PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATERI GAYA DENGAN PEMANFAATAN KOTAK INFORMASI TERPADU ILMU PENGETAHUAN ALAM KELAS V SD NEGERI 2 SEPUTIH JAYA LAMPUNG TENGAH
ABSTRACT
INCREASING OF ACCOMPLISHMENT IN LEARNING BY VARIOUS STYLES METTER WITH UTILIZATION INWROUGHT INFORMATION BOX OF NATURAL SCIENCE AT CLASS V ON JUNIOR HIGH SCHOOL 2 SEPUTIH
BANYAK
AT LAMPUNG TENGAH By
Sujarwo
The background of this research was lack of accomplishment in learning student in style matter under KKM. It caused by the teacher was not planning, processing, and evaluating that accurate to be able to increase accomplishment in style matter. The research aims to describe (1) planning, (2) execution process, (3) evaluation system in learning (4) accomplishment enhance in learning style matter of class V after doing the learning with practicum method by utilization inwrought information box of natural science in SDN 2 Seputih Jaya.
The action class’ research took in three cycles which is done toward 25 students at class VA and 22 students at class VB in SDN 2 Seputih Jaya at Lampung Tengah at semester 1 on 2010//2011. Data collecting was done by observation and test. Research action in every cycle done by giving learning by practicum method with utilization boaster tool KIT IPA, where cycles I with kind of KIT load mechanics, cycles II by kind of KIT friction mechanics and cycles III with kind of KIT and magnet.
This research result shows that; (1) RPP value that arranged by the teacher is increasing at cycles I, it got value 2,0, at cycles II got value 3,2 and cycles III got value 4,5; (2) activity student is increasing, class VA at cycles I are 6 active students (24%); at cycles II is 7 active students (28%); and cycles III is 23 active student (92%); at class VB cycles I is 5 active students (22,7%); cycles II is 6 active students (27,3%); and cycles III is 20 active students (91%), (3) Evaluation system used multiple choice as much as 20 exercises in every cycle. Cycles I validity level value 0,49 (immediate category), reliability 0,88 (good category), exercise hardship level 0,33 (immediate category), different stage of exercise 0,33 (immediate classification), average swindler quality + (good category); exercise at cycles II, validity test 0,50 (immediate category), reliability 0,93 (good category), exercise hardship level 0,41 (immediate classification), different stage of exercise 0,34 (immediate classification), average swindler quality + (good category); exercise at cycles III validity test 0,51 (immediate category), reliability 0,95 (good category), exercise hardship level 0,62 (immediate category), different stage 0,36
(2)
(good category), average swindler quality ++ (good category);(4) accomplishment in learning is increasing. At class VA cycles I is 12 complete students (48%); cycles II is 19 complete students (76%), and cycles III is 24 complete students (96%). Class VB cycles I is 11 complete students (50%); cycles II is 18 complete students (81, 8%), and cycles III is 21 complete students (95, 5%).
(3)
ABSTRAK
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATERI GAYA DENGAN PEMANFAATAN KOTAK INFORMASI TERPADU
ILMU PENGETAHUAN ALAM KELAS V SD NEGERI 2 SEPUTIH JAYA
LAMPUNG TENGAH Oleh
Sujarwo
Penelitian ini dilatarbelakangi rendahnya prestasi belajar siswa materi gaya yang masih di bawah KKM. Hal ini disebabkan guru belum melakukan perencanaan, proses, dan evaluasi yang tepat untuk dapat meningkatkan prestasi belajar materi gaya. Penelitian bertujuan mendeskripsikan (1) perencanaan, (2) proses pelaksanaan, (3) sistem evaluasi pembelajaran (4) peningkatan prestasi belajar materi gaya kelas V setelah melaksanakan pembelajaran dengan metoda praktikum melalui pemanfaatan Kotak Informasi Terpadu Ilmu Pengetahuan Alam (KIT IPA) di SDN 2 Seputih Jaya.
Penelitian tindakan kelas ini ditempuh dalam tiga siklus yang dilakukan terhadap 25 siswa kelas VA dan 22 siswa kelas VB SD Negeri 2 Seputih Jaya Lampung Tengah pada semester I tahun pembelajaran 2010/2011. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan tes.Tindakan penelitian dalam setiap siklus dilakukan dengan cara pemberian pembelajaran melalui metoda praktikum dengan pemanfaatan alat peraga KIT IPA, dimana siklus I dengan jenis KIT mekanika beban, siklus II dengan jenis KIT mekanika gesekan dan siklus III dengan jenis KIT listrik dan magnet.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa; (1) nilai RPP yang disusun guru meningkat pada siklus I memperoleh nilai 2,0, siklus II memperoleh nilai 3,2 dan siklus III memperoleh nilai 4,5; (2) aktivitas siswa meningkat, kelas VA siklus I yang aktif 6 siswa (24%); siklus II yang aktif 7 siswa (28%); dan siklus III yang aktif 23 siswa (92%); kelas VB siklus I yang aktif 5 siswa (22,7%); siklus II yang aktif 6 siswa (27,3%); dan siklus III yang aktif 20 siswa (91%); (3) sistem evaluasi menggunakan tes pilihan jamak sebanyak 20 soal setiap siklusnya. Siklus I uji tingkat validitas 0,49 (kategori sedang), reliabilitas 0,88 (kategori baik), tingkat kesukaran soal 0,33 (kategori sedang), daya beda soal 0,33 (klasifikasi sedang), kualitas pengecoh rata-rata + (kategori baik); soal siklus II uji tingkat validitas 0,50 (kategori sedang), reliabilitas 0,93 (kategori baik), tingkat kesukaran soal 0,41(klasifikasi sedang), daya beda soal 0,34 (klasifikasi sedang), kualitas pengecoh rata-rata + (kategori baik); soal siklus III uji tingkat validitas 0,51 (kategori sedang), reliabilitas 0,95 (kategori baik) tingkat kesukaran 0,62 (kategori sedang), daya beda 0,36 (kategori baik), kualitas pengecoh rata-rata ++ (kategori baik);(4) prestasi belajar mengalami peningkatan. Kelas VA siklus I siswa yang tuntas 12 siswa (48%);
(4)
siklusII siswa yang tuntas 19 siswa (76%), dan siklus III siswa yang tuntas 24 siswa (96 %). Kelas VB siklus I siswa yang tuntas 11 siswa (50%), siklus II siswa yang tuntas 18 siswa (81,8%), siklus III siswa yang tuntas 21 siswa (95,5%).
(5)
V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan temuan dan hasil analisis serta pembahasan pelaksanaan
penelitian tindakan dapat disimpulkan:
a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran siklus pertama dengan
pemanfaatan KIT IPA melalui metode praktikum dalam kelompok
besar (6-7 anggota per kelompok). Nilai RPP siklus pertama kelas Va
rerata 2,0 kelas Vb nilai rerata 2,0 dengan katagori kurang, maka
perlu di susun rencana pelaksanaan pembelajaran yang lebih
memanfaatkan KIT IPA sebagai media pembelajaran melalui metode
praktikum pada siklus kedua. Nilai RPP siklus kedua dengan
pemanfaatan KIT IPA melalui metode praktikum dalam kelompok
kecil (3-4 anggota per kelompok). kelas Va nilai rerata 3,2, kelas Vb
nilai rerata 3,2 dengan katagori sedang, maka perlu disusun rencana
pelaksanaan pembelajaran yang lebih memanfaatkan KIT IPA sebagai
media pembelajaran. melalui metode praktikum pada siklus ketiga.
(6)
praktikum secara perseorangan kelas Va rerata 4,5, kelas Vb nilai
rerata 4,5 dengan katagori baik sehingga sudah sesuai dengan kreteria
keberhasilan rencana pelaksanaan pembelajaran.
b. Proses pembelajaran siklus pertama melalui tindakan pengamatan
materi gaya grafitasi dengan pemanfaatan KIT IPA melalui metoda
praktikum dalam kelompok besar (6-7 anggota per kelompok), jumlah
siswa yang aktif siklus 1 kelas Va 6 siswa (24%), kelas Vb yang
aktif 5 siswa (22,7%),%). Jumlah siswa yang aktif pada siklus 1 belum
sesuai dengan kreteria sehingga tindakan pengamatan dilanjudkan
pada siklus kedua. Siklus kedua melalui tindakan pengamatan materi
gaya gesek dengan pemanfaatan KIT IPA melalui metoda praktikum
dalam kelompok kecil (3-4 anggota per kelompok), jumlah siswa yang
aktif di kelas Va 7 siswa (28%), kelas Vb yang aktif 6 siswa (27,3%).
Jumlah siswa yang aktif belum maksimal sehingga perlu tindakan
pengamatan dengan memanfaatkan KIT IPA melalui praktikum pada
siklus ketiga. Siklus ketiga melalui tindakan pengamatan materi gaya
magnet dengan pemanfaatan KIT IPA melalui metoda praktikum
secara perseorangan jumlah siswa yang aktif di kelas Va 23 siswa (93
%). Kelas Vb siswa yang aktif 20 siswa (91%). Siklus ketiga telah
mencapai kreteria keberhasilan aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran.
c. Sistem evaluasi pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan
pemanfaatan KIT IPA melalui metode praktikum proses observasi
(7)
instrumen tes sistem evaluasi menggunakan tes pilihan jamak
sebanyak 20 soal setiap siklusnya. Siklus I uji tingkat validitas 0,49
(kategori sedang), reliabilitas 0,88 (kategori baik), tingkat kesukaran
soal 0,33 (kategori sedang), daya beda soal 0,33 (klasifikasi sedang),
kualitas pengecoh rata-rata + (kategori baik); soal siklus II uji tingkat
validitas 0,50 (kategori sedang), reliabilitas 0,93 (kategori baik),
tingkat kesukaran soal 0,41(klasifikasi sedang), daya beda soal 0,34
(klasifikasi sedang), kualitas pengecoh rata-rata + (kategori baik); soal
siklus III uji tingkat validitas 0,51 (kategori sedang), reliabilitas 0,95
(kategori baik) tingkat kesukaran 0,62 (kategori sedang), daya beda
0,36 (kategori baik), kualitas pengecoh rata-rata ++ (kategori baik);
sehingga sistem evaluasi yang digunakan sudah sesuai dengan kreteria
keberhasilan sistem evaluasi.
d. Prestasi belajar siklus pertama jumlah siswa tuntas kelas Va ada 6
siswa (24 %), kelas Vb ada 5 siswa (22,7), siklus kedua jumlah siswa
tuntas kelas Va ada 7 siswa (28%),kelas Vb ada 6 siswa (27,3%)
siklus ketiga jumlah siswa tuntas kelas Va ada 23 siswa (92%), kelas
Vb ada 20 siswa (91%). Hasil siklus 1, 2 belum mencapai kreteria
ketuntasan. Siklus 3 sudah mencapai kreteria ketuntasan minimal dan
ketuntasan kelas.
5.2 Saran
5.2.1 Bagi Guru
Dalam menyusun RPP untuk pembelajaran IPA dengan memanfaatkan KIT IPA ,
(8)
merancang pengelolaan kelas yang baik sesuai dengan karakteristik materi dan
tingkat perkembangan siswa, serta membiasakan melaksanakan penilaian yang
mencakup tiga ranah; kognitif, afektif, dan psikomotorik, yang implementasinya
menjadi penilaian dalam proses dan penilaian hasil belajar. Demikian pula
aktivitas guru dalam pembelajaran diharapkan menguasai aturan pembelajaran
IPA , membangun interaksi yang sehat dan dinamis secara timbal balik, dan
rnembimbing secara optimal ketika siswa melakukan berbagai percobaan dengan
menggunakan peralatan KIT IPA, sehingga proses sains dapat berjalan sesuai
dasar kerja ilmiah, dan prestasi belajar siswa menjadi iebih baik. Di samping itu
guru hendaknya berupaya secara terus-menerus meningkatkan mutu
pembelajarannya dengan lebih sering melakukan penelitian tindakan kelas,
mendalami Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses dan
Permendiknas No. 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan serta
pedoman pembelajaran IPA di SD dari SEQIP sehingga RPP, pelaksanaan proses
pembelajaran, pelaksanaan penilaian pembelajaran dan tindak lanjut hasil
pembelajarannya mengikuti ketentuan yang berlaku dan selaras dengan tuntutan
Standar Nasional Pendidikan.
5.2.2 Bagi Siswa
Siswa hendaknya membiasakan diri begitu masuk kelas siap secara fisik maupun
psikis untuk mengikuti proses pembelajaran, sehingga dapat mengikuti kegiatan
sejak awal dan siap menjawab pertanyaan yang diberikan guru. Selain itu
hendaknya lebih kreatif dan lebih berani menggunakan berbagai peralatan IPA
(9)
jangan hanya bergantung pada guru, kapan ada kesempatan manfaatkanlah semua
peralatan yang tersedia dengan melakukan berbagai percobaan, tetapi jangan lupa
bacalah terlebih dahulu petunjuk penggunaannya. Jika masih ada yang kurang
jelas atau belum memahami cara menggunakannya, tanyakan kepada guru agar
Anda mendapat ilmu pengetahuan dan keterampilan yang baik dan benar.
5.2.3 Bagi Sekolah
Penelitian tindakan sekolah hendaknya digunakan oleh sekolah-sekolah sebagai
salah satu cara untuk menyelesaikan permasalahan , terutama yang berkaitan
dengan masalah hasil belajar atau prestasi sekolah. Penelitian tindakan sekolah
mampu mengidentifikasi dan menindaklanjuti suatu permasalahan yang berkaitan
dengan proses belajar mengajar di kelas. Selain itu, penelitian tindakan kelas juga
dapat digunakan sebagai alat kontrol kinerja guru dalam mengajar sehingga
(10)
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan sains merupakan ilmu yang mempelajari fenomena alam
semesta. Sains sebagai ilmu pengetahuan alam menjadi mata pelajaran yang dapat
diperoleh melalui fakta dan fenomena alam dengan kaitan empirik. Seiring dengan
pembaharuan dalam sistem pendidikan sekarang salah satu yang harus
dipersiapkan adalah peningkatan mutu proses pembelajaran. Hal ini akan menjadi
sangat baik bagi anak karena fenomena alam yang dipelajari ada di tengah-tengah
mereka, dan pembelajaran sains juga dapat mendekatkan diri kepada Tuhan
Yang Maha Esa.
Beberapa kelemahan pembelajaran sains selama ini antara lain guru kurang
mampu merumuskan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebagai persiapan
dalam pembelajaran dimana didalamnya tidak mencantumkan arah pembelajaran
dengan pendekatan metode praktikum. Materi yang diajarkan kepada peserta didik
lebih bersifat abstrak dan jauh dari pengalaman peserta didik. Selama proses
pembelajaran berlangsung peran guru selalu lebih dominan. Siswa sangat pasif,
minim aktivitas, yaitu hanya mendengarkan guru berbicara (mengajar) dalam
memberikan materi pelajaran. Pada umumnya pembelajaran yang berlangsung di
(11)
menjadi ruang utama bagi siswa untuk menimba ilmu. Dari hari ke hari mereka
duduk di bangku, mendengarkan penjelasan guru, mencatat, atau mengerjakan
tugas. Padahal bila di amati lebih jauh, di dalam pelajaran sains banyak terdapat
materi yang bisa dipraktekkan. Sebagian guru beranggapan bahwa praktek
merupakan kegiatan yang merepotkan.
Selama ini, persoalan laboratorium masih menjadi sesuatu yang diperdebatkan,
khususnya mengenai pengadaannya. Banyak sekolah yang belum memiliki
laboratorium, khususnya di lembaga pendidikan dasar. Banyak orang memandang
bahwa keberadaan laboratorium bisa menambah gengsi sekolah. Namun pada
kenyataannya keberadaan laboratorium masih belum dioptimalkan untuk
mempelajari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) secara praktek. Hal ini disebabkan
karena untuk menggabungkan teori dan praktek memerlukan persiapan RPP yang
baik.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Mamat Supriatna (2006:21) menyatakan
bahwa tidak efektifnya kegiatan praktikum di sekolah binaan Kelompok Kerja
Guru Ilmu Pengetahuan Alam (KKG IPA) antara lain disebabkan terbatasnya
sarana (alat dan bahan), guru merasa tidak sempat menyiapkan bahan kegiatan lab
karena beban tugas mengajar yang umumnya cukup banyak (rata-rata 24 jam per
minggu). Hampir semua sekolah dasar yang dibina KKG IPA Lampung Tengah
tidak memiliki tenaga laboran ataupun sekedar tenaga yang ditugaskan secara
khusus membantu di laboratorium dan bahkan masih banyak sekolah yang belum
(12)
Kegiatan praktikum merupakan salah satu bagian penting untuk menghasilkan
lulusan yang memiliki kompetensi tidak hanya teori, tetapi juga keterampilan dan
sikap ilmiah yang diharapkan dalam sains. Melalui praktek siswa diharapkan
memiliki keterampilan merancang, mengamati secara teliti dan lengkap, membuat,
menguji, menyempurnakan, dan kemudian membuat laporan.
Pemanfaatan KIT IPA di sekolah dasar masih terasa perlu ditingkatkan, karena
tidak sedikit KIT-KIT yang ada di sekolah belum dimanfaatkan secara optimal.
Tidak sedikit KIT yang masih utuh dan mulus karena jarang bahkan belum
tersentuh guru. Karena itu penggunaan KIT IPA harus dibiasakan, karena
sesungguhnya alat yang ada memudahkan guru dalam melaksanakan proses
pembelajaran.
Masalah lainnya dapat dilihat dengan penggunaan, pendekatan yang digunakan
sangat menentukan dari proses pembelajaran IPA di SDN 2 Seputih Jaya yaitu
masih banyak guru yang bukan dari bidang studi IPA, mengakibatkan penggunaan
pendekatan pembelajaran, lebih banyak dilakukan dengan pendekatan yang
konvensional sehingga pembelajaran terlihat hanya searah dari guru kesiswa.
Berangkat dari data di lapangan dan informasi dari guru IPA mengindikasikan
bahwa kelas Va dan Kelas Vb prestasi belajar materi gaya IPA adalah yang paling
rendah dibandingkan dengan kelas-kelas yang lain yaitu nilai rata-rata kelas
masih dibawah KKM. Untuk itu kualitas RPP yang dibuat guru IPA kelas Va dan
(13)
Informasi Terpadu (KIT) IPA perlu ditingkatkan, pelaksanaan evaluasi masih
perlu diperbaiki, aktivitas belajar masih perlu ditingkatkan yang akhirnya
bermuara pada peningkatan prestasi belajar siswa. Siswa-siswa di Sekolah Dasar
harus mendapatkan pengalaman belajar yang lebih kongkrit. Salah satu upaya
untuk menciptakan pembelajaran yang mampu memberikan pengalaman belajar
berkualitas dibutuhkan alat-alat bantu sejenis KIT IPA SD.
Rata-rata prestasi belajar materi gaya IPA siswa kelas V SD Negeri 2 Seputih Jaya
masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimem (KKM) yang telah ditetapkan oleh
sekolah, seperti disajikan pada tabel 1.1.
Tabel 1.1 Nilai Rata-Rata Ketuntasan Kelas Materi Gaya IPA Kelas V SD Negeri 2 Seputih Jaya Kecamatan Gunung Sugih
Kabupaten Lampung Tengah
No
Tahun Semester KKM
% Ketuntasan Kelas Va Kelas Vb
1 2008/2009 Ganjil 65 55 52
2 2009/2010 Ganjil 65 48 50
Sumber: Buku Induk Siswa SD Negeri 2 Seputih Jaya Kec. Gunung Sugih
Data pada tabel 1.1 di atas menunjukkan bahwa rata-rata prestasi belajar IPA
Materi Gaya siswa kelas V SD Negeri 2 Seputih Jaya masih di bawah KKM.
Sedangkan data ketuntasan belajar IPA siswa kelas V SD Negeri 2 Seputih Jaya
dalam buku daftar nilai guru semester ganjil tahun 2008/2009 pada kelas V.A
yang tergolong tuntas dengan nilai > KKM sebanyak 12 siswa dari 22 siswa atau
55% ketuntasan, dan yang belum tuntas dengan nilai < KKM sebanyak 10 siswa
dari 22 siswa atau 45% ketuntasan. Kelas V.B berjumlah 25 siswa, yang tuntas
(14)
belum tuntas dengan nilai < KKM sebanyak 12 siswa atau 48% ketuntasan.
Sedangkan tahun pembelajaran 2009/2010 pada semester yang sama kelas Va
yang tergolong tuntas dengan nilai > KKM sebanyak 12 siswa dari 25 siswa atau
48% ketuntasan, dan yang belum tuntas dengan nilai < KKM sebanyak 13 siswa
dari 25 siswa atau 52% ketuntasan. Kelas Vb berjumlah 22 siswa, yang tuntas
dengan nilai > KKM sebanyak 11 siswa atau 50% ketuntasan, sedangkan yang
belum tuntas dengan nilai < KKM sebanyak 11 siswa atau 50% ketuntasan.
Hasil pengamatan yang penulis lakukan pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) yang disusun oleh guru mata pelajaran IPA baik di kelas Va maupun kelas
Vb SD Negeri 2 Seputih Jaya dengan menggunakan format Alat Penilaian
Kemampuan Guru 1 (APKG1) mengindikasikan bahwa kualitas RPP kurang baik,
seperti tergambar pada tabel 1.2
Tabel 1.2 Hasil Penilaian RPP IPA Kelas V SD Negeri 2 Seputih Jaya
No Komponen yang Dinilai Kelas Nilai Keterangan
Va Kelas
Va
1 Menentukan bahan pelajaran dan
merumuskan tujuan 3 2
Nilai APKG 1= R R = A+B+C+D+E+F = .... 6
R = Rata-rata Butir
(FKIP UT, 2007: 43). 2 Memilih dan mengorganisasikan materi
media (alat bantu mengajar) dan sumber 3 3
3 Merancang skenario pembelajaran 2 3
4 Merancang pengelolaan kelas 3 2
5 Merancang prosedur dan
mempersiapkan alat penilaian 2 3
6 Kesan umum RPP 2 2
Rata-rata 2,5 2.5
(15)
Berdasarkan tabel 1.2 di atas, nilai rata-rata seluruh komponen RPP baik di kelas
Va maupun kelas Vb sebesar 2,5 atau klasifikasi kurang baik. Kualitas RPP yang
kurang baik, tentu akan sangat mempengaruhi kualitas proses pembelajaran,
karena pada dasamya proses pembelajaran merupakan implementasi dari RPP
(Depdiknas 2007: 14). Oleh karena itu, untuk menciptakan proses pembelajaran
yang baik harus berdasarkan pada RPP yang kualitasnya juga baik. Hasil
pengamatan proses pembelajaran materi gaya IPA kelas V dengan menggunakan
format Alat Penilaian Kemampuan Guru 2 (APKG2) dapat dilihat pada tabel 1.3.
Tabel 1.3 Hasil Pembelajaran IPA Kelas V SD Negeri 2 Seputih Jaya
No
Aspek yang Diamati Nilai
Keterangan Kelas Va Kelas Vb 1
Mengelola ruang, waktu, dan fasilitas belajar
1.1 Menyediakan alat bantu pembelajaran dan sumber belajar yang diperlukan
1.2 Melaksanakan tugas rutin kelas 1.3 Menggunakan waktu
pembelajaran secara efisien
2 4 3 2 4 2
Nilai APKG 2= R R =A+B+C+D+E+F+G= 7
R = Rata-rata Butir
(FKIP UT, 2007: 43). 2 Menggunakan strategi pembelajaran
2.1 Menggunakan jenis kegiatan yg sesuai dengan tujuan, siswa, situasi, dan lingkungan 2.2 Menggunakan alat bantu
(media) pembelajaran sesuai tujuan, siswa, situasi, dan lingkungan
2.3 Melaksanakan kegiatan
pembelajaran dalam urutan yang logis
2.4 Melaksanakan
kegiatanpembelajaran secara individual, kelompok, atau
klasikal 3 2 3 2 3 3 2 3
(16)
3.1 Memberikan petunjuk dan penjelasan yang berkaitan dengan isi pembelajaran
3.2 Menggunakan pertanyaan dan respon siswa
3.3 Menggunakan ekspresi lisan, tulisan, isyarat, dan gerakan badan
3.4 Memicu dan memelihara keterlibatan siswa
3.5 Mengakhiri pembelajaran dalam 1 Pertemuan
3 2 2 2 3 2 3 2 3 2
4 Bersikap terbuka & luwes serta membantu mengem bangkan sikap positif siswa terhadap belajar
4.1 Menunjukkan sikap ramah, luwes, terbuka, penuh
pengertian, dan sabar kepada siswa
4.2 Menunjukkan kegairahan dalam mengajar
4.3 Mengembangkan hubungan antarpribadi yang sehat dan serasi
4.4 Membantu siswa menyadari kelebihan dan
kekurangan 4.5 Membaritu siswa
menumbuhkan percaya diri
4 3 2 2 2 3 4 2 2 2
5 Mendemonstrasikan kemampuan khusus dalam pembelajaran IPA (praktikum)
5.1 Mendemonstrasikan atau membimbing siswa melakukan percobaan
5.2Hasil demonstrasi / percobaan meningkatkan pemahaman siswa 5.3 Mengelola pelaksanaan
demonstrasi/ praktikum 0 0 0 0 0 0
6 Melaksanakan penilaian proses dan hasil belajar
6.1 Melaksanakan penilaian selama proses pembelajaran
6.2 Melaksanakan enilaian ada akhir pembelajaran
0
3 0
2
7 Kesan umum pelaksanaan
(17)
7.1 Keefektivan pembelajaran 7.2 Penggunaan bahasa Indonesia lisan
7.3 Peka terhadap kesalahan berbahasa siswa 7.4 Penam ilan guru dalam Pembelajaran
3 3
4 3 4
4
Rata – Rata 2,5 2,5
Sumber: Hasil pengamatan proses pembelajaran IPA kelas V dengan format APKG2 (materi "Gaya Magnet").
Hasil pengamatan proses pembelajaran materi gaya IPA kelas V SD Negeri 2
Seputih Jaya sebagaimana ditampilkan pada tabel 1.3 di atas, menunjukkan bahwa
proses pembelajaran belum sesuai dengan yang diharapkan, terlihat dari: (1) aspek
2.2 (menggunakan alat bantu/media pembelajaran sesuai tujuan, siswa, situasi,
dan lingkungan) sangat kurang dengan skor 2, dengan-kata lain guru tidak
menggunakan media pembelajaran yang sesuai tujuan pembelajaran; (2) aspek 3.2
(menggunakan pertanyaan dan respon siswa) dan 3.4 (memicu keterlibatan siswa)
sangat kurang dengan skor 40 sehingga siswa pasif, dengan kata lain aktivitas
siswa dalam proses pembelajaran rendah; (3) aspek 4.3 (mengembangkan
hubungan antar pribadi yang sehat dan serasi) dan aspek 4.4 (membantu siswa
menyadari kelebihan dan kekurangannya) sangat kurang dengan skor 2 sehingga
dalam pembelajaran tidak terjadi interaksi timbal balik yang sehat dan dinamis;
(4) aspek ke-5 (mendemonstrasikan kemampuan khusus dalam pembelajaran
IPA/praktikum) nilainya 0, dimana guru sama sekali tidak melakukan percobaan,
padahal dengan materi "Gaya Magnet" seharusnya dalam pembelajaran dilakukan
percobaan-percobaan dengan menggunakan peralatan KIT IPA , ternyata guru
hanya menunjukkan pada gambar-gambar yang ada dalam buku dan Lembar
(18)
pembelajaran) nilainya 0 karena guru tidak melakukan penilaian proses selama
pembelajaran berlangsung. Secara umum; pembelajaran yang dilaksanakan masih
berlangsung secara konvensional (didominasi metode ceramah) dengan
menempatkan posisi guru sebagai sentral kegiatan, dan tidak tampak penggunaan
pendekatan multistrategi dan multimedia dalam pembelajaran. Penilaian hasil
pembelajaran yang dilakukan juga belum menggunakan prosedur dan teknik yang
benar, sebagaimana dipersyaratkan dalam Standar Penilaian Pendidikan.
Hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran sebagaimana dipaparkan pada
tabel 1.3 di atas, mencerminkan tingkat kemampuan guru atau aktivitas guru
da-lam melaksanakan proses pembelajaran pada klasifikasi "kurang" dengan nilai
rata-rata seluruh komponen 49, sehingga apabila keadaan ini merupakan sampel
kondisi yang sebenamya, maka cukup rasional jika prestasi belajar materi gaya
IPA kelas V SD Negeri 2 Seputih Jaya yang masih di bawah KKM dipengaruhi
oleh faktor pembelajaran yang belum kondusif. Sementara keberadaan KIT IPA
pada SDN 2 Seputih Jaya yang memiliki sarana dan prasarana pembelajaran IPA
dengan lengkap tidak dimanfaatkan. Penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri
seperti yang dipersyaratkan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
juga tidak dilakukan.
Mencermati hasil survei prapenelitian dan melihat kenyataan di atas, perlu upaya
untuk membantu meningkatkan prestasi belajar IPA siswa kelas V SD Negeri 2
Seputih Jaya dengan melaksanakan pembelajaran melalui pemanfaatan KIT IPA.
(19)
untuk memperoleh pengalaman langsung dengan melakukan percobaan-percobaan
, sehingga akan tinggi daya serap pembelajarannya. Hal ini didasarkan pada teori
pengalaman Dale bahwa dengan pengalaman langsung siswa mampu menyerap
hingga lebih dari 70% hasil pembelajaran (Sanjaya, 2008: 200).
Bukti lain bahwa pembelajaran dengan memanfaatkan KIT IPA mampu
meningkatkan prestasi belajar siswa, ditunjukkan oleh Hariyanto yang melakukan
penelitian tentang efektivitas pemanfaatan media KIT IPA pada pembelajaran
IPA Kelas VIb Sekolah Dasar Pangudi Luhur Bernadus 02 Semarang. Hasil
penelitian Hariyanto memberi kesimpulan bahwa efektivitas pemanfaatan media
KIT IPA pada pembelajaran IPA dapat meningkatkan prestasi belajar IPA siswa
Kelas VI B, ditandai dengan meningkatnya ratarata nilai sebelum mengefektifkan
media = 6,95; dan setelah mengefektifkan media, pada siklus I adalah 7;37, pada
siklus II = 7,98, dan pada siklus III menjadi 8;58.
Atas dasar data di atas penulis kemudian berupaya melakukan penelitian, yakni
dengan mengambil judul: Peningkan Prestasi Belajar Materi Gaya Dengan
Pemanfaatan Kotak Informasi Terpadu Ilmu Pengetahuan Alam Kelas V Sekolah
Dasar Negeri 2 Seputih Jaya Lampung Tengah.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, diidentifikasi beberapa masalah
sebagai berikut:
(20)
2) Proses pembelajaran materi gaya IPA tidak melakukan
percobaan-percobaan dengan memanfaatkan KIT IPA.
3) Guru kurang mampu menggunakan KIT IPA.
4) Aktivitas guru dalam proses pembelajaran materi gaya IPA kelas V kurang:
5) Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran materi gaya IPA kelas V rendah.
6) Pelaksanaan penilaian pembelajaran materi gaya IPA kelas V kurang baik.
7) Prestasi belajar IPA kelas V masih di bawah KKM.
1.3 Pembatasan Masalah.
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, tergambar jelas bahwa prestasi belajar
materi gaya IPA kelas V masih di bawah KKM. Banyak faktor yang
menyebabkan rendahnya prestasi belajar materi gaya IPA, maka agar lebih fokus
dan terarah penelitian ini; masalah dibatasi pada:
1) Kualitas RPP yang disusun guru IPA kelas V kurang baik.
2) Proses pembelajaran materi gaya IPA kelas V kurang baik.
3) Sistem penilaian pembelajaran materi gaya IPA kelas V kurang baik.
4) Prestasi belajar materi gaya IPA kelas V masih di bawah KKM.
1.4 Perumusan Masalah
Mengacu pada pembatasan masalah, maka dirumuskan masalahnya sebagai
berikut:
1) Bagaimanakah RPP yang disusun guru IPA kelas V dengan memanfaatkan
(21)
2) Bagaimanakah proses pembelajaran materi gaya IPA kelas V melalui
pemanfaatan KIT IPA dengan metode praktikum?
3) Bagaimanakah sistem penilaian pembelajaran materi gaya IPA kelas V
melalui pemanfaatan KIT IPA dengan metode praktikum?
4) Bagaimanakah peningkatan prestasi belajar IPA kelas V setelah dibelajarkan
melalui pemanfaatan KIT IPA dengan metode praktikum?
1.5 Tujuan Penelitian
Sejalan dengan perumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah
mendeskripsikan:
1) Kualitas RPP yang disusun guru IPA kelas V melalui pemanfaatan KIT
IPA dengan metode praktikum.
2) Proses pembelajaran materi gaya IPA kelas V melalui pemanfaatan KIT
IPA dengan metode praktikum.
3) Sistem penilaian pembelajaran materi gaya IPA kelas V melalui
pemanfaatan KIT IPA dengan metode praktikum.
4) Peningkatan prestasi belajar materi gaya IPA kelas V setelah dibelajarkan
melalui pemanfaatan KIT IPA dengan metode praktikum.
1.6 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian tentang peningkatan prestasi belajar materi gaya dengan
pemanfaatan kotak informasi terpadu ilmu pengetahuan alam kelas V SDN 2
(22)
1.6.1 Manfaat Bagi Siswa
a. Memberi suasana baru bagi siswa dalam kegiatan pembelajaran yang
diharapkan memberi semangat baru dalam belajar.
b. Membantu mempermudah siswa dalam menguasai materi sesuai standar
kompetensi dan kompetensi dasar.
c. Meningkatkan prestasi belajar siswa pada materi gaya.
1.6.2 Manfaat Bagi Guru
a. Meningkatkan profesionalitas guru.
b. Sebagai bahan masukan bagi guru dalam memilih strategi pembelajaran.
c. Menambah pengetahuan dan ketrampilan guru mengenai pemanfaatan KIT
IPA sehingga pada waktu tertentu dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran
selanjutnya.
1.6.3 Manfaat Bagi Sekolah
a. Diharapkan masyarakat lebih antusias untuk memasukkan anaknya ke
sekolah tersebut.
b. Menciptakan lingkungan sekolah sebagai obyek belajar siswa.
c. Memberikan sumbangan yang baik bagi sekolah dalam rangka perbaikan
proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar IPA
(1)
7.1 Keefektivan pembelajaran 7.2 Penggunaan bahasa Indonesia lisan
7.3 Peka terhadap kesalahan berbahasa siswa 7.4 Penam ilan guru dalam Pembelajaran
3 3 4
3 4 4
Rata – Rata 2,5 2,5
Sumber: Hasil pengamatan proses pembelajaran IPA kelas V dengan format APKG2 (materi "Gaya Magnet").
Hasil pengamatan proses pembelajaran materi gaya IPA kelas V SD Negeri 2 Seputih Jaya sebagaimana ditampilkan pada tabel 1.3 di atas, menunjukkan bahwa proses pembelajaran belum sesuai dengan yang diharapkan, terlihat dari: (1) aspek 2.2 (menggunakan alat bantu/media pembelajaran sesuai tujuan, siswa, situasi, dan lingkungan) sangat kurang dengan skor 2, dengan-kata lain guru tidak menggunakan media pembelajaran yang sesuai tujuan pembelajaran; (2) aspek 3.2 (menggunakan pertanyaan dan respon siswa) dan 3.4 (memicu keterlibatan siswa) sangat kurang dengan skor 40 sehingga siswa pasif, dengan kata lain aktivitas siswa dalam proses pembelajaran rendah; (3) aspek 4.3 (mengembangkan hubungan antar pribadi yang sehat dan serasi) dan aspek 4.4 (membantu siswa menyadari kelebihan dan kekurangannya) sangat kurang dengan skor 2 sehingga dalam pembelajaran tidak terjadi interaksi timbal balik yang sehat dan dinamis; (4) aspek ke-5 (mendemonstrasikan kemampuan khusus dalam pembelajaran IPA/praktikum) nilainya 0, dimana guru sama sekali tidak melakukan percobaan, padahal dengan materi "Gaya Magnet" seharusnya dalam pembelajaran dilakukan percobaan-percobaan dengan menggunakan peralatan KIT IPA , ternyata guru hanya menunjukkan pada gambar-gambar yang ada dalam buku dan Lembar Kerja Siswa (LKS); dan (5) aspek 6.2 (melaksanakan penilaian selama proses
(2)
pembelajaran) nilainya 0 karena guru tidak melakukan penilaian proses selama pembelajaran berlangsung. Secara umum; pembelajaran yang dilaksanakan masih berlangsung secara konvensional (didominasi metode ceramah) dengan menempatkan posisi guru sebagai sentral kegiatan, dan tidak tampak penggunaan pendekatan multistrategi dan multimedia dalam pembelajaran. Penilaian hasil pembelajaran yang dilakukan juga belum menggunakan prosedur dan teknik yang benar, sebagaimana dipersyaratkan dalam Standar Penilaian Pendidikan.
Hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran sebagaimana dipaparkan pada tabel 1.3 di atas, mencerminkan tingkat kemampuan guru atau aktivitas guru da-lam melaksanakan proses pembelajaran pada klasifikasi "kurang" dengan nilai rata-rata seluruh komponen 49, sehingga apabila keadaan ini merupakan sampel kondisi yang sebenamya, maka cukup rasional jika prestasi belajar materi gaya IPA kelas V SD Negeri 2 Seputih Jaya yang masih di bawah KKM dipengaruhi oleh faktor pembelajaran yang belum kondusif. Sementara keberadaan KIT IPA pada SDN 2 Seputih Jaya yang memiliki sarana dan prasarana pembelajaran IPA dengan lengkap tidak dimanfaatkan. Penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri seperti yang dipersyaratkan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) juga tidak dilakukan.
Mencermati hasil survei prapenelitian dan melihat kenyataan di atas, perlu upaya untuk membantu meningkatkan prestasi belajar IPA siswa kelas V SD Negeri 2 Seputih Jaya dengan melaksanakan pembelajaran melalui pemanfaatan KIT IPA. Pembelajaran melalui pemanfaatan KIT IPA memberi kesempatan kepada siswa
(3)
untuk memperoleh pengalaman langsung dengan melakukan percobaan-percobaan , sehingga akan tinggi daya serap pembelajarannya. Hal ini didasarkan pada teori pengalaman Dale bahwa dengan pengalaman langsung siswa mampu menyerap hingga lebih dari 70% hasil pembelajaran (Sanjaya, 2008: 200).
Bukti lain bahwa pembelajaran dengan memanfaatkan KIT IPA mampu meningkatkan prestasi belajar siswa, ditunjukkan oleh Hariyanto yang melakukan penelitian tentang efektivitas pemanfaatan media KIT IPA pada pembelajaran IPA Kelas VIb Sekolah Dasar Pangudi Luhur Bernadus 02 Semarang. Hasil penelitian Hariyanto memberi kesimpulan bahwa efektivitas pemanfaatan media KIT IPA pada pembelajaran IPA dapat meningkatkan prestasi belajar IPA siswa Kelas VI B, ditandai dengan meningkatnya ratarata nilai sebelum mengefektifkan media = 6,95; dan setelah mengefektifkan media, pada siklus I adalah 7;37, pada siklus II = 7,98, dan pada siklus III menjadi 8;58.
Atas dasar data di atas penulis kemudian berupaya melakukan penelitian, yakni dengan mengambil judul: Peningkan Prestasi Belajar Materi Gaya Dengan Pemanfaatan Kotak Informasi Terpadu Ilmu Pengetahuan Alam Kelas V Sekolah Dasar Negeri 2 Seputih Jaya Lampung Tengah.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:
(4)
2) Proses pembelajaran materi gaya IPA tidak melakukan percobaan-percobaan dengan memanfaatkan KIT IPA.
3) Guru kurang mampu menggunakan KIT IPA.
4) Aktivitas guru dalam proses pembelajaran materi gaya IPA kelas V kurang: 5) Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran materi gaya IPA kelas V rendah. 6) Pelaksanaan penilaian pembelajaran materi gaya IPA kelas V kurang baik. 7) Prestasi belajar IPA kelas V masih di bawah KKM.
1.3 Pembatasan Masalah.
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, tergambar jelas bahwa prestasi belajar materi gaya IPA kelas V masih di bawah KKM. Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya prestasi belajar materi gaya IPA, maka agar lebih fokus dan terarah penelitian ini; masalah dibatasi pada:
1) Kualitas RPP yang disusun guru IPA kelas V kurang baik. 2) Proses pembelajaran materi gaya IPA kelas V kurang baik.
3) Sistem penilaian pembelajaran materi gaya IPA kelas V kurang baik. 4) Prestasi belajar materi gaya IPA kelas V masih di bawah KKM.
1.4 Perumusan Masalah
Mengacu pada pembatasan masalah, maka dirumuskan masalahnya sebagai berikut:
1) Bagaimanakah RPP yang disusun guru IPA kelas V dengan memanfaatkan KIT IPA melalui metode praktikum?
(5)
2) Bagaimanakah proses pembelajaran materi gaya IPA kelas V melalui pemanfaatan KIT IPA dengan metode praktikum?
3) Bagaimanakah sistem penilaian pembelajaran materi gaya IPA kelas V melalui pemanfaatan KIT IPA dengan metode praktikum?
4) Bagaimanakah peningkatan prestasi belajar IPA kelas V setelah dibelajarkan melalui pemanfaatan KIT IPA dengan metode praktikum?
1.5 Tujuan Penelitian
Sejalan dengan perumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan:
1) Kualitas RPP yang disusun guru IPA kelas V melalui pemanfaatan KIT IPA dengan metode praktikum.
2) Proses pembelajaran materi gaya IPA kelas V melalui pemanfaatan KIT IPA dengan metode praktikum.
3) Sistem penilaian pembelajaran materi gaya IPA kelas V melalui pemanfaatan KIT IPA dengan metode praktikum.
4) Peningkatan prestasi belajar materi gaya IPA kelas V setelah dibelajarkan melalui pemanfaatan KIT IPA dengan metode praktikum.
1.6 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian tentang peningkatan prestasi belajar materi gaya dengan pemanfaatan kotak informasi terpadu ilmu pengetahuan alam kelas V SDN 2 Seputih Jaya Lampung Tengah adalah :
(6)
1.6.1 Manfaat Bagi Siswa
a. Memberi suasana baru bagi siswa dalam kegiatan pembelajaran yang diharapkan memberi semangat baru dalam belajar.
b. Membantu mempermudah siswa dalam menguasai materi sesuai standar kompetensi dan kompetensi dasar.
c. Meningkatkan prestasi belajar siswa pada materi gaya.
1.6.2 Manfaat Bagi Guru
a. Meningkatkan profesionalitas guru.
b. Sebagai bahan masukan bagi guru dalam memilih strategi pembelajaran. c. Menambah pengetahuan dan ketrampilan guru mengenai pemanfaatan KIT
IPA sehingga pada waktu tertentu dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran selanjutnya.
1.6.3 Manfaat Bagi Sekolah
a. Diharapkan masyarakat lebih antusias untuk memasukkan anaknya ke sekolah tersebut.
b. Menciptakan lingkungan sekolah sebagai obyek belajar siswa.
c. Memberikan sumbangan yang baik bagi sekolah dalam rangka perbaikan proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar IPA siswa