasar JII Output Expected ReturnPasar LQ45

76 77 4.5 E(Ri), Standar deviasi dan Varian Saham Jakarta Islamic Index

(JII) Tahun 2010-2014

78

4.6 E(Ri), Standar deviasi dan Varian Saham Indeks LQ45 Tahun 2010-2014

80

4.7 Alpha, Beta, dan Variance Error Saham Sampel Jakarta Islamic Index(JII) Tahun 2010-2014

81

4.8 Alpha, Beta, dan Variance Error Saham Sampel Indeks LQ45 Tahun 2010-2014

82

4.9 Komposisi Expected Return, Beta, dan Excess Return to Beta 8 Saham Kandidat PortofolioJakarta Islamic Index (JII) tahun 2010-2014

84

4.10 Komposisi Expected Return, Beta, dan Excess Return to Beta 7 Saham Kandidat Portofolio Indeks LQ45 tahun 2010-2014

85

4.11 Cut off point (C*)Jakarta Islamic Index(JII) Tahun 2010-2014 86 4.12 Perbandingan ERB C* pada Saham Jakarta Islamic Index (JII)

Tahun 2010-2014

87


(20)

4.14 Perbandingan ERB dengan C* pada Saham Indeks LQ45 Tahun 2010- 2014

88

4.15 Perhitungan Return Portofolio Jakarta Islamic Index (JII) Tahun 2010 -2014

91

4.16 Perhitungan Risiko Portofolio Jakarta Islamic Index (JII) Tahun 2010-2014

92

4.17 PerhitunganReturnPortofolio Indeks LQ45 Tahun 2010-2014 93

4.18 Perhitungan Risiko Portofolio Indeks LQ45 Tahun 2010-2014 94

4.19 Alpha, Beta, Return, Stdev, Indeks Sharpe, Indeks Traynor, Indeks JensenPortofolio saham Jakarta Islamic Index(JII) Tahun 2010-2014

95

4.20 Alpha, Beta, Return, Stdev, Indeks Sharpe, Indeks Traynor, Indeks JensenPortofolio saham Indeks LQ45 Tahun 2010-2014

96

4.21 Perbandingan Portofolio OptimalJakarta Islamic Index(JII) dan LQ45 Tahun 2010-2014


(21)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Keterangan Halaman

2.1 Risiko Sistematis, Risiko tidak Sistematis dan Risiko Total 26

2.2 Kerangka Pemikiran Teoritis 47

4.1 Grafik DataReturn PasarJakarta Islamic Index (JII) Tahun 2010-2014

75

4.2 Grafik DataReturnPasar LQ45 Tahun 2010-2014 76 4.3 Proporsi Dana pada Saham Jakarta Islamic Index (JII) Tahun

2010-2014

89


(22)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Keterangan Halaman

1 Daftar Saham diJakarta Islamic Index(JII) Periode Tahun 2010-2014

105

2 Daftar saham di Indeks LQ45 Periode tahun 2010-2014 108 3 TabelReturnSaham (Ri) Sampel Pembentuk PorotofolioJakarta

Islamic Index(JII)

113

4 Tabel Return Saham (Ri) Sampel Pembentuk Portofolio Indeks LQ45

126

5 TabelReturnPasar (Rm)Jakarta Islamic Index(JII) dan Indeks LQ45

133

6 OutputSPSS SahamJakarta Islamic Index(JII) 135


(23)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Perkembangan ekonomi suatu negara tidak terlepas dari perkembangan pasar modal, semakin besar peran pasar modal yang diikuti dengan semakin mengecilnya peran perbankan komersial dalam mobilisasi dana mereka ke sektor yang produktif. Fenomena ini disebut disintermediasi pasar keuangan, dimana pasar modal merupakan salah satu sarana berinvestasi menarik bagi investor. Hal ini disebabkan pasar modal menjanjikan pengembalian yang lebih besar kepada investor dibandingkan perbankan. Pasar modal memberikan kebebasan kepada investor untuk dapat memilih secara bebas sekuritas-sekuritas yang diperdagangkan di pasar modal sesuai dengan preferensi risiko, ketersediaan dana dan jangka waktu investasi.

Secara sederhana, investasi adalah kegiatan ekonomi yang dilakukan seseorang untuk mengembangkan harta. Dengan kata lain investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini memiliki tujuan untuk memperoleh sejumlah keuntungan dimasa datang (Tendelilin, 2010:2). Dalam investasi, tentunya yang diharapkan adalah imbalan atas komitmen yang diberikan sesuai dengan yang diharapkan.

Dari definisi mengenai investasi, dapat ditarik tiga unsur yang terkait dengan investasi. Pertama, investasi merupakan pengeluaran atau pengorbanan sesuatu (sumber daya) pada saat sekarang dan bersifat pasti. Kedua, terdapat ketidakpastian mengenai hasil hal ini terkait dengan resiko.Ketiga, ketidakpastian


(24)

akan hasil atau pengembalian dimasa datang. Pengeluaran atau pengorbanan dalam investasi diartikan sebagai pengorbanan sumber daya yang bersifat Tangible Asset misalnya dana atau properti, maupun Intangible Asset seperti tenaga dan pikiran (M. Nafik, 2009:68).

Berbicara tentang investasi tidak terlepas dari peran seorang investor. Investor mengharapkan keuntungan (return) dari pasar modal baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Para investor bebas memilih bermacam-macam instrumen keuangan yang ada di pasar modal. Salah satu instrument investasi adalah saham yang di perdagangkan di bursa efek. Dalam melakukan investasi saham, seorang investor dapat memperoleh dua pendapatan dari kepemilikan saham di suatu perusahaan, yaitucapital gaindan deviden (M. Nafik, 2009:244).

Untuk memperoleh tingkat keuntungan investasi yang maksimal dengan tingkat risiko tertentu, sebaiknya investor memegang beberapa saham dengan membentuk portofolio dari perusahaan (emiten) yang berbeda sektor industrinya. Hal ini sesuai dengan teori portofolio Markowitz yaitu don’t put your eggs into one basket yang artinya “jangan taruh telur dalam satu ranjang” pendapat ini memiliki arti bahwa dengan memegang beberapa saham maka akan terjadi proses diversevikasi (penyebaran risiko). Artinya apabila salah satu saham investor mengalami penurunan harganya maka investor tidak akan mengalami kerugian, karena kerugian saham yang mengalami penurunan harga masih bisa di-cover oleh saham lain yang harganya tidak menurun. Bila diibaratkan saham-saham itu “eggs” maka portofolio adalah “basket”(Suherman, 2006).


(25)

Oleh karena itu dalam membentuk portofolio investasi yang baik, seorang manajer investasi perlu melakukan pengelolaan secara baik agar menghasilkan return yang maksimal. Pengelolaan portofolio yang dasarnya merupakan bentuk manajemen dimana bagian yang terpenting adalah pemilihan dan pembentukan portofolio optimal (Saud Husnan, 2011:54).

Banyak pakar keuangan merumuskan bahwa tujuan pembentukan portofolio secara umum ada dua. Dimana keduanya bertujuan untuk memberikan kepuasan yang maksimal kepada para pemegang saham. Para pemegang saham akan menuntut secara maksimal kepada pihak manajemen perusahaan untuk bekerja dan mampu meningkatkan keuntungan setiap tahunnya. Adapun tujuan pembentukan portofolio adalah untuk memberikan keuntungan yang maksimal sesuai dengan yang diharapkan (expected return), menciptakan risiko yang menciptakan continuity dalam bisnis (Irham, 2009:3).

Masalah yang sering terjadi adalah investor selalu dihadapkan dengan ketidakpastian ketika harus memilih saham-saham untuk dibentuk menjadi portofolio pilihannya. Hal ini tergantung dari preferensi risiko para investor itu sendiri. Seorang investor yang rasional tentu akan memilih portofolio yang optimal.

Seiring dengan meningkatnya aktivitas perdagangan yang dibuktikan dengan kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Oleh karena itu kebutuhan untuk memberikan informasi yang lebih lengkap kepada masyarakat mengenai perkembangan bursa juga semakin meningkat. Hal ini terlihat dari IHSG yang merupakan gambaran dari pergerakan harga-harga saham yang


(26)

tercatat. Perkembangan IHSG mencetak rekor baru tertinggi sepanjang masa di bulan April 2015 telah menembus angka 5.521,692 poin sejak bursa ini berdiri sejak April 1983. IHSG naik 22,29 poin (0,4%) ke level 5.502,32. Salah satu informasi yang diperlukan tersebut adalah indeks harga saham sebagai cerminan dari pergerakan harga saham sekarang ini, PT. Bursa Efek Indonesia (BEI) memiliki tiga belas macam indeks harga saham sebagai salah satu pedoman bagi investor untuk berinvestasi di pasar modal. Di antara nya yaitu IHSG, indeks harga saham sektoral, indeks LQ45, Jakarta Islamic index (JII), indeks kompas100, indeks bisnis 27, indeks Perindo 25, indeks Sri Kehati, indeks papan utama, indeks pengembangan, indeks individual, indeks saham syariah Indonesia (ISSI) dan indeks infobank15. Seluruh indeks saham yang ada di BEI menggunakan metode perhitungan yang sama, yaitu rata-rata tertimbang berdasarkan jumlah saham tercatat (Buku Panduan Bursa Efek Indonesia, 2009:2). Pada tahun 2000, fenomena sistem ekonomi syariah pun turut mewarnai Bursa Efek Jakarta. Hal ini ditandai dengan di bentuknya Jakarta Islamic Index (JII), yang berjumlah 30 saham yang memenuhi kriteria syariah. JII menjadi jawaban atas keinginan investor yang ingin berinvestasi sesuai syariah. Selain itu, JII menjadi tolak ukur dalam memilih portofolio saham yang halal. Hal ini membawa dampak baik pada tingkat pertumbuhan investasi di pasar modal (Abdul Gani, 2009:7). Karena sebelumnya ada anggapan berinvestasi di pasar modal merupakan sebuah kegiatan yang diasumsikan sebagai judi secara langsung diharamkan oleh islam.


(27)

Terdapat perbedaan-perbedaan dalam penentuan syarat-syarat saham sesuai syariah. Saham yang masuk kategori saham syariah merupakan saham-saham yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia yang dalam menjalankan perusahaan sesuai dengan prinsip-prinsip syariah (Tim IDX, 2012:5). Investasi di Bursa efek Indonesia dianggap sesuai syariah apabila hanya melakukan jual-beli saham syariah dan tidak melakukan transaksi yang dilarang secara syariah. Dimana investasi syariah merupakan investasi yang bersifat profit/loss sharing karena islam melarang praktek bunga (riba) yang selalu menuntut imbal hasil tanpa memandang debitor untung atau rugi. Meskipun konsep syariah menganut prinsip profit/loss sharing bukan berarti investor muslim tidak harus melakukan perhitungan dan analisis dalam memilih suatu investasi karena kegiatan analisis investasi dimaksudkan agar dalam berinvestasi memperoleh imbal hasil (return) maksimal pada tingkat risiko tertentu atau meminimalkan risiko untuk memperolehreturntertentu.

Saat ini Bapepam-LK berkerjasama dengan DSN-MUI dan Bursa Efek Indonesia (BEI) telah secara reguler menerbitkan Daftar Efek Syariah (DES) yang didalamnya terdaftar saham yang telah diseleksi berdasarkan prinsip syariah. Dari seluruh saham yang tercatat pada bursa dengan jumlah 230 saham berbasis syariah. Dengan demikian sarana investasi pasar modal yang sesuai dengan prinsip syariah melalui saham dapat menjadi alternative bagi investor muslim maupun investor pada umumnya (Berita Yahoo, 2012).

Salah satu objek penelitian ini menggunakan saham-saham yang terdaftar dalamJakarta Islamic index(JII),yaitu saham-saham terpilih yang telah terdaftar


(28)

dalam Daftar Efek syariah (DES) yang memiliki kapitalisasi besar dan likuiditas yang tinggi. Dengan demikian, apabila investor melakukan investasi dengan membentuk portofolio yang terdiri dari sahamJakarta Islamic Indeks(JII), maka kemungkinan besarreturnyang akan diterima dapat lebih besar dan risiko yang muncul juga dapat diperkecil karena saham-saham yang terdapat dalamJakarta Islamic index(JII) merupakan saham terpilih dan berkinerja baik (Jakarta Islamic Index, 2012).

Dari ketiga belas indeks yang tercatat di BEI, yang mendapat perhatian lebih besar dari fund managermaupun investor adalah Indeks LQ45 dan Jakarta Islamic index (JII) dikarenakan kedua indeks ini memiliki kinerja pengembalian atas investasi saham indeks yang cukup baik dan memiliki daya tahan yang kuat. Selain itu, saham-saham yang terdapat di kedua indeks ini dipilih berdasarkan kriteria tertentu sehingga memiliki kualitas yang baik. Saham-saham dikedua indeks ini merupakan saham-saham teraktif dalam transaksi di pasar modal sehingga memiliki kapitalisasi pasar lebih besar dibandingan dengan saham-saham lain yang tergabung di IHSG. Sehingga JII maupun LQ45 memiliki nilai fundamental yang unggul serta tingkat risiko yang lebih rendah.

Atas dasar inilah, kemudian peneliti memilih obyek penelitian saham Jakarta Islamic index (JII) dan Indeks LQ45 untuk memberikan informasi mengenai portofolio optimal yang dibentuk dari saham masing-masing indeks. Diharapkan penelitian ini akan memberikan gambaran kepada manajer investasi maupun investor dalam menentukan keputusan investasi berdasarkan portofolio yang sudah dibentuk dipasar dan pembentukan portofolio individual dengan judul


(29)

“Perbandingan Kinerja Portofolio Optimal Pada Saham Jakarta Islamic Index(JII) dan Indeks LQ45 Periode Tahun 2010-2014”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, pembentukan portofolio pada instrument saham digunakan untuk meminimalisir risiko yang akan muncul dalam berinvestasi serta memaksimalkanreturnyang akan didapat sebagai implikasi dari investasi yang dilakukan investor. Pembentukan portofolio memerlukan pemahaman khusus bagi investor dalam mengkombinasikan berbagai asset yang terdaftar dalam Jakarta Islamic index (JII) dan Indeks LQ45. Karena masalah yang sering terjadi adalah investor berhadapan dengan ketidakpastian ketika harus memilih saham-saham untuk dibentuk menjadi potofolio pilihannya. Hal ini tergantung dari preferensi risiko para investor itu sendiri. Para investor dihadapkan dengan banyak kombinasi saham dalam portofolio mana yang seharusnya dipilih oleh seorang investor. Seorang investor yang rasional tentu akan memilih portofolio yang optimal.

Masalah yang dapat diidentifikasi peneliti sebagai berikut:

a. Bagaimana membentuk portofolio optimal dari saham-saham yang terpilih di Jakarta Islamic Index (JII) dan Indeks LQ45 dengan menggunakansingle index model?

b. Saham apa sajakah yang dapat dibentuk menjadi sebuah portofolio yang optimal dari saham yang tercatat di Jakarta Islamic Index (JII) dan Indeks LQ45?


(30)

c. Bagaimana kinerja portofolio optimal dari masing-masing saham Jakarta Islamic Index(JII) dan Indeks LQ45?

C. Pembatasan Masalah

Peneliti membatasi permasalahan menjadi beberapa hal sebagai berikut: a. Periode waktu penelitian dari Januari tahun 2010 hingga Desember

2014.

b. Saham syariah yang menjadi bahan penelitian hanya saham syariah yang konsisten pada Jakarta Islamic Index (JII) selama periode penelitian.

c. Saham konvensional yang menjadi pembanding adalah saham konvensional yang konsisten pada Indeks LQ45 selama periode penelitian.

d. Analisis kinerja portofolio saham menggunakan metodeRisk Adjusted Performance(IndeksSharpe, IndeksJensen,IndeksTraynor).

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di paparkan sebelumnya, maka peneliti merumuskan masalah penelitian sebagai berikut:

1. Saham apa saja yang dapat dibentuk menjadi sebuah portofolio yang optimal dari saham yang tercatat di Jakarta Islamic Index (JII) dan Indeks LQ45 berdasarkan metodeSingle Index Model?


(31)

2. Berdasarkan metode Risk Adjusted Performance, portofolio optimal manakah yang menghasilkan kinerja yang lebih baik antara Jakarta Islamic index(JII) dan Indeks LQ45?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui saham-saham apa sajakah yang membentuk portofolio saham optimal dari Jakarta Islamic Indeks (JII) dan Indeks LQ45 berdasarkan metodeSingle Index model.

b. Untuk menentukan portofolio optimal terbaik dari proses perbandingan kinerja kedua portofolio optimal berdasarkan metode Risk Adjusted Performance.

2. Manfaat penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai kalangan:

a. Bagi kalangan akademisi atau peneliti

Untuk menambah bahan kajian dan pustaka tentang pasar modal khususnya pada instumen saham. Serta diharapkan dengan adanya hasil penelitian ini dapat dipergunakan untuk melakukan penelitian studi mengenai perbandingan kinerja pembentukan portofolio saham optimal diperiode berikutnya.


(32)

b. Bagi perusahaan

Dapat dijadikan referensi saham-saham yang dapat dijadikan portofolio saham, sehingga bisa melakukan evaluasi terhadap kinerja portofolio optimal saham.

c. Bagi calon investor

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan petimbangan ketika akan memutuskan untuk berinvestasi dalam instrument keuangan.


(33)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Investasi

1. Pengertian Investasi

Menurut Bodie et.al. (2007:3) Investasi adalah: “An Investment is the current commitment of money or other Resources in the expectation of reaping future benerfits.” Jika diterjemahkan, investasi adalah komitmen saat ini akan uang atau sumber-sumber lain dengan ekspektasi memperoleh keuntungan di masa datang. Dapat di simpulkan bahwa investasi adalah pengorbanan dana yang dilakukan saat ini dengan ekspektasi untuk memperoleh tambahan dana berupa keuntungan dari return yang tidak pasti dimasa yang akan datang untuk meningkatkan kesejahteraan investor. Tambahan dana merupakan kompensasi dari dana yang telah dikorbankan yang diharapkan memiliki nilai yang lebih tinggi dimasa yang akan datang. Return yang tidak pasti merupakan risiko yaitu penyimpangan dari apa yang diharapkan.

Sedangkan menurut Sharpe, Alexander, dan Bailey (2005:144) investasi dalam arti luas adalah mengorbankan dolar sekarang untuk dolar pada masa depan, dengan dua atribut yang melekat yaitu risiko dan waktu. Pengertian lain mengenai investasi adalah komitmen penempatan dana pada satu atau beberapa obyek investasi dengan tujuan memperoleh tingkat pengembalian tertentu dimasa mendatang. Dapat dikatakan pula bahwa investasi merupakan salah satu cara yeng digunakan untuk mengembangkan harta kekayaan yang dimiliki secara produktif


(34)

Menurut Jogiyanto (2010), investasi dapat dibagi dalam dua macam antara lain:

a. Investasi langsung: investasi yang dilakukan dengan pembelian langsung aktiva keuangan suatu perusahaan yang diperjual belikan. Aktiva keuangan bisa berupa tabungan dengan deposito. Serta investasi langsung yang dapat diperjual belikan berupa surat berharga pendapatan tetap dan saham (Jogiyanto, 2010:7).

b. Investasi tidak langsung: investasi yang dilakukan dengan pembelian aktiva keuangan suatu perusahan melalui perusahaan investasi dimana perusahaan investasi merupakan perusahaan yang mengelola dana investasi dan memiliki aktiva-aktiva keuangan dari perusahaan lain (Jogiyanto, 2010:10).

Berbicara mengenai investasi, islam memandang investasi dari dua dimensi, yaitu dimensi dunia dan akhirat. Islam mengajarkan bahwa semua perbuatan manusia, baik yang bersifat vertikal maupun horizontal merupakan investasi yang akan dinikmati di dunia dan akhirat. Perbuatan manusia dianggap sebagai investasi maka hasilnya akan ada yang beruntung, maupun ada yang merugi, itulah yang disebut risiko. Oleh karenanya, islam memandang semua perbuatan manusia dalam kehidupan sehari-harinya termasuk aktivitas ekonominya sebagai investasi yang akan mendapatkan hasil (return). Investasi yang melanggar syariah akan mendapatkan balasan yang setimpal, begitu pula investasi yang sesuai syariah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa investasi dalam islam adalah pengorbananan sumber daya pada masa sekarang untuk


(35)

mendapatkan hasil yang pasti, dengan harapan memperoleh hasil yang lebih besar di masa yang akan datang, baik langsung maupun tidak langsung seraya tetap berpijak pada prinsip-prinsip syariah secara menyeluruh (Nafik HR, 2009:70).

Ada dua dasar keputusan seseorang melakukan investasi:

1. Return,merupakan tingkat keuntungan investasi yang berupa:

a. Expected Return (return yang diharapkan) yaitu return yang diharapkan akan didapatkan investor di masa depan.

b. Realized return (return aktual) yaitu return yang sesungguhnya terjadi atau didapatkan oleh investror.

2. Risiko, merupakan kemungkinan return aktual berbeda dengan return yang diharapkan yang terdiri dari:

Dengan demikian dari pemaparan pengertian investasi diatas dapat disimpulkan bahwa investasi merupakan kegiatan menunda konsumsi saat ini untuk dialokasikan dananya ke instrumen investasi yang banyak ditawarkan dengan berbagai keuntungan dan risiko yang akan diterima dengan tujuan memperoleh keuntungan di masa yang akan datang.

2. Proses Investasi

“Proses investasi menjelaskan bagaimana seharusnya seorang investor membuat keputusan investasi sekuritas yang bisa dipasarkan, seberapa ekstensif dan kapan sebaiknya dilakukan” (Sharpe et.al, 2005:1).

“Proses keputusan investasi merupakan proses keputusan yang berkesinambungan (going process). Proses keputusan investasi terdiri dari lima tahap keputusan yang berjalan terus menerus sampai tercapai keputusan investasi


(36)

yang terbaik” (Tandelilin, 2010:12). Tahap-tahap keputusan investasi meliputi lima tahap keputusan, yaitu:

a. Penentuan tujuan investasi

Ada tiga hal yang perlu di pertimbangkan dalam tahap ini, yaitu tingkat pengembalian yang diharapkan, tingkat risiko, ketersediaan dana yang akan diinvestasikan.

b. Penentuan kebijakan investasi

Tahan ini dimulai dengan penentuan keputusan alokasi aset (Asset allocation decision). Keputusan ini menyangkut pendistribusian dana yang dimiliki pada berbagai kelas asset yang tersedia. Investor juga harus memperhatikan berbagai batasan yang mempengaruhi kebijakan investasi seperti seberapa besar dana yang dimiliki dan porsi pendistribusian dan tersebut serta beban pajak dan pelaporan yang harus ditanggung.

c. Pemilihan strategi portofolio

Strategi portofolio yang dipilih harus konsisten dengan dua tahap sebelumnya. Ada dua strategi portofolio yang bisa dipilih, yaitu strategi portofolio aktif dan strategi portofolio pasif. Strategi portofolio aktif meliputi kegiatan penggunaan informasi yang tersedia dan teknik-teknik peramalan secara aktif untuk mencari kombinasi portofolio yang lebih baik. Strategi pasif meliputi aktivitas investasi pada portofolio yang seiring dengan kinerja indeks pasar.


(37)

d. Pemilihanasset

Tahap ini memerlukan pengevaluasian setiap sekuritas yang ingin dimasukkan dalam portofolio. Tujuan tahap ini adalah untuk mencari kombinasi portofolio yang efisien, yaitu portofolio yang menawarkan return diharapkan yang tertinggi dengan tingkat risiko tertentu atau sebaliknya menawarkan return diharapkan tertentu dengan risiko terendah.

e. Pengukuran dan evaluasi kinerja portofolio

Tahap pengukuran dan evaluasi kinerja ini meliputi pengukuran kinerja portofolio dan pembandingan hasil pengukuran tersebut dengan kinerja portofolio lainnya melalui proses banchmarking. Proses banchmarkingini biasanya dilakukan terhadap indeks portofolio pasar, untuk mengetahui seberapa baik kinerja portofolio yang telah dintentukan dibandingkan dengan kinerja portofolio lainnya (portofolio pasar).

B. Saham

1. Pengertian saham

“Secara sederhana, saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan sesorang atau badan suatu perusahaan” (Sundjaja dkk, 2010:447).

Salah satu jenis sekuritas yang diminati oleh para investor adalah saham. Saham adalah sertifikat bukti kepemilikan atas suatu perusahaan (Husnan, 2010:54). Saham banyak diminati oleh investor dikarenakan memilikireturnyang tinggi akan tetapi juga disertai dengan risiko yang tinggi.Returnyang tinggi akan


(38)

tetapi juga disertai dengan risiko yang tinggi. Return yang tinggi dari investasi terkait dengan rumus dari investasi yakni high risk high return. Oleh karena itu dalam berinvestasi sebaiknya sesorang tidak hanya memperhatikan tingkat return yang ditawarkan, perhatikan pula risiko yang mungkin muncul dari investasi.

Saham adalah salah satu sekuritas yang diperdagangkan di Bursa Efek, saham dapat didefinisikansebagai tanda penyertaan atau kepemilikan modal seseorang atau pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut (IDX, 2012).

Menurut Bursa Efek Indonesia, pada dasarnya ada 2 kepentingan yang dapat diperoleh investor dengan memiliki saham yaitu antara lain:

a. Dividen

Dividen merupakan pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan kepada investor dan berasal dari keuntungan yang dihasilkan oleh perusahaan dividen diberikan setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam RUPS, biasanya tidak seluruh keuntungan perusahaan dibagikan kepada pemegang saham, tetapi ada bagian yang ditanam kembali.


(39)

b. Capital Gain

Capital Gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual saham, capital gain ini terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham dipasar sekunder.

Saham dapat dibagi 2, yaitu: a. Saham preferen

Saham preferen merupakan produkhybridatau campuran antara saham biasa dengan efek pendapatan tetap karena pemilik saham ini akan mendapatkan pendapatan tetap yang dibagikan secara rutin dalam bentuk dividen (Hidayat, 2010:94).

Bagi investor, saham preferen memiliki kelebihan antara lain: a. Memberikan dividen secara rutun.

b. Mendapat keuntungan daricapital gain.

c. Jika perusahaan likuidasi, pemilik saham akan didahulukan dalam menerima pembayaran.

d. Memiliki hak memberikan suara. b. Saham biasa

Surat berharga yang paling banyak dan luas perdagangannya. Pemegang surat berharga ini memiliki hak suara dalam rapat umum pemegang saham (RUPS) dan di samping memperoleh pembagian keuntungan (dividen) dari perusahaan juga kemungkinan adanya keuntungan atas kenaikan modal (nilai) surat berharga tersebut (capital gain). Dengan demikian, saham biasa merupakan dimana pemegang


(40)

saham yang memilikinya mewakili kepemilikan di perusahaan sebesar modal yang ditanamkan. Hal ini berarti jika investor merupakan pemilik perusahaan sebesar dan yang ditempatkan pada perusahaan tersebut (Ahmad, 2010).

2. Indeks Harga Saham

“Indeks harga saham adalah suatu indikator yang menunjukkan pergerakan harga saham. Indeks berfungsi sebagai indikator trend pasar, artinya pergerakan indeks menggambarkan kondisi pasar pada suatu saat, apakah pasar sedang aktif atau lesu” (Sundjaja dkk, 2010:464)

Menurut Tjiptono Darmadji dan Hendy M. Fakhruddin (2006:167) Beberapa fungsi indeks yang diharapkan dalam pasar modal yaitu:

• Sebagai indikator tren pasar.

• Sebagai indikator tingkat keuntungan.

• Sebagai tolak ukur(benchmark)kinerja suatu portofolio. • Memfasilitasi pembentukan portofolio dengan stategi pasif. • Memfasilitasi berkembangnya produk derivative.

Beberpa jenis indeks harga saham di Bursa Efek Indonesia sebagai berikut:

a. Indeks Individual

b. Indeks Harga Saham Sektoral

c. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) d. Indeks LQ-45


(41)

e. Jakarta Islamic Index (JII) f. Indeks Papan Utama g. Papan Pengembangan h. Indeks Kompas 100 i. Indeks Bisnis 27 j. Indeks Pefindo 25 k. Indeks Sri Kehati

l. Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) m. Indeks Infobank15

Pergerakan indeks menjadi indikator penting bagi investor untuk menggambarkan pergerakan harga-harga saham sehingga investor dapat menentukan apakah mereka akan menjual, menahan atau membeli satu atau beberapa saham. Karena harga-harga saham bergerak dalam hitungan detik dan menit, maka nilai indeks pun bergerak turun naik dalam hitungan waktu yang cepat pula.

3. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) atau Composite Stock Price Index pertama kali diperkenalkan pada tanggal 1 April 1983 sebagai indikator pergerakan harga saham yang tercatat di Bursa, baik saham biasa maupun saham preferen. Hari dasar perhitungan indeks adalah tanggal 10 Agustus 1982 dengan nilai 100, sedangkan jumlah saham yang tercatat pada waktu itu adalah sebanyak 13 saham. IHSG biasa digunakan sebagai proksi dalam pengukuran risiko pasar


(42)

dalam model analisis harga saham. IHSG mencerminkan pergerakan perubahan harga saham harian seluruh saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (Gumanti, 2011:72)

4. Jakarta Islamic Index(JII)

Jakarta Islamic Index tediri dari 30 jenis saham yang dipilih dari saham-saham yang sesuai dengan syariat islam dan termasuk saham-saham yang liquid (Tandellin, 2010:89). Jakarta Islamic index dimaksudkan sebagai saham-saham unggulan yang aktif diperdagangkan dan memiliki kapitalisasi terbesar dalam perdagangan sekuritas. Selain itu saham JII sebagai tolak ukur untuk mengukur kinerja investasi pada saham dengan basis dan diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan investor untuk berinvestasi secara syariah yang dapat dipastikan kehalalannya dalam perdagangan di bursa.

Saham syariah merupakan bukti kepemilikan atas suatu perusahaan yang jenis usaha, produk barang, jasa yang diberikan dan akad serta cara pengelolaan tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah (dan tidak termasuk saham yang memiliki hak-hak istimewa) (Hidayat, 2010: 78). Saham yang masuk dalam saham syariah harus memenuhi syarat yang ditentukan dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No. 20/DSN-MUI/IX/2000 mengenai pedoman pelaksanaan investasi untuk reksadana syariah (Nafik HR, 260). Menurut Majelis Ulama Indonesia yang bekerja sama dengan Bank Indonesia (2003) jenis kegiatan usaha yang bertentangan dengan syari’ah Islam, antara lain:


(43)

a. Usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang dilarang;

b. Usaha lembaga keuangan konvensional (ribawi), termasuk perbankan dan asuransi konvensional;

c. Usaha yang memproduksi, mendistribusi, serta memperdagangkan makanan dan minuman yang haram;

d. Usaha yang memproduksi, memdistribusi, dan/atau menyediakan barang-barang ataupun jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat. Menurut Nafik HR, saham dengan prinsip syariah yang masuk dalam perhitungan daftar saham JII harus memiliki kriteria:

a. Kumpulan saham dengan jenis usaha utama yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan sudah tercatat lebih dari 3 bulan (kecuali termasuk dalam 10 kapitalisasi besar);

b. Saham yang berdasarkan laporan keuangan tahunan atau tengah tahun memiliki rasio kewajiban terhadap aktiva maksimal sebesar 90%; c. 60 saham dari susunan saham berdasarkan urutan rata-rata kapitalisasi

pasar (market capitalization) terbesar selama satu tahun terakhir; d. 30 saham dengan urutan berdasarkan tingkat likuiditas rata-rata nilai

perdagangan regular selama satu tahun terakhir.

Saham-saham yang masuk dalam indeks JII akan dievaluasi secara rutin selama 6 bulan. Hal ini dilakukan untuk menjaga konsistensi kesyariahan saham yang telah masuk ke dalam indeks JII. Apabila terdapat perusahaan yang melanggar prinsip syariah dalam menjalankan kegiatannya, maka saham


(44)

perusahaan tersebut akan dikeluarkan dari daftar JII dan digantikan dengan saham perusahaan lain yang memenuhi kriteria saham Indeks JII. Saham yang telah keluar tadi, dapat masuk kembali dalam Indeks JII jika telah memenuhi kriteria yang telah ditentukan.

5. Indeks LQ45

Indeks LQ45 terdiri dari 45 saham di BEI yang likuiditas yang tinggi dan kapitalisasi pasar yang besar serta lolos seleksi menurut beberapa kriteria pemilihan. Kriteria-kriteria berikut digunakan untuk memilih ke-45 saham yang masuk dalam LQ45 sebagai berikut (Tandellin, 2010:87):

1. Masuk dalam urutan 60 terbesar dari total transaksi saham di pasar regular (rata-rata nilai ransaksi selama 12 bulan terakhir).

2. Urutan berdasarkan kapitalisasi pasar (rata-rata nilai kapitalisasi pasar selama 12 bulan terakhir).

3. Telah tercatat di BEI selama paling sedikit 3 bulan.

4. Kondisi keuangan dan prospek pertumbuhan perusahaan, frekuensi dan jumlah hari transaksi di pasar reguler.

Indeks LQ45 pertama kali diluncurkan pada tanggal 24 februari 1997. Hari dasar untuk perhitungannya adalah 13 juli 1994 dengan nilai dasar 100. Selanjutnya Bursa Efek secara rutin memantau perkembangan kinerja masing-masing ke-45 saham yang masuk dalam perhitungan Indeks LQ45. Pergantian saham dilakukan setiap enam bulan sekali, yaitu pada awal bulan Februari dan Agustus. Apabila terdapat saham tidak memenuhi kriteria seleksi, maka saham


(45)

tersebut dikeluarkan dari perhitungan indeks dan digantikan dengan saham lain yang memenuhi kriteria.

C. ReturnSaham

1. Pengertian Return Saham

“Return saham merupakan hasil atau keuntungan yang diperoleh pemegang saham sabagaihasil investasinya” (Rodoni dan Herni Ali, 2010:71).

Dalam konteks manajemen investasi, perlu dibedakan antara return harapan (expected return) dan return aktual (realized return). Return harapan merupakan tingkat return yang diantisipasi investor di masa datang. Sedangkan return aktual merupakan tingkat return yang telah diperoleh investor pada masa lalu. Perbedaan antara return harapan dan return aktual merupakan risiko yang harus selalu dipertimbangkan dalam proses investasi sehingga dalam berinvestasi di samping memperhatikan tingkat return investor harus selalu mempertimbangkan tingkat risiko suatu investasi (Tendelilin, 2010:10).

2. ReturnMarket

Return Marketmerupakan tingkat pengembalian yang dihasilkan dari data semua saham yang ada di Bursa Efek Indonesia yang disebut dengan indeks pasar saham. Indeks pasar saham merupakan indikator yang mencerminkan kinerja saham-saham di pasar.


(46)

Dimana:

Rm =Returnpasar

IHSGt = Indeks Harga Saham Gabungan pada periode t

IHSGt-1 = indeks harga Saham Gabungan pada periode sebelumnya

t-1

D. Risiko investasi

Dalam mempelajari investasi salah satu bagian terpenting yaitu mengukur risiko dan return. Seorang manajer finansial harus mampu memahami konsep returndan risiko guna mengestimasi pergerakan harga saham.

1. Pengertian Risiko

“Risiko(risk)didefinisikan dalam kamus Webster sebagai suatu halangan, gangguan, eksposur terhadap kerugian atau kecelakaan. Jadi, risiko diartikan sebagai peluang akan terjadinya suatu peristiwa yang tidak diinginkan” (Brigham dan Houston, 2009:216).

Sedangkan menurut Sharpe et.al. (2005:5) risiko adalah kerugian yang dihadapi para investor. Risiko merupakan kemungkinan terjadinya peristiwa yang tidak menguntungkan. Risiko diartikan sebagai kemungkinan mengalami kerugian yang biasanya diukur dalam bentuk kemungkinan (probability) bahwa beberapa hasil akan muncul yang bergerak dalam kisaran sangat baik (misalnya asetnya berlipat ganda) ke sangat buruk (misalnya, asetnya menjadi tidak bernilai sama sekali). Risiko juga dapat diartikan sebagai kemungkinan terjadinya kerugian


(47)

yang akan dialami investor atau ketidakpastian atas return yang akan diterima di masa mendatang (Gumanti, 2011:50).

2. Jenis-jenis Risiko

Dalam konteks portofolio, risiko dibedakan menjadi dua yaitu: a. Risiko sistematis(systematic risk)

Risiko sistematis merupakan risiko yang tidak dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi, karena fluktuasi risiko ini dipengaruhi oleh faktor-faktor makro yang dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor makro yang dapat mepengaruhi pasar secara keseluruhan. Misalnya perubahan tingkat bunga, kurs valuta asing, kebijakan pemerintah, dan sebagainya.

b. Risiko tidak sistematis(unsistematic risk)

Risiko tidak sistematis merupakan risiko yang dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi, karena risiko ini hanya ada dalam satu perusahaan atau industri tertentu, misalnya faktor struktur modal, struktur Asset, tingkat likuiditas, tingkat keuntungan, dan sebagainya (Husnan, 2006).


(48)

Gambar 2. 1

Risiko Sistematis, Risiko tidak Sistematis dan Risiko Total

Sumber: Husnan, 2006

Pada gambar di atas tampak bahwa semakin banyak jumlah saham dalam portofolio, maka semakin kecil risiko yang tidak sistematis. Karena risiko tidak sistematis dapat dihilangkan dengan cara diversifikasi, maka risiko ini menjadi tidak relevan dalam portofolio, sehingga yang relevan bagi investor adalah risiko pasar atau risiko sistematis yang diukur dengan beta(β)(Husnan, 2006).

Ada beberapa sumber risiko yang bisa mempengaruhi besarnya risiko suatu investasi. Sumber-sumber tersebut antara lain (Tandelilin, 2010:103).

a. Risiko suku bunga

Perusahaan suku bunga bisa mempengaruhi variabilitas return suatu investasi. Perubahan suku bungan akan mempengaruhi harga saham secara terbalik, cateris Paribas. Artinya, jika suku bunga meningkat, maka harga saham akan menurun, cateris paribus. Demikian pula


(49)

bunga misalnya naik, maka return investasi yang terkait dengan suku bunga (misalnya deposito) juga akan naik. Kondisi seperti ini bisa menarik minat investor yang sebelumnya berinvestasi di saham untuk memindahkan dananya dari saham ke dalam deposito. Berdasarkan hukum permintaan-penawaran jika, banyak pihak menjual saham cateris paribusmaka harga saham akan turun.

b. Risiko pasar

Fluktuasi pasar secara keseluruhan yang mempengaruhi variabilitas return suatu investasi disebut sebagai risiko pasar. Fluktuasi pasar biasanya ditunjukkan oleh berubahnya indeks pasar secara keseluruhan. Perubahan pasar dipengaruhi oleh banyak faktor seperti munculnya resesi ekonomi, kerusuhan, ataupun perubahan politik. c. Risiko inflasi

Inflasi yang meningkat akan mengurangi kekuatan daya beli rupiah yang telah diinvestasikan. Oleh karenannya, risiko inflasi juga bisa disebut sebagai risiko daya beli. Jika inflasi mengalami peningkatan investor biasanya menuntut tambahan premium inflasi untuk mengkompensasi penurunan daya beli yang dialaminya.

d. Risiko bisnis

Risiko dalam menjalankan bisnis dalam suatu jenis industri disebut sebagai risiko bisnis. Misalnya, perusahaan pakaian jadi yang bergerak pada industri tekstil akan sangat dipengaruhi oleh karakteristik tekstil itu sendiri.


(50)

e. Risiko finansial

Risiko ini berkaitan dengan keputusan perusahaan untuk menggunakan hutang dalam pembiayaan modalnya. Semakin besar proporsi hutang yang digunakan perusahaan, semakin besar risiko finansial yang dihadapi perusahaan.

f. Risiko likuiditas

Risiko ini berkaitan dengan kecepatan suatu sekuritas yang diterbitkan perusahaan bisa diperdagangkan di pasar sekunder. Semakin cepat suatu sekuritas diperdagangkan, semakin likuid sekuritas tersebut demikian sebaliknya. Semakin tidak likuid suatu sekuritas semakin besar pula risiko likuiditas yang dihadapi perusahaan.

g. Risiko nilai tukar mata uang

Risiko ini berkaitan dengan fluktuasi nilai tukar mata uang domestik (negara perusahaan tersebut) dengan nilai mata uang negara lainnya. Risiko ini dikenal juga sebagai risiko mata uang (currency risk), Risiko nilai tukar(exchange risk).

h. Risiko negara(country risk)

Risiko ini juga disebut sebagai risiko politik, karena sangat berkaitan dengan kondisi perpolitikan suatu negara. Bagi perusahaan yang beroperasi diluar negeri, stabilitas politik dan ekonomi suatu negara bersangkutan sangat penting diperhatikan untuk menghindari risiko negara yang terlalu tinggi.


(51)

E. Portofolio

1. Pengertian Portofolio

“Portofolio merupakan sekumpulan instrumen investasi yang dibentuk untuk memenuhi sasaran umum investasi. Portofolio juga dapat diartikan gabungan dari berbagai aktiva / surat-surat berharga / saham / kesempatan investasi” (Rodoni dan Herni Ali, 2010:73).

Portofolio merupakan susunan asset finansial dalam investasi yang dilakukan oleh seorang investor melalui pasar modal atau melalui pasar uang. Penyusutan keputusan investasi ke dalam berbagai instrument investasi melahirkan portofolio investasi. Sedangkan yang dimaksud dengan diversifikasi instrument dalam portofolio adalah instrument tidak berasal dari industri yang sama (Murdifin Harming, 2010:376). Sedangkan menurut Sabar Warsini (2009:117) portofolio adalah penganekaragaman (diversifikasi) pada beberapa peluang investasi yang dilakukan investor perorangan atau lembaga.

Dalam konteks investasi saham, diversivikasi dilakukan dengan mengalokasikan dana pada beberapa saham dari perusahaan yang berbeda. Kombinasi saham ini disebut dengan portofolio saham (Fardiansyah, 2002:39). Menurut Sadono Sukirno (2006:231), investasi portofolio adalah investasi dalam bentuk membeli harta keuangan seperti bond, saham perusahaan dan obligasi pemerintah. Sedangkan menurut Eko P. Pratomo (2010), portofolio investasi adalah kumpulan dari beberapa jenis instrumen investasi yang dirancang dengan komposisi tertentu untuk mencapai target imbal hasil yang diharapkan.


(52)

Dalam pembentukan sebuah portofolio sebaiknya terdiri dari beberapa sektor saham yang berbeda. Hal ini dikarenakan akan menjadi terlalu besar risiko yang akan diterima investor apabila portofolio yang dibentuknya hanya terdiri dari sektor yang sama. Ketika kondisi pasar sedang turun (bearish), maka dapat dipastikan seluruh saham tersebut akan terkoreksi turun pula (Benni Sinaga, 2011:71). Dengan disimpulkan bahwa portofolio adalah sekumpulan aset investasi dalam pasar modal yang dibentuk oleh seorang investor yang terdiri dari berbagai jenis saham dalam rangka memaksimalkan return dan meminimalkan risk yang mungkin muncul dari investasi yang dilakukan.

2. Pemilihan Portofolio

Ada tiga konsep dasar yang diketahui sebagai dasar untuk memahami pembentukan portofolio oprtimal (Tandelilin, 2010:156) yaitu:

a. Portofolio optimal

Dalam pembentukan portofolio, investor selalu ingin memaksimalkan return harapan dengan tingkat risiko tertentu yang bersedia ditanggungnya, atau mencari portofolio yang menawarkan risiko terendah dengan tingkat return tertentu. Portofolio optimal merupakan portofolio yang dipilih seorang investor dari sekian banyak pilihan yang ada pada kumpulan portofolio efisien, tentunya portofolio yang dipilih investor adalah portofolio yang sesuai dengan preferensi investor bersangkutan terhadapreturnmaupun terhadap risiko yang bersedia ditanggungnya. b. Fungsi utilitas dan kurva indiferen


(53)

Fungsi utilitas bisa diartikan sebagai suatu fungsi matematis yang menunjukkan nilai dari semua alternatif pilihan yang ada. Semakin tinggi nilai suatu alternatif pilihan, semakin tinggi utilitas alternatif tersebut. Dalam konteks manajemen portofolio, fungsi utilitas menunjukkan preferensi seorang investor terhadap berbagai pilihan investasi dengan masing-masing risiko dan tingkatreturnharapan.

Seorang investor akan mempunyai preferensi yang sama terhadap setiap titik dalam suatu kurva indiferen, karena titik-titik dalam kurva indiferen tersebut menunjukkan seberapa besar tingkatrisk averse seorang investor. Kemiringan (slope) positif kurva indiferen menggambarkan bahwa investor selalu menginginkan return yang lebih besar sebagai kompensasi atas risiko yang lebih tinggi yang harus ditanggungnya.

c. Assetberisiko danAssetbebas risiko

Dalam berinvestasi, investor bisa memilih menginvestasikan dananya pada berbagai Asset, baik Asset yang berisiko maupun Asset yang bebas risiko.

3. Returndanriskportofolio

“Return dari suatu portofolio merupakan rata-rata tertimbang dari return yang diharapkan dari masing-masing saham yang membentuk portofolio tersebut” (Rodoni dan Herni Ali, 2010:73). Hal ini sesuai dengan pernyataan sharpe at. Al (2005:170), “Tingkat pengembalian aktual portofolio adalah bobot rata-rata


(54)

tingkat pengembalian dari sekuritas pembentuknya, yang menggunakan porsi investasi sebagai pembobot”.

Rumus:

Dimana: =returnportofolio

= proporsi atau bobot sekuritas i

=returnrealisasi sekuritas i

Returnportofolio saham merupakan hasil atau keuntungan yang diperoleh investor dari setiap alternatif investasi dan berasal dari:

1. Deviden adalah return yang merupakan komponen dasar dari sebuah investasi, berupacash flowyang diterima secara periodik dan biasanya disebut dividen. BesarnyaYieldbisa positif, nol atau negatif.

2. Capital gain atau capital loss adalah return yang diperoleh investor yang berasal dari perubahan harga asset-asset yang dipegangnya. Apabila perubahan harga tersebut positif maka disebut capital gain, sedangkan bila perubahan harga tersebut negatif disebut capital loss (Sharpe et.al., 2005:171).

Setelah portofolio terbentuk, maka akan terdapat return dan risk seperti halnya dalam saham. Return yang akan muncul dalam portofolio dapat dimaksimalkan karena adanya penyebaran dalam berinvestasi. Sebaliknya risk


(55)

yang dibentuk. Namun tanpa mengetahui ukuran risiko, investor akan kesulitan dalam menentukan tingkat keuntungan yang seharusnya ada pada investasi atau portofolio (required rate of return on Investment or portofolio) (Sukardi dkk, 2010:259).

Risiko portofolio tidak bisa dihitung dengan menjumlahkan risiko masing-masing sekuritas yang ada dalam portofolio. “risiko portofolio menggambarkan gabungan penyimpangan antara sekuritas yang membentuk portofolio tersebut. Risiko portofolio diukur dengan standar deviasi portofolio” (Rodoni dan Herni Ali, 2010:74)

Risiko adalah kerugian yang dihadapi oleh para investor. Risiko merupakan kemungkinan terjadinya peristiwa yang tidak menguntungkan. Risiko juga dapat didefinisikan sebagai the possibility of suffering harm or loss (The American Heritage Dictionary). Dalam konteks investasi, kondisi harm and loss dapat berupa kondisi dimana investor menerima keuntungan yang lebih kecil dari yang disyaratkan (Sukardi dkk, 2010:255).

Dengan demikian risiko dapat dikatakan sebagai penyimpangan yang dilambangkan sebagai standar deviasi (σ). Pada risiko portofolio, nilai risiko didapat dari varian return saham-saham pembentuk portofolio tersebut. Dimana, varians merupakan jumlah keseluruhan dari masing-masing kuadrat suatu expected returnsetiap saham yang dikurangi terhadap expected return portofolio, sedangkan standar deviasi portofolio adalah hasil akar kuadrat varians tersebut.


(56)

Harry M. Markowitz mengembangkan suatu teori pada dekade 1950-an yang disebut dengan Teori Portofolio Markowitz. Teori Markowitz menggunakan beberapa pengukuran statistik dasar untuk mengembangkan suatu rencana portofolio, diantaranya expected return, standar deviasi baik sekuritas maupun portofolio, dan korelasi antar return. Teori ini memformulasikan keberadaan unsur return dan risiko dalam suatu investasi, dimana unsur risiko dapat diminimalisir melalui diversifikasi dan mengombinasikan berbagai instrumen investasi kedalam portofolio. Pada tahun 1952 teori tersebut di publikasi secara luas padaJournal of Finance.

Selain itu Model Indeks Tunggal dapat digunakan juga untuk menghitung keuntungan yang diharapkan dan risiko portofolio (HM Jogiyanto, 1998:161).

Model Portofolio Markowitz, sebagai berikut:

a. Dua ciri relevan untuk sesuatu portofolio investasi adalah keuntungan yang diharapkan dan risiko.

b. Investor yang rasional akan memilih untuk memegang portofolio yang efisien.

c. Secara teorinya ada kemungkinan untuk mendapatkan portofolio yang menguntungkan.

d. Program komputer tententu dapat menggunakan informasi dalam setiap sekuritas untuk menunjukkan satu kedudukan portofolio yang efisien yang disebut sebagai “Efficient Frontier”.

Markowitz mengembangkan Index Model sebagai penyederhanaan dari Mean-Varian model, yang berusaha untuk menjawab berbagai permasalahan


(57)

dalam penyusunan portofolio, yaitu terdapat begitu banyak kombinasi aktiva berisiko yang dapat dipilih dan disusun menjadi suatu portofolio. Dari sekian banyak kombinasi yang mungkin dipilih, investor rasional pasti akan memilih porotofolio optimal (efficient set). Untuk menentukan penyusunan portofolio optimal dengan menggunakan Single Index Model, yang terutama dibutuhkan adalah penentuan portofolio yang efisien sebab pada dasarnya semua portofolio yang efisien adalah portofolio yang optimal.

Pada perkembangan berikutnya pada tahun 1963 William F. Sharpe mengembangkan Single Index Model (Model Indeks Tunggal) yang merupakan penyederhanaan Index Model yang sebelumnya telah dikembangkan oleh Markowitz. Model Indeks Tunggal menjelaskan hubungan antara return dari setiap sekuritas individual dengan return indeks pasar. Model ini memberikan metode alternatif untuk menghitung varian dari suatu portofolio, yang lebih sederhana dan lebih mudah dihitung jika dibandingkan dengam metode perhitungan Markowitz. Pendekatan alternatif ini dapat digunakan untuk dasar menyelesaikan dalam penyusunan portofolio. Sebagaimana telah dirumuskan oleh Markowitz, yaitu menentukan efficient set dari suatu portofolio maka dalam Model Indeks Tunggal ini membutuhkan yang lebih sedikit.

Menurut Eduardus Tandellin Model Indeks Tunggal membagi return dari suatu sekuritas menjadi dua komponen, yaitu:

1. Komponen imbal yang unik diwakili oleh αi yang independen


(58)

2. Komponen return yang berhubungan dengan imbal hasil pasar yang diwakili oleh βix Rm.

Bagian imbal hasil yang unik (αi) hanya berhubungan dengan peristiwa

mikro (micro event) yang mempengaruhi semua perusahaan tertentu saja, tetapi tidak mempengaruhi semua perusahaan secara umum. Bagian imbal hasil yang berhubungan dengan imbal hasil pasar ditunjukkan olehbeta(βi) yang merupakan

sensitivitas imbal hasil suatu sekuritas terhadap imbal hasil pasar.

Model Indeks Tunggal menggunakan beta untuk menghitung return ekspektasi, varian, dan kovarianreturnsekuritas tunggal, serta menghitung return dan varian portofolio. Beta pada suatu sekuritas dapat dihitung dengan teknik estimasi yang menggunakan data historis. Beta yang digunakan dihitung berdasarkan data historis ini selanjutnya dapat digunakan untuk mengestimasi betamasa datang.

Secara garis besar, langkah-langkah yang dilakukan untuk menghitung pembentukan portofolio adalah (Hartono, 2010:207):

1. Menghitung tingkatreturnsaham danexpected return 2. Menghitung indeksreturnpasar,alphadanbeta 3. Menghitung risiko saham (Ri) dan risiko pasar (Rm) 4. Varian residual atau risiko tidak sistematis

5. Menghitungexess return to beta

6. Menghitungcut off-point(C*) atau titik pembatas 7. Menghitung porsi masing-masing saham


(59)

9. Menghitung risiko portofolio dapat dihitung dengan menentukan besarnya varians dari portofolio.

Pembentukan portofolio optimal menggunakan Single Indeks Model ditentukan dari nilai Expected Return to Beta (ERB) dari sekuritas yang positif dan kemudian dibandingkan dengan nilai cut off point (C*). Sekuritas yang memiliki ERB lebih besar atau sama dengan nilai cut off point maka akan dimasukkan dalam kandidat portofolio optimal.

G. Kinerja Portofolio

Dalam investasi pada sekuritas yang perlu diperhatikan adalah kinerja sekuritas. Hal ini penting karena investasi biasanya dilakukan dalam bentuk portofolio. Agar investasi tersebut benar-benar tepat maka investor harus memperhatikan kinerja dan penilaian terhadap portofolio. Tujuan dari penilaian kinerja portofolio adalah untuk mengetahui dan menganalisi apakah portofolio yang dibentuk telah dapat meningkatkan kemungkinan tercapainya tujuan investasi sehingga dapat dikethaui portofolio memang memiliki kinerja yang lebih baik jika ditinjau dari tingkat hasil dan risiko nya masing-masing. Dalam penelitian ini dilakukan dengan membandingkan kinerja berbagai portofolio yang di bentuk sendiri. Sedangkan portofolio yang dibandingkan dapat merupakan antar portofolio yang di bentuk sendiri, atau antara portofolio yang di bentuk sendiri dengan portofolio perbandingan yang dibentuk oleh perusahaan pengelola dana, (misalnya PT. Danareksa) (Halim, 2005:68).


(60)

Dalam teori capital market yang di teliti Willian Sharpe, Jack Treynor, dan Micheal Jensen perlu dilakukan penelitian terhadap return dengan risiko secara bersamaan dengan mengembangkan parameter pengukur kinerja portofolio. Parameter dikenal dengan penilaian kinerja komposit(risk adjusted),yang berarti bahwa investor mempertimbangkanrealized returndanrisk pada saat melakukan evaluasi portofolionya.

Menurut Bodie et.al. (2008:854), ada empat metode pengukuran kinerja portofolio dengan memasukkan unsur risiko ke dalam return, yaitu Reward to Variability Ratio (Sharpe Index), Reward to Volatility Ratio (Traynor Index), Jensen Index dan Appraisal Index. Dalam penelitian ini hanya akan menggunakan 3 metode antara lain Indeks Sharpe, Indeks Treynor, dan Indeks Jensen.

1. IndeksSharpe

Indeks Sharpe dikembangkan oleh William Sharpe (1966) dan sering juga disebut dengan Reward to variability ratio. Indeks Sharpe mendasarkan perhitungannya pada konsep garis pasar modal (capital market line) sebagai patokan (benchmark), yaitu dengan cara membagi premi risiko portofolio dengan standar deviasinya. Dengan demikian Indeks Sharpe akan bisa dipakai mengukur premi risiko untuk setiap unit risiko pada portofolio tersebut.

Premi risiko adalah perbedaan (selisih) antara rata-rata kinerja yang dihasilkan oleh portofolio dengan rata-rata kinerja investasi yang bebas risiko (risk free asset). Standar deviasi merupakan risiko fluktuasi


(61)

portofolio yang dihasilkan dari sub periode ke sub periode lainya selama seluruh periode. Dalam teori portofolio, standar deviasi merupakan risiko total yang merupakan penjumlahan dari risiko pasar (systematic/market risk)danunsysytematic risk(Bodie et.al., 2008:854).

Indeks Sharpe dapat digunakan untuk mengukur premi risiko untuk setiap unit risiko pada portofolio tersebut. Investasi pada SBI tidak mengandung risiko dengan kinerja investasi tertentu. Investasi pada portofolio mengandung risiko sehingga diharapkan memberikan hasil investasi lebih besar dari pada kinerja investasi bebas risiko. Indeks Sharpe mengukur seberapa besar penambahan hasil investasi yang diperoleh untuk setiap unit risiko yang diambil. Peningkatan kinerja portofolio dapat dilakukan dengan menggunakan indeks Sharpe ini.

Dengan demikian, indeks Sharpe merupakan rasio kompemsasi terhadap total risiko. Indeks sharpe digunakan untuk membuat peningkatan dari beberapa portofolio berdasarkan kinerjanya. Semakin tinggi Indeks Sharpe suatu portofolio dibandingkan portofolio lainya, maka semakin baik kinerja portofolio tersebut (Bodie et.al., 2008:855).

Jika portofolio sangat diversifikasi maka total risiko hampir sama dengan risiko sistematik dikarenakan risiko unsistematik mendekati no (0). Jika nilai risiko unsistematik sama dengan no (0), maka portofolio sama dengan portofolio pasar dan total risiko sama dengan risiko sistematis atau risiko pasar.


(62)

2. IndeksTreynor

Indeks Treynor merupakan ukuran kinerja portofolio yang dikembangkan oleh Jack Treynor (1965) dan indeks ini sering disebut juga dengan reward to volatility ratio. Seperti halnya pada Indeks Sharpe, kinerja portofolio pada indeks Treynor dilihat dengan cara menghubungkan tingkat return portofolio dengan besarnya risiko dari portofolio tersebut. Perbedaan nya dengan Indeks Sharpe adalah penggunaan garis pasar sekuritas (security market line) sebagai patokan hipotesis, dan bukan garis pasar modal(capital market line)seperti Indeks Sharpe. Asumsi yang yang digunakan oleh Treynor adalah bahwah portofolio sudah terdiversivikasi dengan baik sehingga risiko yang dianggap relevan adalah risiko sistematis (risko pasar) diukur denganbeta (Bodie et.al., 2008:854).

Cara mengukur Indeks Treynor pada dasarnya sama dengan menghitung Indeks Sharpe, hanya saja risiko yang diukur dengan standar deviasi pada Indeks Sharpe diganti denganbetaportofolio.Betaportofolio diperoleh dengan metode regresi linier. Semakin tinggi Indeks Treynor yang dimiliki sebuah portofolio, berarti kinerja portofolio tersebut akan menjadi relatif lebih baik dibandingkan dengan portofolio yang memiliki Indeks Treynor yang lebih rendah. Pengukuran kinerja dengan menggunakan Indeks Sharpe dan Indeks Treynor bersifat komplementer karena memberikan informasi yang berbeda. Pilihan indeks mana yang akan digunakan tergantung pada persepsi investor terhadap tingkat


(63)

diversifikasi dari portofolio tersebut. Dalam Indeks Sharpe risiko yang dianggap relevan adalah risiko total (penjumlahan risiko sistematis dan risiko tidak sistematis), sedangkan pada Indeks Treynor hanya menggunakan risiko sistematis (beta). Penggunaan beta sebagai urukan risiko portofolio secara implicit memcerminkan bahwa portofolio yang ada merupakan portofolio yang telah diversifikasikan dengan baik (Bodie et.al., 2008:858).

Oleh karena itu, jika suatu portofolio dianggap diversifikasi dengan baik berarti return portofolio hampir semuanya dipengaruhi oleh return pasar dalam hal ini tentu saja pengukuran kinerja portofolio lebih tepat menggunakan Indeks Treynor. Sebaliknya, jika return suatu portofolio hanya sebagian kecil dipengaruhi return pasar, lebih tepat menggunakan Indeks Sharpe.

3. IndeksJensen

Indeks Jensen merupakan indeks yang menunjukkan perbedaan antara tingkat return aktual yang diperoleh portofolio dengan tingkat returnharapan jika portofolio tersebut berada pada garis pasar sekuritas. Indeks Jensen adalah kelebihan return di atas atau di bawah garis pada sekuritas (security market line). Indeks Jensen secara mudahnya dapat diinterpretasikan sebagai pengukur berapa banyak portofolio “mengalahkan pasar”. Indeks yang bernilai positif berarti portofolio memberikan return lebih besar dari return harapannya (berada di atas


(64)

garis pasar sekuritas) sehingga merupakan hal yang bagus karena portofolio mempunyai return yang relative tinggi untuk tingkat sistematisnya. Demikian juga sebaliknya, indeks yang bernilai negative menunjukkan bahwa portofolio mempunyai return yang relative lebih rendah untuk tingkat risiko sistematisnya.

Persamaan Indeks Jensen dengan Indeks Treynor adalah kedua indeks tersebut menggunakan garis pasar sekuritas sebagai dasar untuk membuat persamaan. Perbedaannya adalah slope garis pada Indeks Treynor menghubungkan posisi portofolio dengan return bebas risiko dan return pasar, sedangkan Indeks Jensen merupakan selisih antarareturn portofolio dengan return portofolio yang tidak dikelola secara khusus (hanya mengikutireturnpasar) (Bodie et.aal., 2008:854).

Dalam penelitian ini metode pembentukan portofolio yang digunakan adalah Single Index Model karena perhitungan Single Index Model lebih sederhana karena jumlah parameter yang digunakan lebih sedikit sehingga investor dapat mengambil keputusan investasi lebih cepat (Hendrawati Vivin Dwi, 2007:1). Sedangkan metode penilaian kinerja portofolio optimal menggunakan metode Indeks Treynor, Indeks Sharpe dan Indeks Jensen sebagai perwakilan dari Adjusted Riskkarena dalam penelitiannya menggunakan betaportofolio sehingga dapat dibandingkan dengan metode Single Index Model yang dalam pembentukannya menggunakanbetaindividu saham.


(1)

11. SMGR

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N SMGR .0149164 .08022625 55 rm_jii .0089778 .04327850 55

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) .002 .007 .268 .789

rm_jii 1.455 .158 .785 9.220 .000

a. Dependent Variable: SMGR

12. TLKM

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N TLKM -.0004552 .12781042 55 rm_jii .0089778 .04327850 55

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -.010 .017 -.582 .563

rm_jii 1.028 .380 .348 2.705 .009


(2)

13. UNTR

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N UNTR .0029393 .08275634 55 rm_jii .0089778 .04327850 55

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -.007 .009 -.746 .459

rm_jii 1.107 .214 .579 5.167 .000

a. Dependent Variable: UNTR

14. UNVR

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N UNVR .0151624 .06808738 55 rm_jii .0089778 .04327850 55

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) .012 .009 1.262 .212

rm_jii .402 .209 .256 1.924 .060


(3)

Lampiran 7

Output SPSS Saham Indeks LQ45

1. ADRO

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N ADRO -.0009929 .11207247 55 rm_lq45 .0109201 .04922673 55 Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -.009 .015 -.574 .569

rm_lq45 .691 .298 .304 2.320 .024

a. Dependent Variable: ADRO

2. BBCA

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N BBCA .0178673 .06582721 55 rm_lq45 .0109201 .04922673 55 Coefficientsa

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients


(4)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) .009 .009 1.043 .302

rm_lq45 1.317 .174 .720 7.554 .000

a. Dependent Variable: BBNI

4. BBRI

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N BBRI .0149460 .11605334 55 rm_lq45 .0109201 .04922673 55 Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -.005 .010 -.556 .581

rm_lq45 1.870 .197 .793 9.484 .000

a. Dependent Variable: BBRI

5. BDMN

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N BDMN -.0007704 .08312586 55 rm_lq45 .0109201 .04922673 55

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -.010 .010 -.964 .340

rm_lq45 .823 .203 .487 4.063 .000


(5)

6. BMRI

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N BMRI .0187512 .08704329 55 rm_lq45 .0109201 .04922673 55 Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) .002 .006 .339 .736

rm_lq45 1.527 .123 .863 12.463 .000

a. Dependent Variable: BMRI

7. GGRM

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N GGRM .0190399 .09537135 55 rm_lq45 .0109201 .04922673 55 Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) .013 .013 1.043 .302

rm_lq45 .520 .256 .268 2.027 .048

a. Dependent Variable: GGRM


(6)

9. JSMR

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N JSMR .0256424 .07515305 55 rm_lq45 .0109201 .04922673 55 Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) .018 .009 1.925 .060

rm_lq45 .718 .185 .470 3.878 .000

a. Dependent Variable: JSMR

10. PGAS

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N PGAS .0116198 .08125091 55 rm_lq45 .0109201 .04922673 55

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) .005 .011 .466 .643

rm_lq45 .616 .210 .373 2.927 .005