Analisis perbandingan kinerja portofolio optimal menggunakan metode efficient frontier dan single index model (studi kasus pada LQ45 dan JII)

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

i DAFTAR RIWAYAT HIDUP

IDENTITAS DIRI

Nama : Rizki Maulana

Tempat / Tanggal Lahir : Bogor, 28 Februari 1989

Agama : Islam

Alamat : Jl. Delima 1 Rt/Rw 01/03 Curug Sawangan-Depok Telp / Hp : 0813 8733 2707

E-mail : Rizki.maulana028@gmail.com

Rizki_maulana2842@yahoo.com

Hanura_cool28@yahoo.com

PENDIDIKAN FORMAL

1995 – 2001 : SDN PARUNG 02.

2001 – 2004 : SMP Negeri 1 Parung, Kab. Bogor. 2004 – 2007 : SMA Negeri 1 Parung, Kab. Bogor.

2007 – 2011 : S1 Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

PENGALAMAN ORGANISASI

2002-2003 : Bendahara PMR SMPN 1 Parung dan Anggota OSIS divisi Bendahara.

2004-2005 : Bendahara Rohis SMAN 1 Parung dan Anggota OSIS Divisi Humas.

2005-2006 : Wakil Ketua Pencak Silat SMAN 1 Parung 2007-2010 : Bendahara ARIMAS (Remaja Islam Masjid

As-Shabirin).

2008-2009 : BemJ Manajemen Divisi Mading UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


(6)

ii PENGALAMAN BEKERJA

2004 : Agen Koran

SEMINAR DAN TRAINING

2007 : Peserta Pelatihan Jurnalistik 2007 : Peserta Training Organisasi

2007 : Peserta Seminar Peran Pemuda untuk Ekonomi Kerakyatan.

2008 : Peserta Seminar Financial Invesment Industry 2008 : Peserta ESQ Leadership Training.

2008 : Peserta Workshop Wirausaha. 2008 : Peserta Seminar Ekonomi Islam.

2008 : Peserta Seminar Dampak Krisis Keuangan Global Terhadap Perekonomian Indonesia.

2009 : Peserta Seminar Launching Buku dan Seminar Nasional.

2010 :Peserta Seminar Membangun Brand Image Melalui Strategi Public Relation dan Event.

2010 : Peserta Kuliah Kerja Sosial Bebas Terkendali (KKSBT).


(7)

iii Abstract

This research aims to compare the performance of optimal portfolio shares LQ45 and JII. Sampling method that used in this research is purposive sampling, which LQ45 and JII as the research sample. Secondary data is used in this research, provide by stocks that listed in LQ45 and JII in 2007-2009. Efficient Frontier and Single Index Model were used for research methodology, and used the calculation Reward to Variability Ratio. The results of this research shows stocks of JII better than stocks of LQ45. This result can be used as reference for investor who will invest their fund in JII stock, but it is not the guarantee that it will not change in the future.

Keywords: LQ45, JII, Efficient Frontier, Single Index Model, Reward to Variability Ratio.


(8)

iv Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan kinerja portofolio optimal saham LQ45 dan JII. Metode penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu purposive sampling, dengan LQ45 dan JII sebagai sampel. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder, yang bersumber dari saham yang terdaftar di LQ45 dan JII tahun 2007-2009. Metodologi yang digunakan adalah Efficient Frontier and Single Index Model. Hasil penelitian ini menemukan bahwa saham di JII lebih baik hasilnya dibandingkan dengan saham LQ45. Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi investor yang ingin menginvestasikan dananya pada saham JII, namun tidak menjamin kinerja portofolio yang akan diperoleh di masa yang akan datang akan tetap sama.

Kata kunci: LQ45, JII, Efficient Frontier, Single Index Model, Reward to Variability Ratio


(9)

v

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Maha Besar Allah SWT, terpanjat puji dan syukur atas anugerah yang Allah berikan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhirnya ini dengan segala kekurangan dan kelebihannya.

Penulis percaya bahwa segala sesuatu yang terjadi merupakan izin dan ketetapan Allah SWT. Namun penyusunan skripsi ini tidak lepas dari orang-orang di sekitar penulis yang begitu banyak memberi bantuan serta dukungan pada penulis. Untuk itulah, dengan selesainya penulisan skripsi ini sebagai prasyarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi, izinkan penulis mengucapkan rasa terima terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Untuk yang pertama saya ucapkan terima kasih banyak kepada Seorang yang sangat berharga dan berarti sekali bagi penulis yaitu Mama yang sedang sakit setelah operasi dan yang sudah memberikan kasih sayangnya selama ini dari kecil Hingga saat ini sampai saya menempuh Perguruan Tinggi. Kasih sayangmu serta perhatianmu memberikan Motivasi bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

2. Yang kedua saya ucapkan terima kasih banyak lagi kepada Mama yang telah memberikan dukungan baik berupa materi maupun non materi kepada Penulis, sekali lagi dukunganmu ini sangat berarti bagi penulis. Lagi-lagi ini memberikan motivasi kembali kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

3. Terima kasih kembali kepada Mama saya kembali, yang selalu berada di sisi penulis pada saat sehat maupun sakit saat menyelesaikan skripsi ini. Kembali ini sangat memberikan motivasi kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Semoga mama cepat sembuh dan diberikan kesehatan selalu dan umur yang panjang dan berkah. AMIIN YA ALLAH S.W.T


(10)

vi Tanpamu saya bukanlah apa-apa dan tidak akan jadi seperti saat ini, Ibu kau lah alasan saya berada di dunia selain untuk beribadah Kepada ALLAH S.W.T.

4. Terima kasih kepada bapa yang telah memberikan dukungan baik berupa materi maupun non materi, ini juga memberikan motivasi kepada penulis. 5. Bu Haji Endang (Kepala Sekolah) SDN Parung 04, terima kasih telah

banyak membantu penulis baik materi maupun non materi.

6. Kakak-kakak yang telah memberikan dukungan baik berupa materil maupun non materil, serta keponakan-keponakan yang dapat mencairkan suasana. Dan juga seluruh keluarga. Kalian semua menjadi motivasi bagi penulis. 7. H. Ahmad Dumyati Bashori,MA selaku Dosen Pembimbing I yang telah

memberikan bimbingan dengan sabar.

8. Titi Dewi Warninda,SE,M.Si selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dengan sabar.

9. Suhendra, S.Ag., MM selaku Ketua Jurusan Manajemen.

10. Leis suzanawati, SE, M.Si selaku Sekertaris Jurusan Manajemen.

11. Bapak dan Ibu dosen pengajar Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan.

12. Teman-teman Manajemen B angkatan 2007 (Akim, Jeje, Agi, Bimo, Ariyanto, Haikal, Asu, Ole, Doli, Bangga, Nanang, Farid, Zadi, Opung, Dini, Novi, Ria, Umi, Ade, Ayu, Pingkan, Wulan, Cha-cha ) atas kebersamaan dan kenangan indah yang pernah diukir bersama. Senang menjadi bagian dari kalian. Jaga terus Kebersamaan yang telah kita bangun. 13. Teman-teman Manajemen Keuangan B angkatan 2007 (Agus, Adit, Lingga,

Fauzan, Andri, Elvin, Dedy, Dery, Bimo, Andi, Aryanto, Qodar, Aji, Ramdan, Nidia, Ria, Eva, Umi, Ika, Emil, Oweng, Adlin, Tya, Diah, Susan, Weny, Pia, Anggi) atas kebersamaan dan kenangan indah yang telah diukir bersama. Jaga terus Kebersamaan yang telah kita bangun.

14. Terima kasih kepada pipit, yang telah membantu, dan memberikan masukan-masukan bagi penulis, masukan-masukan yang diberikan sangat membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.


(11)

vii 15. Terima kasih kepada cupit,yang telah membantu dan memberikan

masukan-masukan dalam pembuatan skripsi ini.

16. Terima kasih kepada Dini, yang telah meluangkan waktunya untuk membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

17. Terima kasih kepada Eva yang telah membantu dan meluangkan waktunya dalam menyelesaikan skripsi ini,

18. Terima kasih juga kepada Agus yang telah membantu penulis.

19. Teman-teman Fakultas Ekonomi dan Bisnis 2007 yang tidak dapat disebutkan namanya satu per satu. Senang bisa menjadi bagian dari kalian. 20. Seluruh teman-teman baik dari Fakultas Ekonomi maupun dari Fakultas

lain, terimakasih atas semangat dan dukungan kepada penulis.

21. Para staf Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 22. Seluruh pihak yang turut mendukung dan membantu penulis baik moril

maupun materil, namun tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan, namun semua ini semata-mata karena keterbatasan penulis. Akhir kata, besar harapan penulis, skripsi ini dapat bermanfaat.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Jakarta, Juni 2011


(12)

viii DAFTAR ISI

COVER Hal

COVER Dalam

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

DAFTAR RIWAYAT HIDUP... i

ABSTRACT... iii

ABSTRAK... iv

KATA PENGANTAR... v

DAFTAR ISI... viii

DAFTAR TABEL... xiii

DAFTAR GAMBAR... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian……….. 1

B. Perumusan Masalah………. 5

C. Tujuan Penelitian………... 6

D. Manfaat Penelitian ... ... 6

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Investasi……….. 8

1. Pengertian Investasi ……… 8

2. Proses Investasi……… 8

a. Penentuan Kebijakan Investasi... 9

b. Analisis Sekuritas... 9


(13)

ix

d. Melakukan Revisi Portofolio... 11

e. Evaluasi Kinerja Portofolio... 11

B. Pasar Modal………... 12

1. Pengertian Pasar Modal... 12

2. Fungsi Pasar Modal... 15

3. Pelaku Pasar Modal……… 16

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pasar Modal... 16

a. Supply Sekuritas... 16

b. Demand akan Sekuritas... 17

c. Komdisi Politik dan Ekonomi... 17

d. Masalah Hukum dan Peraturan... 17

e. Peran-peran lembaga pendukung pasar modal yang akan membantu kegiatan pasar modal... 17

5. Produk-Produk di Pasar Modal... 18

a. Reksadana... 18

b. Saham... 18

c. Saham Preferen... 18

d. Obligasi... 19

e. Obligasi Konversi (Convertible Bond)... 19

f. Waran... 19

g. Right Issue... 20

6. Jenis Pasar Modal………. 20

a. Pasar Pertama (Pertama)……….. 20

b. Pasar Modal Kedua (Sekunder)……… 21

c. Pasar Ketiga (Over The Counter Market……….. 23

d. Pasar Ke empat……….. 24


(14)

x

1. Pengertian Saham... 25

a. Deviden... 26

b. Capital Gain... 26

2. Penilaian Saham... 29

a. Nilai Nominal... 29

b. Harga Dasar (Base Price)... 29

c. Harga Pasar (Market Price)... 29

3. Indeks Harga Saham... 31

4. Indeks LQ45... 32

5. Indeks Jakarta Islamic Indeks (JII)... 33

a. Kriteria Pemilihan Saham yang Memenuhi Prinsip-Prinsip Syariah... 34

b. Kriteria Pemilihan Saham Jakarta Islamic Indeks (JII)... 36

c. Evaluasi Indeks dan Pergantian Saham... 37

6. Diversifikasi………... 37

7. Tingkat Hasil (Rate of Return) & Tingkat Risiko (Rate Of Risk)... 37

a. Tingkat Hasil (Rate of Return)... 37

b. Tingkat Risiko (Rate of Risk)... 41

D. Teori Portofolio... 42

1. Pengertian Portofolio... 42

2. Portofolio yang Efisien... 44

3. Expected Return & Risiko Portofolio... 44

4. Teori Pembentukan Portofolio... 46

a. Teori Pembentukan Efficient Frontier... 46 b. Teori Pembentukan Single Indeks Model (SIM) 50


(15)

xi

c. Kinerja Portofolio... 58

d. Rewad to Variability Ratio... 59

E. Penelitian Terdahulu... 60

F. Kerangka Berfikir... 62

BAB III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian... 64

B. Teknik Penentuan Sampel... 64

C. Teknik Pengumpulan Data... 67

D. Teknik Analisis... 68

E. Operasional Variabel... 75

BAB IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Saham-saham Kandidat Portofolio... 77

1. Metode Efficient Frontier Curve... . 77

a. Portofolio LQ45... 77

b. Portofolio JII... 84

2. Metode Single Indeks Model... 89

a. Portofolio LQ45... 89

b. Portofolio JII... 94

B. Saham Anggota Portofolio Optimal... 97

1. Metode Efficient Frontier Curve... 98

a. Portofolio Optimal LQ45... 98

b. Portofolio Optimal JII... 100

2. Metode Single Index Model... 103

a. Portofolio Optimal LQ45... 103

b. Portofolio Optimal JII... 108

C. Perbandingan Portofolio Optimal LQ45 dan JII 1. Metode Efficient Frontier Curve... 112


(16)

xii 2. Metode Single Index Model... 114

BAB V KESIMPULAN & SARAN

A. Kesimpulan... 117 B. Saran... . 121 DAFTAR PUSTAKA


(17)

xiii

DAFTAR TABEL

No Keterangan Halaman

4.1 Daftar Perusahaan yang Konsisten Masuk Perhitungan

Indeks LQ45 Periode Januari 2007-Desember 2009 79 4.2 Rata-rata Saham Kandidat Portofolio LQ45 Periode

Januari 2007-Desember 2009 81

4.3 Daftar Perusahaan yang Lolos Menjadi Kandidat Anggota

Portofolio LQ45 Periode Januari 2007-Desember 2009 82 4.4 Rata-rata Seluruh Saham Kandidat Portofolio LQ45 Periode

Januari 2007- Desember 2009 83

4.5 Daftar Perusahaan yang Lolos Menjadi Kandidat Anggota

Portofolio LQ45 Periode Januari 2007-Desember 2009 84 4.6 Daftar Perusahaan yang Konsisten Masuk Perhitungan

Indeks JII Periode Januari 2007-Desember 2009 86 4.7 Rata-rata Saham Kandidat Portofolio JII Periode

Januari 2007- Desember 2009 87

4.8 Daftar Perusahaan yang Lolos menjadi Kandidat Anggota

Portofolio JII Periode Januari 2007-Desember 2009 87 4.9 Rata-rata Return Seluruh Saham Kandidat Portofolio

JII Periode Januari 2007- Desember 2009 88 4.10 Daftar Perusahaan yang Lolos Menjadi Kandidat Anggota

Portofolio JII Periode Januari 2007- Desember 2009 89 4.11 Daftar Perusahaan yang Konsisten Masuk Perhitungan

Indeks LQ45 Periode Januari 2007- Desember 2009 91 4.12 Rata-rata Saham Kandidat Portofolio LQ45 Periode


(18)

xiv

Januari 2007-Desember 2009 93

4.13 Daftar Perusahaan yang Lolos Menjadi Kandidat Anggota

Portofolio LQ45 Periode Januari 2007- Desember 2009 94 4.14 Daftar Perusahaan yang Konsisten Masuk Perhitungan

Indeks JII Periode Januari 2007- Desember 2009 96 4.15 Rata-rata Return Saham Kandidat Portofolio JII

Periode Januari 2007- Desember 2009 97 4.16 Daftar Perusahaan yang Lolos Menjadi Kandidat Anggota

Portofolio JII Periode Januari 2007- Desember 2009 97 4.17 Alokasi Investasi Portofolio LQ45 Periode Januari 2007

Desember 2009 101

4.18 Alokasi Investasi Portofolio JII Periode Januari 2007-

Desember 2009 104

4.19 Komposisi Alfa, Beta, Expected Return, dan ERB Saham Kandidat Portofolio LQ45 Periode Januari 2007-

Desember 2009 105

4.20 Penentuan Cut Off Rate Saham Portofolio LQ45 Periode

Januari 2007- Desember 2009 107

4.21 Komposisi Saham Anggota Portofolio LQ45 Periode

Januari 2007-Desember 2009 108

4.22 Alfa, Beta, Weekly Return, dan Standar Deviasi Portofolio

Periode Januari 2007-Desember 2009 108

4.23 Komposisi Alfa, Beta, Expected Return , dan ERB 7 Saham Kandidat Portofolio JII Periode Januari 2007-

Desember2009 109

4.24 Penentuan Cut off rate Saham Portofolio JII Periode


(19)

xv 4.25 Komposisi Saham Anggota Portofolio JII Periode JII

Periode Januari 2007-Desember 2009 112

4.26 Alfa, Beta, Weekly Return dan Standar Deviasi Portofolio

JII Periode Januari 2007-Desember 2009 113 4.27 Perbandingan Portofolio LQ45 dan JII Metode Efficient

Frontier Periode Januari 2007-Desember 2009 113 4.28 Perbandingan Portofolio LQ45 dan JII Metode Efficient

Single Index Model Januari 2007-Desember 2009 114 4.29 Perbandingan Portofolio LQ45 dan JII Metode Single Indeks

Model Periode Januari 2007-Desember 2009 115 4.30 Saham-saham Portofolio LQ45 dan JII Metode Single Indeks


(20)

xvi

DAFTAR GAMBAR

No Keterangan Halaman

2.1 Kerangka Pemikiran 64

4.1 Efficient Frontier LQ45 Periode Januari 2007-

Desember 2009 99

4.2 Efficient Frontier dan Capital Allocation Line LQ45

Periode Januari 2007-Desember 2009 100

4.3 Efficient Frontier JII Periode Januari 2007

Desember 2009 102

4.4 Efficient Frontier dan Capital Allocation Line JII


(21)

xvii DAFTAR LAMPIRAN

N o Keterangan Halaman

1 Daftar perusahaan yang konsisten masuk perhitungan

Indeks LQ45 Periode Januari 2007-Desember 2009 ... 123 2 Rata-rata Saham kandidat Portofolio LQ45 periode

Januari 2007-Desember 2009 ... 124 3 Daftar perusahaan yang lolos menjadi kandidat anggota

Portofolio LQ45 Periode Januari 2007-Desember 2009 ... 125 4 Rata-rata seluruh saham kandidat portofolio LQ45

Periode Januari 2007-Desember 2009 ... 126 5 Daftar perusahaan yang lolos menjadi kandidat anggota

Portofolio LQ45 Periode Januari 2007-Desember 2009 ... 127 6 Daftar perusahaan yang konsisten masuk perhitungan

Indeks JI Periode Januari 2007-Desember 2009 ... 127 7 Rata-rata return saham kandidat Portofolio JII Periode

Januari 2007-Desember 2009 ... 127 8 Daftar perusahaan yang lolos menjadi kandidat anggota

Portofolio JII Periode Januari 2007-Desember 2009... 128 9 Rata-rata return seluruh saham kandidat Portofolio JII

Periode Januari 2007- Desember 2009 ... 128 10 Daftar perusahaan yang lolos menjadi kandidat anggota


(22)

xviii 11 Efficient Frontier LQ45 Periode Januari 2007

Desember 2009 ... 129 12 Efficient Frontier dan Capital Allocation Line LQ45

Periode Januari 2007-Desember 2009 ... 129 13 Alokasi investasi portofolio LQ45 Periode

Januari 2007- Desember 2009 ... 130 14 Efficient Frontier JII Periode Januari 2007-

Desember 2009 ... 130 15 Efficient Frontier dan Capital Allocation Line JII

Periode Januari 2007-Desember 2009 ... 131 16 Alokasi investasi Portofolio JII Periode Januari 2007

Desember 2009 ... 131 17 Komposisi alfa, beta, rxpected return dan ERB 14

Saham kandidat Portofolio LQ45 Periode Januari 2007

Desember 2009 ... 132 18 Komposisi saham anggota Portofolio LQ45 Periode

Januari 2007-Desember 2009 ... 132 19 Alfa, beta, weekly return,dan standar deviasi

Portofolio LQ45 Periode Januari 2007- Desember 2009 ... 132 20 Komposisi alfa, beta, expected return, dan ERB 7 Saham

Kandidat Portofolio JII Periode Januari 2007 Desember 2009 ... 133


(23)

xix Januari 2007- Desember 2009 ... 133 22 Alfa, beta, weekly return dan standar deviasi Portofolio

JII Periode Januari 2007-Desember 2009... 133 23 Perbandingan Portofolio LQ45 dan JII Metode Efficient

Frontier Periode Januari 2007-Desember 2009 ... 133 24 Perbandingan Portofolio LQ45 dan JII Metode

Single Index Model Periode Januari 2007-Desember 2009 ... 134 25 Penentuan Cut off Rate (C*) Saham Portofolio LQ45

Periode Januari 2007-Desember2009... 135 26 Penentuan Cut off Rate (C*) Saham Portofolio JII

Periode Januari 2007-Desember 2009 ... 136 27 Perhitungan Average return dan standar deviasi Saham-

Saham LQ45 (Januari 2007- Desember 2009) ... 137 28 Korelasi Matrix saham-saham LQ45 Periode Januari 2007-

Desember 2009 ... 143 29 Kovarian Matrix Saham-Saham LQ45 Periode

Januari2007-Desember 2009 ... 143 30 Perhitungan Average return dan standar deviasi saham-

saham JII (Januari 2007-Desember 2009) ... 144 31 Korelasi Matrix saham-saham JII Periode

Januari 2007-Desember 2009 ... 149 32 Kovarian Matrix saham-saham JII Periode Januari2007-


(24)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pasar modal merupakan salah satu sarana berinvestasi yang menarik bagi investor. Hal ini disebabkan pasar modal menjanjikan pengembalian yang lebih besar kepada investor dibanding perbankan. Pasar modal memberikan kesempatan kepada investor untuk dapat memilih secara bebas sekuritas– sekuritas yang diperdagangkan di pasar modal sesuai dengan preferensi risiko, ketersediaan dana dan jangka waktu investasi.

Sesuai dengan perkembangan zaman yang semakin mengacu pada era globalisasi dan berorientasi pada pengembangan bisnis baik dibidang moneter maupun non moneter, maka setiap perusahaan atau individu akan berusaha untuk meningkatkan nilai perusahaan atau meningkatkan modalnya secara optimal dengan cara berinvestasi pada sektor keuangan atau non keuangan. Untuk berinvestasi di sektor keuangan dapat dilakukan dengan membeli saham yang ada di Bursa Efek Indonesia (BEI). Orang tertarik untuk berinvestasi di bursa karena adanya keterbukaan informasi. Salah satu jenis sekuritas yang diperdagangkan di Bursa adalah saham. Investor yang berinvestasi tentunya mengharapkan tingkat pengembalian yang lebih tinggi daripada investasi awalnya. Investor yang berinvestasi tentu mengharapkan pengembalian yang lebih tinggi daripada investasi awalnya. Mereka juga


(25)

2 tidak mengiginkan emiten (penerbit sekuritas) tidak mampu melaksanakan kewajibannya ketika saham tersebut jatuh tempo.

Dalam berinvestasi seorang investor harus berfikir apakah menanamkan seluruh modalnya ke satu jenis saham saja, karena dianggap saham tersebut memberikan tingkat keuntungan yang tinggi atau lebih. Sikap itu tidaklah bijaksana, karena bila tingkat keuntungan tinggi maka risiko investasi juga dengan sendirinya menjadi tinggi. Hal yang lebih bijaksana dalam berinvestasi adalah melakukan diversifikasi pada investasi. Pemikiran tersebut muncul karena bila investasi pada satu lahan gagal, maka masih ada lahan lain yang dapat diharapkan keuntungannya sehingga bisa dikatakan resiko investasi menjadi lebih rendah.

Menanamkan modal pada lebih dari satu inilah yang disebut dengan membentuk portofolio. Sasaran manajemen portofolio adalah membangun berbagai sekuritas dan asset-asset lainya sehingga membentuk suatu portofolio dalam rangka meminimumkan risiko pada tingkat keuntungan tertentu.

Menurut Harianto Sudarno (1998) investasi adalah suatu kegiatan menempatkan dana pada satu lebih asset atau lebih asset selama periode tertentu dengan harapan dapat memperoleh hasil penghasilan dan atau peningkatan nilai (investasi). Dalam dunia nyata hampir semua investasi selain mendatangkan penghasilan (return) investasi juga mengandung unsur ketidakpastian atau risiko.


(26)

3 Salah satu karakteristik investasi pada sekuritas adalah kemudahan untuk membentuk portofolio investasi artinya, pemodal dapat dengan mudah menyebar (melakukan diversifikasi) investasinya pada berbagai kesempatan investasi.

Salah satu instrumen investasi adalah saham, di Indonesia saham diperdagangkan di bursa efek. Pada tahun 1991 pemerintah Indonesia mendirikan PT Bursa Efek Jakarta untuk mengakomodasi pesatnya pertumbuhan pasar modal di Indonesia pada waktu itu. Pertumbuhan bursa efek pada tahun-tahun berikutnya menjadi semakin cepat, terutama sejak dilakukan system otomasi perdagangan pada tanggal 25 Mei 1995. Semua indicator perdagangan seperti nilai, volume dan frekuensi transaksi menunjukan pertumbuhan yang luar biasa. pada tahun 2007 rata-rata nilai transaksi telah mencapai angka diatas Rp 4.3 Triliun per hari. Bahkan pada tahun 2008 sampai dengan semester pertama, rata-rata nilai transaksi harian meningkat menjadi Rp 5.6 Triliun. Meskipun pada semester kedua terjadi penurunan karena ada krisis “Subrime” di Amerika Serikat yang mempengaruhi semua bursa didunia tidak terkecuali indonesia, akan tetapi rata-rata nilai transaksi pada tahun 2008 masih lebih tinggi dari tahun 2007 yaitu sebesar Rp 4.5 Triliun. Angka tersebut meningkat luar biasa jika dibandingkan dengan awal- awal swastanisasi bursa efek atau sebelum diberlakukan otomasi perdagangan. Pada tahun 1994, rata-rata nilai transaksi hanya sebesar Rp 104 miliar perhari. Hal ini berarti dalam kurun waktu 14 tahun rata-rata nilai transaksi harian telah meningkat sebesar kurang 4000%


(27)

4 seiring dengan perkembangan pasar dan tuntutan untuk lebih meningkatkan efisiensi serta daya saing dikawasan regional, maka efektif tanggal 3 desember 2007 secara resmi PT Bursa Efek Jakarta digabung dengan PT Bursa Efek Surabaya dan berganti nama menjadi PT Bursa Efek Indonesia. (Buku Panduan Indeks Harga Saham BEI, 2008:1).

Seiring dengan meningkatnya aktivitas perdagangan yang ditunjukan oleh kenaikan indeks harga saham gabungan (IHSG), kebutuhan untuk memberikan informasi yang lebih lengkap kepada masyarakat mengenai perkembangan bursa, juga semakin meningkat. Salah satu informasi yang diperlukan tersebut adalah indeks harga saham sebagai cerminan dari pergerakan harga saham sekarang ini, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) memiliki delapan macam indeks harga saham sebagai salah satu pedoman bagi investor untuk berinvestasi di pasar modal, yaitu antara lain indeks harga saham gabungan (IHSG), indeks sektoral, indeks LQ45, Jakarta Islamic Indeks (JII) indeks kompas 100, indeks papan utama, indeks pengembangan, dan indeks individual. seluruh indeks yang ada di BEI mengunakan metode perhitungan yang sama, yaitu metode rata-rata tertimbang berdasarkan jumlah saham tercatat (Buku Panduan Indeks Harga Saham BEI 2008:2-3).

Dari delapan indeks yang tercatat di BEI tersebut, yang mendapat perhatian lebih dari para fund manager ataupun para investor adalah indek LQ45 dan JII dikarenakan kedua indeks ini memiliki beberapa keunggulan. Berdasarkan pernyataan kuncoro (2006), indeks LQ45 dan JII memiliki kinerja pengembalian atas investasi saham pada indeks yang cukup baik dan


(28)

5 memiliki daya tahan yang kuat. Selain itu, saham-saham yang terdapat dikedua indeks ini dipilih berdasarkan kriteria tertentu sehingga memiliki kualitas yang baik dan memiliki tingkat risiko yang lebih rendah.

Atas dasar inilah penulis memilih obyek penelitian saham LQ45 dan JII untuk memberikan informasi mengenai portofolio optimal yang dibentuk dari saham masing-masing indeks. Diharapkan penelitian ini akan memberikan gambaran kepada fund manager dan investor dalam menentukan saham-saham pernyusun portofolionya Berdasarkan uraian tersebut , maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Perbandingan Kinerja Portofolio Optimal Menggunakan Metode Efficient Frontier, dan Single Index Model (Studi Kasus pada LQ45 dan JII)”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan di atas maka permasalahan yang diambil dalam penelitian ini adalah:

1. Saham-saham apa sajakah yang membentuk portofolio saham optimal dan indeks LQ45 dan JII berdasarkan Metode Efficient Frontier Curve, Single Index Model, Periode Januari 2007 sampai Desember 2009.

2. Bagaimana kinerja setiap portofolio optimal yang terbentuk berdasarkan perhitungan Reward To Variability Ratio.

3. Berdasarkan perhitungan Reward to Variability Ratio, Portofolio Optimal manakah yang menghasilkan kinerja yang lebih baik.


(29)

6 C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan di atas maka untuk menganalisis portofolio yang optimal dengan menggunakan metode Efficient Frontier Curve dan Single Index Model, tujuan yang ingin dicapai adalah:

1. Untuk mengetahui saham-saham apa sajakah yang membentuk portofolio saham optimal dari Indeks LQ45 dan JII berdasarkan metode Efficient Frontier, Single Indeks Model, Periode Januari 2007 sampai Desember 2009

2. Menghitung kinerja setiap portofolio optimal yang terbentuk dengan perhitungan Reward To Variability Ratio.

3. Menentukan portofolio optimal terbaik dari proses perbandingan kinerja kedua portofolio optimal, yang didapat melalui kedua metode diatas.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat bagi akademik

Untuk pengembangan ilmu pengetahuan secara teoritis sebagaimana yang telah dipelajari didalam perkuliahan dan sebagai pengetahuan tentang pasar modal dan investasi. Dan bagi civitas akademika menambah informasi, sumbangan penelitian bahan kajian dalam penelitian.

2. Manfaat bagi investor dan masyarakat

a. Memberikan informasi dan pengetahuan tentang pembentukan portofolio yang optimal.


(30)

7 b. Sebagai bahan pertimbangan bagi para investor dalam melakukan jual


(31)

8 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Investasi

1. Pengertian Investasi

Menurut Husnan (1998:3) investasi adalah setiap pengguna dana dengan maksud memperoleh penghasilan. Sedangkan menurut Eduardus Tandelilin (2005:2) investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa yang akan datang. Dan menurut Jogiyanto (2005;5) Investasi adalah penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan didalam produksi yang efisien selama periode waktu yang tertentu. Pihak-pihak yang melakukan kegiatan investasi disebut investor, investasi juga mempelajari bagaimana mengelola kesejahteraan investor (investor wealth). Kesejahteraan dalam konteks investasi berarti kesejahteraan yang sifatnya moneter bukanya kesejahtraan rohaniah.

2. Proses Investasi

Proses investasi menurut Husnan Suad (2005:48) bagaimana pemodal seharusnya melakukan investasi dalam sekuritas, yaitu sekuritas apa yang akan dipilih, seberapa banyak investasi tersebut dan kapan investasi tersebut akan dilakukan. Untuk mengambil keputusan tersebut diperlukan langkah-langkah sebagai berikut:


(32)

9 a. Penentuan kebijakan Investasi

Pada tahap ini menurut Eduardus Tandelilin (2010:13) pemodal perlu menentukan tujuan investasinya dan banyaknya investasi yang akan dilakukan. Karena ada hubungan yang positif antara risiko dan keuntungan investasi. Maka pemodal tidak bisa mengatakan bahwa tujuan investasinya adalah untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya. Ia harus menyadari bahwa ada kemungkinan menderita kerugian. Jadi tujuan investasi harus dinyatakan baik dalam keuntungan maupun risiko. Jumlah dana yang akan diinvestasikan mempengaruhi keuntungan yang diharapkan dan risiko yang ditanggung. Pemodal yang meminjam dana dan menginvestasikannya pada berbagai saham, akan menanggung risiko yang lebih tinggi daripada pemodal yang menggunakan seratus persen modalnya sendiri. b. Analisis Sekuritas

Pada tahap ini Menurut Suad Husnan (2005:48) pemodal melakukan analisis terhadap sekuritas secara individual (atau beberapa kelompok sekuritas). Ada dua filosofi dalam melakukan analisis sekuritas yaitu:

1) Mereka yang berpendapat bahwa ada sekuritas yang mispriced (harganya salah, mungkin terlalu tinggi, mungkin terlalu rendah), dan analisis dapat mendeteksi sekuritas-sekuritas tersebut. Ada berbagai cara untuk melakukan analisis ini, tetapi pada garis besarnya cara-cara tersebut dapat dikelompokan


(33)

10 menjadi dua , yaitu analisis teknikal dan analisis fundamental. Analisis teknikal menggunakan data (perubahan) harga di masa lalu untuk memperkirakan harga sekuritas di masa mendatang. Analisis fundamental berupaya untuk mengidentifikasi prospek perusahaan (melalui analisis terhadap factor-faktor yang mempengaruhinya) untuk bisa memperkirakan harga saham di masa mendatang.

2) Mereka yang berpendapat bahwa harga sekuritas adalah wajar. Kalaupun ada sekuritas yang mispriced, analis tidak mampu untuk mendeteksinya. Pada dasarnya mereka yang menganut pendapat ini berpendapat bahwa pasar modal efisien. Dengan demikian pemilihan sekuritas bukan didasarkan atas factor mispriced, tetapi didasarkan atas prefensi risiko pasar pemodal (pemodal yang bersedia menanggung risiko tinggi akan memilih saham yang lebih berisiko), pola kebutuhan kas (pemodal yang menginginkan penghasilan yang tetap akan memilih saham yang membagikan dividen dengan stabil), dan sebagainya. Kentungan pemodal sesuai dengan pendapat ini adalah sesuai dengan risiko yang mereka tanggung.

c. Pembentukan Portofolio

Menurut Suad Husnan (2005:49) Portofolio berarti sekumpulan investasi. Tahap ini menyangkut identifikasi sekuritas-sekuritas mana yang akan dipilih, dan berapa proporsi dana yang akan ditanamkan


(34)

11 pada masing-masing sekuritas tersebut. Pemilihan banyak sekuritas (dengan kata lain pemodal melakukan diversifikasi), dimaksudkan untuk mengurangi risiko yang ditanggung. Sebagaimana telah disebutkan diatas , pemilihan sekuritas dipengaruhi antara lain oleh preferensi risiko pemodal, maka pemodal dapat melakukan perubahan terhadap sekuritas-sekuritas yang membentuk portofolio tersebut. d. Melakukan Revisi Portofolio

Menurut Suad Husnan (2005:49) Tahap ini merupakan pengulangan atas tiga tahap sebelumnya, jika dirasa bahwa portofolio yang sekarang dimiliki tidak lagi optimal, atau tidak lagi sesuai dengan preferensi risiko pemodal, maka pemodal dapat melakukan perubahan terhadap sekuritas-sekuritas yang membentuk portofolio tersebut. e. Evaluasi Kinerja Portofolio

Menurut Eduardus Tandelilin (2010: 16) Dalam tahap ini pemodal melakukan penilaian terhadap kinerja portofolio, baik dalam aspek tingkat keuntungan yang diperoleh maupun risiko yang ditanggung. Tidak benar kalau suatu portofolio yang memberi keuntungan lebih tinggi pasti lebih baik daripada portofolio lainya. Factor risiko perlu dimasukan karena itu diperlukan suatu standar pengukuranya.

Pada dasarnya investor sangat menyukai investasi yang menghasilkan pengembalian tertinggi, tetapi tidak menyukai adanya risiko. Tingkat pengembalian yang tinggi, akan selalu diikuti risiko yang tinggi. Jadi, tidaklah tepat bahwa tujuan investasi adalah untuk mendapat tingkat


(35)

12 pengembalian yang setinggi-tingginya, karena hal ini akan diikuti oleh risiko yang tinggi pula.

Menurut Eduardus Tandelilin (2010:8), beberapa alasan seseorang melakukan investasi, antara lain:

a. Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa mendatang. Seseorang yang bijaksana akan berfikir bagaimana meningkatkan taraf hidupnya dari waktu ke waktu, atau setidaknya berusaha bagaimana mempertahankan tingkat pendapatannya yang ada sekarang agar tidak berkurang di masa yang akan datang.

b. Mengurangi tekanan inflasi.

c. Dorongan untuk menghemat pajak. B. Pasar Modal

1. Pengertian Pasar Modal

Pasar modal secara umum menurut Mohammad Samsul (2006:43) tempat bertemunya permintaan dan penawaran atau Pasar modal pada dasarnya merupakan penghubung antara pemilik dana, disebut investor (pemodal) dengan pengguna yang disebut emitten (Perusahaan yang Go Public). Para pemodal menggunakan instrument pasar modal untuk keperluan investasi portofolionya sehingga nantinya akan memaksimumkan penghasilan dan emitten memperoleh tambahan dana yang yang dapat digunakan untuk meningkatkan aktivitas usahanya. Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan pasar modal utama Indonesia.


(36)

13 Menurut Eduardus Tandelilin (2010:26) Pasar Modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas, pasar modal juga bisa diartikan sebagai pasar untuk memperjualbelikan sekuritas yang umumnya memiliiki umur lebih dari satu tahun, seperti saham dan obligasi.

Menurut Suad husnan (2001:3) secara formal pasar modal dapat didefininsikan sebagai pasar untuk berbagai instrument keuangan (atau sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta. Dengan demikian pasar modal merupakan konsep yang lebih sempit dari pasar keuangan (financial market). Dalam financial market, diperdagangkan semua bentuk hutang dan modal sendiri, baik dana jangka pendek maupun jangka panjang.

Menurut Dahlan Siamat (2001:249) pasar modal dalam arti sempit adalah suatu tempat yang terorganisasi dimana efek-efek diperdagangkan yang di sebut bursa efek. Bursa Efek atau Stock exchange adalah suatu system yang terorganisasi yang mempertemukan penjual dan pembeli efek yang dilakukan baik secara langsung maupun dengan melalui wakil-wakilnya.

Pasar Modal Menurut kamus pasar uang dan modal adalah pasar yang kongkret atau abstrak yang mempertemukan pihak yang menawarkan dan yang memerlukan dana jangka panjang, yaitu jangka satu tahun keatas,


(37)

14 abstrak dalam pengertian pasar modal adalah transaksi yang dilakukan melalui mekanisme Over the Counter (OTC).

Pengertian pasar modal seperti yang tecantum dalam Bab I, Pasal I , UU Pasar Modal RI No.8 Butir 13 Tahun 1995 tentang Pasar Modal adalah:Pasar Modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan public yang berkaitan dengan efek yang diterbitkanya, serta lembaga dan pfofesi yang berkaitan dengan efek.

Menurut Ahmad Rodoni (2008:40), Pasar Modal (capital Market) adalah pasar keuangan untuk dana-dana jangka panjang (dana yang jatuh temponya lebih dari satu tahun) dan merupakan pasar yang konkrit.

Sedangkan menurut Elsi Kartika Sari dan Advendi Simangunsong (2007:146), pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek atau perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya atau lembaga profesi yang berkaitan dengan efek untuk melakukan transaksi jual beli.

Menurut Rodoni dan Abdul Hamid (2008:124), pasar modal adalah perdagangan instrumn keuangan yang (sekuritas) jangka panjang, antara lain: dalam bentuk modal sendiri (stock) maupun utang (bonds); baik yang diterbitkan pemerintah (Public Authorities) maupun oleh perusahaan swasta (Privat Sector)”.


(38)

15 Dengan demikian maka jelaslah bahwa pasar modal merupakan pasar tempat terjadinya transaksi jual-beli efek, sedangkan bursa efek adalah lembaga yang menyelenggarakan atau menyediakan system guna terlaksananya transaksi yang terjadi di pasar modal.

2. Fungsi Pasar Modal

Menurut Eeng Ahman dan Epi Indriani (Kompetensi Ekonomi:78) fungsi pasar modal yaitu:

a. Sebagai Sarana memperoleh modal yang sehat bagi para pengusaha yang memerlukan tambahan modal.

b. Sebagai sarana bagi masyarakat luas untuk ikut serta menanamkan modalnya dalam suatu perusahaan.

c. Sebagai sarana bagi pemerintah untuk mengendalikan perkembangan dunia usaha/bisnis. Dan Pasar Modal pada dasarnya mempunyai dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan keuangan. Dalam melaksanakan fungsi ekonominya, pasar modal menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari pihak yang mempunyai kelebihan dana (lender), kepada pihak yang kekurangan dana (borrower). Sedangkan fungsi keuangannya dilakukan dengan menyediakan dana tanpa harus terlibat langsung dalam kepemilikan aktiva riil yang diperlukan untuk investasi tersebut.

Adapun daya tarik pasar modal diantaranya yaitu:

Pertama, diharapkan pasar modal ini menjadi alternative penghimpunan dana jangka panjang selain lembaga perbankan.


(39)

16 Kedua, pasar modal memungkinkan para investor mempunyai beberapa pilihan investasi yang sesuai karakteristik mereka.

3. Pelaku Pasar Modal

Menurut Herman Darmawi (2006,104), pelaku utama yang menerbitkan sekuritas pasar modal ialah pemerintah dan perusahan. Pemerintah biasanya menerbitkan promes jangka panjang dan obligasi untuk memperoleh dana pembangunan, misalnya jalan dan lain-lain fasilitas umum.Perusahaan-perusahaan menerbitkan obligasi dan saham untuk membiayai pertumbuhan perusahaan. Obligasi adalah surat utang jangka panjang dengan tingkat bunga tetap. Saham adalah surat bukti kepemilikan (ekuitas) terhadap perusahaan yang bersangkutan. Harapan pemilik saham adalah pembagian laba (deviden) dari perusahaan yang bersangkutan.Pembeli sekuritas yang terbesar adalah perorangan dan rumah tangga. Seringkali, orang dan pihak rumah tangga menyimpan dananya dalam berbagai finansial dan kemudian biasanya dana itulah yang dipergunakan untuk membeli instrumen pasar kapital, seperti obligasi dan saham.

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pasar Modal

Menurut Suad Husnan (2001:8), faktor-faktor yang memperngaruhi Pasar Modal, Antara lain adalah:

a. Supply Sekuritas


(40)

17 sekuritas di pasar modal

b. Demand akan Sekuritas

Factor ini berarti bahwa harus terdapat anggota masyarakat yang memiliki jumlah dana yang cukup besar untuk dipergunakan membeli sekuritas-sekuritas yang ditawarkan.

c. Kondisi Politik dan Ekonomi

Factor ini akhirnya akan mempengaruhi supply dan demand akan sekuritas. Kondisi politik yang stabil akan ikut membantu pertumbuhan ekonomi yang pada akhirnya mempengaruhi supply dan demand akan sekuritas.

d. Masalah Hukum dan peraturan

Pembeli sekuritas pada dasarnya mengandalkan diri pada informasi yang disediakan oleh perusahaan-perusahaan yang menerbitkan sekuritas. Kebenaran informasi, karena itu menjadi sangat penting, disamping kecepatan dan kelengkapan informasi. Peraturan yang melindungi pemodal dari informasi yang tidak benar dan menyesatkan menjadi mutlak diperlukan.

e. Peran-peran lembaga pendukung pasar modal yang akan membantu kegiatan pasar modal secara tepat

Lembaga ini adalah: Kustodian, Biro Administrasi Efek, Wali Amanat, Akuntan, Notaris, Konsultan Hukum, dan Penilai.


(41)

18 5. Produk-Produk di Pasar Modal

Menurut Ahmad Rodoni (2008:44), produk-produk yang berada di pasar modal antara lain adalah:

a. Reksadana

Reksadana atau mutual fund atau investment fund merupakan sertifikat yang menjelaskan bahwa pemilikya menitipkan uang kepada pengelola Reksadana (manajer investasi) untuk digunakan sebagai modal berinvestasi. Pada prinsipnya investasi pada Reksadana adalah melakukan investasi yang menyebar pada berbagai alat investasi yang diperdagangkan di pasar modal dan pasar uang.

b. Saham

Secara sederhana saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan. Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan kertas tersebut.

c. Saham Preferen

Saham referen adalah gabungan (hybrid) antara obligasi dan saham biasa artinya disamping memiliki karakteristik seperti obligasi juga memiliki karakteristik saham biasa. Karakteristik obligasi misalnya saham preferen memberikan hasil yang tetap seperti bunga obligasi. Biasanya saham preferen memberikan pilihan tertentu atas hak pembagian dividen. Jika suatu ketika emiten mengalami kerugian,


(42)

19 maka pemegang saham preferen bisa tidak menerima pembayaran yang sudah ditetapkan sebelumnya.

d. Obligasi

Obligasi adalah surat berharga atau sertifikat yang berisi kontrak antara pemberi pinjaman dengan yang diberi pinjaman. Surat obligasi adalah selembar kertas yang menyatakan bahwa pemilik kertas tersebut memberikan pinjaman kepada perusahaan yang menerbitkan obligasi.

e. Obligasi Konversi (convertible Bond)

Obligasi konversi, sekilas tidak ada bedanya dengan obligasi biasa, misalnya memberikan kupon yang tetap, memliki jatuh tempo dan memiliki nilai pari. Hanya saja obligasi konversi memiliki keunikan yaitu dapat ditukar dengan saham biasa. Pada obligasi konversi selalu tercantum persyaratan untuk melakukan konversi.

f. Waran

Waran adalah hak untuk membeli saham biasa pada waktu dan harga yang sudah ditentukan. Biasanya waran dijual bersamaan dengan surat berharga lainya, misalnya obligasi atau saham. Penerbitan waran harus memiliki saham yang nantinya dikonversi oleh pemegang oleh pemegang waran. Namun setelah obligasi atau saham yang disertai waran memasuki pasar baik obligasi, saham maupun waran dapat diperdagangkan secara terpisah.


(43)

20 g. Right Issue

Right Issue merupakan hak bagi pemodal mebeli saham baru yang dikeluarkan emitten. Karena merupakan hak, maka investor tidak terkait untuk membelinya. Ini berbeda dengan saham bonus atau dividen saham, yang otomatis diterima oleh pemegang saham.

6. Jenis Pasar Modal

Menurut Mohammad Samsul (2006:46), pasar modal dapat dikatagorikan menjadi 4 pasar, yaitu:

a. Pasar Pertama (Perdana)

Adalah tempat atau sarana bagi perusahaan yang untuk pertama kali menawarkan saham atau obligasi ke masyarakat umum. Disini dikatakan tempat karena secara fisik masyarakat pembeli dapat bertemu dengan penjamin emisi ataupun agen penjual untuk melakukan pesanan sekaligus membayar uang pesanan. Dikatakan sarana karena si pembeli dapat memesan melalui telepon dari rumah dan membayar dengan cara mentransfer uang melalui bank ke rekening agen penjual. Dikatakan pertama kali karena sebelumnya perusahaan ini milik perorangan atau beberapa pihak saja, dan sekarang menawarkan kepada masyarakat umum. Penawaran awal umum ini yang disebut juga initial public offering (IPO).


(44)

21 Ciri-ciri Pasar Perdana adalah:

1). Emiten menjual saham kepada masyarakat luas melalui penjamin emisi dengan harga yang telah disepakati antara emiten dan penjamin emisi seperti yang tertera dalam prospectus.

2). Pembeli tidak dipungut biaya transaksi,

3). Pembeli belum pasti memperoleh jumlah saham sebanyak yang dipesan.

4). Investor membeli melalui penjamin emisi ataupun agen penjual yang ditunjuk.

5). Masa pesanan terbatas.

6). Penawaran melibatkan profesi seperti akuntan publik, notaris, konsultan hukum, dan perusahaan penilai,

b. Pasar Kedua (Sekunder)

Adalah tempat atau sarana transaksi jual beli efek antar investor dan harga dibentuk oleh investor melalui perantara efek. Dikatakan tempat karena secara fisik para perantara efek berada dalam satu gedung di lantai perdagangan (trading floor). Dikatakan sarana karena berada dalam satu jaringan sistem perdagangan dan kantor perantara efek


(45)

22 tersebar di beberapa kota. Terbentuknya harga pasar oleh tawaran jual dan beli dari para investor.

Ciri-ciri Pasar Sekunder, yaitu:

1). Harga terbentuk oleh investor melalui perantara efek yang berdagang di Bursa Efek.

2). Transaksi dibebani biaya jual dan beli.

3). Pesanan dapat berjumlah tidak terbatas.

4). Anggota bursa memasukan tawaran jual/beli investor ke dalam komputer perdagangan yang disediaka oleh pihak bursa.

5). Anggota bursa beli menyelesaikan pembayaran dana kepada Sentral Kliring, kemudian menerima sahamnya dengan cara pemindahbukuan oleh Sentral Kustodian dengan menunjukkan bukti pembayaran dari Sentral Kliring.

6). Anggota bursa jual menyelesaikan penyerahan saham kepada Sentral Kustodian, kemudian menerima dana denagn cara pemindahbukuan oleh Sentral Kliring dengan menunjukkan bukti penyerahan efek dari Sentral Kustodian.


(46)

23 c. Pasar Ketiga (Over The Counter Market).

Adalah sarana transaksi jual beli antara market maker serta investor dan harga dibentuk oleh market maker. Investor dapat memilih marker maker yang memberi harga terbaik. Market maker adalah anggota bursa.

Para market maker ini akan bersaing dalam menentukan harga saham, karena satu jenis saham dipasarkan oleh lebih dari satu market maker. Pasar ketiga mengacu pada perdagangan sekuritas yang terdaftar di bursa pada bursa OTC. (Bodie, Kane, Marcus, 2006:97).

Ciri-ciri pasar ketiga menurut Mohammad Samsul (2006:49) adalah:

1). Harga dibentuk oleh market maker.

2). Investor membeli dan menjual dari dan ke market maker

3). Jumlah market maker banyak sehingga investor dapat memilih harga terbaik.

4). Market maker berdagang dari kantor masing-masing melalui jaringan komputer.

5). Perdagangan dilaksanakan di kota-kota besar dalam satu jaringan nasional.

6). Mesin utama ada di OTC Marker Pusat yang terhubung dengan mesin di kantor market maker di kota-kota lain.


(47)

24 7). Mesin OTC terintegrasi dengan mesin di Sentral Kliring / Sentral

Kustodian.

8). Market maker menyelesaikan pembayaran dengan Sentral Kliring dan menyelesaikan penyimpanan efek dengan Sentral Kustodian

9). Market maker menjadi anggota bursa OTC market dan anggota kliring / kustodian.

d. Pasar Ke empat (Fourth Market).

Mengacu pada perdagangan langsung antara investor untuk saham yang tercatat di bursa tanpa melibatkan pialang. (Bodie, Kane, Marcus, 2006:97). Transaksi pada pasar keempat dilakukan secara tatap muka antara investor beli dan investor jual untuk saham atas pembawa. Mekanisme ini pernah terjadi pada awal-awal perdagangan efek di abad ke-17. Dengan kemajuan teknologi, mekanisme ini dapat terjadi melalui electronic communication network (ECN) asalkan para pelaku memenuhi syarat, yaitu memiliki efek dan dana di central custodian dan central cliring house.

Ciri-ciri Pasar Keempat (Mohammad Samsul, 2006:50):

1). Investor beli dan investor jual bertransaksim langsung lewat ECN

2). Harga terbentuk dalam tawar menawar langsung antara investor beli dan investor jual.


(48)

25 3). Investor menjadi anggota ECN, central custodian, dan central

cliring.

4). ECN, central custodian, dan central cliring terjalin dalam satu sistem jaringan perdagangan.

5). ECN terdaftar sebagai Bursa Efek.

Menurut Sabar Warsini (2009:18), ada beberapa indikator yang dapat digunakan untuk mengetahui perkembangan bursa atau pasar modal suatu negara, antara lain:

(a). Perkem bangan nilai emisi.

(b). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). (c). Nilai kapit alisasi pasar.

(d). Perkem bangan volume t ransaksi dan nilai t ransaksi. C. Saham

1. Pengertian Saham

Menurut Dr Ahmad Rodoni (Modul Institusi Depositori & Pasar Modal:47) saham adalah salah satu sekuritas yang diperdagangkan di Bursa Efek, saham didefinisikan sebagai penyertaan atau kepemilikan seorang atau badan usaha dalam suatu perusahaan, oleh karena itu pemegang saham biasa memiliki hak untuk memilih direktur-direktur


(49)

26 perusahaan yang selanjutnya akan memilih para pejabat yang akan mengelola bisnis.

Menurut Bursa Efek Indonesia, pada dasarnya ada 2 kepentingan yang dapat diperoleh investor dengan memiliki saham yaitu antara lain:

a. Deviden

Deviden merupakan pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan kepada investor dan berasal dari keuntungan yang dihasilkan oleh perusahaan dividen diberikan setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam RUPS, jika seorang investor ingin mendapatkan dividen, maka investor tersebut harus memegang saham tersebut dalam kurun waktu yang relative lama hingga kepemilikan sahan tersebut berada dalam periode dimana diakui sebagai pemegang saham yang berhak mendapatkan dividen.

b. Capital Gain

Selisih antar harga beli dan harga jual saham, capital gain ini terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham dipasar sekunder.

Sekuritas atau efek adalah surat berharga, merupakan aset Finansial (Financial Asset) yang menyatakan klaim keuangan menurut Eduardus Tandelilin (2010: 30). Sedangkan menurut Thian Hin (2001:13), saham merupakan surat berharga yang merupakan bukti kepemilikan seseorang atau badan terhadap suatu perusahaan. Saham merupakan tanda bukti


(50)

27 pengambilan pengambilan bagian saham, juga merupakan tanda bukti pengambilan bagian peserta dalam suatu perusahaan (Riyanto,1999:240). Saham adalah tanda penyertaan modal pada perusahaan perseroan terbatas. Berbagai jenis saham antara lain:

a. Saham Biasa (common stock)

Saham biasa adalah sertifikat yang menunjukan bukti kepemilikan perusahaan menurut Eduardus Tandelilin (2010:32). b. Saham Preferen

Saham preferen merupakan saham yang mempunyai sifat gabungan antara obligasi dan saham biasa (Jogiyanto,2003:67), saham Preferen (Preferred Stock), merupakan satu jenis sekuritas ekuitas yang berbeda dalam beberapa hal dengan saham biasa, saham preferen merupakan saham yang memiliki karakteristik gabungan (hybrid) antara saham biasa dan obligas menurut Eduardus Tandelilin (2010:37).

c. Saham Treasury ( Treasury stock )

Saham treasury adalah saham milik perusahaan yang sudah pernah dikeluarkan dan beredar yang kemudian dibeli kembali oleh perusahaan untuk dipensiunkan tetapi disimpan sebagai treasuri (Jogiyanto, 2003:74). Secara sederhana saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan wujud saham adalah selembar kertas yang


(51)

28 menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut (binder produk– produk yang ada di pasar modal).

Menurut Sapto Raharjo (2006:31) saham adalah surat berharga yang merupakan instrumen bukti kepemilikan atau penyertaan dari individu atau institusi dalam suatu perusahaan.

Pada dasarnya saham dapat digunakan untuk mencapai 3 tujuan investasi utama (Kertonegoro, 1995: 108) adalah:

a. Sebagai gudang nilai, berarti investor mengutamakan keamanan prinsipal, sehingga mereka akan mencari saham blue chip dan saham nonspekulatif lainnya.

b. Sebagai pemupukan modal, berarti investor mengutamakan investasi jangka panjang sehingga mereka mencari saham pertumbuhan untuk memperoleh capital gain atau saham, sumber penghasilan untuk mendapatkan deviden.

c. Sebagai sumber penghasilan, berarti investor mengandalkan pada penerimaan deviden sehingga mereka akan mencari saham penghasilan yang bermutu baik dan hasil tinggi.

Menurut Koetien (1993) tujuan pencatatan saham dibursa adalah:

a. Memberikan kepada bursa semua informasi yang dibutuhkan kepada Investor.

b. Kepada masyarakat diberikan keterangan-keterangan hingga secara wajar dapat dianggap, masyarakat dapat membantunya menilai baik tidaknya efek yang bersangkutan.


(52)

29 2. Penilaian Saham

Harga saham adalah harga yang dibentuk dan interaksi para penjual dan pembeli saham dan pembeli saham yang dilatarbelakangi oleh harapan mereka terhadap profit perusahaan, untuk itu para investor memerlukan informasi yang berkaitan dengan pembentukan harga saham tersebut dalam mengambil keputusan untuk menjual atau membeli saham. Menurut Ang (1997: 62) nilai dari saham berdasarkan fungsinya dapat dibagi menjadi tiga jenis :

a. Nilai nominal

Nilai nominal adalah nilai yang tercantum dalam saham yang berfungsi untuk tujuan akuntansi, nilai ini tidak dapat digunakan untuk mengukur sesuatu. Nilai nominal dicatat sebagai modal ekuitas perseroan dalam neraca.

b. Harga dasar (Base Price)

Harga dasar saham baru merupakan harga perdananya, harga saham diperoleh dari perkalian antara nilai par value dengan jumlah saham yang diterbitkan. Harga dasar suatu saham sangat erat hubungannya dengan harga pasar tersebut. Harga dasar diperhitungkan dalam perhitungan indeks harga saham, harga dasar akan berubah seiring dengan aksi emiten yang dilakukan seperti right issue, stock split, warrant, redemtion.


(53)

30 c. Harga Pasar (Market Price)

Harga pasar merupakan harga dimana harga tersebut berlaku saat pasar sedang berlangsung. Jika pasar bursa efek sudah tutup, maka harga pasar adalah harga penutupan (Closing Price), harga pasar adalah harga yang mencerminkan naik turunnya suatu saham. Jika harga saham dikalikan dengan jumlah saham yang diterbitkan maka akan terbentuk market value.

Harga saham dibursa ditentukan oleh kekuatan pasar yang berarti saham tergantung dari kekuatan permintaan dan penawaran, karena permintaan dan penawaran atas saham berfluktuasi setiap harinya, maka harga saham pun akan mengikuti pada fluktuasi tersebut. Pada kondisi dimana permintaan saham lebih banyak, maka harga saham akan cenderung meningkat.

Faktor-faktor yang menentukan harga saham di pasar adalah: a. Taksiran penghasilan yang akan diterima

b. Besarnya tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh investor, yang mana dipengaruhi oleh keuntungan yang bebas risiko serta risiko yang ditanggung investor.

Harga saham mencerminkan prestasi emiten, pergerakan harga saham dengan kinerja emiten. Apabila emiten mempunyai prestasi yang semakin baik maka keuntungan yang dapat dihasilan dari operasi usaha semakin besar, hal ini berarti keuntungan yang dapat diperoleh oleh pemegang saham juga semakin besar. Bagi investor, harga saham dan


(54)

31 pergerakannya merupakan faktor penting dalam investasi di pasar modal. Harga saham dikatakan tidak wajar apabila harganya ditetapkan terlalu tinggi (overprice) ataupun terlalu rendah (Underprice). Melalui penilaian saham inilah para investor akan bisa memutuskan untuk menentukan strategi invetasi melalui keputusan untuk membeli, menjual atau mempertahankan saham tertentu.

Harga saham juga mencerminkan nilai suatu perusahaan, semakin tinggi harga saham maka, semakin tinggi pula nilai perusahaan tersebut dan semakin rendah harga saham maka semakin rendah pula nilai perusahaan, oleh karena itu setiap perusahaan yang menerbitkan saham akan sangat memperhatikan harga saham. Harga saham yang terlalu rendah sering diartikan bahwa kinerja perusahaan kurang baik namun, bila harga saham terlalu tinggi dapat mengurangi investor untuk membeli sehingga menimbulkan harga saham sulit meningkat lagi. Untuk mengantisipasi hal terebut maka banyak perusahaan yang melakukan stock split terhadap sahamnya, yang tujuannya adalah untuk meningkatkan daya beli.

3. Indeks Harga Saham

Menurut BEI adalah suatu indikator yang menunjukan pergerakan harga saham. Indeks berfungsi sebagai indicator atas trend pasar artinya pergerakan indeks menggambarkan kondisi pasar pada suatu saat tertentu, apakah pasar sedang aktif atau lesu. Dengan adanya indeks


(55)

32 investor dapat mengetahui trend pergerakan harga saham saat tertentu, apakah sedang naik , stabil atau turun.

4. Indeks LQ45

Indeks LQ45 terdiri dari 45 saham dengan liquiditas tinggi, yang diseleksi melalui beberapa kriteria pemilihan. Selain penilaian atas liquiditas, seleksi atas saham-saham LQ45 juga mempertimbangkan kapitalisasi pasar.

Sejak diluncurkan pada bulan Februari 1997 ukuran utama liquiditas transaksi adalah nilai transaksi dipasar regular. Sesuai dengan perkembangan pasar, dan untuk lebih mempertajam kriteria liquiditas, maka sejak review bulan Januari 2005, jumlah hari perdagangan dan frekuensi transaksi dimasukan sebagai ukuran liquiditas. Sehingga kriteria suatu saham untuk dapat masuk dalam perhitungan indeks LQ45 adalah sebagai berikut:

a. Telah tercatat di BEI minimal 3 bulan

b. Masuk dalam 60 saham berdasarkan nilai transaksi terbesar secara otomatis akan masuk dalam perhitungan indeks LQ45.

c. Dari 60 saham tersebut, 30 saham dengan nilai transaksi terbesar secara otomatis akan masuk dalam perhitungan indeks LQ45. d. Untuk mendapatkan 45 saham akan dipilih 15 saham tadi dengan

menggunakan kriteria hari transaksi dipasar regular, frekuensi trasnsaksi dipasar regular dan kapitalisasi pasar. metode pemilihan saham tersebut adalah:


(56)

33 1) Dari 30 sisanya dipilih 25 saham berdasarkan hari transaksi

dipasar regular.

2) Dari 25 saham tersebut akan dipilih 20 saham berdasarkan frekuensi transaksi di pasar regular.

3) Dari 20 saham tersebut akan dipilih 15 saham berdasarkan kapitalisasai pasar, sehingga akan didapat 45 saham untuk perhitungan indeks LQ45.

e. Selain melihat kriteria liquiditas dan kapitalisasi pasar tersebut diatas, akan dilihat juga keadaan keuangan dan prospek pertumbuhan perusahaan tersebut (Buku panduan Indeks Harga Saham BEI,2008:11).

f. Evaluasi dan Penggantian Saham

Bursa efek Indonesia secara rutin memantau perkembangan kinerja komponen saham yang masuk dalam perhitungan Indeks LQ45. Setiap 3 bulan sekali dilakukan evaluasi atas pergerakan urutan saham-saham tersebut. Penggantian saham akan dilakukan setiap enam bulan sekali, yaitu pada awal bulan februari dan agustus (Buku Panduan Indeks Harga Saham BEI, 2008:11)

5. Indeks Jakarta Islamic Indeks (JII)

Pada tanggal 3 juli 2000, PT Bursa Efek Indonesia bekerja sama dengan PT Danareksa Invesment Management (DIM) meluncurkan Indeks saham yang dibuat berdasarkan syariah islam yaitu Jakarta Islamic Indeks (JII). Indeks ini diharapkan menjadi tolak ukur kinerja


(57)

34 saham-saham yang berbasis syariah serta untuk lebih mengembangkan pasar modal syariah.

Jakarta Islamic indeks terdiri dari 30 saham yang dipilih dari saham-saham yang sesuai dengan syariah islam. Pada awal peluncurannya, pemilihan saham yang masuk alam kriteria syariah melibatkan pihak Dewan Pengawas Syariah, PT Danareksa Invesment Management. Akan tetapi seiring perkembangan pasar, tugas pemilihan saham-saham tersebut dilakukan oleh Bapepam-LK, bekerja sama dengan Dewan Syariah Nasional (DSN). Hal ini tertuang dalam peraturan Bapepam- LK Nomor II. K.I tentang kriteria dan penerbitan daftar efek syariah. (Buku Panduan Indeks Harga Saham BEI, 2008:12).

a. Kriteria Pemilihan Saham yang Memenuhi Prinsip-Prinsip Syariah.

Dari sekian banyak emiten yang tercatat di BEI, terdapat beberapa emiten yang kegiatan usahanya belum sesuai dengan syariah, sehingga saham-saham tersebut secara otomatis belum dapat dimasukan dalam perhitungan JII.

Berdasarkan arahan Dewan Syariah Nasional dan peraturan Bapepam-LK Nomor IX.A.13 tentang penerbitan efek syariah, jenis kegiatan utama suatu badan usaha ynag dinilai tidak memenuhi syariah islam adalah:

1) Usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi/perdagangan yang dilarang.


(58)

35 2) Menyelenggarakan jasa keuangan yang menerapkan konsep nabawi, jual, beli risiko yang mengandung gharar dan maysir.

3) Memproduksi, mendistribusikan, memperdagangakan dan atau menyediakan :

a) Barang dan jasa yang haram karena zatnya (haram li-dzatihi).

b) Barang atau jasa yang haram bukan karena zatnya (haram Li-Ghairihi) yang ditetapakan oleh DSN-MUI dan atau

c) Barang dan jasa yang merusak moral bersifat mudarat. 4) Melakukan investasi pada perusahaan yang pada saat transaksi tingkat (nisbah) hutang perusahaan kepada lembaga keuangan ribawi lebih dominan dan modalnya, kecuali investasi tersebut dinyatakan kesyariahanya oleh DSN-MUI.

Sedangkan kriteria saham yang masuk dalam kriteria syariah adalah:

1) Tidak melakukan kegiatan usaha sebagaimana yang diuraikan diatas.

2) Tidak melakukan perdagangan yang tidak disertai dengan pengerahan barang/jasa dan perdagangan dengan penawaran dan permintaan palsu.


(59)

36 3) Tidak melebihi rasio keuangan sebagai berikut:

a) Total hutang yang berbasis bunga dibandingkan dengan total equitas tidak lebih dari 45% (hutang yang berbasis bunga dibandingkan dengan total equitas tidak lebih dari 45% : 55)

b) Total pendapatan bunga dan pendapatan todak halal lainya dibandingkan dengan total pendapatan (revenue) tidak lebih dari 10% (Buku Panduan Indeks Harga Saham BEI,2008:12-13)

b. Kriteria Pemilihan Saham Jakarta Islamic Indeks (JII)

Untuk menetapkan saham-saham yang masuk dalam perhitungan Jakarta Islamic Indeks (JII), indeks dilakukan proses seleksi sebagai berikut:

1. Saham-saham yang akan dipilih berdasarkan daftar efek syariah (DES) yang dikeluarkan oleh Bapepam-LK 2. Memilih 60 saham dari daftar efek syariah tersebut

berdasarkan urutan kapitalisasi pasar terbesar selama 1 tahun terakhir.

3. Dari 60 saham tersebut, dipilih 30 saham berdasarkan tingkat liquiditas yaitu nilai transaksi dipasar regular selama 1 tahun terakhir (Buku Panduan Indeks Harga Saham BEI,2008:13).


(60)

37 c. Evaluasi Indeks dan Penggantian Saham

JII akan di review setiap 6 bulan, yaitu setiap bulan januari dan juli atau berdasarkan periode yang ditetapkan oleh Bapepam-LK, sedangkan perubahan jenis usaha emiten akan di monitor secara terus menerus berdasarkan data public yang tersedia (Buku Panduan Indeks Harga Saham BEI,2008:13).

6. Diversifikasi.

Diversifikasi adalah sebuah strategi investasi dengan menempatkan dana dalam berbagai instrument investasi dengan tingkat risisko dan potensi keuntungan yang berbeda, atau strategi ini biasa disebut dengan alokasi asset (asset allocation). Alokasi asset ini lebih focus terhadap penempatan dana di berbagai instrument investasi. Bukan memfokuskan terhadap pilihan saham dalam portofolio. Dari hasil studi, perbedaan performa lebih banyak dikarenakan oleh alokasi asset (asset allocation) bukannya pilihan investai (investment selection). Diversifikasi bertujuan untuk mengurangi tingkat risiko dan tetap memberikan potensi tingkat keuntungan yang cukup. (Nurfitri Bisrya, 2010).

7. Tingkat Hasil (Rate Of Return) & Tingkat Risiko (Rate Of Risk) a. Tingkat Hasil (Rate Of Return)

Tingkat hasil (Rate Of Return) merupakan tolak ukur yang menjadi pedoman dalam keputusan akhir investasi. Suatu investasi dikatakan berhasil bila asset milik investor diawal sebelum investasi meningkat


(61)

38 setelah investasi dilakukan. Dan yang menjadi tolak ukur adalah nilai dari rate of return tersebut.

Menurut Francis (1998), Return investasi merupakan persentase dari seluruh pendapatan selama beberapa periode terhadap harga waktu belinya. Adapun mengenai tingkat hasil dari investasi saham ini ditentukan rencana batas waktu, yang disebut dengan istilah Holding Period Return. Istilah Holding Period Return (HPR) ini juga dikenal dengan sebutan Rate of Return yang digunakan untuk mengukur tingkat hasil dari aktiva tunggal.

Francis mendefinisikan Holding Period Return (HPR) over any week, month year, or other period sebagai berikut:

HPR = ……….(2.1)

Sedangkan menurut Bodie, Kane, dan Marcus (2005) definisi HPR adalah sebagai berikut:

HPR= …...(2.2)

Kedua definisi tersebut menyebutkan bahwa nilai HPR didapat berdasarkan selisih antara harga akhir dengan harga awal yang ditambahkan dengan jumlah dividen kemudian dibagi dengan harga awalnya. Jadi, semakin besar nilai harga akhirnya atau dengan kata lain semakin besar pula nilai rate of return dari suatu asset yang diperoleh oleh investor.


(62)

39 Menurut Bodie, Kane, dan Marcus (2005) persamaan untuk tingkat hasil (rate of return) dalam periode tertentu dapat dijabarkan sebagai berikut: HPR =

P

P

P

R

t t t i 1 1   

 …………...…………(2.3)

Dimana:

R

it = Ret urn saham

P

t1 = Harga saham pada saat t-1

P

t = Harga saham pada saat t

Sedangkan yang dimaksud dengan tingkat hasil yang diharapkan (expected return) adalah return yang diharapkan oleh investor dimasa yang akan datang. Sifatnya belum terjadi, berbeda dengan return realisasi atau yang telah terjadi. Oleh karena itu expected return hasilnya tidak pasti.

Menurut Jogiyanto (2003; 126), expected return dapat dijabarkan dalam persamaan sebagai berikut:

  n j j ij

i R P

R E 1 ) . ( )

( ...………..(2.4)


(63)

40 E(R ) = Expected return suatu aktiva atau sekuritas ke i

= Probabilita Return ke-j dari saham ke -i

= Besarnya return saham ke-I pada kemungkinan ke-j.

Untuk suatu kondisi dimana kegiatan investasi yang menghasilkan return individual berfluktuasi dari data suatu sampel observasi, nilai expected return investasi tersebut merupakan nilai rata-rata total dari rate of return terhadap banyaknya periode investasi tersebut. Jogiyanto (2003) menjabarkan dalam bentuk persamaan sebagai berikut:

E(R ) = ...………..(2.5)

Dimana :

E(R ) = Expected Return Return Saham i

= Besarnya Return saham ke-I pada kemungkinan ke-j

= Jumlah observasi.

Jika semakin banyak periode investasinya maka semakin baik hasil perkiraan yang dapat diperoleh. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa probabilita investasi untuk memberikan return sebesar Ri adalah sama untuk periode yaitu senilai .


(64)

41 b. Tingkat Risiko (Rate Of Risk)

Bodie, kane, dan Marcus (2005) menyatakan bahwa “the which assess the risk and expected return attributes of the entire set of possible investment vehicle”.

Maksud pernyataan diatas adalah menjelaskan bahwa hasil yang dicapai oleh suatu investasi adalah berupa expected return. Expected return merupakan salah satu dari atribut investasi yang hasilnya belum diketahui secara pasti, artinya bahwa expected return yang diharapkan dapat menjadi lebih kecil dari yang diharapkan. ketidakpastian terhadap dugaan dimasa yang akan datang dari tingkat hasil yang diharapkan adalah sebuah penyimpangan. Bentuk penyimpangan inilah yang disebut risiko (risk) dari suatu investasi.

Jogiyanto (2003) mendefinisikan bentuk persamaan dari penyimpangan tersebut sebagai berikut:

σi = ………..(2.6)

Dimana:

σi = Standar Deviasi saham i = Nilai Saham Ke-i

E(Ri) = Expected Return saham i N = Jumlah Observasi


(65)

42 D. Teori Portofolio

1. Pengertian Portofolio

Dalam kamus keuangan Reksa Dana didefinisikan sebagai portofolio aset keuangan yang terdiversifikasi, dicatatkan sebagai perusahaan investasi yang terbuka. Menurut Henricus W. Ismanthono (2003:201) portofolio adalah kumpulan surat berharga, termasuk saham, obligasi unit penyertaan reksa dana yang telah dijual dalam penawaran umum, serta surat pengakuan utang, surat berharga komersial, tanda bukti utang yang mempunyai jatuh tempo kurang dari satu tahun.

Menurut Adler Haymans Manurung (2007:2) Kumpulan dana dan pemilik, dimana pemilik Reksa dana adalah berbagai pihak yang menginvestasikan atau memasukan dananya ke reksa dana dengan berbagai variasi. Portofolio secara harfiah memiliki sekumpulan surat–surat. Teori ini disebut teori portofolio karena mempunyai cara mengestimasikan dana kedalam bentuk surat-surat berharga, teori ini didasarkan pada kenyataan bahwa pemilk modal akan menginvestasikan uangnya kedalam berbagai jenis surat berharga dengan tujuan mengurangi risiko yang harus ditanggung dan kemudian ingin mendapatkan santunan (penghasilan ) yang lebih tinggi.

Dalam teori ini risiko investasi dalam saham didefinisikan sebagai investasi standar dan tingkat keuntungan. Teori portofolio memiliki 2 asumsi penting yaitu:


(66)

43 b) Para investor terkadang bersikap kurang atau tidak menyukai

risiko (Risk averse) (Gitosudarmo, 1999:266).

Risiko dari portofolio yang didiversifikasikan secara baik tergantung pada risiko pasar dari masing-masing saham yang di masukkan dalam portofolio tersebut, dengan kata lain jika ingin membentuk portofolio yang memiliki risiko rendah, maka saham–saham yang dipilih bukanlah saham-saham yang memiliki covariance dengan portofolio yang rendah, Kalau portofolio tersebut mewakili kesempatan investasi yang ada, dengan proporsi sesuai dengan bobot investasi tersebut, maka portofolio tersebut disebut sebagai portofolio pasar (Husnan, 2001:104). Manajer uang yang ingin mengubah risiko pasar yang dihadapinya dapat melakukan hal tersebut dengan jalan merevisi beta dari portofolio. Hal ini dapat dilakukan dengan jalan menyeimbangkan kembali portofolio saham yang akan menghasilkan beta yang diinginkan dalam proses minimisasi risiko portofolio, varian (standar deviasi) pengembalian merupakan alat ukur risiko portofolio, sebagai tambahan kemungkinan tidak tercapainya pengembalian diharapkan dapat dihitung. Jenis analisis ini disebut analisis risiko kerugian. Portofolio normal merupakan tolak ukur yang disesuaikan terdiri dari sekumpulan sekuritas yang umumnya dipilih dan ditimbang manajer yang umumnya dilakukan pembentukan portofolio normal bukanlah merupakan hal yang mudah dilakukan. Prinsipnya adalah membentuk suatu portofolio yang merefleksikan gaya manajer uang membutuhkan penentuan saham yang akan dimasukkan kedalam potofolio normal dan penentuan cara penimbangan


(67)

44 saham-saham tersebut (penimbangan setara atau penimbangan kapitalisasi) (fabozzi, 2000: 794).

2. Portofolio yang Efisien

Eduardus Tandelilin (2010:157) portofolio efisien adalah portofolio dengan return tertinggi pada risiko tertentu atau portofolio dengan risiko terendah pada return tertentu.

Jogiyanto (2003) menyatakan bahwa portofolio yang efisien mengandung pengertian suatu portofolio yang memberikan return expektasi terbesar dengan risiko yang sudah tertentu atau memberikan risiko terkecil dengan return expektasi yang sudah tertentu.

3. Expected Return & Risiko Portofolio a. Expected Return Portofolio

Return dari suatu portofolio saham merupakan rata-rata tertimbang dari tingkat hasil pengembalian masing-masing saham yang ada dalam portofolio tersebut. Hal ini sesuai dengan pernyataan sharpe (1970) “the actual rate of return on portofolio is the weighted average of the rates of return of its component securities, using the portions invested as weight”

Sharpe (1970) menjabarkan expected return portofolio dalam persamaan sebagai berikut:

E(Rp) = ………...(2.7)


(68)

45 E(Rp) = Expected Return Portofolio

= Proporsi saham i pada portofolio = Expected return saham i

Adapun perhitungan expected return portofolio tahunan sebagai berikut:

 Asumsi 1 tahun = 52 minggu Return tahunan portofolio = (1+Return Portofolio^52)-1 ...28) (Bodie, Kane, dan Marcus,2005).

b. Risiko Portofolio

Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa risiko adalah penyimpangan yang dilambangkan sebagai standar deviasi, pada risiko portofolio, nilai dari risiko didapat dari variance return saham-saham yang membentuk portofolio tersebut. Dimana, varaiance merupakan jumlah keseluruhan dari masing-masng kuadrat suatu expected return setiap saham yang dikurangi terhadap expected return portofolionya. Dan standar deviasi portofolionya adalah hasil akar kuadrat dari variance tersebut, persamaanya dijabarkan sebagai berikut (Jogiyanto:2003):

=Variance= …………...……(2.9)

Sehingga standar deviasi portofolionya adalah (Jogiyanto:2003):


(69)

46

σp= ………...……(2.10)

Dimana :

= Variance Portofolio

σp = Standar Deviasi Portofolio

=Realisasi return portofolio=Expected Return Saham Tunggal {E(ri)}

E(Rp)= Expected Return portofolio.

4. Teori Pembentukan Portofolio

a. Teori Pembentukan Efficient Frontier

Teori portofolio ini pertama kali diperkenalkan oleh Professor Harry Markowitz pada bulan Maret 1952 yang dipublikasikan melalui artikel yang berjudul Portofolio Selection pada Journal Of Finance 7, No I. Teori ini membahas tentang pemilihan portofolio yang memaksimumkan expected return yang konsisten dengan tingkat toleransi terhadap risiko. Dengan menggunakan data historis dan model-model kuantitas, dapat ditentukan return portofolio yang diharapkan (expected return portofolio) dan tingkat risiko portofolio yang di tolerir (acceptable levels of portofolio) serta portofolio optimal dari asset berisiko.


(70)

47 Menurut Jogiyanto (2009:301) teori portofolio efficient frontier didasarkan pada asumsi-asumsi sebagai berikut:

 Investor adalah Risk averse yang mengharapkan utilisasi maksimum dari portofolionya.

 Investor memilih portofolio berdasarkan return rata-rata dan varian yang diharapkan.

 Investor hanya menggunakan single holding periode

 Tidak ada pinjaman dari simpanan bebas risiko, yang mengartikan bahwa return wacc sama dengan return pasar.

 Investor memiliki expektasi yang sama terhadap return, varian, dan kovarian.

 Tidak ada biaya transaksi dan pajak.

Dengan menggunakan teori ini, diharapkan investor mendapatkan portofolio Yang optimal, yaitu portofolio yang menghasilkan return maksimum dibandingkan dengan portofolio lain yang memiliki return yang sama.

Perhitungan return, expected return, standar deviasi, expected portofolio dan standar deviasi portofolio pada pendekatan teori efficient frontier ini menggunakan persamaan yang telah dijabarkan pada halaman sebelumnya yakni persamaan (2.3) untuk menghitung return, persamaan (2.5) untuk menghitung expected return, persamaan (2.6) untuk standar deviasi masing-masing saham, persamaan (2.7) untuk menghitung standar deviasi portofolio.


(1)

145 23/07/2007

-0,018181818 -0,06428571 -0,02721088 06/08/2007 0,0625 -0,08270677 -0,01470588 20/08/2007 0,02173913 0,114035088 0,132231405 27/08/2007 0,051546392 0,007874016 -0,00729927 03/09/2007 0,137254902 -0,015625 0,029411765 10/09/2007 0,0625 -0,02380952 -0,02205882 17/09/2007 0,169491525 0,016129032 0,02962963 24/09/2007 0,036231884 -0,03174603 -0,01449275 01/10/2007

-0,034965035 0,073770492 0,071942446 08/10/2007 0,264285714 0,052238806 0 22/10/2007

-0,027932961 0,183823529 0,014705882 29/10/2007 0,06741573 0,049689441 -0,04285714 05/11/2007 0,126315789 -0,11904762 -0,00746269 12/11/2007

-0,115384615 0,118055556 0,015384615 19/11/2007 0,005405405 -0,09876543 -0,01515152 26/11/2007 0,189473684 0,033557047 0,031007752 03/12/2007 0,060869565 0,038961039 0,014925373 10/12/2007

-0,032786885 -0,01257862 -0,02941176 17/12/2007

-0,017094017 0,051282051 0,022727273 07/01/2008 0,024193548 0,075949367 0,051094891 14/01/2008 -0,11023622 -0,18023256 -0,07638889 21/01/2008 0,0625 0,101449275 0 28/01/2008 0,127118644 0,026666667 0,053846154 04/02/2008 0,051470588 -0,03246753 0 11/02/2008 0 0,068965517 0,053030303 25/02/2008 - -0,03846154 0,007407407


(2)

146 03/03/2008

-0,066666667 -0,07333333 0,037593985 10/03/2008

-0,132352941 -0,12686567 0 31/03/2008

-0,158914729 -0,05714286 0,00729927 07/04/2008 0,063636364 -0,06870229 0,007246377 14/04/2008 0,166666667 0 -0,01438849 21/04/2008

-0,101449275 -0,00847458 -0,05797101 28/04/2008 0,03968254 0,00877193 0,061538462 05/05/2008 0,097014925 0,00862069 -0,02857143 12/05/2008 0,088435374 0,162393162 -0,00735294 19/05/2008 0 -0,05147059 0,02238806 26/05/2008 0,025477707 -0,016 -0,00735294 02/06/2008

-0,024691358 -0,03252033 0 16/06/2008 0,018072289 0,008928571 -0,02222222 23/06/2008

-0,017964072 -0,05405405 0 30/06/2008

-0,096385542 0,076923077 -0,00746269 07/07/2008

-0,119205298 0,017857143 -0,03007519 14/07/2008

-0,112781955 0,008849558 -0,01550388 21/07/2008

-0,032520325 0,035087719 0,031496063 28/07/2008 0,025 0,033898305 0,007633588 04/08/2008

-0,081300813 0,049180328 0,060606061 11/08/2008 -0,10619469 -0,03846154 -0,02142857 25/08/2008 0,057692308 0,05785124 0,006944444


(3)

147 01/09/2008

-0,183486239 0,0078125 0,027586207 08/09/2008

-0,217391304 -0,078125 -0,0738255 15/09/2008 0,128571429 0,068965517 -0,01449275 22/09/2008

-0,170731707 -0,04032258 0,154411765 29/09/2008

-0,480291971 -0,03361345 -0,08917197 17/11/2008

-0,377192982 -0,03053435 0,052980132 24/11/2008 0,578125 0,102362205 -0,03144654 01/12/2008

-0,254901961 -0,02142857 -0,02597403 15/12/2008 -0,09375 0,243055556 0,019607843 22/12/2008 0,068965517 -0,03910615 0,012658228 05/01/2009 -0,34375 0,043478261 0,025641026 12/01/2009

-0,105263158 -0,07 0

19/01/2009

-0,145454545 -0,01612903 0,024539877 27/01/2009 0,03030303 -0,02173913 -0,04242424 02/02/2009 0,333333333 0,039548023 0,031446541 09/02/2009 0,01369863 -0,02173913 -0,01840491 16/02/2009 0,054054054 -0,1 0 23/02/2009

-0,012820513 0,012195122 0 02/03/2009 0,026315789 0 -0,00621118 16/03/2009

-0,038461538 -0,01156069 0,01875 23/03/2009 0,105263158 0,174418605 -0,01851852 30/03/2009 0,084337349 0,059405941 -0,03144654 06/04/2009 0,044444444 -0,10747664 -0,02580645


(4)

148 20/04/2009 0,084033613 -0,06542056 -0,01875

27/04/2009 0,142857143 0,115384615 -0,01923077 04/05/2009 0,24516129 0,051724138 0,006535948 11/05/2009

-0,100502513 -0,11290323 0,025974026 18/05/2009 0,142857143 0,171171171 0,006369427 25/05/2009

-0,043902439 0,015267176 -0,00632911 01/06/2009 0,0875 0 0,012578616 08/06/2009 0,011363636 0,111111111 0,061728395 15/06/2009

-0,118181818 -0,09333333 0,023529412 22/06/2009

-0,030927835 0,124087591 0,051724138 29/06/2009

-0,047619048 -0,05882353 0,087912088 06/07/2009 0,005586592 0,064285714 0,035353535 13/07/2009 0,056179775 0,115646259 0,048309179 27/07/2009 0,34939759 0,107142857 0,064220183 03/08/2009 0,043859649 -0,06382979 -0,04782609 10/08/2009 0,066115702 0,027777778 -0,01818182 24/08/2009

-0,040322581 0,015625 -0,05555556 31/08/2009

-0,033613445 -0,02564103 0,019607843 07/09/2009 0,095652174 0,047120419 -0,0047619 14/09/2009 0,064516129 0,07106599 0,023923445 28/09/2009

-0,053846154 0,090047393 0,018691589 05/10/2009

-0,049180328 0,053097345 0,028037383 12/10/2009 0,043103448 0,025210084 -0,00454545


(5)

149 19/10/2009

-0,075630252 -0,06967213 -0,04109589 26/10/2009

-0,136363636 -0,02212389 -0,03809524 02/11/2009 0,056818182 0,102803738 0 09/11/2009 0,042553191 -0,03333333 0,02955665 16/11/2009 0,141414141 0,025862069 0,071428571 23/11/2009

-0,159292035 -0,10084034 -0,03097345 30/11/2009 0,073684211 0,102803738 0,087557604 07/12/2009 0,009803922 0,054852321 -0,06382979 14/12/2009

-0,108910891 0,065306122 0 21/12/2009 0,011111111 0,019157088 0,013636364 28/12/2009 0,043010753 0,030075188 0,013761468

Return 0,011675434 0,011951906 0,006309501 Varian 0,016772393 0,005166383 0,001589859 STDEV 0,129508273 0,071877556 0,039873034

Lampiran 31: Korelasi Matrix Saham-Saham JII

Periode Januari 2007- Desember 2009

M ATRIX KORELASI

BUMI INTP UNVR

BUMI 1 0,294077028 0,116724438 INTP 0,294077028 1 0,297729232 UNVR 0,116724438 0,297729232 1


(6)

150

Lampiran 32: Kovarian Matrix Saham-Saham JII

Periode Januari 2007- Desember 2009

MATRIXS KOVARIAN

BUMI INTP UNVR

BUMI 0,016640327 0,002715931 0,000598006 INTP 0,002715931 0,005125703 0,000846566 UNVR 0,000598006 0,000846566 0,00157734