PERAN PENULIS NASKAH/SCRIPT WRITER DALAM PROSES PRODUKSI PROGRAM TALK SHOW NEO DEMOCRAZY DI METRO TV

(1)

(Studi pada Tim Kreatif ProgramTalk ShowNeo Democrazy di Metro TV Jakarta)

(SKRIPSI)

Oleh

FITRI DAMAYANTI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2013


(2)

SHOW PROGRAM NEO DEMOCRAZY ON METRO TV (Study In Creative Team Of Production Process Talk Show Program

Neo Democrazy Metro TV In Jakarta) By

FITRI DAMAYANTI

The background of this research is about handling broadcasting station to create a lot of creativities to produce some interesting programs. The researcer made talk show program Neo Democrazy that is political discussion program on Metro TV as her subject of research. This program shows the discussion about democration in Indonesia including to find bright spots and solutions of nations actual problem but covering into parody, by showing fresh humors and presenting informen that are compatiblein their field based on the topic that is appointed.

Problem statement of this research is how the role of script witer in production process talk show program Neo Democrazy on Metro TV been. This research is focused on pre-production step when appointing ide process, planning, and preparation of a program production is done. Especially, in this step of production script making which is done by the script writer. The goal of this research is to describe the role of a script individually in creative team program in production process talk show program neo Democrazy on Metro TV. This research uses descriptive research method by using qualitative approach to know the role of the script writer in the process of neo Democrazy talk show production.

The result shows that role of script writer is exactly important because the decisive the plot production of a television program. Making a discussion script that covered with parody is a difficult work because every content can’t be convert into parody. The script writer on neo Democrazy does not only make the


(3)

education.

Key Word: Script Writer, Neo Democrazy, Pre Production, Metro TV, Talk Show, Parody.


(4)

PROGRAMTALK SHOWNEO DEMOCRAZY DI METRO TV

(Studi pada Tim Kreatif ProgramTalk ShowNeo Democrazy di Metro TV Jakarta)

Oleh

FITRI DAMAYANTI

Latar belakang pada penelitian ini adalah pengelolaan stasiun penyiaran dalam menciptakan kreativitas seluas mungkin untuk menghasilkan berbagai program yang menarik. Peneliti menjadikan programtalk showNeo Democrazy yang merupakan sebuah acara diskusi politik di Metro TV sebagai subjek penelitian. Program acara in menampilkan diskusi mengenai demokrasi di Indonesia besertamencari titik terang dan solusi dari maslah aktual bangsa namun dibalut dalam bentuk parodi dengan menampilkan humor-humor segar dan menghadirkan narasumber yang memiliki kompetensi dibidangnya sesuai dengan topik yang diangkat.

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana peran penulis naskah/script writer dalam proses produksi program talk show Neo Democrazy di Metro TV. Penelitian ini terfokus pada tahapan praproduksi dimana proses penentuan ide, perencanaan, dan persiapan produksi dalam sebuah program dilakukan. Terutama pada tahapan pembuatan naskah produksi yang dilakukan oleh penulis naskah program. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peran penulis naskah secara individu di dalam tim kreatif program dalam proses produksitalk show Neo Democrazy di Metro TV. Metrode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana peran penulis naskah dalam proses produksi program talk showNeo Democrazy.

Hasil penelitian menunjukan bahwa peran penulis naskah memang besar karena menentukan alur produksi sebuah program televisi. Membuat naskah perbincangan yang dibawakan dengan parodi merupakan hal yang sulit karena tidak semua materi dapat diparodikan. Penulis naskah padatalk showNeo Democrazy Metro TV tidak hanya membuat naskah tetapi


(5)

(6)

DEMOCRAZY DI METRO TV (Studi pada Tim Kreatif Program Talk Show Neo Democrazy di Metro TV Jakarta)

Nama Mahasiswa : Fitri Damayanti

Nomor Pokok Mahasiswa : 0856031022

Jurusan : Ilmu Komunikasi

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

MENYETUJUI,

1. Komisi Pembimbing

Drs. Teguh Budi Raharjo , M.Si NIP. 19600122 198703 1004

2. Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi

Drs. Teguh Budi Raharjo , M.Si NIP. 19600122 198703 1004


(7)

1. Tim Penguji

Ketua :Drs. Teguh Budi Raharjo , M.Si. ...

Penguji Utama :Dr. Abdul Firman Ashaf , S.IP , M.Si ...

2. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Drs. Agus Hadiawan , M.Si. NIP. 19580109 198603 1 002


(8)

(Studi pada Tim Kreatif ProgramTalk ShowNeo Democrazy di Metro TV Jakarta)

Oleh

FITRI DAMAYANTI Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA ILMU KOMUNIKASI

Pada

Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2013


(9)

Yang bertanda tangan di bawah ini saya :

Nama : Fitri Damayanti

NPM : 0856031022

Jurusan : Ilmu Komunikasi

Alamat Rumah : Perum Bukit Kemiling Permai Blok. Y No. 148, Bandarlampung.

No HP/Tlp Rumah : 085768856532

Dengan ini menyatakan, bahwa skripsi saya yang berjudul Peran Penulis Naskah/Script Writer Dalam Proses Produksi Program Talk Show Neo Democrazy di Metro TV (Studi pada Tim Kreatif Program Talk Show Neo Democrazy di Metro TV Jakarta) adalah benar-benar hasil karya sendiri, bukan Plagiat (milik orang lain) ataupun dibuatkan oleh orang lain.

Apabila dikemudian hari hasil penelitian/skripsi saya, ada pihak-pihak yang merasa keberatan maka saya akan bertanggung jawab sesuai dengan peraturan yang berlaku dan siap untuk dicabut gelar akademik saya.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak dalam tekanan pihak-pihak manapun.

Bandar Lampung, 18 Februari 2013 Saya yang menyatakan,

Fitri Damayanti NPM. 0856031022


(10)

Penulis dilahirkan di Bengkulu pada tanggal 1 Mei 1990. Penulis merupakan putri kedua dari tiga bersaudara, dari pasangan Bapak Sunarto dengan Ibu Tintin Maezunah. Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di TK WITRI I di Bengkulu pada tahun 1996, SD Negeri 66 Bengkulu pada tahun 2002, SMP Negeri 3 Bandar Lampung pada tahun 2005, dan SMA Negeri 3 Bandar Lampung pada tahun 2008. Pada tahun 2008 penulis terdaftar sebagai Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung melalui jalur Mandiri.

Semasa menjadi mahasiswa, penulis aktif dalam berbagai kegiatan organisasi sebagai pengurus dan anggota pada Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ilmu Komunikasi periode 2009-2011 sebagai anggota bidang penyiaran. Selain itu, penulis juga berkarya dalam dunia kreatif demi mengembangkan potensi diri. Tahun 2011, penulis bergabung dalam advertising community ‘kotakide’ sebagai seorangcopy writer.

Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Adi Mulyo Kecamatan Panca Jaya, Mesuji, selama 40 hari dari bulan Juli- Agustus 2011. Beberapa prestasi sempat diraih oleh penulis, diantaranya, diantaranya Juara 3 Festival Film Indie Darmajaya 2011 atas film “Dewasa?”, meraih predikat 5 finalis terbaik dalam “Perlombaan Klip Kreatif” tingkat nasional yang diadakan oleh PPKI dan Kementerian Perdagangan dan Perindustrian Indonesia. Semua prestasi tersebut peneliti syukuri sebagai penghargaan atas berbagai pembelajaran kehidupan.


(11)

(12)

Alhamdulillahirobbil‘alamin. Segala puji syukur penulis ungkapkan atas kehadirat Allah SWT, karena hanya dengan limpahan rahmat, nikmat, ridho, dan kehendak-Nya-lah, peneliti mampu menyelesaikan skripsi ini, dengan judul“Peran Penulis Naskah/Script Writer Dalam Proses Produksi Program Talk Show Neo Democrazy di Metro TV” sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Ilmu Komunikasi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Lampung. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan maupun penyususnan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi proses pembelajaran dan perbaikan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi masyarakat luas di kemudian hari. Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada :

1. Allah SWT.

2. Untuk Bapak dan Ibu

3. Untuk Adikku. Terima kasih untuk menjadi seorang adik yang baik, semangat berjuang. Serta kakak ku dan keluarga.

4. Bapak Drs. Agus Hadiawan, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

5. Bapak Drs. Teguh Budi Raharjo, M.Si, selaku Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi sekaligus Dosen Pembimbing skripsi yang telah dengan sabar membimbing penulis dalam penulisan skripsi ini.

6. Bapak Dr. Abdul Firman Ashaf , S.IP , M.Si selaku Dosen Pembahas dan Dosen Penguji skripsi, yang telah membimbing dan belajar banyak hal dari dirinya.


(13)

9. Mbak Gita selaku Humas Metro TV yang bersedia membantu penyelesaian penelitian skripsi ini.

10. Kepada Mas Eko Sri Raharjo (Produser), Mas Akhmad Duddy (Produser Junior). Terimakasih banyak Mas Eko dan Mas Dudi atas bantuan dan kesediannya menjadi narasumber untuk skripsi ini. Kepada Mas Anang (Eksekutif Produser), Mas Ardha Presetya, Mbak Grace Vidya dan mbak Deirdre Tenawin serta seluruh Tim Produksi Neo Democrazy. Terimakasih atas keramahan dan bantuan yang telah kalian berikan dalam penyelesaian skripsi ini.

11. Mas Welnaldi ‘Iwel’ Sastra, selaku penulis naskah program Neo Democrazy Metro TV. Terimakasih atas bantuan, kesabaran, kesediaan, waktu serta keramahannya dalam menjadi narasumber utama penelitian skripsi ini. Mbak Melanie Putria, Mas Muchlis “Mucle” Katulistiwa, dan Mas Faqih “Ngademin” atas kesediannya dan keramahannya dalam menjadi narasumber penelitian ini. Serta seluruh pengisi acara Neo Democrazy Metro TV.

12. Dosen di Jurusan Ilmu Komunikasi : Ibu Ida, Ibu Hestin, Ibu Nina, Ibu Anna, Ibu Windah, Ibu Nanda, Ibu Bangun, Pak Sarwoko, Pak Agung, Pak Andy, Pak Riza, Bu Wulan, Pak Cahyono, Bu Tina Pak Rudy dan semuanya.

13. Seluruh staf administrasi dan karyawan FISIP Universitas Lampung. 14. Teman- teman 2008 yang juga lagi berjuang (walau beberapa sudah

melewati perjuangan skripsi ini): para anak kos yang setia setiap saat, Iin dan Grace, Bagus, Helda, Bastian tukang motret keren, Puspa sipetualang, Ari, Faruk, Arya, Embun, Andy, Dora, Helda Nur, Amal, Rangga, Willy, Anita, Satria, Ali Akbar, Amri, Diah, Barni, dan Miftah.

15. Teman-teman yang telah lulus. Sulis teman dari SMP yang selalu “nyekek” saat tahu diri ini bermalasan dan sekarang pun adiknya ikutan, si Bunulsafat Tati, Fita (Mengapa kau bekerja di kantor Ibuku. , tapi tak

apa jadi tebasan samurai untuk segera lulus. ), Tiya (Teman membodoh


(14)

Alya, Angel.

16. Rekan setiaku rekan seangkatan: Febri, Norma, Intan, Galan, Leovina, Amar, Sandi, Rafi, Sulis, Vania, Adi, Arif, Resdhy, Rizqi, Yunni, Vicka, Agphin, Edo, Fani, Wati, Okta, Indah, Rizky, Merisa, Rosi, dan Luky. We Are Band of Brother!

17. Dian yang sudah merevisi “curhatan” diriku, Emmy yang tahan emosi merapihkan “curhatan” ini, Diane, Tati, Susano, dan Anggi tabah membaca “curhatan” ini.Para Sippers, Pertemanan beda usia yang aneh. 18. Keluarga besar HMJ Ilmu Komunikasi UNILA.

19. Parabrothers New Orangedan “kotakide”: Sulis, Kak Risman, Tiya, Kak Budi, Fadli, Adhi. Semangat berkarya!

20. Teman-teman KKN di Mesuji: Ajeng, Rara, Herda, Fadlin, Risna, Irke, terimakasih untuk kebersamaannya selama 40 hari yang memberikan cerita dalam kebodohan dan pembelajaran.

21. Bude, Om Iwan, Bang Edi, Mbak Frida, Kak Ryan, Kan Riki, Kak Budi dan Dian yang sudah memberikan tempat tinggal selama penulis melakukan penelitian.

22. Adik-adikku, Rosani dan Puji. Adik-adik di organisasi lainnya

23. Serta semua orang yang ada dikehidupan penulis yang telah membantu penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

24. Kepada Anda yang membaca skripsi ini, semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat bagi anda khususnya dan masyarakat luas pada umumnya.

Penulis,


(15)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Televisi sebagai bagian dari kebudayaan audiovisual baru merupakan salah satu media massa yang memiliki pengaruh paling kuat dalam pembentukan sikap dan kepribadian seseorang secara luas. Televisi mampu menekan pesan secara efektif dengan memusatkan pandangan pemirsa melalui ilustrasi visual, tata gerak, warna dan berbagai bunyi atau suara. Tidak mengherankan televisi memiliki daya tarik luar biasa jika sajian program acara dapat menyesuaikan dengan karakter televisi dan pemirsa yang terpengaruh oleh televisi (Fred Wibowo. 2009: 1).

Mengelola bisnis media penyiaran merupakan salah satu bisnis yang paling sulit dan paling menantang dibandingkan dengan jenis industri lainnya. Di dalam dunia pertelevisian, penyelenggaraan siaran televisi sangat dipengaruhi oleh tingkat kepemirsaan dan kreativitas pengelolaan dalam mengembangkan program acara televisi. Semakin kreatif sebuah tayangan televisi akan semakin menarik banyak pemirsa yang kemudian mempengaruhi jumlah pendapatan sebuah stasiun televisi yang bersumber dari tayangan iklan dan sponsor. Ditambah dengan kompetisi program acara antar stasiun televisi swasta di Indonesia yang terus meningkat, program siaran televisi harus membuat suatu kesan kepada pemirsanya.


(16)

Stasiun televisi setiap harinya menyajikan berbagai jenis program yang jumlahnya sangat banyak dan jenisnya sangat beragam. Pada dasarnya apa saja bisa dijadikan program untuk ditayangkan di televisi selama program itu menarik dan disukai audien, serta selama tidak bertentangan dengan kesusilaan, hukum dan peraturan yang berlaku. Diantara banyak komponen media televisi, salah satu bagian yang memiliki peran yang sangat penting adalah tim produksi. Proses produksi sebuah acara televisi melibatkan banyak personil yang dibagi-bagi sesuai dengan tugas dan fungsinya. Pembagian kerja tim produksi program acara televisi secara umum, yaitu pra-produksi, produksi dan pasca-produksi.

Proses produksi suatu program televisi dimulai dari orang-orang yang memiliki ide atau gagasan. Mereka memiliki ide atau gagasan ini dapat perorangan ataupun rumah produksi atau PH (production house). Mereka menuliskan gagasan kedalam kertas yang memuat antara lain konsep yang ingin dikembangkan, karakter para tokoh, jumlah kru, usulan nama pemain yang akan digunakan serta hal-hal lain yang diperlukan untuk mewujudkan kedalam program itu. Mereka kemudian mengajukan gagasan ini kepada sejumlah stasiun televisi yang mungkin tertarik untuk menjadikannya sebagai program televisi (Morissan, 2005: 272). Pengelola stasiun penyiaran dituntut untuk memiliki kreativitas seluas mungkin untuk menghasilkan berbagai program yang menarik. Stasiun televisi menuntut bagaimana cara penyajian karya mereka agar dapat menarik para pemirsa televisi. Untuk membuat berbagai macam acara yang mencapai ratusan jam acara setiap bulan, stasiun televisi menempatkan para penulis skenario, konseptor ide, pengembang program dan bagian riset acara televisi dalam sebuah tim yang


(17)

disebut tim kreatif ini. Tim ini adalah otak dari segala ide acara televisi. Mereka bekerja keras memeras ide dan mencoba menyajikannya menjadi kertas naskah yang siap diproduksi (Set, 2008: 9).

Tim kreatif memiliki peranan besar dalam mengelola suatu informasi atau tayangan-tayangan televisi agar menarik untuk dinikmati para pemirsa acara tersebut dan menghasilkan suatu program acara yang kreatif. Dalam penelitian ini, peneliti memilih Metro TV sebagai lokasi penelitian. Metro TV adalah sebuah stasiun televisi swasta di Indonesia yang didirikan oleh PT Media Televisi Indonesia. Stasiun televisi ini resmi mengudara sejak 25 November 2000 di Jakarta. Memiliki slogan Knowledge to Elevate, stasiun televisi ini memiliki konsep yang berbeda dari stasiun televisi yang telah ada di Indonesia, selain mengudara selama 24 jam setiap hari, stasiun televisi ini hanya memusatkan acaranya pada warta berita saja (www.metrotvnews.com).

Pemilihan jenis program di Metro TV dipengaruhi oleh banyak hal. Menentukan jenis program berarti menentukan atau memilih daya tarik (appeal) dari suatu program. Selain pembagian jenis program, terdapat pula pembagian program berdasarkan apakah suatu program itu bersifat faktual atau fiktif (fictional). Program faktual antara lain meliputi program berita, dokumenter atau reality show. Sementara program yang bersifat fiktif antara lain program drama atau komedi. Untuk dapat menarik dan mempertahankan pemirsanya, Metro TV pada akhirnya menambahkan unsur hiburan dalam program acaranya. Tetapi, Metro TV tetap pada ideologi awal yaitu tidak menayangkan sinetron namun mempertahankan konsep televisi jurnalistik. Dengan alasan itu pula Metro TV


(18)

memilih konsep acara yang tetap mendidik, informatif dan juga menghibur yaitu talk show, yang merupakan acara bincang-bincang yang menyampaikan beberapa informasi, diskusi dengan tema-tema tertentu dan biasanya diselingi beberapa isian menarik seperti musik, parodi, kuis, dan lain-lain.

Talk showseringkali dianggap membosankan. Namun program talk show saat ini merupakan acara yang digemari oleh khalayak karena kecenderungan variasi tayangan televisi yang monoton, terutama kejenuhan terhadap tayangan sinetron, film televisi/FTV, ataupun reality show. Metro TV memiliki variasi program acara dengan konsep talk show, antara lain Kick Andy, Wide Shot, Just Alvin, Idenesia, Mata Najwa, Neo Democrazy dan lain sebagainya. Masing-masing program talk show tersebut mewakili sebuah kreatifitas tim kreatif pada masing-masing program di Metro TV.

Pada penelitian ini peneliti memfokuskan pada program talk show Neo Democrazy di Metro TV. Neo Democrazy tayang perdana di Metro TV sejak 16 Februari 2012 pada pukul 21.30 WIB. Neo Democrazy bukanlah program talk show baru di Metro TV. Neo Democrazy merupakan rebranding dari program Democrazy yang berhenti tayang pada tanggal 29 Januari 2012 setelah tayang sejak 17 Februari 2008. Konsep acara pada Neo Democrazy merupakan sebuah program acara yang mengedepankan unsur politik yang menghibur dalam bentuk talk show. Program acara ini menampilkan perwicaraan diskusi mengenai demokrasi di Indonesia beserta mencari titik terang dan solusi dari masalah aktual bangsa tapi dibalut dalam bentuk parodi. Dalam setiap episodenya, Neo


(19)

Democrazy menampilkan humor-humor segar dan menghadirkan narasumber yang memiliki kompetensi dibidangnya sesuai dengan tema yang diangkat.

Pengisi acara talk show Neo Democrazy antara lain Melani Putria, Iwel Sastra, Faqih Ngademin, Mucle Katulistiwa, dan Franda. Iwel Sastra, Faqih Ngademin, Mucle Katulistiwa adalah beberapa nama komedian yang sering membawakan program parodi politik sebelum akhirnya menjadi pengisi acara di Neo Democrazy. Tidak semua komedian dapat menjadi pengisi acara bincang-bincang dengan tema politik karena walau dibalut dalam komedi namun mereka tidak boleh menyimpang dari tema acara. Komedian juga harus mempertahankan konsep program yang tetap fokus pada informasi dan edukasi, sehingga tidak terjebak pada komedi yang cenderung vulgar atau mengandung kekerasan. Franda baru tergabung pada talk show Neo Democrazy pada 2012 ini mengisi pada segmen “kirim lirik” yang merupakan segmen khusus yang merupakan bagian baru dari program Neo Democarzy.

Menuju negara demokrasi, media bebas untuk melakukan kritik sehat. Kritik-kritik kepada pemerintah dan isu-isu sosial dilakukan dalam bentuk komedi. Program acara ini tidak hanya sebagai forum kritik terhadap pemerintah dan atas isu-isu sosial yang terjadi, serta sebagai pembelajaran politik dan kepekaan sosial bagi pemirsa televisi. Pengamat politik yang juga dosen Komunikasi Universitas Indonesia, Effendy Ghazali pernah berujar bahwa acara parodi politik di televisi merupakan pelepasan atau katarsis dari kepenatan hidup. Acara semacam ini biasanya digemari pemirsa karena mereka menemukan teman bicara mengenai kondisi sosial politik melalui personifikasi tokoh-tokohnya. "Ketika kondisi


(20)

pemerintahan itu baik-baik saja dan seimbang dengan kondisi masyarakatnya, acara-acara parodi politik biasanya tidak akan menarik perhatian," kata Koordinator Program Master Komunikasi Politik UI itu dalam www.antaranews.com.

Meskipun program acara dengan konsep seperti Neo Democrazy menarik pemirsa, hal itu bukan berarti pemirsa akan selalu setia pada satu program acara. Banyaknya kecaman dari pihak luar terkait dengan konsep tayangan yang merupakan kritik terhadap kebijakan pemerintah dianggap memeperkeruh keadaan bangsa serta dianggap dapat membuat masyarakat menjadi anti-pemerintah. Apalagi, konsep acara parodi politik seperti pada Neo Democrazy ini bukan yang pertama. Sebelumnya telah ada program Republik BBM di Indosiar yang kini muncul kembali di Indosiar dengan nama BBM Show. News Dot Com di Metro TV, dan Republik Mimpi di Metro TV. Republik Mimpi kini tayang di TVOne dan program acara sejenis di stasiun televisi lainnya. Ditambah lagi dengan program acara yang semakin beragam yang lebih menarik ketertarikan pemirsa televisi. Diperlukan kreatifitas yang konsisten dan ide-ide baru dalam menyajikan program televisi agar tidak monoton agar tidak ditinggalkan pemirsa sehingga dapat bertahan di persaingan televisi nasional.

Konsistensi dalam menyajikan tayangan parodi politik yang informatif dan edukatif yang membuat peneliti tertarik meneliti tentang peran penulis naskah. Penulis naskah memiliki peran yang penting terutama pada tahap pra produksi sebuah tayangan televisi. Penulis naskah menjadi sentral karena sebuah naskah yang dihasilkan adalah ide dasar yang diperlukan dalam sebuah produksi program


(21)

video ataupun televisi. Sehingga pada penelitian ini peneliti ingin mengetahui bagaimana peran penulis naskah/script writer didalam tim kreatif dalam proses produksi programtalk showNeo Democrazy di Metro TV.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka peneliti merumuskan masalah yaitu, Bagaimana peran penulis naskah/script writer sebagai bagian dari tim kreatif dalam proses produksi siaran televisi, terutama pada tahap pra-produksi programtalk showNeo Democrazy di MetroTV?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan secara khusus, Peran seorang penulis naskah/script writersebagai bagian dari tim kreatif dalam proses produksi terutama pada tahap pra-produksi program talk show Neo Democrazy di Metro TV.

D. Kegunaan Penelitian

Kegunaan dalam penelitian ini adalah :

1. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan ilmu pengetahuan, khususnya di bidang penyiaran televisi terkait dengan peran penulis naskah dalam tim kreatif pada tahap pra-produksi sebuah program acaratalk showdi televisi.

2. Secara praktis, dapat menjadi sumber informasi bagi mahasiswa Ilmu Komunikasi di bidang penyiaran, khususnya peran penulis naskah dalam proses produksi siaran televisi pada stasiun televisi nasional di indonesia.


(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang Penelitian Terdahulu

Penelitian dengan pembahasan mengenai peran individu dalam suatu proses produksi tayangan televisi telah dilakukan oleh beberapa peneliti di Indonesia. Salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh M. Yokhie Oetomo (2011), Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Lampung, dengan penelitian yang berjudul “Peranan Producer Assistant dalam Proses Produksi Program Acara MTV Ampuh di Stasiun Global TV”. Penelitian ini fokus terhadap peran asisten produser dalam proses produksi suatu program acara televisi.

Kemudian penelitian berikutnya mengenai strategi pengembangan program televisi juga telah dilakukan. Salah satunya oleh Guntur Mardhika (2011), alumnus Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”, Jakarta. Judul penelitian tersebut yaitu, “Strategi Produser dalam Meningkatkan Rating Program Acara Musik Dahsyat RCTI”. Pada penelitian yang dilakukan oleh Guntur Mahardika, penelitian lebih terfokus pada pengembangan strategi yang dilakukan oleh produser dalam meningkatkan rating suatu program acara televisi.

Untuk penelitian analisis tugas asisten produser, salah satunya dilakukan oleh Lia Apriani Laperissa alumnus Jurusan Ilmu Komunikasi bidang Broadcasting,


(23)

Universitas Bina Nusantara, Jakarta. Penelitian tersebut berjudul, “Analisis Tugas Production Assistant Periode 2011-2012 dalam Proses Produksi Program Talk Show “Bukan Empat Mata” di Trans7, Jakarta”. Penelitian ini lebih kepada analisis tugas seorang asisten produser pada tim produksi dalam proses produksi program acara televisi.

Pada dasarnya, ketiga penelitian tersebut mengandung unsur yang berkaitan dengan penelitian “Peranan Penulis naskah/Script writer dalam Proses Produksi Program Talk Show Neo Democrazy di Metro TV”, karena subjek penelitian ketiga penelitian ini bergerak pada bidang yang sama, yakni manajemen media massa yang menjelaskan tentang peran individu dalam proses produksi program acara televisi sebagai kegiatan utama. Bila penelitian tersebut lebih fokus pada peran produser dan asisten produser program acara suatu stasiun televisi, penelitian “Peranan Penulis naskah/Script writer dalam Proses Produksi Program Talk Show Neo Democrazy di Metro TV” lebih fokus terhadap peran penulis naskah suatu program acara televisi, dalam hal ini merupakan penulis naskah di dalam tim kreatif pada program talk show Neo Democrazy di Metro TV Jakarta. B. Tinjauan Tentang Komunikasi Massa

1. Tinjauan Tentang Komunikasi

Secara etimologi (bahasa), kata komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal dari kata Latin communis yang berarti “sama”, communico, communicatio, atau communicare yang berarti “membuat sama” (to make common). Istilah pertama (commuis) paling sering disebut sebagai asal kata


(24)

komunikasi, yang merupakan akar dari kata-kata latin lainnya yang mirip. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara sama (Mulyana, 2007: 46).

Carl I. Hovland mendenifisikan komunikasi adalah upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegas asas-asas penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan sikap (Effendy, 2006: 9-10). Sedangkan Menurut Everett M. Rogers dan Lawrence Kincaid, menyatakan bahwa komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi antara satu sama lain, yang pada gilirannya terjadi saling pengertian yang mendalam (Wiryanto, 2002: 6).

2. Tinjauan Tentang Komunikasi Massa

Komunikasi massa merupakan adopsi dari bahasa Inggris, yaitu mass communication, kependekan dari mass media communication yang artinya komunikasi yang menggunakan media massa atau komunikasi yang “mass mediate”(Wiryanto, 2002: 2).

Komunikasi massa adalah komunikasi yang menggunakan media massa baik cetak maupun elektronik yang dikelola oleh suatu lembaga (orang yang dilembagakan) yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar di banyak tempat anonim dan heterogen (Dedi Mulyana, 2007: 75).

Kompleksnya komunikasi massa dikemukakan oleh Werner I Severin dan James W Tankard, Jr dalam bukunya Teori Komunikasi Sejarah, Metode, dan Terapan di Dalam Media Massa, mengatakan bahwa komunikasi massa adalah sebagian


(25)

keterampilan, sebagian seni dan sebagian ilmu. Komunikasi Massa adalah keterampilan dalam pengertian bahwa ia meliputi teknik-teknik fundamental tertentu yang dapat dipelajari seperti memfokuskan kamera televisi, mengoperasikan tape recorder atau mencatat ketika berwawancara. Komunikasi Massa adalah seni dalam pengertian bahwa ia meliputi tantangan-tantangan kreatif seperti menulis skrip untuk program televisi, mengembangkan tata letak yang estetis untuk iklan majalah atau menampilkan teras berita yang memikat bagi sebuah kisah berita. Komunikasi Massa adalah ilmu dalam pengertian bahwa ia meliputi prinsip-prinsip tertentu tentang bagaimana berlangsungnya komunikasi yang dapat dikembangkan dan dipergunakan untuk membuat berbagai hal menjadi lebih baik.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa komunikasi massa bersumber dari komunikasi yang menyampaikan pesannya dengan menggunakan media massa yang ditujukan untuk masyarakat luas. Karakteristik komunikasi massa menurut Ardianto (Nurudin, 2007: 30-32), diantaranya sebagai berikut:

1. Komunikasi bersifat melembaga. 2. Komunikasi bersifat heterogen. 3. Pesan bersifat umum.

4. Proses komunikasi berlangsung satu arah.

5. Komunikasi massa menimbulkan keserempakan (disampaikan secara serempak dan disaksikan secara serempak oleh penerima pesan).


(26)

6. Sangat mengandalkan peralatan teknis (media massa).

7. Dikontrol oleh gatekeeper (pihak yang menentukan pengemasan pesan dari media massa).

C. Tinjauan Tentang Media Massa 1. Pengertian Media Massa

Menurut Wahyudi (Wahyudi, 1991: 88) media massa adalah media yang digunakan untuk komunikasi massal. Disebut demikian karena sifatnya yang massal, misalnya pers, radio, film, televisi, dan lain-lain.

1. Pers, pers dalam arti luas meliputi segala barang yang dicetak yang ditujukan untuk umum/publik tertentu, termasuk buku, pamflet, brosur, koran, dan sebagainya.

2. Radio, keseluruhan sistem gelombang suara yang dipancarkan stasiun pemancar dan diterima pesawat penerima yang ada di rumah, di mobil, di kapal, dan dimana saja.

3. Film, keseluruhan pita celluloid atau sejenisnya yang mengandung gambar-gambar yang dapat diproyeksikan pada layar.

4. Televisi, mass media yang memancarkan suara dan gambar atau secara mudah dapat disebut sebagairadio with picture atau movie at home.

2. Fungsi Media Massa

Idealisme yang melekat pada pers dijabarkan dalam pelaksanaan fungsi-fungsi menurut Onong U. Effendy (2006), diantaranya:


(27)

2. Fungsi mendidik (to educate) 3. Fungsi menghibur (to entertain) 4. Fungsi mempengaruhi(to influence)

D. Tinjauan Tentang Televisi 1. Sejarah Singkat Televisi

Televisi adalah produk dari teknologi canggih dan kemajuaannya sendiri sangat bergantung dari kemajuan-kemajuan di bidang teknologi, khususnya teknologi elektronika. Wajarlah bila pengadaan dan pengelolaannya memerlukan biaya yang sangat mahal dan melibatkan banyak tenaga yang memiliki keahlian yang berbeda-beda. Landasan tunggal, dari pengelola siaran televisi yang memiliki keahlian yang berbeda ini ialah kreatifitas perorangan. Tanpa kreatifitas siaran televisi akan monoton dan sangat menjemukan penontonnya (Wahyudi, 1991:49-51).

Penemuan televisi telah melalui berbagai eksperimen yang dilakukan oleh para ilmuwan akhir abad 19 dengan dasar penelitian yang dilakukan oleh James Clark Maxwell dan Heinrich Hertz, serta penemuan Marconi pada tahun 1890. Teknologi televisi tumbuh pesat pada akhir 1940. Sebelumnya, perkembangan teknologi televisi tersebut sempat terhenti akibat terjadinya perang dunia kedua. Para reporter televisi, yang umumnya sebelumnya adalah reporter radio melakukan pemberitaan intensif sehingga mendesak peran radio, karena sifat televisi yang menarik mata dan isi yang terus berkembang.


(28)

Banyak siaran televisi yang sangat diminati karena cepat, lugas dan lengkap dalam meliput sesuatu. Saat ini televisi selain sebagai sumber berita juga memiliki fungsi sosial. Untuk kontak sosial, rujukan kehidupan sehari-hari, untuk menyenangkan diri sendiri, melepas kebosanan dan sebagainya (Djamal dan Fachrudin, 2011: 23-36).

2. Siaran Televisi di Indonesia

Kegiatan penyiaran melalui media televisi di Indonesia dimulai saat penyiaran upacara peringatan Hari Kemerdekaan RI pada tanggal 17 Agustus 1962 di Jakarta. Kemudian pada tanggal 24 Agustus 1962, bertepatan dengan dilangsungkannya pembukaan Pesta Olahraga se- Asia IV atau Asean Games di Senayan. Sejak itu pula TVRI digunakan sebagai stasiun penyiaran publik milik pemerintah hingga sekarang. Di Indonesia dunia pertelevisian berkembang pesat, terbukti dengan bermunculannya televisi swasta dibarengi dengan deregulasi pertelevisian Indonesia oleh pemerintah pada tanggal 23 Agustus 1990 (Djamal dan Fachrudin, 2011: 23-36).

Ada berbagai alternatif tontonan bagi masyarakat Indonesia saat ini yaitu TVRI, RCTI, SCTV, ANTV, MetroTV, GlobalTV, TransTV, Trans7, Indosiar, TVOne, dan MNCTV. Selain televisi swasta nasional, saat ini juga berkembang televisi swasta lokal daerah, misalnya di Provinsi Lampung yang terdapat Lampung TV, Radar TV, Siger TV dan lain-lain.


(29)

3. Karakteristik Televisi

Televisi memiliki beberapa karakteristik. Adapun karakteristik televisi (Kuswandi, 1996: 100) adalah sebagai berikut:

a. Audiovisual

Televisi memiliki kelebihan yakni dapat didengar sekaligus dapat dilihat (audiovisual). Karena sifatnya yang audiovisual maka siaran berita harus selalu dilengkapi dengan gambar, baik gambar diam seperti foto, gambar peta, maupun film berita yakni rekaman peristiwa yang menjadi topik berita. Pemirsa pada umunya merasa terpenuhi keingintahuannya bila setiap berita televisi dilengkapi dengan film berita. Terlebih lagi bila kualitas rekamannya baik, serta momen pengambilannya tepat, seolah-olah pemirsa melihat langsung peristiwa tersebut.

b. Berpikir dalam gambar

Ada dua tahap yang dilakukan dalam proses berpikir dalam gambar. Pertama, adalah visualisasi (visualization) yakni menerjemahkan kata-kata yang mengandung gagasan yang menjadi gambar secara individual. Dalam proses visualisasi, pengarah acara harus berusaha menunjukkan objek-objek tertentu menjadi gambar yang jelas dan menyajikannya sedemikian rupa, sehingga mengandung suatu makna. Tahap kedua dari proses ‘berpikir dalam gambar’ adalah penggambaran (picturization) yakni kegiatan merangkai gambar-gambar individual sedemikian rupa, sehingga kontunuitasnya mengandung makna tertentu.


(30)

c. Pengoperasian lebih kompleks

Dibandingkan dengan radio siaran, pengoperasian televisi siaran lebih kompleks dan lebih banyak melibatkan banyak orang. Untuk menayangkan acara siaran berita yang dibawakan oleh dua orang pembaca berita saja dapat melibatkan 10 orang. Peralatan yang digunakannya pun lebih banyak dan untuk mengoperasikannya lebih rumit dan harus dilakukan oleh orang-orang yang terampil dan terlatih. Dengan demikian media televisi lebih mahal daripada surat kabar, majalah dan radio siaran .

E. Tinjauan Tentang Program Acara Televisi 1. Tinjauan Tentang Program

Program adalah acara pertunjukan televisi, radio atau sebagainya. Program acara televisi adalah semua acara yang disiarkan secara melalui televisi. Program acara televisi dapat berbentuk berita, komedi, kebudayaan, musik dan sebagainya (Djamal dan Fachrudin, 2011: 159).

Program acara televisi merupakan suatu pembagian bentuk acara televisi yang dilihat dari perbedaan tujuannya. Sama halnya dengan fungsi televisi, tiap program dapat bertujuan memberi informasi, menghibur, mendidik, membujuk (Ardianto dan Erdinaya, 2004: 128).


(31)

2. Format Program Televisi

Menurut Naratama, definisi acara televisi yaitu merupakan sebuah perencanan dasar dari suatu konsep acara televisi yang akan menjadi landasan kreativitas dan desain produksi yang akan terbagi dalam berbagai kriteria utama yang disesuaikan dengan tujuan target permirsa acara tersebut (Djamal, 2011: 168).

Naratama (Djamal, 2011: 168) membagi format acara televisi menjadi 3, yaitu: 1. Drama/fiksi (timelessdan imajinatif)

Tragedi, aksi, komedi, cinta/romantisme, legenda, horor. 2. Non drama (timelessdan faktual)

Musik,magazine show, talk show, variety show, repackaging, game show, kuis,talent show, competition show.

3. Berita/news(aktual dan faktual)

Berita,current affairs program,sport, magazine news, features.

Bagan. 1 Format Acara Televisi.

Perkembangan kreatifitas program-program televisi saat ini telah melahirkan berbagai bentuk program televisi yang sangat beragam. Keunikan program televisi berjalan seiring dengan kecenderungan gaya hidup msyarakat di sekitarnya yang

Format acara televisi

Timeless& imajinatif Drama/fiksi

Timeless& faktual Non drama/non fiksi

Faktual &aktual Berita/news


(32)

saling mempengaruhi. Sehingga munculah ide-ide yang menampilkan format baru pda program televisi agar memudahkan produser, sutradara, dan penulis naskah menghasilkan karya spektakuler (Djamal, 2011: 167).

Oleh sebab itu, siapapun yang ingin menghasilkan karya televisi yang baik, mereka harus bekerja sama dalam satu tim produksi. Mereka juga harus memahami format televisi apa yang akan dieksekusi.

4. Tinjauan Tentang ProgramTalk show

Talk show merupakan peliputan terencana sesuai dengan namanya, teknik peliputan ini lebih mudah tapi penuh dengan tantangan karena sudah terduga dan terencana, maka fakta peristiwa dan data diperoleh lebih lengkap dan akurat serta peliputan jenis ini dapat melibatkan analisis reporter serta latar belakang dibalik suatu peristiwa (Baskin, 2006:141).

Program talk show menurut Fred Wibowo merupakan sajian yang mengetengahkan pembicaraan seseorang atau lebih mengenai sesuatu yang menarik atau sedang hangat dibicarakan masyarakat. Program talk show dapat memperoleh tekanan yang berbeda, yaitu:

• Penekanan pada aspekshow-nya.

Ini berarti program talk atau pembicaraannya berkonteks pada program show-nya.

• penekanan program pada program talk-nya, show sebagai ilustrasi saja atau daya tarik. Dalam program ini pembicaraan tidak terlalu terikat oleh show. Isi pembicaraan sangat dipentingkan.


(33)

Bentuk lain program talk show dapat pula menyatukan dua gagasan tersebut atau pembicaraan murni. Pembicaraan murni merupakan sebuah show karena daya tarik permasalahan, tokoh, presenter dan seluruh sajian (Wibowo, 2009: 68). Program talk show adalah perbincangan dengan tukar-menukar pendapat dimana pemimpin acara dapat mengatur dan bertindak mengambil peranan aktif tanpa menarik kesimpulan, terkadang acaranya diselingi hiburan oleh peserta maupun pemimpin acara itu sendiri (Darmanto, 1998: 100).

Definisi talk show menurut Farlex (dalam Morissan, 2009) dalam The Free Dictionary :

A television or radio show in which noted people, such us authorities in a particular field, participate in discussion or are interviewed and often answer question from viewers or listeners.

Sebuah acara televisi atau radio, yang mana orang terkemuka, seperti seorang ahli dalam bidang tertentu, berpartisipasi dalam diskusi atau diwawancarai dan kadangkala menjawab pertanyaan dari pemirsa atau pendengar.

Talk showmempunyai ciri tipikal, yaitu:

• menggunakan percakapan sederhana (casual conversation) dengan bahasa yang universal (untuk menghadapi heterogenitas khalayak).

• Tema yang diangkat mestilah benar-benar penting (atau dianggap penting) untuk diketahui khalayak atau setidaknya menarik bagi pemirsanya. • Wacana yang diketengahkan merupakan isu (atau trend) yang sedang


(34)

Faktor yang perlu diperhatikan dalam program talk show terletak pada materi acara atau permasalahan. Sehingga tema yang populer ataupun penting lainnya jika tidak dikonsep secara baik dan menarik maka acara tersebut akan menjadi tidak menarik (Morissan, 2009).

F. Tinjauan Tentang Manajemen Media Penyiaran

Manajemen yang baik mutlak diperlukan pada media penyiaran. Morissan menjelaskan dalam bukunya Manajemen Media Penyiaran, bahwa mengelola media penyiaran pada dasarnya adalah mengelola manusia. Keberhasilan media penyiaran sejatinya ditopang oleh kreativitas manusia yang bekerja pada tiga pilar utama yang merupakan fungsi vital yang dimiliki setiap media penyiaran yaitu teknik, program dan pemasaran.

Mengutip dari Morissan, tantangan yang harus dihadapi maajamen media penyiaran dsebabkan oleh dua hal, yaitu memenuhi harapan pemilik dan kepentingan masyarakat. Dengan demikian, upaya untuk menyeimbangkan antara memenuhi kepentingan pemilik dan kepentingan masyarakat memberikan tantangan tersendiri kepada pihak manajemen media penyiaran. Media penyiaran pada dasarnya harus mampu melaksanakan berbagai fungsi yaitu antara lain fungsinya sebagai media untuk beriklan, media hiburan, media informasi dan media pelayanan. Untuk mampu melaksanakan seluruh pungsi tersebut sekaligus dapat memenuhi kepentingan pemasang iklan, audien serta pemilik dan karyawan merupakan tantangan tersendiri bagi manajemen.


(35)

Sebagaimana organisasi atau perusahaan lain, media penyiaran menggunakan manajemen dalam menjalankan kegiatannya, dan setiap orang yang mempunyai tanggungjawab atas bawahan dan sumber daya organisasi lainnya dengan menjalankan fungsi manajemen. Pada dasarnya, manajemen dibutuhkan oleh semua organisasi karena tanpa manajemen semua usaha akan sia-sia dan pencapaian tujuan akan menjadi lebih sulit.

Penyiaran sebagai kegiatan komunikasi massa mempunyai fungsi sebagai media informasi, pendidikan, hiburan yang sehat, kontrol dan perekat sosial. Selain itu penyiaran juga mempunyai fungsi ekonomi dan kebudayaan. Keberhasilan media penyiaran bergantung pada bagaimana kualitas orang-orang yang bekerja pada ketiga bidang tersebut. Peneliti ingin menjelaskan bagaimana stasiun penyiaran beroperasi, peran dan tanggung jawab dalam suatu departemen serta individu. Tanggung jawab setiap posisi yang ada pada suatu media penyiaran dan hubungan berbagai posisi satu sama lainnya serta garis komando diantara posisi itu. Penelitian ini lebih mengarah pada bagian program mengenai peran penulis naskah dalam proses produksi yang terdapat sebuah produksi program acara televisi.

G. Tinjauan Tentang Produksi Program Televisi 1. Tinjauan Tentang Produksi Program

Menurut Wahyudi, proses produksi suatu program acara terdiri atas tiga bagian utama, yaitu:


(36)

Pra-produksi adalah semua kegiatan sampai dengan pelaksanaan liputan (shooting). Tahap-tahap yang termasuk kegiatan pra-produksi antara lain:

• penuangan ide/gagasan ke dalamoutline

• pembuatanformat/scenario/treatment, script, story boardprogram meeting

hunting(peninjauan lokasi liputan) • production meeting

technical meeting

• pembuatan dekorasi, dan lain-lain. 2. Produksi (peliputan)

Produksi adalah seluruh kegiatan liputan(shooting)baik di studio maupun di luar studio/lapangan. Proses liputan(shooting) juga disebuttaping (jika tidak dilakukan secara siaran langsung/live). Selesai shooting harus diadakan checkingapakah perlu ada shootingulang. Checkingberikutnya dilakukan setelah selesai editing dan manipulating yang lazim disebut review untuk menentukan apakah perlu ada perbaikan, kemudian dilakukanpreview.

3. Pasca-produksi (penyuntingan).

Pasca-produksi adalah semua kegiatan setelah peliputan/shooting/taping sampai materi itu dinyatakan selesai dan siap disiarkan atau diputar kembali. Tahapan yang termasuk kegiatan pascaproduksi antara lain:

editing(penyuntingan).

manipulating(pengisian suara),subtitle, title. • ilustrasi, efek, dan lain-lain.


(37)

2.Job DescriptionPada Proses Produksi Sebuah Acara Televisi.

Pembagian kerja sebuah tim produksi program acara secara umum terdiri dari, sebagai berikut:

Executive producer, adalah seseorang yang memprakarsai (mempunyai ide) dan yang mengorganisasi produksi paket acara radio ataupun televisi. • Producer, adalah seseorang yang dipercayai oleh executive producer

untuk melaksanakan ide/gagasannya. Executive produser dapat dirangkap satu orang.

Director, adalah program director (PD)/pengarah acara/sutradara, yaitu seseorang yang bertanggung jawab penuh terhadap teknis produksi.

• Asisten sutradara, adalah yang bertugas membantu sutradara program dalam mengawasi aspek kreatif dari suatu produksi.

Director of photography, adalah yang bertanggung jawab pada aspek kreatif penggunaan kamera dan melakukan pengawasan terhadap komposisi gambar.

Writer/script writer, adalah penulis naskah/pemilik ide cerita yang membuat alur cerita.

Audio mixer/Switcherman/pemandu gambar, adalah yang bertugas di ruang kontrol untuk menampilkan perpaduan gambar dari beberapa sumber gambar kedalam satu tampilan visual program televisi.

Audio operator/audio mixer, adalah penanggung jawab perekaman suara.Lighting operatoradalah penanggung jawab pencahayaan.


(38)

Set designer/art director, adalah ahli dekorasi.Set construction, adalah pelaksana dekor/konstruksi.Graphic coordinator, adalah koordinator penyusun grafik.

Technical director (TD), adalah penanggung jawab teknik. Tetapi pada beberapa stasiun televisi, TD dimaknai juga sebagai operatorvideo mixer, sebab melalui audio mixer itu, output visualisasi dipilih dan direkam (menentukan jalannya rekaman).

Talent, adalah penanggung jawab tata rias muka, rambut, aksesoris, dan penghubung pengisi acara. Pengertiantalentyang lain adalah pengisi acara itu sendiri.

Camera operator/camera person, adalah yang mengatur operasional kamera.

Video operator/teknisi video, adalah penata video dari kamera. • Operatorfilm dan video,adalah penanggung jawab manajer produksi. • Music director,adalah yang bertanggung jawab terhadap ilustrasi musik. • Go-fer, adalah pembantu umum.

Pada produksi program hiburan anggota dari setiap tim produksi program biasanya terdiri dari dua kategori, yaitu staf kreatif dan kru teknis. Tim kreatif lebih terfokus pada perencanaan, pencarian ide dan tahap persiapan lainnya sedangkan tim teknis bertanggungjawab atasteknis yang lebih kepada operasional peralatan saat produksi.


(39)

Bagan 2. Pembagian Kategori Tim Produksi Program.

H. Tinjauan Tentang Peran Penulis Naskah 1. Tinjauan Tentang Peran

Pengertian peranan menurut Soerjono Soerkanto (2002: 243) adalah sebagai berikut, “Peranan merupakan aspek dinamisi kedudukan (status). Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka ia menjalankan suatu peranan”.

Produser

Staf Kreatif/Tim Kreatif

Art Director Sutradara/Pengarah

Acara

Asisten Sutradara Penulis Naskah

Tim Produksi Program

Kru Teknis/Tim Teknis

Director Of Photography

Program Director

Switcher/Pemandu Gambar Penata Cahaya

Juru/Operator Kamera

Audio Mixer

Operator Film dan Video


(40)

Menurut Linton (dalam Robbins, 2006: 41) peran adalah type dynamic aspect of status. Dengan kata lain, seorang yang menjalankan perannya sesuai dengan hak dan kewajibannya. Sedangkan menurut Merton (dalam Robbins, 2006: 41) peran adalahcomplement of role relationships wich person have by virtue of occupying status, dengan kata lain adalah pelengkap hubungan peran yang dimiliki seseorang karena memiliki status tertentu.

Konsep tentang peranan (role) menurut Komarudin (1994: 768) dalam buku “Ensiklopedia Manajemen” mengungkapkan sebagai berikut:

1. Bagian dari tugas utama yang dilakukan oleh manajemen 2. Pola perilaku yang diharapkan dapat menyertai suatu status. 3. Bagian suatu fungsi seseorang dalam kelompok atau pranata.

4. Fungsi yang diharapkan oleh seseorang dan menjadi karakteristik yang ada pula.

5. Fungsi setiap variabel dalam hubungan sebab akibat.

Menurut Soekamto (1990: 269) peran adalah aspek dinamis, kedudukan peran lebih banyak merujuk pada fungsi penyesuaian diri sebagai suatu proses. Peran mencangkup 3 hal yaitu :

a. Peran meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat.

b. Suatu konsep tentang apa yang dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi.

c. Peran yang dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur masyarakat.


(41)

2. Tinjauan Tentang Tim Kreatif/Staf Kreatif

George Heinemann seorang produser dari NBCyang mengatakan, “Producting is 60 percent organization and 40 persent creativity”. Kegiatan produksi 60% merupakan kegiatan pengorganisasian dan yang 40% merupakan kreatifitas. Dari keterangan Heinemann diatas menunjukan bahwa tanpa kemampuan mengorganisasikan, sangat kecil kemungkinannya dapat merubah bentu kreatifitas menjadi suatu program televisi yang baik.

Pada dasarnya kreativitas adalah pengelolaan suatu ide, menghubungkan beberapa elemen ide-ide yang terpisah, selanjutnya ide atau gagasan tersebut dikembangkan dan diolah menjadi suatu isian program siaran televisi yang menarik, unik, dan inovatif. Hugenholtz menitikberatkan kreativitas pada pemberian bentuk, yaitu kemampuan untuk memberi bentuk pada suatu maksud, niat, ide sedemikian rupa dengan cara dan alat (sedemikian rupa) sehingga bentuk tersebut tidak kekurangan atau kelebihan dan bisa berbicara sendiri. Bentuknya harus jelas, hal ini berarti bahwa kreativitas berhubungan dengan suatu yang dijadikan faktor kenyataan dan menjadi kemungkinan yang bermakna (Effendy, 2006: 125).

Tim kreatif program adalah beberapa orang kreatif yang tergabung dalam tim dengan tugas menciptakan dan mengembangkan ide dan menuangkannya kedalam bentuk desain program. Tugas dan fungsi tim kreatif program adalah mempelajari keinginan dan kebutuhan masyarakat berdasarkan hasil survey dan pengamatan yang kritis/peka. Melakukan strategi bersaing untuk mengetahui kelemahan dan keunggulan kompetitor. Mengidentifikasi kekuatan meliputi sumber daya manusia, peralatan dan lain sebagainya. Merancang dan mengkaji ide program


(42)

(internal/eksternal) menjadi desain program. Mengembangkan ide program beradasakan keinginan masyarakat dan menyusun desain program.

Menurut Gilson dan Berkman, kreativitas didefinisikan sebagai cara menghubungkan beberapa elemen menjadi sesuatu yang menarik perhatian (Rhenald Kasali, 1992) Gilson dan Berkman menyatakan proses perumusan suatu strategi kreatif terdiri dari tiga tahapan dimana di pandang dari strategi kreatif program acara, yaitu:

1. Tahap Pertama

Mengumpulkan dan mempersiapkan informasi pemasaran yang tepat agar orang-orang kreatif dapat dengan segera menemukan strategi kreatif mereka.

2. Tahap Kedua

Selanjutnya orang-orang kreatif harus “membenamkan” diri mereka dalam informasi-informasi tersebut untuk menetapkan suatu posisi dalam penayangan serta menentukan tujuan program acara yang akan dihasilkan. Pada tahap inilah ide-ide, yang merupakan jantung dari seluruh proses perumusan strategi kreatif, dicetuskan dan dikembangkan. Biasanya untuk memperoleh hasil kerja yang optimal, dilibatkan pula suatu diskusi yang sangat hati-hati diantara orang-orang kreatif.

3. Tahap Ketiga

Melakukan presentasi kepada seluruh tim produksi agar mendapat persetujuan sebelum program acara ditayangkan.


(43)

Proses kreatif penciptaan program siaran televisi berkembang mulai dari berlangsungnya proses imajinasi menjadi gagasan awal, proses perancangan (penyusunan format dan kriteria program siaran), proses produksi, sampai pada proses kreatifnya tersebut, setiap programmer siaran televisi sudah bersentuhan langsung dengan teknologi, mulai dari produk teknologi komunikasi yang paling sederhana (word processor) sampai pada produk teknologi komunikasi televisi yang paling canggih (satelit).

Disetiap stasiun televisi di dunia ini, tugas tim kreatif adalah memberikan ide, konsep, rancangan, dan naskah yang siap dieksekusi oleh tim produksi televisi. Dasarnya adalah riset, penulis naskah, skenario drama, skenario non-drama, jadwal dan rundown acara. Saat ini, penulis naskah/script writer pada umumnya berada pada divisi khusus yang disebut dengan tim kreatif. Hal ini berkaitan dengan tugas mereka yang mengandalkan kreatifitas dari pada kemampuan ataupun keterlibatan secara teknis dengan peralatan produksi.

3. Tinjauan Tentang Penulis Naskah/Script Writer

Penulis naskah/script writer memiliki peran penting khususnya pada tahap pra-produksi. Seorang penulis naskah memberikan garis-garis besar cerita dan dalam banyak hal menentukan struktur keseluruhan suatu produksi. Penulis naskah/script writer adalah bagian yang bertugas mencari dan menulis materi siaran yang siap diproduksi, serta mengarahkan penyampaiannya sesuai dengan rencana siaran yang ditetapkan produser.


(44)

Definisi Penulis naskah/script writer, adalah penulis naskah/pemilik ide cerita yang membuat alur cerita. Penulis naskah mengorganisasikan semua aspek kreatif/konten program dalam proses produksi. Bertanggungjawab untuk membuat skrip, rundown, research materi yang terkait dengan program, memastikan director dantalent memahami konsep program sehingga eksekusi berjalan sesuai dengna konsep yang diinginkan (Morissan, 2009: 275).

Wahyudi menjelaskan secara umum urutan langkah atau tahap-tahap dalam penyusunan naskahvideo/televisi:

a. Persiapan Menulis naskah/ Teks / Narasi • menemukan ide atau gagasan • menetapkan format program

• penulisan kerangka tulisan (outline)

• penulisan narasi (menulis rencana gambaran visual secara keseluruhan)

Sebelum menulis naskah untuk panduan produksi ditulis, biasanya didahului dengan membuatsynopsis, dantreatment

1)Sinopsis

Gambaran secara ringkas dan tepat tentang tema atau pokok materi yang akan dikerjakan berisi gambaran alur, isi cerita, perwatakan pemain (bila ada), tempat, waktu, serta keterangan lain yang memperjelassinopsis.

2)Treatment

Uraian ringkas secara deskriptif, bukan tematis, yang dikembangkan dari synopsis dengan bahasa visual tentang suatu episode cerita, atau


(45)

ringkasan dari rangkaian suatu peristiwa menggunakan bahasa visual. Sehingga apa yang dibaca dapat memberikan gambaran mengenai apa yang akan dilihat. Sehingga perlu diperhatikan beberapa hal sebagai berikut:

a) Urutan dalamvideosudah makin jelas,

b) Sudah kelihatan formatnya apakah dialog (bagaiamana pokok dialognya) atau narasi (bagaimana pokok narasinya),

c) Sudah dimulai adanya petunjuk-petunjuk teknis yang diperlukan. 3) Skenario/Naskah

Dari treatment kemudian dibuat naskah produksi atau scenario. Penulisan naskah produksi atau skenario harus operasional karena digunakan sebagai panduan tidak saja kerabat kerja (crew) tetapi juga pemain dan pendukung lain yang terlibat. Penulisan naskah atau skenario pada dasarnya menggambarkan sekaligus menyuarakan apa yang ingin disampaikan.

b. Menilai Naskah/Teks/Narasi

Setelah naskah/teks/narasi ditulis, maka perlu ada evaluasi atau penilaian dari produser, sebelum naskah tersebut diproduksi menjadi program televisi. Untuk menilai naskah/script yang akan diproduksi disamping dengan kriteria penulisan naskah harus ditaati juga akan dinilai kelayakan produksinya, apakah setelah diproduksi akan memiliki tingkat manfaat yang tinggi, memiliki daya tarik, apakah dapat diproduksi secara teknik, biaya produksi mahal atau tidak dan sebagainya.


(46)

c. Mengedit Naskah/Teks/Narasi

Setelah naskah/teks/narasi dinilai penulis naskah akan melakukan editing. Untuk editing naskah program televisi akan dilakukan sekaligus dalam bentuk naskah produksi yang didalamnya telah terdapat petunjuk/perintah bagi kamerawan tentang teknik shoting dan obyek shooting. Petunjuk/perintah bagi narator/presenter dalam membacakan narasi,durasi setiap scene dan sebagainya. Naskah ini selanjutnya digunakan sebagai panduan produksi.

Dalam pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa peran terdapat tugas dan fungsi. Dalam program talk show Neo Democrazy adalah bagaimana peran dan tanggung jawab seorang penulis naskah/script writer menuangkan gagasan/ide kedalam tulisan untuk dapat membuat dan merencanakan disain produksi program acara televisi yang berkualitas, informatif, mendidik sekaligus menghibur. Bagaimana ide yang dihasilkan mudah diterjemahkan oleh seluruh tim produksi program acara televisi untuk dapat disajikan dalam sebuah tayangan yang menarik.

I. Landasan Teori

Penelitian ini menggunakan Teori fungsionalisme strukturalisme. Teori ini melihat masyarakat sebagai sebuah sistem yang terdiri dari atas beberapa bagian yang saling berkaitan atau subsistem. Setiap subsistem tersebut memiliki peran (menjalankan fungsi) yang berarti. Salah satu di antara sekian banyak subsistem itu adalah media massa. Kehidupan sosial yang teratur memerlukan pemeliharaan terhadap semua bagian masyarakat dan lingkungan sosial secara cermat dan


(47)

berkesinambungan. Dalam hal ini, media diharapkan dapat menjamin integrasi ke dalam, ketertiban, dan memiliki kemampuan memberikan respon terhadap kemungkinan baru yang didasarkan pada realitas yang sebenarnya.

Teori fungsional struktural tidak menganggap perlu adanya pengarahan ideologi bagi media karena media pada hakekatnya mampu mengarahkan dan mengoreksi dirinya sendiri, sesuai dengan peraturan kelembagaan tertentu yang telah disepakati secara politis. Teori ini melihat media cenderung bernilai sebagai alat untuk memelihara ketertiban masyarakat, bukannya sebagai penggerak perubahan yang potensial. McQuail (2008) mensarikan kegunaan teori ini sebagai berikut:

a) menyajikan kerangka berpikir untuk membahas hubungan antara media massa dan masyarakat dan seperangkat konsep yang sulit diganti.

b) Membantu dalam memahami kegiatan utama media dalam kaitannya dengan beberapa aspek struktur dan proses sosial.

c) Menciptakan jembatan antara pengamat empiris dengan teori normatif yang membahas peran yang seharusnya dibawakan oleh media

Fungsionalisme strukturalisme sering menggunakan konsep sistem ketika membahas struktur atau lembaga sosial. System adalah organisasi dari keseluruhan bagian-bagian yang saling tergantung. Bagi yang mengartikan fungionalisme strukturalisme terdiri dari bagian yang sesuai, rapi, teratur, dan saling bergantung, seperti layaknya sebuah sistem, maka struktur yang terdapat di masyarakat akan memiliki kemungkinan untuk selalu dapat berubah. Karena system cenderung ke arah keseimbangan maka perubahan tersebut selalu merupakan proses yang terjadi secara perlahan hingga mencapai posisi yang


(48)

seimbang dan hal itu akan terus berjalan seiring dengan perkembangan kehidupan manusia.

Menurut McQuail (2008) bahwa proses produksi media pada dasarnya tidaklah berlangsung dalam isolasi dan pada umumnya organisasi media beroperasi dalam lingkungan yang dikarakteristikkan oleh tingginya derajat tekanan dan tuntutan yang kadang kontradiktif. Tekanan dan tuntutan ini bisa datang dari masyarakat, pemilik, pemegang saham, pengiklan, mitra kelompok-kelompok sosial dan politik, dan pemerintahan. Dengan demikian media massa melakukan proses seleksi dan interpretasi, dan informasi yang disampaikan kepada publik dalam bentuk berita pada dasarnya merupakan hasil kompromi dari berbagai tekanan dan tuntutan tersebut. Karena itu, dalam mendefinisikan realitas atau peristiwa politik media tidak hanya sebagai saluran komunikasi politik, melainkan juga juga subjek yang mengkonstruksi realitas lengkap dengan pandangan, bias, dan pemihakannya.

Komunikasi adalah suatu proses yang dinamis dan melibatkan banyak unsur atau faktor. Jika dikaitkan dengan teori fungsional struktural, penelitian ini ingin melihat peran penulis naskah. Di dalam peran tersebut terdapat fungsi, tugas dan tanggung jawab seorang penulis naskah di dalam sebuah tim kreatif program talk show Neo Democrazy Metro TV. Serta bagaimana penulis naskah melaksanakan fungsi, tugas dan tanggung jawabnya di dalam tim kreatif pada tahap proses produksi programtalk showNeo Democrazy di Metro TV Jakarta.

Penelitian ini juga menggunakan Teori Tahap-Tahap Produksi yang dikemukakan oleh Fred Wibowo (Wibowo, 2009: 38). “Suatu produksi program televisi yang


(49)

melibatkan banyak peralatan, orang dan dengan sendirinya biaya yang besar memerlukan organisasi yang rapi, juga perlu suatu tahap pelaksanaan produksi yang jelas dan efisien”. Setiap tahap harus jelas kemajuannya dibandingkan dengan tahap sebelumnya. Tahapan produksi sendiri terdiri dari tiga bagian ditelevisi yang lazim disebut standart operational procedure (SOP), seperti berikut:

a. Pra-produksi (ide, perencanaan dan persiapan). b. Produksi (Pelaksanaan).

c. Pasca produksi (penyelesaian dan penayangan).

Penelitian ini terfokus pada tahapan pra produksi dimana proses penentuan ide, perencanaan dan persiapan produksi sebuah program dilakukan. Terutama pada tahapan pembuatan naskah produksi yang dilakukan oleh penulis naskah program. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peran penulis naskah secara individu di dalam tim kreatif departemen program dalam proses produksi sebuah tayangan televisi, dalam hal ini peran penulis naskah dalam proses produksi programtalk show Neo Democrazy di Metro TV.

J. Kerangka Pikir

Wurtzel (1983: 9) didalam Yokhie Utomo menjelaskan bahwa suatu program televisi melibatkan banyak orang dengan berbagai macam profesi. Tim produksi televisi dibagi menjadi dua grup yaitu staf produksi yang membuat komposisi acara atau ide kreatif dan kru produksi yang lebih kepada perangkat keras dan teknis peralatan.


(50)

Menurut Vane-Gross (Morissan, 2009: 363) dalam program acara televisi, meletakkan tanggung jawab untuk menciptakan energi pada tiga pihak yaitu: penulis cerita, sutradara, dan pemain. Masing-masing pihak memilki tanggung jawab untuk menciptakan energi program pertunjukkan dan saling terikat. Penulis cerita memiliki tanggung jawab. Penulis cerita harus memilki kemampuan untuk mengembangkan dialog dan menyusun adegan sedemikian rupa, sehingga mampu menciptakan ketegangan yang terus meningkat hingga akhir cerita.

Sebuah naskah pada umumnya berisi gambaran atau deskripsi tentang pesan atau informasi yang disampaikan seperti alur cerita, karakter tokoh utama, dramatisasi, peran/figuran, setting, dan property atau segala hal yang berkaitan dengan pembuatan sebuah program televisi. Penulis naskah bekerja sama dengan orang-orang yang terdapat dalam tim kreatif menyusun ide-ide kedalam sebuah tulisan yang kemudian dikomunikasikan kepada seluruh tim produksi termasuk produser dan junior producer serta para pembawa acara untuk mewujudkan tayangan televisi yang menarik dan bermanfaat.

Di dalam manajemen media penyiaran pada stasiun penyiaran Metro TV terdapat divisi program yang bertugas memproduksi program bagi Metro TV. Divisi Program Metro TV memproduksi program talk showNeo Democrazy. Penelitian ini terfokus dalam proses produksi pada tahap pra produksi terkait peran penulis naskah yang terdapat pada tim kreatif talk Show Neo Democrazyini. Garis hitam pada tepian menandakan bahwa proses ini terus berlanjut selama program terus diproduksi.


(51)

Berdasarkan ciri tipikal program acaratalk show(lihat tinjauan tentangtalk show) dalam setiap episodenya Neo Democrazy menampilkan tema yang berbeda. Penulis cerita dalam hal ini penulis naskah menjadi sentral karena sebuah naskah yang dihasilkan adalah ide dasar yang diperlukan dalam sebuah produksi program televisi. Kualitas sebuah naskah yang dihasilkan script writer sangat menentukan hasil akhir dari sebuah program.


(52)

Bagan 3. Kerangka Pikir.

Manajemen Media Penyiaran

(Metro TV)

Divisi Program

(Neo Democrazy metro TV)

Proses Produksi Programtalk show Neo Democrazy Metro TV Produser

Staf kreatif/Tim kreatif

Junior Producer Penulis Naskah Pra-produksi program

Talent/ Pembawa


(53)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian

Pada penelitian skripsi ini, tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan analisis kualitatif. Penelitian deskriptif menurut Isaac dan Michael (Rakhmat, 2005: 22) adalah metode penelitian yang bertujuan melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu secara faktual dan cermat. Dalam penelitian deskriptif data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Dengan demikian, laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut.

Metodologi kualitatif, menurut Bogdan dan Taylor (1975) adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Sejalan dengan definisi tersebut, Kirk Miller (1986) mendefiniskan bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam peristilahannya (Moleong, 2000: 2).


(54)

Dari pemahaman yang telah diuraikan diatas bahwa penelitian ini bertujuan untuk memperoleh pemahaman atau gambaran yang jelas tentang peran penulis naskah/script writer dalam proses produksi program talk show Neo Democrazy pada stasiun Metro TV di Jakarta. Oleh karena itu dengan menggunakan pendekatan analisis deskriptif kualitatif dalam penelitian ini. Peneliti berusaha melakukan analisis untuk mengamati, mengetahui, menjelaskan bagaimana peran penulis naskah/script writer di dalam tim kreatif pada proses produksi program talk show Neo Democrazy di Metro TV.

B. Definisi konsep

Definisi konsep merupakan batasan terhadap masalah-masalah, yang dijadikan pedoman dalam penelitian, sehingga tujuan dan arahnya tidak menyimpang. Definisi konsep dalam penelitian ini yaitu:

1. Proses produksi programtalk show

Dalam penelitian ini, terfokus pada pra produksi yang terdapat tahapan perencanaan dari proses produksi program acara. Tahapan pra produksi secara umum bertanggung jawab atas proses kreatif program sebelum akhirnya diproduksi oleh tim produksi/kru teknis. Tim ini secara umum terdiri dari produser dan asisten produser, penulis naskah, sutradara dan asisten sutradara, director of photography (DOP). Produser dan asisten produser selaku penanggung jawab program. Penulis naskah selaku pengembang ide/gagasan menjadi naskah yang siap diproduksi. Sutradara selaku yang bertanggung jawab dalam mewujudkan naskah menjadi


(55)

tayangan yang menarik serta DOP yang menentukan sisi artistik pengambilan gambar.

Masing-masing posisi memiliki peran dan tanggung jawab yang tidak dapat ditinggalkan dalamn mewujudkan program televisi yang menarik dan berkualitas. Di industri pertelevisian moderen saat ini, untuk beberapa stasiun televisi swasta di Indonesia, tim kreatif merupakan orang-orang khusus dibawah produser, tidak merangkap sebagai produser, sutradara, atapun DOP. Namun karena tidak semua kebijakan operasional seluruh stasiun televisi sama, tidak semua stasiun televisi menerapkannya.

2. ProgramTalk ShowNeo Democrazy

Merupakan sebuah program in house production stasiun televisi Metro TV. Program acara ini tayang secara reguler setiap hari Kamis pukul 21.30 WIB. Konsep dasar dari program ini adalah parodi politik yang juga menampilkan isu-isu sosial yang terbaru dari masyarakat. Program ini dibawakan oleh lima pengisi acara tetap sebagai pembawa acara, pengisi acara tamu (narasumber),bandpengiring, serta penonton langsung.

3. Penulis naskah/script writer

Penulis naskah adalah seseorang yang bertanggung jawab membuat tulisan/cerita yang merupakan naskah dari ide/konsep suatu program acara serta yang menentukan alur suatu program acara televisi dalam bekerja menyelesaikan sebuah produksi program.


(56)

C. Fokus Penelitian

Dalam penelitian ada dua maksud yang ingin dicapai dalam menentukan fokus. Pertama, penetapan fokus dapat membatasi studi. Kedua, penetapan fokus berfungsi untuk memenuhi kriteria inklusi-eksklusi atau memasukkan-mengeluarkan suatu informasi yang baru diperoleh. Dengan bimbingan dan arahan suatu fokus, seorang peneliti tahu persis data mana yang perlu dikumpulkan dan data mana pula yang walaupun mungkin menarik, karena tidak relevan, tidak perlu dimasukkan ke dalam sejumlah data yang sedang dikumpulkan (Moleong, 2000: 62-63).

Fokus penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana peranan penulis naskah/script writer sebagai bagian dari tim kreatif program talk show Neo Democrazy terutama dalam proses produksi program talk show Neo Democrazy Metro TV yang kemudian dispesifikasikan menjadi :

a. Pra-Produksi pada program TV merupakan bagian dari proses produksi yang merupakan tahap awal proses produksi suatu program acara televisi. Sebuah proses produksi video dan televisi memerlukan pengelolaan yang rumit meliputi tahap pra-produksi (perencanaan) dari pembentukan konsep, ide/gagasan, survei, naskah/story board, anggaran (produksi program secara keseluruhan). Tahap produksi dari menyediakan peralatan, kru, pengambilan gambar. Hingga tahap pasca-produksi berupa editing dan penggandaan.


(57)

b. Peran penulis naskah/script writer sebagai bagian dari tim kreatif pada proses produksi programtalk showNeo Democrazy Metro TV. Bagaimana tugas dan tanggungjawabnya, pola kerjanya dan apa yang perlu diperhatikan dalam penulisan naskah.

D. Penentuan Informan

Informan adalah orang dalam latar penelitian. Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian (Moleong, 2000: 90). Syarat untuk penentuan informan adalah karyawan yang telah bekerja disebuah divisi produksi tersebut. Menurut Spradley dalam Moleong (2000: 165), informan harus memiliki beberapa kriteria yang harus dipertimbangkan, yaitu:

1. Subjek yang telah lama dan intensif menyatu dengan suatu kegiatan atau medan aktivitas yang menjadi sasaran atau perhatian penelitian dan ini biasanya ditandai oleh kemampuan memberikan informasi diluar kepala tentang sesuatu yang ditanyakan.

2. Subjek masih terikat secara penuh serta aktif pada lingkungan dan kegiatan yang menjadi sasaran penelitian.

3. Subjek mempunyai cukup banyak waktu dan kesempatan untuk dimintai informasi.

4. Subjek yang dalam memberikan informasi tidak cenderung diolah atau dikemas terlebih dahulu dan mereka relatif masih lugu dalam memberikan informasi.


(58)

Adapun pertimbangan yang digunakan dalam penentuan informan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Informan adalah individu yang mempunyai wewenang didalam tim produksi programtalk show Neo Democrazy pada stasiun Metro TV, baik yang terdapat pada tahap pra-produksi, produksi maupun pasca-produksi.

2. Informan turut serta dalam kegiatan proses produksi program talk show Neo Democrazy di Metro TV.

3. Informan mempunyai cukup informasi, banyak waktu dan kesempatan untuk dimintai keterangan dan data yang dibutuhkan terkait masalah penelitian. Berdasarkan kriteria tersebut maka informan dalam penelitian ini sebanyak empat orang. Satu orang informan kunci yaitu penulis naskah dan empat orang informan pendukung. Ketiga informan pendukung tersebut adalah:

1. Produser program talk show Neo Democrazy di Metro TV, yaitu yang bertanggung jawab atas keseluruhan proses produksi dari pra-produksi, produksi hingga pasca-produksi sebuah program televisi.

2. Junior Producer (atau lebih dikenal dengan sutradara program (floor director)) talk show Neo Democrazy di Metro TV, yaitu orang yang bertugas mengarahkan tim teknis produksi berdasarkan ide cerita/naskah. 3. Pengisi acara tetap programtalk showNeo Democrazy di Metro TV.


(59)

E. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Data Primer

Data primer dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh langsung dari lapangan. Data ini dapat diperoleh melalui pengamatan langsung ataupun hasil dari wawancara kepada informan berdasarkan pedoman wawancara yang dibuat oleh peneliti.

2. Data Sekunder

Data sekunder dalam penelitian ini didapat dari studi literatur dan internet.

F. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, peneliti mencari dan mengumpulkan informasi serta data melalui para informan sebagai representasi dari permasalahan yang diteliti. Untuk mendapatkan informasi, peneliti menggunakan pertanyaan-pertanyaan dari aspek bagaimana dan mengapa dengan menggunakan beberapa teknik, antara lain: 1. Observasi

Observasi adalah pengamatan yang meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera atau pengamatan langsung. Observasi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:

a. Observasi non-sistematik : observasi yang dilakukan pengamat dengan tidak mengguanakan instrumen pengamatan.


(1)

dengan bahasa yang satir namun juga ingin memberikan pemahaman jika perlu, solusi, kurang lebih seperti itu.”

T : Siapa yang menulis naskah pada Neo Democrazy?

J : “penulis naskah NDC itu ada tugas tersendiri. Selama ini sih yang buat skrip Mas Iwel.”

T : Bagaimana peranan dari penulis naskah? Dan bagaimana koordinasi yang dilakukan antara produser dengan penulis naskah saat pra produksi?

J :“untuk penulisan naskah sejak awal dikerjakan oleh mas Iwel, saya terlibat dirapat kreatif yang kami lakukan seminggu sekali. Rapat kreatif ini kami lakukan biasanya setiap hari jumat setiap minggunya, seperti hari ini. Tim produksi bertemu di lokasi yang sudah kita sepakati, gak seperti hari ini yang kita rapatnya di kafe Metro TV. Namanya proses kreatif, ya jadi tempatnya gak mesti dikantor, bisa dimana saja. Kalo Mas Iwel tidak sedang ada pekerjaan lain kita bisa membahas untuk tayangan berikutnya sambil makan dimana atau dimanalah senyamannya kita. Dalam rapat tersebut, kita mengevaluasi dulu tayangan sebelumnya dan menampung semua ide. Kalau belum kita temukan topik menarik untuk tayangan berikutnya kita biasa koordinasi lewat email, grup BB jadi tidak dibatasi dengan adanya bantuan teknologi. Jarang kita langsung nentuin tema atau topik hari dihari rapat itu. Karena kita ini walaupun talk show yang gak diburu-buru kaya berita tapi karena kita tetap mengikuti aaa apa namanya perkembangan politik. Kan itu sifatnya non fiktif jadi ya kita menyesuaikan sama apa yang terjadi. Melakukan riset segala macem, kira-kira ini penting gak buat masyarakat, sejauh mana minat eee keingintahuan masyarakat sama berita itu. Itu juga yang jadi pertimbangan penentuan tema atau topik peisode berikutnya. Atau malah yang pengen kita tampilin ternyata udah dibahas atau sudah terlalu sering dibahas, entah di metro sendiri atao malah tivi lain. Gitu.”

T : bagaimana Keterlibatan penulis naskah dalam penentuan tema dan narasumber/bintang tamu?

J : “Seperti yang saya katakan tadi. Ada rapat kreatif setiap minggu, ada Iwel saat rapat saat itu. Kita melakukan diskusi dengar pendapat jadi Mas Iwel terlibat, mas Dudi juga. Sampai kita menemukan benang merah atau yang satu tujuan , semua topik dikerucutkan. Untuk narasumber biasanya Iwel sudah memberikan nama siap-siapa yang layak dijadikan narasumber. Nanti saya yang memutuskan akan menjadkan mereka narasumber atau tidak kemudian menghubungi dan melakukan konfirmasi dibantu tim produksi.”


(2)

Wawancara pada tanggal 18 September 2012

T : apakah penulis naskah diberi kebebasan dalam mengembangkan tema atau topik yang sudah disepakati?

J : “Untuk itu saya bebaskan kepada mas Iwel. Kemudian sebelum syuting naskah yang sudah Mas Iwel kerjakakn itu kita baca ulang lagi sebelum syuting. Untuk melihat apakah ada yang kurang atau tidak, yah diseleksi lagi lah apa ada dialogg atau lawakan yang terlalu sensitif. Jika ada perubahan langsung kami bahas saat itu juga, miasalnya saat sehari sebelum syuting ada berita baru yang belum diangkat, bisa jadi pertimbangan kita buat ditampilkan dalam tayangan program atau tidak. Intinya, untuk naskah saya bebaskan kepada penulis naskah dalam hal ini Mas iwel namun karena saya yang bertanggung ajawab atas program ini jadi saya berhak melakukan koreksi.

T : siapa yang bertanggung jawab kesalahan dalam penulisan naskah?

J : “Jika ada kritik atau skrip tidak kuat, tidak bisa menyalahkan salah satu pihak karena kita tim produksi ini satu kesatuan. Semua bertanggungjawab. Makanya kita adain rapat kreatif dan saat naskah dikerjakan itu kita adakan evaluasi dan koreksi berkali-kali, ya untuk menghindari kesalahan saat nanti produksi. Tapi kalau ada hal tidak terduga saat produksi, misal narasumbernya atau apa behubung ini taping, ada beberapa bagian yang kita bisa take ulang. Kalo gak bisa ya waktu tahap editing nih kita perbaiki. Tapi ya itu intinya, kalo ada kesalahan ya tanggung jawab karna kita tim.”

T : perbedaan program talk show Neo Democrazy dengan program parodi pulitik lainnya?

J : “Program apa misalnya? Hem, sentilan sentilun mungkin ya program Metro yang paling mendekati. Untuk Sentilan Sentilun itu diabasic scriptbanget. Dalam arti ini hanya terjadi dialog antara Mas Butet sama Mas Slamet. Kalau NDC-kan (Neo Democrazy-red) menyertakan narasumber terkait pembahasan yang ingin dikaji lagi itu. Narasumber ‘kan enggak pake skrip tapi hanya kita arahkan dengan pertanyaan-pertanyaan. Hal apa yang mau kita tahu, gitu. Nah naskah bekerja saat pembawa acara mau melakukan aksi. Dalam hal ini mengeluarkan komedi dari program ini. Jadi beda. Beda.”


(3)

Lampiran Hasil Wawancara

C. Infoman Pendukung 2

Mas Duddy ( Akhmad Duddy/Junior Produser) Wawancara pada tanggal 11 September 2012 T : Siapa yang menulis naskah Neo Democrazy?

J : “Kalau untuk Neo Democrazy, Mas Iwel yang bertugas sebagai penulis naskah, selain itu ia juga bertugas sebagai penata lagu, sebagai pemain juga koordinator talent.”

T : Bagaimana tugas dan tanggung jawab penulis naskah pada saat pra produksi? Apakah Anda terlibat?

J : “Untuk Neo Democrazy, Iwel bertugas sebagai penulis naskah, sebagai penata lagu, sebagai pemain juga koordinator talent. Jadi polanya adalah, contoh misalnya saya akan meeting jumat malam kita bahas atau evaluasi dulu episode sebelumnya, rating share seperti apa, apa yang kurang dan lebihnya seperti biasa, kemudian yang kita coba bicarakan itu kita mau apa nanti minggu depan, gambarannya apa, isunya apa saja yang hangat yang masih bisa buatgenre-nya program inimainkan.”

T : Apakah ia juga terlibat dalam penentuan tema, atau narasumber? Bagaimana koordinasi yang terjadi?

J : “Kemudian Iwel pulang dengan membawa itu kemudian via bbm, via telepon kita berkomunikasi lagi, harus seperti apa itu. Oh isu ini bisa dimainin, nanti narsum kita mainin ini ini ini, angle yang mau kita ambil ini, gitu. Nah itu dikembangkan oleh Iwel menjadi sebuah naskah seperti ini dan diserahkan ke kita sebelum showsebelum haritaping. Misalnya, kitatapinghari Selasa, Iwel menyerahkannya hari Minggu atau Senin. Kemudian sama Mas Eko sama Saya kita lihat lagi. Ada yang perlu kita rubah atau tidak, kita tambahin kita kurangin segala macemnya biar nafasnya nafas metro. nah kemudian itu yang kitaprint out dan yang kita bagikan ke pemain dan kru untuk dipelajari naskahnya...”

T : bagaimana peran penulis naskah dalam proses produksi?

J :“Ini programscripted, artinya berdasarkan naskah. Ada dialog didalamnya yang gak bisa cuma dikasi tau benang merahnya saja kaya OVJ misalnya. Ada urutannya, ini dimana, ini dmana, Mucle ngomong apa dan sebagainya. Jadi program ini berdasarkan naskah diluar dari penjelasan narasumber yang tidak based on script


(4)

namun diaturflow-nya, biar kena karena ini parodi politik. Kita mencoba mengangkat nilai demokrasi menjadi pembicaraan yang tidak perlu menyerengitkan dahi. Saat narasumber menjelaskan argumen mereka dengan keras tak ingin dibantah agar maksud mereka bisa diterima, nah disini kita selipkan gimik-gimik. Misal, tadi kamu lihat, Bimaarya bilang apa dengan ngotot si Mucle langsung nyaut apa, “eits tangannya” semacam itu. Jadi mereka yang udah “serius” jadi cair, santai lagi gitu, nangkep isinya jadi jauh lebih santai gitu gak perlu berfikir keras gitu dengan apa yang mereka maksudkan tadi. Tujuannya si itu sebenerrnya, bukan menjadi sekedar program yang ngenyek-ngenyek doang, bukan mau buat program yang ngeledekin doang atau buat sumpah serapah doang atau yaa, gak mau ngeledekin doang tapi kita ada isi yang ingin kita sampaikan. Neo Democrazy Metro TV ini menyikapi demokrasi dengan cara seperti ini. Ini sesuatu yang berbeda, ya nanti kamu bisa dapet cerita lebih banyak dari Iwel. Intinya bahwa metro ingin membuat sebuah program bicara soal legislatif, soal politik Indonesia dan isu sosial lainnya yang dikemas dengan parodi. Makanya ada Iwel disitu yang bisa mengemas kemudian membawa talent-talentyang layak untuk mengisi peran-peran itu.”

Wawancara pada tanggal 14 September 2012 T : konsep Neo Democrazy ini ?

J : “ini sih sebenernya gak mau asal kritik ya fit ya, masyarakat sekarang udah jenuh kalo sama yang begituan. Jadi setelah rembukan sama manajemen, sama mas Eko sama Mas Iwel-nya juga, kita bahas ni semua ide yang ada. Jadi ini buka program yang honor, ini program Iwel, bukan, ini program metro. Atau ini sebuah corong partai atau apa, enggak. Ini Cuma kita mencoba membawa berbeda dari todays dialogue yang hard yang lo ngomong apa, lo ngomong apa, oh lo ngomong gitu , lo apa, lo apa, yang dilempar seperti itu yang ngeMas dengan dingin, itu yang membedakan. Contoh yang paling simple kalo di Suara Anda atau dimana kamu bisa liat ditivi-tivi lian, aku rasa ga ada di tivi lain si. memberikan komentar dengan, dengan gaya satir atau dengan gaya terserah dari masyarakat yang mau komentar apa. Kalo kita misalnya, contoh kaya yang aku lempar di twitter semalem, berikan komentar tapi dalam bentuk pantun. Buat Masyarakat berfikir dua kali untuk komentar, lo boleh kasi opini tapi opini lo jadi pantun, seperti apa. Memang beda genre-nya. Ini yang jadi beda. Dan dengan naskah itu kita coba mengemastalk show itu jadi sebuah runtutan cerita dan ujungnya mengharapkan ada, apa namanya,


(5)

semangat untuk membuat indonesia jadi lebih baik. Kurang lebih seperti itu. Dari tayangan ini diharapkan Masyarakat tinggal pilih apa yang mau diambil dari program tayangan ini.”

T : Menurut Anda, apa yang membuat penulis naskah menjadi penting, terutama apada Neo Democrazy?

J : “untuk NDC, penulis naskah jadi besar perannya. Disini Mas Iwel yang mengatur alur program. Maksutnya, penulis naskah mengatur dimana bagian ngobrolnya, apa aja yang mau dicari tahu trus dimana bagian yang udah gak terlalu perlu dibahas. Yah kan biar penontonnya jug gak bosen. Bagian dimana mereka, para pemain bisa monolog ataupun dialog yang komedinya, yang ngebahas topik obrolan tadi kebahasa-bahasa komedi. Lebih kesitu, kan gak semua obrolan tadi bisa di plesetin. Kayak tadi kan, tentang Prita, gak mungkin kan waktu kakaknya cerita tadi kita potong trus ada lawakan.kan ada hal-hal yang perlu diliat juga.Gitu, Fit...”


(6)

Lampiran Hasil Wawancara

D. Infoman pendukung 3

Wawancara dengan pemain terkait dengan koordinasi yang terjalin diantara penulis naskah dengan paratalent/pemain.

Faqih “Ngademin”/Komedian

“...Kalo Saya koordinasi sama Mas Iwel itu waktu sebelum syuting, waktu proses reading kayak yang sekarang ini. Saya tanya ke mas Iwelnya bagian aku yang mana, nanti waktu sama narasumber aku boleh motong atau enggak. Dialog saya ada yang ditukar atau ditambah, ya pokoknya cari tahu bagian saya gitu jadi nanti waktu syuting gak salah-salah, mauimprovejuga enak karena udah tau sela nya..”

Wawancara dengan Faqih ‘Ngademin’ hari Selasa, 18 September2012

E. Infoman Pendukung 4

Wawancara dengan pemain terkait dengan koordinasi yang terjalin diantara penulis naskah dengan paratalent/pemain.

Muchlis “Mucle” Katulistiwa/Komedian

“...Bentuk koordinasi aku ini sama penulis naskah itu biasanya sebelum syuting (proses readingdanGR). Jadi sambil dicoba-lah naskahnya terutama yang bagian Aku nih. Terus nanya juga sama Mas Iwel nya, bener gak intonasinya, pengucapannya trus nanya juga kapan aku mesti ngeluarin jurus waktu sama narsum nanti. Misal kaya... waktu Aku lagi latihan dialog yang bagian komedinya, Aku sama Dek Melanie misalnya, kok waktu aku yang ucapin malah jadi gak greget gitu atau malah aku punya lawakan dari dialog tadi, Aku tanya nih sama Mas Iwel sama Mas Eko boleh gak ditambahin atau gimana. Atau biar aku enggak lupa, Aku minta siapa nanti buat pancing aku biar aku inget lagi nanti. Kalo lupa si bisaimproveya, selama ya gak keluar dari naskah.”